Penggunaan Media Video Sunan Bonang PENGGUNAAN MEDIA VIDEO SUNAN BONANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TEMA SEJARAH PERADABAN INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR Ledy Inge Bulan PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya ([email protected]) FX Mas Subagio PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya Abstrak Hasil observasi pada kegiatan magang diketahui rata-rata nilai ulangan harian siswa masih belum mencapai Kriteria ketuntasan minimum (KKM). Penyebabnya adalah pembelajaran yang masih berpusat pada guru, materi masih bersifat konvensional dan tidak ada umpan balik dari siswa. Solusi yang diberikan yaitu menggunakan media video Sunan Bonang. Aktivitas guru mencapai 76,38% pada siklus I dan 98,61% pada siklus II. Aktivitas siswa mencapai 76,25% pada siklus 1 dan 95% pada siklus II. Hasil belajar siswa mencapai 76,92% pada siklus I dan 96,15% pada siklus II. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan media video Sunan Bonang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Tema 7 Sub Tema 2 pembelajaran empat. Kata Kunci: Media Video Sunan Bonang, Hasil belajar Abstract The observation results on intership known that the avarage of students daily test have not reach Minimum Completeness Criteria. This caused by teacher as a center in learning activity the materi is still conventional and there is no feedback from the students. The solution that given is using media Sunan Bonang video. Teacher activity reach 76,38% on cycle I and 98,61% on cycle II. Students activity reach 76,25% on cycle I and 95% on cycle II. Learning result reach 76,92% on cycle I and 96,15% on cycle II. It can be concluded that using media Sunan Bonang Video can increase students learning results on theme 7 sub theme 2 learning four. Key words: Media Sunan Bonang Video, Learning results masyarakat, bangsa dan negara. Dari pasal ini dapat dipahami bahwa kegiatan pendidikan itu mendorong peserta didik secara aktif berbuat untuk membentuk dirinya sehingga diharapkan akan terbentuk manusiamanusia Indonesia yang agamis, mandiri berakhlak mulia terampil berguna bagi bangsa dan negara. Perkembangan anak Sekolah dasar (SD) tergolong tahap operasional konkrit (7-11 tahun). Pada tahap ini anak sudah tidak berpikir egosentris lagi, anak sudah bisa memperhatikan lebih dari satu dimensi. Anak juga sudah mampu memperhatikan aspek dinamis dari suatu perubahan dimensi. Anak juga sudah mampu mengerti operasi logis dari perbalikan. Meskipun demikian pemikiran pada tahap ini masih terbatas pada hal-hal yang konkrit. Penyelesaian suatu masalah perlu disertai hal-hal yang konkrit dan nyata. Anak sudah dapat melakukan klasifikasi, konservasi dan mengurutkan. Kurikulum merupakan sebuah wadah yang akan menentukan arah pendidikan. Berhasil dan tidaknya sebuah pendidikan sangat bergantung pada kurikulum yang digunakan. Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta PENDAHULUAN Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan manusia dalam seluruh aspek kepribadian dan kehidupannya. Pendidikan dapat mempengaruhi kekuatan (pengaruh) yang dinamis dalam menyiapkan kehidupan manusia di masa depan. Pendidikan dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya secara optimal yaitu pengembangan potensi individu yang setinggi-tingginya dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual, sesuai dengan tahap perkembangan serta karakteristik lingkungan fisik dan lingkungan sosio-budaya dimana dia hidup. Dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 (1) dinyatakan sebagai “Usaha sadar untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, 151 JPGSD Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016 didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya. Pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013 diyakini akan terlaksana dengan baik dan mencapai tujuan jika dikembangkan secara fundamental, terperinci, komprehensif, dan reflektif-evaluatif. Berkaitan dengan hal tersebut, pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013 tidak dapat dilakukan dengan berasaskan untuk memenuhi kewajiban belaka, namun harus dilandasi kebesaran jiwa dan kesatuan tekad untuk mengembangkan pembelajaran bermutu, harmonis, dan bermartabat. Oleh sebab itu, pengembangan desain sistem pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013 harus dilakukan secara tepat guna dan tepat sasaran. Kehadiran media pembelajaran mempunyai arti yang cukup penting dalam proses belajar mengajar karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat membantu apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahan keabstrakan bahan dapat dikonkritkan dengan kehadiran media. Dengan demikian, anak didik lebih mudah mencerna bahan daripada tanpa bantuan media. Menurut Gerlach dan Ely (dalam Arsyad,2011:3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan media. secara lebih khusus pengertian media pada proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis atau alat elektronis untuk menangkap, memproses dan menyususn kembali informasi visual atau verbal. Henich dkk (dalam Arsyad, 2011:4) mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi, televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau mengandung maksudmaksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajara Dari beberapa pengertian yang telah diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa media secara umum adalah alat bantu yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan informasi dari pengirim berita/pesan kepada audience/penerima pesan atau media pembelajaran adalah alat yang membantu guru/pendidik dalam menyampaikan materi kepada siswa sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik atau dengan lain kata pendidik bisa memberikan pembelajaran secara efektif dan efisien. Media pembelajaran juga dapat memotivasi siswa dalam belajar. Namun kenyataan saat observasi pada magang IV yang dilakukan pada bulan Februari 2015 ditemukan masalah dalam proses pembelajaran. Peranan guru sebagai pembimbing bertolak belakang dari cukup banyaknya anak didik yang bermasalah. Hasil observasi menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas V SDN Lidah Wetan IV/ 566 Surabaya masih rendah. Apabila ditinjau dari KKM yang ditentukan oleh sekolah 2,00 atau 70. Dilihat dari ketuntasan dan ketidaktuntasan siswa maka dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran yang dipilih guru masih bersifat konvensional atau secara langsung tanpa menggunakan media, guru memberikan materi dengan berceramah dan siswa hanya duduk diam dan mendengarkan, guru tidak melibatkan siswa sehingga dalam pembelajaran tidak ada umpan balik (feed back), hal seperti inilah yang berdampak pada rendahnya hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Padahal didalam kurikulum 2013 telah dipaparkan bahwa pembelajaran harus berpusat pada siswa, maksud dari penjelasan tersebut yaitu dalam berlangsungnya proses prmbelajaran siswa harus berperan aktif sedangkan guru hanya sebagai fasilitator. Hal ini dibuktikan dengan rendahnya nilai ulangan harian siswa pada Tema 7 Sejarah Peradaban Indonesia, Sub Tema 2 Peninggalan-peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia”. Tentu saja ini merupakan masalah sehingga peneliti menawarkan solusi berkolaborasi dengan guru untuk menggunakan media video sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Media video adalah suatu sistem pembelajaran dengan pengendalian komputer kepada siswa yang tidak hanya mendengar dan melihat video dengan suara, tetapi juga memberikan respon yang aktif (Kustandi & Sujipto, 2011:36). Dengan menggunakan media jenis ini siswa diharapkan dapat memperoleh persepsi dan pemahaman yang sama dan benar sekaligus siswa dapat menerima materi yang disampaikan sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat secara maksimal Media video memiliki aplikasi yang bermanfaat dalam proses pembelajaran. Salah satunya dalah slow motion dimana gerakan obyek atau suatu peristiwa yang berlangsung sangat cepat dapat Penggunaan Media Video Sunan Bonang diperlambat agar mudah dipelajari oleh pembelajar. Kelebihan media video yaitu (1) Menyajikan objek belajar secara konkrit, (2) Memiliki daya tarik tersendiri karena bersifat audiovisual sehingga memicu motivasi pembelajar untuk belajar, (3) Sangat baik untuk pencapaian tujuan belajar psikomotorik, (4)Dapat mengurangi kejenuhan belajar, (5) Menambah daya tahan ingatan tentang objek belajar yang dipelajari, (6) Mudah didistribusikan. Hamalik (2003) menjelaskan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian dan sikap-sikap serta kemmapuan peserta didik. Lebih lanjut Sudjana (2002) berpendapat bahwa hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajarnya. Tujuan penilaian hasil belajar peserta didik adalah: (a) Melacak kemampuan peserta didik, artinya dengan penilaian maka perkembangan hasil belajar peserta didik dapat diidentifikasi yakni menurun atau meningkat. (b) Mengecek ketercapain kompetensi peserta didik, artinya dengan melakukan penilaian maka dapat diketahui apakah peserta didik telah menguasai kompetensi tersebut ataukah belum. (c) Mendeteksi kompetensi yang belum dikuasai peserta didik, artinya dengan melakukan penelitian, maka dapat diketahui kompetensi mana telah atu belum dikuasai. (d) Menjadi umpan balik untuk perbaikan bagi peserta didik, artinya dengan melakukan penilaian, maka dapat dijadikan bahan acuan umum memperbaiki hasil belajar peserta didik. Sedangkan manfaat penilaian hasil belajar yang dilakukan guru adalah (a) Mengetahui tingkat pencapaian kompetensi selama dan setelah proses pembelajaran berlangsung. (b) Memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi. (c) Memantau kemajuan dan diagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik. (d) Umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan dan sumber belajar yang digunakan. (e) Memberikan pilihan alternatif penilaian kepada guru. (f) Memberikan informasi kepada orang tua tentang mutu dan efektivitas pembelajaran yang dilakukan sekolah. Menurut Beans, pembelajaran tematik sebagai upaya untuk mengintegrasikan perkembangan dan pertumbuhan siswa dan kemampuan pengetahuannya (Beans, 1993 dalam Udin Syaefudin dkk., 2006:4). Dengan pembelajaran tematik anak didik dapat membangun kesalingketerkaitan antar satu pengalaman dengan pengalaman lainnya atau antara pengetahuan dengan pengalaman sehingga memungkinkan pembelajaran tematik itu menarik. Kaitan konseptual yang dipelajari dengan isi bidang studi lain yang relevan akan membentuk skemata, sehingga akan diperoleh keuntungan dan kebulatan pengetahuan. Perolehan keutuhan belajar, pengetahuan dan kebulatan pandangan tentang kehidupan dan dunia nyata hanya dapat direflesikan melalui pembelajaran terpadu (William dalam Udin, 2006: 5). Menurut Kunandar (2008:337-338) bahwa pembelajaran tematik mempunyai kelebihan dan arti penting, yakni: (1) Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan peserta didik. (2) Memberikan pengalaman dan kegiatan pembelajaran yang relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik. (3) Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna. (4) Mengembangkan keterampilan berpikir peserta didik sesuai dengan persoalan yang dihadapi. (5) Menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerja sama. (6) Memiliki sikap toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain. (7) Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang dihadapi dalam lingkungan peserta didik. Dengan mempertimbangkan hal diatas maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul Penggunaan Media Video Sunan Bonang untuk meningkatkan hasil belajar siswa Tema Sejarah Peradaban Indonesia Kelas V SDN Lidah Wetan IV/ 566 Surabaya. Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut: (1) Bagaimana aktivitas guru dalam menggunakan media video untuk meningkatkan hasil belajar Tema 7 Sejarah Peradaban Indonesia, Sub Tema 2 Peninggalan-peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia siswa kelas V SDN Lidah Wetan IV/566 Surabaya? (2) Bagaimana aktivitas siswa dalam menggunakan media video untuk meningkatkan hasil belajar Tema 7 Sejarah Peradaban Indonesia, Sub Tema 2 Peninggalan-peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia siswa kelas V SDN Lidah Wetan IV/566 Surabaya? (3) Bagaimana hasil belajar dalam penggunaan media video untuk meningkatkan hasil belajar Tema 7 Sejarah Peradaban Indonesia, Sub Tema 2 Peninggalan-peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia siswa kelas V SDN Lidah Wetan IV/566 Surabaya? Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah (1) Untuk mendeskripsikan aktivitas guru dalam menggunakan media video untuk meningkatkan hasil belajar Tema 7 Sejarah Peradaban Indonesia, Subtema 2 Peninggalan-peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia” siswa Kelas V SDN Lidah Wetan IV/566 Surabaya (2) Untuk mendeskripsikan aktivitas siswa 153 JPGSD Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016 dalam menggunakan media video ntuk meningkatkan hasil belajar Tema 7 Sejarah Peradaban Indonesia, Subtema 2 Peninggalan-peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia” siswa Kelas V SDN Lidah Wetan IV/566 Surabaya (3) Untuk mendeskripsikan hasil belajar dalam penggunaan media gambar untuk meningkatkan hasil belajar Tema 7 Sejarah Peradaban Indonesia, Subtema 2 Peninggalan-peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia” siswa Kelas V SDN Lidah Wetan IV/566 Surabaya. Manfaat penelitian ini adalah (1) Memudahkan siswa untuk belajar dan memahami apa yang di sampaikan oleh guru. (2) Meningkatkan hasil belajar dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media video. (3) Membantu guru dalam penguasaan konsep dan dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. (3) Membantu mempermudah cara mengajar. (4) Mengatasi masalahmasalah yang terjadi pada siswa dalam penggunaan media videoe. (5)Sebagai jalan solusi dalam melaksanakan pembelajaran dengan sifat menyenangkan. (6) Menjadikan pengalaman untuk melakukan penelitian lebih lanjut. (7) Sebagai pengalaman peneliti untuk mengembangkan penggunaan media video. (8) Sebagai bahan tambahan kepustakaan untuk melakukan pembelajaran. (9) Sebagai bahan studi banding bagi guru di sekolah lain dalam melaksanakan pembelajaran. METODE Berdasarkan data hasil ulangan harian yang peneliti lihat secara sepintas maka dengan rendahnya hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar materi “Tema 7 Sejarah Peradaban Indonesia Subtema 2 peninggalan-Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia Pembelajaran 4 yang terjadi di SDN Lidah Wetan IV/ 566 Surabaya akan peneliti rubah cara pengajaran dengan menggunakan media video Sunan Bonang. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan harapan supaya mengetahui kelemahan guru dan daya tangkap siswa tentang materi yang diajarkan. Peneltian Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research) memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar. Dengan baik, artinya apabila guru mencoba dengan sungguh-sungguh mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran di kelas melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan agar dapat memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan secara cermat mengamati pelaksanaanya untuk mengukur tingkat keberhasilannya. (dalam mengutip pendapat Kunandar, 2013:41). Lokasi penelitian dalam kegiatan ini adalah SDN Lidah Wetan IV/ 566 Surabaya. Yang beralamat di jalan Lidah Wetan Kecamatan Lakarsantri Kota Surabaya. Alasan peneliti memilih sekolah ini adalah karena sebelum melakukan penelitian skripsi, peneliti pernah melakukan kegiatan praktek mengajar di SDN Lidah Wetan IV/ 566 Surabaya. Dalam melakukan kegiatan magang, peneliti menemukan masalah dan salah satunya yaitu rendahnya hasil belajar, sehingga peneliti memilih sekolah tersebut untuk dijadikan lokasi penelitian. Subjek penelitian dalam kegiatan ini adalah siswa kelas V SDN Lidah Wetan IV/ 566 Surabaya. Jumlah keseluruhan siswa kelas V adalah 26 siswa dengan rincian 9 siswa perempuan dan 17 siswa lakilaki. Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim, yaitu: (1). Perencanaan, (2). Pelaksanaan, (3). Pengamatan, dan (4). Refleksi. Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan tes hasil belajar. Metode observasi yaitu instrumen yang digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran di kelas. Observasi sebagai alat pemantau merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tindakan setiap siklus. Metode tes yaitu instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif/pengetahuan sehingga peneliti dapat mengetahui seberapa besar tingkat pemahaman tentang materi yang telah diajarkan. Tes hasil belajar kognitif dilakukan setiap akhir siklus. Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes akhir pembelajaran yaitu evaluasi dengan menggunakan lembar penilaian berupa LKPD untuk menilai kinerja siswa secara berkelompok dan Lembar Evaluasi (LE) untuk menilai siswa secara individu. Analisis hasil observasi diperoleh dari pengamat untuk mengisi lembar observasi saat mengamati proses belajar mengajar pada setiap siklus. Analisis ini dilakukan untuk hasil observasi aktivitas guru dan siswa. Analisis lembar observasi digunakan rumus: Keterangan: P = Persentase F = Jumlah skor Penggunaan Media Video Sunan Bonang yang akan dipersentasekan N = Jumlah skor maksimal semua komponen yang diambil yang berkaitan dengan materi yang terdapat pada tema 7 “Sejarah Peradaban Indonesia. Media Sunan Bonang ini digunakan sebagai alat bantu penyampaian materi dalam proses pembelajaran. Mengembangkan lembar observasi untuk mengetahui bagaimana aktivitas guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Membuat beberapa butir soal berupa soal kinerja yaitu lembar kerja peserta didik (LKPD) dan lembar evaluasi (LE) yang digunakan untuk mengetahui kemampuan secara akademik dalam memahami materi yang telah disampaikan. Soal evaluasi terdiri atas 10 nomor dalam bentuk pilihan ganda, 5 nomor soal Isian dan 5 nomor soal Uraian. Sedangkan lembar kerja peserta didik lima nomor soal yang dikerjakan secara berkelompok. Tes hasil belajar ini diberikan pada akhir siklus pembelajaran dan dikerjakan secara berkelompok pada lembar kerja peserta didik dan lembar evaluasi secara individu. b. Pelaksanaan tindakan Pada tahap ini guru (peneliti) melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dirancang dengan menggunakan media video Sunan Bonang. Secara umum pelaksanaan tindakan ini terdiri atas dua siklus dan setiap siklus dua kali pertemuan. Siklus I terdiri dari satu kali pertemuan dengan menggunakan satu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dilaksanakan pada hari Jumat, 11 Maret 2016 selama 4x35 menit. Pelaksanaan siklus I ini sesuai dengan langkah-langkah yang telah disusun pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) terdiri atas kegiatan awal, Kegiatan inti dan kegiatan akhir. Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan Analisis data kuantitatif diperoleh dari tes siswa yang bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi pelajaran pada setiap siklus. Dimana siswa secara klasikal telah belajar tuntas, jika keberhasilan belajar siswa yang memperoleh nilai lebih atau sama dengan 65 mencapai 80%. Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini apabila: (1) Keterlaksanaan aktivitas guru mencapai presentase keterlaksanaan ≥ 80% dengan nilai ketercapaian ≥ 80. (2) Keterlaksanaan aktivitas siswa mencapai presentase keterlaksanaan ≥ 80% dengan nilai ketercapaian ≥ 80. (3) Siswa tuntas belajar secara individu jika memperoleh nilai ≥ 70 sedangkan pembelajaran dikatakan telah memenuhi ketuntasan belajar secara klasikal apabila ≥ 80% dari jumlah siswa telah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dipaparkan hasil penelitian di SDN Lidah Wetan IV/ 566 Surabaya. Dalam pembelajaran, peneliti menggunakan media video Sunan Bonnag. Pada pelaksanaannya, peneliti bekerja sama dengan guru kelas sebagai pengamat satu (1) dan teman sejawat sebagai pengamat dua (2). Sedangkan peneliti sendiri sebagai pengajarnya. Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan dengan menggunakan siklus dan setiap siklus dilakukan dua kali pertemuan. Setiap siklus terdiri atas tiga tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan serta refleksi. Pelaksanaan ketiga siklus tersebut akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut: Siklus I a. Perencanaan Mengidentifikasi kurikulum tematik dan buku siswa kelas V SD untuk menentukan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang sesuai. Menyusun silabus sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang telah di tentukan. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk setiap siklus. Mencari sumber ajar yang sesuai dan media video Sunan Bonang 155 JPGSD Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016 salam pembuka dan dijawab oleh siswa dengan serentak dan penuh semangat. Selanjutnya guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa sebelum belajar secara bersamabersama. Guru mengecek kehadiran siswa kemudian dilanjutkan dengan bernyanyi lagu Tombo Ati. Pada kegiatan inti guru bertanya apa makna lagu Tombo Ati serta siapa penciptanya? Setelah menjelaskan makna lagunya, guru menayangkan video Sunan Bonang. Siswa menyimak video guru meminta siswa untuk menggali informasi mengenai peninggalan karya-karya sastra masa kerajaan Islam di Indonesia. Setelah itu guru menjelaskan materi lainnya. Kemudian guru meminta siswa membentuk kelompok. Kelompok ditentukan oleh guru secara heterogen, sehingga tidak terjadi ada siswa yang mampu hanya akan berkelompok dengan yang mampu saja atau sebaliknya. Proses pembentukan kelompok terdiri dari 6 kelompok dan masing-masing kelompok terdiri atas 4-5 siswa. Kemudian siswa meletakkan tempat duduk yang saling berhadapan sesama anggota kelompok. Selanjutnya guru membagikan lembar kerja peserta didik kepada tiap-tiap kelompok dan guru memberi petunjuk cara mengerjakan. Seluruh siswa berdiskusi dalam mengerjakan tugas yang diberikan dan guru berkeliling untuk membimbing siswa yang mengalami kesulitan. Hal ini bertujuan agar siswa lebih aktif dalam bekerjasama dengan baik dan tidak mengandalkan dari siswa yang lebih mampu saja dalam kelompok tersebut. Setelah selesai mengerjakan tugas kelompok berupa LKPD tersebut, guru meminta perwakilan dari beberapa kelompok untuk mempresentasikan di depan kelas dan siswa yang lain diberi kesempatan untuk menanggapi. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil kerja dan mempersilahkan siswa yang presentase duduk kembali dan guru memberikan informasi bagi kelompok yang paling baik pada hari ini untuk diberikan penghargaan. Pada kegiatan akhir guru memberikan kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari dan siswa diajak untuk menarik kesimpulan. Selanjutnya guru memberikan pesan moral kepada siswa dan mengakhiri kegiatan dengan salam penutup. Pertemuan kedua dilakukan pada hari Sabtu, 12 Maret 2016, guru melanjutkan dengan membagikan lembar evaluasi untuk dikerjakan secara individu dan memberikan batasan waktu yaitu 60 menit untuk menyelesaikan soal yang diberikan. Setelah siswa selesai mengerjakan soal, guru meminta untuk dikumpulkan . c. Pengamatan Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran tematik tema 7 “ Sejarah Peradaban Indonesia” dengan menggunakan media video Sunan Bonang. Kemampuan peneliti dalam mengelola pembelajaran dan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran siklus I diamati oleh dua observer yaitu Ibu Arfiani Ika Nuraini S.Pd selaku guru kelas V dan Serlince Ana Hutar selaku teman sejawat. Berikut ini akan dipaparkan hasil pengamatan dalam proses pembelajaran siklus I. d. Refleksi Setelah kegiatan pelaksanaan pembelajaran selesai dilaksanakan maka peneliti bersama guru kelas dan teman sejawat melakukan refleksi dari kegiatan yang dilaksanakan. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki ke siklus berikutnya. Penelitian yang dilakukan di SDN Lidah Wetan IV/ 566 Surabaya selama dua siklus yang tiap siklusnya terdiri dari dua kali pertemuan dengan menggabungkan tiga mata Penggunaan Media Video Sunan Bonang pelajaran yaitu IPS, Matematika, PPKn, Bahasa Indonesia dengan penilaian kognitif, afektif dan psikomotor. Dari hasil penelitian rata-rata mengalami peningkatan, hal ini dikarena siswa merasa tertarik dengan pembelajaran yang dilakukan n dengan menggunakan media video Sunan Bonang, dimana siswa lebih semangat sehingga berpengaruh pada hasil belajar. Aktivitas guru dalam proses pembelajaran pada tema 7 “Sejarah Peradaban Indonesia” sub tema 4 “ Peninggalan-Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia” pembelajaran 4 dengan menggunakan media video Sunan Bonang pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Data hasil siswa tersebut akan dipaparkan dalam tabel berikut : Tabel 1. Hasil aktivitas guru pada siklus I dan siklus II Aspek yang diamati No. 1. Mengucapkan 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. salam pembuka Mengajak siswa berdo’a dan mengecek kehadiran siswa Melakukan kegiatan apersepsi Menyampaikan tujuan pembelajaran Kesiapan alat dan media video Menampilkan video tentang Sunan Bonang Membaca artikel mengenai Sunan Bonang Mengajukan pertanyaan tentang cara orang zaman dulu, khususnya pada masa kerajaan Rata-rata Siklus I 3,5 4 3,5 4 9. 10. 11. 12. 13. II 14. 15. 3 4 3 4 3 4 16. 17. 3,5 4 18. 3,5 3 4 4 Islam bertukar ilmu atau informasi Membuat topi dari koran bekas untuk mengenali sudut sudut yang terbentuk pada topi tersebut Mengulas kembali mengenai jenisjenis sudut dan cara menghitung besar sudut Melaksanakan pembelajaran dengan runtut Membimbing kelompok diskusi Kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan RPP Memberikan semangat kepada siswa agar lebih aktif mengikuti proses pembelajaran Memberikan pengalaman belajar yang lebih konkrit melalui media video Membuat kesimpulan dengan melibatkan siswa Melakukan evaluasi di akhir proses pembelajaran Melakukan kegiatan menutup proses pembelajaran Jumlah Presentase 157 3 4 3,5 4 3 4 3 3,5 3,5 4 3,5 4 3 4 3 3,5 3,5 4 3,5 4 55 71 98,61 76,38 JPGSD Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 98.61 76.38 Si kl us I No. Aspek Diamati Diagram 1. Persentase aktivitas guru pada siklus I dan siklus II Berdasarkan diagram diatas terlihat bahwa aktivitas guru dalam penggunaan media video Sunan Bonang pada siklus I memperoleh persentase sebesar 76,38%. Hal ini berarti aktivitas guru pada siklus I belum mencapai persentase yang di tetapkan pada indikator keberhasilan sebesar 80%. Kemudian pada siklus II hasil aktivitas guru meningkat menjadi 98, 61%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil aktivitas guru berada dalam kategori sangat baik karena sudah mencapai bahkan melebihi kriteria ketuntasan maksimal yang diharapkan yaitu 80%. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada tema 7 “Sejarah Peradaban Indonesia” sub tema 4 ” Peninggalan-Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia ” pembelajaran 4 dengan menggunakan media video Sunan Bonang pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Hasil perbandingan tersebut akan dijabarkan pada tabel berikut: Tabel 2. Hasil aktivitas siswa pada siklus I dan siklus Rata-rata Siklus I II Mengucapkan salam 2. Persiapan mengikuti pembelajaran 3. Menjawab pertanyaan arahan dari guru 4. Memperhatikan video yang ditunjukkan oleh guru 5. Memperhatikan penjelasan guru 6. Menjawab pertanyaan dengan menulis di papan tulis 7. Berkumpul dan berdiskusi dengan teman satu kelompok 8. Mempresentasikan hasil kerja di depan kelas 9. Mengerjakan lembar evaluasi secara individu 10. Menyimpulkan materi dengan bahasa yang baku Total Skor 3,5 4 3 4 3 3,5 3 4 3 3,5 3 3,5 3 4 3 4 3 4 3 3,5 30,5 38 Persentase 76,25 95 1. s i kl us II Yang Penggunaan Media Video Sunan Bonang 100 90 Berdasarkan diagram diatas terlihat bahwa hasil belajar siswa dalam penggunaan media video Sunan Bonang pada siklus I memperoleh persentase sebesar 76,92%, berarti aktivitas siswa pada siklus I belum mencapai persentase yang di tetapkan pada indikator keberhasilan yaitu 80%. Kemudian pada siklus II hasil belajar siswa meningkatmenjadi 96,15% berarti ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa berada dalam kategori sangat baik karena sudah mencapai bahkan melebihi kriteria ketuntasan maksimal yang diharapkan yaitu 80%. Dengan demikian maka peneliti tidak perlu melanjutkan penelitian untuk siklus berikutnya. 95 80 70 76.25 60 50 40 30 20 10 0 Siklus I siklus II Diagram 2. Persentase aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II Berdasarkan diagram diatas terlihat bahwa aktivitas siswa dalam penggunaan media video Sunan Bonang pada siklus I memperoleh persentase sebesar 76,25%, berarti aktivitas siswa pada siklus I belum mencapai persentase yang di tetapkan pada indikator keberhasilan yaitu 80%. Kemudian pada siklus II hasil aktivitas siswa meningkat menjadi 95% . Hal ini menunjukkan bahwa hasil aktivitas siswa berada dalam kategori sangat baik karena sudah mencapai bahkan melebihi kriteria ketuntasan maksimal yang diharapkan yaitu 80%. Peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II akan dijabarkan pada tabel berikut. Tabel 3. hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II No. Persentase Rata-rata Siklus I II 1. Presentase 76,92 96,15 ketuntasan % % PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian di kelas V SDN Lidah Wetan IV/566 Surabaya, maka dapat disimpulkan bahwa: (1) Aktivitas guru dalam pembelajaran tematik tema 7 “Sejarah Peradaban Indonesia” Sub Tema 2“ Peninggalan-Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia” pembelajaran 4 dengan menggunakan media video Sunan Bonang di kelas V SDN Lidah Wetan IV/566 Surabaya dinyatakan meningkat. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan dari 76,25% pada siklus I menjadi 98,61% pada siklus II. (2) Aktivitas siswa dalam pembelajaran tematik tema 7 “Sejarah Peradaban Indonesia” Sub Tema 2 “Peninggalan-Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia” pembelajaran 4 dengan menggunakan media video Sunan Bonang di kelas V SDN Lidah Wetan IV/566 Surabaya dinyatakan meningkat.Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan yaitu dari 76,25% pada siklus I menjadi 95% pada siklus II. (3)Aktivitas guru dalam pembelajaran tematik tema 7 “Sejarah Peradaban Indonesia” Sub Tema 2 “ Peninggalan-Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia” pembelajaran 4 dengan menggunakan media video Sunan Bonang di kelas V SDN Lidah Wetan IV/566 Surabaya dinyatakan meningkat. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan yaitu dari 76,92% pada siklus I menjadi 96,15% pada siklus II. Saran Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan sebagai berikut: (1) Sebaiknya guru menggunakan media video Sunan Bonang dalam pembelajaran Tema 7 “ Sejarah Peradaban Indonesia” Sub Tema 2 “PeninggalanPeninggalan Kerajaan Islam di Indonesia” sehingga aktivitas guru dapat mengalami peningkatan. (2) Sebaiknya guru mengajak siswa terlibat langsung 100 90 96.15 80 70 76.92 60 50 40 30 20 10 0 Siklus I siklus II Diagram 3. hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II 159 JPGSD Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016 dalam kegiatan pembelajaran dan membimbing siswa secara aktif dengan memanfaatkan media video Sunan Bonang dalam pembelajaran Tema 7 “Sejarah Peradaban Indonesia” Sub Tema 2 “Peninggalan-Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia” di kelas V sehingga aktivitas siswa dapat meningkat. (3) Sebaiknya guru memberikan rangsangan kepada siswa untuk menuangkan ide atau gagasan siswa melalui penggunaan media video Sunan Bonang dalam pembelajaran Tema 7 “Sejarah Peradaban Indonesia” di kelas V sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. DAFTAR PUSTAKA Ali Mohammad, dkk. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Jakarta: PT Imperial Bhakti Utama. Arikunto, Suharsimi, dkk. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Daryanto. 2013. Media Pembelajaran, Yogyakarta: Gava Media Djamarah Bahri Syaiful, dkk. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Fadillah M. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs, & SMA/MA. Yogyakarta: AR-RUS MEDIA Faturahman,dkk. 2012. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Hajar, Ibnu. 2013. Panduan Lengkap Kurikulum Tematik SD/ MI. Jogjakarta: DIVA Press. Hamalik Omar. 2013. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Kadir, Abd H., dkk. Pembelajaran Tematik. Jakarta: Rajawali Pers, 2014. Kunandar. 2013. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kunandar. 2015. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: Rajawali Pers. Munadi, Yudhi. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi (GP Press Group). Musfiqon, HM. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka. Rasyid Harun. 2007. Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV Wacana Prima. Roesminingsih,MV., dkk. 2007. Teori dan Praktek Pendidikan. Surabaya: UNESA. Sadiman, arief S., dkk. 2006. Media Pendidikan: pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya. Jakarta,PT. Raja Grafindo Persada Saminanto. 2010. Ayo Praktik PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Semarang: RaSAIL Media Group. Sudjana, Nana. 2012. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Taufiq Agus, dkk.2010. Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Trianto. 2011. Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Teori dan Praktik. Jakarta: Prestasi Pustakarya.