BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan panduan KTSP, pengelolaan pembelajaran pada kelas awal Sekolah Dasar dalam mata pelajaran dan kegiatan belajar pembiasaan dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran tematik dan diorganisasikan sepenuhnya oleh sekolah/ madrasah. Dengan demikian, kegiatan menganalisis kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator tidak perlu dilakukan secara tersendiri karena dapat dilaksanakan berbarengan dengan penentuan jaringan tema. Tema-tema yang bisa dikembangkan di kelas awal Sekolah Dasar mengacu kepada prinsip-prinsip sebagai berikut : 1. Pengalaman mengembangkan tema dalam kurikulum disesuaikan dengan mata pelajaran yang akan dikembangkan. 2. Dimulai dari lingkungan yang terdekat dengan anak (expanding community approach). 3. Dimulai dari hal-hal yang mudah menuju yang sulit, dari hal-hal yang sederhana menuju yang kompleks, dan dari hal yang konkret menuju yang abstrak. KTSP merupakan kurikulum operasional yang berbasis kompetensi sebagai hasil refleksi, pemikiran dan pengkajian yang mendalam dari kurikulum yang telah berlaku beserta pelaksanaannya. Dengan kurikulum ini diharapkan dapat membantu mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan-tantangan di masa depan. Kompetensi-kompetensi yang dikembangkan dalam KTSP diarahkan untuk memberikan keterampilan dan keahlian bertahap hidup dalam kondisi yang penuh dengan berbagai perubahan, persaingan, ketidakpastian, dan kerumitan-kerumitan dalam kehidupan. Kurikulum ini ditujukan untuk menciptakan lulusan yang kompeten dan cerdas dalam membangun integritas sosial, serta membudayakan dan mewujudkan karakter nasional. Dalam imflementasi KTSP, telah dilakukan berbagai studi yang mengarah pada peningkatan efisien dan efektivitas layanan dan pengembangan sebagai konsekuensi dari suatu inovasi pembelajaran. Sebagai salah satu bentuk efisiensi dan efektivitas implementasi kurikulum itu, yaitu dengan dimunculkan berbagai model implementasi kurikulum. Model pembelajaran tematik merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang dianjurkan 1 2 pada tingkat satuan pendidikan Sekolah Dasar. Model pembelajaran tematik pada hakikatnya merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, mengeksplorasi, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik, autenti, dan berkesinambungan. Dunia pendidikan yang akan mencetak generasi-generasi muda yang handal dan berkualitas diharapkan dapat menjadi sarana terciptanya lulusan yang siap bersaing dalam upaya menghadapi persaingan berbagai bidang kehidupan. Salah satu langkah awal yang dapat dilakukan untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas adalah dengan menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada selama dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung. Salah satu permasalahan yang sering terjadi selama proses pembelajaran kurang terlibatnya siswa dalam kegiatan belajar mengajar sehingga suasana kelas menjadi membosankan dan kegiatan belajar menjadi tidak nyaman. Dari hasil observasi yang dilakukan, siswa hanya datang ke sekolah duduk diam dan mendengarkan penjelasan guru ketika siswa diberi kesempatan untuk bertanya dan berpendapat kebanyakan siswa hanya diam saja, berpura-pura menulis dan selalu menghindari kontak mata dengan guru sampai akhirnya guru yang akan menunjuk salah satu siswa. Kesulitan siswa dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru terbukti pada saat siswa diberi pertanyaan dari guru dan siswa tidak bisa menjawab pertanyaan dari guru. Terlihat bahwa siswa kurang memahami penjelasan yang dilakukan guru dengan metode ceramah. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan model pembelajaran tematik dengan menggunakan media gambar untuk membantu siswa dalam memahami materi yang disampaikan guru. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat dibuat rumusan masalah berikut ini. Apakah ada perbedaan pengaruh penerapan model pembelajaran tematik dengan menggunakan media gambar dan siswa yang diajar dengan menggunakan model transmisi pengetahuan pada mata pelajaran IPA, Bahasa Indonesia dan Matematika terhadap hasil belajar siswa di kelas II SDN Tuntang 02 dan SD Kanisius Cungkup? 3 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh penerapan model pembelajaran tematik dengan menggunakan media gambar dan siswa yang diajar dengan menggunakan model transmisi pengetahuan pada mata pelajaran IPA, Bahasa Indonesia dan Matematika terhadap hasil belajar siswa di kelas II SDN Tuntang 02 dan SD Kanisius Cungkup pada semester II tahun pelajaran 2011/2012. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Manfaat teoritis penelitian ini adalah hasil yang diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran bagi perkembangan dunia pendidikan mengenai model pembelajaran tematik dengan menggunakan media gambar. 1.4.2 Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini akan bermanfaat bagi siswa, guru, sekolah dan peneliti: 1. Bagi Siswa : proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran tematik dengan menggunakan media gambar dapat memberikan kesempatan yang leluasa pada siswa untuk aktif terlibat dalam proses belajar dan mempunyai pengalaman yang berkesan serta lebih semangat sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan. 2. Bagi Guru : dapat memotivasi guru untuk melakukan inovasi pembelajaran pada pendekatan pembelajaran tematik dengan menggunakan media gambar untuk menciptakan suasana kelas yang kondusif dan efektif dalam proses belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan. 3. Bagi Sekolah :penelitian ini akan memberi sumbangan yang baik pada sekolah dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran. 4. Bagi Peneliti : dapat memperoleh pengetahuan sekaligus keterampilan dalam melakukan penelitian dan wawasan tentang pembelajaran tematik dengan menggunakan media gambar.