Pengantar Manajemen Oleh : Devita Aryasari, S.E., M.SM. Bab XI Lanjutan Fungsi Pengarahan dan Implementasi dalam Manajemen Organisasi Konsep Dasar Kepemimpinan • Stoner, Freeman dan Gilbert (1995) mendefinisikan kepemimpinan adalah the process of directing and influencing the task-related activities of group members. • Kepemimpinan adalah proses dalam mengarahkan dan mempengaruhi para anggota dalam hal berbagai aktivitas yang harus dilakukan. Kepemimpinan melibatkan 4 aspek, yaitu : • Pengikut • Perbedaan kekuasaan • Penggunaan kekuasaan untuk mempengaruhi • Nilai yang dibangun Pendekatan Kontingensi mengenai Kepemimpinan • Model Kepemimpinan Situasional (Situasional Leadership Model) • Pakar : Paul Hersey dan Kenneth H Blanchard • Teori : Gaya kepemimpinan situasional merupakan kombinasi dari 3 dimensi, yaitu : 1. Jumlah pengarahan (perilaku tugas) yang 2. 3. diberikan oleh seorang pemimpin Jumlah dari dukungan sosio emosional (perilaku hubungan) yang diberikan seorang pemimpin Tingkat kedewasaan/kematangan (the level of maturity) dari bawahan atau banyaknya keterlibatan bawahan dalam pengambilan keputusan • Konsep kematangan terdiri dari 2 dimensi yaitu : 1. Kematangan pekerjaan (kemampuan) yang dikaitkan dengan kemampuan untuk melakukan sesuatu. Hal ini berhubungan dengan pengetahuan dan ketrampilan (skill) seseorang. Seseorang yang mempunyai kematangan dalam pekerjaan biasanya memiliki pengetahuan dan pengalaman untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu tanpa arahan/bantuan banyak dari orang lain 2. Kematangan psikologis yaitu kemauan atau motivasi untuk melakukan sesuatu. Orang yang mempunyai kematangan psikologis biasanya merasa yakin terhadap diri sendiri, merasa bertanggung jawab dan tidak membutuhkan dorongan ektensif untuk mau melakukan hal-hal dalam bidang/aspek pekerjaan yang disenanginya. (G) • S1 = Tinggi tugas dan rendah hubungan – • pemimpin memberi perintah – perintah yang harus dikerjakan bawahan dengan memberikan pengawasan ketat S2 = Tinggi tugas dan tinggi hubungan – pemimpin memberi penjelasan tentang keputusan – keputusan yang akan diambil dan memperhatikan saran – saran yang diberikan oleh bawahan, tetapi tetap memberikan direktif yang berupa penyelesaian tugas – tugas bawahan • S3 = Tinggi hubungan dan rendah tugas – pemimpin mengambil keputusan bersama dengan bawahan dan membantu usaha bawahan dalam mencapai penyelesaian • S4 = Rendah hubungan dan rendah tugas – pemimpin menyerahkan pengambilan keputusan dan pertanggung jawaban kepada bawahan • Apabila bawahan berada dalam kedewasaan pada tingkat rendah (M1 = bawahan dalam keadaan tidak mampu dan tidak mau atau tidak yakin), maka gaya kepemimpinan yang efektif adalah intruksi (telling). Dalam gaya/tipe kepemimpinan ini, komunikasi yang terjadi hanya satu arah yaitu pimpinan menunjukkan kepada bawahan apa, kapan dan di mana dan bagaimana sesuatu tugas harus dilaksanakan. Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan menjadi tanggung jawab pimpinan • Apabila kedewasaan bawahan sedang bergerak dari tingkat rendah ke sedang (M2 = bawahan dalam keadaan tidak mampu tetapi mau atau yakin), maka gaya kepemimpinan yang efektif adalah konsultasi (consulting). Dalam gaya kepemimpinan ini sudah terdapat komunikasi dua arah, pemimpin memberi bantuan kepada bawahan dan mau mendengar pendapat bawahan dalam pengambilan keputusan. Walaupun keputusan terakhir berada di tangan pemimpin • Apabila kedewasaan bawahan bergerak dari sedang ke tinggi (M3 = bawahan dalam keadaan mampu, tetapi tidak mau atau yakin), maka kepemimpinan yang efektif adalah partisipasi (Participating). Pada gaya ini kontrol pemecahan dan pengambilan keputusan antara pemimpin dan bawahan dalam keadaan simbang • Apabila kedewasaan bawahan tinggi (M4 = bawahan dalam keadaan mampu/kompeten dan mau/yakin), maka gaya kepemimpinan yang efektif adalah delegasi (delegating). Dalam tipe kepemimpinan ini bawahan diberi wewenang untuk mengambil keputusan karena dianggap telah memiliki kemampuan dan dapat bertanggung jawab sepenuhnya. Kesimpulan • Keberhasilan seorang pemimpin adalah apabila ia dapat mengidentifikasi tingkat kedewasaan individu atau kelompok bawahan yang hendak ia pengaruhinya dan menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai. Dengan kata lain, efektivitas seorang manajer dalam memimpin bawahannya banyak tergantung dari situasi dan kematangan bawahannya, tidak ada gaya kepemimpinan yang paling baik dan tidaklah tepat menerapkan gaya kepemimpinan yang sama pada setiap saat atau situasi yang dihadapinya