BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lain, saling memberikan pengaruh antara satu dengan yang lain dan ingin berkumpul untuk berinteraksi. Di dalam proses sosial tersebut seseorang akan terpengaruhi oleh individu, kelompok maupun organisasi masyarakat. Terkadang dari perasaan timbullah tingkah laku yang disebut dengan konformitas. Konformitas dapat timbul ketika seseorang berinteraksi dengan orang lain. Apabila seseorang menampilkan perilaku tertentu karena orang lain juga menampilkan perilaku tersebut, disebut dengan konformitas (Sears, dkk., 1999). Seseorang melakukan konformitas, disebabkan adanya ketakutan untuk tidak diterima oleh kelompok, menghindari celaan, dan ketakutan dianggap menyimpang. Menurut Sarwono (2009) pengaruh sosial dapat memberikan dampak positif dan negatif terhadap perilaku individu. Individu dapat mengikuti aturan-aturan yang ada lingkungan sosial lingkungan sosial bukan hanya hal-hal positif saja. Namun, individu juga terpengaruh oleh lingkungan sosial untuk melakukan perilaku negatif, seperti konformitas pada perilaku tawuran. Hampir setiap hari kasus kenakalan remaja dapat ditemukan di media-media masa, dengan lokasi di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Makasar, dan Medan. Salah satu wujud dari kenakalan remaja adalah tawuran yang dilakukan oleh pelajar tingkat SMP dan SMA/SMK. Kejadian seperti ini tidak hanya terjadi di kota-kota besar, tetapi juga di desa-desa sudah banyak terjadi kasus seperti itu. Kejadian-kejadian tersebut bukan hanya meresahkan keluarga dan sekolah saja namun juga meresahkan masyarakat luas. Hal yang dilakukan tersebut sebenarnya adalah perilaku agresif dari seorang individu atau kelompok. Fenomena empirik di atas merupakan bentuk perilaku agresif yang perlu diwaspadai oleh orangtua, guru, dan masyarakat. Dalam makna yang demikian, agresi dapat dipahami sebagai perilaku yang dimaksudkan menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun psikis, tingkah laku agresif adalah tingkah laku yang tertuju pada menyakiti atau melukai makhluk hidup yang tidak ingin diperlakukan demikian (Krahe, 2005). Perilaku agresif biasanya ditunjukkan untuk menyerang, menyakiti atau melawan orang lain, baik secara fisik maupun verbal. Hal itu bisa berbentuk pukulan, tendangan, dan perilaku fisik lainya, atau berbentuk makian ejekan, bantahan dan semacamnya. Dampaknya adalah orang tidak dapat berteman dengan orang lain atau bermain dengan teman-temannya. Keadaan ini menciptakan lingkungan yang kurang baik, semakin anak tidak diterima oleh teman-temannya, semakin menjadi-jadi perilaku agresif yang ditampilkannya. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh gambaran siswa SMP Negeri 1 Bancak, sering melakukan tindakan mencubit, mengejek, membentak, berdebat, memukul dan lain-lain. Dari hasil wawancara dengan beberapa siswa SMP Negeri 1 Bancak, diperoleh gambaran sering terjadi peristiwa labrak dan dilabrak. Hal ini biasanya terjadi karena memperebutkan pacar, merasa paling pintar/berkuasa. Kebanyakan pelaku yang melabrak adalah siswa dari kelas yang lebih tinggi dan yang menjadi korbannya adalah siswa kelas yang lebih rendah atau adik kelas. Tidak jarang terjadi aksi kekerasan seperti menampar, menjambak rambut dan menendang. Tidak jarang disertai dengan kata-kata yang kasar. Hal tersebut dikarenakan sifat ikut-ikutan agar diterima dalam kelompok seperti teman berkelahi ikut-ikutan berkelahi, ikut-ikutan pacaran, ikut-ikutan anggota geng motor, ikut-ikutan merokok, dan ikut-ikutan minum-minuman keras. Konformitas negatif seperti sifat ikut-ikutan yang berlebihan agar diterima dalam kelompok seperti ikut-ikutan berkelahi, ikut-ikutan merokok, ikut-ikutan pacaran, ikut-ikutan minum-minuman keras dan ikut-ikutan anggota geng motor dapat menyebabkan perilaku agresif seperi melakukan tindakan mencubit, membentak, mengejek, memukul, dan lain-lain. Masalah ini pernah diteliti oleh Rizqie (2009) pada siswa laki-laki SMU Muhammadiyah II Yogyakarta dengan judul hubungan antara konformitas negatif dan konsep diri dengan agresivitas pada remaja menunjukkan ada hubungan yang signifikan. Hasil uji korelasi antara konformitas negatif dengan agresivitas sebesar r = 0,299 dan p = 0,001 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif yang signifikan antara konformitas dengan agresivitas. Penelitian lain yang dilakukan Utomo (2013) dengan judul hubungan antara Frustasi dan Konformitas dengan Perilaku Agresi pada Suporter Bonek. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dan positif antara Frustasi dan Konformitas dengan Perilaku Agresi, Frustasi memiliki hubungan yang signifikan dan negatif dengan Perilaku Agresi selanjutnya Konformitas memiliki hubungan yang signifikan dan negatif dengan Perilaku Agresi Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik mengadakan penelitian tentang ”Hubungan Antara Konformitas Negatif Dengan Perilaku Agresif Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bancak”. 1.2 Rumusan Masalah Apakah ada hubungan yang signifikan antara konformitas negatif dengan perilaku agresif siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bancak? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin penulis capai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikansi hubungan antara konformitas negatif dengan perilaku agresif siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bancak. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bagi Bimbingan dan Konseling, serta memperkaya kajian tentang konformitas negatif dengan perilaku agresif. Sesuai hasil penelitian yang menunjukkan ada hubungan yang signifikan yang telah dilakukan oleh Rizqie (2009). 2. Manfaat Praktis a. Siswa Diharapkan penelitian ini dapat memberi masukkan bagi siswa untuk mengurangi berbagai perilaku agresif dan konformitas negatif, karena selain dapat merugikan diri sendiri juga dapat merugikan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan sekitar. b. Guru Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi bagi guru tentang konformitas negatif dan perilaku agresif. c. Sekolah Diharapkan penelitian yang dilakukan akan memberikan kontribusi dalam menumbuhkan kesadaran siswa tentang perilaku agresif dan konformitas negatif sehingga dapat membantu menyelesaikan masalah siswa di sekolah.