i. pendahuluan - Repository Karya Ilmiah Politeknik Pertanian

advertisement
Laporan proyek Usaha Mandiri
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Proyek
Usaha
Mandiri
(PUM)
merupakan
suatu
wadah
untuk
mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama kuliah menjadi sebuah kegiatan
kemandirian dengan menerapkan suatu konsep manajemen atau pengolahan rencana
pekerjaan yang dilakukan dengan segala kemampuan yang dimiliki.
Pemilihan judul “Peningkatan Keuntungan Dalam Produksi Empek-empek
Dengan Menggunakan Ikan tete” sebagai produk dalam pelaksanaan Proyek Usaha
Mandiri (PUM) ini didasari pada pemilihan ikan yang digunakan dalam pembuatan
empek-empek.
atau ikan Gabus.
Biasanya untuk membuat empek-empek digunakan ikan Tenggiri
Ikan tete juga bisa digunakan untuk membuat empek-empek,
karena ikan tete dapat diperoleh di pasar Payakumbuh. Disamping itu, selain mudah
untuk didapatkan, harganya juga terjangkau. Karena itu ikan tete dapat digunakan
sebagai pengganti ikan tenggiri.
Selain itu juga didasarkan pada pola hidup masyarakat yang semakin bersifat
konsumtif dan pola konsumsi makanan yang siap saji, sehingga perlu penyediaan
produk olahan pangan yang beragam, inovatif, dan bermutu dengan memanfaatkan
sumber bahan baku lokal.
Empek-empek atau makanan khas Palembang yang terbuat dari ikan dan tepung
tapioka. Sebenarnya sulit untuk mengatakan bahwa empek-empek pusatnya adalah
pusatnya adalah Palembang karena hampir di semua daerah di Sumatera Selatan
memproduksinya.
1
Agribisnis Pertanian
Laporan proyek Usaha Mandiri
Penyajian empek-empek palembang ditemani oleh saus berwarna hitam
kecoklat-coklatan yang disebut cuka atau cuko (bahasa Palembang). Cuko dibuat dari
air yang dididihkan, kemudian ditambah gula merah, cabe rawit tumbuk, bawang
putih, dan garam. Cuko adalah teman makan pempek yang setia, dibuat pedas untuk
menambah nafsu makan. Ada juga cuko manis bagi yang tidak menyukai pedas.
Diketahui bahwa ikan tete sangat kaya akan albumin, salah satu jenis potein
penting.
Albumin diperlukan tubuh manusia setiap hari, terutama dalam proses
penyembuhan luka.
Empek-empek memiliki cita rasa yang enak, lezat, dan gurih. Aroma ikan
yang tercium dari asap kukusan/rebusan empek-empek dapat menggugah nafsu
makan. Tekstur ikan yang lembut, empuk, tidak berminyak, dan tidak kenyal ini
menjadi alasan konsumen untuk tetap menggemarinya/mengkonsumsinya.
Rasa
ikan tetap terasa meskipun sudah dicampur dengan tepung dalam satu adonan dan
kemudian direbus/dikukus. Cita rasa tersebut menjadi incaran para konsumen. Jika
empek-empek dimakan dalam kondisi yang masih hangat, aroma harum ikan dapat
menambah nafsu makan.
2
Agribisnis Pertanian
Laporan proyek Usaha Mandiri
1.2. Tujuan
Tujuan umum dilaksanakannya pembuatan empek-empek dalam Proyek Usaha
Mandiri ini adalah :
 Membuat suatu rencana usaha yang terencana.
 Mampu menganalisa kelayakan suatu usaha bisnis di bidang makanan,
khususnya empek-empek berbahan ikan tete.
 Menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan mengembangkan kemampuan
kewirausahaan.
 Menanamkan jiwa bisnis dalam diri mahasiswa
Tujuan khusus dilaksanakannya pembuatan empek-empek dalam Proyek Usaha
Mandiri ini adalah :
 Untuk melihat seberapa besar Efisiensi biaya dalam produksi empek-empek
dengan menggunakan ikan tete untuk meningkatkan keuntungan.
1.3. Manfaat Ekonomi
Secara ekonomis ikan tete tidak begitu mahal harganya apabila di bandingkan
dengan ikan tenggiri dan ikan gabus. Menggunakan pengganti ikan tenggiri dengan
ikan tete dapat menekan biaya produksi sehingga meningkatkan keuntungan dalam
pembuatan
empek-empek.
Usaha
pengolahan
empek-empek
ini
sangat
menguntungkan karena peluang masih terbuka lebar .
1.4. Manfaat Sosial
Albumin yang terkandung pada ikan tete protein yang sangat penting bagi
tubuh. Kandungan protein albumin yang sangat tinggi, membuat ikan tete dapat
3
Agribisnis Pertanian
Laporan proyek Usaha Mandiri
digunakan untuk membantu mempercepat penyembuhan beberapa penyakit, dari
kekurangan gizi hingga HIV/AIDS.
4
Agribisnis Pertanian
Laporan proyek Usaha Mandiri
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Empek-empek
Empek-empek merupakan makanan khas daerah Sumatera bagian Selatan
khususnya Kota Palembang. Makanan ini terbuat dari campuran ikan, sagu dan
garam. Empek-empek tidak hanya terkenal di kota asalnya, tetapi hampir seluruh
masyarakat Indonesia kenal dengan makanan yang satu ini. .
Jenis pempek palembang yang terkenal adalah “empek-empek kapal selam”
adalah telur ayam yang dibungkus dengan adonan empek-empek dan digoreng dalam
minyak panas. Ada juga yang lain seperti empek-empek lenjer, empek-empek bulat
(atau terkenal dengan nama “ada’an”), empek-empek kulit ikan, pempek pistel (isinya
irisan pepaya muda rebus yang sudah dibumbui), empek-empek telur kecil, dan
empek-empek keriting.
Berdasar cerita rakyat, sekitar tahun 1617 seorang Apek berusia 65 tahun
yang tinggal di daerah Perakitan (tepian Sungai Musi) merasa prihatin menyaksikan
tangkapan ikan yang berlimpah di Sungai Musi. Hasil tangkapan itu belum
seluruhnya dimanfaatkan dengan baik, hanya sebatas digoreng dan dipindang. Si apek
kemudian mencoba alternatif pengolahan lain. Ia mencampur daging ikan giling
dengan tepung tapioka, sehingga dihasilkan makanan baru.
5
Agribisnis Pertanian
Laporan proyek Usaha Mandiri
2.2. Ikan Tete
Ikan tete dan kerabatnya termasuk hewan dunia lama, yakni dari Asia (genus
chana) dan Afrika (genus parachana). Seluruhnya kurang lebih terdapat 30 spesies
dari kedua genus tersebut.(Kottelat 1993)
Di Indonesia terdapat beberapa spesies, yang secara alami semuanya
menyebar di sebelah barat garis wallace.
Diketahui bahwa ikan tete kaya akan
albumin, salah satu jenis protein penting. Albumin diperlukan tubuh manusia setiap
hari, terutama dalam proses penyembuhan luka. Pemberian daging ikan tete atau
ekstrak proteinnya telah dicobakan untuk meningkatkan kadar albumin dalam darah
dan membantu penyembuhan beberapa penyakit. (Prof Dr Ir Eddy Suprayitno MS
2009)
Albumin merupakan bagian dari protein yang sangat penting untuk tubuh.
Albumin berada di dalam darah dan berfungsi mengatur keseimbangan air dalam sel,
memberi gizi pada sel dan mengeluarkan produk buangan. Selain itu, albumin juga
berfungsi mempertahankan pengaturan cairan dalam tubuh.
Ikan tete mudah ditemukan di pasar-pasar tradisional, bahkan pasar-pasar
modern. Biasanya dalam bentuk kering dan basah/masih segar. Sayangnya masih
belum banyak orang yang menjadikan ikan tete sebagai lauk favorit. Padahal selain
rasanya lezat, ikan tete juga memiliki manfaat yang sangat besar untuk kesehatan.
Kandungan protein albumin yang sangat tinggi, membuat ikan tete dapat digunakan
6
Agribisnis Pertanian
Laporan proyek Usaha Mandiri
untuk membantu mempercepat penyembuhan beberapa penyakit, dari kekurangan
gizi hingga HIV / AIDS
2.3. Bahan
a.
Tepung tapioka
Tepung tapioka merupakan salah satu hasil olahan dari ubi kayu yang dapat
mensuplay energi yang cukup tinggi dengan proses pembuatan melalui pemecahan
sel, pengambilan pati, pembuangan air dan penepungan.
Tabel . 1. Kandungan Gizi Dalam 100 Gram Tepung Tapioka
No
Zat Gizi
1
Karbohidrat (gr)
2
Air (gr)
3
Protein (gr)
4
Lemak (gr)
5
Fosfor (mg)
6
Besi (mg)
7
Vitamin B1 (mg)
Sumber: Djatmiko, 1984 dalam (Harni, 2003)
a.
Jumlah
77,3
12
9,4
1,3
39,6
1,2
0,1
Tepung Terigu
Tepung terigu merupakan tepung/bubuk halus yang berasal dari biji
gandum,dan digunakan sebagai bahan dasar pembuat kue, mie dan roti. Kata terigu
dalam bahasa Indonesia diserap dari bahasa Portugis trigo yang berarti gandum.
Kandungan tepung terigu tergantung jenis tepung yang digunakan, namun
kadar rata-rata tepung terigu untuk roti adalah sebagai berikut: Protein 13 % Air 13
7
Agribisnis Pertanian
Laporan proyek Usaha Mandiri
%, Pati 72 %, Gula 1% , Lemak 0,5% ,abu
0,5% Tepung terigu mengandung
banyak zat pati, yaitu karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air. Tepung terigu
juga mengandung protein dalam bentuk gluten, yang berperan dalam menentukan
kekenyalan dari makanan yang terbuat dari bahan terigu(Budi Sutomo 2008).
b. Gula Aren
Gula aren berasal dari nira yang berasal dari tandan bunga jantan pohon enau
yang dikumpulkan terlebih dahulu dalam sebuah bambu. Untuk mencegah nira
mengalami peragian dan nira yang telah mengalami fermentasi tidak bisa di buat
gula, maka ke dalam bumbung bambu tersebut di tambahkan laru atau kawao yang
berfungsi sebagai pengawet alami.
Gula aren mengandung kadar sukrosa lebih tinggi (84%) , kandungan nutrisi
seperti kadar protein, lemak, kalium, dan fosfor lebih tinggi dibandingkan dengan
gula merah dan gula jawa.( Dr Burhanudin.R.MA 2006).
c. Cabe Rawit
Cabai rawit atau cabe rawit, adalah buah dan tumbuhan anggota genus
capsicum. Selain di Indonesia, ia juga tumbuh dan populer sebagai bumbu masakan
di negara-negara Asia Tenggara lainnya. Dalam bahasa Inggris ia di kenal dengan
nama Thai pepper atau bird’s eye chili pepper.
Cabai rawit juga banyak memiliki
khasiat pengobatan. Bukan cuma rematik, radang beku atau frostbite yang sering
8
Agribisnis Pertanian
Laporan proyek Usaha Mandiri
terjadi di daerah ketinggian atau bersalju itupun bisa diatasi. (Dr Setiawan Dalimartha
2006)
d.
Telur
Telur merupakan bahan pangan yang mengandung nilai gizi yang lengkap dan
sangat mudah dicerna. Disamping itu, bahan pangan ini juga bersifat serbaguna,
karena dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Beberapa manfaat telur jika
ditambahkan dalam bahan pangan antara lain yaitu: sebagai penambah cita rasa,
bahan pengembang, bahan pengempuk, pengental, bahan perekat, penambah unsur
gizi dan penstabil suspensi
Bagian telur yang mengandung protein adalah putih telur (albumin) dengan
kadar 10%-11%, sedangkan bagian kuningnya merupakan sumber lemak yaitu lesitin
dan kolestrol sebanyak 35%, kalsium serta zat besi.
Komposisi nilai gizi dalam 100 gram telur ayam menurut Suprapti (2002)
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2. Komposisi Nilai Gizi dalam 100 Gram telur Ayam
No
Zat Gizi
1
Kalori ( kal)
2
Protein (gr)
3
Lemak (gr)
4
Karbohidrat (gr)
5
Air (gr)
6
Zat kapur (mg)
7
Phosfor (mg)
8
Zat besi (mg)
9
Vitamin A ( SI)
10
Vitamin B
Sumber: Lembaga makanan rakyat, 1964 dalam (Suprapto, 2002}
9
Jumlah
162
12,8
11,5
0,7
75
54
108
2,7
900
0,10
Agribisnis Pertanian
Laporan proyek Usaha Mandiri
Telur yang digunakan dalam pembuatan empek-empek ini berasal dari jenis
telur am ras. Pemilihan telur ayam ras ini dalam pembuatan pillus selain harganya
lebih murah dan mudah dapat dipasaran. Penambahan telur pada proses pengolahan
empek-empek berfungsi untuk menambah cita rasa dan teksturdari produk.
e.
Mentimun
Mentimun memiliki nama cucumis sativus mengandung 0.65% protein, 0.1%
lemak dan karbohidrat sebanyak 2.2%.
Juga mengandung kalsium, zat besi,
magnesium,fosforus, Vit. A, B1, B2 dan C. Biji timun juga mengandung racun
alkoloid jenis hipoxanti, yang berfungsi untuk mengobati anak-anak yang menderita
cacingan. (suryadhie 2005)
f.
Minyak Goreng
Minyak berfungsi untuk penghantar panas, penambah rasa gurih dan
penambah nilai kalori bahan pangan. Minyak goreng yang digunakan sebaiknya
minyak yang jernih dan tidak hitam, dengan suhu penggorengan 177 -221oC.
g. Garam
Pemberian garam dalam pembuatan pillus labu kuning bertujuan untuk
memperkuat cita rasa dan aroma produk serta meningkatkan tekstur produk. Garam
yang dipakai sebaiknya garam yang beryodium, karena baik untuk kesehatan.
10
Agribisnis Pertanian
Laporan proyek Usaha Mandiri
2.4. Peralatan
a. Timbangan
Timbangan disini berguna untuk menimbang berapa berat bahan yang akan
digunakan saat membuat pillus dan menimbang berat hasil produksi. Timbangan
yang dipakai sebaiknya timbangan yang berukuran 5kg. Tujuannya agar pada saat
penghitungan berat hasil produksi tidak terlalu susah cukup dengan sekali timbang
saja.
b. Ayakan/penyaring
Ayakan disini berguna untuk menyaring atau membersihkan tepung yang akan
digunakan sebagai bahan pembuatan empek-empek agar tidak terdapat kotoran yang
masuk kedalam adonan sehingga kebersihan adonan tetap terjaga.
c. Alat Pemasak
Alat pemasak adonan berupa panci dan kuali.
Panci digunakan untuk
mengukus empek-empek.
d.
Alat Pengaduk
Alat pengaduk atau pengocok telur yang digunakan adalah blender sekaligus
untuk menghaluskan ikan.
e.
Alat penggorengan
Alat penggorengan yang dimaksud disini adalah kuali, kuali yang dipakai
sebaiknya adalah kuali yang terbuat dari besi, agar tekstur empek-empek lebih baik
dibandingkan memakai kuali aluminium.
11
Agribisnis Pertanian
Laporan proyek Usaha Mandiri
f.
Alat Pengemas
Alat pengemas yang digunakan adalah slopan, slopan lebih baik dari plastik
pembungkus lainnya. Alat ini dipilih karena diharapkan mampu menjaga tekstur dari
empek-empek yang akan dipasarkan sehingga tidak mengalami kerusakan nantinya.
Selain itu harganya juga tidak terlalu mahal dan bisa didapat ditoko-toko kelontong
atau mini market.
2.5.
a.
Proses Pembuatan
Pemilihan Bahan Baku
Pemilihan bahan baku merupakan hal yang paling penting sebelum memulai
suatu proses pengolahan atau produksi. Hal ini bertujuan untuk memperoleh bahan
baku dengan mutu yang baik, bergizi juga sehat sesuai dengan keinginan kita.
Ikan tete yang digunakan sebaiknya ikan yang masih segar, tidak busuk. Telur
yang digunakan sebaiknya telur yang masih bagus tidak retak dan pecah ataupun
busuk. Begitu juga dengan tepung, sebaiknya dipilih yang masih baru dan bebas dari
bau apek serta serangga atau kutu tepung, garam sebaiknya digunakan garam yang
beryodium karena garam tersebut terjamin sehat dan baik untuk kesehatan.
b.
Pembersihan
Setelah pemilihan bahan baku selesai, maka dilakukan proses pembersihan,
pada proses ini tidak semua bahan dibersihkan dengan menggunakan ayakan tepung.
Pembersihan ikan tete dengan cara dikupas kulit luar dari ikan dan keluarkan isi
perutnya, kemudian lakukan pencucian dengan air bersih.
12
Agribisnis Pertanian
Laporan proyek Usaha Mandiri
c.
Penghalusan
Daging ikan yang sudah bersih kemudian dihaluskan dengan menggunakan
blender.
d.
Pencampuran
Tujuan dari pencampuran adalah agar semua bahan tercampur rata atau
homogen.
Pencampuran harus dilakukan sampai adonan bisa dicetak dan tidak
lengket di tangan. Proses yang harus dilakukan adalah dengan mencampurkan bahanbahan berupa tepung tapioka, ikan yang sudah diblender, royko, bawang putih dan air
secukupnya. Kemudian masukan ke dalam suatu wadah, lalu lakukan pengadukan
sampai homogen.
e.
Pencetakan
Proses pencetakan bertujuan untuk memberikan bentuk pada empek-empek,
sehinggsa mudah untuk digoreng dan memberikan nilai estetika pada produk.
Pencetakan dilakukan dengan tangan, sehingga terbentuk lenjeran empek-empek dan
seperti kapal
f.
Perebusan
Setelah semua pencetakan selesai, maka langkah selanjutnya adalah
perebusan.
Cetakan yang sudah siap kemudian direbus dengan air yang sudah
mendidih, tunggu 15-20 menit.
Setelah matang / masak maka cetakan akan
mengapung.
13
Agribisnis Pertanian
Laporan proyek Usaha Mandiri
g.
Pemotongan
Proses penggorengan akan lebih mudah apabila dilakukan pemotongan
terlebih dahulu sebelum digoreng. Adonan dipotong-potong + 3 cm. Pemotongan
adonan empek-empek ini dilakukan dengan menggunakan pisau.
h.
Penggorengan
Sebelum dilakukan penggorengan pada produk, sebaiknya minyak di
panaskan terlebih dahulu agar suhu penggorengan yang dihasilkan dapat tercapai.
Penggorengan dilakukan dengan api kompor sedang agar produk masak sempurna
dan tidak gosong. Penggorengan ini dilakukan dengan selama + 5-10 menit, setelah
matang angkat dan tiriskan. Kriteria masak pada produk ditandai dengan warna
produk akan berubah jadi agak kekuning-kuningan, suara gemericik tidak begitu
terdengar. Untuk mengurangi kandungan minyak pada produk, tebarkan di atas niru
yang telah dialas dengan menggunakan kertas yang dapat menyerap minyak.
i.
Pengemasan
Kemasan merupakan hal yang paling penting dalam pemasaran produk.
Kemasan berfungsi untuk memberikan nilai estetika bagi produk, sehingga dapat
menarik minat konsumen untuk membeli.
j.
Pemasaran
Setelah produk dikemas, Pemasaran dilakukan di sekitar tanjung pati, di
tawarkan di kos-kos, sama ibuk warung dan sama dosen, serta teman-teman.
14
Agribisnis Pertanian
Laporan proyek Usaha Mandiri
III. METODOLOGI PELAKSANAAN
3.1. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
Proyek Usaha Mandiri (PUM) Ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober
2009.
Bertempat di Laboratorium Pengolahan Pangan Politeknik Pertanian
Universitas Andalas di Tanjung Pati Kabupaten Lima Puluh Kota.
3.2. Sistem Pengumpulan Data
Adapun data yang digunakan disini adalah data sekunder dan data primer dari
hasil survey, buku referensi dan literatur dari internet.
3.3. Variabel yang Diukur
Dari perencanaan proyek usaha mandiri ini, variabel- variabel yang diukur
antara lain :
 Pengujian organoleptik
Pengujian organoleptik merupakan penilaian yang ditujukan kepada rasa,
warna, Aroma dan tekstur produk.
Penilaian menggunakan indikator angka
sebagai berikut :
1 = Sangat tidak suka
2 = Tidak suka
3 = Agak suka
4 = Suka
5 = Sangat suka
15
Agribisnis Pertanian
Laporan proyek Usaha Mandiri
 Pendapatan
Pendapatan merupakan seluruh hasil yang diperoleh dari penjualan produk.
Untuk mencari pendapatan digunakan rumus:
Pendapatan = Harga Jual/unit x Unit yang terjual
 R/C Ratio
Analisis R/C Ratio bertujuan untuk melihat perbandingan antara penerimaan
(Revenue) dengan biaya (cost). Digunakan rumus :
R/C Ratio = Pendapatan
Biaya
 Analisis Profitabilitas
Analisis profitabilitas bertujuan untuk melihat tingkat keuntungan dari suatu
usaha agribisnis. Digunakan rumus :
PR = TR - TC x 100%
TC
 BEP Produksi
BEP produksi merupakan titik impas produksi, dimana pada skala produksi
berapa kita akan pulang modal. Digunakan rumus:
BEP Produksi = Total biaya
Harga Pasar/kg
 BEP Harga
Analisis BEP Harga berguna untuk melihat pada harga jual berapa usaha ini
nantinya akan pulang modal/ pulang pokok. Digunakan rumus:
BEP Harga = Total biaya
Produksi riil
16
Agribisnis Pertanian
Laporan proyek Usaha Mandiri
IV. ASPEK PASAR
4.1. Gambaran Umum Pasar
Aspek pasar dan pemasaran menempati urutan pertama dalam studi
kelayakan usaha. Pada dasarnya pasar dapat diartikan sebagai tempat pertemuan
antara penjual dan pembeli, atau tempat dimana kekuatan-kekuatan permintaan dan
penawaran saling bertemu untuk membentuk suatu harga. Menurut Stanton pasar
adalah kumpulan orang- orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk
belanja dan kemauan untuk membelanjakannnya.
Kebutuhan akan empek-empek dari survey yang dilakukan untuk sampel 10
orang.
Mengahabiskan
20
porsi/minggu,
maka
didapatkan
perharinya
(0,28/porsi/Orang), jika diprediksi dalam skala tahunan maka didapatkan (0,28x365
hari) = 102.2 porsi/tahun/orang).
Jenis produk yang dipasarkan yaitu berupa empek-empek ikan tete, harga
jual/porsi nantinya disetarakan dengan harga pasar yang berlaku. Hasil produksi
nantinya akan dijual dipasar lokal, warung-warung dan koperasi yang khususnya
disekitar Tanjung Pati.
4.2. Peluang Pasar
4.2.1. Aspek Permintaan
Dari hasil survey yang dilakukan disekitar Kabupaten Limapuluh Kota
termasuk daerah Tanjung Pati, umumnya masyarakat menyukai empek-empek.
Kebutuhan akan empek-empek dari survey yang dilakukan untuk sampel 10
orang. Mengahabiskan 20 porsi/minggu/orang, maka didapatkan perharinya
17
Agribisnis Pertanian
Laporan proyek Usaha Mandiri
(0,28/porsi/Orang/hari), jika diprediksi dalam skala tahunan maka didapatkan
(0,28x365 hari) = 102.2 porsi/tahun/orang). Untuk menentukan permintaan akan
empek-empek ini dapat dihitung dari data jumlah penduduk yang mengkonsumsi
empek-empek di Kabupaten Limapuluh Kota Tahun 2002-2008 dapat dilihat pada
Tabel 3.
Tabel 3. Jumlah Penduduk di Kabupaten Limapuluh Kota tahun 2002-2008
Tahun
Jumlah Penduduk
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
315.677
322.271
325.177
327.652
330.536
331.671
337.929
Peningkatan Jumlah
Penduduk/Tahun (%)
2,09
0,90
0,76
0,88
0,34
1,89
Jumlah
6,86
Rata-rata
1,14
Sumber : Badan pusat Statistik Kabupaten Limapuluh Kota Tahun 2002-2008
* Ket : Peningkatan jumlah penduduk = tahun 2003 – tahun 2002 x 100%
tahun 2002
Proyeksi permintaan akan empek-empek ikan tete di Kabupaten Limapuluh
Kota diproyeksikan tahun 2009-2014 dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Proyeksi Permintaan empek-empek ikan tete di Kabupaten Limapuluh Kota
Tahun 2009-2014
Rata-rata Konsumsi
Proyeksi Jumlah
Proyeksi Jumlah
Tahun
(kg/jiwa/tahun)
Permintaan
(kg/tahun)
Penduduk (Jiwa)
2009
341.781
102,2
34.588.273,2
2010
345.677
102,2
35.328.189,4
2011
349.618
102,2
35.730.959,6
2012
353.604
102,2
36.138.328,8
2013
357.635
102,2
36.550.297
2014
361.712
102,2
36.966.966,4
* Ket : Proyeksi jumlah permintaan = Proyeksi jumlah penduduk x Rata – rata
konsumsi
18
Agribisnis Pertanian
Laporan proyek Usaha Mandiri
Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa permintaan akan empek-empek ikan tete
meningkat dari tahun 2009-2014 seiring dengan meningkatnya pertumbuhan
penduduk.
4.2.2. Potensi Penawaran
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan di Kabupaten Limapuluh Kota
tentang potensi penawaran empek-empek pada beberapa tempat dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 5. Jumlah Penawaran empek-empek di Kabupaten Limapuluh Kota dalam 1
bulan
No
1
2
3
Nama Responden
Empek-empek sinar ogan
Pempek sinar ogan
Pempek Palembang
Alamat
Pedagang keliling
Depan SMP harau
Dangguang-dangguang
Produksi (porsi)
200
150
150
Total
Rata-rata
Sumber : Survey lapangan Kabupaten Limapuluh Kota tahun 2009
500
167
4.2.3. Proyeksi Peluang Pasar
Berdasarkan data permintaan empek-empek dan penawaran dapat diketahui
peluang pasar dari produk empek-empek yang diperoleh dari permintaan akan
empek-empek dari tahun ketahun dari data yang diproyeksikan dikurangi dengan
penawaran dari tahun 2009-2014, peluang pasar empek-empek di Kabupaten
Limapuluh Kota dapat dilihat pada tabel berikut.
19
Agribisnis Pertanian
Laporan proyek Usaha Mandiri
Tabel 6. Proyeksi Peluang pasar empek-empek di Kabupaten Limapuluh Kota
2009 – 2014
Tahun
Permintaan
(kg/tahun)
Penawaran
(kg/tahun)
Peluang
Pasar
Penjualan
(kg/tahun)
2009
34.588.273,2
34.586.269,2
2010
35.328.189,4
35.326.185,4
2011
35.730.959,6
35.728.955,6
2012
36.138.328,8
36.136.324.8
2013
36.550.297
36.548.293
2014
36.966.966,4
36.964.962.4
* Ket : Penawaran di asumsikan sbb:
* Penawaran empek-empek = 167 porsi x 12 bulan
* Pangsa Pasar
= Penjualan x100%
Peluang Pasar
* Penjualan
= 45 porsi x 48 minggu
* Peluang Pasar
= Permintaan + Penawaran
2160
2160
2160
2160
2160
2160
Pangsa Pasar
(%)
0,0062
0,0061
0,006
0,0059
0,0059
0,0058
4.3. Penjualan dan Pangsa Pasar
Pangsa pasar merupakan bagian dari peluang pasar, seberapa besar pasar
dapat kita isi untuk melakukan penjualan suatu produk.
Penjualan dari produk
empek-empek ikan tete untuk satu kali produksi perkiraannya sebanyak 45 porsi dari
1,5 kg tepung tapioka.
Penjualan dilakukan disekitar Tanjung Pati terutama
dilingkungan kampus Politeknik Pertanian Universitas Andalas.
4.4.
Strategi Pemasaran
4.4.1. Strategi Pemasaran Pesaing
Strategi dasar yang sering dilakukan perusahaan untuk meningkatkan
penjualan adalah dengan memperluas pasar dan mempertahankan pelanggan melalui
kepuasan konsumen dan loyalitas konsumen. Perusahaan dituntut bekerja keras untuk
20
Agribisnis Pertanian
Laporan proyek Usaha Mandiri
mempertahankan loyalitas konsumennya karena adanya persaingan yang semakin
tinggi dengan semakin banyaknya peusahaan yang menghasilkan poduk sejenis.
 Produk (mutu, ukuran, kemasan)
Empek-empek yang dihasilkan oleh produsen memiliki tekstur yang kurang
bagus, rasa yang kurang enak. Kemasan yang digunakan adalah plastik biasa.
 Harga (harga satuan)
Empek-empek sesuai dengan harga pasar dari produk empek-empek ikan tete
sendiri bahkan ukuran dari produk yang dipasarkan pesaing lebih besar tetapi dengan
harga rendah. Harga jual empek-empek lenjer Rp. 5.000/porsi dan kapal selam Rp.
6.000/porsi.
 Jalur Penjualan
Jalur penjualan yang dilakukan secara langsung antara produsen kekonsumen.
4.4.2. Strategi Pemasaran Perusahaan
 Produk (mutu, ukuran, kemasan)
Perusahaan lebih mengutamakan mutu, ukuran dan kemasan meskipun
dasarnya tidak jauh berbeda dengan yang dimiliki perusahaan pesaing, karena dalam
memasarkan produk ini lebih mengutamakan mutu dan kualitas yang baik serta
mampu bersaing dipasaran.
 Harga (harga satuan, syarat pembayaran)
Harga produk empek-empek lenjer Rp. 5.000/porsi dan kapal selam Rp.
6.000/porsi, harga ini tidak
berbeda dari perusahaan pesaing tanpa melupakan
keuntungan bagi perusahaan.
21
Agribisnis Pertanian
Laporan proyek Usaha Mandiri
Harga ini juga merupakan harga perkenalan agar empek-empek iken tete laku
dipasaran. Diskon atau potongan harga juga diberikan yang besarnya ditetapkan
berdasarkan negosiasi sewaktu proses jual beli. Syarat pembayaran tidak dilakukan
konsumen melakukan pembelian secara tunai.
 Jalur Penjualan
Jalur penjualan yang dilakukan adalah jalur penjualan langsung dari produsen
ke konsumen.
22
Agribisnis Pertanian
Laporan proyek Usaha Mandiri
V. ASPEK PRODUKSI DAN TEKNOLOGI
5.1. Produk
5.1.1. Ciri- ciri Produk
Produk yang dihasilkan dalam Proyek Usaha Mandiri (PUM) ini yaitu
berupa makanan ringan atau empek-empek ikan tete ini mempunyai ciri- ciri yaitu
berwarna agak kuning, berukuran 3-4 cm, memiliki rasa yang yang enak.
Jenis produk yang dipasarkan adalah empek-empek kapal selam yaitu
empek-empek yang didalamnya berisi telur yang bentuknya seperti kapal dan empekempek lenjer yaitu jenis empek-empek yang berupa lenjeran panjang yang kemudian
akan di potong-potong sesuai selera. Empek-empek akan di sajikan dengan ditemani
kuah, atau biasanya sering di sebut kuah atau cuka.
23
Agribisnis Pertanian
Laporan proyek Usaha Mandiri
5.1.2. Kegunaan Utama Produk
Produk ini merupakan makanan sehat yang kaya akan nilai gizi, empekempek ikan tete ini bisa di jadikan sebagai pengganti dari makanan lain seperti bakso,
mie ayam,dll.
Empek-empek biasa disajikan dengan menggunakan saus yang
berwarna kecoklatan atau biasa disebut cuka. Empek-empek ikan tete juga menjadi
makanan pada saat sedang berkumpul dengan keluarga baik itu pagi, siang atau sore
hari kapanpun dan dimanapun.
Setelah diolah empek-empek ikan tete ini tidak lagi menjadi makanan yang
hanya dikonsumsi oleh masyarakat kalangan menengah kebawah, namun akan
menjadi makanan untuk seluruh masyarakat. Dengan demikian tidak ada lagi yang
namanya produk yang hanya milik masyarakat kalangan atas saja. Dengan begitu
akan tercipta kesamaan derajat.
5.2. Aspek Teknologi
Setiap kali kita akan memulai suatu usaha produksi sebaiknya kita
mengetahui terlebih dahulu tentang teknologi apa yang akan kita pakai nantinya
dalam berproduksi.
Dalam kesempatan ini teknologi yang akan dipakai atau
digunakan adalah dengan menggunakan ikan tete pada bahan baku pembuatan
empek-empek.
Teknologi ini dinilai cukup mudah dan sederhana, karena tidak terlalu susah
untuk diterapkan, apalagi bagi industri rumah tangga yang bergerak di bidang
pengolahan makanan.
24
Agribisnis Pertanian
Laporan proyek Usaha Mandiri
5.3. Proses Produksi
Pemilihan bahan baku merupakan hal yang paling penting sebelum memulai
proses pengolahan. Hal ini bertujuan untuk memperoleh bahan baku dengan mutu
yang baik dan sesuai dengan keinginan kita. Ikan tete yang digunakan adalah ikan
yang masih segar dan tidak busuk ataupun kerusakan fisik dari ikan, ikan yang
dipilih adalah ikan yang bagus dan tidak rusak fisiknya, masih segar. Begitu juga
dengan telur dipilh telur yang bagus, tidak retak, tidak busuk. Begitu juga halnya
tepung tapioka yang dipilih adalah yang berkualitas nomor satu. Dipilih yang masih
baru dan bebas dari bau apek. Begitu juga dengan bahan baku lainnya.
1.
Pembersihan
Setelah pemilihan bahan baku selesai, maka dilakukan proses pembersihan,
pada proses ini tidak semua bahan dibersihkan dengan menggunakan ayakan tepung.
Pembersihan ikan tete dengan cara dikupas kulit luar dari ikan dan keluarkan isi
perutnya, kemudian lakukan pencucian dengan air bersih.
2.
Penghalusan
Daging ikan yang sudah bersih kemudian dihaluskan dengan menggunakan
blender.
3. Pencampuran
Tujuan dari pencampuran adalah agar semua bahan tercampur rata atau
homogen.
Pencampuran harus dilakukan sampai adonan bisa dicetak dan tidak
lengket di tangan. Proses yang harus dilakukan adalah dengan mencampurkan bahanbahan berupa tepung tapioka, ikan yang sudah diblender, royko, bawang putih, garam
25
Agribisnis Pertanian
Laporan proyek Usaha Mandiri
dan air secukupnya.
Kemudian masukan ke dalam suatu wadah, lalu lakukan
pengadukan sampai homogen.
4.
Pencetakan
Proses pencetakan bertujuan untuk memberikan bentuk pada empek-empek,
sehinggsa mudah untuk digoreng dan memberikan nilai estetika pada produk.
Pencetakan dilakukan dengan tangan, sehingga terbentuk lenjeran empek-empek dan
seperti kapal.
5.
Perebusan
Setelah semua pencetakan selesai, maka langkah selanjutnya adalah
perebusan. Empek-empek yang sudah siap kemudian direbus dengan air yang sudah
mendidih, tunggu 15-20 menit.
Setelah matang / masak maka cetakan akan
mengapung.
6.
Pemotongan
Proses penggorengan akan lebih mudah apabila dilakukan pemotongan
terlebih dahulu sebelum digoreng. Adonan dipotong-potong + 3 cm. Pemotongan
adonan empek-empek ini dilakukan dengan menggunakan pisau.
7.
Penggorengan
Sebelum dilakukan penggorengan pada produk, sebaiknya minyak di
panaskan terlebih dahulu agar suhu penggorengan yang dihasilkan dapat tercapai.
Penggorengan dilakukan dengan api kompor sedang agar produk masak sempurna
dan tidak gosong. Penggorengan ini dilakukan dengan selama + 5-10 menit, setelah
matang angkat dan tiriskan. Kriteria masak pada produk ditandai dengan warna
26
Agribisnis Pertanian
Laporan proyek Usaha Mandiri
produk akan berubah jadi agak kekuning-kuningan, suara gemericik tidak begitu
terdengar. Untuk mengurangi kandungan minyak pada produk, tebarkan di atas niru
yang telah dialas dengan menggunakan kertas yang dapat menyerap minyak.
8.
Pengemasan
Kemasan merupakan hal yang paling penting dalam pemasaran produk.
Kemasan berfungsi untuk memberikan nilai estetika bagi produk, sehingga dapat
menarik minat konsumen untuk membeli.
9.
Pemasaran
Setelah produk dikemas, Pemasaran dilakukan di sekitar tanjung pati, di
tawarkan di kos-kos, sama ibuk warung dan sama dosen, serta teman-teman.
27
Agribisnis Pertanian
Laporan proyek Usaha Mandiri
Skema/bagan alur proses produksi
Ikan tete
Tepung tapioka,
garam, bawang putih,
air
Telur
Pembersihan ikan
Pengadukan I
Penghalusan
Pengadukan II
Pencetakan
Perebusan
Pemotongan ± 3-4 cm
Penggorengan
Empek-empek
Pendinginan
Pengemasan
28
Agribisnis Pertanian
Laporan proyek Usaha Mandiri
Jadwal Produksi
Tabel 7. Distribusi jadwal kegiatan pembuatan empek-empek ikan tete dalam satu
periode
Kegiatan
1
Oktober
2 3 4
November
1 2 3 4
Desember
1 2 3 4
1
Januari
2 3 4
Produksi I
Persiapan alat dan bahan
Pencampuran bahan
Pencetakan
Perebusan
Pemotongan
Penggorengan
Pengemasan
Pemasaran
Produksi II
Persiapan alat dan bahan
Pencampuran bahan
Pencetakan
Perebusan
Pemotongan
Penggorengan
Pengemasan
Pemasaran
29
Agribisnis Pertanian
Laporan proyek Usaha Mandiri
VI. ASPEK FINANSIAL
6.1. Biaya Untuk empek-empek ikan tete
6.1.1. Biaya Alat
Tabel 8. Biaya Peralatan Produksi empek-empek
No
Nama Alat
Satuan
Jumlah Alat Harga/unit (Rp)
1
2
3
4
5
6
7
Buah
Buah
Buah
Unit
Buah
Buah
Buah
Jumlah
* Ket : Biaya = Jumlah alat x harga/unit
6.1.2.
Kuali
Kompor
Baskom
Blender
Periuk
Pisau
Nampan
1
1
1
1
1
1
2
30.000
90.000
10.000
375.000
50.000
10.000
16.000
Biaya
(Rp)
30.000
90.000
10.000
375.000
50.000
10.000
16.000
516.000
Biaya Depresiasi
Tabel 9. Biaya Depresiasi Produksi empek-empek ikan tete Selama Satu Kali
Produksi Untuk 45 porsi (1 minggu)
No
Nama
Nilai Beli Nilai Sisa
UE
Depresiasi/ Depresiasi/
Bahan
(Rp)
(Rp)
Tahun (Rp)
hari(Rp)
1
Kuali
30.000
1.500
3
9.500
40
2
Kompor
90.000
4.500
4
21.375
89
3
Baskom
10.000
500
2
4.750
20
4
Blender
375.000
18.750
5
71.250
297
5
Periuk
50.000
2.500
3
15.833
66
6
Pisau
10.000
500
2
4.750
20
7
Nampan
16.000
800
2
7.600
32
Jumlah
135.058
564
Ket: * Nilai sisa 5% dari Nilai Harga
* Depresiasi/Tahun = Nilai Beli – Nilai Sisa
Usia ekonomis
* Depresiasi/Periode = Depresiasi/thn
240 hari
30
Agribisnis Pertanian
Laporan proyek Usaha Mandiri
6.2. Perbandingan Biaya empek-empek ikan tete dengan empek-empek ikan
tenggiri
Tabel 10. Formulasi empek-empek ikan tete
No
Bahan
Satuan
Jumlah
1
Ikan tete
Kg
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Tepung tapioca
Minyak goreng
Bawang putih
Gula aren
Tepung terigu
Telur
Royko
Mentimun
Slopan
Cabe rawit
Garam
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Butir
Bungkus
Kg
Buah
Kg
Kg
Jumlah
1,5
0,8
0,25
0,5
0,375
20
5
0,25
45
0,25
0,06
Tabel 11. Fomulasiempek-empek ikan tenggiri
No
Bahan
Satuan
Jumlah
1
Ikan tenggiri
Kg
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Tepung tapioca
Minyak goreng
Bawang putih
Gula aren
Tepung terigu
Telur
Royko
Mentimun
Slopan
Cabe rawit
Garam
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Butir
Bungkus
Kg
Buah
Kg
Kg
Jumlah
1,5
0,8
0,25
0,5
0,375
20
5
0,25
45
0,25
0,06
Harga (Rp) Biaya (Rp)
20.000
20.000
9.500
12.000
20.000
12.000
6.000
200
500
3.000
120
20.000
4.000
14.250
9.600
5.000
6.000
2.250
4.000
2.500
750
5.400
5.000
240
74.990
Harga (Rp)
33.000
Biaya (Rp)
33.000
9.500
12.000
20.000
12.000
6.000
200
500
3.000
120
20.000
4.000
14.250
9.600
5.000
6.000
2.250
4.000
2.500
750
5.400
5.000
240
87.990
Ket :
* Biaya = jumlah x harga
31
Agribisnis Pertanian
Laporan proyek Usaha Mandiri
6.3. Biaya Tenaga Kerja
Tabel 12. Biaya Tenaga Kerja Produksi empek-empek ikan tete 1 Kali Produksi
Untuk 45 porsi
No
Kegiatan
Satuan
Waktu
Upah
Biaya (Rp)
(menit)
(Rp)
1 Persiapan alat dan bahan
HKO
10
35.000
833
2 Pencampuran
HK0
20
35.000
1.667
3 Pencetakan,
HKO
10
35.000
833
4 Perebusan
HKO
20
35.000
1.667
5 Penggorengan
HKO
10
35.000
833
6 Pengemasan
HKO
10
35.000
833
7 Pemasaran
HKO
420
35.000
35.000
Jumlah
41.666
Ket:
* 7 jam = (420 menit)
* Biaya = Waktu x Upah
7jam
6.4. Biaya lain- lain
Tabel 13. Biaya Lain-lain Produksi empek-empek ikan tete Selama 1 Kali Produksi
45 porsi
No
Jenis biaya
Perkiraan (Rp)
Biaya/hari (Rp)
1
Biaya listrik
5.000
714
2
Biaya Air
1.000
143
3
Transportasi
10.000
1.429
4
Sewa tempat
5.000
714
Total
3.000
6.5. Rekapitulasi Biaya Produksi
Tabel 14. Rekapitulasi Biaya Produksi empek-empek ikan tete Selama 1 kali
produksi Untuk 45 porsi
No
Jenis Pembiayaan
Formulasi ikan tete
1
Biaya depresiasi alat
Rp. 564
2
Biaya bahan baku
Rp. 74.990
3
Biaya tenaga kerja
Rp. 41.666
4
Biaya lain-lain
Jumlah
Rp. 3.000
Rp. 120.220
32
Agribisnis Pertanian
Laporan proyek Usaha Mandiri
6.6. Produksi dan Pendapatan
Tabel 15. Rekapitulasi Biaya Produksi dan Pendapatan empek-empek ikan tete
Selama 1 Kali Produksi Untuk 45 porsi
N
Jenis produk
Satuan
Jumlah
Harga/porsi Pendapatan
o
Produksi
(Rp)
(Rp)
1 Empek-empek lenjer
Porsi
25
5.000
125.000
1 Empek-empek kapal selam Porsi
20
6.000
120.000
Jumlah
245.000
Ket:
* Pendapatan
= Jumlah Produksi x Harga/porsi
6.7. Analisa Laba Rugi
Tabel 16. Analisis Laba empek-empek ikan tete Selama 1 Kali Produksi Untuk 45
porsi
No
Keterangan
Total
Ikan tete
Rp. 245.000
A
Pendapatan
- Utama
A1 Total pendapatan
Rp. 245.000
B1 Biaya
- Biaya Bahan Baku
Rp. 74.990
- Biaya Tenaga Kerja
Rp. 41.666
- Biaya Penyusutan Alat
Rp.
564
- Biaya Lain- lain
Rp. 3.000
Total Biaya
Rp. 120.220
C
Laba
Rp. 124.778
6.8. . R/C Ratio
* R/C Ratio empek-empek ikan tete
R/C Ratio
= Pendapatan
Biaya
R/C Ratio
= 245.000
120.220
= 2,04
R/C ratio pada empek-empek ikan tete adalah 2,04, berarti usaha ini layak untuk
dilaksanakan.
33
Agribisnis Pertanian
Laporan proyek Usaha Mandiri
6.9. Analisis Profitabilitas (PR)
* Analisis Profitabilitas empek-empek ikan tete
PR = TR - TC x 100%
TC
PR = 245.000 – 120.220 x 100%
120.220
= 104 %
Tingkat keuntungan yang diperoleh empek-empek ikan tete 104 %.
7.0. BEP Produksi
* BEP Produksi empek-empek ikan tete
BEP Produksi = Biaya Total
Hargaproduk/porsi
= 120.220
5.500/porsi
= 22 porsi
Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa titik impas atau titik modal
dari produksi empek-empek ikan tete adalah pada skala produksi 22 porsi.
7.1. BEP Harga
* BEP Harga empek-empek ikan tete
BEP Harga = Total biaya
Jumlah Produksi
BEP harga = 120.220
45 porsi
= 2.672
Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa titik impas atau
pulang pokok dari produksi empek-empek adalah pada harga Rp. 2.672.
34
Agribisnis Pertanian
Laporan proyek Usaha Mandiri
Berdasarkan BEP harga maka rencana harga penjualan produksi empek-empek
ikan tete adalah sebesar Rp. 5.500/porsi.
35
Agribisnis Pertanian
Laporan proyek Usaha Mandiri
VII. PEMBAHASAN
7.1. Aspek Pasar
Aspek pasar dan pemasaran menempati urutan pertama dalam studi kelayakan
usaha. Pada dasarnya pasar dapat diartikan sebagai tempat pertemuan antara penjual
dan pembeli, atau tempat dimana kekuatan-kekuatan permintaan dan penawaran
saling bertemu untuk membentuk suatu harga.
Menurut Stanton
pasar adalah
kumpulan orang- orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk belanja
dan kemauan untuk membelanjakannnya.
Kebutuhan akan empek-empek dari survey yang dilakukan untuk sampel 10
orang.
Mengahabiskan
20
porsi/minggu,
maka
didapatkan
perharinya
(0,28/porsi/Orang), jika diprediksi dalam skala tahunan maka didapatkan (0,28x365
hari) = 102.2 porsi/tahun/orang).
Jenis produk yang dipasarkan yaitu berupa empek-empek ikan tete, harga
jual/porsi nantinya disetarakan dengan harga pasar yang berlaku. Hasil produksi
nantinya akan dijual dipasar lokal, warung-warung dan koperasi yang khususnya
disekitar Tanjung Pati.
Prospek pasar empek-empek sangat terbuka, karena banyak peminat dan
menyukai makanan ini. Oleh sebab itu proyek ini sangat menguntungkan, empekempek sangat enak rasanya. Harganya pun terjangkau oleh masyarakat. Berapapun
yang diproduksi oleh Proyek Usaha Mandiri laku terjual, laris dipasaran.
Harga produk empek-empek ikan tete yaitu Rp. 5.000/porsi untuk lenjer dan
Rp. 6.000/porsi, harga ini tidak berbeda dari perusahaan pesaing tanpa melupakan
36
Agribisnis Pertanian
Laporan proyek Usaha Mandiri
keuntungan bagi perusahaan.
Harga ini juga merupakan harga perkenalan agar
empek-empek ikan tete laku dipasaran. Diskon atau potongan harga juga diberikan
yang besarnya ditetapkan berdasarkan negosiasi sewaktu proses jual beli. Syarat
pembayaran tidak dilakukan konsumen melakukan pembelian secara tunai.
7.2. Aspek Produksi
Dari segi produksi, produk empek-empek ikan tete sangat berkhasiat
mengandung albumin yang merupakan protein penting yang di perlukan oleh tubuh
untuk membantu proses penyembuhan luka.. Oleh sebab itu produk empek-empek
ikan tete sangat diminati oleh masyarakat.
Produk ini merupakan makanan sehat yang kaya akan nilai gizi, empekempek ikan tete ini bisa di jadikan sebagai pengganti dari makanan lain seperti
bakso, mie ayam,dll. Empek-empek biasa disajikan dengan menggunakan saus yang
berwarna kecoklatan atau biasa disebut cuka. Empek-empek ikan tete juga menjadi
makanan pada saat sedang berkumpul dengan keluarga baik itu pagi, siang atau sore
hari kapanpun dan dimanapun.
Setelah diolah empek-empek ikan tete ini tidak lagi menjadi makanan yang
hanya dikonsumsi oleh masyarakat kalangan menengah kebawah, namun akan
menjadi makanan untuk seluruh masyarakat. Dengan demikian tidak ada lagi yang
namanya produk yang hanya milik masyarakat kalangan atas saja. Dengan begitu
akan tercipta kesamaan derajat.
Pemilihan bahan baku merupakan hal yang paling penting sebelum memulai
proses pengolahan. Hal ini bertujuan untuk memperoleh bahan baku dengan mutu
37
Agribisnis Pertanian
Laporan proyek Usaha Mandiri
yang baik dan sesuai dengan keinginan kita. Ikan tete yang digunakan adalah ikan
yang masih segar dan tidak busuk ataupun kerusakan fisik dari ikan, ikan yang
dipilih adalah ikan yang bagus dan tidak rusak fisiknya, masih segar. Begitu juga
dengan telur dipilh telur yang bagus, tidak retak, tidak busuk. Begitu juga halnya
tepung tapioka yang dipilih adalah yang berkualitas nomor satu. Dipilih yang masih
baru dan bebas dari bau apek. Begitu juga dengan bahan baku lainnya.
7.3. Aspek Finansial
Tabel 17. Perbandingan biaya antara ikan tete dengan ikan tenggiri.
No
Keterangan
Total
Ikan tete
Ikan tenggiri
Rp. 245.000
A Pendapatan
- Utama
A1 Total pendapatan
Rp. 245.000
B1 Biaya
- Biaya Bahan Baku
Rp. 74.990 Rp. 87.990
- Biaya Tenaga Kerja
Rp. 41.666 Rp. 41.666
- Biaya Penyusutan Alat
Rp.
564 Rp.
564
- Biaya Lain- lain
Rp.
3.000 Rp. 3.000
Total Biaya
Rp. 120.220 Rp. 133.220
C Laba
Rp. 124.778 Rp. 111.780
R/C ratio
2,04
1,84
PR
104 %
84 %
BEP Produksi
22
24
BEP Harga
2.672
2.960
Dari segi aspek Finansial (keuangan), pembelian bahan baku dengan harga
yang terjangkau, dan mudah didapat. Biaya pembuatan produk empek-empek ikan
tete lebih murah dibandingkan pembuatan empek-empek ikan tenggiri, Sehingga
upaya peningkatan keuntungan tercapai.
38
Agribisnis Pertanian
Laporan proyek Usaha Mandiri
Pelaksanaan Proyek Usaha Mandiri (PUM) yang berjudul “Efisiensi Biaya
Dalam
Produksi
Empek-empek
Dengan
Menggunakan
Ikan
Tete
Untuk
Meningkatkan Keuntungan”.
Memperoleh pendapatan penjualan sebesar Rp. 124.778 selama 1 kali
produksi. Untuk menjadikan usaha ini layak, maka keuntungan yang diharapkan
minimum Rp. 5.989.344/tahun. Keuntungan dari pembuatan empek-empek ikan tete
ini pertahun dengan asumsi 12 bulan (48 minggu). Dengan kapasitas
produksi/minggu 45 porsi empek-empek ikan tete. Produksi dalam setahun adalah
45 porsi x 48 minggu = 2.160 porsi empek-empek ikan tete setahun.
Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa titik impas atau titik
modal dari produksi empek-empek ikan tete adalah pada skala produksi 22 porsi.
Sedangkan empek-empek ikan tenggiri pada skala produksi 24 porsi. Berdasarkan
BEP Produksi maka rencana produksi empek-empek ikan tete untuk satu kali
produksi adalah sebanyak 45 porsi.
Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa titik impas atau pulang
pokok dari produksi empek-empek ikan tete adalah pada harga Rp. 2.672. Sedangkan
empek-empek ikan tenggiri adalah Rp. 2.960. Berdasarkan BEP harga maka rencana
harga penjualan produksi empek-empek ikan tete adalah sebesar Rp. 5.500/porsi.
R/C yang diperoleh empek-empek ikan tete sebesar 2,04 , empek-empek ikan tenggiri
sebesar 1,84. Dan analisis profitabilitas lebih tinggi empek-empek ikan tete yaitu
sebesar yaitu sebesar 104 % dibandingkan empek-empek ikan tenggiri yaitu sebesar
84 %.
39
Agribisnis Pertanian
Laporan proyek Usaha Mandiri
7.4. Uji Organoleptik
Tabel 18. Hasil uji organoleptik berdasarkan tingkat kesukaan konsumen
Panelis
Rasa
Warna
Aroma
Tekstur
1
4
3
4
5
2
4
3
4
4
3
4
4
4
5
4
4
3
4
4
5
4
4
4
3
6
4
3
3
4
7
3
4
4
4
8
4
4
3
5
9
3
3
4
4
10
4
4
3
5
Total
38
35
40
43
Rata-rata
4
4
4
4
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata konsumen
menyukai empek-empek ikan tete.
40
Agribisnis Pertanian
Laporan proyek Usaha Mandiri
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
8.1. Kesimpulan
Dari uraian mengenai masalah dan tujuan yang telah dikemukakan pada bab
sebelumnya dapat disimpulkan bahwa ;
1. Proyek Usaha Mandiri (PUM) ini telah membuka peluang untuk berusaha bagi
mahasiswa dan membuka ketelitian dalam melihat peluang pasar yang ada, dan dapat
mengembangkan jiwa kewirausahaan.
2. Pembuatan empe-empek
dengan menggunakan ikan tete ini bertujuan untuk
mengembangkan olahan dari ikan tete dan juga untuk meningkatkan keuntungan.
3. Pengolahan empek-empek ikan tete ini terbukti dapat meningkatkan nilai jual dari
ikan tete.
4. Pengolahan empek-empek ikan tete merupakan diversifikasi dari produk olahan
ikan tete yang selama ini jarang diolah untuk makanan tambahan.
5. Harga dari produk empek-empek ikan tete dapat ditentukan dengan adanya analisa
terhadap biaya-biaya yang menunjang berlangsungnya proses produksi, dimana total
biaya produksi untuk satu kali produksi Rp. 120.220. Dengan harga/porsi Rp. 5.000
untuk lenjer dan Rp. 6.000 untuk kapal selam, dan keuntungan yang diperoleh dalam
satu kali produksi sebesar Rp. 124.778 . Dengan kapasitas produksi sebanyak 45
porsi.
6. Upaya peningkatan keuntungan yang diperoleh menggunakan ikan tete
dibandingkan ikan tenggiri selisih keuntungannya sebesar Rp. 13.000 (17 %)
41
Agribisnis Pertanian
Laporan proyek Usaha Mandiri
8.2. Saran
Untuk kemajuan yang akan datang agar produk empek-empek ikan tete ini dapat
dikembangkaan dalam skala industri, maka :
1. Penggunaan ikan tete pada pembuatan empek-empek dapat meningkatkan
keuntungan tanpa merubah cita rasa dan nilai gizinya.
42
Agribisnis Pertanian
Laporan proyek Usaha Mandiri
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta. Gramedia.
BPS. 2009. Limapuluh kota dalam angka. Badan pusat statistik. Payakumbuh
Budi Sutomo. 2008. Kandungan tepung terigu. http: // myhobby blogs.com/food/
Dapur Deddy Rustandi. Com/…/index.php?...tepung terigu… Tembolok Mirip.
Dr. Burhanudin. R. MA. 2005Gula Aren. Blogspot. Com. Tembolok Mirip
Dr Setiawan Dalimartha. 2006. Khasiat Cabe rawit. Gramedia. Jakarta
Evawati, Nurzarah. T, Syuriani. S. 2008. BKPM Teknologi Pangan. Politeknik
Pertanian Universitas Andalas.
Harianto, Bagus. 2007. 22 Peluang Bisnis Makanan Untuk home Industry. Jakarta
Agromedia
Harni , 2003. Kandungan Gizi Tepung Tapioka.
Kottelat . 1993. Www. Fishforum. Com. Kolektor spesies keluarga ikan tete. Html
Tembolok Mirip
Prof.Dr. Ir. Eddy Suprayitno MS. 2009. Resep Sedap.
Tembolok. Mirip
Com/balado ikan tete.
Redaksi Agro Media, 2007. 20 Peluang Bisnis Makanan. Jakarta : Agro Media
Pustaka
Suprapto. 2002 komposisi nilai gizi telur. Kanisius. Jogjakarta
Suryadhie. 2005. Kandungan dalam buah mentimun.
43
Agribisnis Pertanian
Download