Review Mata Kuliah Dinamika Kawasan Eropa Nama : Rifki Ahmad Z S NPM : 0706291376 Sumber: Jokela, Johan. The European Union as International Actor – Europeanization EU’s Relations with Asia. Network for European Studies, University of Helsinki. Kompleksitas Pendefinisian Europeanization Munculnya Uni Eropa dalam perjalanan sejarah dunia telah memberikan satu gambaran baru dalam dinamika politik, ekonomi, ataupun permasalahan internasional lainnya. Kemunculannya serta perjalanan terbentuknya Uni Eropa tidak hanya berdampak signifikan bagi dunia internasional namun juga bagi internal negaranegara yang tergabung dalam Uni Eropa tersebut. Perjalanan sejarah kelam antar anggotanya seakan tenggelam disaat mereka sepakat untuk ikut serta ke dalam Uni Eropa. Jukela dalam artikelnya yang berjudul “The European Union as International Actor; Europeanization and EU’s Relations with Asia” melihat hal tersebut sebagai satu acuan dalam analisis tentang Uni Eropa sendiri. Namun, hal ini tidak dapat menjadi satu acuan disaat kita melihat peran Uni Eropa sebagai satu aktor bukan sekumpulan negara anggotanya.. Dalam artikelnya, Jokela melihat hal diatas ke dalam satu pembahasan yang memposisikan Uni Eropa sebagai satu kesatuan atau satu aktor tunggal dalam dunia internasional. Namun, ada satu hal yang sulit dilihat dari sisi tersebut bila kita menganalisis dengan melihat perjalanan sejarahnya. Jokela melihat bahwa dalam menganalisis Uni Eropa sebagai satu aktor, karakteristik dan cara kerja merupakan bagian yang harus dikaji lebih mendalam. Jokela dalam menganalisis hal tersebut menekankan pada pembahasan mengenai Europeanization yang diposisikan sebagai satu konsep ataupun satu bentuk yang dapat disebut dengan istilah Europeanization studies, mungkin tidak berbeda dengan American Studies maksudnya. Europeanization mempunyai pengertian dan pemahaman yang berbeda, hal ini sangat tergantung pada aspek atau sisi mana yang menjadi titik acuan berpikir yang kita lihat. Hal ini pada satu sisi terlihat sebagai satu bentuk konsep dalam European Studies ataupun hanyalah satu kata yang merupakan kunci dari satu analisis terhadap kebijakan ataupun karakteristik pergerakan dari Uni Eropa, ataupun satu istilah yang digunakan disaat kita menganalisis enlargment Uni Eropa. Jukela membagi istilah Europeanization ini ke dalam beberapa pemahaman. Pertama adalah Top-down Europeanization: A National Adaptation Approach. Pada bagian ini Jokela melihat Europeanization sebagai satu hal yang telah memberikan 1 dampak terhadap hal-hal bersifat domestik dari setiap anggotanya. Pengaruh yang dimaksud adalah terkait dengan kebijakan luar negeri ataupun segala bentuk kebijakan dari setiap negara anggota terkait dengan kebijakan dari Uni Eropa yang telah melalui proses “penyatuan” berbagai kebijakan negara anggota sebagai kebijakan yang terintegrasi atas nama satu Uni Eropa. Dengan kata lain, bagaimana segala bentuk kegiatan Uni Eropa mempengaruhi keadaan domestik negara-negara anggotanya. Pada bagian kedua, Jokela melihat bahwa beberapa akademisi melihat hal yang berlawanan dari bagian pertama yaitu Bottom-up Europeanization: A National Protection Approach. Akademisi pada bagian ini melihat bahwa yang perlu kita kaji adalah bukan melihat pengaruh Uni Eropa terhadap kondisi domestik negara anggotanya, namun seharusnya bagaimana pengaruh kebijakan luar negeri dari negara anggota tersebut mempengaruhi proses pengambilan kebijakan Uni Eropa yang terintegrasikan yang pada akhirnya mempengaruhi bentuk kebijakan Uni Eropa itu sendiri. Pada bagian ketiga – berbeda dari keduanya – Jokela melihat Europeanization as Adaptation and Projection dan juga pada bagian ke-empat Europeanisation beyond the European Union. Kedua hal tersebut pada intinya melihat permasalahan Europeanization sebagai satu hal yang memberikan perubahan baik yang bersifat internal dalam arti perubahan karakteristik dari setiap anggotanya serta perubahan pada tingkatan eksternal dimana dunia ikut terpengaruh dengan keberadaan Uni Eropa sendiri. Karakterisitik yang dimaksud adalah dari sisi birokrasi, pola kebijakan luar negeri tiap negara anggota, pola interaksi negara-negara non-Uni Eropa terhadap negara yang merupakan negara anggota Uni Eropa tersebut, kompleksitas pengambilan kebijakan Uni Eropa dalam berbagai bidang dan permasalahan, dan lainlain. Dalam pembahasan tersebut terlihat bahwa Europeanization ini lebih cenderung diposisikan sebagai satu konsep tentang Eropa itu sendiri. Namun, pendefinisian ini terbagi ke dalam beberapa karakteristik berbeda. Walaupun demikian, semua pembagian tersebut cenderung menjelaskan bahwa terdapat banyak dampak ataupun beberapa perubahan setelah Uni Eropa tersebut terbentuk, baik terhadap negara-negara anggota Uni Eropa maupun negara di luar Uni Eropa tersebut. Dalam pembahasan yang berbeda, John Borneman dan Nick Fowler melihat bahwa Europeanization sebagai satu konsep yang menjelaskan bagaimana Eropa kini 2 terbentuk dan bagaimana perjalanan panjang yang membawa negara dan masyarakat Eropa membentuk Uni Eropa sebagai satu perwujudan Eropa menuju yang lebih baik dan menghilangkan bayangan masa lalu ke depannya. 1 Dengan kata lain, Europeanization merupakan satu istilah yang menggambarkan proses terbentuknya Uni Eropa dan Eropa sekarang ini. Namun, tidak dipungkiri pula bahwa Fowler dan Borneman ini melihat adanya keterkaitan antara Uni Eropa dengan Europeanization tersebut yang keduanya mengacu pada perubahan karakteristik dari setiap negaranegara yang termasuk ke dalamnya, dalam hal ini Eropa secara territorial dan Uni Eropa secara politik internasional sebagai dampak akhirnya. Selanjutnya, bila kita melihat pembahasan Jokela mengenai hubungan antara Uni Eropa dengan Asia. Jukela membagi pembahasan hal tersebut ke dalam tiga bagian, yaitu; interregionalism, EU policymaking and EU institutions, dengan tujuan untuk melihat bagaimana dampak dari hubungan tersebut. Bila kita melihat kembali kepada judul dari artikel Jokela ini, pada bagian inilah Uni Eropa sangat digambarkan sebagai satu aktor internasional. Satu hal yang menarik ketika Jokela melihat bahwa Uni Eropa sebagai aktor internasional mencoba menerapkan poin positif dari karakteristik non-state actors dalam menciptakan kerjasama dengan pihak luar. Hal yang dimaksud adalah bagaimana Uni Eropa bekerja layaknya satu badan ataupun organisasi internasional bukan lagi sebagai satu perkumpulan negara-negara yang tentunya akan sangat tergantung dari karakter dan sikap setiap negara anggotanya dalam penentuan kebijakan dari Uni Eropa tersebut. Pembahasan kerjasama antara Uni Eropa dengan Asia ini tergambarkan dalam satu pembahasan mengenai Asia-Europe Meeting (ASEM). Uni Eropa dalam hal ini berusaha untuk menciptakan satu kerjasama dengan Asia dalam bentuk kerjasama interregional. Namun, satu hal yang menarik dan aneh menurut penulis, Eropa dalam bentuk kerjasama dengan regional di Asia ini tidak sepenuhnya kerjasama interregional. Sebagai contoh dimana Uni Eropa mengadakan kerjasama dengan negara yang menjadi superpower di kawasan na, seperti China, India. Hal lain yang menjadi pertanyaan adalah disaat kita membicarakan satu kawasan yang satu negara dengan yang lainnya saling membenci yaitu kawasan Asia Timur. Uni Eropa mengadakan satu kerjasama dengan China, Jepang, dan Korea Selatan yang hubungan 1 Lihat John Borneman and Nick Fowler, Europeanization Annual Review of Anthropology, Vol. 26 (1997), pp. 487-514. (Annual Reviews) yang terakhir kali dapat diakses melalui http://www.jstor.org/stable/2952532 pada tanggal 26 November 2009 pkul 17.33. 3 ketiga negara tersebut tidaklah terlalu baik dari perjalanan sejarahnya dan hingga kini.2 Disamping itu, satu hal yang lebih krusial – yang tidak tercantumkan dalam artikel Jokela ini – yaitu disaat Uni Eropa mengadakan satu kerjasama ekonomi dengan Taiwan yang merupakan satu hal yang dilarang oleh pemerintah China.3 Kerjasama yang dibentuk Uni Eropa dengan berbagai kawasan di Asia merupakan satu hal yang penuh dengan kebingungan. Pertama, bila dilihat kenyataan dimana Uni Eropa bekerjasama dengan ASEAN yang dalam kenyataannya tidak banyak memberikan pengaruh besar terhadap negara-negara anggota ASEAN sendiri4, ataupun Uni Eropa yang lebih memilih kerjasama dengan satu negara besar di salah satu kawasan Asia seperti China, Jepang, ataupun India merupakan satu poin pertanyaan besar. Inti dari pembahasan Jukela ini mengacu pada satu kata yaitu Europeanization. Jukela melihat Europeanization sebagai satu hal yang dapat dijadikan kerangka acuan berpikir dalam menganalisis Uni Eropa dalam banyak aspek yang melibatkannya – Uni Eropa. Penulis melihat satu kebingungan dalam pembahasan Jukela tersebut. Hal ini mengingat Europeanization – merupakan satu konsep yang lebih mengarah pada proses ataupun perjalanan sejarah yang membentuk Eropa ataupun Uni Eropa kini. Hal ini sangat sulit ketika Europeanization dijadikan acuan analisis ketika dimasukkan ke dalam satu studi kasus yang melibatkan Uni Eropa ke dalam satu kerjasama dengan Asia. Dalam sumber yang berbeda, Olsen melihat terdapat tiga karakteristik dari Europeanization tersebut, yaitu historical Europe, cultural Europe, dan political Europe.5 Pertama, historical Europe ini melihat Europeanization sebagai satu perjalanan sejarah yang membentuk karakteristik institusi politik Eropa, ”way of life”, 2 Lihat See Seng Tan dan Amitav Acharya. Ed. Asia Pacific Security Cooperation. New York, London; Nanyang Technological University, 2004. dalam buku ini dijelaskan bagaimana pola hubungan negaranegara di kawasan Asia Timur, atau lebih dikenal dengan istilah North East Asia sebagai pembeda dengan kawasan Asia Tenggara yang juga termasuk kawasan Asia Timur atau Far East Asia dalam studi Eropa ataupun Amerika. 3 Lihat Taube, Markus. Economic Relations between the PRC and the States of Europe. The China Quarterly, No. 169, Special Issue: China and Europe since 1978: A European Perspective (Mar., 2002), pp. 78-107. yang terakhir kali dapat diakses melalui http://www.jstor.org/stable/4618707 pada tanggal 26 November 2009 pkl. 17.42. 4 Lihat Anthony Forster. The European Union in South-East Asia: Continuity and Change in Turbulent Times. International Affairs (Royal Institute of International Affairs 1944-), Vol. 75, No. 4 (Oct., 1999), pp. 743-758 yang terakhir kali dapat diakses melalui http://www.jstor.org/stable/2626276 pada tanggal 26 November 2009 pkl. 17.20. 5 Lihat Sittermann, Birgit, M.A. Europeanisation – A Step Forward in Understanding Europe?. Westfälische Wilhelms-Universität Münster yang juga dapat diakses dari http:// nez.uni-muenster.de. 4 adanya kegiatan kolonialisasi, dan berbagai jenis aktfitas politik Eropa6. Dengan kata lain, pada karakteristik ini menjelaskan bahwa Europeanization tidak lain merupakan satu proses panjang sejarah yang membentuk karakteristik Eropa itu sendiri baik dalam bidang politik ataupun ”way of life” Eropa. Kedua, cultural Europe yang melihat Europeanization sebagai satu hal yang berkaitan dengan identity, budaya, dan karakteristik masyarakat Eropa. Dalam hal ini cultural Europe sangat menekankan bahwa keberagaman culture dari Eropa merupakan satu hal yang tidak dapat dielakkan walaupun Europeanization itu terjadi. Hal ini berkaitan dengan istilah EU-isation. Pendefinisian ini lebih cenderung mengarah pada sisi pemahaman antropologi. Ketiga, political Europe yang terbagi lagi menjadi tiga bagian yaitu Europeanisation as the development of Polity and Policies at the European level, Europeanisation as national adaptation due to EU influence, Europeanisation as EU enlargement, yang ketiga hal tersebut mengarahkan Europeanization sebagai satu hal yang tidak terlepas dari berbagai aspek politik Uni Eropa. 7 Dalam bagian karakteristik ini terlihat jelas bahwa Europeanization merupakan satu hal yang berkaitan dengan segala kegiatan ataupun pengaruh dari keberadaan Uni Eropa baik dalam tingkat internalnya ataupun eksternal dari Uni Eropa tersebut. Dengan demikian, terlihat jelas bahwa banyak hal kompleks ketika konsep Europeanization ini menjadi satu acuan analisis kita dalam melihat hubungan yang diciptakan antara Uni Eropa dengan Asia. Kompleksitas ini tidak hanya datang dari bagaimana dinamika hubungan antara Uni Eropa dengan Asia yang begitu kompleks namun juga datang dari apa definisi yang sebenarnya dari Europeanization ini. Bila Jokela memposisikan Europeanization sebagai satu acuan analisis, sangatlah terbatas terhadap permasalahan yang dapat dikaji hal tersebut. 6 7 Ibid. Ibid. 5