perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 BAB I

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pelaksanaan pendidikan seni budaya dan keterampilan di sekolah umum
terutama tingkat pendidikan lanjutan harus berdasarkan prinsip bahwa pendidikan
seni merupakan wahana bermuatan edukatif dan membangun kreativitas siswa.
Untuk mencapai tujuan, dapat digunakan pendekatan inspiratif yaitu pendekatan
yang dapat menggugah keharusan siswa untuk berkarya seni. Pembelajaran seni
budaya khususnya seni rupa di sekolah merupakan salah satu perantara siswa
untuk terampil dan berkreativitas dalam berkarya seni.
Dalam proses pembelajaran peserta didik perlu diupayakan pengembangan
aktivitas dan kreativitas siswa di dalam proses belajar. Terdapat banyak cara yang
bisa dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kreativitas para peserta didiknya,
salah satunya yaitu dengan mengoptimalkan pelajaran seni budaya yang telah ada
dalam kurikulum pembelajaran.
Mata
pelajaran
Seni
Budaya
merupakan
mata
pelajaran
yang
diselenggarakan di sekolah umum pada tingkat pendidikan dasar dan menengah,
seperti SD, SMP/ MTs, SMA dan yang sederajat.
Menurut Jazuli (2008:30) mengemukakan bahwa standar kompetensi mata
pelajaran seni budaya mencakup dua kegiatan, yaitu mengapresiasi karya seni dan
mengekspresikan diri melalui karya seni (rupa, musik, tari, dan teater).
Salah satu kompetensi dasar yang dipelajari oleh siswa kelas VII
SMP/MTs adalah membuat karya seni kriya dengan teknik dan corak daerah
setempat. Jenis seni rupa yang termasuk dalam cabang Seni Kriya adalah seni
kriya dua dimensi dan seni kriya tiga dimensi. Seni kriya dua dimensi meliputi
sulaman, mozaik, kolase, dan batik. Sedangkan yang termasuk seni kriya tiga
dimensi antara lain kriya keramik, kriya logam, kriya kulit, dan sebagainya (Tri
Edi Margono, 34:2010). Namun seni kriya yang diajarkan di MTs Yasin
Gemolong adalah seni kriya dua dimensi yaitu mozaik dan kolase.
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
Kolase merupakan sebuah karya seni rupa dua dimensi yang menggunakan
bermacam-macam bahan yang dapat dipadukan dengan bahan lain yang akhirnya
dapat menyatu menjadi sebuah karya yang dapat mewakili ungkapan perasaan
estetis orang yang membuatnya, sehingga menjadi karya seni rupa dua dimensi
yang dituangkan, dapat digolongkan/ dijadikan bahan kolase.
Berdasarkan pengamatan di kelas VII A MTs Yasin Gemolong,
kompetensi dasar membuat karya seni kriya dengan teknik dan corak daerah
setempat disajikan dalam pelajaran Seni Budaya. Kegiatan berkarya seni kolase
yang diajarkan di MTs Yasin Gemolong kurang begitu mendapatkan perhatian.
Ketika pelaksanaan pembelajaran seni kriya kolase berlangsung, guru hanya
menjelaskan
teknik
pembuatannya,
tanpa
memberikan
contoh
dan
mendemonstrasikan secara rinci proses berkarya kolase, sehingga siswa kesulitan
dalam berkarya. Hal itu mengakibatkan rendahnya tingkat kreativitas yang
dimiliki oleh siswa. Selain itu siswa tidak tertarik dengan materi yang diberikan
oleh guru karena cara penyajian yang kurang menyenangkan dan kurang
menimbulkan motivasi bagi siswa sehingga tingkat keaktifan siswa dalam
mengikuti pembelajaran juga rendah, hanya sebagian kecil siswa yang dapat
membuat karya seni kolase dengan baik. Tidak ada keberanian siswa dalam
bertanya maupun menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, sehingga proses
pembelajaran bersifat
pasif. Belum optimalnya penggunaan
pendekatan
pembelajaran yang tepat sehingga keaktifan dan kreativitas siswa tidak
berkembang. Permasalahan tersebut menunjukkan bahwa kompetensi dasar yang
harus dimiliki siswa tidak terwujud.
Peningkatan kreativitas siswa dalam berkarya seni kolase di sekolah dapat
dilakukan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang tepat. Kreativitas
siswa dapat dibangun atau dipancing melalui pengalaman langsung, rangsangan,
benda seni, serta pengalaman pribadi. Guru dituntut untuk menyediakan sarana
berlatih bagi siswa dan menciptakan situasi belajar yang dapat memberikan
kebebasan siswa untuk berkreativitas agar siswa tertarik dan terampil dalam
berkarya kolase.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
Berdasarkan uraian diatas, masalah yang ada memerlukan adanya
perbaikan dalam pembelajaran seni rupa terutama aspek berkarya seni kolase.
Untuk itu bersama guru mata pelajaran Seni Budaya melakukan diskusi untuk
mencari solusi yang tepat dalam mengatasi masalah tersebut dengan menerapkan
pembelajaran kontekstual.
Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan
konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkan
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan konsep tersebut, hasil pembelajaran diharapkan bermakna bagi siswa.
Proses pembelajaran tersebut berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa
bekerja dan mengalami langsung, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa.
Dimyati (1999:45) “Belajar yang paling baik adalah belajar melalui
pengalaman langsung. Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak
sekedar mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung
dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya”. Dalam kegiatan
berkarya seni kolase, guru dapat membimbing siswa keluar kelas untuk
mengamati objek yang ada disekitarnya khususnya benda-benda tidak berguna,
sehingga secara kontekstual siswa dapat menuangkan kreativitasnya dalam sebuah
karya seni. Pembelajaran kontekstual diharapkan dapat mendorong siswa agar
menyadari dan menggunakan pemahamanya untuk mengembangkan diri. Siswa
akan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari akan berguna bagi hidupnya
kelak.
Berdasarkan pendapat diatas melalui pendekatan kontekstual, diharapkan
(1) siswa dapat menuangkan imajinasi yang mereka miliki dalam karya, (2) dapat
mengatasi kebosanan siswa dalam menerima materi pembelajaran, (3) rasa ingin
tahu yang tinggi, (4) merasa tertatang oleh kemajemukakan, (5) kreativitas dalam
berkarya meningkat. Berdasarkan uraian diatas, model pembelajaran kontekstual
ini perlu dioptimalkan guna meningkatkan kualitas hasil belajar siswa kelas VII A
MTs Yasin Gemolong Sragen.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, masalah penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut:
“Bagaimanakah cara meningkatkan kreativitas berkarya seni kolase
dengan pendekatan kontekstual pada siswa kelas VIIA MTs Yasin Gemolong
Sragen tahun ajaran 2013/2014?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, tujuan yang hendak dicapai
dalam penelitian ini adalah: meningkatkan kreativitas berkarya seni kolase pada
siswa kelas VII A MTs Yasin Gemolong Sragen tahun ajaran 2013/2014 pada
pembelajaran kolase.
D. Manfaat Penelitian
1.
2.
Manfaat Teoritis
a. Sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya.
b. Sebagai gambaran dan bahan pengembangan untuk menentukan langkahlangkahyang perlu dilakukan dalam meningkatkan kreativitas berkarya
seni kolase.
Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Berkembangnya kegiatan belajar yang berangkat dari kenyataan dalam
meningkatkan kemampuan berkarya seni kolase.
b. Bagi guru
Guru mendapatkan referensi baru berupa pembelajaran kontekstual
sehingga dapat membuat siswa lebih mudah untuk berkarya seni.
c. Bagi lembaga
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan membuat kebijakan dalam
rangka meningkatkan mutu proses pembelajaran, khususnya pada mata
pelajaran Seni Budaya.
commit to user
Download