MODUL PERKULIAHAN Islam di Indonesia Eksistensi Islam di Indonesia Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Informatika Online 04 Kode MK Disusun Oleh 90002 Yayah Hidayah, Dra, M.Si Abstract Kompetensi Umat Islam di Indonesia harus menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari nation Indonesia. Indonesia mempunyai heterogenitas tertinggi secara fisik, keragaman suku, bahasa, adat, dan bahkan agama. Inilah yang menjadi modal utama bagi umat Islam dalam merealisasikan ide-ide dan karya nasionalnya di berbagai bidang. Mahasiswa diharapkan mampu: (1) menjelaskan eksistensi umat Islam di Indonesia; (2) menguraikan kedatangan Islam di Indonesia dengan penuh damai dan toleransi; (3) menjelaskan peran organisasi keagamaan; (4) menjelaskan peran umat Islam di Indonesia. Islam Masuk ke Semenanjung Malaka dan Indonesia serta Perkembangannya 1. Jalur Islam Masuk ke Malaka dan Indonesia Semenanjung Malaka merupakan gabungan dari kerajaan Kedah Perak, Malaka, Tumasik, Kelantan, Pahang, Patani, dan Johor. Semenanjung Malaka terletak di tengah-tengah perjalanan laut dari arah negeri Arab, India, dan Tiongkok. Agama Islam masuk ke Semenanjung Malaka sebelum abad ke-13 M ketika masih dikuasai Siam, mengingat letaknya dekat dengan Kerajaan Pasai dan sudah saling berhubungan. Parameswara yang berkuasa di Singapura melarikan diri ke Semenanjung Malaka karena serangan Majapahit tahun 1360 M, dan mendapati rakyat Malaka sudah banyak yang memeluk agama Islam. Parameswara membangun kerajaan di Semenanjung Malaka setelah ia masuk Islam dan bergelar Sultan Muhammad Syah. Parameswara masuk agama Islam atas ajakan ulama Jedah, Sidi Abdul Aziz. Mengingat terdapat hubungan antara Pasai dan Semenanjung Malaka, maka diperkirakan Islam masuk ke Semenanjung Malaka pada masa kerajaan Islam di Pasai berdiri, atau setidak-tidaknya jauh sebelum abad ke-14 M. Dikatakan, bahwa Parameswara masuk Islam karena telah kehilangan rasa hormat kepada agama Hindu yang menjadi agama kerajaan Majapahit yang telah merampas mahkotanya. Menurut Barros, ahli sejarah bangsa Portugis, Parameswara masuk agama Islam sekitar tahun 1384 M. Pada masa kerajaan yang dibangun Parameswara inilah, kerajaan Islam di Pasai mengalami keruntuhan sehingga banyak pedagang Pasai yang lari ke Malaka sekitar tahun 1434 M. Parameswara telah mengadakan hubungan baik dengan Tiongkok yang saat itu dipimpin Cheng Tsu dari Dinasti Ming. Kerajaan Islam di Semenanjung Malaka dapat bertahan samapai pada saat datangnya Portugis di bawah pimpinan Alfonso D' Albuquerque tahun 1151 M. Adapun Islam masuk ke Indonesia, ada beberapa pendapat dari para ahli sejarah, yakni: a. Zainal Arifin Abbas: agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 (tahun 684 M). Pada tahun itu, seorang pemimpin Arab datang ke Tiongkok dan sudah 2016 2 Pendidikan Agama Islam Dra Yayah Hidayah M,Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id mempunyai pengikut dari Sumatera Utara. Jadi, agama Islam masuk pertama kali ke Indonesia di Sumatera Utara. b. Dr. Hamka: agama Islam masuk ke Indonesia pada tahun 674 M. Berdasarkan catatan Tiongkok, saat itu datang seorang utusan raja Arab Ta Cheh (kemungkinan Muawiyah bin Abu Sufyan) ke kerajaan Ho Ling (Kaling/Kalingga) untuk membuktikan keadilan, kemakmuran, dan keamanan pemerintah Ratu Shima di Jawa. c. Drs. Juneid Parinduri: agama Islam masuk ke Indonesia pada tahun 670 M/48 H. Karena, di Barus Tapanuli, didapatkan sebuah makam yang berangka Haa-Miim yang berarti tahun 48 H/670 M. d. Seminar tentang “Islam masuk ke Indonesia” di Medan tanggal 17–20 Maret 1963, mengambil kesimpulan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad I H/abad VII M langsung dari Arab. Daerah pertama yang didatangi ialah pesisir Sumatera. Proses islamisasi dan saluran-salurannya di Indonesia, meliputi perdagangan, perkawinan, ajaran-ajaran tasawuf, cabang-cabang seni, dan aspek-aspek budaya lainnya. Pedagang-pedagang yang menjadi pembawa dan penyebar Islam ke Indonesia, berdagang sambil berdakwah. Bisa jadi dalam perdagangan itu, mereka disertai pula oleh beberapa orang mubalig yang pekerjaannya lebih khusus untuk mengajarkan agama. Para penyebar agama Islam ke Indonesia, juga ada yang mengambil jalan perkawinan dalam berdakwah. Mereka mengawini putri-putri Indonesia yang terikat dengan syarat harus masuk Islam sebelum mengadakan akad nikah. Penyebaran Islam melalui tasawuf lebih mudah diterima oleh bangsa Indonesia, terutama untuk orang-orang yang sebelumnya telah mempunyai dasardasar ajaran ketuhanan. Demikian pula penyebaran Islam melalui saluran cabangcabang seni, seperti berdakwah melalui pertunjukan wayang yang telah dilakukan oleh Sunan Kalijaga. 2. Keadaan Agama dan Kehidupan Orang Malaka dan Indonesia sebelum Kedatangan Islam Bangsa Indonesia, asal mulanya adalah satu rumpun dengan kebudayaan Melayu, atau termasuk Malaya yang disebut dengan Malayu Austronesia, berasal dari daerah Yunan bagian Cina Selatan. Sisa-sisa kebudayaan Melayu itu kemudian menyebar ke daerah kepulauan laut Selatan, termasuk tanah air Indonesia. Ketika 2016 3 Pendidikan Agama Islam Dra Yayah Hidayah M,Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id abad ke-7, Kerajaan Sriwijaya berkuasa di wilayah yang sangat luas, dan kehidupan mereka dipengaruhi oleh ajaran-ajaran Hindu Budha. Pada tahun 686 M, Kerajaan Melayu dan Jambi dikuasai Sriwijaya sampai ke Kerajaan Sunda Tarumanegara. Dengan demikian, pada tahun 775 Sriwijaya telah menduduki seluruh Semenanjung Malaya hingga pada abad ke-8 Sriwijaya dengan teguh menguasai sepenuhnya gerak perdagangan nasional dan internasional sehingga menempatkan Kerajaan Sriwijaya berada pada kedudukan penting di kawasan Asia Tenggara yang dikenal dengan "Swarnadwipa" (pulau emas dan perak). Puncak kejayaan dialami pada abad ke-9. Pada tahun 1275, Sriwijaya mengalami kemunduran karena mendapat serangan dari kerajaan Singasari dari Jawa, yakni ekspedisi Pamalayu yang digerakkan oleh Raja Kertanegara dalam usaha mempersatukan Nusantara. Jadi, sejak abad-abad pertama Tarikh Masehi, terutama sejak abad ke-5, di tanah air Indonesia berkembang pengaruh agama dari Hindia, baik Hinduisme maupun Budhisme. Sebelum kedatangan Islam di Indonesia dan Malaka, bangsa kita hidup dalam kemajuan akibat adanya perdagangan, baik secara nasional maupun internasional, yang pusatnya di Semenanjung Malaya. Semua kapal dagang yang berlayar dari Hindia ke China, pulang pergi, singgah di bandar-bandar Sriwijaya. Ketika itu, kehidupan masyarakat Indonesia maju, namun akibat peperangan dan perebutan kekuasaan raja-raja di Indonesia, maka kekuasaannya menjadi lemah, terutama menjelang kehadiran agama Islam. 3. Penyebaran Islam secara Damai dan Kekeluargaan Penyebaran agama Islam dilakukan dengan damai menyesuaikan diri dengan adat istiadat penduduk tanpa paksaan dan kekerasan. Kepandaian mubalig Islam menyesuaikan diri dalam pokok ajaran yang akan disampaikan dan tingkah laku mereka, menyebabkan agama Islam mudah diterima, di samping agama Islam memberi harga diri sesama bangsa, tiada perbedaan antara si kaya dan si miskin, si kuat dan si lemah, dan yang berpangkat dengan rakyat jelata. Rakyat kecil yang dalam agama Hindu dimasukkan dalam golongan rendah, menyambut gembira terhadap ajaran Islam. Raja-raja banyak yang mudah menerima dakwah Islam, karena pertimbangan politik. Mereka takut kehilangan pendukung dari rakyat kecil yang sudah banyak masuk agama Islam. 2016 4 Pendidikan Agama Islam Dra Yayah Hidayah M,Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Penyebaran agama Islam berjalan terus dari daerah ke daerah lain. Sehingga, dalam waktu yang sangat pendek, agama Islam sudah merata ke seluruh daerah Indonesia. Agama Hindu dan Budha semakin terdesak, lebih-lebih pada saat kemunduran kerajaan Majapahit dan kerajaan-kerajaan lain mulai berdiri. 4. Pertumbuhan Kerajaan-kerajaan Islam Agama Islam yang semakin berkembang mampu mendirikan kerajaan Islam di Samudera Pasai pada tahun 1292 M, di bawah seorang Raja Al-Malikus Saleh. Kerajaan Islam Samudera Pasai ada pengaruh dari Kerajaan Mamalik di Mesir atau setidak-tidaknya ada hubungan erat antara keduanya. Persamaan nama dan gelar yang dipakai tidak jauh berbeda dengan gelar yang dipakai di Mesir. Gelar AlMalikus Saleh dan Al-Malikuz Zahir, raja pertama dan kedua Pasai, sama dengan gelar yang dipakai oleh Raja Mamalik Mesir. Kerajaan Pasai mengalami perkembangan pesat di masa pemerintahan AlMalikuz Zahir II tahun 1326–1348 M. Al-Malikuz Zahir mendalami ilmu agama. Ia banyak melakukan kegiatan-kegiatan untuk memajukan agama. Ibnu Batutah, seorang Ahli Bumi muslim, pernah melawat ke Pasai pada tahun 764 H/1345 M, memberi kesan bahwa Pasai sebagai pusat kegiatan ilmu agama yang bermazhab Syafi'i dan merupakan kota bandar besar untuk persinggahan kapal-kapal negara lain. Kemunduran Pasai setelah ditinggalkan Al-Malikuz Zahir II dan digantikan oleh Zainal Abidin, karena mendapat serangan dari Siyam, Majapahit dan Aceh Dalam (Nakur). Meskipun demikian, penyebaran agama masih giat dilakukan ke daerahdaerah sekitarnya seperti Minangkabau dan Siak Kampar. Di Jawa, agama Islam mengalami perkembangan pesat di masa kemunduran Kerajaan Majapahit. Penyebarannya dilakukan oleh para wali yang tergabung dalam anggota wali sembilan, yaitu Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Gunung Jati. Wali sembilan berdakwah kepada rakyat sesuai dengan bakat dan keahlian yang mereka miliki. Maulana Malik Ibrahim menyebarkan agama dengan cara mendekati pergaulan anak negeri, budi bahasa yang lembut, penuh ramah tamah serta ketinggian akhlak. Beliau tidak menentang tajam terhadap kepercayaan penduduk asli serta adat 2016 5 Pendidikan Agama Islam Dra Yayah Hidayah M,Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id istiadat yang berlaku dalam masyarakat. Beliau membuka pondok pesantren untuk mendidik dan mencetak kader-kader mubalig di masa mendatang. Sunan Ampel berdakwah di daerah Ampel Denta, membuka pondok pesantren sebagai tempat mendidik pemuda Islam agar menjadi kader Islam terdidik yang di kemudian hari disebarkan ke seluruh pelosok. Sunan Giri mendapat gelar Ainul Yaqin karena kecerdasan akalnya, seorang ahli mendidik, berjiwa demokratis. Telah banyak permainan dan nyanyian kanak-kanak yang mengandung pendidikan Islam, misalnya jelungan, jamuran, gendi gerit, jor, guka ganti, cublak suweng, dan ilir-ilir. Sunan Drajat seorang wali yang berjiwa sosial dan dermawan. Beliau mengembangkan agama Islam dengan tidak segan-segan memberikan pertolongan kepada penderitaan umum seperti membantu yatim piatu, orang sakit, dan fakir miskin. Sunan Kalijaga seorang wali yang berjiwa besar, filsuf dan pujangga. Beliau termasuk riezende mubalig (mubalig keliling). Beliau menyiarkan agama Islam melalui cerita-cerita wayang yang sudah banyak dimasuki ajaran agama, disesuaikan dengan kegemaran masyarakat pada masa itu. Saat itu, masyarakat masih teguh memegang ajaran Hindu dan Budha, masih suka terhadap pertunjukan wayang dan mendengarkan Gamelan. Cara ini sangat berbeda dengan yang dilakukan oleh Sunan Kudus. Sunan Kudus mengembangkan agama di sekitar daerah Kudus dengan cara mengikis habis pengaruh-pengaruh Hindu. Sedangkan Sunan Muria menyebarkan agama di sekitar Gunung Muria, sebelah utara Kudus (18 km dari Kudus) dengan memberi kursus kepada rakyat jelata. Beliau lebih suka hidup jauh dari kota dan bergaul dengan rakyat kecil/desa. Sunan Bonang menyebarkan agama dengan mendirikan pondok pesantren sebagai tempat mendidik kader-kader Islam yang militan. Beliau menciptakan Gending Durma serta mengganti nama-nama hari nahas menurut kepercayaan Hindu dengan nama-nama nabi dan malaikat untuk lebih mendekatkan dengan ajaran Islam. Sedangkan Sunan Gunung Jati seorang wali yang menyebarkan agama Islam di daerah Jawa Barat, berasal dari Pasai. Seorang wali yang pandai perang dan berhasil menguasai Sunda Kelapa dari serangan Portugis tahun 1527 M. 2016 6 Pendidikan Agama Islam Dra Yayah Hidayah M,Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Kemudian, nama Sunda Kelapa digantinya dengan nama Jayakarta (Jakarta) yang berarti kota kemenangan. Wali sembilan mendirikan kerajaan Islam yang berpusat di Demak. Sultan pertama yang diangkat adalah Raden Fatah. Kemajuan umat Islam sudah mampu mendirikan beberapa kerajaan di Banten, Cirebon, Pajang, Mataram dan lainnya. Selain kerajaan Islam Samudera Pasai, di Sumatera juga berdiri kerajaan Islam Aceh. Ketika kerajaan Malaka pada masa pemerintahan Mahmud Syah dipukul Portugis, Raja Ibrahim yang bergelar Sultan Ali Mughayat Syah berhasil menyatukan seluruh daerah Aceh tahun 1507 M. Kerajaan Islam Aceh ini, berturut-turut dipimpin oleh Sultan Ali Mughayat Syah (1507–1522 M), Sultan Shalahuddin (1522–1537 M), Sultan 'Alauddin Ri'ayat Syah (1537–1568 M), Sultan Husin (1568–1575 M). Ketika Sultan Husin wafat, putranya baru berumur empat bulan dan terpaksa dinobatkan, ia pun meninggal pada usia tujuh bulan. Maka, muncullah Sultan Ala'uddin Mansyur Syah, yakni putra Sultan Mansyur Syah yang menjadi Raja Perak dan pernah ditaklukkan kerajaan Islam Aceh oleh Sultan Husin. Sultan Ala'uddin Mansyur Syah dikawinkan dengan putri Sultan Ala'udin Ri'ayat Syah yang bernama Indra Ratna. Sultan ini wafat dibunuh oleh Megat Merah, wali negeri Aru ketika Sultan sedang istirahat dalam perjalanannya merebut Johor dari kekuasaan Portugis. Beliau sama sekali tidak menaruh curiga terhadap Megat Merah. Terpaksa dinobatkanlah Buyung Ali Ri'ayat Syah, keturunan Sultan Ali Mughayat Syah, yang hanya berkuasa selama dua tahun (1586–1588 M), karena ia masih kanak-kanak. Dia wafat terbunuh. Kemudian dinobatkanlah Ala'uddin Ri'ayat Syah (1588–1604 M) yang terkenal dengan sebutan Saidi al-Mukammil. Selama pemerintahannya (16 tahun), kekuasaan Aceh semakin goyah, bangsa Portugis semakin berani mengusik kedaulatan Aceh. Perhatian raja lebih dipusatkan pada keagamaan. Pada zamannya (permulaan abad 17), bangsa Barat telah banyak yang berdatangan. Sementara itu, Sultan Ala'uddin Ri'ayat Syah telah berusia lanjut dan mengundurkan diri, serta digantikan oleh Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam. Raja-raja yang pernah memimpin Kerajaan Islam Samudera Pasai adalah sebagai berikut: Al-Malikus Saleh (1292), Al-Malikuz Zahir I (1297–1326), Al-Malikuz Zahir II (1326–1348), Zainal Abidin (kurang lebih pada tahun 1350), Iskandar. Pada masa pemerintahan Al-Malikuz Zahir II, Pasai mencapai masa gemilang. Tetapi, pada masa Zainal Abidin, Kerajaan Pasai mendapat serangan hebat dari Siam, Majapahit dan Nakur (Aceh Dalam). Zainal Abidin mati terbunuh, dan permaisurinya mengeluarkan sayembara, bahwa siapa pun yang dapat membalas dendam atas 2016 7 Pendidikan Agama Islam Dra Yayah Hidayah M,Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id kematian Zainal Abidin, ia akan menduduki singgasana kerajaan dan dijadikan sebagai suaminya. Seorang nelayan berhasil memenuhi sayembara ini karena berhasil menang melawan serangan dari Nakur. Tetapi, ketika putra permaisuri Zainal Abidin telah tewas, orang nelayan ini pun dibunuh olehnya. Raja Pasai yang terakhir adalah Iskandar, tetapi ia dibawa oleh Cheng Hoo dalam perlawatannya ke Tiongkok (1412) dan mati terbunuh di sana. Di Jawa berdiri kerajaan-kerajaan Islam, yakni Kerajaan Demak (kurang lebih 1500–1550), Kerajaan Islam Banten, Kerajaan Pajang (1546–1582), Mataram (1580), Kerajaan Cirebon. Di Kalimantan, tumbuh pula kerajaan Islam seperti Kerajaan Islam Banjar, Kerajaan Islam Sukadana, Kerajaan Islam Brunai. Sedangkan kerajaan Islam di Sulawesi adalah Kerajaan Islam Bugis (Bone), Kerajaan Islam di Goa Talo. Kerajaan Islam di kepulauan Maluku dan Nusa Tenggara adalah Kerajaan Ternate, Tidore dan Kerajaan Islam Nusa Tenggara. Pengaruh Islam terhadap Peradaban Rakyat Malaka dan Bangsa Indonesia 1. Peradaban dan Agama Masyarakat Malaka dan Indonesia sebelum Kedatangan Islam Berdasarkan letak geografis, tanah air Indonesia merupakan daerah kawasan Asia Tenggara. Daerah yang merupakan wilayah kepulauan Asia Tenggara terdiri atas negara-negara, di antaranya Philipina, Malaysia, Singapura dan Indonesia. Negara-negara di kawasan Asia Tenggara ini mempunyai dasar-dasar persamaan peradaban yang kuat, latar belakang peradabannya mempunyai corak yang sama. Peradaban bangsa di Indonesia dan Malaka telah mengenal zaman sejarah, yakni zaman di mana mereka telah mengenal tulisan. Zaman ini adalah atas pengaruh agama Hindu dan Budha yang mengenal huruf Palawa. Pengaruh ini berlangsung antara tahun 1400–1478 bahwa masuknya Hinduisme membawa perubahan besar, yaitu kedudukan raja yang semula asas pemilihan "primus interpares" berubah menjadi sistem dinasti berdasarkan hukum kasta. Sistem ini memang menguntungkan bagi raja-raja. Dan inilah salah satu faktor mengapa agama Hindu berkembang lewat jalan atas, yaitu istana. Raja dianggap sebagai keturunan dewa. 2016 8 Pendidikan Agama Islam Dra Yayah Hidayah M,Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Cerita Epos Ramayana dari pujangga Walmiki merupakan sumber lakon pertunjukan wayang Indonesia bersama cerita Ramayana. Seni pagelaran wayang ini merupakan hasil budaya Hindu yang banyak digemari. Di bidang seni bangunan, candi merupakan pengaruh Hindu dan Budha yang lebih menonjol lagi, bahkan bangunan-bangunan candi Indonesia dapat memberikan petunjuk khusus sebagai peninggalan pengaruh Hinduisme dan Budhisme, sekalipun sebenarnya pola bangunan candi Indonesia adalah berasal dari seni bangunan prasejarah, zaman megaliticum, yaitu punden berundak-undak. Bangunan candi adalah lebih spesifik atas pengaruh agama Hindu dan Budha, namun bangunan ini dibuat oleh orang-orang Indonesia sendiri. Bahkan, banyak gambar relief pada dinding-dinding candi itu yang melukiskan flora dan fauna Indonesia asli, bukan dari Hindu. 2. Pengaruh Islam Terhadap Peradaban Bangsa Malaka dan Indonesia serta Perkembangannya Agama resmi Negara Malaysia adalah Islam. Agama Islam di sana memegang peranan dan pengaruh besar terhadap beberapa aspek kebudayaan nasional Malaysia. Setiap langkah yang diambil pemerintah banyak disesuaikan dengan ajaran Islam. Kehidupan dan sosial budaya rakyat Malaysia bercorak Islam, dilakukan oleh penduduk Bumi Putera atau melayu mencapai 50% lebih dari jumlah penduduk seluruhnya. Penduduk Malaysia terdiri atas tiga ras, yakni Melayu, Cina, dan India yang sangat berbeda dalam latar belakang kebudayaannya, agama dan pandangan hidupnya, menimbulkan saling curiga satu sama lainnya. Rasa curiga pada masing-masing ras, terutama dari golongan Melayu dan Cina sering menimbulkan bentrokan rasial seperti peristiwa 13 Mei yang merupakan kerusuhan terbesar antara kedua golongan tersebut. Untuk menghindari bentokan-bentrokan yang terjadi, pemerintah Malaysia memproklamirkan keadaan darurat dan membentuk kabinet darurat yang terdiri atas sebagian besar orang Melayu. Dibentuk juga national operation council sebagai kekuasaan negara tertinggi yang bertugas menenteramkan keadaan negara. Penduduk Bumi Putera (Melayu) 85%, mempunyai hubungan keturunan dengan Indonesia, sebagian besar menyekolahkan anak-anaknya ke madrasah atau sekolah-sekolah agama Islam lainnya. Mereka sangat menonjolkan kebudayaan 2016 9 Pendidikan Agama Islam Dra Yayah Hidayah M,Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id yang berasal dari Indonesia. Negeri Sembilan dijadikan pusat pengembangan kebudayaan Minangkabau dan Batu Pahat yang berpengaruh dengan ajaran Islam. Seni budaya Indonesia dianggapnya sebagai kebudayaan rakyat asal rantau. Karena pengaruh Islam di Malaysia besar, maka asas kebudayaan Malaysia menjadikan Islam sebagai unsur penting dalam pembentukan kebudayaan kebangsaan. Pembangunan bangsa (nation building) di Malaysia diusahakan sedapat mungkin tidak terlepas dari tuntunan Islam. Hal ini dapat dibuktikan dari seminar di Universitas Kebangsaan Malaysia Bangi Selangor pada tanggal 10 sampai dengan 15 Maret 1981, di mana dalam seminar tersebut diajukan beberapa pendapat, antara lain: - Datuk Sri Dr. Mahatir Muhammad, Perdana Menteri, menghendaki pembentukan Badan Konsultasi yang anggotanya terdiri atas pegawai, ulama, mufti, dan cendekiawan untuk menciptakan pembangunan bangsa yang sesuai dengan syariat Islam. - Datuk Prof. Madya Haji Shahnon Ahmad menghendaki pemeliharaan lingkungan hidup dari segala kemaksiatan seperti industri minuman keras. - Dr. Ismail Haji Ibrahim menghendaki konsep dakwah Islam menurut prinsipprinsip Al-Quran dan hadis di semua bidang kehidupan manusia. Dari beberapa pendapat tersebut menunjukkan keinginan pembangunan bangsa Malaysia berdasarkan ajaran Islam. Karena pesatnya kegiatan dakwah Islam, oleh salah satu golongan digunakan kesempatan menyalahgunakan ajaran agama Islam untuk tujuan tertentu dan subversive. Muncul golongan Islam sungsang, yaitu golongan ekstrem yang ajaran-ajarannya jauh menyimpang dari ajaran Islam. Golongan ini membuat keresahan bagi masyarakat, tidak tenang dan selalu guncang. Untuk mengatasi ketegangan itu, Menteri Agama Datuk Haji Muhammad Nasir mendatangkan mubalig dari Indonesia untuk memberikan ceramah tentang ajaran Islam yang sebenarnya. Maka, Menteri Agama Republik Indonesia, Haji Alamsyah Ratu Prawiranegara mengutus beberapa ahli dakwah ke Malaysia. Dengan demikian, rakyat Malaysia akan sadar tentang ajaran-ajaran Islam yang benar. Sedangkan di Indonesia, perkembangan Islam dan pengaruhnya di masyarakat sangat luas sehingga tidak dirasa kebudayaan Indonesia dan peradabannya banyak yang berasal dari Islam. Kehadiran pengaruh Islam pada kebudayaan nasional meliputi bahasa, nama, adat istiadat, dan kesenian. 2016 10 Pendidikan Agama Islam Dra Yayah Hidayah M,Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Bahasa Indonesia banyak yang dipengaruhi Islam, berasal dari bahasa Arab. Karena sering dipergunakan pada pembicaraan umum, surat kabar, dan lainlainnya, seolah-olah bahasa tersebut sudah menjadi bahasa Indonesia, di samping pula karena memang belum ada dalam bahasa Indonesia. Sebagai contoh, kata "perlu" berasal dari “fardu”, “musyawarah” berasal dari “musyawarah”, “ikhlas” berasal dari “ikhlas”. Ada juga yang berasal dari bahasa Arab yang tidak mengalami perubahan ejaannya, misalnya kata wajib, majalah, dan lain-lainnya. Di bidang nama, pengaruhnya sudah sangat luas pada masyarakat Indonesia. Tidak sedikit jumlahnya, nama dalam bangsa Indonesia berasal dari bahasa Arab karena pengaruh ajaran agama Islam. Nama-nama Abdullah, Muhammad, Ahmad, Hamid, Mahmud, dan lain sebagainya, sesuai dengan ajaran Islam. Mudin, nama salah satu perangkat pemerintahan desa yang bertugas di bidang keagamaan itu, berasal dari bahasa Arab "imammuddin" yang berarti pemuka agama.[] Daftar Pustaka Arifin, M.Ag, Prof. Dr. Miftah. 2013. Sufi Nusantara. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Taher, KH. Dr. Dr. Tarmizi. 2007. Berislam secara Moderat. Jakarta: Grafindo. Yatim, M.A, Dr. Badri. 1993. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Rajawali Pers. 2016 11 Pendidikan Agama Islam Dra Yayah Hidayah M,Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id