Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 107-114 PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA BERBASIS RECIPROCAL TEACHING PADA MATERI LINGKARAN KELAS VIII SMP NEGERI 11 KOTA JAMBI (DEVELOPMENT OF MATH STUDENT WORKSHEET BASED ON RECIPROCAL TEACHING IN 8th GRADE CIRCLE MATERIAL AT JUNIOR HIGH SCHOOL OF 11 JAMBI) Dewi Iriani1*,Okta Marlina2 Universitas Jambi, Jambi1* [email protected], 36361, 082372511104 Universitas Jambi, Jambi2 ABSTRACT Student worksheet is aprinted instructional materialsin the form of sheets of paper containing material, summary and instructions of learning tasks. This study are research and development and have aim to developvalid student worksheets based Reciprocal Teaching to improve the math learning achievement ofjunior high school students effectively. The process development trefers to the ADDIE model of which include Analysis, Design, Developmentor Production, Implementation or Delivery and Evaluations. Student worksheet assessment results by expertsare valid and categorized as “good”. Student worksheet can be categorized effectively with reference to positive students respond, as well as theability of teachers to manage learning categorized as high. This learning also effectively improve student achievement marked with 81.08 % of the students reachthe minimum completeness criteria, andthe observation of student activitiesin the learning process reaches 71.91%. Keyword : Development of student worksheet, Reciprocal Teaching, Circle ABSTRAK LKS merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian R&D yang bertujuan untuk mengembangkan LKS yang berbasi Reciprocal Teaching yang valid untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMP secara efektif. Proses pengembangan perangkat merujuk pada model ADDIE yang meliputi Analysis, Design, Development or Production, Implementation or Delivery and Evaluations. Hasil penelitian menunjukkan bahwa LKS dinilai valid oleh para ahli dengan kategori baik. LKS dapat dikategorikan efektif dengan merujuk pada siswa merespon positif, serta kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dikategorikan tinggi. Pembelajaran juga efektif meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan 81,08 % nilai siswa mencapai kriteria ketuntasan minimum, dan hasil observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran mencapai 71,91 %. 107 Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 107-114 Kata Kunci : Pengembangan LKS, Reciprocal Teaching, Lingkaran. 1. PENDAHULUAN Pada dasarnya proses pembelajaran adalah proses komunikasi antara guru dan siswa melalui bahasa verbal sebagai media utama penyampaian materi pembelajaran. Guru sebagai perencana pembelajaran dituntut untuk mampu merancang pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai jenis media dan sumber belajar yang sesuai agar proses pembelajaran berlangsung secara efektif dan efesien. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang menggunakan bahasa simbol serta mencakup konsep-konsep abstrak di dalamnya, sehingga dalam proses pembelajaran matematika diperlukan media dan sumber belajar yang dapat memfasilitasi siswa dalam memahami konsep-kosep matematika. Pemilihan, penggunaan bahan ajar dalam rangka menciptakan kegiatan pembelajaran yang efektif menjadi bagian penting dalam membantu siswa memahami konsep-konsep matematika, yang berdasarkan pemahaman yang baik tersebut diharapkan meningkatkan hasil belajar siswa.Berdasarkan hasil obesevasi pencapaian hasil belajar siswa masih rendah, hal ini ditandai dengan rata-rata persentase siswa yang tidak mencapai KKM mencapai 50 %. Menurut[3] bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Anak yang berhasil dalam belajar ialah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan-tujuan instruksional. Rendanya hasil belajar siswa tersebut terjadi karena banyak faktor, diantaranya kurang terfasilitasinya siswa dalam kegiatan pembelajaran yang dapat membentuk pengalaman balajar yang baik terkait pemahaman konsep- konsep.Pembentukan pengalaman belajar dicapai dengan menciptakan pembelajaran yang aktif, di mana siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran salah satunya melalui media lembar kerja siswa (LKS). Dalam pembelajaran di kelas guru sudah menggunakan metode, strategi maupun cara guru menyampaikan materi pelajaran sudah bervariasi, tetapi penulis melihat di sekolah SMP N 11 Kota Jambi masih kurang tersedianya bahan ajar atau buku bacaan yang menunjang, terutama bahan ajar matematika. Bahan ajar matematika khususnya LKS yang digunakan selama ini bukanlah hasil rancangan guru sendiri melainkan LKS yang dibeli dari penerbit yang dalam proses pembelajarannya siswa hanya mengerjakan latihan dan uji kompetensi. Ditinjau dari segi penyajiannya, LKS yang digunakan siswa di sekolah berisi sedikit petunjuk untuk mengarahkan kerja pada peserta didik dan hanya berisi materi dan soal–soal yang belum mengakomodasi kebutuhan siswa untuk belajar secara aktif, sehingga 108 Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 107-114 peran LKS hanya sebagai latihan soal–soal saja. LKS yang telah dimiliki siswa siswa saat ini adalah jenis LKS yang tak berstruktur. Lembar kerja siswa (LKS) adalah materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa, sehingga siswa diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri dan dapat menemukan arahan yang terstruktur untuk memahami materi yang diberikan[2]. Penggunaan LKS dalam proses belajar mengajar dapat memberikan kesempatan penuh kepada siswa untuk mengungkapkan kemampuan dan keterampilan untuk berbuat sendiri dalam mengembangkan proses berpikirnya. Untuk itu, pengembangan bahan ajar khususnya lembar kerja siswa (LKS) merupakan salah satu cara yang dapat dijadikan pertimbangan dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Pengembangan LKS diharapkan dapat menjawab atau memecahkan masalah kesulitan dalam belajar siswa. Diperlukan suatu bahan ajar khususnya lembar kerja siswa (LKS) yang dapat membantu siswa belajar secara mandiri dan lebih aktif tanpa menunggu penjelasan dari guru di kelas. Pembentukan pengalaman belajar yang berbasis pemahaman konsep dapat dicapai melalui pendekatan Reciprocal teaching, dan reciprocal teaching dalam pembelajaran para siswa ditanamkan empat strategi pemahaman mandiri secara spesifik yaitu mampu mengklarifikasi, dapat memprediksi, membuat pertanyaan dan merangkum atau meringkas[5]. Reciprocal teaching ini merupakan prosedur pengajaran atau pendekatan yang dirancang untuk mengajarkan kepada siswa tentang strategi-strategi kognitif serta untuk membantu siswa memahami bacaan dengan baik. Dengan dikembangkannya LKS berbasis reciprocal teaching ini siswa diajarkan empat strategi pemahaman diri secara spesifik, yaitu pengklarifikasian, prediksi, pengajuan pertanyaan, dan perangkuman, sehingga diharapkan siswa dapat mempelajari suatu topik atau konsep yang terdapat dalam LKS berbasis reciprocal teaching. Siswa dituntut untuk dapat memahami pokok atau inti pada topik materi yang diajarkan, memberikan contoh soal dan cara penyelesaiannya, mempertanggung jawabkan tugas serta membuat rangkuman terhadap materi atau topik yang telah dipelajari. Dengan demikian, siswa telah dilatih untuk belajar mandiri dengan memanfaatkan LKS berbasis reciprocal teaching. Pada pengembangan LKS matematika ini menggunakan pendekatan reciprocal teaching. Dengan pendekatan reciprocal teaching siswa diajarkan empat strategi pemahaman pengaturan diri spesifik, yaitu pengklarifikasian, prediksi, pengajuan pertanyaan dan perangkuman. Pada kegiatan clarifying (klarifikasi) siswa memusatkan perhatiannya pada materi yang sulit dipahami serta mengambil tindakan yang cocok bagi dirinya sendiri untuk mengetahui makna dari materi yang sulit dipahami sehingga menimbulkan rasa ingin tahu misalnya dengan bertanya, selanjutnya siswa melakukan kegiatan predicting (prediksi) mengaktifkan kembali ingatannya tentang 109 pengetahuan yang telah dimiliki dan Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 107-114 menyelesaikan permasalahan secara kelompok dengan mengikuti petunjuk-petunjuk yang telah dirancang pada LKS dan membaca buku pegangannya sebagai bantuan menyelesaikan permasalahan. Selanjutnya, melakukan questioning (menyusun pertanyaan) siswa menulis beberapa pertanyaan dan kemudian dijawab sehingga dapat mengetahui sebatas mana kemampuan pemahaman konsep siswa terhadap materi yang dipelajari. Kemudian siswa melakukan kegiatan summarizing (merangkum) siswa meringkas atau menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Kulitas produk hasil pengembangan (LKS) dalam penelitian ini dilihat berdasarkan validitas yang dicapai melalaui valid isi dan valid konstruk menurut pendapat ahli. Keefektifan LKS dapat dilihat pada kriteria keefektifan menurut Nieven. Menurut Nieven dalam[6] suatu LKS dikatakan efektif jika memenuhi indikator rata-rata skor pengerjaan tes hasil belajar siswa yang diperoleh mencapai kriteria ketuntasan minimum dan adanya respon positif siswa yang ditunjukkan melalui angket yang diberikan Bedasarkan paparan latar belakang di atas, Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) bagaimana mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS) matematika berbasis reciprocal teaching pada materi lingkaran di kelas VIII SMP? dan, (2) bagaimana keefektifan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis matematika berbasis reciprocal teaching pada materi lingkaran di kelas VIII SMP? Sejalan dengan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah: (1) menghasilkan produk LKS matematika berbasis reciprocal teaching pada materi lingkaran di kelas VIII SMP (2) mengetahui efektifitas LKS matematika berbasis reciprocal teaching pada materi lingkaran di kelas VIII SMP. 2. METODE PENELITIAN Langkah–langkah dalam membuat bahan ajar matematika berupa LKS ini dilakukan dengan mengikuti model pengembangan Analysis, Design, Development or Production, Implementation or Delivery and Evaluations (ADDIE). Sumber : Instructional design the ADDIE approach 110 Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 107-114 Langkah pertama yang dilakukan adalah menganalisis kurikulum dan karakteristik siswa. Langkah yang kedua yaitu mendesain LKS reciprocal teaching yang melalui beberapa tahapan yaitu merancang sampul LKS, merancang isi LKS validasi tim ahli dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut. Setiap pakar diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan kekurangannya dan revisi sesuai saran dan komentar. Langkah yang ketiga yaitu development dengan tahapan pembuatan produk LKS reciprocal teaching, uji coba kelompok kecil dan revisi produk. Langkah yang keempat yaitu implementasi yang peneliti lakukan pada tahap ini uji pemakaian produk LKS reciprocal teaching pada kelas sesungguhnya. Langkah yang kelima yaitu evaluasi yang dilakukan peneliti adalah memberikan post-test dan memberikan angket persepsi pada siswa tentang penggunaan LKS reciprocal teaching. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari penelitian pengembangan ini berupa (1) sebuah LKS berbasis reciprocal teaching pada mata pelajaran matematika SMP kelas VIII materi lingkaran, (2) penilaian isi materi dan desain LKS oleh ahli materi dan desain media, (3) penilaian siswa dan guru matematika terhadap LKS yang telah dibuat, (4) hasil observasi aktivitas siswa dalam belajar, (5) Persepsi atau respon siswa terhadap penggunaan LKS berbasis reciprocal teaching yang didapatkan melalui angket yang diberikan kepada siswa dan (6) hasil belajar siswa terhadap penggunaan LKS berbasis reciprocal teaching dengan memberikan post test kepada siswa kelas VIII.C SMP Negeri 11 Kota Jambi. Desain LKS ini mengacu pada langkah-langkah pembelajaran berbasis reciprocal teachingyaitu (1) clarifying (klarifikasi), (2) predicting (prediksi), (3) quationing (menyusun pertanyaan), (4) summarizing (merangkum)[5].Dalam pembahasan keseluruhan materi lingkaran pada LKS siswa dapat lebih mudah memahami karena cara berpikir siswa telah diarahkan pada uraian materi yang dikerjakan menggunakan langkah-langkah pendekatan reciprocal teaching. LKS matematika berbasis reciprocal teaching ini dilengkapi dengan kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi yang telah disebutkan pada pendahuluan LKS. Kemudian pada akhir LKS juga telah disiapkan soal yang mencakup kesuluran materi yang dibahas. Setelah selesai mendesain LKS, kemudian LKS divalidasi dengan tenaga ahli materi dan tenaga ahli desain media pembelajaran. Validasi merupakan proses penilaian rancangan produk yang dilakukan dengan memberi penilaian berdasarkan pemikiran rasional, tanpa uji coba di lapangan[1].Hasil rata-rata validasi terhadap materi dan desain 111 Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 107-114 media LKS dari keduatim ahli tersebut termasuk dalam kategori 3,40 ≤ N ≤ 4,19 ”baik” dengan rerata skor 3,82. Kemudian saran dan komentar dari tim ahli sebagai masukan bagi peneliti untuk merevisi LKS tersebut. Setelah desain dan materi LKS direvisi, peneliti melakukan uji coba produk pada kelompok kecil yang terdiri dari 2 orang guru dan 10 orang siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat [1], untuk melihat keefektifan bahan ajar yang dikembangkan dapat dilakukan dengan meminta pendapat responden. Uji coba dapat dilakukan pada kelompok terbatas Setelah dilakukan ujicoba produk LKS pada guru selanjutnya hasil penilaian tersebut termasuk dalam kategori 4,20 ≤ N ≤ 5,00: ”sangat baik” dengan rerata skor ujicoba produk 4,6. Untuk uji coba pada siswa didapat penilaian dalam kategori 3,40 ≤ N ≤ 4,19: ”baik” dengan rerata skor ujicoba produk terhadap tanggapan siswa adalah 3,96. Dari kedua penilaian tanggapan tersebut diperoleh rerata 4,28 dengan kategori ”sangat baik”. Tahap selanjutnya setelah direvisi peneliti melakukan ujicoba pemakaian pada siswa kelas VIII.C SMP Negeri 11 Kota Jambi. Pada uji coba pemakaian didapatkan hasil pengamatan dari observasi yang dilakukan guru yaitu dengan kategori “baik” atau dengan presentase 71,91 %, dilihat dari hasil belajar siswa melalui ujicoba post-test terdapat 81,08% siswa yang telah tuntas dan hasil respon siswa terhadap penggunaan LKS berbasis reciprocal teaching diperoleh persentase 40% dengan kategori sangat baik atau mendapat respon positif oleh siswa. Menyatakan bahwa revisi produk ini dilakukan, apabila dalam pemakaian kondisi nyata terdapatkekurangan dan kelemahan[4]. Sehingga, dari hasil observasi, hasil respon dan hasil belajar siswa maka LKS ini tidak perlu direvisi lagi. Maka LKS berbasis reciprocal teaching pada mata pelajaran matematika khususnya materi lingkaran yang dikembangkan dapat dikatakan efektif.LKS dikatakan efektif apabila LKS memenuhi indikator hasil belajar siswa yang telah mencapai ketuntasan dan adanya respon positif siswa yang ditunjukkan dari angket yang diberikan pada saat uji coba pemakaian LKS. 4. KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini telah menghasilkan suatu produk berupa perangkat LKS berbasis reciprocal teaching. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Dalam pengembangan bahan ajar LKS berbasis reciprocal teaching dalam mata pelajaran matematika di kelas VIII SMP ini dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu analysis (analisis), design (perancangan), development (pengembangan), dan implementation (implementasi). Pada tahap analysis (analisis) dilakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kurikulum yang digunakan di SMP tersebut dan dilakukan 112 Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 107-114 analisis karakteristik siswa untuk mengetahui karakter siswa serta pengetahuan awal siswa. Kemudian setelah itu pada tahap design (perancangan), dibuat rancangan sampul dan rancangan isi LKS sesuai dengan langkah-langkah pendekatan reciprocal teaching. Setelah LKS selesai dirancang dilanjutkan dengan validasi oleh tim ahli. Validasi ini terdiri dari validasi isi materi dan validasi desain media LKS. Dari hasil validasi tim ahli materi (validator) diperoleh rerata skor 3,75 yang termasuk dalam kategori 3,40-4,19: “baik” berdasarkan tujuh kategori yaitu kecermatan isi, ketepatan cakupan isi, ketercernaan, penggunaan bahasa, perwajahan, ilustrasi dan kelengkapan komponen.Selanjutnya validitas tergambar dari hasil penilaian ahli desain media pembelajaran diperoleh rerata skor 3,9 yang termasuk dalam kategori “baik”. Kemudian peneliti merevisi LKS sesuai dengan revisi yang disarankan.Pada tahap development (pengembangan), peneliti membuat LKS yang sudah dirancang dan direvisi sebelumnya. Setelah LKS selesai dibuat dilanjutkan dilanjutkan ke tahap uji coba kelompok kecil. Uji coba kelompok kecil dilakukan terhadap 2 orang guru mata pelajaran matematika dan 10 orang siswa non subjek penelitian. Dari hasil penilaian uji coba kelompok kecil tersebut maka LKS ini perlu direvisi karena masih terdapat kekurangan. Setelah LKS direvisi, selanjutnya dilakukan tahap implementation (implementasi) yang dilakukan pada kelas sesungguhnya yaitu kelas VIII.C SMP Negeri 11 Kota Jambi. Selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis reciprocal teaching ini, diperoleh hasil persentase rata-rata aktivitas siswa adalah 71,91% yang termasuk dalam kategori baik atau aktif. Kemudian pada tahap evaluation (evaluasi) dilakukan post-test untuk melihat hasil belajar siswa setelah menggunakan LKS dan melihat respon siswa terhadap penggunaan LKS berbasis reciprocal teaching. 2. LKS yang dikembangkan dalam penelitian ini dikategorikan efektif tergambar dari hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis reciprocal teachingpada siswa kelas VIII.C SMP Negeri 11 Kota Jambi memperoleh nilai rata-rata 81,86 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 50. Hasil persentase siswa yang tuntas sesuai KKM adalah 81,08 %. Dari hasil perhitungan persentase tersebut, dapat dilihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis reciprocal teaching dalam mata pelajaran matematika pada materi lingkaran di kelas VIII SMP ini telah memenuhi standar ketuntasan kelas yaitu 70 % siswa telah tuntas. Selain dari hasil belajar, LKS yang diberikan menunjukkan adanya respon positif dari siswa, hal ini dapat dilihat dari angket yang diberikan bahwa hasil respon siswa terhadap penggunaan LKS berbasis reciprocal teaching diperoleh persentase 40 % dengan kategori sangat baik atau mendapat respon positif oleh siswa. Dari data di atas dapat dikatakan bahwa LKS 113 Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 107-114 berbasis reciprocal teaching dalam mata pelajaran matematika materi lingkaran di kelas VIII SMP ini adalah efektif. 3. Penulis menyarankan kepada guru mata pelajaran matematika untuk menggunakan LKS berbasis reciprocal teaching dalam mata pelajaran matematika di kelas VIII SMP khususnya pada materi lingkaran pada saat mengajar, karena LKS berbasis reciprocal teaching terbukti dengan pencapaian KKM sangat baik dan mendapat respon positif dari siswa. Penulis juga menyarankan untuk dilakukan pengembangan dan penelitian selanjutnya terhadap LKS berbasis reciprocal teaching pada materi lain. 5. PUSTAKA [1]. Emzir. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo. [2]. Prastowo, Andi.2011. Panduan Kreati fMembuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: Dira Press. [3]. Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. [4]. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. [5]. Trianto.2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana. [6]. Yamasari, Yuni. 2010. Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis ICT Yang Berkualitas.Makalah Seminar Nasional Pascasarjana. 114