SIARAN PERS KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-23528446/Fax: 021-23528456 www.depdag.go.id SIARAN PERS BERSAMA KEMENTERIAN LUAR NEGERI Pertemuan Ke-20 Komisi Bersama (Mixed Commission) Kerjasama Ekonomi Bilateral Indonesia-Belanda Jakarta, 4 Maret 2010 - Pemerintah Indonesia dan Belanda menyelenggarakan pertemuan ke20 Komisi Bersama (Mixed Commission) Kerjasama Ekonomi Bilateral, hari ini di Hotel Borobudur, Jakarta. Pertemuan Komisi Bersama yang secara rutin dilaksanakan setiap dua tahun sekali dipimpin secara bersama-sama (Co-Chair) oleh Direktur Jenderal Amerika dan Eropa, Kementerian Luar Negeri RI, Duta Besar Retno L.P. Marsudi, dan Direktur Jenderal Hubungan Ekonomi Luar Negeri, Kementerian Ekonomi Belanda, Mr. Roderick van Schreven. Pertemuan Komisi Bersama ini ditutup oleh Menteri Perdagangan RI, Mari Elka Pangestu dan Menteri Perekonomian Belanda, Maria J.A. van der Hoeven, selaku Ketua masing-masing Delegasi. Kedua Menteri juga mengadakan Pertemuan Tete a Tete serta menyaksikan penandatanganan Agreed Minutes oleh masing-masing Co-Chair, yaitu Duta Besar Retno LP Marsudi dan Mr. Roderick van Schreven, di akhir Pertemuan Komisi Bersama. Komisi Bersama Indonesia-Belanda yang telah berlangsung lebih dari dua dekade ini merupakan implementasi dari Perjanjian Ekonomi Bilateral antara kedua negara yang ditandatangani pada tahun 1968. Pertemuan Komisi Bersama yang terakhir dilaksanakan di Den Haag tanggal 14 November 2007. Komisi Bersama Indonesia-Belanda akan membahas berbagai kerjasama ekonomi bilateral yang selama ini telah berjalan dengan baik, khususnya hal-hal terkait dengan kerjasama perdagangan dan investasi. Komisi Bersama juga mendengarkan laporan kegiatan Kelompok Kerja (Pokja) di bidang tertentu seperti energi, pertanian, kehutanan, perikanan serta riset dan teknologi. Kendati krisis ekonomi dan keuangan global, Indonesia senantiasa mengharapkan Belanda tetap menjadikan Indonesia sebagai mitra dagang dan tujuan investasi utama negara itu. Selama ini, Belanda merupakan mitra dagang utama yang selama periode 2004-2008 perdagangan kedua negara mengalami kenaikan sebesar 17,38%. Namun karena adanya krisis ekonomi global, pada tahun 2009 terjadi penurunan sementara volume perdagangan dari US$ 4,142 milyar pada tahun 2008 menjadi US$ 3,405 milyar pada tahun 2009. Sementara itu, Belanda juga merupakan salah satu dari investor asing terbesar di Indonesia pada tahun 2008 dengan menempati urutan ke-4 terbesar, setelah Inggris, Jerman dan Perancis dengan nilai US$ 89,9 juta meliputi 34 proyek. Disamping itu, melalui Komisi Bersama Indonesia-Belanda ini juga diharapkan dapat menegaskan kembali peran Indonesia sebagai emerging country member pada G20 yang memiliki kepentingan untuk mengawal kepentingan Indonesia dan negara-negara berkembang terkait dengan proses reformasi terhadap international financial architecture dan memberikan peran lebih berimbang dalam global forum G20 yang saat ini sedang berkembang menjadi lembaga utama yang membahas dan mengatur perekonomian global. Selain itu, kebijakan nasional untuk mendukung upaya global reformasi perubahan iklim juga akan menjadi salah satu bahasan dalam Komisi Bersama terutama terkait dengan posisi bersama untuk mendukung hasil-hasil negosiasi internasional yang berkaitan dengan upaya penanggulangan perubahan iklim. Dalam rangka mendorong ekspor produk-produk dalam negeri ke pasar Belanda, Indonesia menawarkan peningkatan kerjasama kepada Belanda dalam rangka promosi produk Kelompok Usaha Kecil dan Menengah melalui program Satu Desa Satu Produk. Upaya ini perlu dilakukan khususnya untuk mengajak peranserta pengusaha kecil dan menengah di tanah air guna mendorong promosi produk ekspor Indonesia. Pertemuan juga membahas berbagai upaya untuk mengatasi hambatan kerjasama perdagangan dan investasi kedua negara khususnya terkait dengan peraturan yang diterapkan terhadap produk dan komoditi Indonesia yang diimpor ke pasar Belanda dan Uni Eropa dan upaya untuk mengatasi hambatan investasi Belanda di Indonesia. Secara khusus, kedua delegasi akan memberikan perhatian pada beberapa komoditi ekspor, antara lain, palm oil, kakao, perikanan dan bahan-bahan kimia terkait dengan ketentuan Uni Eropa/REACH. Komisi Bersama kali ini juga membahas langkah-langkah tindak lanjut pencabutan larangan terbang secara parsial oleh Uni Eropa terhadap beberapa maskapai penerbangan Indonesia, khususnya terkait dengan rencana dibukanya kembali rute penerbangan Indonesia-Belanda oleh maskapai Garuda Indonesia. Hal ini akan menjadi momentum yang baik bagi Indonesia untuk tidak saja dapat memperkuat hubungan antar bangsa, tetapi juga untuk lebih meningkatkan hubungan ekonomi bilateral kedua negara. Sejalan dengan hal tersebut dan dalam rangka meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara dari Belanda, Indonesia juga akan mengusulkan untuk lebih meningkatkan kerjasama di bidang pariwisata, khususnya dalam hal kerjasama pengelolaan obyek dan daerah tujuan wisata. Komisi Bersama Indonesia-Belanda juga akan dipergunakan untuk memperoleh laporan perkembangan kerjasama bilateral yang dilaksanakan dalam Working Group on Energy, Working Group on Water and Sanitation, Working Group on Agriculture/Forestry and Fisheries, Working Group on Research and Technology yang akan difokuskan pada program yang sedang berjalan selama ini dan rencana target yang akan dicapai di masa depan. --selesai-Informasi lebih lanjut hubungi: Robert James Bintaryo Kepala Pusat Humas Kementerian Perdagangan Telp/Fax: 021-23528446/021-23528456 Email: [email protected]