hubungan antara pelaksanaan layanan bimbingan pribadi sosial

advertisement
HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN PRIBADI
SOSIAL DENGAN KEDISIPLINAN SISWA KELAS VIII DI SMP
NEGERI 18 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Oleh : Ariska Julian
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara
pelaksanaan layanan bimbingan pribadi sosial dengan kedisiplinan siswa kelas VIII di
SMP Negeri 18 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Negeri 18
Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 198 orang siswa, sampel
penelitian sejumlah 40 siswa menggunakan teknik sampling menggunakan simple
random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi.
Metode angket dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang layanan bimbingan
pribadi sosial dan kedisiplinan siswa, sedangkan dokumentasi dipergunakan untuk
memperoleh data tentang nama responden. Teknik analisis data dengan korelasi product
moment.
Berdasarkan hasil analisis data yaitu antara pelaksanaan layanan bimbingan
pribadi sosial dengan kedisiplinan siswa dianalisis dengan statistik r product moment
diperoleh nilai rhitung yaitu sebesar 0,611. Selanjutnya nilai rhitung tersebut
dikonsultasikan dengan rtabel product moment dengan N = 40 dan taraf signifikansi 5%
dan 1%, yaitu 0,312 dan 0,403. Ternyata hasil analisis data yang diperoleh rhitung lebih
besar dari rtabel atau 0,312 < 0,611 > 0,403. Dengan demikian hipotesis yang
menyatakan bahwa “Ada hubungan antara pelaksanaan layanan bimbingan pribadi
sosial dengan kedisiplinan siswa kelas VIII di SMP Negeri 18 Surakarta Tahun
Pelajaran 2014/2015” diterima kebenarannya baik pada taraf signifikansi 5% dan 1%.
Kata Kunci : Hubungan, Layanan Bimbingan Pribadi Sosial, Kedisiplinan Siswa
1
2
Dalam perjalanan mendisiplinkan
anak
terlambat
dengan
hukuman
membersihkan
halaman
sekolah
nampaknya belum membuahkan hasil
berarti, ditunjukkan dengan masih
banyaknya para peserta didik yang datang
di sekolah tidak tepat waktu atau
terlambat. Hal ini menandakan belum
adanya kesadaran dari peserta didik untuk
mentaati peraturan atau tata tertib yang
berlaku di sekolah. Walaupun mereka
sudah diberi sanksi atau hukuman tanpa
adanya pemahaman dan kesadaran diri
rasanya sulit untuk merubah sikap dan
kebiasaan
peserta
didik
untuk
meningkatkan kedisiplinan datang tepat
waktu di sekolah.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Akhir-akhir ini sering kita lihat
pandangan yang kurang menyenangkan
di lingkungan SMP Negeri 18 Surakarta,
terutama pada jam kegiatan pembelajaran
dimulai yaitu pada pukul 07.00 - 07.15.
Pemandangan tersebut adalah masih
banyaknya para peserta didik yang datang
terlambat atau kurang disiplin datang
tepat waktu di sekolah. Keadaan ini
menjadikan bahan pemikiran bagi para
guru dan Pimpinan Sekolah untuk
membuat mereka menjadi jera dan tidak
akan datang terlambat lagi. Dari masukan
Ibu Kepala Sekolah dan staf guru,
dimulailah adanya hukuman bagi para
peserta didik yang terlambat datang di
sekolah yaitu disuruh menyapu atau
membersihkan halaman/taman sebelum
diperbolehkan masuk ke kelas masingmasing. Siswa yang terlambat datang di
sekolah tentunya akan mempengaruhi
kegiatan belajar mengajar di kelas pada
jam pertama, karena dalam pembelajaran
klasikal, seorang guru membersihkan
materi pelajaran kepada seluruh siswa
dalam satu kelas secara bersama-sama,
sehingga kedatangan siswa terlambat ke
dalam kelas yang tengah berlangsung
KBM mau tidak mau akan mengganggu
proses pembelajaran baik mengganggu
konsentrasi guru maupun menggangu
konsentrasi peserta didik di dalam kelas.
Dengan demikian perlu adanya tindakan
untuk lebih mendisiplinkan para peserta
didik datang tepat waktu di sekolah
seperti yang telah tercantum pada tata
tertib peserta didik SMP Negeri 18
Surakarta.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar
belakang
tersebut
di
atas,
maka
dapat
diidentifikasikan
masalah
sebagai
berikut:
1. Sebesar 5% atau 10 siswa kelas VIII
SMP Negeri 18 Surakarta yang
terlambat datang ke sekolah.
2. Sebesar 5% atau 10 siswa kelas VIII
SMP Negeri 18 Surakarta kurang
memahami
akan
pentingnya
kedisiplinan .
3. Kurangnya
layanan
bimbingan
pribadi sosial
Pembatasan Masalah
Masalah dalam penelitian ini
dibatasi hanya pada: “Hubungan antara
pelaksanaan layanan bimbingan pribadi
sosial dengan kedisiplinan siswa kelas
VIII di SMP Negeri 18 Surakarta Tahun
Pelajaran 2014/2015”.
3
Perumusan Masalah
Berdasarkan
latar
belakang
masalah tersebut di atas dapat
dirumuskan permasalahan yaitu adalah
“Apakah
ada
hubungan
antara
pelaksanaan layanan bimbingan pribadi
sosial dengan kedisiplinan siswa kelas
VIII di SMP Negeri 18 Surakarta Tahun
Pelajaran 2014/2015?”.
c.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang akan
dilakukan ini adalah ”Untuk mengetahui
ada
tidaknya
hubungan
antara
pelaksanaan layanan bimbingan pribadi
sosial dengan kedisiplinan siswa kelas
VIII di SMP Negeri 18 Surakarta Tahun
Pelajaran 2014/2015”.
d.
untuk melakukan hal-hal yang
positif.
Bagi Sekolah
Apabila layanan bimbingan
pribadi
sosial
mempunyai
hubungan dengan kedisiplinan,
maka guru pembimbing dapat
meningkatkan
layanan
bimbingan pribadi sosial dan
menyusun program yang dapat
meningkatkan
kedisiplinan
siswa.
Bagi Siswa
Siswa dapat mengetahui arti
penting
dari
kedisiplinan
sehingga tidak berbuat yang
tidak baik.
KERANGKA TEORITIS DAN
HIPOTESIS
Deskripsi Teori
1. Tinjauan Tentang Bimbingan
Pribadi Sosial
Bimbingan
pribadi-sosial
juga sebagai upaya pengembangan
kemampuan peserta didik untuk
menghadapi dan mengatasi masalah
pribadi-sosial
dengan
cara
menciptakan lingkungan interaksi
pendidikan
yang
kondusif,
mengembangkan sistem pemahaman
diri dan sikap-sikap positif, serta
dengan
mengembangkan
kemampuan pribadi-sosial.
Bimbingan
pribadi-sosial
merupakan upaya layanan yang
diberikan kepada siswa agar mampu
mengatasi
permasalahanpermasalahan yang dialaminya, baik
yang bersifat pribadi maupun sosial,
sehingga mampu membina hubungan
sosial
yang
harmonis
di
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat
diambil dari hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat menambah
khasanah atau perbendaharaan ilmu
pengetahuan dibidang pendidikan
khususnya
berkaitan
dengan
kedisiplinan siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Guru atau pendidik dapat
menguasai
teknik
pengorganisasian, pelaksanaan
dalam melaksanakan bimbingan
pribadi sosial terhadap siswa
yang kurang disiplin.
b. Bagi Orang Tua
Orang tua/wali murid dapat
memberikan bimbingan ekstra
guna meningkatkan kedisiplinan
anaknya, sehingga siswa terbiasa
4
lingkungannya. Bimbingan pribadisosial diberikan dengan cara
menciptakan
lingkungan
yang
kondusif, interaksi pendidikan yang
akrab, mengembangkan system
pemahaman diri, dan sikap-sikap
yang positif, serta kemampuankemampuan pribadi sosial yang
tepat.
Tujuan bimbingan pribadi
pribadi
sosial
yang
harus
dikembangkan
dalam
program
layanan bimbingan dan konseling
adalah memfasilitasi siswa dalam
mengarahkan
pemantapan
kepribadian serta mengembangkan
kemampuan
dalam
mengatasi
masalah-masalah pribadi dan sosial
siswa.
Fungsi bimbingan pribadi
sosial adalah membantu individu
untuk berubah menuju pertumbuhan,
pemahaman diri secara penuh dan
utuh, belajar berkomunikasi yang
lebih sehat, berlatih tingkah laku
baru yang lebih sehat, belajar untuk
mengungkapkan diri secara penuh
dan utuh, individu mampu bertahan,
dan menghilangkan gejala-gejala
yang disfungsional.
Menurut Achmad Juntika
Nurihsan (2005: 21) isi layanan
bimbingan pribadi sosial adalah:
1) Macam-macam kaidah ajaran
agama
2) Pokok-pokok ajaran agama yang
dianutnya
3) Contoh-contoh sikap penerimaan
terhadap perubahan fisik dan
psikis
2.
5
4) Contoh-contoh
pengaruh
perubahan fisik dan psikis
terhadap hubungan sosial.
5) Pengembangan pengaruh positif
dan
menghindari
pengaruh
negatif perubahan fisik dan
psikis terhadap hubungan sosial.
6) Contoh-contoh hubungan sosial
dengan teman sebaya dalam
peranannya sebagai pria dan
wanita
7) Konsep dan contoh kehidupan
mandiri secara emosional, sosial,
dan ekonomi
8) Contoh-contoh aspek sosial dari
gambaran kehidupan mandiri
secara emosional, sosial, dan
ekonomi, dan cara-cara bersikap
dalam
hubungan
sosial
berkenaan dengan kehidupan
mandiri secara emosional, sosial
dan ekonomi, praktik cara
bersikap dalam hubungan sosial
berkenaan dengan kehidupan
mandiri secara emosional, sosial
dan ekonomi.
Tinjauan Tentang Kedisiplinan
Disiplin adalah pengaruh
sikap seseorang untuk mentaati
segala peraturan yang disertai oleh
adanya kesadaran norma-norma dan
kewajiban yang telah disepakati
bersama.
Tujuan
disiplin
adalah
membentuk perilaku anak sehingga
terbentuk perkembangan anak hingga
ia dapat mengarahkan diri sendiri
tanpa pengaruh dan pengendalian
dari luar.
Sekolah adalah institusi yang
memiliki
kewenangan
untuk
membuat peserta didik belajar
3.
mengembangkan
perilaku
yang
sehat, salah satunya adalah disiplin.
Proses pendidikan dan pembelajaran
yang dapat dilakukan di sekolah
untuk mengembangkan disiplin
peserta didik menurut Suryatri
Darmiatun (2013: 51) adalah sebagai
berikut:
1) Mengembangkan pikiran dan
pemahaman
serta
perasaan
positif siswa tentang manfaat
disiplin bagi perkembangan diri.
Mengembangkan keterampilan
diri (life skill) siswa agar
memiliki disiplin.
2) Mengembangkan
pemahaman
dan perasaan positif siswa
tentang aturan dan manfaat
mematuhi
aturan
dalam
kehidupan
3) Mengembangkan kemampuan
siswa menyesuaikan diri secara
sehat
4) Mengembangkan kemampuan
siswa untuk mengembangkan
kontrol
internal
terhadap
perilaku sebagai dasar perilaku
disiplin.
5) Menjadi
modeling
dan
mengembangkan keteladanan
6) Mengembangkan sistem dan
mekanisme pengukuhan positif
maupun
negatif
untuk
penegakan disiplin di sekolah.
Hubungan Pelaksanaan Layanan
Bimbingan Pribadi Sosial dengan
Kedisiplinan
Program layanan bimbingan
dan konseling di sekolah yang baik
adalah yang mampu memberikan
dukungan besar kepada para siswa
dalam menyelesaikan tugas-tugas
perkembangan mereka. Sehubungan
dengan
upaya
peningkatan
kemampuan untuk menerima dan
melakukan peraturan tata tertib
siswa,
setiap
guru
sekolah
selayaknya
memahami
seluruh
proses perkembangan sosial dan
moral siswa yakni anak-anak dan
remaja yang duduk di sekolah
menengah. Pengetahuan mengenai
proses perkembangan sosial dan
moral siswa dengan segala aspeknya
perlu dipahami sebagai bahan
pertimbangan
pokok
dalam
mengupayakan
peningkatan
kemampuan untuk menerima dan
melakukan peraturan tata tertib
siswa.
Seorang guru harus mampu
menumbuhkan disiplin dalam diri
siswa, terutama disiplin diri. Dalam
kaitan ini, guru seharusnya memiliki
kesabaran yang baik sehingga
mampu melakukan hal-hal sebagai
berikut:
a. Membantu
siswa
mengembangkan pola perilaku
untuk dirinya;
b. Membantu siswa meningkatkan
standar perilakunya
c. Menggunakan
pelaksanaan
aturan sebagai alat;
d. Memberikan contoh perilaku
disiplin;
e. Lebih menekankan disiplin
preventif untuk mendorong para
siswa agar mengikuti berbagai
standar dan aturan, sehingga
tindakan
indisiplin
dapat
dicegah.
6
Dalam pelaksanaan disiplin,
harus berdasarkan dari dalam diri
siswa. Karena tanpa sikap kesadaran
dari diri sendiri, maka apapun usaha
yang dilakukan oleh orang di
sekitarnya hanya akan sia-sia.
Berikut ini adalah pelaksanaan
kedisiplinan di lingkungan sekolah:
a. Datang kesekolah tepat waktu;
b. Rajin belajar;
c. Mentaati peraturan sekolah;
d. Mengikuti
upacara
dengan
tertib;
e. Mengumpulkan tugas yang
diberikan guru tepat waktu;
f. Melakukan tugas piket sesuai
jadwalnya;
g. Memotong rambut jika kelihatan
panjang;
h. Harus berdoa sebelum memulai
pelajaran dan masih banyak
lagi
Pemberian
layanan
bimbingan pribadi sosial yang
dilakukan perlu mengacu pada
tujuan, asas dan prinsip pemberian
bimbingan itu sendiri. Hal ini
dimaksud
agar
pelaksanaan
bimbingan pribadi sosial berjalan
sesuai dengan kaidah sehingga dapat
memberikan hasil yang baik dalam
mengatasi
permasalahan
yang
dialami oleh peserta didik. Dengan
demikian
kebermanfaatan
bimbingan pribadi sosial akan
bermakna
terhadap
tumbuh
optimalnya peserta didik.
Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian ini dibatasi pada
hubungan antara pelaksanaan layanan
bimbingan pribadi
sosial
dengan
kedisiplinan siswa. Adapun penelitian
yang relevan dan mendukung penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Qodri Widodo (2013) meneliti
dengan judul: ”Pengaruh Pemberian
Layanan Bimbingan Sosial terhadap
Rasa Percaya Diri pada Siswa Kelas
X AP 2 SMK Batik 1 Surakarta
Tahun
Pelajaran
2012/2013”.
Berdasarkan hasil analisis data yang
dianalisis dengan menggunakan t-test
diperoleh hasil nilai t hitung sebesar
5,448 > nilai t tabel signifikan 5% =
2,021 dan 1% = 2,704, sehingga
diperoleh kesimpulan ada pengaruh
yang
positif
dan
signifikan
pemberian layanan bimbingan sosial
terhadap rasa percaya diri pada siswa
Kelas X AP 2 SMK Batik 1
Surakarta
Tahun
Pelajaran
2012/2013.
2. Sri Lestari (2014) meneliti dengan
judul: “Pengaruh intensitas layanan
informasi pribadi sosial terhadap
kedisiplinan belajar peserta didik
kelas XI SMA Negeri 1 Palangka
Raya Tahun Pelajaran 2013/2014”.
Berdasarkan hasil analisis data
diperoleh
kesimpulan
terdapat
pengaruh
intensitas
layanan
informasi pribadi sosial terhadap
kedisiplinan belajar peserta didik
kelas XI SMA Negeri 1 Palangka
Raya.
3. Muhammad Faizin (2010) meneliti
dengan
judul:
“Pengaruh
pelaksanaan
bimbingan
dan
konseling terhadap kesadaran siswa
7
dalam mentaati tata tertib sekolah di
MTs YATAMU Desa Pasawahan
Kecamatan Susukanlebak Kabupaten
Cirebon”.
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
pengaruh
pelaksanaan
bimbingan
dan
konseling terhadap kesadaran siswa
dalam mentaati tata tertib sekolah di
MTs YATAMU Pasawahan dalam
kategori cukup yaitu sebesar 77,91%
sedangkan kesadaran siswa dalam
mentaati tata tertib sekolah di MTs
YATAMU Pasawahan kategori
kurang baik, yang baik yaitu sebesar
54,2%. Adapun hasil uji korelasi
menunjukkan ada hubungan yang
signifikan pelaksanaan bimbingan
dan konseling terhadap kesadaran
siswa dalam mentaati tata tertib
sekolah.
Berdasarkan penelitian terdahulu
di atas menguatkan asumsi bahwa
pemberian layanan bimbingan pribadi
sosial dapat meningkatkan kedisiplinan
siswa dalam kegiatan pembelajaran.
terkaan tentang apa saja yang kita amati
dalam usaha untuk memahaminya.
Sedangkan menurut Sugiyono (2013: 64)
hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, di
mana rumusan masalah penelitian telah
dinyatakan dalam bentuk kelimat
pertanyaan.
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di
SMP Negeri 18 Surakarta. Pelaksanaan
penelitian pada bulan Januari 2015
sampai dengan bulan Februari 2015.
Populasi, Sampel dan Sampling
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini
adalah semua siswa kelas VIII SMP
Negeri 18 Surakarta Tahun Pelajaran
2014/2015 yang berjumlah 198
orang, yang terdiri dari 6 kelas, yaitu
kelas VIIIa, kelas VIIIb, kelas VIIIc,
kelas VIIId, kelas VIIIe, dan kelas
VIIIf.
2. Sampel
Dalam penelitian ini diambil
sampel
sebanyak
20%
dari
keseluruhan populasi (198 orang)
sehingga diperoleh 40 siswa kelas
VIII SMP Negeri 18 Surakarta
Tahun Pelajaran 2014/2015 sebagai
sampel penelitian.
3. Sampling
Sampling yang digunakan
dalam penelitian ini adalah simple
random sampling. Simple random
sampling adalah suatu tipe sampling
probabilitas, di mana peneliti dalam
memilih sampel dengan memberikan
kesempatan yang sama kepada
Kerangka Berpikir
Pelaksanaan
Layanan
Bimbingan
Pribadi Sosial
Kedisiplinan
Hipotesis
Menurut Suharsimi Arikunto
(2013: 110) hipotesis dapat diartikan
sebagai suatu jawaban yang bersifat
sementara
terhadap
permasalahan
penelitian, sampai terbukti melalui data
yang terkumpul.
Hipotesis menurut
Nasution (2012: 39) adalah pernyataan
tentatif yang merupakan dugaan atau
8
semua anggota populasi untuk
ditetapkan sebagai anggota sampel
(Sugiyono, 2013:74).
Teknik
sampling
secara
random dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu: menggunakan cara
undian, dan menggunakan tabel
bilangan random. Adapun yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah simple random
sampling
dengan cara undian.
Adapun
langkah
dalam
bentuk random sampling yang
penulis lakukan sebagai berikut :
a. Membuat daftar yang berisi
nama-nama subjek penelitian
(seluruh anggota populasi).
b. Memberi kode nomor pada
semua subjek tersebut.
c. Menulis nomor-nomor kode itu
masing-masing pada selembar
kertas kecil.
d. Menggulung kertas itu dengan
baik.
e. Memasukan kertas itu dengan
baik ke dalam kaleng atau gelas.
f. Menggocok
kaleng/gelas
tersebut
g. Mengeluarkan gulungan kertas
tersebut satu persatu sampai 40
buah kemudian dicatat nomor
yang tertera. Nomor-nomor yang
keluar inilah yang dipergunakan
sebagai dasar untuk mengambil
sampel penelitian.
2.
bebasnya adalah layanan bimbingan
pribadi sosial.
Variabel
terikat
(Dependent
Variabel)
Yaitu variabel yang diramalkan akan
timbul hubungan yang bersifat
fungsional.
Variabel
terikatnya
adalah kedisiplinan.
Teknik Pengumpulan Data
1. Angket
Teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah angket. Angket adalah teknik
pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawab
(Sugiyono, 2013:142). Menurut
Bimo Walgito (2005 : 75) angket
merupakan suatu daftar yang berisi
pertanyaan-pertanyaan yang harus
dijawab atau dikerjakan oleh
orang/anak yang ingin diselidiki
yang juga disebut responden.
Pengertian di atas dapat kita
simpulkan bahwa, angket adalah alat
pengumpul
data
berupa
alat
pertanyaan tertulis yang harus diisi
oleh responden guna mendapatkan
keterangan atau informasi yang
berhubungan dengan data yang
diperlukan. Item-item atau daftar
pertanyaan dalam angket bukan
dimaksudkan
untuk
menguji
kemampuan responden sebagaimana
alat dan teknik tes, melainkan
pertanyaan pada angket dimaksudkan
untuk menggali informasi dari
responden.
Variabel Penelitian
1. Variabel
bebas
(Independent
Variabel)
Yaitu variabel yang diselidiki
pengaruhnya yang menjadi sebabsebab terjadinya sesuatu. Variabel
9
2.
Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari
data mengenai hal-hal atau variable
yang berupa catatan, transkrip, buku,
surat kabar, majalah, prasasti,
notuler, rapat, lengger, agenda dan
sebagainya.
Maksudnya
bahwa
dokumentasi adalah suatu laporan
tertulis dari suatu peristiwa yang
isinya terdiri dari penjelasan terhadap
peristiwa itu dan ditulis dengan
sengaja untuk menyimpan atau
merumuskan keterangan mengenai
peristiwa tersebut.
Berdasarkan pendapat di atas
dapat penulis simpulkan bahwa
dokumentasi adalah catatan-catatan
tentang suatu peristiwa yang pernah
terjadi yang dapat dipergunakan
sebagai pertimbangan terhadap halhal dimasa mendatang.
Dokumentasi
dalam
penelitian ini digunakan untuk
mengetahui data-data siswa kelas
VIII di SMP Negeri 18 Surakarta
Tahun Pelajaran 2014/2015.
menggunakan validitas item, yaitu
sebagai berikut:
𝑟𝑥𝑦 =
𝑁
𝑁
𝑋2
𝑋𝑌 −
−
𝑋2
𝑋
𝑁
𝑌
𝑌2
−
𝑌2
(Suharsimi A, 2013: 213)
2.
Dimana:
r xy = Koefisien korelasi antara
variabel X dan Y
N = Jumlah sampel
X = Nilai total atribut
Y = Nilai dari variabel
Uji Reliabilitas
Untuk menguji reliabilitas
butir soal menggunakan rumus
“Korelasi Product Moment dengan
angka kasar yang dikemukakan oleh
Suharsimi Arikunto (2013: 226)
sebagai berikut :
𝑟𝑥𝑦 =
𝑁
𝑁
𝑋2 −
𝑋𝑌 −
𝑋
𝑌
𝑋2
𝑁
𝑌2 −
𝑌2
Keterangan :
rxy
: Koefisien korelasi
X
: Jumlah nilai X
Y
: Jumlah nilai Y
N
: Jumlah subyek
Hasil korelasi tersebut diatas
kemudian dimasukkan dalam rumus
Spearman-Brown sebagai berikut :
2r½½
r11 =
(1 + r ½ ½ )
(Suharsimi Arikunto, 2013: 319)
Keterangan :
: Koefisien reliabilitas
r11
Uji Coba Instrumen
1. Validitas
“Validitas
adalah
suatu
ukuran yang menunjukkan tingkattingkat kevalidan atau kesahihan
sesuatu instrumen”
(Suharsimi
Arikunto,
2013:
211).
Suatu
instrumen yang valid atau sahih
mempunyai
validitas
tinggi.
Sebaliknya, instrumen yang kurang
valid berarti memiliki validitas
rendah.
Adapun item dikatakan valid
atau tidak yaitu dengan cara menguji
item
tersebut
dengan
cara
rxy = r ½ ½
10
soal.
: Korelasi antara skorskor setiap belahan
soal.
Untuk mengetahui kriteria
reliabilitas
soal,
maka
hasil
perhitungan r11 di atas kemudian
dikonsultasikan
dengan
tabel
interpretasi koefisien korelasi dari
Suharsimi Arikunto (2013 : 319)
sebagai berikut :
BESARNYA NILAI
Dengan demikian hipotesis yang
menyatakan bahwa “Ada hubungan
antara pelaksanaan layanan bimbingan
pribadi sosial dengan kedisiplinan siswa
kelas VIII di SMP Negeri 18 Surakarta
Tahun Pelajaran 2014/2015” diterima
kebenarannya baik pada taraf signifikansi
5% dan 1%.
INTERPRESTAS
I
: Sangat tinggi
: Tinggi
: Cukup
: Rendah
: Sangat rendah
Antara 0,800 sampai dengan 1,00
Antara 0,600 sampai dengan 0,800
Antara 0,400 sampai dengan 0,600
Antara 0,200 sampai dengan 0,400
Antara 0,000 sampai dengan 0,200
Pembahasan Hasil Analisis Data
Dari pengujian hipotesis di atas
ternyata hipotesis yang menyatakan
bahwa
“Ada
hubungan
antara
pelaksanaan layanan bimbingan pribadi
sosial dengan kedisiplinan siswa kelas
VIII di SMP Negeri 18 Surakarta Tahun
Pelajaran
2014/2015”,
diterima
kebenarannya.
Hal tersebut menunjukkan bahwa
semakin sering dilakukan layanan
bimbingan pribadi sosial maka akan
semakin baik juga kedisiplinan pada
siswa kelas VIII SMP Negeri 18
Surakarta.
Hasil penelitian ini diperkuat oleh
pendapat Sulistyarini dan Moh. Jauhar
(2014:177) yang menyatakan bahwa
bimbingan pribadi-sosial sebagai suatu
upaya membantu individu dalam
memecahkan masalah yang berhubungan
dengan keadaan psikologis dan sosial
klien, sehingga individu memantapkan
kepribadian
dan
mengembangkan
kemampuan individu dalam menangani
masalah-masalah dirinya.
Program layanan bimbingan dan
konseling di sekolah yang baik adalah
yang mampu memberikan dukungan
besar kepada para siswa dalam
menyelesaikantugas-tugas perkembangan
mereka. Sehubungan dengan upaya
peningkatan kemampuan untuk menerima
Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dalam
penelitian
ini
dianalisis
dengan
menggunakan analisis statistik melalui
“Korelasi Product Moment dengan angka
kasar” yang dikemukakan oleh (2013:
317) sebagai berikut :
𝑟𝑥𝑦 =
𝑁
𝑁
𝑋2 −
𝑋𝑌 −
𝑋
𝑌
𝑋2
𝑁
𝑌2 −
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi
X : Layanan
Bimbingan
Sosial (X)
Y : Kedisiplinan (Y)
N : Jumlah subyek
𝑌2
Pribadi
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Pengujian Hipotesis
Dari hasil analisis data yaitu
antara layanan bimbingan pribadi sosial
dengan kedisiplinan siswa dianalisis
dengan statistik r product moment
diperoleh nilai rhitung yaitu sebesar 0,611.
Selanjutnya
nilai
rhitung
tersebut
dikonsultasikan dengan rtabel product
moment dengan N = 40 dan taraf
signifikansi 5% dan 1%, yaitu 0,312 dan
0,403. Ternyata hasil analisis data yang
diperoleh rhitung lebih besar dari rtabel atau
0,312 < 0,611 > 0,403.
11
dan melakukan peraturan tata tertib
siswa, setiap guru sekolah selayaknya
memahami seluruh proses perkembangan
sosial dan moral siswa yakni anak-anak
dan remaja yang duduk di sekolah
menengah. Pengetahuan mengenai proses
perkembangan sosial dan moral siswa
dengan segala aspeknya perlu dipahami
sebagai bahan pertimbangan pokok dalam
mengupayakan peningkatan kemampuan
untuk
menerima
dan
melakukan
peraturan tata tertib siswa. Seorang guru
harus mampu menumbuhkan disiplin
dalam diri siswa, terutama disiplin diri.
Dalam kaitan ini, guru seharusnya
memiliki kesabaran yang baik sehingga
mampu melakukan hal-hal sebagai
berikut:
1)
Membantu
siswa
mengembangkan pola perilaku untuk
dirinya; setiap siswa berasal dari latar
belakang yang berbeda, mempunyai
karakteristik
yang
berbeda
dan
kemampuan yang berbeda pula, dalam
kaitan ini guru harus mampu melayani
berbagai perbedaan tersebut agar setiap
siswa dapat menemukan jati dirinya dan
mengembangkan dirinya secara optimal;
2) Membantu siswa meningkatkan
standar perilakunya karena siswa berasal
dari berbagai latar belakang yang
berbeda, jelas mereka akan memiliki
standard prilaku tinggi, bahkan ada yang
mempunyai standard prilaku yang sangat
rendah. Hal tersebut harus dapat
diantisipasi oleh setiap guru dan berusaha
meningkatkannya, baik dalam proses
belajar
mengajar
maupun
dalam
pergaulan
pada
umumnya;
3)
Menggunakan
pelaksanaan
aturan
sebagai alat; di setiap sekolah terdapat
ketentuan, peraturan dan tata tertib.
Perturan-peraturan
tersebut
harus
dijunjung tinggi dan dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya, agar tidak terjadi
pelanggaran-pelanggaran
yang
mendorong perilaku negatif atau tidak
disiplin; 4) Memberikan contoh perilaku
disiplin; dengan memberikan contoh
perilaku yang disiplin diharapkan siswa
dapat
mengenalinya
atau
dapat
membedakan mana perilaku disiplin dan
yang tidak disiplin; 5) Lebih menekankan
disiplin preventif untuk mendorong para
siswa agar mengikuti berbagai standar
dan aturan, sehingga tindakan indisiplin
dapat dicegah. Sasarannya adalah untuk
mendorong disiplin diri siswa. Dengan
cara ini siswa menjaga disiplin diri
mereka dan bukan karena suatu tekanan
atau paksaan. Dalam pelaksanaan
disiplin, harus berdasarkan dari dalam
diri siswa. Karena tanpa sikap kesadaran
dari diri sendiri, maka apapun usaha yang
dilakukan oleh orang di sekitarnya hanya
akan sia-sia.
Hasil penelitian ini juga diperkuat
oleh pendapat Conny R. Semiawan
(2008: 27) yang menyatakan bahwa
disiplin merupakan pengaruh yang
dirancang untuk membantu anak mampu
menghadapi lingkungan. Disiplin tumbuh
dari kebutuhan menjaga keseimbangan
antara kecenderungan dan keinginan
individu untuk berbuat agar memperoleh
sesuatu
dengan
pembatasan
atau
peraturan
yang
diperlukan
oleh
lingkungan terhadap dirinya. Ketaatan
terhadap peraturan tersebut tidak dapat
diperoleh dengan sendirinya. Orang tidak
begitu saja taat terhadap sesuatu.
Berdasarkan hasil penelitian ini
maka tidak diragukan lagi bahwa ada
hubungan antara pelaksanaan layanan
bimbingan
pribadi
sosial
dengan
12
kedisiplinan siswa kelas VIII di SMP
Negeri 18 Surakarta Tahun Pelajaran
2014/2015.
Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan
penelitian
ini
dimungkinkan karena adanya hasil yang
berbeda jika diterapkan pada penelitian
dengan populasi, sampel dan waktu yang
berbeda-beda.
dan kedisiplinan siswa di
sekolah masing-masing.
b. Guru
BK
hendaknya
memasukkan layanan bimbingan
pribadi sosial terkait dengan
kedisiplinan siswa ke dalam
program layanannya
c. Guru
BK
hendaknya
mengadakan kerjasama dengan
orang tua dalam mengontrol
perilaku siswa.
Kepada Siswa
Siswa hendaknya tidak malu untuk
diberikan layanan bimbingan
Kepada Orang Tua
a. Hendaknya orang tua selalu
menanamkan sikap kedisiplinan
kepada
anaknya
melalui
kegiatan pembiasaan maupun
keteladanan.
b. Orang tua hendaknya dapat
memberikan pemahaman pada
anak
akan
pentingnya
kedisiplinan
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil analisis data yaitu
antara pelaksanaan layanan bimbingan
pribadi sosial dengan kedisiplinan siswa
dianalisis dengan statistik r product
moment diperoleh nilai rhitung yaitu
sebesar 0,611. Selanjutnya nilai rhitung
tersebut dikonsultasikan dengan rtabel
product moment dengan N = 40 dan taraf
signifikansi 5% dan 1%, yaitu 0,312 dan
0,403. Ternyata hasil analisis data yang
diperoleh rhitung lebih besar dari rtabel atau
0,312 < 0,611 > 0,403. Dengan demikian
hipotesis yang menyatakan bahwa “Ada
hubungan antara pelaksanaan layanan
bimbingan
pribadi
sosial
dengan
kedisiplinan siswa kelas VIII di SMP
Negeri 18 Surakarta Tahun Pelajaran
2014/2015” diterima kebenarannya baik
pada taraf signifikansi 5% dan 1%.
2.
Saran
Adapun saran yang diajukan
penelitian ini ditujukan:
Anas Salahudin, 2010, Bimbingan &
Konseling, Bandung: CV. Pustaka
Setia.
1.
3.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi, 2004, Psikologi Belajar,
Jakarta: Rineka Cipta.
Achmad
Juntika
Nurihan,
2005,
Manajemen
Bimbingan
&
Konseling di SMP, Jakarta: PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia.
dalam
Bimo Walgito, 2005, Bimbingan dan
Konseling
Studi
&
Karir,
Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Kepada Guru BK
a. Guru BK hendaknya dapat
melakukan analisis kebutuhan
terkait dengan pelaksanaan
layanan bimbingan pribadi sosial
13
____, Bimbingan dan Konseling Studi &
Karir, Yogyakarta: CV. Andi
Offset.
Negeri 1 Palangka Raya Tahun
Pelajaran 2013/2014, Skripsi,
Palangka Raya: Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pengetahuan. Universitas
Muhammadiyah Palangka Raya.
Conny R. Semiawan, 2008, Penerapan
Pembelajaran pada Anak, Jakarta:
PT. Indeks.
Sugiyono, 2013, Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
Bandung: Alfabeta.
Dewa Ketut Sukardi, 2008, Pengantar
Pelaksanaan Program Bimbingan
dan Konseling di Sekolah, Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Suharsimi Arikunto, 1996, Prosedur
Penelitian
Suatu
Pendekatan
Praktik, Jakarta: Rineka Cipta.
Hurlock, 1978, Perkembangan Anak
Jilid 2, Jakarta: Erlangga.
____, 2013, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan
Praktik,
Jakarta:
Rineka Cipta.
Muhammad Faizin, 2010, Pengaruh
Pelaksanaan
Bimbingan
dan
Konseling terhadap Kesadaran
Siswa dalam Mentaati Tata Tertib
Sekolah di MTs YATAMU Desa
Pasawahan
Kecamatan
Susukanlebak Kabupaten Cirebon,
Skripsi, Cirebon: Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati.
Nana
Sulistyarini dan Moh. Jauhar, 2014,
Dasar-dasar Konseling, Jakarta:
Prestasi Pustaka.
Suryatri Darmiatun, 2013, Implementasi
Pendidikan Karakter di Sekolah,
Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Syaodih Sukmadinata, 2007,
Bimbingan dan Konseling Dalam
Praktek, Bandung: Maestro.
Sutirna, 2013, Perkembangan dan
Pertumbuhan
Peserta
Didik,
Yogyakarta: Andi Offset.
Nasution, 2012, Metode Research
(Penelitian Ilmiah), Jakarta: Bumi
Aksara.
Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan,
2006, Landasan Bimbingan &
Konseling, Bandung: Rosda Karya.
Qodri
Widodo,
2013,
Pengaruh
Pemberian Layanan Bimbingan
Sosial terhadap Rasa Percaya Diri
pada Siswa Kelas X AP 2 SMK
Batik
1
Surakarta
Tahun
Pelajaran 2012/2013, Skripsi,
Surakarta: Fakultas Keguruan dan
Ilmu
Pendidikan,
Universitas
Slamet Riyadi.
Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003, Tentang
Sistem
Pendidikan
Nasional,
Jakarta: CV. Eko Jaya.
Winkel, 2006, Bimbingan dan Konseling
di
Institusi
Pendidikan,
Yogyakarta: Media Abadi.
Sri Lestari, 2014. Pengaruh Intensitas
Layanan Informasi Pribadi Sosial
terhadap Kedisiplinan Belajar
Peserta Didik Kelas XI SMA
14
Download