HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL DENGAN KEDISIPLINAN SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 18 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh : Ariska Julian ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pelaksanaan layanan bimbingan pribadi sosial dengan kedisiplinan siswa kelas VIII di SMP Negeri 18 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Negeri 18 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 198 orang siswa, sampel penelitian sejumlah 40 siswa menggunakan teknik sampling menggunakan simple random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Metode angket dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang layanan bimbingan pribadi sosial dan kedisiplinan siswa, sedangkan dokumentasi dipergunakan untuk memperoleh data tentang nama responden. Teknik analisis data dengan korelasi product moment. Berdasarkan hasil analisis data yaitu antara pelaksanaan layanan bimbingan pribadi sosial dengan kedisiplinan siswa dianalisis dengan statistik r product moment diperoleh nilai rhitung yaitu sebesar 0,611. Selanjutnya nilai rhitung tersebut dikonsultasikan dengan rtabel product moment dengan N = 40 dan taraf signifikansi 5% dan 1%, yaitu 0,312 dan 0,403. Ternyata hasil analisis data yang diperoleh rhitung lebih besar dari rtabel atau 0,312 < 0,611 > 0,403. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa “Ada hubungan antara pelaksanaan layanan bimbingan pribadi sosial dengan kedisiplinan siswa kelas VIII di SMP Negeri 18 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015” diterima kebenarannya baik pada taraf signifikansi 5% dan 1%. Kata Kunci : Hubungan, Layanan Bimbingan Pribadi Sosial, Kedisiplinan Siswa 1 2 Dalam perjalanan mendisiplinkan anak terlambat dengan hukuman membersihkan halaman sekolah nampaknya belum membuahkan hasil berarti, ditunjukkan dengan masih banyaknya para peserta didik yang datang di sekolah tidak tepat waktu atau terlambat. Hal ini menandakan belum adanya kesadaran dari peserta didik untuk mentaati peraturan atau tata tertib yang berlaku di sekolah. Walaupun mereka sudah diberi sanksi atau hukuman tanpa adanya pemahaman dan kesadaran diri rasanya sulit untuk merubah sikap dan kebiasaan peserta didik untuk meningkatkan kedisiplinan datang tepat waktu di sekolah. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Akhir-akhir ini sering kita lihat pandangan yang kurang menyenangkan di lingkungan SMP Negeri 18 Surakarta, terutama pada jam kegiatan pembelajaran dimulai yaitu pada pukul 07.00 - 07.15. Pemandangan tersebut adalah masih banyaknya para peserta didik yang datang terlambat atau kurang disiplin datang tepat waktu di sekolah. Keadaan ini menjadikan bahan pemikiran bagi para guru dan Pimpinan Sekolah untuk membuat mereka menjadi jera dan tidak akan datang terlambat lagi. Dari masukan Ibu Kepala Sekolah dan staf guru, dimulailah adanya hukuman bagi para peserta didik yang terlambat datang di sekolah yaitu disuruh menyapu atau membersihkan halaman/taman sebelum diperbolehkan masuk ke kelas masingmasing. Siswa yang terlambat datang di sekolah tentunya akan mempengaruhi kegiatan belajar mengajar di kelas pada jam pertama, karena dalam pembelajaran klasikal, seorang guru membersihkan materi pelajaran kepada seluruh siswa dalam satu kelas secara bersama-sama, sehingga kedatangan siswa terlambat ke dalam kelas yang tengah berlangsung KBM mau tidak mau akan mengganggu proses pembelajaran baik mengganggu konsentrasi guru maupun menggangu konsentrasi peserta didik di dalam kelas. Dengan demikian perlu adanya tindakan untuk lebih mendisiplinkan para peserta didik datang tepat waktu di sekolah seperti yang telah tercantum pada tata tertib peserta didik SMP Negeri 18 Surakarta. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Sebesar 5% atau 10 siswa kelas VIII SMP Negeri 18 Surakarta yang terlambat datang ke sekolah. 2. Sebesar 5% atau 10 siswa kelas VIII SMP Negeri 18 Surakarta kurang memahami akan pentingnya kedisiplinan . 3. Kurangnya layanan bimbingan pribadi sosial Pembatasan Masalah Masalah dalam penelitian ini dibatasi hanya pada: “Hubungan antara pelaksanaan layanan bimbingan pribadi sosial dengan kedisiplinan siswa kelas VIII di SMP Negeri 18 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015”. 3 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas dapat dirumuskan permasalahan yaitu adalah “Apakah ada hubungan antara pelaksanaan layanan bimbingan pribadi sosial dengan kedisiplinan siswa kelas VIII di SMP Negeri 18 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015?”. c. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan ini adalah ”Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pelaksanaan layanan bimbingan pribadi sosial dengan kedisiplinan siswa kelas VIII di SMP Negeri 18 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015”. d. untuk melakukan hal-hal yang positif. Bagi Sekolah Apabila layanan bimbingan pribadi sosial mempunyai hubungan dengan kedisiplinan, maka guru pembimbing dapat meningkatkan layanan bimbingan pribadi sosial dan menyusun program yang dapat meningkatkan kedisiplinan siswa. Bagi Siswa Siswa dapat mengetahui arti penting dari kedisiplinan sehingga tidak berbuat yang tidak baik. KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS Deskripsi Teori 1. Tinjauan Tentang Bimbingan Pribadi Sosial Bimbingan pribadi-sosial juga sebagai upaya pengembangan kemampuan peserta didik untuk menghadapi dan mengatasi masalah pribadi-sosial dengan cara menciptakan lingkungan interaksi pendidikan yang kondusif, mengembangkan sistem pemahaman diri dan sikap-sikap positif, serta dengan mengembangkan kemampuan pribadi-sosial. Bimbingan pribadi-sosial merupakan upaya layanan yang diberikan kepada siswa agar mampu mengatasi permasalahanpermasalahan yang dialaminya, baik yang bersifat pribadi maupun sosial, sehingga mampu membina hubungan sosial yang harmonis di Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat menambah khasanah atau perbendaharaan ilmu pengetahuan dibidang pendidikan khususnya berkaitan dengan kedisiplinan siswa. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Guru atau pendidik dapat menguasai teknik pengorganisasian, pelaksanaan dalam melaksanakan bimbingan pribadi sosial terhadap siswa yang kurang disiplin. b. Bagi Orang Tua Orang tua/wali murid dapat memberikan bimbingan ekstra guna meningkatkan kedisiplinan anaknya, sehingga siswa terbiasa 4 lingkungannya. Bimbingan pribadisosial diberikan dengan cara menciptakan lingkungan yang kondusif, interaksi pendidikan yang akrab, mengembangkan system pemahaman diri, dan sikap-sikap yang positif, serta kemampuankemampuan pribadi sosial yang tepat. Tujuan bimbingan pribadi pribadi sosial yang harus dikembangkan dalam program layanan bimbingan dan konseling adalah memfasilitasi siswa dalam mengarahkan pemantapan kepribadian serta mengembangkan kemampuan dalam mengatasi masalah-masalah pribadi dan sosial siswa. Fungsi bimbingan pribadi sosial adalah membantu individu untuk berubah menuju pertumbuhan, pemahaman diri secara penuh dan utuh, belajar berkomunikasi yang lebih sehat, berlatih tingkah laku baru yang lebih sehat, belajar untuk mengungkapkan diri secara penuh dan utuh, individu mampu bertahan, dan menghilangkan gejala-gejala yang disfungsional. Menurut Achmad Juntika Nurihsan (2005: 21) isi layanan bimbingan pribadi sosial adalah: 1) Macam-macam kaidah ajaran agama 2) Pokok-pokok ajaran agama yang dianutnya 3) Contoh-contoh sikap penerimaan terhadap perubahan fisik dan psikis 2. 5 4) Contoh-contoh pengaruh perubahan fisik dan psikis terhadap hubungan sosial. 5) Pengembangan pengaruh positif dan menghindari pengaruh negatif perubahan fisik dan psikis terhadap hubungan sosial. 6) Contoh-contoh hubungan sosial dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai pria dan wanita 7) Konsep dan contoh kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi 8) Contoh-contoh aspek sosial dari gambaran kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi, dan cara-cara bersikap dalam hubungan sosial berkenaan dengan kehidupan mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi, praktik cara bersikap dalam hubungan sosial berkenaan dengan kehidupan mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi. Tinjauan Tentang Kedisiplinan Disiplin adalah pengaruh sikap seseorang untuk mentaati segala peraturan yang disertai oleh adanya kesadaran norma-norma dan kewajiban yang telah disepakati bersama. Tujuan disiplin adalah membentuk perilaku anak sehingga terbentuk perkembangan anak hingga ia dapat mengarahkan diri sendiri tanpa pengaruh dan pengendalian dari luar. Sekolah adalah institusi yang memiliki kewenangan untuk membuat peserta didik belajar 3. mengembangkan perilaku yang sehat, salah satunya adalah disiplin. Proses pendidikan dan pembelajaran yang dapat dilakukan di sekolah untuk mengembangkan disiplin peserta didik menurut Suryatri Darmiatun (2013: 51) adalah sebagai berikut: 1) Mengembangkan pikiran dan pemahaman serta perasaan positif siswa tentang manfaat disiplin bagi perkembangan diri. Mengembangkan keterampilan diri (life skill) siswa agar memiliki disiplin. 2) Mengembangkan pemahaman dan perasaan positif siswa tentang aturan dan manfaat mematuhi aturan dalam kehidupan 3) Mengembangkan kemampuan siswa menyesuaikan diri secara sehat 4) Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengembangkan kontrol internal terhadap perilaku sebagai dasar perilaku disiplin. 5) Menjadi modeling dan mengembangkan keteladanan 6) Mengembangkan sistem dan mekanisme pengukuhan positif maupun negatif untuk penegakan disiplin di sekolah. Hubungan Pelaksanaan Layanan Bimbingan Pribadi Sosial dengan Kedisiplinan Program layanan bimbingan dan konseling di sekolah yang baik adalah yang mampu memberikan dukungan besar kepada para siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan mereka. Sehubungan dengan upaya peningkatan kemampuan untuk menerima dan melakukan peraturan tata tertib siswa, setiap guru sekolah selayaknya memahami seluruh proses perkembangan sosial dan moral siswa yakni anak-anak dan remaja yang duduk di sekolah menengah. Pengetahuan mengenai proses perkembangan sosial dan moral siswa dengan segala aspeknya perlu dipahami sebagai bahan pertimbangan pokok dalam mengupayakan peningkatan kemampuan untuk menerima dan melakukan peraturan tata tertib siswa. Seorang guru harus mampu menumbuhkan disiplin dalam diri siswa, terutama disiplin diri. Dalam kaitan ini, guru seharusnya memiliki kesabaran yang baik sehingga mampu melakukan hal-hal sebagai berikut: a. Membantu siswa mengembangkan pola perilaku untuk dirinya; b. Membantu siswa meningkatkan standar perilakunya c. Menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat; d. Memberikan contoh perilaku disiplin; e. Lebih menekankan disiplin preventif untuk mendorong para siswa agar mengikuti berbagai standar dan aturan, sehingga tindakan indisiplin dapat dicegah. 6 Dalam pelaksanaan disiplin, harus berdasarkan dari dalam diri siswa. Karena tanpa sikap kesadaran dari diri sendiri, maka apapun usaha yang dilakukan oleh orang di sekitarnya hanya akan sia-sia. Berikut ini adalah pelaksanaan kedisiplinan di lingkungan sekolah: a. Datang kesekolah tepat waktu; b. Rajin belajar; c. Mentaati peraturan sekolah; d. Mengikuti upacara dengan tertib; e. Mengumpulkan tugas yang diberikan guru tepat waktu; f. Melakukan tugas piket sesuai jadwalnya; g. Memotong rambut jika kelihatan panjang; h. Harus berdoa sebelum memulai pelajaran dan masih banyak lagi Pemberian layanan bimbingan pribadi sosial yang dilakukan perlu mengacu pada tujuan, asas dan prinsip pemberian bimbingan itu sendiri. Hal ini dimaksud agar pelaksanaan bimbingan pribadi sosial berjalan sesuai dengan kaidah sehingga dapat memberikan hasil yang baik dalam mengatasi permasalahan yang dialami oleh peserta didik. Dengan demikian kebermanfaatan bimbingan pribadi sosial akan bermakna terhadap tumbuh optimalnya peserta didik. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian ini dibatasi pada hubungan antara pelaksanaan layanan bimbingan pribadi sosial dengan kedisiplinan siswa. Adapun penelitian yang relevan dan mendukung penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Qodri Widodo (2013) meneliti dengan judul: ”Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Sosial terhadap Rasa Percaya Diri pada Siswa Kelas X AP 2 SMK Batik 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013”. Berdasarkan hasil analisis data yang dianalisis dengan menggunakan t-test diperoleh hasil nilai t hitung sebesar 5,448 > nilai t tabel signifikan 5% = 2,021 dan 1% = 2,704, sehingga diperoleh kesimpulan ada pengaruh yang positif dan signifikan pemberian layanan bimbingan sosial terhadap rasa percaya diri pada siswa Kelas X AP 2 SMK Batik 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013. 2. Sri Lestari (2014) meneliti dengan judul: “Pengaruh intensitas layanan informasi pribadi sosial terhadap kedisiplinan belajar peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 Palangka Raya Tahun Pelajaran 2013/2014”. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan terdapat pengaruh intensitas layanan informasi pribadi sosial terhadap kedisiplinan belajar peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 Palangka Raya. 3. Muhammad Faizin (2010) meneliti dengan judul: “Pengaruh pelaksanaan bimbingan dan konseling terhadap kesadaran siswa 7 dalam mentaati tata tertib sekolah di MTs YATAMU Desa Pasawahan Kecamatan Susukanlebak Kabupaten Cirebon”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh pelaksanaan bimbingan dan konseling terhadap kesadaran siswa dalam mentaati tata tertib sekolah di MTs YATAMU Pasawahan dalam kategori cukup yaitu sebesar 77,91% sedangkan kesadaran siswa dalam mentaati tata tertib sekolah di MTs YATAMU Pasawahan kategori kurang baik, yang baik yaitu sebesar 54,2%. Adapun hasil uji korelasi menunjukkan ada hubungan yang signifikan pelaksanaan bimbingan dan konseling terhadap kesadaran siswa dalam mentaati tata tertib sekolah. Berdasarkan penelitian terdahulu di atas menguatkan asumsi bahwa pemberian layanan bimbingan pribadi sosial dapat meningkatkan kedisiplinan siswa dalam kegiatan pembelajaran. terkaan tentang apa saja yang kita amati dalam usaha untuk memahaminya. Sedangkan menurut Sugiyono (2013: 64) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kelimat pertanyaan. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 18 Surakarta. Pelaksanaan penelitian pada bulan Januari 2015 sampai dengan bulan Februari 2015. Populasi, Sampel dan Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Negeri 18 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 198 orang, yang terdiri dari 6 kelas, yaitu kelas VIIIa, kelas VIIIb, kelas VIIIc, kelas VIIId, kelas VIIIe, dan kelas VIIIf. 2. Sampel Dalam penelitian ini diambil sampel sebanyak 20% dari keseluruhan populasi (198 orang) sehingga diperoleh 40 siswa kelas VIII SMP Negeri 18 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015 sebagai sampel penelitian. 3. Sampling Sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Simple random sampling adalah suatu tipe sampling probabilitas, di mana peneliti dalam memilih sampel dengan memberikan kesempatan yang sama kepada Kerangka Berpikir Pelaksanaan Layanan Bimbingan Pribadi Sosial Kedisiplinan Hipotesis Menurut Suharsimi Arikunto (2013: 110) hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Hipotesis menurut Nasution (2012: 39) adalah pernyataan tentatif yang merupakan dugaan atau 8 semua anggota populasi untuk ditetapkan sebagai anggota sampel (Sugiyono, 2013:74). Teknik sampling secara random dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: menggunakan cara undian, dan menggunakan tabel bilangan random. Adapun yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling dengan cara undian. Adapun langkah dalam bentuk random sampling yang penulis lakukan sebagai berikut : a. Membuat daftar yang berisi nama-nama subjek penelitian (seluruh anggota populasi). b. Memberi kode nomor pada semua subjek tersebut. c. Menulis nomor-nomor kode itu masing-masing pada selembar kertas kecil. d. Menggulung kertas itu dengan baik. e. Memasukan kertas itu dengan baik ke dalam kaleng atau gelas. f. Menggocok kaleng/gelas tersebut g. Mengeluarkan gulungan kertas tersebut satu persatu sampai 40 buah kemudian dicatat nomor yang tertera. Nomor-nomor yang keluar inilah yang dipergunakan sebagai dasar untuk mengambil sampel penelitian. 2. bebasnya adalah layanan bimbingan pribadi sosial. Variabel terikat (Dependent Variabel) Yaitu variabel yang diramalkan akan timbul hubungan yang bersifat fungsional. Variabel terikatnya adalah kedisiplinan. Teknik Pengumpulan Data 1. Angket Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2013:142). Menurut Bimo Walgito (2005 : 75) angket merupakan suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang/anak yang ingin diselidiki yang juga disebut responden. Pengertian di atas dapat kita simpulkan bahwa, angket adalah alat pengumpul data berupa alat pertanyaan tertulis yang harus diisi oleh responden guna mendapatkan keterangan atau informasi yang berhubungan dengan data yang diperlukan. Item-item atau daftar pertanyaan dalam angket bukan dimaksudkan untuk menguji kemampuan responden sebagaimana alat dan teknik tes, melainkan pertanyaan pada angket dimaksudkan untuk menggali informasi dari responden. Variabel Penelitian 1. Variabel bebas (Independent Variabel) Yaitu variabel yang diselidiki pengaruhnya yang menjadi sebabsebab terjadinya sesuatu. Variabel 9 2. Dokumentasi Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notuler, rapat, lengger, agenda dan sebagainya. Maksudnya bahwa dokumentasi adalah suatu laporan tertulis dari suatu peristiwa yang isinya terdiri dari penjelasan terhadap peristiwa itu dan ditulis dengan sengaja untuk menyimpan atau merumuskan keterangan mengenai peristiwa tersebut. Berdasarkan pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa dokumentasi adalah catatan-catatan tentang suatu peristiwa yang pernah terjadi yang dapat dipergunakan sebagai pertimbangan terhadap halhal dimasa mendatang. Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui data-data siswa kelas VIII di SMP Negeri 18 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015. menggunakan validitas item, yaitu sebagai berikut: 𝑟𝑥𝑦 = 𝑁 𝑁 𝑋2 𝑋𝑌 − − 𝑋2 𝑋 𝑁 𝑌 𝑌2 − 𝑌2 (Suharsimi A, 2013: 213) 2. Dimana: r xy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y N = Jumlah sampel X = Nilai total atribut Y = Nilai dari variabel Uji Reliabilitas Untuk menguji reliabilitas butir soal menggunakan rumus “Korelasi Product Moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2013: 226) sebagai berikut : 𝑟𝑥𝑦 = 𝑁 𝑁 𝑋2 − 𝑋𝑌 − 𝑋 𝑌 𝑋2 𝑁 𝑌2 − 𝑌2 Keterangan : rxy : Koefisien korelasi X : Jumlah nilai X Y : Jumlah nilai Y N : Jumlah subyek Hasil korelasi tersebut diatas kemudian dimasukkan dalam rumus Spearman-Brown sebagai berikut : 2r½½ r11 = (1 + r ½ ½ ) (Suharsimi Arikunto, 2013: 319) Keterangan : : Koefisien reliabilitas r11 Uji Coba Instrumen 1. Validitas “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkattingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen” (Suharsimi Arikunto, 2013: 211). Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Adapun item dikatakan valid atau tidak yaitu dengan cara menguji item tersebut dengan cara rxy = r ½ ½ 10 soal. : Korelasi antara skorskor setiap belahan soal. Untuk mengetahui kriteria reliabilitas soal, maka hasil perhitungan r11 di atas kemudian dikonsultasikan dengan tabel interpretasi koefisien korelasi dari Suharsimi Arikunto (2013 : 319) sebagai berikut : BESARNYA NILAI Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa “Ada hubungan antara pelaksanaan layanan bimbingan pribadi sosial dengan kedisiplinan siswa kelas VIII di SMP Negeri 18 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015” diterima kebenarannya baik pada taraf signifikansi 5% dan 1%. INTERPRESTAS I : Sangat tinggi : Tinggi : Cukup : Rendah : Sangat rendah Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Pembahasan Hasil Analisis Data Dari pengujian hipotesis di atas ternyata hipotesis yang menyatakan bahwa “Ada hubungan antara pelaksanaan layanan bimbingan pribadi sosial dengan kedisiplinan siswa kelas VIII di SMP Negeri 18 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015”, diterima kebenarannya. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin sering dilakukan layanan bimbingan pribadi sosial maka akan semakin baik juga kedisiplinan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 18 Surakarta. Hasil penelitian ini diperkuat oleh pendapat Sulistyarini dan Moh. Jauhar (2014:177) yang menyatakan bahwa bimbingan pribadi-sosial sebagai suatu upaya membantu individu dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan keadaan psikologis dan sosial klien, sehingga individu memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalah-masalah dirinya. Program layanan bimbingan dan konseling di sekolah yang baik adalah yang mampu memberikan dukungan besar kepada para siswa dalam menyelesaikantugas-tugas perkembangan mereka. Sehubungan dengan upaya peningkatan kemampuan untuk menerima Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis statistik melalui “Korelasi Product Moment dengan angka kasar” yang dikemukakan oleh (2013: 317) sebagai berikut : 𝑟𝑥𝑦 = 𝑁 𝑁 𝑋2 − 𝑋𝑌 − 𝑋 𝑌 𝑋2 𝑁 𝑌2 − Keterangan : rxy : Koefisien korelasi X : Layanan Bimbingan Sosial (X) Y : Kedisiplinan (Y) N : Jumlah subyek 𝑌2 Pribadi HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengujian Hipotesis Dari hasil analisis data yaitu antara layanan bimbingan pribadi sosial dengan kedisiplinan siswa dianalisis dengan statistik r product moment diperoleh nilai rhitung yaitu sebesar 0,611. Selanjutnya nilai rhitung tersebut dikonsultasikan dengan rtabel product moment dengan N = 40 dan taraf signifikansi 5% dan 1%, yaitu 0,312 dan 0,403. Ternyata hasil analisis data yang diperoleh rhitung lebih besar dari rtabel atau 0,312 < 0,611 > 0,403. 11 dan melakukan peraturan tata tertib siswa, setiap guru sekolah selayaknya memahami seluruh proses perkembangan sosial dan moral siswa yakni anak-anak dan remaja yang duduk di sekolah menengah. Pengetahuan mengenai proses perkembangan sosial dan moral siswa dengan segala aspeknya perlu dipahami sebagai bahan pertimbangan pokok dalam mengupayakan peningkatan kemampuan untuk menerima dan melakukan peraturan tata tertib siswa. Seorang guru harus mampu menumbuhkan disiplin dalam diri siswa, terutama disiplin diri. Dalam kaitan ini, guru seharusnya memiliki kesabaran yang baik sehingga mampu melakukan hal-hal sebagai berikut: 1) Membantu siswa mengembangkan pola perilaku untuk dirinya; setiap siswa berasal dari latar belakang yang berbeda, mempunyai karakteristik yang berbeda dan kemampuan yang berbeda pula, dalam kaitan ini guru harus mampu melayani berbagai perbedaan tersebut agar setiap siswa dapat menemukan jati dirinya dan mengembangkan dirinya secara optimal; 2) Membantu siswa meningkatkan standar perilakunya karena siswa berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda, jelas mereka akan memiliki standard prilaku tinggi, bahkan ada yang mempunyai standard prilaku yang sangat rendah. Hal tersebut harus dapat diantisipasi oleh setiap guru dan berusaha meningkatkannya, baik dalam proses belajar mengajar maupun dalam pergaulan pada umumnya; 3) Menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat; di setiap sekolah terdapat ketentuan, peraturan dan tata tertib. Perturan-peraturan tersebut harus dijunjung tinggi dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, agar tidak terjadi pelanggaran-pelanggaran yang mendorong perilaku negatif atau tidak disiplin; 4) Memberikan contoh perilaku disiplin; dengan memberikan contoh perilaku yang disiplin diharapkan siswa dapat mengenalinya atau dapat membedakan mana perilaku disiplin dan yang tidak disiplin; 5) Lebih menekankan disiplin preventif untuk mendorong para siswa agar mengikuti berbagai standar dan aturan, sehingga tindakan indisiplin dapat dicegah. Sasarannya adalah untuk mendorong disiplin diri siswa. Dengan cara ini siswa menjaga disiplin diri mereka dan bukan karena suatu tekanan atau paksaan. Dalam pelaksanaan disiplin, harus berdasarkan dari dalam diri siswa. Karena tanpa sikap kesadaran dari diri sendiri, maka apapun usaha yang dilakukan oleh orang di sekitarnya hanya akan sia-sia. Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh pendapat Conny R. Semiawan (2008: 27) yang menyatakan bahwa disiplin merupakan pengaruh yang dirancang untuk membantu anak mampu menghadapi lingkungan. Disiplin tumbuh dari kebutuhan menjaga keseimbangan antara kecenderungan dan keinginan individu untuk berbuat agar memperoleh sesuatu dengan pembatasan atau peraturan yang diperlukan oleh lingkungan terhadap dirinya. Ketaatan terhadap peraturan tersebut tidak dapat diperoleh dengan sendirinya. Orang tidak begitu saja taat terhadap sesuatu. Berdasarkan hasil penelitian ini maka tidak diragukan lagi bahwa ada hubungan antara pelaksanaan layanan bimbingan pribadi sosial dengan 12 kedisiplinan siswa kelas VIII di SMP Negeri 18 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan penelitian ini dimungkinkan karena adanya hasil yang berbeda jika diterapkan pada penelitian dengan populasi, sampel dan waktu yang berbeda-beda. dan kedisiplinan siswa di sekolah masing-masing. b. Guru BK hendaknya memasukkan layanan bimbingan pribadi sosial terkait dengan kedisiplinan siswa ke dalam program layanannya c. Guru BK hendaknya mengadakan kerjasama dengan orang tua dalam mengontrol perilaku siswa. Kepada Siswa Siswa hendaknya tidak malu untuk diberikan layanan bimbingan Kepada Orang Tua a. Hendaknya orang tua selalu menanamkan sikap kedisiplinan kepada anaknya melalui kegiatan pembiasaan maupun keteladanan. b. Orang tua hendaknya dapat memberikan pemahaman pada anak akan pentingnya kedisiplinan KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil analisis data yaitu antara pelaksanaan layanan bimbingan pribadi sosial dengan kedisiplinan siswa dianalisis dengan statistik r product moment diperoleh nilai rhitung yaitu sebesar 0,611. Selanjutnya nilai rhitung tersebut dikonsultasikan dengan rtabel product moment dengan N = 40 dan taraf signifikansi 5% dan 1%, yaitu 0,312 dan 0,403. Ternyata hasil analisis data yang diperoleh rhitung lebih besar dari rtabel atau 0,312 < 0,611 > 0,403. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa “Ada hubungan antara pelaksanaan layanan bimbingan pribadi sosial dengan kedisiplinan siswa kelas VIII di SMP Negeri 18 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015” diterima kebenarannya baik pada taraf signifikansi 5% dan 1%. 2. Saran Adapun saran yang diajukan penelitian ini ditujukan: Anas Salahudin, 2010, Bimbingan & Konseling, Bandung: CV. Pustaka Setia. 1. 3. DAFTAR PUSTAKA Abu Ahmadi, 2004, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta. Achmad Juntika Nurihan, 2005, Manajemen Bimbingan & Konseling di SMP, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. dalam Bimo Walgito, 2005, Bimbingan dan Konseling Studi & Karir, Yogyakarta: CV. Andi Offset. Kepada Guru BK a. Guru BK hendaknya dapat melakukan analisis kebutuhan terkait dengan pelaksanaan layanan bimbingan pribadi sosial 13 ____, Bimbingan dan Konseling Studi & Karir, Yogyakarta: CV. Andi Offset. Negeri 1 Palangka Raya Tahun Pelajaran 2013/2014, Skripsi, Palangka Raya: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan. Universitas Muhammadiyah Palangka Raya. Conny R. Semiawan, 2008, Penerapan Pembelajaran pada Anak, Jakarta: PT. Indeks. Sugiyono, 2013, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta. Dewa Ketut Sukardi, 2008, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta: PT. Rineka Cipta. Suharsimi Arikunto, 1996, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta. Hurlock, 1978, Perkembangan Anak Jilid 2, Jakarta: Erlangga. ____, 2013, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta. Muhammad Faizin, 2010, Pengaruh Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling terhadap Kesadaran Siswa dalam Mentaati Tata Tertib Sekolah di MTs YATAMU Desa Pasawahan Kecamatan Susukanlebak Kabupaten Cirebon, Skripsi, Cirebon: Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati. Nana Sulistyarini dan Moh. Jauhar, 2014, Dasar-dasar Konseling, Jakarta: Prestasi Pustaka. Suryatri Darmiatun, 2013, Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah, Yogyakarta: Penerbit Gava Media. Syaodih Sukmadinata, 2007, Bimbingan dan Konseling Dalam Praktek, Bandung: Maestro. Sutirna, 2013, Perkembangan dan Pertumbuhan Peserta Didik, Yogyakarta: Andi Offset. Nasution, 2012, Metode Research (Penelitian Ilmiah), Jakarta: Bumi Aksara. Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan, 2006, Landasan Bimbingan & Konseling, Bandung: Rosda Karya. Qodri Widodo, 2013, Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Sosial terhadap Rasa Percaya Diri pada Siswa Kelas X AP 2 SMK Batik 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013, Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Slamet Riyadi. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: CV. Eko Jaya. Winkel, 2006, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, Yogyakarta: Media Abadi. Sri Lestari, 2014. Pengaruh Intensitas Layanan Informasi Pribadi Sosial terhadap Kedisiplinan Belajar Peserta Didik Kelas XI SMA 14