Laporan proyek Usaha Mandiri I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Proyek Usaha Mandiri (PUM) merupakan suatu wadah untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama kuliah menjadi sebuah kegiatan kemandirian dengan menerapkan suatu konsep manajemen atau pengolahan rencana pekerjaan yang dilakukan dengan segala kemampuan yang dimiliki. Pemilihan judul “Peningkatan Keuntungan Dalam Produksi Empek-empek Dengan Menggunakan Ikan tete” sebagai produk dalam pelaksanaan Proyek Usaha Mandiri (PUM) ini didasari pada pemilihan ikan yang digunakan dalam pembuatan empek-empek. atau ikan Gabus. Biasanya untuk membuat empek-empek digunakan ikan Tenggiri Ikan tete juga bisa digunakan untuk membuat empek-empek, karena ikan tete dapat diperoleh di pasar Payakumbuh. Disamping itu, selain mudah untuk didapatkan, harganya juga terjangkau. Karena itu ikan tete dapat digunakan sebagai pengganti ikan tenggiri. Selain itu juga didasarkan pada pola hidup masyarakat yang semakin bersifat konsumtif dan pola konsumsi makanan yang siap saji, sehingga perlu penyediaan produk olahan pangan yang beragam, inovatif, dan bermutu dengan memanfaatkan sumber bahan baku lokal. Empek-empek atau makanan khas Palembang yang terbuat dari ikan dan tepung tapioka. Sebenarnya sulit untuk mengatakan bahwa empek-empek pusatnya adalah pusatnya adalah Palembang karena hampir di semua daerah di Sumatera Selatan memproduksinya. 1 Agribisnis Pertanian Laporan proyek Usaha Mandiri Penyajian empek-empek palembang ditemani oleh saus berwarna hitam kecoklat-coklatan yang disebut cuka atau cuko (bahasa Palembang). Cuko dibuat dari air yang dididihkan, kemudian ditambah gula merah, cabe rawit tumbuk, bawang putih, dan garam. Cuko adalah teman makan pempek yang setia, dibuat pedas untuk menambah nafsu makan. Ada juga cuko manis bagi yang tidak menyukai pedas. Diketahui bahwa ikan tete sangat kaya akan albumin, salah satu jenis potein penting. Albumin diperlukan tubuh manusia setiap hari, terutama dalam proses penyembuhan luka. Empek-empek memiliki cita rasa yang enak, lezat, dan gurih. Aroma ikan yang tercium dari asap kukusan/rebusan empek-empek dapat menggugah nafsu makan. Tekstur ikan yang lembut, empuk, tidak berminyak, dan tidak kenyal ini menjadi alasan konsumen untuk tetap menggemarinya/mengkonsumsinya. Rasa ikan tetap terasa meskipun sudah dicampur dengan tepung dalam satu adonan dan kemudian direbus/dikukus. Cita rasa tersebut menjadi incaran para konsumen. Jika empek-empek dimakan dalam kondisi yang masih hangat, aroma harum ikan dapat menambah nafsu makan. 2 Agribisnis Pertanian Laporan proyek Usaha Mandiri 1.2. Tujuan Tujuan umum dilaksanakannya pembuatan empek-empek dalam Proyek Usaha Mandiri ini adalah : Membuat suatu rencana usaha yang terencana. Mampu menganalisa kelayakan suatu usaha bisnis di bidang makanan, khususnya empek-empek berbahan ikan tete. Menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan mengembangkan kemampuan kewirausahaan. Menanamkan jiwa bisnis dalam diri mahasiswa Tujuan khusus dilaksanakannya pembuatan empek-empek dalam Proyek Usaha Mandiri ini adalah : Untuk melihat seberapa besar Efisiensi biaya dalam produksi empek-empek dengan menggunakan ikan tete untuk meningkatkan keuntungan. 1.3. Manfaat Ekonomi Secara ekonomis ikan tete tidak begitu mahal harganya apabila di bandingkan dengan ikan tenggiri dan ikan gabus. Menggunakan pengganti ikan tenggiri dengan ikan tete dapat menekan biaya produksi sehingga meningkatkan keuntungan dalam pembuatan empek-empek. Usaha pengolahan empek-empek ini sangat menguntungkan karena peluang masih terbuka lebar . 1.4. Manfaat Sosial Albumin yang terkandung pada ikan tete protein yang sangat penting bagi tubuh. Kandungan protein albumin yang sangat tinggi, membuat ikan tete dapat 3 Agribisnis Pertanian Laporan proyek Usaha Mandiri digunakan untuk membantu mempercepat penyembuhan beberapa penyakit, dari kekurangan gizi hingga HIV/AIDS. 4 Agribisnis Pertanian Laporan proyek Usaha Mandiri II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Empek-empek Empek-empek merupakan makanan khas daerah Sumatera bagian Selatan khususnya Kota Palembang. Makanan ini terbuat dari campuran ikan, sagu dan garam. Empek-empek tidak hanya terkenal di kota asalnya, tetapi hampir seluruh masyarakat Indonesia kenal dengan makanan yang satu ini. . Jenis pempek palembang yang terkenal adalah “empek-empek kapal selam” adalah telur ayam yang dibungkus dengan adonan empek-empek dan digoreng dalam minyak panas. Ada juga yang lain seperti empek-empek lenjer, empek-empek bulat (atau terkenal dengan nama “ada’an”), empek-empek kulit ikan, pempek pistel (isinya irisan pepaya muda rebus yang sudah dibumbui), empek-empek telur kecil, dan empek-empek keriting. Berdasar cerita rakyat, sekitar tahun 1617 seorang Apek berusia 65 tahun yang tinggal di daerah Perakitan (tepian Sungai Musi) merasa prihatin menyaksikan tangkapan ikan yang berlimpah di Sungai Musi. Hasil tangkapan itu belum seluruhnya dimanfaatkan dengan baik, hanya sebatas digoreng dan dipindang. Si apek kemudian mencoba alternatif pengolahan lain. Ia mencampur daging ikan giling dengan tepung tapioka, sehingga dihasilkan makanan baru. 5 Agribisnis Pertanian Laporan proyek Usaha Mandiri 2.2. Ikan Tete Ikan tete dan kerabatnya termasuk hewan dunia lama, yakni dari Asia (genus chana) dan Afrika (genus parachana). Seluruhnya kurang lebih terdapat 30 spesies dari kedua genus tersebut.(Kottelat 1993) Di Indonesia terdapat beberapa spesies, yang secara alami semuanya menyebar di sebelah barat garis wallace. Diketahui bahwa ikan tete kaya akan albumin, salah satu jenis protein penting. Albumin diperlukan tubuh manusia setiap hari, terutama dalam proses penyembuhan luka. Pemberian daging ikan tete atau ekstrak proteinnya telah dicobakan untuk meningkatkan kadar albumin dalam darah dan membantu penyembuhan beberapa penyakit. (Prof Dr Ir Eddy Suprayitno MS 2009) Albumin merupakan bagian dari protein yang sangat penting untuk tubuh. Albumin berada di dalam darah dan berfungsi mengatur keseimbangan air dalam sel, memberi gizi pada sel dan mengeluarkan produk buangan. Selain itu, albumin juga berfungsi mempertahankan pengaturan cairan dalam tubuh. Ikan tete mudah ditemukan di pasar-pasar tradisional, bahkan pasar-pasar modern. Biasanya dalam bentuk kering dan basah/masih segar. Sayangnya masih belum banyak orang yang menjadikan ikan tete sebagai lauk favorit. Padahal selain rasanya lezat, ikan tete juga memiliki manfaat yang sangat besar untuk kesehatan. Kandungan protein albumin yang sangat tinggi, membuat ikan tete dapat digunakan 6 Agribisnis Pertanian Laporan proyek Usaha Mandiri untuk membantu mempercepat penyembuhan beberapa penyakit, dari kekurangan gizi hingga HIV / AIDS 2.3. Bahan a. Tepung tapioka Tepung tapioka merupakan salah satu hasil olahan dari ubi kayu yang dapat mensuplay energi yang cukup tinggi dengan proses pembuatan melalui pemecahan sel, pengambilan pati, pembuangan air dan penepungan. Tabel . 1. Kandungan Gizi Dalam 100 Gram Tepung Tapioka No Zat Gizi 1 Karbohidrat (gr) 2 Air (gr) 3 Protein (gr) 4 Lemak (gr) 5 Fosfor (mg) 6 Besi (mg) 7 Vitamin B1 (mg) Sumber: Djatmiko, 1984 dalam (Harni, 2003) a. Jumlah 77,3 12 9,4 1,3 39,6 1,2 0,1 Tepung Terigu Tepung terigu merupakan tepung/bubuk halus yang berasal dari biji gandum,dan digunakan sebagai bahan dasar pembuat kue, mie dan roti. Kata terigu dalam bahasa Indonesia diserap dari bahasa Portugis trigo yang berarti gandum. Kandungan tepung terigu tergantung jenis tepung yang digunakan, namun kadar rata-rata tepung terigu untuk roti adalah sebagai berikut: Protein 13 % Air 13 7 Agribisnis Pertanian Laporan proyek Usaha Mandiri %, Pati 72 %, Gula 1% , Lemak 0,5% ,abu 0,5% Tepung terigu mengandung banyak zat pati, yaitu karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air. Tepung terigu juga mengandung protein dalam bentuk gluten, yang berperan dalam menentukan kekenyalan dari makanan yang terbuat dari bahan terigu(Budi Sutomo 2008). b. Gula Aren Gula aren berasal dari nira yang berasal dari tandan bunga jantan pohon enau yang dikumpulkan terlebih dahulu dalam sebuah bambu. Untuk mencegah nira mengalami peragian dan nira yang telah mengalami fermentasi tidak bisa di buat gula, maka ke dalam bumbung bambu tersebut di tambahkan laru atau kawao yang berfungsi sebagai pengawet alami. Gula aren mengandung kadar sukrosa lebih tinggi (84%) , kandungan nutrisi seperti kadar protein, lemak, kalium, dan fosfor lebih tinggi dibandingkan dengan gula merah dan gula jawa.( Dr Burhanudin.R.MA 2006). c. Cabe Rawit Cabai rawit atau cabe rawit, adalah buah dan tumbuhan anggota genus capsicum. Selain di Indonesia, ia juga tumbuh dan populer sebagai bumbu masakan di negara-negara Asia Tenggara lainnya. Dalam bahasa Inggris ia di kenal dengan nama Thai pepper atau bird’s eye chili pepper. Cabai rawit juga banyak memiliki khasiat pengobatan. Bukan cuma rematik, radang beku atau frostbite yang sering 8 Agribisnis Pertanian Laporan proyek Usaha Mandiri terjadi di daerah ketinggian atau bersalju itupun bisa diatasi. (Dr Setiawan Dalimartha 2006) d. Telur Telur merupakan bahan pangan yang mengandung nilai gizi yang lengkap dan sangat mudah dicerna. Disamping itu, bahan pangan ini juga bersifat serbaguna, karena dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Beberapa manfaat telur jika ditambahkan dalam bahan pangan antara lain yaitu: sebagai penambah cita rasa, bahan pengembang, bahan pengempuk, pengental, bahan perekat, penambah unsur gizi dan penstabil suspensi Bagian telur yang mengandung protein adalah putih telur (albumin) dengan kadar 10%-11%, sedangkan bagian kuningnya merupakan sumber lemak yaitu lesitin dan kolestrol sebanyak 35%, kalsium serta zat besi. Komposisi nilai gizi dalam 100 gram telur ayam menurut Suprapti (2002) dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2. Komposisi Nilai Gizi dalam 100 Gram telur Ayam No Zat Gizi 1 Kalori ( kal) 2 Protein (gr) 3 Lemak (gr) 4 Karbohidrat (gr) 5 Air (gr) 6 Zat kapur (mg) 7 Phosfor (mg) 8 Zat besi (mg) 9 Vitamin A ( SI) 10 Vitamin B Sumber: Lembaga makanan rakyat, 1964 dalam (Suprapto, 2002} 9 Jumlah 162 12,8 11,5 0,7 75 54 108 2,7 900 0,10 Agribisnis Pertanian Laporan proyek Usaha Mandiri Telur yang digunakan dalam pembuatan empek-empek ini berasal dari jenis telur am ras. Pemilihan telur ayam ras ini dalam pembuatan pillus selain harganya lebih murah dan mudah dapat dipasaran. Penambahan telur pada proses pengolahan empek-empek berfungsi untuk menambah cita rasa dan teksturdari produk. e. Mentimun Mentimun memiliki nama cucumis sativus mengandung 0.65% protein, 0.1% lemak dan karbohidrat sebanyak 2.2%. Juga mengandung kalsium, zat besi, magnesium,fosforus, Vit. A, B1, B2 dan C. Biji timun juga mengandung racun alkoloid jenis hipoxanti, yang berfungsi untuk mengobati anak-anak yang menderita cacingan. (suryadhie 2005) f. Minyak Goreng Minyak berfungsi untuk penghantar panas, penambah rasa gurih dan penambah nilai kalori bahan pangan. Minyak goreng yang digunakan sebaiknya minyak yang jernih dan tidak hitam, dengan suhu penggorengan 177 -221oC. g. Garam Pemberian garam dalam pembuatan pillus labu kuning bertujuan untuk memperkuat cita rasa dan aroma produk serta meningkatkan tekstur produk. Garam yang dipakai sebaiknya garam yang beryodium, karena baik untuk kesehatan. 10 Agribisnis Pertanian Laporan proyek Usaha Mandiri 2.4. Peralatan a. Timbangan Timbangan disini berguna untuk menimbang berapa berat bahan yang akan digunakan saat membuat pillus dan menimbang berat hasil produksi. Timbangan yang dipakai sebaiknya timbangan yang berukuran 5kg. Tujuannya agar pada saat penghitungan berat hasil produksi tidak terlalu susah cukup dengan sekali timbang saja. b. Ayakan/penyaring Ayakan disini berguna untuk menyaring atau membersihkan tepung yang akan digunakan sebagai bahan pembuatan empek-empek agar tidak terdapat kotoran yang masuk kedalam adonan sehingga kebersihan adonan tetap terjaga. c. Alat Pemasak Alat pemasak adonan berupa panci dan kuali. Panci digunakan untuk mengukus empek-empek. d. Alat Pengaduk Alat pengaduk atau pengocok telur yang digunakan adalah blender sekaligus untuk menghaluskan ikan. e. Alat penggorengan Alat penggorengan yang dimaksud disini adalah kuali, kuali yang dipakai sebaiknya adalah kuali yang terbuat dari besi, agar tekstur empek-empek lebih baik dibandingkan memakai kuali aluminium. 11 Agribisnis Pertanian Laporan proyek Usaha Mandiri f. Alat Pengemas Alat pengemas yang digunakan adalah slopan, slopan lebih baik dari plastik pembungkus lainnya. Alat ini dipilih karena diharapkan mampu menjaga tekstur dari empek-empek yang akan dipasarkan sehingga tidak mengalami kerusakan nantinya. Selain itu harganya juga tidak terlalu mahal dan bisa didapat ditoko-toko kelontong atau mini market. 2.5. a. Proses Pembuatan Pemilihan Bahan Baku Pemilihan bahan baku merupakan hal yang paling penting sebelum memulai suatu proses pengolahan atau produksi. Hal ini bertujuan untuk memperoleh bahan baku dengan mutu yang baik, bergizi juga sehat sesuai dengan keinginan kita. Ikan tete yang digunakan sebaiknya ikan yang masih segar, tidak busuk. Telur yang digunakan sebaiknya telur yang masih bagus tidak retak dan pecah ataupun busuk. Begitu juga dengan tepung, sebaiknya dipilih yang masih baru dan bebas dari bau apek serta serangga atau kutu tepung, garam sebaiknya digunakan garam yang beryodium karena garam tersebut terjamin sehat dan baik untuk kesehatan. b. Pembersihan Setelah pemilihan bahan baku selesai, maka dilakukan proses pembersihan, pada proses ini tidak semua bahan dibersihkan dengan menggunakan ayakan tepung. Pembersihan ikan tete dengan cara dikupas kulit luar dari ikan dan keluarkan isi perutnya, kemudian lakukan pencucian dengan air bersih. 12 Agribisnis Pertanian Laporan proyek Usaha Mandiri c. Penghalusan Daging ikan yang sudah bersih kemudian dihaluskan dengan menggunakan blender. d. Pencampuran Tujuan dari pencampuran adalah agar semua bahan tercampur rata atau homogen. Pencampuran harus dilakukan sampai adonan bisa dicetak dan tidak lengket di tangan. Proses yang harus dilakukan adalah dengan mencampurkan bahanbahan berupa tepung tapioka, ikan yang sudah diblender, royko, bawang putih dan air secukupnya. Kemudian masukan ke dalam suatu wadah, lalu lakukan pengadukan sampai homogen. e. Pencetakan Proses pencetakan bertujuan untuk memberikan bentuk pada empek-empek, sehinggsa mudah untuk digoreng dan memberikan nilai estetika pada produk. Pencetakan dilakukan dengan tangan, sehingga terbentuk lenjeran empek-empek dan seperti kapal f. Perebusan Setelah semua pencetakan selesai, maka langkah selanjutnya adalah perebusan. Cetakan yang sudah siap kemudian direbus dengan air yang sudah mendidih, tunggu 15-20 menit. Setelah matang / masak maka cetakan akan mengapung. 13 Agribisnis Pertanian Laporan proyek Usaha Mandiri g. Pemotongan Proses penggorengan akan lebih mudah apabila dilakukan pemotongan terlebih dahulu sebelum digoreng. Adonan dipotong-potong + 3 cm. Pemotongan adonan empek-empek ini dilakukan dengan menggunakan pisau. h. Penggorengan Sebelum dilakukan penggorengan pada produk, sebaiknya minyak di panaskan terlebih dahulu agar suhu penggorengan yang dihasilkan dapat tercapai. Penggorengan dilakukan dengan api kompor sedang agar produk masak sempurna dan tidak gosong. Penggorengan ini dilakukan dengan selama + 5-10 menit, setelah matang angkat dan tiriskan. Kriteria masak pada produk ditandai dengan warna produk akan berubah jadi agak kekuning-kuningan, suara gemericik tidak begitu terdengar. Untuk mengurangi kandungan minyak pada produk, tebarkan di atas niru yang telah dialas dengan menggunakan kertas yang dapat menyerap minyak. i. Pengemasan Kemasan merupakan hal yang paling penting dalam pemasaran produk. Kemasan berfungsi untuk memberikan nilai estetika bagi produk, sehingga dapat menarik minat konsumen untuk membeli. j. Pemasaran Setelah produk dikemas, Pemasaran dilakukan di sekitar tanjung pati, di tawarkan di kos-kos, sama ibuk warung dan sama dosen, serta teman-teman. 14 Agribisnis Pertanian Laporan proyek Usaha Mandiri III. METODOLOGI PELAKSANAAN 3.1. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan Proyek Usaha Mandiri (PUM) Ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2009. Bertempat di Laboratorium Pengolahan Pangan Politeknik Pertanian Universitas Andalas di Tanjung Pati Kabupaten Lima Puluh Kota. 3.2. Sistem Pengumpulan Data Adapun data yang digunakan disini adalah data sekunder dan data primer dari hasil survey, buku referensi dan literatur dari internet. 3.3. Variabel yang Diukur Dari perencanaan proyek usaha mandiri ini, variabel- variabel yang diukur antara lain : Pengujian organoleptik Pengujian organoleptik merupakan penilaian yang ditujukan kepada rasa, warna, Aroma dan tekstur produk. Penilaian menggunakan indikator angka sebagai berikut : 1 = Sangat tidak suka 2 = Tidak suka 3 = Agak suka 4 = Suka 5 = Sangat suka 15 Agribisnis Pertanian Laporan proyek Usaha Mandiri Pendapatan Pendapatan merupakan seluruh hasil yang diperoleh dari penjualan produk. Untuk mencari pendapatan digunakan rumus: Pendapatan = Harga Jual/unit x Unit yang terjual R/C Ratio Analisis R/C Ratio bertujuan untuk melihat perbandingan antara penerimaan (Revenue) dengan biaya (cost). Digunakan rumus : R/C Ratio = Pendapatan Biaya Analisis Profitabilitas Analisis profitabilitas bertujuan untuk melihat tingkat keuntungan dari suatu usaha agribisnis. Digunakan rumus : PR = TR - TC x 100% TC BEP Produksi BEP produksi merupakan titik impas produksi, dimana pada skala produksi berapa kita akan pulang modal. Digunakan rumus: BEP Produksi = Total biaya Harga Pasar/kg BEP Harga Analisis BEP Harga berguna untuk melihat pada harga jual berapa usaha ini nantinya akan pulang modal/ pulang pokok. Digunakan rumus: BEP Harga = Total biaya Produksi riil 16 Agribisnis Pertanian Laporan proyek Usaha Mandiri IV. ASPEK PASAR 4.1. Gambaran Umum Pasar Aspek pasar dan pemasaran menempati urutan pertama dalam studi kelayakan usaha. Pada dasarnya pasar dapat diartikan sebagai tempat pertemuan antara penjual dan pembeli, atau tempat dimana kekuatan-kekuatan permintaan dan penawaran saling bertemu untuk membentuk suatu harga. Menurut Stanton pasar adalah kumpulan orang- orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk belanja dan kemauan untuk membelanjakannnya. Kebutuhan akan empek-empek dari survey yang dilakukan untuk sampel 10 orang. Mengahabiskan 20 porsi/minggu, maka didapatkan perharinya (0,28/porsi/Orang), jika diprediksi dalam skala tahunan maka didapatkan (0,28x365 hari) = 102.2 porsi/tahun/orang). Jenis produk yang dipasarkan yaitu berupa empek-empek ikan tete, harga jual/porsi nantinya disetarakan dengan harga pasar yang berlaku. Hasil produksi nantinya akan dijual dipasar lokal, warung-warung dan koperasi yang khususnya disekitar Tanjung Pati. 4.2. Peluang Pasar 4.2.1. Aspek Permintaan Dari hasil survey yang dilakukan disekitar Kabupaten Limapuluh Kota termasuk daerah Tanjung Pati, umumnya masyarakat menyukai empek-empek. Kebutuhan akan empek-empek dari survey yang dilakukan untuk sampel 10 orang. Mengahabiskan 20 porsi/minggu/orang, maka didapatkan perharinya 17 Agribisnis Pertanian Laporan proyek Usaha Mandiri (0,28/porsi/Orang/hari), jika diprediksi dalam skala tahunan maka didapatkan (0,28x365 hari) = 102.2 porsi/tahun/orang). Untuk menentukan permintaan akan empek-empek ini dapat dihitung dari data jumlah penduduk yang mengkonsumsi empek-empek di Kabupaten Limapuluh Kota Tahun 2002-2008 dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Jumlah Penduduk di Kabupaten Limapuluh Kota tahun 2002-2008 Tahun Jumlah Penduduk 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 315.677 322.271 325.177 327.652 330.536 331.671 337.929 Peningkatan Jumlah Penduduk/Tahun (%) 2,09 0,90 0,76 0,88 0,34 1,89 Jumlah 6,86 Rata-rata 1,14 Sumber : Badan pusat Statistik Kabupaten Limapuluh Kota Tahun 2002-2008 * Ket : Peningkatan jumlah penduduk = tahun 2003 – tahun 2002 x 100% tahun 2002 Proyeksi permintaan akan empek-empek ikan tete di Kabupaten Limapuluh Kota diproyeksikan tahun 2009-2014 dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Proyeksi Permintaan empek-empek ikan tete di Kabupaten Limapuluh Kota Tahun 2009-2014 Rata-rata Konsumsi Proyeksi Jumlah Proyeksi Jumlah Tahun (kg/jiwa/tahun) Permintaan (kg/tahun) Penduduk (Jiwa) 2009 341.781 102,2 34.588.273,2 2010 345.677 102,2 35.328.189,4 2011 349.618 102,2 35.730.959,6 2012 353.604 102,2 36.138.328,8 2013 357.635 102,2 36.550.297 2014 361.712 102,2 36.966.966,4 * Ket : Proyeksi jumlah permintaan = Proyeksi jumlah penduduk x Rata – rata konsumsi 18 Agribisnis Pertanian Laporan proyek Usaha Mandiri Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa permintaan akan empek-empek ikan tete meningkat dari tahun 2009-2014 seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk. 4.2.2. Potensi Penawaran Berdasarkan hasil survey yang dilakukan di Kabupaten Limapuluh Kota tentang potensi penawaran empek-empek pada beberapa tempat dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5. Jumlah Penawaran empek-empek di Kabupaten Limapuluh Kota dalam 1 bulan No 1 2 3 Nama Responden Empek-empek sinar ogan Pempek sinar ogan Pempek Palembang Alamat Pedagang keliling Depan SMP harau Dangguang-dangguang Produksi (porsi) 200 150 150 Total Rata-rata Sumber : Survey lapangan Kabupaten Limapuluh Kota tahun 2009 500 167 4.2.3. Proyeksi Peluang Pasar Berdasarkan data permintaan empek-empek dan penawaran dapat diketahui peluang pasar dari produk empek-empek yang diperoleh dari permintaan akan empek-empek dari tahun ketahun dari data yang diproyeksikan dikurangi dengan penawaran dari tahun 2009-2014, peluang pasar empek-empek di Kabupaten Limapuluh Kota dapat dilihat pada tabel berikut. 19 Agribisnis Pertanian Laporan proyek Usaha Mandiri Tabel 6. Proyeksi Peluang pasar empek-empek di Kabupaten Limapuluh Kota 2009 – 2014 Tahun Permintaan (kg/tahun) Penawaran (kg/tahun) Peluang Pasar Penjualan (kg/tahun) 2009 34.588.273,2 34.586.269,2 2010 35.328.189,4 35.326.185,4 2011 35.730.959,6 35.728.955,6 2012 36.138.328,8 36.136.324.8 2013 36.550.297 36.548.293 2014 36.966.966,4 36.964.962.4 * Ket : Penawaran di asumsikan sbb: * Penawaran empek-empek = 167 porsi x 12 bulan * Pangsa Pasar = Penjualan x100% Peluang Pasar * Penjualan = 45 porsi x 48 minggu * Peluang Pasar = Permintaan + Penawaran 2160 2160 2160 2160 2160 2160 Pangsa Pasar (%) 0,0062 0,0061 0,006 0,0059 0,0059 0,0058 4.3. Penjualan dan Pangsa Pasar Pangsa pasar merupakan bagian dari peluang pasar, seberapa besar pasar dapat kita isi untuk melakukan penjualan suatu produk. Penjualan dari produk empek-empek ikan tete untuk satu kali produksi perkiraannya sebanyak 45 porsi dari 1,5 kg tepung tapioka. Penjualan dilakukan disekitar Tanjung Pati terutama dilingkungan kampus Politeknik Pertanian Universitas Andalas. 4.4. Strategi Pemasaran 4.4.1. Strategi Pemasaran Pesaing Strategi dasar yang sering dilakukan perusahaan untuk meningkatkan penjualan adalah dengan memperluas pasar dan mempertahankan pelanggan melalui kepuasan konsumen dan loyalitas konsumen. Perusahaan dituntut bekerja keras untuk 20 Agribisnis Pertanian Laporan proyek Usaha Mandiri mempertahankan loyalitas konsumennya karena adanya persaingan yang semakin tinggi dengan semakin banyaknya peusahaan yang menghasilkan poduk sejenis. Produk (mutu, ukuran, kemasan) Empek-empek yang dihasilkan oleh produsen memiliki tekstur yang kurang bagus, rasa yang kurang enak. Kemasan yang digunakan adalah plastik biasa. Harga (harga satuan) Empek-empek sesuai dengan harga pasar dari produk empek-empek ikan tete sendiri bahkan ukuran dari produk yang dipasarkan pesaing lebih besar tetapi dengan harga rendah. Harga jual empek-empek lenjer Rp. 5.000/porsi dan kapal selam Rp. 6.000/porsi. Jalur Penjualan Jalur penjualan yang dilakukan secara langsung antara produsen kekonsumen. 4.4.2. Strategi Pemasaran Perusahaan Produk (mutu, ukuran, kemasan) Perusahaan lebih mengutamakan mutu, ukuran dan kemasan meskipun dasarnya tidak jauh berbeda dengan yang dimiliki perusahaan pesaing, karena dalam memasarkan produk ini lebih mengutamakan mutu dan kualitas yang baik serta mampu bersaing dipasaran. Harga (harga satuan, syarat pembayaran) Harga produk empek-empek lenjer Rp. 5.000/porsi dan kapal selam Rp. 6.000/porsi, harga ini tidak berbeda dari perusahaan pesaing tanpa melupakan keuntungan bagi perusahaan. 21 Agribisnis Pertanian Laporan proyek Usaha Mandiri Harga ini juga merupakan harga perkenalan agar empek-empek iken tete laku dipasaran. Diskon atau potongan harga juga diberikan yang besarnya ditetapkan berdasarkan negosiasi sewaktu proses jual beli. Syarat pembayaran tidak dilakukan konsumen melakukan pembelian secara tunai. Jalur Penjualan Jalur penjualan yang dilakukan adalah jalur penjualan langsung dari produsen ke konsumen. 22 Agribisnis Pertanian Laporan proyek Usaha Mandiri V. ASPEK PRODUKSI DAN TEKNOLOGI 5.1. Produk 5.1.1. Ciri- ciri Produk Produk yang dihasilkan dalam Proyek Usaha Mandiri (PUM) ini yaitu berupa makanan ringan atau empek-empek ikan tete ini mempunyai ciri- ciri yaitu berwarna agak kuning, berukuran 3-4 cm, memiliki rasa yang yang enak. Jenis produk yang dipasarkan adalah empek-empek kapal selam yaitu empek-empek yang didalamnya berisi telur yang bentuknya seperti kapal dan empekempek lenjer yaitu jenis empek-empek yang berupa lenjeran panjang yang kemudian akan di potong-potong sesuai selera. Empek-empek akan di sajikan dengan ditemani kuah, atau biasanya sering di sebut kuah atau cuka. 23 Agribisnis Pertanian Laporan proyek Usaha Mandiri 5.1.2. Kegunaan Utama Produk Produk ini merupakan makanan sehat yang kaya akan nilai gizi, empekempek ikan tete ini bisa di jadikan sebagai pengganti dari makanan lain seperti bakso, mie ayam,dll. Empek-empek biasa disajikan dengan menggunakan saus yang berwarna kecoklatan atau biasa disebut cuka. Empek-empek ikan tete juga menjadi makanan pada saat sedang berkumpul dengan keluarga baik itu pagi, siang atau sore hari kapanpun dan dimanapun. Setelah diolah empek-empek ikan tete ini tidak lagi menjadi makanan yang hanya dikonsumsi oleh masyarakat kalangan menengah kebawah, namun akan menjadi makanan untuk seluruh masyarakat. Dengan demikian tidak ada lagi yang namanya produk yang hanya milik masyarakat kalangan atas saja. Dengan begitu akan tercipta kesamaan derajat. 5.2. Aspek Teknologi Setiap kali kita akan memulai suatu usaha produksi sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu tentang teknologi apa yang akan kita pakai nantinya dalam berproduksi. Dalam kesempatan ini teknologi yang akan dipakai atau digunakan adalah dengan menggunakan ikan tete pada bahan baku pembuatan empek-empek. Teknologi ini dinilai cukup mudah dan sederhana, karena tidak terlalu susah untuk diterapkan, apalagi bagi industri rumah tangga yang bergerak di bidang pengolahan makanan. 24 Agribisnis Pertanian Laporan proyek Usaha Mandiri 5.3. Proses Produksi Pemilihan bahan baku merupakan hal yang paling penting sebelum memulai proses pengolahan. Hal ini bertujuan untuk memperoleh bahan baku dengan mutu yang baik dan sesuai dengan keinginan kita. Ikan tete yang digunakan adalah ikan yang masih segar dan tidak busuk ataupun kerusakan fisik dari ikan, ikan yang dipilih adalah ikan yang bagus dan tidak rusak fisiknya, masih segar. Begitu juga dengan telur dipilh telur yang bagus, tidak retak, tidak busuk. Begitu juga halnya tepung tapioka yang dipilih adalah yang berkualitas nomor satu. Dipilih yang masih baru dan bebas dari bau apek. Begitu juga dengan bahan baku lainnya. 1. Pembersihan Setelah pemilihan bahan baku selesai, maka dilakukan proses pembersihan, pada proses ini tidak semua bahan dibersihkan dengan menggunakan ayakan tepung. Pembersihan ikan tete dengan cara dikupas kulit luar dari ikan dan keluarkan isi perutnya, kemudian lakukan pencucian dengan air bersih. 2. Penghalusan Daging ikan yang sudah bersih kemudian dihaluskan dengan menggunakan blender. 3. Pencampuran Tujuan dari pencampuran adalah agar semua bahan tercampur rata atau homogen. Pencampuran harus dilakukan sampai adonan bisa dicetak dan tidak lengket di tangan. Proses yang harus dilakukan adalah dengan mencampurkan bahanbahan berupa tepung tapioka, ikan yang sudah diblender, royko, bawang putih, garam 25 Agribisnis Pertanian Laporan proyek Usaha Mandiri dan air secukupnya. Kemudian masukan ke dalam suatu wadah, lalu lakukan pengadukan sampai homogen. 4. Pencetakan Proses pencetakan bertujuan untuk memberikan bentuk pada empek-empek, sehinggsa mudah untuk digoreng dan memberikan nilai estetika pada produk. Pencetakan dilakukan dengan tangan, sehingga terbentuk lenjeran empek-empek dan seperti kapal. 5. Perebusan Setelah semua pencetakan selesai, maka langkah selanjutnya adalah perebusan. Empek-empek yang sudah siap kemudian direbus dengan air yang sudah mendidih, tunggu 15-20 menit. Setelah matang / masak maka cetakan akan mengapung. 6. Pemotongan Proses penggorengan akan lebih mudah apabila dilakukan pemotongan terlebih dahulu sebelum digoreng. Adonan dipotong-potong + 3 cm. Pemotongan adonan empek-empek ini dilakukan dengan menggunakan pisau. 7. Penggorengan Sebelum dilakukan penggorengan pada produk, sebaiknya minyak di panaskan terlebih dahulu agar suhu penggorengan yang dihasilkan dapat tercapai. Penggorengan dilakukan dengan api kompor sedang agar produk masak sempurna dan tidak gosong. Penggorengan ini dilakukan dengan selama + 5-10 menit, setelah matang angkat dan tiriskan. Kriteria masak pada produk ditandai dengan warna 26 Agribisnis Pertanian Laporan proyek Usaha Mandiri produk akan berubah jadi agak kekuning-kuningan, suara gemericik tidak begitu terdengar. Untuk mengurangi kandungan minyak pada produk, tebarkan di atas niru yang telah dialas dengan menggunakan kertas yang dapat menyerap minyak. 8. Pengemasan Kemasan merupakan hal yang paling penting dalam pemasaran produk. Kemasan berfungsi untuk memberikan nilai estetika bagi produk, sehingga dapat menarik minat konsumen untuk membeli. 9. Pemasaran Setelah produk dikemas, Pemasaran dilakukan di sekitar tanjung pati, di tawarkan di kos-kos, sama ibuk warung dan sama dosen, serta teman-teman. 27 Agribisnis Pertanian Laporan proyek Usaha Mandiri Skema/bagan alur proses produksi Ikan tete Tepung tapioka, garam, bawang putih, air Telur Pembersihan ikan Pengadukan I Penghalusan Pengadukan II Pencetakan Perebusan Pemotongan ± 3-4 cm Penggorengan Empek-empek Pendinginan Pengemasan 28 Agribisnis Pertanian Laporan proyek Usaha Mandiri Jadwal Produksi Tabel 7. Distribusi jadwal kegiatan pembuatan empek-empek ikan tete dalam satu periode Kegiatan 1 Oktober 2 3 4 November 1 2 3 4 Desember 1 2 3 4 1 Januari 2 3 4 Produksi I Persiapan alat dan bahan Pencampuran bahan Pencetakan Perebusan Pemotongan Penggorengan Pengemasan Pemasaran Produksi II Persiapan alat dan bahan Pencampuran bahan Pencetakan Perebusan Pemotongan Penggorengan Pengemasan Pemasaran 29 Agribisnis Pertanian Laporan proyek Usaha Mandiri VI. ASPEK FINANSIAL 6.1. Biaya Untuk empek-empek ikan tete 6.1.1. Biaya Alat Tabel 8. Biaya Peralatan Produksi empek-empek No Nama Alat Satuan Jumlah Alat Harga/unit (Rp) 1 2 3 4 5 6 7 Buah Buah Buah Unit Buah Buah Buah Jumlah * Ket : Biaya = Jumlah alat x harga/unit 6.1.2. Kuali Kompor Baskom Blender Periuk Pisau Nampan 1 1 1 1 1 1 2 30.000 90.000 10.000 375.000 50.000 10.000 16.000 Biaya (Rp) 30.000 90.000 10.000 375.000 50.000 10.000 16.000 516.000 Biaya Depresiasi Tabel 9. Biaya Depresiasi Produksi empek-empek ikan tete Selama Satu Kali Produksi Untuk 45 porsi (1 minggu) No Nama Nilai Beli Nilai Sisa UE Depresiasi/ Depresiasi/ Bahan (Rp) (Rp) Tahun (Rp) hari(Rp) 1 Kuali 30.000 1.500 3 9.500 40 2 Kompor 90.000 4.500 4 21.375 89 3 Baskom 10.000 500 2 4.750 20 4 Blender 375.000 18.750 5 71.250 297 5 Periuk 50.000 2.500 3 15.833 66 6 Pisau 10.000 500 2 4.750 20 7 Nampan 16.000 800 2 7.600 32 Jumlah 135.058 564 Ket: * Nilai sisa 5% dari Nilai Harga * Depresiasi/Tahun = Nilai Beli – Nilai Sisa Usia ekonomis * Depresiasi/Periode = Depresiasi/thn 240 hari 30 Agribisnis Pertanian Laporan proyek Usaha Mandiri 6.2. Perbandingan Biaya empek-empek ikan tete dengan empek-empek ikan tenggiri Tabel 10. Formulasi empek-empek ikan tete No Bahan Satuan Jumlah 1 Ikan tete Kg 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Tepung tapioca Minyak goreng Bawang putih Gula aren Tepung terigu Telur Royko Mentimun Slopan Cabe rawit Garam Kg Kg Kg Kg Kg Butir Bungkus Kg Buah Kg Kg Jumlah 1,5 0,8 0,25 0,5 0,375 20 5 0,25 45 0,25 0,06 Tabel 11. Fomulasiempek-empek ikan tenggiri No Bahan Satuan Jumlah 1 Ikan tenggiri Kg 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Tepung tapioca Minyak goreng Bawang putih Gula aren Tepung terigu Telur Royko Mentimun Slopan Cabe rawit Garam Kg Kg Kg Kg Kg Butir Bungkus Kg Buah Kg Kg Jumlah 1,5 0,8 0,25 0,5 0,375 20 5 0,25 45 0,25 0,06 Harga (Rp) Biaya (Rp) 20.000 20.000 9.500 12.000 20.000 12.000 6.000 200 500 3.000 120 20.000 4.000 14.250 9.600 5.000 6.000 2.250 4.000 2.500 750 5.400 5.000 240 74.990 Harga (Rp) 33.000 Biaya (Rp) 33.000 9.500 12.000 20.000 12.000 6.000 200 500 3.000 120 20.000 4.000 14.250 9.600 5.000 6.000 2.250 4.000 2.500 750 5.400 5.000 240 87.990 Ket : * Biaya = jumlah x harga 31 Agribisnis Pertanian Laporan proyek Usaha Mandiri 6.3. Biaya Tenaga Kerja Tabel 12. Biaya Tenaga Kerja Produksi empek-empek ikan tete 1 Kali Produksi Untuk 45 porsi No Kegiatan Satuan Waktu Upah Biaya (Rp) (menit) (Rp) 1 Persiapan alat dan bahan HKO 10 35.000 833 2 Pencampuran HK0 20 35.000 1.667 3 Pencetakan, HKO 10 35.000 833 4 Perebusan HKO 20 35.000 1.667 5 Penggorengan HKO 10 35.000 833 6 Pengemasan HKO 10 35.000 833 7 Pemasaran HKO 420 35.000 35.000 Jumlah 41.666 Ket: * 7 jam = (420 menit) * Biaya = Waktu x Upah 7jam 6.4. Biaya lain- lain Tabel 13. Biaya Lain-lain Produksi empek-empek ikan tete Selama 1 Kali Produksi 45 porsi No Jenis biaya Perkiraan (Rp) Biaya/hari (Rp) 1 Biaya listrik 5.000 714 2 Biaya Air 1.000 143 3 Transportasi 10.000 1.429 4 Sewa tempat 5.000 714 Total 3.000 6.5. Rekapitulasi Biaya Produksi Tabel 14. Rekapitulasi Biaya Produksi empek-empek ikan tete Selama 1 kali produksi Untuk 45 porsi No Jenis Pembiayaan Formulasi ikan tete 1 Biaya depresiasi alat Rp. 564 2 Biaya bahan baku Rp. 74.990 3 Biaya tenaga kerja Rp. 41.666 4 Biaya lain-lain Jumlah Rp. 3.000 Rp. 120.220 32 Agribisnis Pertanian Laporan proyek Usaha Mandiri 6.6. Produksi dan Pendapatan Tabel 15. Rekapitulasi Biaya Produksi dan Pendapatan empek-empek ikan tete Selama 1 Kali Produksi Untuk 45 porsi N Jenis produk Satuan Jumlah Harga/porsi Pendapatan o Produksi (Rp) (Rp) 1 Empek-empek lenjer Porsi 25 5.000 125.000 1 Empek-empek kapal selam Porsi 20 6.000 120.000 Jumlah 245.000 Ket: * Pendapatan = Jumlah Produksi x Harga/porsi 6.7. Analisa Laba Rugi Tabel 16. Analisis Laba empek-empek ikan tete Selama 1 Kali Produksi Untuk 45 porsi No Keterangan Total Ikan tete Rp. 245.000 A Pendapatan - Utama A1 Total pendapatan Rp. 245.000 B1 Biaya - Biaya Bahan Baku Rp. 74.990 - Biaya Tenaga Kerja Rp. 41.666 - Biaya Penyusutan Alat Rp. 564 - Biaya Lain- lain Rp. 3.000 Total Biaya Rp. 120.220 C Laba Rp. 124.778 6.8. . R/C Ratio * R/C Ratio empek-empek ikan tete R/C Ratio = Pendapatan Biaya R/C Ratio = 245.000 120.220 = 2,04 R/C ratio pada empek-empek ikan tete adalah 2,04, berarti usaha ini layak untuk dilaksanakan. 33 Agribisnis Pertanian Laporan proyek Usaha Mandiri 6.9. Analisis Profitabilitas (PR) * Analisis Profitabilitas empek-empek ikan tete PR = TR - TC x 100% TC PR = 245.000 – 120.220 x 100% 120.220 = 104 % Tingkat keuntungan yang diperoleh empek-empek ikan tete 104 %. 7.0. BEP Produksi * BEP Produksi empek-empek ikan tete BEP Produksi = Biaya Total Hargaproduk/porsi = 120.220 5.500/porsi = 22 porsi Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa titik impas atau titik modal dari produksi empek-empek ikan tete adalah pada skala produksi 22 porsi. 7.1. BEP Harga * BEP Harga empek-empek ikan tete BEP Harga = Total biaya Jumlah Produksi BEP harga = 120.220 45 porsi = 2.672 Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa titik impas atau pulang pokok dari produksi empek-empek adalah pada harga Rp. 2.672. 34 Agribisnis Pertanian Laporan proyek Usaha Mandiri Berdasarkan BEP harga maka rencana harga penjualan produksi empek-empek ikan tete adalah sebesar Rp. 5.500/porsi. 35 Agribisnis Pertanian Laporan proyek Usaha Mandiri VII. PEMBAHASAN 7.1. Aspek Pasar Aspek pasar dan pemasaran menempati urutan pertama dalam studi kelayakan usaha. Pada dasarnya pasar dapat diartikan sebagai tempat pertemuan antara penjual dan pembeli, atau tempat dimana kekuatan-kekuatan permintaan dan penawaran saling bertemu untuk membentuk suatu harga. Menurut Stanton pasar adalah kumpulan orang- orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk belanja dan kemauan untuk membelanjakannnya. Kebutuhan akan empek-empek dari survey yang dilakukan untuk sampel 10 orang. Mengahabiskan 20 porsi/minggu, maka didapatkan perharinya (0,28/porsi/Orang), jika diprediksi dalam skala tahunan maka didapatkan (0,28x365 hari) = 102.2 porsi/tahun/orang). Jenis produk yang dipasarkan yaitu berupa empek-empek ikan tete, harga jual/porsi nantinya disetarakan dengan harga pasar yang berlaku. Hasil produksi nantinya akan dijual dipasar lokal, warung-warung dan koperasi yang khususnya disekitar Tanjung Pati. Prospek pasar empek-empek sangat terbuka, karena banyak peminat dan menyukai makanan ini. Oleh sebab itu proyek ini sangat menguntungkan, empekempek sangat enak rasanya. Harganya pun terjangkau oleh masyarakat. Berapapun yang diproduksi oleh Proyek Usaha Mandiri laku terjual, laris dipasaran. Harga produk empek-empek ikan tete yaitu Rp. 5.000/porsi untuk lenjer dan Rp. 6.000/porsi, harga ini tidak berbeda dari perusahaan pesaing tanpa melupakan 36 Agribisnis Pertanian Laporan proyek Usaha Mandiri keuntungan bagi perusahaan. Harga ini juga merupakan harga perkenalan agar empek-empek ikan tete laku dipasaran. Diskon atau potongan harga juga diberikan yang besarnya ditetapkan berdasarkan negosiasi sewaktu proses jual beli. Syarat pembayaran tidak dilakukan konsumen melakukan pembelian secara tunai. 7.2. Aspek Produksi Dari segi produksi, produk empek-empek ikan tete sangat berkhasiat mengandung albumin yang merupakan protein penting yang di perlukan oleh tubuh untuk membantu proses penyembuhan luka.. Oleh sebab itu produk empek-empek ikan tete sangat diminati oleh masyarakat. Produk ini merupakan makanan sehat yang kaya akan nilai gizi, empekempek ikan tete ini bisa di jadikan sebagai pengganti dari makanan lain seperti bakso, mie ayam,dll. Empek-empek biasa disajikan dengan menggunakan saus yang berwarna kecoklatan atau biasa disebut cuka. Empek-empek ikan tete juga menjadi makanan pada saat sedang berkumpul dengan keluarga baik itu pagi, siang atau sore hari kapanpun dan dimanapun. Setelah diolah empek-empek ikan tete ini tidak lagi menjadi makanan yang hanya dikonsumsi oleh masyarakat kalangan menengah kebawah, namun akan menjadi makanan untuk seluruh masyarakat. Dengan demikian tidak ada lagi yang namanya produk yang hanya milik masyarakat kalangan atas saja. Dengan begitu akan tercipta kesamaan derajat. Pemilihan bahan baku merupakan hal yang paling penting sebelum memulai proses pengolahan. Hal ini bertujuan untuk memperoleh bahan baku dengan mutu 37 Agribisnis Pertanian Laporan proyek Usaha Mandiri yang baik dan sesuai dengan keinginan kita. Ikan tete yang digunakan adalah ikan yang masih segar dan tidak busuk ataupun kerusakan fisik dari ikan, ikan yang dipilih adalah ikan yang bagus dan tidak rusak fisiknya, masih segar. Begitu juga dengan telur dipilh telur yang bagus, tidak retak, tidak busuk. Begitu juga halnya tepung tapioka yang dipilih adalah yang berkualitas nomor satu. Dipilih yang masih baru dan bebas dari bau apek. Begitu juga dengan bahan baku lainnya. 7.3. Aspek Finansial Tabel 17. Perbandingan biaya antara ikan tete dengan ikan tenggiri. No Keterangan Total Ikan tete Ikan tenggiri Rp. 245.000 A Pendapatan - Utama A1 Total pendapatan Rp. 245.000 B1 Biaya - Biaya Bahan Baku Rp. 74.990 Rp. 87.990 - Biaya Tenaga Kerja Rp. 41.666 Rp. 41.666 - Biaya Penyusutan Alat Rp. 564 Rp. 564 - Biaya Lain- lain Rp. 3.000 Rp. 3.000 Total Biaya Rp. 120.220 Rp. 133.220 C Laba Rp. 124.778 Rp. 111.780 R/C ratio 2,04 1,84 PR 104 % 84 % BEP Produksi 22 24 BEP Harga 2.672 2.960 Dari segi aspek Finansial (keuangan), pembelian bahan baku dengan harga yang terjangkau, dan mudah didapat. Biaya pembuatan produk empek-empek ikan tete lebih murah dibandingkan pembuatan empek-empek ikan tenggiri, Sehingga upaya peningkatan keuntungan tercapai. 38 Agribisnis Pertanian Laporan proyek Usaha Mandiri Pelaksanaan Proyek Usaha Mandiri (PUM) yang berjudul “Efisiensi Biaya Dalam Produksi Empek-empek Dengan Menggunakan Ikan Tete Untuk Meningkatkan Keuntungan”. Memperoleh pendapatan penjualan sebesar Rp. 124.778 selama 1 kali produksi. Untuk menjadikan usaha ini layak, maka keuntungan yang diharapkan minimum Rp. 5.989.344/tahun. Keuntungan dari pembuatan empek-empek ikan tete ini pertahun dengan asumsi 12 bulan (48 minggu). Dengan kapasitas produksi/minggu 45 porsi empek-empek ikan tete. Produksi dalam setahun adalah 45 porsi x 48 minggu = 2.160 porsi empek-empek ikan tete setahun. Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa titik impas atau titik modal dari produksi empek-empek ikan tete adalah pada skala produksi 22 porsi. Sedangkan empek-empek ikan tenggiri pada skala produksi 24 porsi. Berdasarkan BEP Produksi maka rencana produksi empek-empek ikan tete untuk satu kali produksi adalah sebanyak 45 porsi. Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa titik impas atau pulang pokok dari produksi empek-empek ikan tete adalah pada harga Rp. 2.672. Sedangkan empek-empek ikan tenggiri adalah Rp. 2.960. Berdasarkan BEP harga maka rencana harga penjualan produksi empek-empek ikan tete adalah sebesar Rp. 5.500/porsi. R/C yang diperoleh empek-empek ikan tete sebesar 2,04 , empek-empek ikan tenggiri sebesar 1,84. Dan analisis profitabilitas lebih tinggi empek-empek ikan tete yaitu sebesar yaitu sebesar 104 % dibandingkan empek-empek ikan tenggiri yaitu sebesar 84 %. 39 Agribisnis Pertanian Laporan proyek Usaha Mandiri 7.4. Uji Organoleptik Tabel 18. Hasil uji organoleptik berdasarkan tingkat kesukaan konsumen Panelis Rasa Warna Aroma Tekstur 1 4 3 4 5 2 4 3 4 4 3 4 4 4 5 4 4 3 4 4 5 4 4 4 3 6 4 3 3 4 7 3 4 4 4 8 4 4 3 5 9 3 3 4 4 10 4 4 3 5 Total 38 35 40 43 Rata-rata 4 4 4 4 Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata konsumen menyukai empek-empek ikan tete. 40 Agribisnis Pertanian Laporan proyek Usaha Mandiri VIII. KESIMPULAN DAN SARAN 8.1. Kesimpulan Dari uraian mengenai masalah dan tujuan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa ; 1. Proyek Usaha Mandiri (PUM) ini telah membuka peluang untuk berusaha bagi mahasiswa dan membuka ketelitian dalam melihat peluang pasar yang ada, dan dapat mengembangkan jiwa kewirausahaan. 2. Pembuatan empe-empek dengan menggunakan ikan tete ini bertujuan untuk mengembangkan olahan dari ikan tete dan juga untuk meningkatkan keuntungan. 3. Pengolahan empek-empek ikan tete ini terbukti dapat meningkatkan nilai jual dari ikan tete. 4. Pengolahan empek-empek ikan tete merupakan diversifikasi dari produk olahan ikan tete yang selama ini jarang diolah untuk makanan tambahan. 5. Harga dari produk empek-empek ikan tete dapat ditentukan dengan adanya analisa terhadap biaya-biaya yang menunjang berlangsungnya proses produksi, dimana total biaya produksi untuk satu kali produksi Rp. 120.220. Dengan harga/porsi Rp. 5.000 untuk lenjer dan Rp. 6.000 untuk kapal selam, dan keuntungan yang diperoleh dalam satu kali produksi sebesar Rp. 124.778 . Dengan kapasitas produksi sebanyak 45 porsi. 6. Upaya peningkatan keuntungan yang diperoleh menggunakan ikan tete dibandingkan ikan tenggiri selisih keuntungannya sebesar Rp. 13.000 (17 %) 41 Agribisnis Pertanian Laporan proyek Usaha Mandiri 8.2. Saran Untuk kemajuan yang akan datang agar produk empek-empek ikan tete ini dapat dikembangkaan dalam skala industri, maka : 1. Penggunaan ikan tete pada pembuatan empek-empek dapat meningkatkan keuntungan tanpa merubah cita rasa dan nilai gizinya. 42 Agribisnis Pertanian Laporan proyek Usaha Mandiri DAFTAR PUSTAKA Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta. Gramedia. BPS. 2009. Limapuluh kota dalam angka. Badan pusat statistik. Payakumbuh Budi Sutomo. 2008. Kandungan tepung terigu. http: // myhobby blogs.com/food/ Dapur Deddy Rustandi. Com/…/index.php?...tepung terigu… Tembolok Mirip. Dr. Burhanudin. R. MA. 2005Gula Aren. Blogspot. Com. Tembolok Mirip Dr Setiawan Dalimartha. 2006. Khasiat Cabe rawit. Gramedia. Jakarta Evawati, Nurzarah. T, Syuriani. S. 2008. BKPM Teknologi Pangan. Politeknik Pertanian Universitas Andalas. Harianto, Bagus. 2007. 22 Peluang Bisnis Makanan Untuk home Industry. Jakarta Agromedia Harni , 2003. Kandungan Gizi Tepung Tapioka. Kottelat . 1993. Www. Fishforum. Com. Kolektor spesies keluarga ikan tete. Html Tembolok Mirip Prof.Dr. Ir. Eddy Suprayitno MS. 2009. Resep Sedap. Tembolok. Mirip Com/balado ikan tete. Redaksi Agro Media, 2007. 20 Peluang Bisnis Makanan. Jakarta : Agro Media Pustaka Suprapto. 2002 komposisi nilai gizi telur. Kanisius. Jogjakarta Suryadhie. 2005. Kandungan dalam buah mentimun. 43 Agribisnis Pertanian