Pembelajar Seumur Hidup - IPEKA Integrated Christian School

advertisement
newsletter
Edisi 33/2013 | www.ipeka.org
Dr. Janet Nason:
Pembelajar
Seumur Hidup
Greetings
Keluarga Besar IPEKA yang saya kasihi,
P
Petroes
S. Soeryo
Direktur Utama
Operasional
“The illiterate of the
21st century will not be
those who cannot read
and write, but those
who cannot learn,
unlearn, and relearn.”
02
ada tahun 1970, Alvin
Toffler dalam bukunya
yang berjudul Future Shock
menjelaskan bahwa di abad ke21, pengetahuan, teknologi,
dan informasi akan berkembang
pesat. Hal positif dari kemajuan
yang cepat tersebut adalah umat
manusia akan mengalami banyak
kemudahan karena penggunaan
teknologi dalam keseharian.
Namun, manusia juga akan
mengalami future shock karena
perubahan yang sangat cepat
dalam waktu yang singkat.
Perubahan yang pesat dalam
periode yang singkat itu menuntut
manusia untuk selalu belajar agar
dapat meyesuaikan diri dengan
perkembangan zaman.
Terkait dengan itu, Alvin
Toffler berkata, “The illiterate of
the 21st century will not be those
who cannot read and write, but
those who cannot learn, unlearn,
and relearn.” (terjemahan bebas:
Mereka yang tertinggal di abad 21
bukanlah yang tak bisa membaca
dan menulis, tetapi orang yang
enggan belajar, tidak berani
meninggalkan pengetahuannya
yang sudah tidak relevan, dan
tidak mau belajar lagi untuk
pengetahuan lebih baru.)
Kita telah berada di abad ke21 itu. Banyak hal yang diprediksi
Alvin Toffler benar terjadi.
Komputer yang pada masa lalu
berukuran sebesar kamar tidur,
kini menjadi begitu kecil dan dapat
dibawa bepergian. Telepon yang
dulu sangat terbatas dan bersifat
statis, kini dimiliki oleh banyak
orang dan dapat masuk saku untuk
dibawa ke mana-mana. Komunikasi
antar-ilmuwan dari berbagai
belahan dunia dapat dilakukan
secara online. Pendidikan dapat
diperoleh secara online. Informasi
dan pengetahuan mudah diakses
melalui internet.
Mereka yang tidak mengikuti
perkembangan ini bukan hanya
menjadi “kudet” (kurang update),
namun juga tertinggal dari
kemajuan dunia karena semua
kemajuan itu akan mengakibatkan
cara hidup baru di dalam
masyarakat.
Sekelompok peneliti di
Amerika Serikat mengklaim
bahwa pengetahuan yang kita
sedang pelajari tidak relevan
dalam 4 tahun ke depan, sehingga
pengetahuan yang telah kita
kuasai, ketika lulus dari pendidikan
formal, mungkin sudah tidak
terlalu relevan karena banyak teori
baru yang ditemukan.
Itulah sebabnya, Sekolah
Kristen IPEKA menetapkan nilai
keempat dalam Nilai-nilai Inti
(core values) pelayanan IPEKA,
yaitu Pembelajar Seumur Hidup.
Setiap kita, baik siswa-siswi, guru
dan karyawan, maupun orang
tua, mesti memiliki sifat sebagai
pembelajar seumur hidup supaya
dapat mengikuti perkembangan
zaman, bahkan menjadi pemimpin
dalam perkembangan zaman ini
untuk menjadi berkat. Selamat menjadi pembelajar
seumur hidup. Tuhan memberkati.
ICC CORNER
Belajar Seperti Pohon
“Nak, kamu kok nggak belajar…?”
“Enggak ah, Ma… nggak ada
ulangan. Lagi pula besok kan libur
panjang.”
Apa yang terlintas pada
benak kita untuk kata belajar dari
percakapan tersebut? Beberapa
orang menangkap belajar adalah
proses mengulangi pelajaran di
sekolah. Mungkin ada juga yang
menilai bahwa belajar adalah
kegiatan yang memiliki jadwal
tersendiri. Dengan kata lain, kalau
tidak ada ulangan atau PR, maka
tidak perlu belajar.
Apabila ditarik lebih umum,
belajar hanya diidentikkan
sebagai kegiatan mencari ilmu
ketika seseorang masih di jenjang
sekolah. Benarkah demikian?
Apakah belajar berhenti ketika
seseorang lulus dari jenjang
pendidikan tertentu?
Seorang politisi, Newton D.
Baker menyatakan, “The man who
graduates today and stops learning
tomorrow is uneducated the day
after (Seseorang yang hari ini lulus
dan berhenti belajar keesokannya,
maka menjadi tidak berpendidikan
di kemudian hari).”
Dengan demikian, belajar
bukanlah sebuah proses tunggal
atau terbatas pada suatu
situasi atau waktu saja. Hidup
manusia seperti sebuah pohon
yang memiliki 2 pilihan: mau
terus bertumbuh atau berhenti
bertumbuh yang berarti layu dan
gugur?
Selain membutuhkan sinar
matahari, sebuah pohon akan
dapat bertumbuh ketika mulai
menyerap air dan nutrisi yang
baik di dalam tanah. Semakin luas
akarnya menyebar di dalam tanah
dan makin banyak hal baik yang
diserap, maka semakin sehat,
kuat, dan besar pohon tersebut.
Buahnya pun akan lebih banyak
dan ranum.
Begitu pula dengan manusia,
semakin banyak usaha yang
diinvestasikan untuk mempelajari
hal-hal yang positif akan membuat
seseorang semakin kaya akan
informasi yang bermanfaat bagi
hidup.
Marilah menjadi pembelajar
seumur hidup.
“Perolehlah hikmat,
perolehlah pengertian,
jangan lupa, dan
jangan menyimpang
dari perkataan
mulutku. Janganlah
meninggalkan hikmat
itu, maka engkau
akan diperliharanya,
kasihilah dia,
maka engkau akan
dijaganya.”
(Amsal 4:5-6)
—oleh Diana, M.Psi., Psi.
03
focus
Pembelajar
Seumur Hidup
“Tuhan ALLAH telah
memberikan kepadaku
lidah seorang murid,
supaya dengan
perkataan aku dapat
memberi semangat
baru kepada orang
yang letih lesu. Setiap
pagi Ia mempertajam
pendengaranku untuk
mendengar seperti
seorang murid.”
(Yesaya 50:4)
04
Jika siswa-siswi di sekolah selalu
mendengarkan saran dari guru
agar selalu rajin dan bersemangat
belajar, maka guru pun mau
belajar serajin yang disarankan
kepada siswa-siswinya.
Guru diharapkan mau
membuka diri dan selalu belajar
tanpa batas waktu, sehingga
siswa-siswi juga meneladaninya
dan menjadikan Kristus sebagai
Teladan yang membimbing dalam
memanfaatkan pengetahuan yang
dipelajari demi kemuliaan Tuhan.
Pdt. David F. Wong, penulis
buku Beyond Finishing Well
mengatakan, kita tidak dapat
belajar tanpa mengosongkan
pikiran lama kita. Harus
melepaskan yang sudah usang
untuk mempelajari yang baru,
maka barulah pembelajaran yang
sebenarnya akan terjadi. Apalagi
bila kita ingin menjadi pembelajar
seumur hidup.
Berkaitan dengan menjadi
pembelajar seumur hidup, serta
sebagai salah satu dari sekian
sekolah yang memiliki pusat
pelatihan di Indonesia, Sekolah
Kristen IPEKA, melalui IPEKA
Learning and Development Center
(ILDC) melatih para guru dan
karyawannya agar semakin baik
mendidik dan mempersiapkan
siswa-siswi menuju masa depan,
terutama pada era modern
yang super cepat memperoleh
informasi dari mana saja, siapa
saja.
focus
ILDC memiliki sejumlah modul pelatihan
bagi para guru dan karyawan IPEKA, antara
lain:
IPEKA Basic Leadership Program
IBLP membahas lima tingkat kepemimpinan
(Five Levels of Leadership) dari John C.
Maxwell agar para guru mendalami proses
pertumbuhan kepemimpinan serta memimpin
siswa-siswi menjadi para calon pemimpin.
Character, Stewardship, and Personal
Effectiveness
CSPE melatih karakter dan mengembangkan
pribadi efektif agar semakin menyadari
panggilan hidup dari Tuhan dan
memantapkannya di dalam melayani di dunia
pendidikan Kristen.
Philosophy of IPEKA Christian Education
Melalui modul ini, para guru semakin efektif
mendidik siswa-siswi agar di dalam setiap
pembelajaran mengakui kedaulatan Allah,
mengembangkan karakter serta cara berpikir
Kristen, dan menumbuhkembangkan hikmat,
pengetahuan, juga talenta supaya menjadi
pembelajar seumur hidup.
IPEKA Teacher Development Program
Program pelatihan ini dirancang untuk
memperlengkapi kompetensi guru. Beberapa
modul yang diberikan antara lain tentang teori
perkembangan dan belajar anak, manajemen
kelas, kurikulum dan rencana pengajaran, serta
evaluasi belajar.
Program ini selaras dengan filosofi
pendidikan Kristen dan Kurikulum Berbasis
Alkitab (KBA) yang menjadi pedoman Sekolah
Kristen IPEKA di dalam menyelenggarakan
proses pendidikan bagi siswa-siswi.
Creative Teaching
Pelatihan bagi guru-guru agar mengajar secara
kreatif supaya minat belajar siswa-siswi di
kelas pun melambung. Juga agar tercipta
atmosfer atau suasana kelas yang nyaman dan
menyenangkan untuk belajar.
Kata sekolah sendiri pada mulanya berasal
dari bahasa Latin scola yang berakar dari
bahasa Yunani, yaitu skhole yang berarti leisure
(waktu luang, kenyamanan) yang berkembang
menjadi berdiskusi saat waktu luang dengan
tujuan mendidik maupun menambah
pengetahuan.
Mari menggapai kesuksesan dengan tetap
belajar. Bukankah sikap tetap bersemangat,
rendah hati, serta mau belajar itu pun
merupakan sebuah kesuksesan? Sebagai murid
Tuhan Yesus pun kita akan selalu belajar—
menjadi pembelajar seumur hidup.
05
development
Kebaktian Syukur
& Dedikasi Gedung Baru
Kantor Pusat IPEKA
Founding fathers (pelopor pendirian)
Sekolah Kristen IPEKA menghadiri kebaktian
pengucapan syukur untuk dedikasi serta
peresmian gedung baru Kantor Pusat IPEKA di
Kompleks Daan Mogot Baru pada 20 Juli 2013
seraya menyambut HUT ke-34 IPEKA.
Ketua Sinode Gereja Kristus Yesus (GKY),
Pdt. Freddy Lay menyampaikan firman Tuhan
untuk ibadah ini dari 1 Korintus 15:10:
1. By the grace of the Lord. Segala berkat
adalah kasih karunia Tuhan. Segala
sesuatu berjalan dengan benar karena
kasih karunia-Nya.
2. I labored more abundantly. Semua
pencapaian tergapai oleh berkat Tuhan
disertai kerja keras. Jika mencapai
semuanya, bukan berarti berhenti
berbuat apa pun dan tinggal menikmati,
melainkan berkomitmen tetap bekerja
keras menghadapi segala tantangan. Dia
Allah yang mengurapi kerja keras kita.
3. Yet not I, but the grace of God which was
with me. Mungkin kita tidak melakukan
dengan sempurna, tetapi kalau kita
melakukan dengan baik dan berhasil, itu
karena kasih karunia-Nya yang menyertai.
Bp. Erwin Wijaya (kiri) dan perwakilan Yayasan Eben Haezar
Kerja Sama antara Yayasan
IPEKA dan Yayasan Eben Haezar
Yayasan IPEKA menyadari, panggilannya
tak hanya mendidik siswa-siswi yang Tuhan
percayakan di Sekolah Kristen IPEKA, tetapi juga
memajukan pendidikan Kristen di Indonesia.
Karena itu, Yayasan IPEKA menjadi mitra
pelayanan bagi sekolah-sekolah Kristen lainnya.
Demikianlah yang dilakukan Yayasan IPEKA
yang bekerja sama sebagai sister school dengan
Yayasan Eben Haezar Manado. Kerja sama ini
diresmikan di Manado yang diwakili Bp. Erwin
Wijaya, Ketua Yayasan IPEKA serta Bp. Roy H. T.
Alase, Ketua Yayasan Eben Haezar.
Retret Guru & Karyawan IPEKA 2013
Be Still & Know that I Am God
Suasana retret IPEKA
Peresmian gedung baru Kantor Pusat IPEKA
06
Be still & know that I Am God (Diamlah dan
ketahuilah, bahwa Akulah Allah) menjadi tema
retret guru dan karyawan IPEKA pada 10 – 12
Juli 2013 di Puncak, Jawa Barat.
Retret ini menghadirkan para pembicara,
yaitu Rev. Christopher Chia dari Singapura, Rev.
Ian Warren Vail, Ev. Emil Salim, Pdt. Peterus
Pamudji dosen Institut Theologia Aletheia
Lawang, Pdt. Agus Gunawan rektor STT
Bandung, serta yang menjadi pembicara pada
acara penutupan adalah Bp. Petroes S. Soeryo
CEO Sekolah Kristen IPEKA.
inspiration
Guru Kristen & Pembelajar Seumur Hidup
Menjadi guru Kristen adalah suatu panggilan.
Dalam panggilan pelayanan tersebut
terkandung suatu kualitas yang lebih: tuntutan
keteladanan dalam ukuran lebih berat yang
mengharuskan untuk memperlengkapi diri
dengan menambah ilmu pengetahuan. Bukan
suatu beban, tetapi bagian dari menjadi
pembelajar seumur hidup.
Pendidik Kristen dan pembelajar
seumur hidup adalah satu kesatuan yang tak
terpisahkan. Guru Kristen
adalah murid Kristus yang
harus menjadi teladan dalam
kehidupan, pembelajaran,
dan pribadinya. Juga
dituntut untuk terus belajar,
mengembangkan talenta
dan menjadikan keteladanan
dalam hal belajar kepada
murid-muridnya.
Seperti halnya pelatihan,
lokakarya dan seminar guru adalah bagian
dari kebutuhan setiap pendidik di Singapura,
sudah seharusnya itu pun bagian kebutuhan
para guru di Indonesia. Belajar dan
mengembangkan diri menjadi lifestyle di sana.
Bukan saja dibutuhkan validitas sertifikasi
oleh pemerintah secara berkala, namun juga
kebutuhan untuk pengembangan diri sendiri.
Pemerintah Singapura juga mengharuskan
mengembangkan diri sebagai prasyarat
keberlangsungan lisensi sebagai guru. Setiap
guru harus mengikuti pelatihan, seminar
atau lokakarya selama 100 jam pelatihan
per tahunnya. Hebatnya lagi, mereka
harus mengusahakan pelatihan itu tanpa
mengganggu hari-hari efektif sekolah.
Singapura sangat yakin, pengembangan
kualitas para pendidik menentukan kualitas
pembelajaran. Tak mengherankan bila
Singapura maju dalam pengembangan SDMnya. Menariknya, negara itu bahkan tak
punya sumber daya alam dan mineral, hanya
bertumpu pada keunggulan dan peningkatan
kualitas pendidikannya.
Karena itu, keberhasilan sekolah
meningkatkan kualitas pendidikan tergantung
dari peningkatan kualitas para pendidiknya.
Berbekal keyakinan ini, IPEKA melalui ILDC
secara berkesinambungan memberikan
pelatihan untuk meningkatkan kompetensi
mengajar. Tidak semata-mata mengembangkan
kompetensi dan profesionalitas, ILDC juga
memperlengkapi dan membekali dengan
meneguhkan panggilan pendidik
Kristen dalam tugas dan
pelayanan di ladang pendidikan
Kristen yang misioner dan
berdasarkan firman Tuhan.
Dalam hal belajar, Alkitab
memberikan contoh nabi Yesaya
yang terus belajar dengan
berlaku sebagai murid yang mau
mendengar (Yes. 50:4 ). Juga
perumpamaan tentang hambahamba yang dipercayakan dengan talentatalenta (Mat. 25:14-28).
Keteladanan pembelajar seumur hidup
seorang guru akan menghidupkan pedagogi
(imu pendidikan, pengajaran) yang berkualitas
di dalam kelas. Karakter pembelajar seumur
hidup akan mengangkat kualitas pendidikan di
Indonesia.
“To be a schoolmaster is next to being a
king. Do you count it lowly employment to
imbue the minds of the young with the things
of Christ and the best of literature and return
them to their homes honest and virtuous
person? In the opinion of fools, it is a humble
task. But in fact it is the noblest of occupation.”
—Desiderius Erasmus
—oleh Dr. Khoe Yao Tung,
MSc.Ed, M.Ed.
07
moments
Prestasi
Siswa-siswi IPEKA
di Kancah Dunia
Kezia Sulami
Kevin Christian
Joshua Christian N.
Ketika berkompetisi demi negara, kita menjadi
lebih bersemangat. Betapa membanggakan
saat siswa-siswi Sekolah Kristen IPEKA berhasil
menorehkan prestasi internasional.
Berikut ini beberapa prestasi terbaru ajang
internasional yang diperoleh oleh siswa-siswi
IPEKA:
1. Joshua Christian Nathanael dari SMAK
IPEKA Sunter meraih medali Perunggu
pada International Physics Olympiad (IPhO)
2013, yang diikuti 50 negara lebih pada
7 – 15 Juli 2013 di Kopenhagen, Denmark
(http://bit.ly/IPhO_2013)
2. Kevin Christian Wibisono dari SMAK
IPEKA Puri meraih medali Perunggu pada
International Mathematical Olympiad
(IMO) ke-54 yang diikuti 97 negara pada
18 – 28 Juli 2013 di Santa Marta, Kolombia
(http://bit.ly/IMO_2013)
3. Kezia Sulami dari SMPK IPEKA Sunter
memperoleh medali Emas pada
International Mathematics Competition
pada 29 Juli – 3 Agustus 2013 di Singapura
Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan.
08
Dua Nilai Terbaik UN
se-DKI Diraih
Dua Siswi IPEKA
Dua siswi Sekolah Kristen IPEKA, yaitu
Jesslyn Giovanni dan Fidella Widjojo berhasil
mencetak nilai terbaik pada Ujian Nasional
2013 yang lalu.
Jesslyn Giovanni dari SMA IPEKA Sunter
meraih peringkat perolehan nilai tertinggi
UN 2013 Bidang IPS se-DKI Jakarta dengan
total nilai sebesar 55,85. Mata pelajaran yang
diujikan untuk bidang IPS pada UN ini adalah
Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Ekonomi,
Geografi, Matematika, serta Sosiologi.
Sementara itu, Fidella Widjojo dari SDK
IPEKA Puri berhasil memperoleh full score
(nilai rata-rata 10) atau nilai sempurna
dengan total skor 30 dari ketiga materi soal
tingkat SD, yaitu Matematika, IPA, dan Bahasa
Indonesia pada UN se-DKI Jakarta. Fidella
meraih peringkat pertama dari total peserta
Ujian Nasional SD sekitar 152.907 siswa-siswi
dari total 3.488 sekolah.
Berkat keberhasilan ini, Jesslyn dan
Fidella pun menerima penghargaan dari Wakil
Gubernur DKI Jakarta, Bp. Ir. Basuki Tjahaja
Purnama di gedung balai kota DKI Jakarta.
Jesslyn
Giovanni
Fidella
Widjojo
moments
Selamat Datang Siswa-siswi
di Sekolah Kristen IPEKA
Pertemuan orang tua di IPEKA Balikpapan
Selamat datang kepada para siswa-siswi
baru Sekolah Kristen IPEKA Tahun Pelajaran
2013/2014. Sejumlah kegiatan dilakukan
baik oleh orang tua, guru dan siswa-siswi, di
antaranya: persiapan kelas yang diisi dengan
berbagai atribut kelas yang mendukung
pembelajaran, seperti pertemuan orang tua
dengan sekolah ataupun kegiatan lain di
Sekolah Kristen IPEKA Balikpapan.
Kegiatan lainnya adalah MOS (masa
orientasi siswa) untuk membimbing tentang
jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta
yang akan siwa-siswi jalani di sekolah ini,
seperti yang dilakukan oleh SMAK IPEKA
Pluit pada 15 – 17 Juli 2013 dengan tema
FBI (Family Bonding with Integrity), dan
beberapa SMAK IPEKA lainnya.
Selain itu, pada 24 – 26 Juli 2013
juga diadakan pelatihan kepemimpinan
bagi siswa-siswi melalui jambore SMAK
Mau Tahu Berita Baru?
Segera Like Fan Page
Sekolah Kristen IPEKA
di Facebook!
Baris-berbaris siswa-siswi baru SMAK IPEKA Pluit
IPEKA Sunter “Character Building Camp”,
dan beberapa SMAK IPEKA lainnya untuk
membentuk kedisiplinan, karakter,
maupun kepemimpinan siswa-siswi supaya
siap menghadapi masa depan maupun
keseharian, terutama dalam aktivitas di
sekolah.
Semua ajang ini juga menjadi
kesempatan untuk menanamkan nilai-nilai
budaya Sekolah Kristen IPEKA serta prinsipprinsip firman Tuhan kepada siswa-siswi.
Malam jambore SMAK IPEKA Sunter
Selain dapat berteman dengan banyak orang,
menemukan kembali teman-teman masa
sekolah dulu, atau saling berbagi informasi,
yang utamanya kita bisa mendapatkan
informasi-informasi terbaru Sekolah Kristen
IPEKA melalui:
bit.ly/Sekolah_Kristen_IPEKA
Simak status-status maupun berita terbaru
Sekolah Kristen IPEKA di Facebook, supaya kita
tidak ketinggalan berita dan artikel menariknya!
09
i - care
Mission Trip Penutup Tahun
& Kebaktian Saudara Asuh
Pembuka Tahun
Saat mengajar anak-anak TK di Aceh
Pembinaan guru-guru di Mororejo
Sebagai kegiatan pelayanan IPEKA di
penghujung Tahun Pelajaran 2012/2013,
diselelenggarakan Mission Trip ke Aceh dan
Jawa Timur:
Siswi IPEKA memberi kesaksian di Mororejo
1. Mission Trip dilakukan di Sekolah Kristen
Methodist Banda Aceh, yaitu memberikan
pembinaan kepada guru dengan tema
Multiple Intelligences, Couching, dan
Bahasa Kasih serta diadakan KKR untuk TK
hingga SMA
2. Mission Trip di Sekolah Kristen Baithani
Mororejo yang berdiri di tengah
masyarakat yang umumnya non-Kristen,
dengan pembinaan bertema Bahasa Kasih,
Suasana saat salah satu kebaktian Saudara Asuh
10
Multiple Intelligences, Multimedia, dan
Creative Teaching untuk guru dan ceramah
yang bertema Motivasi Belajar dan KKR
untuk siswa-siswi
Kemudian, sebagai kegiatan di pembuka
Tahun Pelajaran 2013/2014, IPEKA
menyelenggarakan kebaktian rekomitmen
program Saudara Asuh yang melibatkan semua
siswa-siswi jenjang TK hingga SMA.
Dalam kebaktian tersebut, IPEKA
mengundang “Saudara Asuh” dari Persekutuan
Doa Sungai Tiram, Tanjung Priok untuk
memberikan kesaksian di IPEKA Pluit.
Semoga melalui kegiatan-kegiatan
tersebut, IPEKA senantiasa memancarkan kasih
Tuhan dengan berbagi kasih kepada sesama
manusia.
people
Dr. Janet Nason
Beragam pengalaman Dr. Janet Nason, CEO Advisor IPEKA sebagai guru, dosen, profesor, penulis,
maupun pimpinan sejumlah lembaga internasional, tak menyudahi langkah untuk terus belajar di
dalam kehidupan. Berikut petikan wawancara dengan beliau.
Apa arti menjadi pembelajar seumur hidup?
Mau terbuka untuk belajar dari orang lain—di
gereja, kehidupan profesional, dan lainnya.
Mau banyak membaca, sekalipun tentang halhal di luar bidang yang kita geluti. Juga belajar
memakai pancaindra terhadap apa pun di
sekitar kita.
Beberapa orang mau terbuka untuk belajar
hal-hal baru ataupun tentang bagaimana Tuhan
menyatakan diri-Nya melalui berbagai budaya,
alam, ataupun di Alkitab. Beberapa orang
lainnya tidak; hanya menganggap yang mereka
ketahui sajalah yang paling benar.
Apakah tidak apa-apa belajar hal-hal lainnya?
Bila membatasi diri pada satu bidang tertentu,
pengetahuan kita akan sangat terbatas. Saya
senang membaca tentang seni atau keindahan,
dan pengaruhnya terhadap pendidikan. Tuhan
menganugerahi kapasitas pikiran sangat besar,
maka walaupun bacaan kita beragam, kita bisa
mengintegrasikannya.
Dampak menjadi pembelajar seumur hidup?
Kita makin mengenal Tuhan serta penyataan
diri-Nya melalui berbagi hal. Namun, kita
mesti waspada sebab apabila belajar demi
pengetahuan semata-mata, kita akan angkuh
atau menganggap diri lebih penting, lebih baik
daripada orang lain.
Kasih itu membangun (1 Kor. 8:1). Maka,
bukan semata-mata pengetahuan, melainkan
juga belajar mengasihi orang-orang, bagaimana
Tuhan membentuk mereka serta menghormati
orang lain. Belajar untuk pengetahuan guna
membangun Tubuh Kristus sebagai satu
komunitas. Kita harus belajar dari satu sama
lain.
Faktor kegagalan dalam pembelajaran?
Kegagalan merupakan unsur penting karena
kita belajar banyak lewat kesalahan—
seperti ketika mempelajari bahasa pertama
atau kedua. Belajar hal-hal baru berkaitan
dengan mengambil risiko dan bekerja keras
menghadapi rasa takut. Kadang rasa takut itu
hanya di pikiran karena melakukan hal baru.
Penekanannya bukan pada benar atau salah
melakukan sesuatu, melainkan memperbaiki
cara berpikir yang kurang tepat. Kita pun harus
mampu menertawakan diri sendiri sesekali, lalu
berusaha melakukan yang terbaik.
Apa tips Dr. Janet agar menjadi pembelajar
seumur hidup?
Belajar tentang hal-hal yang menarik
bagi kita. Miliki rasa ingin tahu
tentang bagaimana Tuhan
menciptakan sesuatu. Berani
mengambil risiko untuk mencoba
sesuatu yang berbeda. Saya
rasa apa yang sangat penting
adalah orang tua serta para guru
bersedia menjadi contoh. Anakanak perlu melihat kita pun
mencoba melakukan hal-hal
baru walaupun sukar.
Saat kita
mencobanya, anak-anak
akan yakin mereka pun
mampu. Semangati
mereka. Jika kita mau
mengambil risiko dan
belajar dari orang
lain, itulah bagian
dari menjadi
pembelajar
seumur
hidup.
Bertekunlah
untuk belajar.
11
Gunakan i-Smart Card (kartu identitas pelajar, guru dan karyawan IPEKA) untuk
mendapatkan diskon menarik di berbagai merchant yang bekerja sama dengan IPEKA.
Jakarta
Palembang
BALIKPAPAN
MAKASSAR
*Info12
selengkapnya, baca brosur i-Smart Card
Download