Modul Pendidikan Agama Islam [TM4]

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Islam di
Indonesia
Eksistensi Islam di Indonesia
Fakultas
Program Studi
Ilmu Komunikasi
Informatika
Online
04
Kode MK
Disusun Oleh
90002
Yayah Hidayah, Dra, M.Si
Abstract
Kompetensi
Umat Islam di Indonesia harus
menyadari bahwa dirinya adalah
bagian dari nation Indonesia. Indonesia
mempunyai heterogenitas tertinggi
secara fisik, keragaman suku, bahasa,
adat, dan bahkan agama. Inilah yang
menjadi modal utama bagi umat Islam
dalam merealisasikan ide-ide dan
karya nasionalnya di berbagai bidang.
Mahasiswa diharapkan mampu: (1)
menjelaskan eksistensi umat Islam di
Indonesia; (2) menguraikan kedatangan
Islam di Indonesia dengan penuh damai
dan toleransi; (3) menjelaskan peran
organisasi keagamaan; (4) menjelaskan
peran umat Islam di Indonesia.
Islam Masuk ke Semenanjung Malaka dan Indonesia serta Perkembangannya
1. Jalur Islam Masuk ke Malaka dan Indonesia
Semenanjung Malaka merupakan gabungan dari kerajaan Kedah Perak, Malaka,
Tumasik, Kelantan, Pahang, Patani, dan Johor. Semenanjung Malaka terletak di
tengah-tengah perjalanan laut dari arah negeri Arab, India, dan Tiongkok.
Agama Islam masuk ke Semenanjung Malaka sebelum abad ke-13 M ketika
masih dikuasai Siam, mengingat letaknya dekat dengan Kerajaan Pasai dan sudah
saling berhubungan. Parameswara yang berkuasa di Singapura melarikan diri ke
Semenanjung Malaka karena serangan Majapahit tahun 1360 M, dan mendapati
rakyat Malaka sudah banyak yang memeluk agama Islam. Parameswara
membangun kerajaan di Semenanjung Malaka setelah ia masuk Islam dan bergelar
Sultan Muhammad Syah. Parameswara masuk agama Islam atas ajakan ulama
Jedah, Sidi Abdul Aziz.
Mengingat terdapat hubungan antara Pasai dan Semenanjung Malaka, maka
diperkirakan Islam masuk ke Semenanjung Malaka pada masa kerajaan Islam di
Pasai berdiri, atau setidak-tidaknya jauh sebelum abad ke-14 M.
Dikatakan, bahwa Parameswara masuk Islam karena telah kehilangan rasa
hormat kepada agama Hindu yang menjadi agama kerajaan Majapahit yang telah
merampas
mahkotanya.
Menurut
Barros,
ahli
sejarah
bangsa
Portugis,
Parameswara masuk agama Islam sekitar tahun 1384 M. Pada masa kerajaan yang
dibangun Parameswara inilah, kerajaan Islam di Pasai mengalami keruntuhan
sehingga banyak pedagang Pasai yang lari ke Malaka sekitar tahun 1434 M.
Parameswara telah mengadakan hubungan baik dengan Tiongkok yang saat itu
dipimpin Cheng Tsu dari Dinasti Ming. Kerajaan Islam di Semenanjung Malaka dapat
bertahan samapai pada saat datangnya Portugis di bawah pimpinan Alfonso D'
Albuquerque tahun 1151 M.
Adapun Islam masuk ke Indonesia, ada beberapa pendapat dari para ahli
sejarah, yakni:
a. Zainal Arifin Abbas: agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 (tahun
684 M). Pada tahun itu, seorang pemimpin Arab datang ke Tiongkok dan sudah
2016
2
Pendidikan Agama Islam
Dra Yayah Hidayah M,Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
mempunyai pengikut dari Sumatera Utara. Jadi, agama Islam masuk pertama kali
ke Indonesia di Sumatera Utara.
b. Dr. Hamka: agama Islam masuk ke Indonesia pada tahun 674 M. Berdasarkan
catatan Tiongkok, saat itu datang seorang utusan raja Arab Ta Cheh
(kemungkinan Muawiyah bin Abu Sufyan) ke kerajaan Ho Ling (Kaling/Kalingga)
untuk membuktikan keadilan, kemakmuran, dan keamanan pemerintah Ratu
Shima di Jawa.
c. Drs. Juneid Parinduri: agama Islam masuk ke Indonesia pada tahun 670 M/48 H.
Karena, di Barus Tapanuli, didapatkan sebuah makam yang berangka Haa-Miim
yang berarti tahun 48 H/670 M.
d. Seminar tentang “Islam masuk ke Indonesia” di Medan tanggal 17–20 Maret
1963, mengambil kesimpulan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad I
H/abad VII M langsung dari Arab. Daerah pertama yang didatangi ialah pesisir
Sumatera.
Proses islamisasi dan saluran-salurannya di Indonesia, meliputi perdagangan,
perkawinan, ajaran-ajaran tasawuf, cabang-cabang seni, dan aspek-aspek budaya
lainnya. Pedagang-pedagang yang menjadi pembawa dan penyebar Islam ke
Indonesia, berdagang sambil berdakwah. Bisa jadi dalam perdagangan itu, mereka
disertai pula oleh beberapa orang mubalig yang pekerjaannya lebih khusus untuk
mengajarkan agama. Para penyebar agama Islam ke Indonesia, juga ada yang
mengambil jalan perkawinan dalam berdakwah. Mereka mengawini putri-putri
Indonesia yang terikat dengan syarat harus masuk Islam sebelum mengadakan akad
nikah. Penyebaran Islam melalui tasawuf lebih mudah diterima oleh bangsa
Indonesia, terutama untuk orang-orang yang sebelumnya telah mempunyai dasardasar ajaran ketuhanan. Demikian pula penyebaran Islam melalui saluran cabangcabang seni, seperti berdakwah melalui pertunjukan wayang yang telah dilakukan
oleh Sunan Kalijaga.
2. Keadaan Agama dan Kehidupan Orang Malaka dan Indonesia sebelum Kedatangan
Islam
Bangsa Indonesia, asal mulanya adalah satu rumpun dengan kebudayaan
Melayu, atau termasuk Malaya yang disebut dengan Malayu Austronesia, berasal
dari daerah Yunan bagian Cina Selatan. Sisa-sisa kebudayaan Melayu itu kemudian
menyebar ke daerah kepulauan laut Selatan, termasuk tanah air Indonesia. Ketika
2016
3
Pendidikan Agama Islam
Dra Yayah Hidayah M,Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
abad ke-7, Kerajaan Sriwijaya berkuasa di wilayah yang sangat luas, dan kehidupan
mereka dipengaruhi oleh ajaran-ajaran Hindu Budha.
Pada tahun 686 M, Kerajaan Melayu dan Jambi dikuasai Sriwijaya sampai ke
Kerajaan Sunda Tarumanegara. Dengan demikian, pada tahun 775 Sriwijaya telah
menduduki seluruh Semenanjung Malaya hingga pada abad ke-8 Sriwijaya dengan
teguh menguasai sepenuhnya gerak perdagangan nasional dan internasional
sehingga menempatkan Kerajaan Sriwijaya berada pada kedudukan penting di
kawasan Asia Tenggara yang dikenal dengan "Swarnadwipa" (pulau emas dan
perak). Puncak kejayaan dialami pada abad ke-9.
Pada tahun 1275, Sriwijaya mengalami kemunduran karena mendapat serangan
dari kerajaan Singasari dari Jawa, yakni ekspedisi Pamalayu yang digerakkan oleh
Raja Kertanegara dalam usaha mempersatukan Nusantara. Jadi, sejak abad-abad
pertama Tarikh Masehi, terutama sejak abad ke-5, di tanah air Indonesia
berkembang pengaruh agama dari Hindia, baik Hinduisme maupun Budhisme.
Sebelum kedatangan Islam di Indonesia dan Malaka, bangsa kita hidup dalam
kemajuan akibat adanya perdagangan, baik secara nasional maupun internasional,
yang pusatnya di Semenanjung Malaya. Semua kapal dagang yang berlayar dari
Hindia ke China, pulang pergi, singgah di bandar-bandar Sriwijaya. Ketika itu,
kehidupan masyarakat Indonesia maju, namun akibat peperangan dan perebutan
kekuasaan raja-raja di Indonesia, maka kekuasaannya menjadi lemah, terutama
menjelang kehadiran agama Islam.
3. Penyebaran Islam secara Damai dan Kekeluargaan
Penyebaran agama Islam dilakukan dengan damai menyesuaikan diri dengan
adat istiadat penduduk tanpa paksaan dan kekerasan. Kepandaian mubalig Islam
menyesuaikan diri dalam pokok ajaran yang akan disampaikan dan tingkah laku
mereka, menyebabkan agama Islam mudah diterima, di samping agama Islam
memberi harga diri sesama bangsa, tiada perbedaan antara si kaya dan si miskin, si
kuat dan si lemah, dan yang berpangkat dengan rakyat jelata. Rakyat kecil yang
dalam agama Hindu dimasukkan dalam golongan rendah, menyambut gembira
terhadap ajaran Islam. Raja-raja banyak yang mudah menerima dakwah Islam,
karena pertimbangan politik. Mereka takut kehilangan pendukung dari rakyat kecil
yang sudah banyak masuk agama Islam.
2016
4
Pendidikan Agama Islam
Dra Yayah Hidayah M,Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Penyebaran agama Islam berjalan terus dari daerah ke daerah lain. Sehingga,
dalam waktu yang sangat pendek, agama Islam sudah merata ke seluruh daerah
Indonesia. Agama Hindu dan Budha semakin terdesak, lebih-lebih pada saat
kemunduran kerajaan Majapahit dan kerajaan-kerajaan lain mulai berdiri.
4. Pertumbuhan Kerajaan-kerajaan Islam
Agama Islam yang semakin berkembang mampu mendirikan kerajaan Islam di
Samudera Pasai pada tahun 1292 M, di bawah seorang Raja Al-Malikus Saleh.
Kerajaan Islam Samudera Pasai ada pengaruh dari Kerajaan Mamalik di Mesir atau
setidak-tidaknya ada hubungan erat antara keduanya. Persamaan nama dan gelar
yang dipakai tidak jauh berbeda dengan gelar yang dipakai di Mesir. Gelar AlMalikus Saleh dan Al-Malikuz Zahir, raja pertama dan kedua Pasai, sama dengan
gelar yang dipakai oleh Raja Mamalik Mesir.
Kerajaan Pasai mengalami perkembangan pesat di masa pemerintahan AlMalikuz Zahir II tahun 1326–1348 M. Al-Malikuz Zahir mendalami ilmu agama. Ia
banyak melakukan kegiatan-kegiatan untuk memajukan agama. Ibnu Batutah,
seorang Ahli Bumi muslim, pernah melawat ke Pasai pada tahun 764 H/1345 M,
memberi kesan bahwa Pasai sebagai pusat kegiatan ilmu agama yang bermazhab
Syafi'i dan merupakan kota bandar besar untuk persinggahan kapal-kapal negara
lain.
Kemunduran Pasai setelah ditinggalkan Al-Malikuz Zahir II dan digantikan oleh
Zainal Abidin, karena mendapat serangan dari Siyam, Majapahit dan Aceh Dalam
(Nakur). Meskipun demikian, penyebaran agama masih giat dilakukan ke daerahdaerah sekitarnya seperti Minangkabau dan Siak Kampar.
Di Jawa, agama Islam mengalami perkembangan pesat di masa kemunduran
Kerajaan Majapahit. Penyebarannya dilakukan oleh para wali yang tergabung dalam
anggota wali sembilan, yaitu Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Bonang,
Sunan Drajat, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Gunung Jati.
Wali sembilan berdakwah kepada rakyat sesuai dengan bakat dan keahlian yang
mereka miliki.
Maulana Malik Ibrahim menyebarkan agama dengan cara mendekati pergaulan
anak negeri, budi bahasa yang lembut, penuh ramah tamah serta ketinggian akhlak.
Beliau tidak menentang tajam terhadap kepercayaan penduduk asli serta adat
2016
5
Pendidikan Agama Islam
Dra Yayah Hidayah M,Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
istiadat yang berlaku dalam masyarakat. Beliau membuka pondok pesantren untuk
mendidik dan mencetak kader-kader mubalig di masa mendatang.
Sunan Ampel berdakwah di daerah Ampel Denta, membuka pondok pesantren
sebagai tempat mendidik pemuda Islam agar menjadi kader Islam terdidik yang di
kemudian hari disebarkan ke seluruh pelosok.
Sunan Giri mendapat gelar Ainul Yaqin karena kecerdasan akalnya, seorang ahli
mendidik, berjiwa demokratis. Telah banyak permainan dan nyanyian kanak-kanak
yang mengandung pendidikan Islam, misalnya jelungan, jamuran, gendi gerit, jor,
guka ganti, cublak suweng, dan ilir-ilir.
Sunan Drajat seorang wali yang berjiwa sosial dan dermawan. Beliau
mengembangkan agama Islam dengan tidak segan-segan memberikan pertolongan
kepada penderitaan umum seperti membantu yatim piatu, orang sakit, dan fakir
miskin.
Sunan Kalijaga seorang wali yang berjiwa besar, filsuf dan pujangga. Beliau
termasuk riezende mubalig (mubalig keliling). Beliau menyiarkan agama Islam
melalui cerita-cerita wayang yang sudah banyak dimasuki ajaran agama,
disesuaikan dengan kegemaran masyarakat pada masa itu. Saat itu, masyarakat
masih teguh memegang ajaran Hindu dan Budha, masih suka terhadap pertunjukan
wayang dan mendengarkan Gamelan. Cara ini sangat berbeda dengan yang
dilakukan oleh Sunan Kudus.
Sunan Kudus mengembangkan agama di sekitar daerah Kudus dengan cara
mengikis habis pengaruh-pengaruh Hindu. Sedangkan Sunan Muria menyebarkan
agama di sekitar Gunung Muria, sebelah utara Kudus (18 km dari Kudus) dengan
memberi kursus kepada rakyat jelata. Beliau lebih suka hidup jauh dari kota dan
bergaul dengan rakyat kecil/desa.
Sunan Bonang menyebarkan agama dengan mendirikan pondok pesantren
sebagai tempat mendidik kader-kader Islam yang militan. Beliau menciptakan
Gending Durma serta mengganti nama-nama hari nahas menurut kepercayaan
Hindu dengan nama-nama nabi dan malaikat untuk lebih mendekatkan dengan
ajaran Islam. Sedangkan Sunan Gunung Jati seorang wali yang menyebarkan
agama Islam di daerah Jawa Barat, berasal dari Pasai. Seorang wali yang pandai
perang dan berhasil menguasai Sunda Kelapa dari serangan Portugis tahun 1527 M.
2016
6
Pendidikan Agama Islam
Dra Yayah Hidayah M,Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kemudian, nama Sunda Kelapa digantinya dengan nama Jayakarta (Jakarta) yang
berarti kota kemenangan.
Wali sembilan mendirikan kerajaan Islam yang berpusat di Demak. Sultan
pertama yang diangkat adalah Raden Fatah. Kemajuan umat Islam sudah mampu
mendirikan beberapa kerajaan di Banten, Cirebon, Pajang, Mataram dan lainnya.
Selain kerajaan Islam Samudera Pasai, di Sumatera juga berdiri kerajaan Islam
Aceh. Ketika kerajaan Malaka pada masa pemerintahan Mahmud Syah dipukul
Portugis, Raja Ibrahim yang bergelar Sultan Ali Mughayat Syah berhasil menyatukan
seluruh daerah Aceh tahun 1507 M. Kerajaan Islam Aceh ini, berturut-turut dipimpin
oleh Sultan Ali Mughayat Syah (1507–1522 M), Sultan Shalahuddin (1522–1537 M),
Sultan 'Alauddin Ri'ayat Syah (1537–1568 M), Sultan Husin (1568–1575 M). Ketika
Sultan Husin wafat, putranya baru berumur empat bulan dan terpaksa dinobatkan, ia
pun meninggal pada usia tujuh bulan. Maka, muncullah Sultan Ala'uddin Mansyur
Syah, yakni putra Sultan Mansyur Syah yang menjadi Raja Perak dan pernah
ditaklukkan kerajaan Islam Aceh oleh Sultan Husin. Sultan Ala'uddin Mansyur Syah
dikawinkan dengan putri Sultan Ala'udin Ri'ayat Syah yang bernama Indra Ratna.
Sultan ini wafat dibunuh oleh Megat Merah, wali negeri Aru ketika Sultan sedang
istirahat dalam perjalanannya merebut Johor dari kekuasaan Portugis. Beliau sama
sekali tidak menaruh curiga terhadap Megat Merah. Terpaksa dinobatkanlah Buyung
Ali Ri'ayat Syah, keturunan Sultan Ali Mughayat Syah, yang hanya berkuasa selama
dua tahun (1586–1588 M), karena ia masih kanak-kanak. Dia wafat terbunuh.
Kemudian dinobatkanlah Ala'uddin Ri'ayat Syah (1588–1604 M) yang terkenal
dengan sebutan Saidi al-Mukammil.
Selama pemerintahannya (16 tahun),
kekuasaan Aceh semakin goyah, bangsa Portugis semakin berani mengusik
kedaulatan Aceh. Perhatian raja lebih dipusatkan pada keagamaan. Pada zamannya
(permulaan abad 17), bangsa Barat telah banyak yang berdatangan. Sementara itu,
Sultan Ala'uddin Ri'ayat Syah telah berusia lanjut dan mengundurkan diri, serta
digantikan oleh Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam.
Raja-raja yang pernah memimpin Kerajaan Islam Samudera Pasai adalah
sebagai berikut: Al-Malikus Saleh (1292), Al-Malikuz Zahir I (1297–1326), Al-Malikuz
Zahir II (1326–1348), Zainal Abidin (kurang lebih pada tahun 1350), Iskandar. Pada
masa pemerintahan Al-Malikuz Zahir II, Pasai mencapai masa gemilang. Tetapi,
pada masa Zainal Abidin, Kerajaan Pasai mendapat serangan hebat dari Siam,
Majapahit dan Nakur (Aceh Dalam). Zainal Abidin mati terbunuh, dan permaisurinya
mengeluarkan sayembara, bahwa siapa pun yang dapat membalas dendam atas
2016
7
Pendidikan Agama Islam
Dra Yayah Hidayah M,Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kematian Zainal Abidin, ia akan menduduki singgasana kerajaan dan dijadikan
sebagai suaminya. Seorang nelayan berhasil memenuhi sayembara ini karena
berhasil menang melawan serangan dari Nakur. Tetapi, ketika putra permaisuri
Zainal Abidin telah tewas, orang nelayan ini pun dibunuh olehnya. Raja Pasai yang
terakhir adalah Iskandar, tetapi ia dibawa oleh Cheng Hoo dalam perlawatannya ke
Tiongkok (1412) dan mati terbunuh di sana.
Di Jawa berdiri kerajaan-kerajaan Islam, yakni Kerajaan Demak (kurang lebih
1500–1550), Kerajaan Islam Banten, Kerajaan Pajang (1546–1582), Mataram
(1580), Kerajaan Cirebon. Di Kalimantan, tumbuh pula kerajaan Islam seperti
Kerajaan Islam Banjar, Kerajaan Islam Sukadana, Kerajaan Islam Brunai.
Sedangkan kerajaan Islam di Sulawesi adalah Kerajaan Islam Bugis (Bone),
Kerajaan Islam di Goa Talo. Kerajaan Islam di kepulauan Maluku dan Nusa
Tenggara adalah Kerajaan Ternate, Tidore dan Kerajaan Islam Nusa Tenggara.
Pengaruh Islam terhadap Peradaban Rakyat Malaka dan Bangsa Indonesia
1.
Peradaban dan Agama Masyarakat Malaka dan Indonesia sebelum Kedatangan
Islam
Berdasarkan letak geografis, tanah air Indonesia merupakan daerah kawasan
Asia Tenggara. Daerah yang merupakan wilayah kepulauan Asia Tenggara terdiri
atas negara-negara, di antaranya Philipina, Malaysia, Singapura dan Indonesia.
Negara-negara di kawasan Asia Tenggara ini mempunyai dasar-dasar persamaan
peradaban yang kuat, latar belakang peradabannya mempunyai corak yang sama.
Peradaban bangsa di Indonesia dan Malaka telah mengenal zaman sejarah,
yakni zaman di mana mereka telah mengenal tulisan. Zaman ini adalah atas
pengaruh agama Hindu dan Budha yang mengenal huruf Palawa. Pengaruh ini
berlangsung antara tahun 1400–1478 bahwa masuknya Hinduisme membawa
perubahan besar, yaitu kedudukan raja yang semula asas pemilihan "primus
interpares" berubah menjadi sistem dinasti berdasarkan hukum kasta. Sistem ini
memang menguntungkan bagi raja-raja. Dan inilah salah satu faktor mengapa
agama Hindu berkembang lewat jalan atas, yaitu istana. Raja dianggap sebagai
keturunan dewa.
2016
8
Pendidikan Agama Islam
Dra Yayah Hidayah M,Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Cerita Epos Ramayana dari pujangga Walmiki merupakan sumber lakon
pertunjukan wayang Indonesia bersama cerita Ramayana. Seni pagelaran wayang
ini merupakan hasil budaya Hindu yang banyak digemari.
Di bidang seni bangunan, candi merupakan pengaruh Hindu dan Budha yang
lebih menonjol lagi, bahkan bangunan-bangunan candi Indonesia dapat memberikan
petunjuk khusus sebagai peninggalan pengaruh Hinduisme dan Budhisme, sekalipun
sebenarnya pola bangunan candi Indonesia adalah berasal dari seni bangunan
prasejarah, zaman megaliticum, yaitu punden berundak-undak.
Bangunan candi adalah lebih spesifik atas pengaruh agama Hindu dan Budha,
namun bangunan ini dibuat oleh orang-orang Indonesia sendiri. Bahkan, banyak
gambar relief pada dinding-dinding candi itu yang melukiskan flora dan fauna
Indonesia asli, bukan dari Hindu.
2.
Pengaruh Islam Terhadap Peradaban Bangsa Malaka dan Indonesia serta
Perkembangannya
Agama resmi Negara Malaysia adalah Islam. Agama Islam di sana memegang
peranan dan pengaruh besar terhadap beberapa aspek kebudayaan nasional
Malaysia. Setiap langkah yang diambil pemerintah banyak disesuaikan dengan
ajaran Islam. Kehidupan dan sosial budaya rakyat Malaysia bercorak Islam,
dilakukan oleh penduduk Bumi Putera atau melayu mencapai 50% lebih dari jumlah
penduduk seluruhnya. Penduduk Malaysia terdiri atas tiga ras, yakni Melayu, Cina,
dan India yang sangat berbeda dalam latar belakang kebudayaannya, agama dan
pandangan hidupnya, menimbulkan saling curiga satu sama lainnya. Rasa curiga
pada masing-masing ras, terutama dari golongan Melayu dan Cina sering
menimbulkan bentrokan rasial seperti peristiwa 13 Mei yang merupakan kerusuhan
terbesar antara kedua golongan tersebut.
Untuk menghindari bentokan-bentrokan yang terjadi, pemerintah Malaysia
memproklamirkan keadaan darurat dan membentuk kabinet darurat yang terdiri atas
sebagian besar orang Melayu. Dibentuk juga national operation council sebagai
kekuasaan negara tertinggi yang bertugas menenteramkan keadaan negara.
Penduduk Bumi Putera (Melayu) 85%, mempunyai hubungan keturunan dengan
Indonesia, sebagian besar menyekolahkan anak-anaknya ke madrasah atau
sekolah-sekolah agama Islam lainnya. Mereka sangat menonjolkan kebudayaan
2016
9
Pendidikan Agama Islam
Dra Yayah Hidayah M,Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
yang berasal dari Indonesia. Negeri Sembilan dijadikan pusat pengembangan
kebudayaan Minangkabau dan Batu Pahat yang berpengaruh dengan ajaran Islam.
Seni budaya Indonesia dianggapnya sebagai kebudayaan rakyat asal rantau. Karena
pengaruh Islam di Malaysia besar, maka asas kebudayaan Malaysia menjadikan
Islam sebagai unsur penting dalam pembentukan kebudayaan kebangsaan.
Pembangunan bangsa (nation building) di Malaysia diusahakan sedapat mungkin
tidak terlepas dari tuntunan Islam. Hal ini dapat dibuktikan dari seminar di Universitas
Kebangsaan Malaysia Bangi Selangor pada tanggal 10 sampai dengan 15 Maret
1981, di mana dalam seminar tersebut diajukan beberapa pendapat, antara lain:
-
Datuk Sri Dr. Mahatir Muhammad, Perdana Menteri, menghendaki pembentukan
Badan Konsultasi yang anggotanya terdiri atas pegawai, ulama, mufti, dan
cendekiawan untuk menciptakan pembangunan bangsa yang sesuai dengan
syariat Islam.
-
Datuk Prof. Madya Haji Shahnon Ahmad menghendaki pemeliharaan lingkungan
hidup dari segala kemaksiatan seperti industri minuman keras.
-
Dr. Ismail Haji Ibrahim menghendaki konsep dakwah Islam menurut prinsipprinsip Al-Quran dan hadis di semua bidang kehidupan manusia.
Dari beberapa pendapat tersebut menunjukkan keinginan pembangunan bangsa
Malaysia berdasarkan ajaran Islam. Karena pesatnya kegiatan dakwah Islam, oleh
salah satu golongan digunakan kesempatan menyalahgunakan ajaran agama Islam
untuk tujuan tertentu dan subversive. Muncul golongan Islam sungsang, yaitu
golongan ekstrem yang ajaran-ajarannya jauh menyimpang dari ajaran Islam.
Golongan ini membuat keresahan bagi masyarakat, tidak tenang dan selalu
guncang. Untuk mengatasi ketegangan itu, Menteri Agama Datuk Haji Muhammad
Nasir mendatangkan mubalig dari Indonesia untuk memberikan ceramah tentang
ajaran Islam yang sebenarnya. Maka, Menteri Agama Republik Indonesia, Haji
Alamsyah Ratu Prawiranegara mengutus beberapa ahli dakwah ke Malaysia.
Dengan demikian, rakyat Malaysia akan sadar tentang ajaran-ajaran Islam yang
benar.
Sedangkan di Indonesia, perkembangan Islam dan pengaruhnya di masyarakat
sangat luas sehingga tidak dirasa kebudayaan Indonesia dan peradabannya banyak
yang berasal dari Islam.
Kehadiran pengaruh Islam pada kebudayaan nasional meliputi bahasa, nama,
adat istiadat, dan kesenian.
2016
10
Pendidikan Agama Islam
Dra Yayah Hidayah M,Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Bahasa Indonesia banyak yang dipengaruhi Islam, berasal dari bahasa Arab.
Karena sering dipergunakan pada pembicaraan umum, surat kabar, dan lainlainnya, seolah-olah bahasa tersebut sudah menjadi bahasa Indonesia, di
samping pula karena memang belum ada dalam bahasa Indonesia. Sebagai
contoh,
kata
"perlu"
berasal
dari
“fardu”,
“musyawarah”
berasal
dari
“musyawarah”, “ikhlas” berasal dari “ikhlas”. Ada juga yang berasal dari bahasa
Arab yang tidak mengalami perubahan ejaannya, misalnya kata wajib, majalah,
dan lain-lainnya.
Di bidang nama, pengaruhnya sudah sangat luas pada masyarakat
Indonesia. Tidak sedikit jumlahnya, nama dalam bangsa Indonesia berasal dari
bahasa Arab karena pengaruh ajaran agama Islam. Nama-nama Abdullah,
Muhammad, Ahmad, Hamid, Mahmud, dan lain sebagainya, sesuai dengan
ajaran Islam.
Mudin, nama salah satu perangkat pemerintahan desa yang bertugas di
bidang keagamaan itu, berasal dari bahasa Arab "imammuddin" yang berarti
pemuka agama.[]
Daftar Pustaka
Arifin, M.Ag, Prof. Dr. Miftah. 2013. Sufi Nusantara. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Taher, KH. Dr. Dr. Tarmizi. 2007. Berislam secara Moderat. Jakarta: Grafindo.
Yatim, M.A, Dr. Badri. 1993. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Rajawali Pers.
2016
11
Pendidikan Agama Islam
Dra Yayah Hidayah M,Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download