Uploaded by User90435

MATERI KONFORMITAS DAN PENYIMPANGAN SOSIAL

advertisement
MATERI KONFORMITAS DAN PENYIMPANGAN SOSIAL

KONFORMITAS
1. Pengertian
Konformitas adalah perilaku yang mengikuti suatu kelompok yang didorong oleh
keinginan individu itu sendiri.
Menurut Soerjono Soekanto, konformitas berarti penyesuaian diri dengan masyarakat
dengan cara mengindahkan norma dan nilai masyarakat. Jadi, konformitas adalah
seseorang berperilaku terhadap orang lain sesuai dengan harapan merupakan bentuk
interaksi yang ada di dalam kelompoknya.
2. Tujuan Konformitas
-Untuk mengubah persepsi, pendapat, perilaku seseorang sehingga konsisten dalam
perilaku atau norma kelompok.
-Agar seseorang berperilaku terhadap orang lain sesuai dengan harapan
kelompoknya.
-Untuk mendapat hadiah atau menghindari hukuman.
-Seseorang akan merasa lebih diterima oleh kelompok jika bertingkah laku dan
bersikap sesuai dengan lingkungan sekitar.
3. Manfaat Konformitas
-Sesuatu yang diharapkan dan diinginkan akan didapat dengan adanya konformitas.
-Seseorang dapat berprilaku sesuai dengan yang diharapkan kelompoknya.
-Dapat terubahnya persepsi, pendapat, perilaku seseorang sehingga konsisten
dengan norma kelompok
4. Ciri-ciri konformitas
-Kekompakan
Kekuatan yang dimiliki kelompok acuan menyebabkan seseorang tertarik dan ingin
tetap menjadi anggota kelompok. Eratnya hubungan seseorang dengan kelompok
acuan disebabkan perasaan suka antara anggota kelompok serta harapan
memperoleh manfaat dari keanggotaannya. Semakin besar rasa suka anggota yang
satu terhadap anggota yang lain, dan semakin besar harapan untuk memperoleh
manfaat dari keanggotaan kelompok serta semakin besar kesetiaan mereka, maka
akan semakin kompak kelompok tersebut.
-Kesepakatan
Pendapat kelompok acuan yang sudah dibuat memiliki tekanan kuat sehingga
seseorang harus loyal dan menyesuaikan pendapatnya dengan pendapat kelompok.
-Kepercayaan
Penurunan melakukan konformitas yang drastis karena hancurnya
kesepakatan disebabkan oleh faktor kepercayaan. Tingkat kepercayaan
terhadap mayoritas akan menurun bila terjadi perbedaan pendapat,
meskipun orang yang berbeda pendapat itu sebenarnya kurang ahli bila
dibandingkan anggota lain yang membentuk mayoritas. Bila seseorang
sudah tidak mempunyai kepercayaan terhadap pendapat kelompok, maka hal ini
dapat mengurangi ketergantungan individu terhadap kelompok sebagai sebuah
kesepakatan.
-Persamaan Pendapat
Bila dalam suatu kelompok terdapat satu orang saja tidak sependapat dengan
anggota kelompok yang lain maka konformitas akan turun. Kehadiran orang yang
tidak sependapat tersebut menunjukkan terjadinya perbedaan yang dapat
berakibat pada berkurangnya kesepakatan kelompok. Jadi dengan persamaan
pendapat antar anggota kelompok maka konformitas akan semakin tinggi
-Ketaatan
Tekanan atau tuntutan kelompok acuan pada seseorang membuatnya rela
melakukan tindakan walaupun remaja tidak menginginkannya. Bila ketaatannya
tinggi maka konformitasnya akan tinggi juga. Tekanan karena ganjaran, ancaman,
atau hukuman adalah salah satu cara untuk menimbulkan ketaatan. Dengan
meningkatkan tekanan terhadap individu untuk menampilkan perilaku yang
diinginkan melalui ganjaran, ancaman, atau hukuman karena akan menimbulkan
ketaatan yang semakin besar.
5. Jenis konformitas
Ada beberapa tipe konformitas, yaitu:
-Tipe konformitas membabi Buta. Jika konformitas itu diwarnai sikap masa bodoh
dalam arti meniru atau mengikuti apa yang menjadi kemauan orang lain tanpa
pemahaman ataupun penghayatan, tanpa pertimbangan, pemikiran dan/atau
perasaan.
-Tipe konformitas identifikasi. Jika konformitas diwarnai dengan kharisma dari
orang yang mempengaruhi sehingga seseorang yang dipengaruhi percaya,
mengakui, menerima, tanpa rasa takut akan sanksi atas sikap non-konformitasnya,
dan juga tanpa harapan akan imbalan atas sikap konformitasnya
-Tipe konformitas internalisasi. Jika konformitas diwarnai sikap kebebasan untuk
menentukan konformitas atau non-konformitas dengan didasarkan pertimbangan
rasio, perasaan , pengalaman, hati nurani, dan semangat untuk menentukan pilihanpilihan dalam bersikap dan bertingkah laku

PENYIMPANGAN SOSIAL
1. Definisi
Perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma
dalam masyarakat. Sedangkan pelaku yang melakukan penyimpangan itu disebut
devian (deviant).
2. Ciri-ciri
-Penyimpangan dapat didefinisikan
Perilaku dikatakan menyimpang atau tidak harus bisa dinilai berdasarkan kriteria
tertentu dan diketahui penyebabnya.
-Penyimpangan bisa diterima atau ditolak
Perilaku menyimpang tidak selamanya negatif. Ada beberapa penyimpangan yang
bisa diterima masyarakat. Misalnya perempuan yang bekerja. Sedangkan
pembunuhan dan perampokan menjadi penyimpangan sosial yang ditolak.
-Penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak
Dikatakan relatif jika perbedaannya hanya pada frekuensi dan kadar penyimpangan.
Jadi secara umum, penyimpangan yang dilakukan setiap orang cenderung relatif.
Jika ada yang melakukan penyimpangan mutlak, seiring berjalannya waktu akan
berkompromi dengan lingkungannya.
-Penyimpangan terhadap budaya nyata atau budaya ideal
Budaya ideal adalah segenap peraturan hukum yang berlaku dalam suatu kelompok
masyarakat. Kenyataannya tidak ada seorang pun yang patuh terhadap segenap
peraturan resmi karena antara budaya nyata dengan budaya ideal selalu terjadi
kesenjangan. Artinya, peraturan yang telah menjadi pengetahuan umum dalam
kenyataan kehidupan sehari-hari cenderung banyak dilanggar.
-Terdapat norma-norma penghindaran dalam penyimpangan
Norma penghindaran adalah pola perbuatan yang dilakukan orang untuk
memenuhi keinginan mereka, tanpa harus menentang nilai tata kelakuan secara
terbuka. Norma-norma penghindaran merupakan bentuk penyimpangan perilaku
yang bersifat setengah lembaga.
3. Penyebab
-Faktor subjektif adalah faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri (sifat
pembawaan yang dibawa sejak lahir).
-Faktor objektif adalah faktor yang berasal dari luar (lingkungan). Misalnya
keadaan rumah tangga, seperti hubungan antara orang tua dan anak yang tidak
serasi.
4. Bentuk Perilaku Menyimpang
-Berdasarkan sifat
• Penyimpangan bersifat positif
Penyimpangan bersifat positif adalah penyimpangan yang mempunyai dampak
positif ter-hadap sistem sosial karena mengandung unsur-unsur inovatif, kreatif,
dan memperkaya wawasan seseorang. Penyimpangan seperti ini biasanya diterima
masyarakat karena sesuai perkembangan zaman. Misalnya emansipasi wanita
dalam kehidupan masyarakat yang memunculkan wanita karier.
• Penyimpangan bersifat negatif
Penyimpangan bersifat negatif adalah penyimpangan yang bertindak ke arah nilainilai sosial yang dianggap rendah dan selalu mengakibatkan hal yang buruk seperti
pencurian, perampokan, pelacuran, dan pemerkosaan.
Bentuk penyimpangan yang bersifat negatif antara lain sebagai berikut:
a) Penyimpangan primer (primary deviation)
Penyimpangan primer adalah penyimpangan yang dilakukan seseorang yang hanya
bersifat temporer dan tidak berulang-ulang. Misalnya seorang siswa yang terlambat
masuk sekolah karena ban sepeda motornya bocor, seseorang yang menunda
pembayaran pajak karena alasan keuangan yang tidak mencukupi, atau pengemudi
kendaraan bermotor yang sesekali melanggar rambu-rambu lalu lintas.
b) Penyimpangan sekunder (secondary deviation)
Penyimpangan sekunder adalah perilaku menyimpang yang nyata dan seringkali
terjadi, sehingga berakibat cukup parah serta menganggu orang lain. Misalnya
orang yang terbiasa minum-minuman keras dan selalu pulang dalam keadaan
mabuk.
- Berdasarkan pelakunya
Bentuk penyimpangan berdasarkan pelakunya, dapat dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu sebagai berikut:
• Penyimpangan individual (individual deviation)
Penyimpangan individual adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang
menyimpang dari norma-norma suatu kebudayaan yang telah mapan. Misalnya,
seseorang bertindak sendiri tanpa rencana melaksanakan suatu kejahatan.
Penyimpangan individu berdasarkan kadar penyimpangannya dibagi menjadi lima,
yaitu sebagai berikut.
1. Pembandel, yaitu penyimpangan karena tidak patuh pada nasihat orang tua agar
mengubah pendiriannya yang kurang baik.
2. Pembangkang, yaitu penyimpangan karena tidak taat pada peringatan orangorang.
3. Pelanggar, yaitu penyimpangan karena melanggar norma-norma umum yang
berlaku. Misalnya orang yang melanggar rambu-rambu lalu lintas pada saat di jalan
raya.
4. Perusuh atau penjahat, yaitu penyimpangan karena mengabaikan norma-norma
umum sehingga menimbulkan kerugian harta benda atau jiwa di lingkungannya.
Misalnya pencuri, penjambret, penodong, dan lain-lain.
5. Munafik, yaitu penyimpangan karena tidak menepati janji, berkata bohong,
berkhianat, dan berlagak membela.
• Penyimpangan kelompok (group deviation)
Penyimpangan kelompok adalah tindakan yang dilakukan oleh sekelompok orang
yang tunduk pada norma kelompok yang bertentangan dengan norma masyarakat
yang berlaku. Misalnya, sekelompok orang menyelundupkan narkotika atau obatobatan terlarang lainnya.
• Penyimpangan campuran (combined deviation)
Penyimpangan seperti itu dilakukan oleh suatu golongan sosial yang memiliki
organisasi yang rapi, sehingga individu ataupun kelompok didalamnya taat dan
tunduk kepada norma golongan dan mengabaikan norma masyarakat yang berlaku.
Misalnya, remaja yang putus sekolah dan pengangguran yang frustasi dari
kehidupan masyarakat, dengan di bawah pimpinan seorang tokoh mereka
mengelompok ke dalam organisasi rahasia yang menyimpang dari norma umum
(geng).
5. Penyimpangan Dalam Masyarakat
terdapat beberapa jenis penyimpangan sosial yang terjadi ditengah masyarakat,
di antaranya:
-Penyimpangan seksual Penyimpangan seksual
adalah perilaku seksual yang tidak seharusnya dilakukan. Misalnya, perzinahan, suka
sesama jenis, kumpul kebo, pemerkosaan.
-narkotika, obat-obat terlarang dan minuman keras
Penyalahgunaan narkotika adalah penggunaan narkotika dan narkoba tanpa izin
dengan tujuan hanya untuk memperoleh kenikmatan. Penyimpangan sosial yang
timbul adalah pembunuhan, pemerkosaan, pencurian, perampokan.
-Perkelahian pelajar
Perkelahian menjadi suatu masalah yang serius karena peserta tawuran cenderung
mengabaikan norma yang ada dan merusak apa saja yang ada di sekitarnya.
-Penyimpangan dalam gaya hidup
Sikap arogansi merupakan kesombongan terhadap sesuatu yang dimiliki. Sikap ini
masuk dalam penyimpangan sosial. Sikap arogansi biasanya dilakukan untuk
menutupi kekurangan yang dimiliki. Selain itu, sikap eksentrik merupakan
perbuatan yang menyimpang dari biasanya sehingga dianggap aneh.
-Kejahatan
Ada 5 jenis kejahatan:
1. Kejahatan tanpa korban (crime without victim) adalah kejahatan yang tidak
mengakibatkan penderitaan pada korban akibat tindak pidana orang lain.
Contohnya berjudi, mabuk-mabukan, penyalahgunaan narkotika, dan sebagainya.
2. Kejahatan terorganisir (organized crime) adalah pelaku kejahatan merupakan
komplotan yang secara berkesinambungan melakukan berbagai cara untuk
mendapatkan uang atau kekuasaan dengan jalan menghindari hukum. Contohnya
komplotan korupsi, penyediaan jasa pelacur.
3. Kejahatan kerah putih (white collar crime) adalah kejahatan yang mengacu
pada kejahatan orang-orang terpandang atau berstatus tinggi. Contohnya korupsi,
kolusi.
4. Kejahatan kerah biru (blue collar crime) adalah kejahatan yang dilakukan oleh
orang-orang golongan rendah. Contohnya mencuri jemuran, sandal di masjid dan
sebagainya.
5. Kejahatan korporat (corporate crime) adalah jenis kejahatan yang dilakukan
atas nama organisasi dengan tujuan menaikkan keuntungan atau menekan
kerugian. Contohnya, suatu perusahaan membuang limbah beracun ke sungai yang
mengakibatkan penduduk sekitar mengalami berbagai jenis penyakit.
MATERI SELANJUTNYA SUDAH ADA DI PPT TINGGAL DIBACA
Download