Paper Title (use style: paper title)

advertisement
Penggunaan Media Video Sunan Bonang
PENGGUNAAN MEDIA VIDEO SUNAN BONANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA TEMA SEJARAH PERADABAN INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR
Ledy Inge Bulan
PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya ([email protected])
FX Mas Subagio
PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya
Abstrak
Hasil observasi pada kegiatan magang diketahui rata-rata nilai ulangan harian siswa masih belum
mencapai Kriteria ketuntasan minimum (KKM). Penyebabnya adalah pembelajaran yang masih berpusat
pada guru, materi masih bersifat konvensional dan tidak ada umpan balik dari siswa. Solusi yang
diberikan yaitu menggunakan media video Sunan Bonang. Aktivitas guru mencapai 76,38% pada siklus I
dan 98,61% pada siklus II. Aktivitas siswa mencapai 76,25% pada siklus 1 dan 95% pada siklus II. Hasil
belajar siswa mencapai 76,92% pada siklus I dan 96,15% pada siklus II. Dapat disimpulkan bahwa
penggunaan media video Sunan Bonang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran
Tema 7 Sub Tema 2 pembelajaran empat.
Kata Kunci: Media Video Sunan Bonang, Hasil belajar
Abstract
The observation results on intership known that the avarage of students daily test have not reach
Minimum Completeness Criteria. This caused by teacher as a center in learning activity the materi is still
conventional and there is no feedback from the students. The solution that given is using media Sunan
Bonang video. Teacher activity reach 76,38% on cycle I and 98,61% on cycle II. Students activity reach
76,25% on cycle I and 95% on cycle II. Learning result reach 76,92% on cycle I and 96,15% on cycle II.
It can be concluded that using media Sunan Bonang Video can increase students learning results on
theme 7 sub theme 2 learning four.
Key words: Media Sunan Bonang Video, Learning results
masyarakat, bangsa dan negara. Dari pasal ini dapat
dipahami bahwa kegiatan pendidikan itu mendorong
peserta didik secara aktif berbuat untuk membentuk
dirinya sehingga diharapkan akan terbentuk manusiamanusia Indonesia yang agamis, mandiri berakhlak
mulia terampil berguna bagi bangsa dan negara.
Perkembangan anak Sekolah dasar (SD)
tergolong tahap operasional konkrit (7-11 tahun). Pada
tahap ini anak sudah tidak berpikir egosentris lagi,
anak sudah bisa memperhatikan lebih dari satu dimensi.
Anak juga sudah mampu memperhatikan aspek
dinamis dari suatu perubahan dimensi. Anak juga
sudah mampu mengerti operasi logis dari perbalikan.
Meskipun demikian pemikiran pada tahap ini masih
terbatas pada hal-hal yang konkrit. Penyelesaian suatu
masalah perlu disertai hal-hal yang konkrit dan nyata.
Anak sudah dapat melakukan klasifikasi, konservasi
dan mengurutkan.
Kurikulum merupakan sebuah wadah yang
akan menentukan arah pendidikan. Berhasil dan
tidaknya sebuah pendidikan sangat bergantung pada
kurikulum yang digunakan. Landasan filosofis dalam
pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta
PENDAHULUAN
Pendidikan memiliki peranan yang sangat
penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan dapat
mempengaruhi perkembangan manusia dalam seluruh
aspek kepribadian dan kehidupannya. Pendidikan dapat
mempengaruhi kekuatan (pengaruh) yang dinamis
dalam menyiapkan kehidupan manusia di masa depan.
Pendidikan dapat mengembangkan berbagai potensi
yang dimilikinya secara optimal yaitu pengembangan
potensi individu yang setinggi-tingginya dalam aspek
fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual, sesuai
dengan tahap perkembangan serta karakteristik
lingkungan fisik dan lingkungan sosio-budaya dimana
dia hidup.
Dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 (1)
dinyatakan sebagai “Usaha sadar untuk menciptakan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
151
JPGSD Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016
didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari
kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik,
penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan
masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.
Pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013
diyakini akan terlaksana dengan baik dan mencapai
tujuan jika dikembangkan secara fundamental,
terperinci, komprehensif, dan reflektif-evaluatif.
Berkaitan dengan hal tersebut, pembelajaran dalam
konteks kurikulum 2013 tidak dapat dilakukan dengan
berasaskan untuk memenuhi kewajiban belaka, namun
harus dilandasi kebesaran jiwa dan kesatuan tekad
untuk mengembangkan pembelajaran bermutu,
harmonis, dan bermartabat. Oleh sebab itu,
pengembangan desain sistem pembelajaran dalam
konteks kurikulum 2013 harus dilakukan secara tepat
guna dan tepat sasaran.
Kehadiran media pembelajaran mempunyai
arti yang cukup penting dalam proses belajar mengajar
karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan
yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan
media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan
disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan
dengan bantuan media. Media dapat membantu apa
yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata
atau kalimat tertentu. Bahan keabstrakan bahan dapat
dikonkritkan dengan kehadiran media. Dengan
demikian, anak didik lebih mudah mencerna bahan
daripada tanpa bantuan media.
Menurut
Gerlach
dan
Ely
(dalam
Arsyad,2011:3) mengatakan bahwa media apabila
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi,
atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat
siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan
atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks dan
lingkungan sekolah merupakan media. secara lebih
khusus pengertian media pada proses pembelajaran
cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis,
photografis atau alat elektronis untuk menangkap,
memproses dan menyususn kembali informasi visual
atau verbal.
Henich dkk (dalam Arsyad, 2011:4)
mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang
mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi,
televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang
diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya
adalah media komunikasi. Apabila media itu
membawa pesan-pesan atau mengandung maksudmaksud pengajaran maka media itu disebut media
pembelajara
Dari beberapa pengertian yang telah diuraikan
diatas, dapat disimpulkan bahwa media secara umum
adalah alat bantu yang digunakan oleh guru dalam
menyampaikan informasi dari pengirim berita/pesan
kepada audience/penerima pesan atau media
pembelajaran
adalah
alat
yang
membantu
guru/pendidik dalam menyampaikan materi kepada
siswa sehingga proses pembelajaran dapat berjalan
dengan baik atau dengan lain kata pendidik bisa
memberikan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Media pembelajaran juga dapat memotivasi siswa
dalam belajar.
Namun kenyataan saat observasi pada
magang IV yang dilakukan pada bulan Februari 2015
ditemukan masalah dalam proses pembelajaran.
Peranan guru sebagai pembimbing bertolak belakang
dari cukup banyaknya anak didik yang bermasalah.
Hasil observasi menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa kelas V SDN Lidah Wetan IV/ 566 Surabaya
masih rendah. Apabila ditinjau dari KKM yang
ditentukan oleh sekolah 2,00 atau 70. Dilihat dari
ketuntasan dan ketidaktuntasan siswa maka dapat
disimpulkan bahwa dalam pembelajaran yang dipilih
guru masih bersifat konvensional atau secara langsung
tanpa menggunakan media, guru memberikan materi
dengan berceramah dan siswa hanya duduk diam dan
mendengarkan, guru tidak melibatkan siswa sehingga
dalam pembelajaran tidak ada umpan balik (feed back),
hal seperti inilah yang berdampak pada rendahnya
hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Padahal didalam
kurikulum 2013 telah dipaparkan bahwa pembelajaran
harus berpusat pada siswa, maksud dari penjelasan
tersebut yaitu dalam berlangsungnya proses
prmbelajaran siswa harus berperan aktif sedangkan
guru hanya sebagai fasilitator. Hal ini dibuktikan
dengan rendahnya nilai ulangan harian siswa pada
Tema 7 Sejarah Peradaban Indonesia, Sub Tema 2
Peninggalan-peninggalan
Kerajaan
Islam
di
Indonesia”. Tentu saja ini merupakan masalah sehingga
peneliti menawarkan solusi berkolaborasi dengan guru
untuk menggunakan media video sebagai alat bantu
dalam proses pembelajaran.
Media
video
adalah
suatu
sistem
pembelajaran dengan pengendalian komputer kepada
siswa yang tidak hanya mendengar dan melihat video
dengan suara, tetapi juga memberikan respon yang
aktif (Kustandi & Sujipto, 2011:36). Dengan
menggunakan media jenis ini siswa diharapkan dapat
memperoleh persepsi dan pemahaman yang sama dan
benar sekaligus siswa dapat menerima materi yang
disampaikan sehingga hasil belajar siswa dapat
meningkat secara maksimal
Media video memiliki aplikasi yang
bermanfaat dalam proses pembelajaran. Salah satunya
dalah slow motion dimana gerakan obyek atau suatu
peristiwa yang berlangsung sangat cepat dapat
Penggunaan Media Video Sunan Bonang
diperlambat agar mudah dipelajari oleh pembelajar.
Kelebihan media video yaitu (1) Menyajikan objek
belajar secara konkrit, (2) Memiliki daya tarik
tersendiri karena bersifat audiovisual sehingga memicu
motivasi pembelajar untuk belajar, (3) Sangat baik
untuk pencapaian tujuan belajar psikomotorik,
(4)Dapat mengurangi kejenuhan belajar, (5)
Menambah daya tahan ingatan tentang objek belajar
yang dipelajari, (6) Mudah didistribusikan.
Hamalik (2003) menjelaskan bahwa hasil
belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian
dan
sikap-sikap
serta
kemmapuan peserta didik. Lebih lanjut Sudjana (2002)
berpendapat bahwa hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki peserta didik setelah
menerima pengalaman belajarnya. Tujuan penilaian
hasil belajar peserta didik adalah:
(a) Melacak
kemampuan peserta didik, artinya dengan penilaian
maka perkembangan hasil belajar peserta didik dapat
diidentifikasi yakni menurun atau meningkat. (b)
Mengecek ketercapain kompetensi peserta didik,
artinya dengan melakukan penilaian maka dapat
diketahui apakah peserta didik telah menguasai
kompetensi tersebut ataukah belum. (c) Mendeteksi
kompetensi yang belum dikuasai peserta didik, artinya
dengan melakukan penelitian, maka dapat diketahui
kompetensi mana telah atu belum dikuasai. (d)
Menjadi umpan balik untuk perbaikan bagi peserta
didik, artinya dengan melakukan penilaian, maka dapat
dijadikan bahan acuan umum memperbaiki hasil
belajar peserta didik. Sedangkan manfaat penilaian
hasil belajar yang dilakukan guru adalah (a)
Mengetahui tingkat pencapaian kompetensi selama dan
setelah proses pembelajaran berlangsung. (b)
Memberikan umpan balik bagi peserta didik agar
mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses
pencapaian kompetensi. (c) Memantau kemajuan dan
diagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik.
(d) Umpan balik bagi guru dalam memperbaiki
metode, pendekatan, kegiatan dan
sumber belajar
yang digunakan. (e) Memberikan pilihan alternatif
penilaian kepada guru. (f) Memberikan informasi
kepada orang tua tentang mutu dan efektivitas
pembelajaran yang dilakukan sekolah.
Menurut Beans, pembelajaran tematik sebagai
upaya untuk mengintegrasikan perkembangan dan
pertumbuhan siswa dan kemampuan pengetahuannya
(Beans, 1993 dalam Udin Syaefudin dkk., 2006:4).
Dengan pembelajaran tematik anak didik dapat
membangun kesalingketerkaitan antar satu pengalaman
dengan pengalaman lainnya atau antara pengetahuan
dengan
pengalaman
sehingga
memungkinkan
pembelajaran tematik itu menarik. Kaitan konseptual
yang dipelajari dengan isi bidang studi lain yang
relevan akan membentuk skemata, sehingga akan
diperoleh keuntungan dan kebulatan pengetahuan.
Perolehan keutuhan belajar, pengetahuan dan
kebulatan pandangan tentang kehidupan dan dunia
nyata hanya dapat direflesikan melalui pembelajaran
terpadu (William dalam Udin, 2006: 5).
Menurut Kunandar (2008:337-338) bahwa
pembelajaran tematik mempunyai kelebihan dan arti
penting, yakni: (1) Menyenangkan karena berangkat
dari minat dan kebutuhan peserta didik. (2)
Memberikan pengalaman dan kegiatan pembelajaran
yang relevan dengan tingkat
perkembangan dan
kebutuhan peserta didik. (3) Hasil belajar dapat
bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna. (4)
Mengembangkan keterampilan berpikir peserta didik
sesuai dengan persoalan yang dihadapi. (5)
Menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerja sama.
(6) Memiliki sikap toleransi, komunikasi, dan tanggap
terhadap gagasan orang lain. (7) Menyajikan kegiatan
yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang
dihadapi dalam lingkungan peserta didik.
Dengan mempertimbangkan hal diatas maka
peneliti akan melakukan penelitian dengan judul
Penggunaan Media Video Sunan Bonang untuk
meningkatkan hasil belajar siswa Tema Sejarah
Peradaban Indonesia Kelas V SDN Lidah Wetan IV/
566 Surabaya.
Berdasarkan latar belakang diatas maka
permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai
berikut: (1) Bagaimana aktivitas guru dalam
menggunakan media video untuk meningkatkan hasil
belajar Tema 7 Sejarah Peradaban Indonesia, Sub Tema
2 Peninggalan-peninggalan Kerajaan Islam di
Indonesia siswa kelas V SDN Lidah Wetan IV/566
Surabaya? (2) Bagaimana aktivitas siswa dalam
menggunakan media video untuk meningkatkan hasil
belajar Tema 7 Sejarah Peradaban Indonesia, Sub Tema
2 Peninggalan-peninggalan Kerajaan Islam di
Indonesia siswa kelas V SDN Lidah Wetan IV/566
Surabaya? (3) Bagaimana hasil belajar dalam
penggunaan media video untuk meningkatkan hasil
belajar Tema 7 Sejarah Peradaban Indonesia, Sub Tema
2 Peninggalan-peninggalan Kerajaan Islam di
Indonesia siswa kelas V SDN Lidah Wetan IV/566
Surabaya?
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah (1) Untuk mendeskripsikan aktivitas guru dalam
menggunakan media video untuk meningkatkan hasil
belajar Tema 7 Sejarah Peradaban Indonesia, Subtema
2 Peninggalan-peninggalan Kerajaan Islam di
Indonesia” siswa Kelas V SDN Lidah Wetan IV/566
Surabaya (2) Untuk mendeskripsikan aktivitas siswa
153
JPGSD Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016
dalam menggunakan media video ntuk meningkatkan
hasil belajar Tema 7 Sejarah Peradaban Indonesia,
Subtema 2 Peninggalan-peninggalan Kerajaan Islam di
Indonesia” siswa Kelas V SDN Lidah Wetan IV/566
Surabaya (3) Untuk mendeskripsikan hasil belajar
dalam penggunaan media gambar untuk meningkatkan
hasil belajar Tema 7 Sejarah Peradaban Indonesia,
Subtema 2 Peninggalan-peninggalan Kerajaan Islam di
Indonesia” siswa Kelas V SDN Lidah Wetan IV/566
Surabaya.
Manfaat
penelitian
ini
adalah
(1)
Memudahkan siswa untuk belajar dan memahami apa
yang di sampaikan oleh guru. (2) Meningkatkan hasil
belajar dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan media video. (3) Membantu guru dalam
penguasaan konsep dan dapat dijadikan alternatif untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. (3) Membantu
mempermudah cara mengajar. (4) Mengatasi masalahmasalah yang terjadi pada siswa dalam penggunaan
media videoe. (5)Sebagai jalan solusi dalam
melaksanakan
pembelajaran
dengan
sifat
menyenangkan. (6) Menjadikan pengalaman untuk
melakukan penelitian lebih lanjut. (7) Sebagai
pengalaman
peneliti
untuk
mengembangkan
penggunaan media video. (8) Sebagai bahan tambahan
kepustakaan untuk melakukan pembelajaran. (9)
Sebagai bahan studi banding bagi guru di sekolah lain
dalam melaksanakan pembelajaran.
METODE
Berdasarkan data hasil ulangan harian yang
peneliti lihat secara sepintas maka dengan rendahnya
hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar
materi “Tema 7 Sejarah Peradaban Indonesia Subtema
2 peninggalan-Peninggalan Kerajaan Islam di
Indonesia Pembelajaran 4 yang terjadi di SDN Lidah
Wetan IV/ 566 Surabaya akan peneliti rubah cara
pengajaran dengan menggunakan media video Sunan
Bonang.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan harapan
supaya mengetahui kelemahan guru dan daya tangkap
siswa tentang materi yang diajarkan. Peneltian
Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action
Research) memiliki peranan yang sangat penting dan
strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran
apabila diimplementasikan dengan baik dan benar.
Dengan baik, artinya apabila guru mencoba dengan
sungguh-sungguh mengembangkan kemampuan dalam
mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah yang
terjadi dalam pembelajaran di kelas melalui tindakan
bermakna
yang
diperhitungkan
agar
dapat
memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan
secara cermat mengamati pelaksanaanya untuk
mengukur tingkat keberhasilannya. (dalam mengutip
pendapat Kunandar, 2013:41).
Lokasi penelitian dalam kegiatan ini adalah
SDN Lidah Wetan IV/ 566 Surabaya. Yang beralamat
di jalan Lidah Wetan Kecamatan Lakarsantri Kota
Surabaya. Alasan peneliti memilih sekolah ini adalah
karena sebelum melakukan penelitian skripsi, peneliti
pernah melakukan kegiatan praktek mengajar di SDN
Lidah Wetan IV/ 566 Surabaya. Dalam melakukan
kegiatan magang, peneliti menemukan masalah dan
salah satunya yaitu rendahnya hasil belajar, sehingga
peneliti memilih sekolah tersebut untuk dijadikan
lokasi penelitian.
Subjek penelitian dalam kegiatan ini adalah
siswa kelas V SDN Lidah Wetan IV/ 566 Surabaya.
Jumlah keseluruhan siswa kelas V adalah 26 siswa
dengan rincian 9 siswa perempuan dan 17 siswa lakilaki.
Ada beberapa ahli yang mengemukakan model
penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda,
namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang
lazim, yaitu: (1). Perencanaan, (2). Pelaksanaan, (3).
Pengamatan, dan (4). Refleksi.
Teknik pengumpulan data yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan
tes hasil belajar. Metode observasi yaitu instrumen
yang digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan
aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran di kelas.
Observasi sebagai alat pemantau merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari tindakan setiap siklus.
Metode tes yaitu instrumen yang digunakan untuk
mengukur
kemampuan
siswa
dalam
aspek
kognitif/pengetahuan
sehingga
peneliti
dapat
mengetahui seberapa besar tingkat pemahaman tentang
materi yang telah diajarkan. Tes hasil belajar kognitif
dilakukan setiap akhir siklus. Jenis tes yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tes akhir pembelajaran
yaitu evaluasi dengan menggunakan lembar penilaian
berupa LKPD untuk menilai kinerja siswa secara
berkelompok dan Lembar Evaluasi (LE) untuk menilai
siswa secara individu. Analisis hasil observasi
diperoleh dari pengamat untuk mengisi lembar
observasi saat mengamati proses belajar mengajar pada
setiap siklus. Analisis ini dilakukan untuk hasil
observasi aktivitas guru dan siswa.
Analisis lembar observasi digunakan rumus:
Keterangan:
P
= Persentase
F
=
Jumlah skor
Penggunaan Media Video Sunan Bonang
yang akan dipersentasekan
N
= Jumlah skor
maksimal
semua
komponen yang diambil
yang berkaitan dengan materi yang
terdapat pada tema 7 “Sejarah
Peradaban Indonesia. Media Sunan
Bonang ini digunakan sebagai alat
bantu penyampaian materi dalam
proses pembelajaran.
Mengembangkan
lembar
observasi untuk mengetahui
bagaimana aktivitas guru dan
aktivitas siswa selama proses
pembelajaran berlangsung.
Membuat beberapa butir soal
berupa soal kinerja yaitu lembar
kerja peserta didik (LKPD) dan
lembar evaluasi (LE) yang
digunakan
untuk
mengetahui
kemampuan
secara
akademik
dalam memahami materi yang
telah disampaikan. Soal evaluasi
terdiri atas 10 nomor dalam bentuk
pilihan ganda, 5 nomor soal Isian
dan 5 nomor soal Uraian.
Sedangkan lembar kerja peserta
didik lima nomor soal yang
dikerjakan secara berkelompok.
Tes hasil belajar ini diberikan pada
akhir siklus pembelajaran dan
dikerjakan secara berkelompok
pada lembar kerja peserta didik dan
lembar evaluasi secara individu.
b. Pelaksanaan tindakan
Pada tahap ini guru (peneliti)
melaksanakan
kegiatan
pembelajaran sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP)
yang telah dirancang dengan
menggunakan media video Sunan
Bonang. Secara umum pelaksanaan
tindakan ini terdiri atas dua siklus
dan setiap siklus dua kali pertemuan.
Siklus I terdiri dari satu kali
pertemuan dengan menggunakan
satu
rencana
pelaksanaan
pembelajaran
(RPP)
yang
dilaksanakan pada hari Jumat, 11
Maret 2016 selama 4x35 menit.
Pelaksanaan siklus I ini sesuai
dengan langkah-langkah yang telah
disusun pada rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) terdiri atas
kegiatan awal, Kegiatan inti dan
kegiatan akhir. Pada kegiatan awal
guru membuka pelajaran dengan
Analisis data kuantitatif diperoleh dari tes
siswa yang bertujuan untuk mengetahui pemahaman
siswa terhadap materi pelajaran pada setiap siklus.
Dimana siswa secara klasikal telah belajar tuntas, jika
keberhasilan belajar siswa yang memperoleh nilai lebih
atau sama dengan 65 mencapai 80%.
Indikator keberhasilan penelitian tindakan
kelas ini apabila: (1) Keterlaksanaan aktivitas guru
mencapai presentase keterlaksanaan ≥ 80% dengan
nilai ketercapaian ≥ 80. (2) Keterlaksanaan aktivitas
siswa mencapai presentase keterlaksanaan ≥ 80%
dengan nilai ketercapaian ≥ 80.
(3) Siswa tuntas belajar secara individu jika
memperoleh nilai ≥ 70 sedangkan pembelajaran
dikatakan telah memenuhi ketuntasan belajar secara
klasikal apabila ≥ 80% dari jumlah siswa telah
memenuhi indikator keberhasilan yang telah
ditentukan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dipaparkan hasil penelitian
di SDN Lidah Wetan IV/ 566 Surabaya. Dalam
pembelajaran, peneliti menggunakan media video
Sunan Bonnag. Pada pelaksanaannya, peneliti bekerja
sama dengan guru kelas sebagai pengamat satu (1) dan
teman sejawat sebagai pengamat dua (2). Sedangkan
peneliti sendiri sebagai pengajarnya.
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan
dengan menggunakan siklus dan setiap siklus
dilakukan dua kali pertemuan. Setiap siklus terdiri atas
tiga tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan dan
pengamatan serta refleksi. Pelaksanaan ketiga siklus
tersebut akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut:
Siklus I
a. Perencanaan
Mengidentifikasi
kurikulum
tematik dan buku siswa kelas V SD
untuk menentukan kompetensi inti
dan kompetensi dasar yang sesuai.
Menyusun silabus sesuai dengan
kompetensi inti dan kompetensi
dasar yang telah di tentukan.
Menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) untuk setiap
siklus.
Mencari sumber ajar yang sesuai
dan media video Sunan Bonang
155
JPGSD Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016
salam pembuka dan dijawab oleh
siswa dengan serentak dan penuh
semangat. Selanjutnya guru meminta
ketua kelas untuk memimpin doa
sebelum belajar secara bersamabersama. Guru mengecek kehadiran
siswa kemudian dilanjutkan dengan
bernyanyi lagu Tombo Ati. Pada
kegiatan inti guru bertanya apa
makna lagu Tombo Ati serta siapa
penciptanya? Setelah menjelaskan
makna lagunya, guru menayangkan
video Sunan Bonang. Siswa
menyimak video guru meminta
siswa untuk menggali informasi
mengenai peninggalan karya-karya
sastra masa kerajaan Islam di
Indonesia.
Setelah
itu
guru
menjelaskan
materi
lainnya.
Kemudian guru meminta siswa
membentuk kelompok. Kelompok
ditentukan
oleh
guru
secara
heterogen, sehingga tidak terjadi ada
siswa yang mampu hanya akan
berkelompok dengan yang mampu
saja
atau
sebaliknya.
Proses
pembentukan kelompok terdiri dari 6
kelompok
dan
masing-masing
kelompok terdiri atas 4-5 siswa.
Kemudian siswa meletakkan tempat
duduk yang saling berhadapan
sesama
anggota
kelompok.
Selanjutnya
guru
membagikan
lembar kerja peserta didik kepada
tiap-tiap kelompok dan guru
memberi petunjuk cara mengerjakan.
Seluruh siswa berdiskusi dalam
mengerjakan tugas yang diberikan
dan
guru
berkeliling
untuk
membimbing siswa yang mengalami
kesulitan. Hal ini bertujuan agar
siswa lebih aktif dalam bekerjasama
dengan baik dan tidak mengandalkan
dari siswa yang lebih mampu saja
dalam kelompok tersebut. Setelah
selesai mengerjakan tugas kelompok
berupa LKPD tersebut, guru
meminta perwakilan dari beberapa
kelompok untuk mempresentasikan
di depan kelas dan siswa yang lain
diberi
kesempatan
untuk
menanggapi. Guru meminta siswa
untuk mengumpulkan hasil kerja dan
mempersilahkan
siswa
yang
presentase duduk kembali dan guru
memberikan
informasi
bagi
kelompok yang paling baik pada hari
ini untuk diberikan penghargaan.
Pada
kegiatan
akhir
guru
memberikan kesimpulan tentang
materi yang telah dipelajari dan
siswa
diajak
untuk
menarik
kesimpulan.
Selanjutnya
guru
memberikan pesan moral kepada
siswa dan mengakhiri kegiatan
dengan salam penutup.
Pertemuan kedua dilakukan pada
hari Sabtu, 12 Maret 2016, guru
melanjutkan dengan membagikan
lembar evaluasi untuk dikerjakan
secara individu dan memberikan
batasan waktu yaitu 60 menit untuk
menyelesaikan soal yang diberikan.
Setelah siswa selesai mengerjakan
soal,
guru
meminta
untuk
dikumpulkan .
c. Pengamatan
Pada
tahap
ini
dilakukan
pengamatan terhadap aktivitas guru
dan
siswa
dalam
kegiatan
pembelajaran tematik tema 7
“ Sejarah Peradaban Indonesia”
dengan menggunakan media video
Sunan Bonang. Kemampuan peneliti
dalam mengelola pembelajaran dan
aktivitas siswa dalam mengikuti
pembelajaran siklus I diamati oleh
dua observer yaitu Ibu Arfiani Ika
Nuraini S.Pd selaku guru kelas V
dan Serlince Ana Hutar selaku teman
sejawat. Berikut ini akan dipaparkan
hasil pengamatan dalam proses
pembelajaran siklus I.
d. Refleksi
Setelah
kegiatan
pelaksanaan
pembelajaran selesai dilaksanakan
maka peneliti bersama guru kelas
dan teman sejawat melakukan refleksi
dari kegiatan yang dilaksanakan.
Selama
kegiatan
pembelajaran
berlangsung terdapat beberapa hal
yang perlu diperbaiki ke siklus
berikutnya.
Penelitian yang dilakukan di SDN Lidah Wetan IV/
566 Surabaya selama dua siklus yang tiap siklusnya terdiri
dari dua kali pertemuan dengan menggabungkan tiga mata
Penggunaan Media Video Sunan Bonang
pelajaran yaitu IPS, Matematika, PPKn, Bahasa Indonesia
dengan penilaian kognitif, afektif dan psikomotor. Dari
hasil penelitian rata-rata mengalami peningkatan, hal ini
dikarena siswa merasa tertarik dengan pembelajaran yang
dilakukan n dengan menggunakan media video Sunan
Bonang, dimana siswa lebih semangat sehingga
berpengaruh pada hasil belajar.
Aktivitas guru dalam proses pembelajaran pada
tema 7 “Sejarah Peradaban Indonesia” sub tema 4 “
Peninggalan-Peninggalan
Kerajaan
Islam
di
Indonesia” pembelajaran 4 dengan menggunakan
media video Sunan Bonang pada siklus I dan siklus II
mengalami peningkatan.
Data hasil siswa tersebut akan dipaparkan dalam tabel
berikut :
Tabel 1. Hasil aktivitas guru pada siklus I dan
siklus II
Aspek yang
diamati
No.
1. Mengucapkan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
salam pembuka
Mengajak siswa
berdo’a dan
mengecek
kehadiran siswa
Melakukan kegiatan
apersepsi
Menyampaikan
tujuan pembelajaran
Kesiapan alat dan
media video
Menampilkan video
tentang Sunan
Bonang
Membaca artikel
mengenai Sunan
Bonang
Mengajukan
pertanyaan tentang
cara orang zaman
dulu, khususnya
pada masa kerajaan
Rata-rata
Siklus
I
3,5
4
3,5
4
9.
10.
11.
12.
13.
II
14.
15.
3
4
3
4
3
4
16.
17.
3,5
4
18.
3,5
3
4
4
Islam bertukar ilmu
atau informasi
Membuat topi dari
koran bekas untuk
mengenali sudut
sudut yang
terbentuk pada topi
tersebut
Mengulas kembali
mengenai jenisjenis sudut dan cara
menghitung besar
sudut
Melaksanakan
pembelajaran
dengan runtut
Membimbing
kelompok diskusi
Kesesuaian kegiatan
pembelajaran
dengan RPP
Memberikan
semangat kepada
siswa agar lebih
aktif mengikuti
proses pembelajaran
Memberikan
pengalaman belajar
yang lebih konkrit
melalui media video
Membuat
kesimpulan dengan
melibatkan siswa
Melakukan evaluasi
di akhir proses
pembelajaran
Melakukan kegiatan
menutup proses
pembelajaran
Jumlah
Presentase
157
3
4
3,5
4
3
4
3
3,5
3,5
4
3,5
4
3
4
3
3,5
3,5
4
3,5
4
55
71
98,61
76,38
JPGSD Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
98.61
76.38
Si kl us I
No.
Aspek
Diamati
Diagram 1. Persentase aktivitas guru pada siklus I
dan siklus II
Berdasarkan diagram diatas terlihat bahwa
aktivitas guru dalam penggunaan media video Sunan
Bonang pada siklus I memperoleh persentase sebesar
76,38%. Hal ini berarti aktivitas guru pada siklus I
belum mencapai persentase yang di tetapkan pada
indikator keberhasilan sebesar 80%. Kemudian pada
siklus II hasil aktivitas guru meningkat menjadi 98,
61%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil aktivitas guru
berada dalam kategori sangat baik karena sudah
mencapai bahkan melebihi kriteria ketuntasan
maksimal yang diharapkan yaitu 80%.
Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada
tema 7 “Sejarah Peradaban Indonesia” sub tema 4 ”
Peninggalan-Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia
” pembelajaran 4 dengan menggunakan media video
Sunan Bonang pada siklus I dan siklus II mengalami
peningkatan. Hasil perbandingan tersebut akan
dijabarkan pada tabel berikut:
Tabel 2. Hasil aktivitas siswa pada siklus I dan
siklus
Rata-rata Siklus
I
II
Mengucapkan
salam
2.
Persiapan
mengikuti
pembelajaran
3.
Menjawab
pertanyaan arahan
dari guru
4.
Memperhatikan
video
yang
ditunjukkan oleh
guru
5.
Memperhatikan
penjelasan guru
6.
Menjawab
pertanyaan dengan
menulis di papan
tulis
7.
Berkumpul
dan
berdiskusi dengan
teman
satu
kelompok
8.
Mempresentasikan
hasil kerja di depan
kelas
9.
Mengerjakan
lembar
evaluasi
secara individu
10. Menyimpulkan
materi
dengan
bahasa yang baku
Total Skor
3,5
4
3
4
3
3,5
3
4
3
3,5
3
3,5
3
4
3
4
3
4
3
3,5
30,5
38
Persentase
76,25
95
1.
s i kl us II
Yang
Penggunaan Media Video Sunan Bonang
100
90
Berdasarkan diagram diatas terlihat bahwa
hasil belajar siswa dalam penggunaan media
video Sunan Bonang pada siklus I memperoleh
persentase sebesar 76,92%, berarti aktivitas
siswa pada siklus I belum mencapai persentase
yang di tetapkan pada indikator keberhasilan
yaitu 80%. Kemudian pada siklus II hasil
belajar siswa meningkatmenjadi 96,15% berarti
ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa
berada dalam kategori sangat baik karena sudah
mencapai bahkan melebihi kriteria ketuntasan
maksimal yang diharapkan yaitu 80%. Dengan
demikian maka peneliti tidak perlu melanjutkan
penelitian untuk siklus berikutnya.
95
80
70
76.25
60
50
40
30
20
10
0
Siklus I
siklus II
Diagram 2. Persentase aktivitas siswa pada siklus I
dan siklus II
Berdasarkan diagram diatas terlihat bahwa aktivitas
siswa dalam penggunaan media video Sunan Bonang
pada siklus I memperoleh persentase sebesar 76,25%,
berarti aktivitas siswa pada siklus I belum mencapai
persentase yang di tetapkan pada indikator
keberhasilan yaitu 80%. Kemudian pada siklus II hasil
aktivitas siswa meningkat menjadi 95% . Hal ini
menunjukkan bahwa hasil aktivitas siswa berada dalam
kategori sangat baik karena sudah mencapai bahkan
melebihi kriteria ketuntasan maksimal yang diharapkan
yaitu 80%.
Peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dan
siklus II akan dijabarkan pada tabel berikut.
Tabel 3. hasil belajar siswa pada siklus I dan
siklus II
No.
Persentase
Rata-rata
Siklus
I
II
1.
Presentase
76,92
96,15
ketuntasan
%
%
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian di kelas V SDN Lidah
Wetan IV/566 Surabaya, maka dapat disimpulkan
bahwa: (1) Aktivitas guru dalam pembelajaran
tematik tema 7 “Sejarah Peradaban Indonesia” Sub
Tema 2“ Peninggalan-Peninggalan Kerajaan Islam
di Indonesia” pembelajaran 4 dengan menggunakan
media video Sunan Bonang di kelas V SDN Lidah
Wetan IV/566 Surabaya dinyatakan meningkat. Hal
ini terbukti dengan adanya peningkatan dari 76,25%
pada siklus I menjadi 98,61% pada siklus II. (2)
Aktivitas siswa dalam pembelajaran tematik tema 7
“Sejarah Peradaban Indonesia” Sub Tema 2
“Peninggalan-Peninggalan Kerajaan Islam di
Indonesia” pembelajaran 4 dengan menggunakan
media video Sunan Bonang di kelas V SDN Lidah
Wetan IV/566 Surabaya dinyatakan meningkat.Hal
ini terbukti dengan adanya peningkatan yaitu dari
76,25% pada siklus I menjadi 95% pada siklus II.
(3)Aktivitas guru dalam pembelajaran tematik tema
7 “Sejarah Peradaban Indonesia” Sub Tema 2 “
Peninggalan-Peninggalan Kerajaan Islam di
Indonesia” pembelajaran 4 dengan menggunakan
media video Sunan Bonang di kelas V SDN Lidah
Wetan IV/566 Surabaya dinyatakan meningkat. Hal
ini terbukti dengan adanya peningkatan yaitu dari
76,92% pada siklus I menjadi 96,15% pada siklus II.
Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka
saran yang dapat diberikan sebagai berikut: (1)
Sebaiknya guru menggunakan media video Sunan
Bonang dalam pembelajaran Tema 7 “ Sejarah
Peradaban Indonesia” Sub Tema 2 “PeninggalanPeninggalan Kerajaan Islam di Indonesia” sehingga
aktivitas guru dapat mengalami peningkatan. (2)
Sebaiknya guru mengajak siswa terlibat langsung
100
90
96.15
80
70
76.92
60
50
40
30
20
10
0
Siklus I
siklus II
Diagram 3. hasil belajar siswa pada siklus I
dan siklus II
159
JPGSD Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016
dalam kegiatan pembelajaran dan membimbing
siswa secara aktif dengan memanfaatkan media
video Sunan Bonang dalam pembelajaran Tema 7
“Sejarah Peradaban Indonesia” Sub Tema 2
“Peninggalan-Peninggalan Kerajaan Islam di
Indonesia” di kelas V sehingga aktivitas siswa dapat
meningkat. (3) Sebaiknya guru memberikan
rangsangan kepada siswa untuk menuangkan ide
atau gagasan siswa melalui penggunaan media
video Sunan Bonang dalam pembelajaran Tema 7
“Sejarah Peradaban Indonesia” di kelas V sehingga
hasil belajar siswa dapat meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Mohammad, dkk. 2007. Ilmu dan Aplikasi
Pendidikan. Jakarta: PT Imperial Bhakti Utama.
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2014. Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta:
Rajawali Pers.
Daryanto. 2013. Media Pembelajaran, Yogyakarta:
Gava Media
Djamarah Bahri Syaiful, dkk. 2002. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Fadillah M. 2014. Implementasi Kurikulum 2013
Dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs, &
SMA/MA. Yogyakarta: AR-RUS MEDIA
Faturahman,dkk. 2012. Pengantar Pendidikan. Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher.
Hajar, Ibnu. 2013. Panduan Lengkap Kurikulum
Tematik SD/ MI. Jogjakarta: DIVA Press.
Hamalik Omar. 2013. Proses Belajar Mengajar.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Kadir, Abd H., dkk. Pembelajaran Tematik. Jakarta:
Rajawali Pers, 2014.
Kunandar. 2013. Langkah Mudah Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kunandar. 2015. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil
Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum
2013). Jakarta: Rajawali Pers.
Munadi, Yudhi. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta:
Referensi (GP Press Group).
Musfiqon, HM. 2012. Pengembangan Media dan
Sumber Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Rasyid Harun. 2007. Penilaian Hasil Belajar. Bandung:
CV Wacana Prima.
Roesminingsih,MV., dkk. 2007. Teori dan Praktek
Pendidikan. Surabaya: UNESA.
Sadiman, arief S., dkk. 2006. Media Pendidikan:
pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya.
Jakarta,PT. Raja Grafindo Persada
Saminanto. 2010. Ayo Praktik PTK (Penelitian
Tindakan Kelas). Semarang: RaSAIL Media
Group.
Sudjana, Nana. 2012. Penilaian Hasil Proses Belajar
Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Taufiq Agus, dkk.2010. Pendidikan Anak di SD.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Trianto. 2011. Panduan Lengkap Penelitian Tindakan
Kelas (Classroom Action Research) Teori dan
Praktik. Jakarta: Prestasi Pustakarya.
Download