Pidato Menteri Perindustrian pada acara Kunjungan Indonesia India

advertisement
PIDATO MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
PADA PERTEMUAN DENGAN
DELEGASI INDIA INDONESIA CHAMBER OF COMMERCE (INDCHAM)
JAKARTA, 10 JANUARI 2012
Bapak Marzuki Usman, Ketua INDCHAM;
Bapak M. Arumugum, Sekretaris Kehormatan INDCHAM;
Delegasi INDCHAM Yang Terhormat;
Bapak dan Ibu Yang Terhormat.
Assalamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh
Semoga Kedamaian Selalu Mengiringi Kita
Saudara-saudara Sekalian,
Pertama-tama perkenankanlah Saya menyampaikan selamat datang
kepada delegasi INDCHAM yang turut menghadiri pertemuan hari
ini. Selain itu, Saya juga ingin menyampaikan penghargaan Saya
kepada Saudara-saudara semua yang telah meluangkan waktunya
yang berharga untuk hadir ke tempat ini. Harapan Saya, Saudarasaudara akan mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai
arah pengembangan dan prioritas pengembangan industri di masa
yang akan datang setelah selesainya pertemuan ini. Dengan
1
pertemuan seperti yang kita lakukan saat ini mudah-mudahan
kemitraan diantara pelaku bisnis kedua negara, khususnya di sektor
industri, akan terjalin semakin erat.
Hadirin Sekalian,
Saya ingin sedikit mengingatkan kembali bahwa untuk mencapai
industri nasional yang kokoh, Pemerintah telah menerbitkan
kebijakan industri yang tertuang dalam Peraturan Presiden No.
28/2008 tentang Kebijakan Industri Nasional.
Sebagaimana yang telah dinyatakan pada Kebijakan Industri
Nasional, Indonesia memiliki Visi untuk menjadi sebuah negara
industri maju di dunia dimana pada tahun 2020 Indonesia telah
menjadi sebuah negara industri maju baru. Hal ini berarti
kemampuan industri nasional telah diakui oleh masyarakat
internasional dan merupakan penopang pertumbuhan ekonomi
modern yang inovatif dan berkelanjutan.
Dalam melaksanakan Kebijakan Industri Nasional, pada periode
2010-2014, Pemerintah akan fokus pada upaya pengembangan enam
kelompok industri prioritas sebagai rencana aksi Pemerintah untuk
meningkatkan daya saing industri nasional secara keseluruhan
Keenam Kelompok industri prioritas tersebut adalah: (1) Industri
Pertumbuhan Tinggi (otomatif, elektronika dan telematika); (2)
Industri Barang Modal (galangan kapal dan permesinan); (3) Industri
Berbasis Sumber Daya Alam (kelapa sawit, kakao, karet, rumput
laut, baja dan alumunium hulu); (4) Industri Padat Karya (tektil dan
produk tekstil, alas kaki dan furnitur); (5) Industri Kecil dan
Menengah (fesyen, kerajinan, keramik, perhiasan, dan essential
oil); dan (6) Industri Prioritas Khusus (gula, pupuk dan petrokimia).
2
Kami sangat bersyukur bahwa pertumbuhan industri manufaktur
pada Triwulan ke-III tahun 2011 menunjukkan peningkatan
signifikan dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya,
yaitu sebesar 6.98%. Pertumbuhan ini didorong oleh sektor industri
Logam Dasar Besi dan Baja yang tumbuh sebesar 15,03%; Tekstil,
Barang Kulit dan Alas Kaki sebesar 8,63%; Industri Makanan,
Minuman dan Tembakau sebesar 7,29%, serta Alat Angkutan, Mesin
dan Peralatanya sebesar 7,01%. Situasi ini tentunya diharapkan
akan terus terjadi pada tahun-tahun ke depan.
Saudara-saudara Sekalian,
Jika Saudara-saudara memperhatikan logo baru dari Kementerian
kami dapat dilihat bahwa Kementerian Perindustrian akan memberi
perhatian lebih besar pada masalah lingkungan hidup sebagai
implementasi dari pidato Presiden tentang komitmen Pemerintah
Indonesia
mengenai
Pelaksanaan
Konservasi
Energi
dan
Pengurangan Emisi CO2 di Sektor Industri pada Pertemuan G-20 di
Pittsburg tahun 2009 yang lalu. Kementerian Perindustrian telah
melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan daya saing industri,
termasuk penerapan konsep Green Industry. Komitmen kami untuk
memiliki Industri Hijau akan dilakukan melalui beberapa langkahlangkah implementasi seperti cleaner production, konservasi
energi, efisiensi sumber daya, eco-desain, eco-produk, proses daur
ulang, dan teknologi rendah karbon.
Pemerintah Indonesia juga telah memulai untuk merumuskan
kriteria ECO LABEL untuk produk-produk ramah lingkungan
(deterjen, tekstil & produk tekstil, finished leather, dan sepatu
kasual kulit). Eco label adalah label yang diperbolehkan untuk
3
digunakan oleh suatu produk yang telah memenuhi persyaratan
ramah lingkungan.
Saudara-saudara Sekalian,
Pada tahun 2005, kedua Kepala Negara kita telah meluncurkan
sebuah deklarasi bersama yang dinamai “Rencana Aksi dari
Kemitraan Strategis Baru” antara Republik Indonesia dan Republik
India, dengan target salah satunya tercapainya nilai perdagangan
bilateral sebesar US$ 10 milyar pada tahun 2010. Namun, nilai
target perdagangan bilateral tersebut ternyata telah dapat dicapai
lebih awal yaitu pada tahun 2008, dimana nilai perdagangan
bilateral telah mencapai US$ 10,1 miliar. Pada tahun 2010, jumlah
perdagangan bilateral antara Indonesia dan India sebesar US$ 13.2
miliar, dan kemudian berdasarkan perkembangan data terakhir
yang kami terima nilai perdagangan kedua negara pada periode
Januari-Oktober 2011 telah berjumlah US$ 14.87 miliar
Secara khusus pada sektor industri dalam rangka meningkatkan
kerjasama, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia dan
Ministry of Chemical and Fertilizers Republic of India telah
menandatangani sebuah piagam kemitraan sebagaimana tercantum
dalam MoU for Cooperation in the Area of Urea Manufacturing,
yang ditandatangani pada Januari 2011. Sebagai pelaksanaan dari
MoU ini kedua belah pihak telah menunjuk badan/institusi masingmasing yang akan bertanggung jawab untuk melaksanakan proyekproyek di bidang yang dikerjasamakan.
4
Hadirin Sekalian,
Pemerintah Indonesia dan India sepakat untuk melanjutkan
hubungan bilateral pada tingkat yang lebih tinggi dengan
memperluas dan memperdalam hubungan perdagangan, investasi,
dan bentuk hubungan lainnya yang lebih mempercepat kerjasama
diantara kedua negara. Mekanisme hubungan tersebut diusulkan
dalam bentuk kerjasama Indonesia-India Comprehensive Economic
Cooperation Agreement (II-CECA) yang saat ini telah menyelesaikan
study bersamanya.
Selain hal tersebut, pembentukan II-CECA, yang baru saja
menyelesaikan Konsultasi Pra-Negosiasi pada Oktober tahun 2011
yang lalu, diharapkan dapat memberikan keuntungan dan manfaat
yang lebih besar untuk kedua negara dibandingkan dengan
kerjasama serupa dalam skema AIFTA yang sekarang ini telah ada.
Pada akhirnya, Saya harap penjelasan singkat ini bisa memberikan
pandangan yang lebih luas tentang arah pengembangan industri
nasional dan masa depan industri nasional kami. Saya juga percaya
bahwa melalui upaya bersama kita dapat mempertahankan
hubungan bilateral Indonesia–India menjadi lebih besar dan lebih
kuat terutama kerjasama di bidang industri.
Terima Kasih
Wassalamu Alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh’
Mohamad S Hidayat
Menteri Perindustrian
5
Download