MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI PROGRAM STUDI AGRIBISNIS JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MODUL PERKULIAHAN Workforce Management Dalam Perusahaan Agribisnis Dipersiapkan sebagai materi perkuliahan oleh : Wisynu Ari Gutama, SP, MMA dan Dina Novia, SP.MSi Modul 3 WORKFORCE MANAGEMENT DALAM PERUSAHAAN AGRIBISNIS DESKRIPSI Modul ketiga ini disusun sebagai materi pembelajaran untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai pengertian tentang perencanaan proses produksi dan kapasitas produksi, serta desain proses produksi. Sedangkan pada materi pembelajaran kedua berisi tentang perencanaan lokasi pabrik, layout pabrik dan sistem material and handling. Dan untuk materi pembelajaran ketiga, mahasiswa akan mempelajari tentang workforce management. Bahan Kajian 3 “Workforce Management” dalam Perusahaan Agribisnis STRATEGI SUMBER DAYA MANUSIA Tujuan Strategi Sumber Daya Manusia adalah mengelola tenaga kerja dan merancang pekerjaan sehingga orang-orang dapat diberdayakan secara efektif dan efesien. Seiring kita memusatkan perhatian p[ada srategi sumber daya manusia kita juga harus memastikan bahwa orang-orang : 1. Diberdayakan secara efesien dalam batas batas keputusan manajemen operasi lainnya; 2. Memiliki kualitas lingkungan kerja yang memadai dalam atmosfer yang penuh dengan komitmen dan kepercayaan satu sama lain (Heizer dan Render, 2009). Batasan dalam Sumber Daya Manusia Strategi Produk : Keahlian, Bakat, Bahan dan Keamanan Jadwal : Waktu satu hari, Waktu satu tahun, stabilitas jadwal Strategi Proses : Teknologi, Mesin, Keamanan STRATEGI SDM Strategi Lokasi : Iklim, suhu, kebisingan, cahaya dan kualitas udara Perbedaan Perorangan : Kekuatan dan kelelahan, pemrosesan dan tanggap info Strategi Tata Letak : Posisi yg tetap, Prosess, Sel Kerja, Produk 2 Seperti terlihat bada bagan bahwa keputusan yang dibuat mengenai orang kerap dibatasi oleh keputusan yang lain. Pertama bauran produk dapat menentukan apakah tenaga kerja yang ada merupakan tenaga kerja musiman atau tetap. Kedua, teknologi, peralatan, dan proses mungkin memiliki implikasi pada keamanan dan kandungan pekerjaan. Ketiga, keputusan lokasi mungkin berdampak pada lingkungan kerja dimana para karyawan bekerja. Dan terakhir, keputusan tata letak seperti lini perakitan atau sel kerja akan mempengaruhi muatan pekerjaan (Heizer dan Render, 2009). LINGKUNGAN KERJA DALAM PERUSAHAAN Lingkungan kerja di dalam suatu perusahaan sangat penting untuk diperhatikan oleh manajemen perusahaan yang akan mendirikan pabrik untuk perusahaan tersebut. Penyusunan suatu sistem produksi yang baik tidak akan dapat dilaksanakan dengan efektif apabila tidak di dukung dengan lingkungan kerja yang memuaskan di dalam perusahaan yang bersangkutan. Pabrik yang didirikan oleh perusahaan apapun pada umumnya diharapkan akan dapat berproduksi dengan tingkat produktivitas yang tinggi, efesiensi kerja yang tinggi dan biaya produksi yang dapat diusahakan menjadi serendah-rendahnya. Hubungan antara lingkungan kerja yang baik dengan tingginya tingkat produktivitas kerja para karyawan di dalam suatu perusahaan agribisnis memang tidak perlu untuk diragukan lagi. Lingkungan kerja yang cukup memuaskan para karyawan perusahaan akan mendorong para karyawan perusahaan tersebut untuk bekerja dengan sebaikbaiknya sehingga pelaksanaan proses produksi di dalam perusahaan tersebut akan dapat berjalan dengan baik pula. Untuk dapat mengadakan penyusunan perencanaan lingkungan kerja di dalam suatu perusahaan agribisnis dengan baik maka manajemen perusahaan yang bersangkutan harus benar-benar mengetahui tentang lingkungan kerja yang dipersiapkan untuk perusahaannya tersebut. Hal ini dapat dilaksanakan dengan baik apabila manajemen perusahaan yang bersangkutan juga mengetahui unsur-unsur apa saja yang penting yang akan menentukan lingkungan kerja untuk para karyawan yang bekerja di dalam perusahaan tersebut. Secara umum lingkungan kerja di dalam suatu perusahaan akan merupakan lingkungan dimana para karyawan tersebut melaksanakan tugas dan pekerjaannya sehari-hari. Namun demikian untuk memperjelas masalah ini maka lingkungan kerja di dalam perusahaan itu akan dapat dibagi lagi menjadi beberapa bagian atau aspek pembentuk lingkungan kerja yang lebih terperinci. Adapun beberapa bagian tersebut adalah : 1. Pelayanan karyawan Merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk pembentukan lingkungan kerja karyawan di dalam suatu perusahaan yang bersangktan. Dengan pelayanan karyawan (oleh perusahaan) yang baik maka para karyawan akan memperoleh kepuasan dalam penyelesaian kerja yang dilaksanakannya dalam perusahaan. Kepuasan yang diperoleh 3 para karyawan dalam melaksanakan tugasnya ini akan sangat mempengaruhi tingkat produktivitas kerja. Para karyawan yang merasa memperoleh pelayanan yang baik dari perusahaan dimana mereka bekerja akan dapat menumbuhkan gairah kerja yang lebih tinggi, rasa tanggung jawab terhadap penyelesaian kerja yang lebih besar serta dapat menjaga nama perusahaan dengan sebaik-baiknya. 2. Kondisi kerja Kondisi kerja yang tidak memadai akan dapat menimbulkan penurunan tingkat produktivitas kerja. Sebagai salah satu contoh misalnya kurangnya penerangan yang diperlukan akan mengakibatkan ketelitian kerja para karyawan tersebut akan menurun di samping kelelahan kerja akan lebih cepat datang. 3. Hubungan karyawan di dalam perusahaan Hubungan karyawan akan ikut menentukan tingkat produktivitas kerja. Hubungan yang tidak serasi akan menurunkan tingkat produktivitas kerja. Hal itu disebabkan karena di dalam penyelesaian tugas-tugasnya para karyawan akan merasa terganggu atau diganggu dengan hal-hal lain sebagai akibat tidak serasinya hubungan karyawan yang ada di dalam perusahaan. Perencanaan Tenaga Kerja Perencanaan tenaga kerja adalah cara menentukan kebijakan karyawan yang berkaitan dengan stabilitas tenaga kerja, jadwal kerja dan aturan kerja (Heizer dan Render, 2009). Kebijakan Stabilitas Tenaga Kerja Stabilitas tenaga kerja berkaitan dengan jumlah karyawan yang dikelola oleh sebuah organisasi pafda suatu waktu tertentu. Terdapat dua kebijakan dasar yang berkaitan dengan stabilitas. 1. Ikuti permintaan dengan tepat Dengan mengikuti permintaan secara tepat akan menjaga biaya tenaga kerja langsung yang terkait dengan produksi tetapi akan menimbulkan biaya yang lain yang meliputi biaya perekrutan dan pemberhentian karyawan, asuransi pengangguran, dan upah yang lebih tinggi untuk menarik karyawan agar dapat menerima pekerjaan yang tidak stabil. Kebijakan ini cenderung memperlakukan tenaga kerja sebagai biaya variabel. 2. Menjaga jumlah karyawan konstan Dengan mempertahankan jumlah karyawan konstan berarati perusahaan mempertahankan karyawan yang terlatih dan menjaga biaya perekrutan, pemberhentian dan pengangguran menjadi minimum. Walaupun demikian, dengan dipertahankannya jumlah karyawan secara konstan para karyawan mungkin tidak dimanfaatkan sepenuhnya saat permintaan rendah dan perusahaan mungkin tidak memiliki sumber daya manusia yang dibutuhkan saat permintaan tinggi. Kebijakan ini cenderung memperlakukan biaya tenaga kerja sebagai biaya tetap. 4 RANCANGAN KERJA Menurut Heizer dan Render, 2009, rancangan kerja menetapkan tugas-tugas yang terkandung dalam suatu pekerjaan bagi seseorang atau sebuah kelompok. Terdapat lima komponen rancangan kerja yaitu : 1. Spesialisasi tenaga kerja atau spesialisasi pekerjaan Pentingnya rancangan kerja sebagai sebuah variabel manajemen dikaitkan pada ekonom abad ke-18, Adam Smith yang membagi tenaga kerja sebagai spesialisasi tenaga kerja atau spesialisasi pekerjaan akan membantu mengurangi biaya tenaga kerja yang memiliki banyak keahlian. Hal ini dapat dicapai dengan cara : Pengembangan ketangkasan dan pembelajaran yang lebih cepat oleh karyawan karena adanya pengulangan Lebih sedikit waktu yang terbuang karena karyawan tidak perlu mengubah pekerjaan atau perangkat kerja Pengembangan perangkat-perangkat khusus dan pengurangan investasi karena setiap karyawan hanya memiliki sedikit perangkat kerja yang dibutuhkan untuk tugas tertentu. 2. Ekspansi pekerjaan Pekerjaan dimodifikasi dalam berbagai cara. Pendekatan yang pertama adalah pemekaran pekerjaan, yang terjadi saat tugas yang ditambahkan membutuhkan keahlian yang sama pada pekerjaan yang ada sekarang. Rotasi pekerjaan adalah sebuah versi pemekaran pekerjaan yang terjadi saat karyawan diperbolehkan berpindah dari suatu pekerjaan khusus ke pekerjaan khusus lain. Pendekatan lainnya adalah pengayaan pekerjaan yang menambahkan perencanaan dan pengendalian pekerjaan. Kelanjutan dari pengayaan pekerjaan yang dikenal luas adalah pemberdayaan karyawan yang merupakan praktik dalam memperkaya pekerjaan sedemikian hingga karyawan menerima tanggung jawab untuk beragam keputusan yang biasanya dikaitkan dengan stafa ahli. Pemberdayaan karyawan membantu mereka “merasa memiliki” pekerjaan mereka sehingga memiliki minat dalam diri mereka sendiri untuk meningkatkan kinerja mereka. 3. Komponen psikologis dari rancangan kerja Penelitian hawthorne memperkenalkan psikologi ke tempat kerja. Penelitian ini dilakukan pada akhir tahun 1920 yang memberikan kesimpulan bahwa terdapat sistem sosial yang dinamis di tempat kerja. Delapan puluh tahun kemudian Hackman dan Oldham melakukan penelitian lanjutan yang menemukan bahwa dengan memadukan sebagian besar hasil kerja ke dalam lima sifat rancangan kerja yang diinginkan yaitu : Keragaman keahlian yang mensyaratkan karyawan untuk menggunakan beragam keahlian dan bakat Identitas pekerjaan yang membolehkan karyawan untuk memandang pekerjaan sebagai sebuah kesatuan dan mengenali titik awal dan akhir pekerjaan tersebut. 5 Makna pekerjaan yang memberikan pemahaman bahwa pekerjaan tersebut berdampak pada organisasi dan masyarakat. Otonomi yang menawarkan kebebasan, kemandirian dan hak memutuskan Umpan balik yang memberikan informasi yang jelas secara rutin tentang kinerja 4. Tim yang mandiri Banyak organisasi kelas dunia telah mengadopsi tim-tim untuk membantu perkembangan kepercayaan dan komitmen satu sama lain dan menyediakan sifat-sifat pekerjaan inti. Satu konsep tim yang perlu diperhatikan adalah tim yang mandiri yaitu sekelompok orang yang diberdayakan dan bekerjasama untuk meraih sebuah tujuan yang sama. Tim-tim seperti ini dapat dikelola untuk tujuan jangka panjang atau tujuan jangka pendek dan efektif karena pada dasarnya mereka dapat menyediakan pemberdayaan karyawan, memastikan adanya sifat-sifat pekerjaan inti dan memuaskan banyak kebutuhan psikologis anggota tim secara individu. Jika rancangan kerja yang memperluas, meningkatkan, memberdayakan dan menggunakan tim sudah baik lalu timbul pertanyaan mengapa tidak digunakan di seluruh organisasi? Hal itu disebabkan karena kendala biaya yang dirinci sebaga berikut : Biaya modal yang lebih tinggi. Perluasan pekerjaan mungkin membutuhkan fasilitas yang mengeluarkan biaya lebih besar daripada pekerjaan dengan tata letak biasa. Perbedaan perorangan. Beberapa penelitian mengindikasikan banyak karyawan memilih pekerjaan yang lebih sederhana dan tidak rumit Tingkat upah yang lebih tinggi. Pekerjaan yang diperluas mungkin membutuhkan upah yang lebih tinggi di atas rata-rata daripada pekerjaan yang tidak diperluas Ketersediaan tenaga kerja yang lebih sedikit. Karena pekerjaan yang diperluas membutuhkan keahlian yang lebih tinggi dan penerimaan tangung jawab yang lebih berat, persyaratan ini pun meningkat Biaya pelatihan yang lebih tinggi. Perluasan pekerjaan memerlukan pelatihan oleh karena itu anggaran pelatihan harus ditingkatkan. 5. Motivasi dan sistem insentif Pembahasan mengenai komponen psikologis dari suatu rancangan kerja memberikan pandangan pada sejumlah faktor yang berkontribusi pada kepuasan kerja dan motivasi. Sebagai tambahan bagi faktor psikologis terdapat faktor keuangan. Uang sering bertindak sebagai penggerak psikologis sekaligus juga penggerak finansial. Penghargaan keuangan dapat berbentuk bonus, bagi hasil dan keuntungan serta sistem insentif. Bonus yang biasanya berbentuk pilihan tunai atau kepemilikan saham sering digunakan pada tingkat eksekutif untuk memberikan penghargaan manajemen. Sistem bagi hasil memberikan sebagian keuntungan perusahaan kepada para karyawannya dan sistem insentif didasarkan pada produktivitas perorangan atau kelompok yang digunakan di seluruh dunia dalam berbagai bentuk. 6 ANALISIS METODE Analisis metode berfokus pada bagaimana sebuah tugas dikerjakan. Apakah pekerjaan itu berupa pengendalian sebuah mesin, pembuatan atau perakitan komponen, bagaimana sebuah pekerjaan dikerjakan mengakibatkan adanya perbedaan pada kinerja, keamanan dan kualitas. Analisis metode dan teknik –teknik yang berkaitan sangat berguna dalam lingkungan kantor serta pabrik. Teknik metode digunakan untuk menganalisis hal-hal : 1. Pergerakan orang atau bahan yang dilakukan dengan menggunakan diagram alir dan diagram proses dengan tingkat perincian yang bervariasi 2. Aktivitas manusia dan mesin serta aktivitas kru yang dilakukan dengan menggunakan diagram aktivitas (diagram manusia-mesin dan diagram kru) 3. Pergerakan anggota badan (terutama lengan dan tangan) yang dilakukan dengan menggunakan diagram gerakan mikro Terdapat beberapa teknik yang berbeda untuk melakukan pengukuran kerja yaitu pertama metode pendekatan studi langsung dimana observasi dilakukan terhadap para pekerja yang terdiri dari time study dan sampling activity. Kedua pendekatan studi tidak langsung yang terdiri dari waktu sintetis, waktu gerakan yang ditetapkan lebih dahulu dan estimasi analisis. Dari kedua metode tersebut yang paling terkenal dan paling banyak digunakan adalah metode langsung yaitu time study dan sampling activity. TUGAS PEMBELAJARAN 3 1. Cari penjelasan lebih lanjut tentang perencanaan lingkungan kerja yang meliputi pelayanan karyawan, kondisi kerja dan hubungan karyawan (secara umum) dari berbagai sumber buku (minimal satu sumber buku) dan informasi di internet dengan menggunakan search engine (yahoo, google, dll). Catatan : untuk sumber dari buku bisa di copy sedangkan file dari internet di bakar pada sebuah cd. Usahakan agar masing-masing kelompok menggunakan sumber buku yang berbeda 2. Gunakan data yang telah anda dapatkan tersebut (tugas no 1) dan aplikasikan ke dalam perusahaan agribisnis yang anda pilih. Paparkan dengan jelas bagaimana penerapannya dalam perusahaan agribisnis anda. 3. Cari penjelasan tentang metode pengukuran kinerja dengan pendekatan studi langsung dan buatlah contoh perhitungannya dengan studi kasus pada perusahaan agribisnis yang telah anda tentukan pada poin 2 di atas. 7 RANCANGAN TUGAS 1.Metodologi dan acuan tugas: a. Mengerjakan tugas secara berkelompok b. Baca modul, dan rujukan pustaka yang dianjurkan yaitu: Agus Ahyari,1986. Manajemen Produksi.Perencanaan Sistem Produksi. Buku 1 dan 2.BPFE Yogjakarta Zulian Yamit,2003. Manajemen Produksi dan Operasi. Ekonisia. Fakultas Ekonomi UII. Yogyakarta Pangestu Subagyo,2000. Manajemen Operasi.BPFE. Yogyakarta Supari Dh.2001.Manajemen Produksi dan Operasi Agribisnis Hortikultura. Seri Praktek Ciputri Hijau. PT.Elex Media Komputindo. Jakarta Sukanto Reksohadiprodjo.1985. Management Produksi. BPFE Yogjakarta T.Hani Handoko.1984.Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi. BPFE. Yogjakarta Sumber-sumber lain 2. Keluaran tugas: a. Dokumen pada poin 1 (sumber buku) tidak dijilid dan hanya di copy saja, lalu diperforasi dan dihimpun dalam ordner kelompok sedangkan cd berisi file juga disertakan. b. Buat file untuk dipresentasikan yang berisi tentang tugas pembelajaran 3 pada poin 2 dan poin 3 dengan menggunakan media presentasi (MS ppt, openoffice,flash, dll pilih salah satu). 8