BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek adalah kegiatan bersifat unik yang dikerjakan dalam kurun waktu tertentu (PMI, 2000). Berdasarkan definisi tersebut cukup banyak kegiatan sehari – hari yang masuk ke dalam kategori proyek. Diantaranya terdapat kegiatan pembangunan, instalasi alat dan sistem, penelitian, dan berbagai macam kegiatan yang tidak berulang. Sifat suatu proyek ini terbatas dalam kurun waktu tertentu sehingga proyek sangat mengutamakan poin waktu sebagai salah satu faktor keberhasilan sebuah proyek. Manajemen proyek merupakan suatu alat bantu manajemen dalam sebuah proyek yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan dan memuaskan stakeholders proyek, dengan batasan berupa lingkup proyek, biaya proyek, dan jadwal proyek. Implementasi manajemen proyek kemudian menjadi penting ketika suatu perusahaan memiliki keterbatasan dalam waktu dan biaya namun mengarah kepada kepuasan konsumen. Merujuk pada teori tradisional mengenai manajemen proyek yaitu jika sebuah perusahaan menerapkan manajemen proyek yang lebih lanjut maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut memiliki tingkat kematangan yang lebih (Bay, dkk, 2006). Namun di lain sisi terdapat teori kontijensi yang menyatakan bahwa tidak ada suatu sistem yang bisa digunakan secara universal pada setiap keadaan dalam sebuah organisasi (Sisaye, 2005). Semua memiliki faktor masing – masing yang berpengaruh dalam sistem. Begitu juga dalam proyek, jika memang lingkup proyek kecil maka tidak diperlukan manajemen proyek tingkat lanjut sebagai tolak ukur kematangan perusahaan. Menurut teori kontijensi tingkat kedewasaan manajemen proyek sebuah perusahaan perlu disesuaikan bukan hanya berdasarkan tingkat penggunaan manajemen proyek. Hal ini perlu dilakukan karena peningkatan tingkat kematangan perusahaan tidak selalu sejajar dengan penggunaan manajemen proyek tingkat lanjut. Sedangkan penggunaan manajemen proyek tingkat lanjut 1 2 akan memberikan dampak penambahan biaya. Penambahan biaya akan sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan sebuah perusahaan. Berdasar pada pandangan tersebut maka perlu ada pembuktian secara empiris mengenai teori mana yang paling mendekati konteks kondisi di Indonesia. Dalam melakukan studi empiris, perlu dikembankan sebuah model untuk mengukur tingkat kedewasaan suatu organisasi dalam mengimplementasikan manajemen proyek. Kemudian menggunakan model tersebut dapat dicari kaitan antara tingkat kedewasaan manajemen proyek sebuah organisasi terhadap kinerja organisasi tersebut. Mitchell (2006) dalam penelitiannya merangkum banyak hasil survei yang menunjukkan kecilnya tingkat penyelesaian proyek teknologi informasi. Tingkat penyelesaian proyek yang rendah tersebut diikuti overbudget dan lateness. Tohidi (2010) dalam penelitiannya menyatakan betapa pentingnya perhatian terhadap manajemen proyek dalam proyek teknologi informasi. Manajemen proyek dalam proyek teknologi informasi sangat dinamis dibandingkan jenis proyek yang lain. Hal ini menjadi salah satu alasan dilakukan penelitian mengenai tingkat kedewasaan manajemen proyek dalam perusahaan teknologi informasi. 1.2 Rumusan Masalah Setiap perusahaan teknologi informasi mempunyai strategic planning dalam menentukan tingkat kedewasaan manajemen proyek. Belum diketahui hubungan antara tingkat kedewasaan manajemen proyek dengan kinerja dari perusahaan. Perlu diketahui hubungan tingkat kedewasaan manajemen proyek dan kinerja perusahaan untuk mengetahui model hubungan yang merepresentasikan keadaan perusahaan teknologi informasi di Indonesia. Hal ini dilakukan untuk menguji teori tradisional dan kontijensi terkait hubungan antara tingkat kedewasaan manajemen proyek dan kinerja perusahaan. 1.3 Batasan Penelitian Karena adanya batas waktu dalam penelitian, maka ada batasan yang akan diberikan pada penelitian ini. Perusahaan berbasis proyek yang dijadikan objek penelitian adalah perusahaan teknologi informasi. 3 1.4 Tujuan Penelitian a. Mengembangkan dan menguji instrumen pengukuran tingkat kedewasaan penerapan manajemen proyek sebuah perusahaan. b. Mengetahui secara umum gambaran kondisi tingkat kedewasaan manajemen proyek perusahaan di Indonesia. c. Mengetahui kaitan antara tingkat kedewasaan penerapan manajemen proyek terhadap kinerja perusahaan. 1.5 Manfaat Penelitian Model yang dikembangkan melalui penelitian ini harapannya dapat dipergunakan oleh perusahaan atau organisasi di Indonesia untuk melihat tingkat kedewasaan penerapan manajemen proyek perusahaan tersebut.