BERITA TERKINI Efek Perlindungan Anestesi Inhalasi Xenon Terhadap Jantung pharmacological preconditioning dini jantung, sehingga mengaktivasi PKC-ε dan target turunan dari p38 MAPK. Studi in vivo lain menunjukkan bahwa Xe preconditioning lambat (Xe-LPC) tidak menyebabkan peningkatan ekspresi COX-2 pada mRNA dan protein. Efek perlindungan terhadap jantung ini dapat memberikan keuntungan seperti HR (heart rate) yang lebih rendah dan tekanan arteri yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan gas anestesi volatile dan IV anestesi. Pasien coronary artery disease (CAD) memiliki risiko komplikasi intraoperatif seperti hipotensi dan takikardi, sehingga meningkatkan risiko gangguan jantung. Pemilihan jenis anestesi pada pasien CAD yang akan menjalani pembedahan non-cardiac perlu diperhatikan. Pemilihan jenis anestesi yang baik adalah agen anestesi yang memiliki efek hemodinamik yang minimal dan juga efek perlindungan terhadap jantung. Sebuah studi acak dilakukan untuk menilai perbandingan efek dari pemberian gas anestesi Xe atau propofol pada 40 pasien CAD ASA III-IV yang akan menjalani pembedahan elektif non-cardiac. Pasien secara acak dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu Xe-opioid dan propofol-opioid. Opioid yang digunakan adalah remifentanil dengan dosis 0,3 μg/kgBB/min (pre-oxygenation) dan pemeliharaan secara infus kontinu dengan dosis 0,05 μg/kgBB/min. Kelompok Xe diberi gas anestesi Xe untuk pemeliharaan dengan konsetrasi 65 (5)% dan untuk kelompok propofol diberikan dosis 5 (0,5) mg/kgBB/jam. Induksi anestesi dilakukan dengan pemberian etomidate, golongan IV anestesi, dengan dosis 0,2 mg/kgBB dan cisatracurium 0,1 mg/kgBB IV. X enon (Xe), merupakan golongan gas mulia (noble gas) yang memiliki sifat inert, ternyata memiliki efek biologis. Efek narkotik pada manusia pertama kali ditemukan pada tahun 1951 oleh Cullen dan Gross. Studi menunjukkan Xe tidak memiliki efek toksik dan teratogenik, selain itu relatif stabil di udara dan karena solubilitas yang rendah di dalam darah (blood/gas distribution coefficient 0,115) Xe memiliki efek induksi dan recovery yang cepat. MAC dari Xe, yang diukur berdasarkan potensi anestesi suatu agen, pertama kali ditentukan sebesar 71% dan pada saat ini diasumsikan sebesar 63%. Pada saat ini, data studi acak dengan kontrol 54 penggunaan Xe sebagai anestesi inhalasi pada pasien sehat yang menjalani pembedahan elektif telah tersedia, akan tetapi penggunaan pada pasien kategori high-risk ASA III-IV belum ada. Selain itu, harga Xe yang mahal juga membatasi penggunaan Xe secara umum sebagai anestesi inhalasi. Beberapa tahun terakhir, studi Xe ditujukan khususnya terhadap efek proteksi terhadap organ dan juga efek terhadap hemodinamik selama penggunaan Xe sebagai agen anestesi inhalasi. Studi penggunaan Xe in vivo terhadap jantung tikus menunjukkan efek perlindungan jantung dengan cara meningkatkan Hasil studi tersebut: 1. Skor BIS kedua kelompok dapat disesuaikan berdasarkan rentang nilai yang direkomendasikan (40-60), akan tetapi secara umum skor BIS lebih rendah bermakna pada kelompok Xe jika dibandingkan dengan kelompok propofol (p<0,001). 2. HR secara bermakna lebih rendah pada kelompok Xe jika dibandingkan dengan kelompok propofol (p<0,001). 3. MAP (mean arterial pressure) secara bermakna lebih tinggi pada kelompok Xe jika dibandingkan dengan kelompok propofol (p<0,02). 4. Terjadi perbaikan TEI (lebih dikenal dengan myocardial performance index) yang lebih baik CDK-212/ vol. 41 no. 1, th. 2014 BERITA TERKINI pada kelompok Xe jika dibandingkan dengan kelompok propofol (p=0,01). 5. Peningkatan fungsi LV (left ventricular) lebih baik secara bermakna pada kelompok Xe jika dibandingkan dengan kelompok propofol (p<0,05). 6. Efek samping yang berhubungan dengan HR dan MAP sebanding antara kedua kelompok, akan tetapi kejadian PONV secara bermakna lebih tinggi pada kelompok Xe jika dibandingkan dengan kelompok propofol (p<0,01). 7. Tidak terdapat tanda iskemik miokardial akut perioperatif pada kedua kelompok, yang dinilai berdasarkan Tei index (TOE), ECG, dan pelepasan troponin T. Simpulannya, anestesi pemeliharaan dengan gas inhalasi Xe memberikan efek MAP yang lebih tinggi tanpa gangguan fungsi jantung jika dibandingkan dengan propofol pada pasien CAD yang menjalani pembedahan non-cardiac. Hasil ECG juga menunjukkan fungsi LV yang lebih baik pada penggunaan gas Xe. Penggunaan anestesi inhalasi yang umum digunakan pada pembedahan jantung karena memiliki perubahan efek hemodinamik minimal adalah anestesi inhalasi sevoflurane. Sebuah studi pilot terbaru membandingkan efek penggunaan gas anestesi sevoflurane atau Xe pada pasien yang menjalani CABG (coronary artery bypass grafting). Sejumlah 30 pasien yang menjalani CABG elektif dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok Xe (4550 vol%) atau kelompok SEVO (1-1,4 vol%). Hasil studi pilot terbaru ini menyimpulkan kejadian efek samping kedua kelompok sebanding (p>0,05). Sehingga simpulan studi ini adalah balanced xenon anaesthesia aman dan dapat digunakan dengan efektif jika dibandingkan dengan kelompok sevoflurane pada pasien yang akan menjalani CABG. (MAJ) REFERENSI: 1. Weber NC, Frässdorf J, Ratajczak C, Grueber Y, Schlack W, Hollmann MW, et al. Xenon induces late cardiac preconditioning in vivo: a role for cyclooxygenase 2? Anesth Analg. 2008;107(6):1807-13. 2. Derwall M, Coburn M, Rex S, Hein M, Rossaint R, Fries M. Xenon: recent developments and future perspectives. Minerva Anestesiol. 2009;75(1-2):37-45. 3. Baumert JH, Hein M, Hecker KE, Satlow S, Neef P, Rossaint R. Xenon or propofol anaesthesia for patients at cardiovascular risk in non-cardiac surgery. Br J Anaesth. 2008;100(5):605-11. 4. Weber NC, Toma O, Wolter JI, Obal D, Müllenheim J, Preckel B, et al. The noble gas xenon induces pharmacological preconditioning in the rat heart in vivo via induction of PKC-epsilon and p38 MAPK. Br J Pharmacol. 2005;144(1):123-32. 5. Stoppe C, Fahlenkamp AV, Rex S, Veeck NC, Gozdowsky SC, Schälte G, et al. Feasibility and safety of xenon compared with sevoflurane anaesthesia in coronary surgical patients: a randomized controlled pilot study. Br J Anaesth 2013. CDK-212/ vol. 41 no. 1, th. 2014 55