BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Komunikasi selalu

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi
Komunikasi selalu dilakukan manusia dalam kesehariannya, entah itu berupa
komunikasi verbal berupa percakapan dan tulisan ataupun non verbal berupa
simbol-simbol, gerakan dan isyarat yang disampaikan lewat bahasa tubuh
seseorang untuk menyatakan kesukaan ataupun ketidaksukaannya terhadap orang
lain.
Kata atau istilah komunikasi berasal dari bahasa Inggris “communication”,
secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin
communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis. Dalam
kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’
yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan
makna16.
Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian
suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jika dua orang terlibat dalam
komunikasi, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada
kesamaan makna mengenai apa yang dikomunikasikan, yakni baik si penerima
maupun si pengirim sepaham dari suatu pesan tertentu17. Menurut Bernard
Berelson
& Gary A.Steiner, pengertian Komunikasi
16
adalah Transmisi
Onong Uchjana Effendy.,Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2007 hal 9
17
Deddy Mulyana.,Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2005
hal 62
12
13
informasi, gagasan, emosi, ketrampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan
simbol-simbol, kata-kata, gambar, figur, grafik dan sebagainya18.
Berdasarkan beberapa pengertian komunikasi menurut para ahli seperti
Harorl dan Bernard, maka peneliti menyimpulkan bahwa Komunikasi adalah
sebuah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan dengan
menggunakan simbol-simbol yang dimengerti kedua belah pihak. Komunikasi
dapat berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat memiliki kesamaan
makna mengenai satu hal yang dikomunikasikan.
Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Dimensi – Dimensi
Komunikasi, tujuan komunikasi adalah sebagai berikut19:
1. Perubahan Sosial/Mengubah Masyarakat ( to change the society )
Memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan akhir
supaya masyarakat mau mendukung dan ikut serta terhadap tujuan
informasi itu disampaikan. Misalnya supaya masyarakat ikut serta dalam
pemilu, ikut serta dalam berperilaku sehat,dan lain sebagainya.
2. Perubahan Sikap ( to change the attitude )
Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan
supaya masyarakat akan berubah sikapnya.
3. Perubahan Opini, Pendapat ( to change the opinion )
18
Deddy Mulyana.,op.cit., hal 68
Onong Uchjana Effendy., Dimensi-Dimensi Komunikasi, Bandung : PT Remaja Rosda Karya,
2009 hal 8
19
14
Memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan akhirnya
supaya masyarakat mau berubah pendapat dan persepsinya terhadap tujuan
informasi itu disampaikan.
4. Perubahan Perilaku ( to change behavior )
Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan
supaya masyarakat akan berubah perilakunya.
Berdasarkan tujuan komunikasi yang dikemukakan Effendy, Peneliti
menyimpulkan bahwa tujuan berkomunikasi adalah sebuah perubahan. Informasi
yang disampaikan komunikator kepada komunikan diharapkan dapat membawa
perubahan pada diri komunikan. Perubahan yang terjadi dapat berupa perubahan
sikap dari komunikan, perubahan pola pikir terhadap suatu hal, maupun
perubahan besar dalam suatu masyarakat.
Sifat komunikasi menurut Onong Uchana Effendy ada beberapa jenis, yaitu20 :
1. “Tatap muka (face-to-face)
2. Bermedia (Mediated)
3. Verbal (Verbal):
a. Lisan (Oral)
b. Tulisan
4. Non verbal (Non-verbal):
a. Gerakan/ isyarat badaniah (gestural)
b. Bergambar (Pictorial)
20
Onong Uchjana Effendy., op.cit., hal 7
15
Sifat-sifat komunikasi yang disebutkan Onong Uchayana diatas merupakan
cara-cara yang dapat digunakan komunikator dalam menyampaikan pesan kepada
komunikan agar pesan tersebut tersalurkan secara efektif, mudah dipahami dan
dimengerti. Komunikator yang baik akan mampu membaca karakteristik
komunikannya sehingga dapat ditentukan cara terbaik yang dipilih untuk
menyampaikan informasi kepada komunikan agar memperoleh umpan bail
(feedback) yang tepat sesuai yang ingin disampaikan komunikator.
2.2 Komunikasi Organisasi
Komunikasi ada dimana-mana. Demikian juga dalam organisasi. Tanpa
komunikasi, tidak mungkin ada organisasi. Organisasi digerakkan oleh
komunikasi, manusia organisasi harus mampu berkomunikasi21. Berlandaskan
dasar konsep tersebut, maka komunikasi dalam organisasi merupakan ilmu yang
penting dipelajari.
Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pengiriman dan
penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun
informal dari suatu organisasi. Komunikasi organisasi dapat bersifat formal
dan informal.Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh
organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi.
Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang orientasinya lebih
kepada anggotanya secara individual22.
Komunikasi ibarat aliran darah suatu organisasi, baik berupa komunikasi
internal yang merupakan bentuk pertukaran informasi dan ide di dalam
organisasi maupun komunikasi eksternal yang dilakukan untuk membawa
informasi masuk atau keluar dari organisasi guna mencapai tujuan
organisasi23.
21
Akhmadsyah Naina,dkk., 75 Tahun M. Alwi Dahlan: Manusia Komunikasi, Komunikasi
Manusia, Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2008 hal 211
22
Wiryanto., Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Grasindo, 2004 hal 54-55
23
Badri Munir Sukoco., Manajemen Administrasi Perkantoran Modern, Surabaya: Erlangga, 2007
hal 86
16
Arus Komunikasi Organisasi menurut Romli dapat dibagi menjadi dua, antara
lain24 :
1. Komunikasi Internal
Proses penyampaian pesan antara anggota-anggota dalam organisasi yang
terjadi untuk kepentingan organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan
dan bawahan, antara sesama bawahan, dan lain sebagainya. Komunikasi
Internal dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Komunikasi Vertikal, yaitu komunikasi dari atas ke bawah
(komunikasi dari pimpinan kepada bawahan) dan dari bawah ke atas
(komunikasi dari bawahan kepada pimpinan).
b. Komunikasi horizontal atau lateral, yaitu komunikasi antar sesama
seperti dari karyawan kepada karyawan, manajer kepada manajer, dan
lain sebagainya.
2. Komunikasi Eksternal
Komunikasi Eksternal adalah komunikasi antara pimpinan organisasi
dengan khalayak di luar organisasi.
a. Komunikasi dari organisasi kepada khalayak, komunikasi ini
dilaksanakan
umumnya
bersifat
informatif,
yang
dilakukan
sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan,
setidaknya ada hubungan batin.
24
Khomsahrial Romli. Komunikasi Organisasi Lengkap. Jakarta: Grasindo. 2011 hal 6-7
17
b. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi, komunikasi dari
khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari
kegiatan dan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi.
Tujuan utama dari komunikasi organisasi dalam buku “Wacana Komunikasi
Organisasi” Alo Liliweri ada tiga yaitu25:
1. Sebagai tindakan koordinasi
Komunikasi dalam organisasi bertujuan untuk mengkoordinasikan sebagian
atau seluruh tugas dan fungsi organisasi yang telah dibagi-bagi dalam bagian
atau sub bagian yang melaksanakan visi dan misi organisasi di bawah
pimpinan atau manajer atau serta para bawahan mereka. Organisasi tanpa
koodinasi, organisasi tanpa komunikasi sama dengan organisasi yang
menampilkan aspek individual dan bukan menggambarkan aspek kerja sama.
2. Memberi Informasi (information sharing)
Salah satu tujuan komunikasi yang penting adalah menghubungkan seluruh
aparatur organisasi dengan tujuan organisasi. Komunikasi mengarahkan
manusia dan aktivitas mereka dalam organisasi. Sebuah informasi atau
pertukaran informasi berfungsi untuk membagi kemudian menjelaskan
informasi tentang tujuan organisasi, arah dari suatu tugas, bagaimana usaha
untuk mencapai hasil , dan pengambilan keputusan.
3. Komunikasi bertujuan untuk menampilkan perasaan dan emosi
25
Alo Liliweri., Wacana Komunikasi Organisasi, Bandung: Mandar Maju, 2004 hal 56
18
Di dalam suatu organisasi tentunya terdapat sekumpulan manusia yang
bekerja sendiri maupun kerja sama dengan orang lain. Mereka disebabkan
oleh terlalu banyaknya informasi yang diterima oleh organisasi dari pada
yang dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan mereka.
Berdasarkan tujuan komunikasi organisasi yang dikemukakan Alo Liliweri,
maka dapat disimpulkan bahwa organisasi tanpa komunikasi adalah hal yang tidak
mungkin terjadi. Komunikasi dalam organisasi adalah penyangga sebuah
organisasi dapat berdiri karena dalam suatu organisasi tidak hanya terdapat satu
orang individu yang bekerja melainkan sekumpulan individu yang dituntut
bekerjasama satu sama lain untuk kemajuan organisasi.
Conrad dalam Tubbs dan Moss mengidentifikasikan tiga fungsi komunikasi
organisasi, antara lain26 :
1. Fungsi perintah
Berkenaan dengan angota-anggota organisasi yang memiliki hak dan
kewajiban membicarakan, menerima, menafsirkan dan bertindak atas suatu
perintah. Tujuan dari fungsi perintah adalah koordinasi diantara sejumlah
anggota yang bergantung dalam organisasi tersebut.
2. Fungsi relasional
Berkenaan
dengan
komunikasi
memperbolehkan
anggota-anggota
menciptakan dan mempertahankan bisnis produktif hubungan personal
dengan anggota organisasi lain. Hubungan dalam pekerjaan mempengaruhi
26
Tubbs, Stewart L dan Sylvia Moss.,Human Communication: Konteks-Konteks Komunikasi,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005 hal 170
19
kenirja pekerjaan (job performance) dalam berbagai cara. Misal: kepuasan
kerja; aliran komunikasi ke bawah maupun ke atas dalam hirarkhi
organisasional, dan tingkat pelaksanaan perintah. Pentingnya dalam
hubungan antarpersona yang baik lebih terasa dalam pekerjaan ketika anda
merasa bahwa banyak hubungan yang perlu dlakukan tidak anda pilih, tetapi
diharuskan oleh lingkungan organisasi, sehingga hubungan menjadi kurang
stabil, lebih memacu konflik, kurang ditaati, dsb.
3. Fungsi manajemen ambigu
Berkenaan dengan pilihan dalam situasi organisasi sering dibuat dalam
keadaan yang sangat ambigu. Misal: motivasi berganda muncul karena
pilihan yang diambil akan mempengaruhi rekan kerja dan organisasi,
demikian juga diri sendiri; tujuan organisasi tidak jelas dan konteks yang
mengharuskan adanya pilihan tersebut adanya pilihan tersebut mungkin tidak
jelas.
Komunikasi
adalah
alat
untuk
mengatasi
dan
mengurangi
ketidakjelasan (ambiguity) yang melekat dalam organisasi. Anggota berbicara
satu dengan lainnya untuk membangun lingkungan dan memahami situasi
baru, yang membutuhkan perolehan informasi bersama.
Fungsi komunikasi dalam organisasi yang dijelaskan Conrad dapat
disimpulkan bahwa komunikasi tidak hanya digunakan sebagai pengirim pesan
antar individu, melainkan meliki fungsi perintah untuk menggerakkan individu
lain bekerja, membangun relasi hubungan antar individu agar tercipta iklim
organisasi yang harmonis serta berfungsi juga sebagai manajemen ambigu yaitu
mengurangi ketidakjelasan informasi agar tidak menimbulkan salah persepsi.
20
Adapun kendala-kendala komunikasi menurut Wursanto dapat digolongkan
ke dalam tiga hal sebagai berikut27 :
a. Hambatan teknis
1.Kurangnya sarana dan prasarana yang diperlukan dalam proses
komunikasi.
2. Penguasaan teknik dan metode berkomunikasi yang tidak sesuai.
3. Kondisi fisik yang tidak memungkinkan terjadinya proses komunikasi.
b. Hambatan semantik
Semantik dapat diartikan sebagai suatu studi tentang pengertian yang
diungkapkan melalui bahasa, baik bahasa lisan (melalui ucapan, bahasa
badan) maupun bahasa tertulis. Maksud dengan hambatan semantik ini
adalah kesalahan dalam penafsiran, salah dalam pemberian pengertian
bahasa dalam menyampaikan pesan dalam proses komunikasi.
c. Hambatan perilaku
1. Pandangan yang bersifat apriori.
2. Prasangka yang didasarkan pada emosi.
3. Suasana otoriter.
4. Ketidakmauan untuk berubah.
5. Sifat yang egosentris.
Berdasarkan sejumlah hambatan komunikasi yang dijelaskan diatas, maka peneliti
menyimpulkan bahwa hambatan komunikasi antar individu dalam organisasi tidak
27
Wursanto., Dasar-dasar Ilmu Organisasi, Yogyakarta: Andi, 2003 hal 176
21
hanya disebabkan faktor internal dalam diri individu yang salah mempersepsikan
maksud individu lain, melainkan bisa disebabkan faktor lain seperti masalah
teknis karena kurangnya sarana prasarana komunikasi maupun suasana organisasi
yang tidak mendukung sehingga individidu sulit untuk berkomunikasi satu sama
lain.
2.3 Komunikasi Internal
2.3.1 Dimensi Komunikasi Internal
Komunikasi Internal adalah proses penyampaian pesan antara anggotaanggota dalam organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi, seperti
komunikasi antara pimpinan dan bawahan, antara sesama bawahan, dan lain
sebagainya. Komunikasi yang terjadi antar karyawan dalam organisasi ini
dapat dibedakan atas dua pola antara lain28 :
a. Komunikasi Formal
komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya
berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam
organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus
dilakukan dalam organisasi. Dalam kaitannya dengan proses
penyampaian informasi dari manajer kepada bawahan ataupun dari
manajer ke karyawan, pola transformasi informasinya dapat berbentuk
komunikasi dari atas ke bawah (downward communications),
komunikasi dari bawah ke atas (upward communications), komunikasi
28
Don F. Faules dan R. Wayne Pace.,Komunikasi Organisasi,Bandung : PT Remaja Rosda Karya,
2001 hal 184-195
22
horizontal (horizontal communications), dan komunikasi diagonal
(diagonal communications).
Gambar 2.1
Jaringan Komunikasi Fromal
Sumber : Pace & Faules (2001:184)
1. Komunikasi dari atas ke bawah
Komunikasi ke bawah (downward communication) adalah
penyampaian informasi dari atasan ke bawahan sesuai dengan
struktural di organisasi. Penggunaan komunikasi ini digunakan
untuk pengarahan, tujuan, disiplin, perintah, pertanyaan dan
kebijaksanaan umum. Komunikasi dari atas ke bawah tersebut
dapat berbentuk lisan (oral communications) maupun tertulis
(written communications).
23
2. Komunikasi dari bawah ke atas
Komunikasi ke atas (upward communication) adalah penyampaian
informasi dari bawahan ke atasan. Pesan yang ingin disampaikan
mula-mula berasal
dari
para karyawan
yang selanjutnya
disampaikan ke jalur yang lebih tinggi. Keterlibatan karyawan
(bawahan) dalam proses pengambilan keputusan merupakan salah
satu cara yang positif dalam upaya membantu pencapaian tujuan
organisasi.
3. Komunikasi Horisontal
Komunikasi
horisontal
(horizontal
communication)
adalah
komunikasi yang melibatkan antar individu atau kelompok pada
level yang sama. Tujuan komunikasi horizontal antara lain untuk
mengkoordinasikan penugasan kerja, berbagi informasi mengenai
rencana dan kegiatan, memecahkan masalah yang timbul di antara
orang-orang yang berada dalam tingkat yang sama, untuk
memperoleh pemahaman bersama.
4. Komunikasi Diagonal (Lintas Saluran)
Komunikasi
diagonal
(diagonal
communication)
adalah
komunikasi yang dilakukan antar individu atau kelompok pada
bagian berbeda dan tingkatan yang berbeda pula.Kelebihan dari
komunikasi ini dapat mempercepat penyebaran informasi. Namun
kelemahannya penyebaran informasi tidak sesuai dengan jalur
rutin dan struktur organisasi yang sudah ada.
24
b. Komunikasi Informal
Bila anggota organisasi berkomunikasi dengan yang lainnya tanpa
memperhatikan posisi mereka dalam organisasi, pengarahan arus
informasi bersifat pribadi. Dalam jaringan komunikasi informal,
orang-orang yang ada dalam suatu organisasi dapat berkomunikasi
secara luas memperbincangkan humor yang baru didengar, keluarga,
dunia olah raga, music, acara film, dan hal-hal yang berkaitan dengan
situasi kerja yang ada dalam organisasinya.
2.3.2
Indikator Komunikasi Internal
R.Wayne.Pace dan Don F.Faules dalam Buku Komunikasi Organisasi
memberikan beberapa indikator komunikasi internal antara lain29 :
1. Keterbukaan karyawan dalam menginformasikanmasalah pekerjaan
yang dihadapinya.
2. Kesalahfahaman dalam berkomunikasi baik komunikasi secara
vertikal maupun horizontal.
3. Hambatan-hambatan dalam berkomunikasi yang dialami atasan
maupun bawahan.
4. Keinginan karyawan memberikan saran kepada atasan.
5. Kemampuan karyawan dalam menyelesaikan masalah pekerjaan.
6. Hubungan kerja karyawan dengan atasan.
7. Keberanian karyawan dalam menginfomasikan ketidakpuasan bekerja.
29
Don F. Faules dan R. Wayne Pace.,Komunikasi Organisasi,Bandung : PT Remaja Rosda Karya,
2004 hal 23-27
25
8. Instruksi pimpinan mengenai pekerjaan.
9. Keinginan atasan menginformasikan kesalahan di dalam pekerjaan.
10. Kesediaan atasan menginformasikan visi, misi, & tujuan perusahaan
kepada karyawan.
2.4 Public Relations
Dalam organisasi, Public Relations merupakan bagian terpenting dari
komunikasi yang bertujuan memperkenalkan dan mengangkat citra positif
organisasi atau perusahaan tertentu secara internal atau eksternal.
Maria Assumpta Rumanti mendefinisikan Public Relations adalah kegiatan
atau aktivitas yang proses kegiatannya melalui empat tahap, yaitu penelitian
yang didahului penemuan, analisis, pengolahan data dan sebagainya;
perencanaan yang direncanakan; pelaksanaan yang tepat; evaluasi, penilaian
setiap tahap dan evaluasi keseluruhan.30
International Public Relations Association (IPRA) dalam Rumanti
menyebutkan Public Relations merupakan fungsi manajemen yang
direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasiorganisasi, lembaga-lembaga umum dan pribadi dipergunakan untuk
memperoleh dan membina saling pengertian, simpati dan dukungan dari
mereka yang ada hubungan dan diduga akan ada kaitannya, dengan cara
menilai opini publik mereka, dengan tujuan sedapat mungkin
menghubungkan kebijaksanaan dan ketatalaksanaan, guna mencapai kerja
sama yang lebih produktif, dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang
lebih efisien, dengan kegiatan penerangan yang terencana dan tersebar luas31.
Public Relations sangat dibutuhkan dalam komunikasi dengan public internal
dan eksternal perusahaan. Menurut Ruslan, hubungan masyarakat internal adalah
hubungan dengan publik yang menjadi bagian dari unit/badan/perusahaan atau
organisasi itu sendiri. Sedangkan hubungan masyarakat eksternal adalah
30
Maria Assumpta Rumanti.,Dasar-Dasar Public Relations Teori dan Praktik, Jakarta: PT
Grasindo, 2005 hal 7-8
31
Maria Assumpta Rumanti., op.cit., hal 11
26
hubungan dengan publik umum (masyarakat) untuk mengusahakan tumbuhnya
sikap dan gambaran publik yang positif terhadap lembaga yang diwakilinya.32.
Kegiatan PR dalam hubungan dengan public internal perusahaan khususnya
karyawan, dapat dilaksanakan dalam bentuk berbagai macam aktivitas dan program,
antara lain sebagai berikut33 :
a.
Program Pendidikan dan Pelatihan
Program pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh perusahaan yakni
dalam upaya meningkatkan kinerja dan keterampilan (skill) karyawan dan
kualitas maupun kuantitas pemberian jasa pelayanan dan sebagainya.
b.
Program Motivasi Kerja Berprestasi
Program ini diharapkan dapat mempertemukan antara motivasi dan prestasi
serta disiplin karyawan dengan harapan-harapan itu keinginan dari pihak
perusahaan dalam mencapai produktivitas yang tinggi.
c.
Program Penghargaan
Dimaksudkan adalah upaya perusahaan untuk memberikan suatu penghargaan
kepada para karyawan, baik yang berprestasi kerja maupun cukup lama masa
pengabdiannya. Dalam hal ini, penghargaan akan menimbulkan loyalitas
terhadap perusahaan.
d.
Program Acara Khusus (Special Events)
Merupakan program khusus yang sengaja dirancang di luar bidang pekerjaan
sehari-hari,misalnya dengan berpiknik bersama yang dihadiri oleh pimpinan
32
Rosady, Ruslan.,Manajemen Public Relations & Media Komunikasi: Konsepsi dan Aplikasi,
Jakarta: Rajawali Pers, 2010 hal 23
33
Ibid., hal 278-279
27
dan semua karyawannya dengan maksud untuk menumbuhkan rasa keakraban
diantara sesama karyawan dan pimpinan.
e.
Program Media Komunikasi Internal
Membentuk program media komunikasi internal melalui bulletin,news release,
dan majalah perusahaan yang berisikan pesan,informasi dan berita yang
berkaitan dengan kegiatan antar karyawan atau perusahaan dengan pimpinan.
PT Panji Putra Kreasi sebagai objek tempat penelitian, diketahui tidak
memiliki divisi public relations melainkan hanya menjalankan aktivitas public
relations yang secara langsung di programkan oleh direktur PT Panji Putra Kreasi.
Tujuan kegiatan internal relations yang dilakukan PT Panji Putra Kreasi
adalah untuk membentuk suasana kerja yang harmonis sehingga meningkatkan
produktifitas kerja, mampu menunjang pelaksanaan strategi dan tujuan organisasi
atau perusahaan, dapat menurunkan “employement cost”, serta membantu
karyawan untuk tumbuh dan berkembang.
Pada PT Panji Putra Kreasi, fungsi PR dalam hubungan internal yang
dilakukan antara lain dengan melakukan program acara gathering dan office tour
yang dilaksanakan setiap tahunnya, dimana seluruh karyawan inti diajak untuk
melakukan trip wisata bersama baik dalam maupun luar negeri untuk lebih
mendekatkan hubungan personal antar karyawan dan atasan dengan karyawan.
28
2.5 Produktivitas Kerja Karyawan
Setiap perusahaan yang karyawannya professional, terampil, dan memiliki
etos kerja tinggi umumnya menghasilkan produktivitas kerja yang tinggi bagi
perusahaan. Menurut Yuniarsih dan Suwatno, produktivitas kerja karyawan
adalah hasil konkrit (produk) yang dihasilkan oleh individu atau kelompok,
selama satuan waktu tertentu dalam suatu proses kerja34.
Sedangkan menurut Greeberg yang dikutip oleh Yuniarsih dan Suwatno
mendefinisikan produktivitas sebagai perbandingan antar totalitas pengeluaran
pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama periode tersebut35.
2.5.1
Dimensi Produktivitas Kerja Karyawan
Menurut Umar dalam A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, membagi aspekaspek produktivitas kerja sebagai berikut36 :
1. Mutu pekerjaan
2. Kejujuran karyawan
3. Inisiatif
4. Kehadiran
5. Sikap
6. Kerja sama
7. Keandalan
8. Pengetahuan tentang pekerjaan
34
Tjutju Yuniarsih, Suwatno.,op cit., hal 156
Ibid., hal 157
36
A.A.Anwar Prabu Mangkunegara. , Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung :
PT Remaja Rosda Karya, 2007 hal 18-19
35
29
9. Tanggung jawab, dan
10. Pemanfaatan waktu kerja.
2.5.2
Indikator Produktivitas Kerja Karyawan
Berdasarkan aspek-aspek produktivitas kerja diatas, maka peneliti
membuat operasionalisasi indikator yang mempengaruhi dimensi produktivitas
kerja antara lain :
a. Mutu pekerjaan memiliki indikator hasil pekerjaan sesuai yang
diinstruksikan atasan.
b. Kejujuran karyawan memiliki indikator sikap karyawan yang berpegang
pada kebenaran dan moral dalam pekerjaan.
c. Inisiatif memiliki indikator pemberian ide/gagasan dalam pekerjaan.
d. Kehadiran memiliki indikator karyawan rajin ke kantor setiap hari.
e. Sikap memiliki indikator karyawan yang merasa puas pada pekerjaannya
akan bekerja keras dan ikut memajukan perusahaan.
f. Kerjasama memiliki indikator kemampuan bekerja dalam tim.
g. Keandalan memiliki indikator kemampuan karyawan untuk memberikan
kontribusi pekerjaan yang bermanfaat bagi atasan dan rekan kerja.
h. Pengetahuan tentang pekerjaan memiliki indikator karyawan memiliki
wawasan luas dan berpengalaman di bidangnya.
i. Tanggung jawab memiliki indikator kemampuan melaksanakan tugas
sesuai prosedur.
30
j. Pemanfaatan waktu kerja memiliki indikator kemampuan mengelola waktu
dan menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.
2.6 Hipotesis Penelitian
Menurut Nanang Martono, hipotesis dapat didefinisikan sebagai jawaban
sementara yang kebenarannya harus diuji atau rangkuman kesimpulan secara
teoritis yang diperoleh melalui tinjauan pustaka.37
Berdasarkan teori komunikasi organisasi serta observasi dan wawancara
singkat pra penelitian maka peneliti merumuskan hipotesis yang merupakan
kesimpulan sementara dari penelitian ini yaitu “Jika komunikasi internal semakin
baik maka semakin meningkat produktivitas kerja karyawan pada PT Panji Putra
Kreasi“.
37
Nanang Martono.,Metode Penelitian Kuantitatif: Analisa isi dan Analisis data sekunder,Jakarta :
Raja Grafindo Persada, 2010 hal 57
Download