FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN ACEH BESAR THE FACTORS INFLUENCING THE NUTRITIONAL STATUS OF THE PREGNANT WOMEN IN ACEH REGENCY Winda Nofita¹, Darmawati² 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2 Bagian Keilmuan Keperawatan Maternitas, Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh email: [email protected]; [email protected] ABSTRAK Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk ibu hamil, yang sangat berpengaruh pada perkembangan janinnya. Jika status gizi seorang ibu kurang maka akan mempengaruhi proses kehamilan dan perkembangan janinnya.Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar. Desain penelitian yang digunakan deskriptif korelatif. Populasi berjumlah 30 ibu hamil trimester II dengan sampel 30 responden yang ditetapkan dengan metode total sampling. Waktu pengumpulan data dilakukan pada tanggal 9-14 Juli 2016. Pengumpulan data pada penelitian menggunakan kuesioner dan uji statistik menggunakan chi-square test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan paritas dengan status gizi ibu hamil dengan nilai (p-value = 0,042), ada hubungan keadaan sosial ekonomi dengan status gizi ibu hamil dengan nilai (p-value = 0,017), ada hubungan pengetahuan ibu tentang status gizi dengan status gizi ibu hamil dengan nilai (p-value = 0,020), serta ada hubungan asupan nutrisi dengan status gizi ibu hamil dengan nilai (p-value = 0,013). Diharapkan kepada pihak puskesmas untuk melakukan home visit dan penyuluhan untuk memberikan informasi terhadap ibu hamil kemudian memantau status gizi ibu selama kehamilan. Kata Kunci : Paritas, Sosial ekonomi, Pengetahuan, Gizi, Ibu hamil ABSTRACT A nutritional status is a measure of success in the fulfillment of the nutrition for pregnant women. The purpose of this research was to determine the factors influencing the nutritional status of the pregnant women in the working areas of Puskesmas (Community Health Center) Montasik, Great Aceh regency. The research design was descriptive correlative. The population included 30 pregnant women trimester II with the sample of 30 respondents taken by the total sampling method. The data collection was held on July 9-14, 2016, in the collection of the data in the research, it was used a questionnaire and the statistical test using chi-square test. The result of the research showed that there was a relationship of parity with the nutritional status of the pregnant women with a (p-value = 0.042), there was a relationship of social economy conditions and the nutritional status of the pregnant women with a (p-value = 0.017) , and there was a relationship of the mother's knowledge on the nutritional status with nutritional status of pregnant women with a (p-value = 0.020), as well as there was a relationship of the nutrient intake with the nutritional status of the pregnant women with a (p-value = 0.013). It was expected to Puskesmas (Community Health Center) to do home visits and counseling in order to provide information to pregnant mothers, and to monitor their nutritional status during the pregnancy. Keywords : Parity, Social Economy, Knowledge, Nutrition, Nutrient 1 PENDAHULUAN Status gizi merupakan status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrien. Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan. Apabila status gizi ibu buruk, baik sebelum kehamilan dan selama kehamilan akan menyebabkan berat badan lahir rendah (BBLR). Disamping itu, akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir yang mudah terinfeksi penyakit, abortus dan sebagainya (Supariasa, 2013, p.29). Menurut data bahwa lebih banyak orang yang meninggal akibat kekurangan nutrisi dari pada AIDS, malaria, dan tuberkulosis. Secara global, sekitar 842 ribu orang diseluruh dunia mengalami kekurangan nutrisi. Asia merupakan area yang terbanyak mengalami masalah nutrisi (Food and Agriculture Organization (FAO), 2013). Berdasarkan Riskesdas pada tahun 2013, proporsi Wanita Usia Subur (WUS) yang mengalami KEK, yaitu WUS dengan Lingkar Lengan Atas (LILA) kurang dari 23,5 cm, dengan proporsi ibu hamil 15-49 tahun yang menderita KEK ataupun beresiko mengalami KEK sebanyak 24,2% dengan proporsi terendah di Bali 10,1%, tertinggi di Nusa Tenggara Timur 45,5%. Walaupun proporsi ibu yang mengalami KEK tertinggi terdapat di Nusa Tenggara Timur, tetapi proporsi ibu hamil yang mengalami KEK di Aceh masih juga tergolong tinggi sebesar 20,3% (Riskesdas, 2013). Ibu hamil membutuhkan nutrisi yang banyak, baik dari segi kuantitas dan kualitasnya. Pengetahuan ibu hamil tentang menu sehat selama kehamilan menjadi bagian yang penting, dikarenakan pengetahuan yang baik akan pemenuhan kebutuhan nutrisi selama kehamilan sangat membantu ibu dalam memilih makanan bernutrisi tinggi yang dibutuhkan selama kehamilan untuk perkembangan fetal. Makanan yang dikonsumsi ibu hamil harus cukup mengandung sumber energi, karbohidrat, lemak dan protein (Nurjannah, 2014). Menurut penelitian yang dilakukan oleh lutfa, Hossain, Awal & Nesa (2015) dengan judul anthropometric assessment of nutritional status in pregnant women in different trimesters attending at the antenatal clinic of DMCH di dapatkan bahwapeningkatan berat badan selama kehamilan memiliki hubungan yang kuat dengan berat janin. Pemberian motivasi kepada ibu hamil diperlukan untuk memotivasi ibu hamil agar meningkatkan berat badan selama kehamilan agar bayi yang dilahirkan sehat (Lutfa, Hossain, Awal & Nesa, 2015). Oleh karena itu, berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti dan menggali fenomena tersebut yang dituangkan dengan judul “faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar”. METODE Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi pada ibu hamil trimester II di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar dengan pendekatan cross sectional study, melalui angket dan pengukuran. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tekniknon probability sampling yaitupengambilan sampel bukan secara acak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu sebanyak 30 responden dengan populasi semua ibu hamil trimester II pada wilayah kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar. Alat ukur yang digunakana pada penelitian ini yaitu wawancara terpimpin, angket dan pengukuran. Pada penelitian ini penliti mengguankan 2 analisa data yaitu, univariat dan bivariat. 3 HASIL Data yang diperoleh berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 30 responden ibu hamil trimester II adalah sebagai berikut: Tabel 1. Distribusi Frekuensi Data Demografi (n=30) No 1. 2. 3. 4. Kategori Umur responden (Erikson) a. 12-20 tahun (Remaja b. 21-30 tahun (Dewasa awal) c. 31-65 tahun (Dewasa akhir) Usia kehamilan a. 16 minggu b. 19 minggu c. 20 minggu d. 22 minggu e. 23 minggu f. 24 minggu Pendidikan (Depkes, 2010) a. Rendah b. Menengah c. Tinggi Pekerjaan a. Bekerja b. Tidak bekerja f % 7 20 3 23,3 66,7 10,0 3 2 10 5 2 8 10,0 6,7 33,3 16,7 6,6 26,7 3 15 12 10,0 50,0 40,0 7 23 76,7 23,3 Berdasarkan tabel 1. diatas dapat diketahui bahwa terdapat 20 responden (66,7%) pada rentang usia 26-35 tahun, 10 responden (6,7%) pada usia kehamilan 20 minggu dan 15 responden (20,0%) ibu hamil memiliki pendidikan terakhir sekolah menengah atas, serta 23 responden (76,7%) ibu hamil tidak memiliki pekerjaan/ibu rumah tangga. Tabel 2. Distribusi FrekuensiData Paritas, Sosial Ekonomi, Pengetahuan, Asupan Nutrisi Dan Status Gizi Ibu Hamil (n=30) No 1. 2. 3. 1. 2. 1. 2. No 1. 2. 1. 2. Kategori Nulipara Primipara Multipara Penghasilan kurang Pengasilan baik Pengetahuan kurang Pengetahuan baik Kategori Asupan nutrisi kurang Asupan nutrisi baik Status gizi kurang Status gizi baik f 8 10 12 20 10 9 21 f 9 21 13 17 % 26,7 33,3 40,0 66,7 33,3 30 70 % 30 70 43,3 56,7 Dari tabel 2. diatas dapat disimpulkan bahwa dari 30 responden terdapat 12 responden (40%) merupakan kategori ibu multipara. Dari 30 responden diketahui 20 responden (66,7%) memiliki penghasilan pada kategori baik. Dari 30 responden diketahui 21 responden (70%) memiliki pengetahuan tentang nutrisi pada kategori baik, dan dari 30 responden diketahui 21 responden (60%) memenuhi asupan nutrisi selama kehamilan,serta dari 30 responden diketahui 17 responden (56,7%) memiliki status gizi dengan kategori baik. Tabel 3.Hubungan Paritas Dengan Status Gizi Ibu Hamil (n=30) Paritas Nulipar/ Primipar a Multipa ra Status gizi Kurang Baik F % f % 11 61,1 7 38,9 2 16,7 83,3 PVal ue Total f 18 % 100 12 0,04 2 100 10 Berdasarkan data pada tabel 3. dapat diketahui bahwa dari 18 responden kategori nulipara dan primipara terdapat 11 responden (61,1%) dengan status gizi kurang, dan dari 12 responden kategori multipara, terdapat 10 responden (83,3%) dengan status gizi baik. Melalui uji statistik di dapatkan bahwa nilai pvalue 0,042 sehingga hipotesa null (Ho) ditolak. Hal ini berrati bahwa ada hubungan paritas dengan status gizi ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar. Tabel 4.Hubungan Keadaan Sosial Ekonomi Dengan Status Gizi Ibu Hamil (n=30) Keadaan sosial ekonomi Status gizi Kurang Baik f % f % Kurang Baik 12 1 60,0 10,0 8 9 40,0 90,0 PValu e Total f % 20 10 100 100 Berdasarkan data pada tabel 4. dapat diketahui bahwa dari 20 responden dengan jumlah penghasilan kurang dari Rp 2.118.500, terdapat 12 responden (60,0%) memiliki status gizi kurang sedangkan dari 10 responden dengan jumlah penghasilan lebih 4 0,017 dari Rp 2.118.500, terdapat 9 responden (90%) memiliki status gizi baik. Melalui uji statistik di dapatkan bahwa nilai p-value 0,017 sehingga hipotesa null (Ho) ditolak. Hal ini berrati bahwa ada hubungan keadaan sosial ekonomi dengan status gizi ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar. Tabel 5.Hubungan Pengetahuan Tentang Nutrisi Dengan Status Gizi Ibu Hamil(n=30) Penget ahuan Status gizi Kurang Baik f % f % Kurang Baik 7 6 77,8 28,6 2 15 22,2 71,4 Total f % 9 21 100 100 PVal ue 0,02 0 Berdasarkan data pada tabel 9. dapat diketahui bahwa dari 9 responden dengan pengetahuan yang kurang tentang nutrisi, terdapat 7 responden (77,8%) memiliki status gizi yang kurang sedangkan dari 21 responden dengan pengetahuan yang baik tentang nutrisi, terdapat 15 responden (71,4%) memliki status gizi yang baik. Melalui uji statistik di dapatkan bahwa nilai p-value 0.020 sehingga hipotesa null (Ho) ditolak. Hal ini berrati bahwa ada hubungan pengetahuan tentang nutrisi dengan status gizi ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar. Tabel 6.Hubungan Asupan Nutrisi Dengan Status Gizi Ibu Hamil (n=30) Asupa n nutrisi Kurang Status gizi Kurang Baik f % f % 9 75,0 3 25,0 f 12 Cukup 4 18 22,2 14 77,8 Total % 10 0 10 0 PVa lue 0,0 13 Berdasarkan data pada tabel 6. dapat diketahui bahwa dari 12 responden dengan asupan nutrisi yang kurang, terdapat 9 responden (75%) memiliki status gizi kurang sedangkan dari 18 responden dengan asupan nutrisi yang cukup, terdapat 14 responden (77,8%) memiliki status gizi yang cukup. Melalui uji statistik di dapatkan bahwa nilai pvalue 0,013 < 0,05 sehingga hipotesa null (Ho) ditolak. Hal ini berrati bahwa ada hubungan asupan nutrisi dengan status gizi ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar. PEMBAHASAN Hubungan Paritas, Keadaan Sosial Ekonomi, Pengetahuan, Asupan Nutrisi Dengan Status Gizi Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri, Soesanto & Wahyuni (2013) dengan judul hubungan paritas dan status nutrisi dengan hiperemesis gravidarum pada ibu hamil trimester 1 di RB “NH” Kuwaron Gubug Kabupaten Purwodadi dengan 44 responden di dapatkan hasil sebanyak 53,3% responden tergolong primigravida, 46,7% responden tergolong multigravida, 76,7% responden mengalami status nutrisi kurang, 23,3% responden mengalami status nutrisi normal, 63.3% responden tergolong tingkat I hiperemesis gravidarum dan 36,7% responden tergolong tingkat II hiperemesis gravidarum. Dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara paritas dan status nutrisi dengan hiperemesis gravidarum ibu hamil trimester I. Sumadi (2004) mengemukakan bahwa pendapatan yang diterima oleh penduduk akan di pengaruhi oleh tingkat pendidikan yang dimilikinya. Dengan pendidikan yang tinggi mereka akan mendapatkan kesempatan yang lebih luas untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik disertai pendapatan yang lebih besar. Sedangkan bagi masyarakat yang berpendidikan rendah mendapatkan pekerjaaan dengan pendapatan yang kecil. Menurut supariassa (2013) keadaan sosial ekonomi keluarga merupakan salah satu faktor yang menentukan jumlah makanan yang tersedia dalam keluarga sehingga turut menentukan status gizi keluarga tersebut. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Sari (2013) dengan judul faktor-faktor yang mempengaruhi status 5 gizi ibu hamil di BPS Z Kecamatan Batipuh kabupaten tanah datar tahun 2013 dengan 45 responden. Hasil yang didapatkan dari 45 responden sebanyak 21 responden (46,67%) dalam kategori mampu dan sebanyak 24 responden (53,33%) dalam kategori tidak mampu. Hasil analisis didapatkan ada hubungan antara keadaan sosial ekonomi dengan status gizi ibu hamil. Menurut UMP (2016) status ekonomi merupakan tingkat kemampuan keluarga dinilai dari pendapatan keluarga. Status ekonomi masyarakat dibedakan atas 2 kategori yaitu kategori mampu jika penghasilan keluarga ≥ Rp 2.118.500 perbulan dan kategori tidak mampu jika penghasilannya < Rp 2.118.500 perbulan. Tingkat pengetahuan menentukan perilaku konsumsi pangan, salah satunya melalui pendidikan gizi. Pendidikan gizi berusaha menambah pengetahuan dan perbaikan kebiasaan konsumsi pangan. Pengetahuan gizi mempunyai peranan penting didalam menggunakan pangan yang tepat, sehingga dapat tercapai keadaan dan status gizi yang baik. Pengetahuan sangat penting dalam menentukan baik tidaknya dalam memilih konsumsi pangan yang tepat yang pada akhirnya akan mempengaruhi status kesehatannya (Nurcahyo, 2008). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Anastasia, Joice & Damajanti (2013) dengan judul hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan status gizi selama kehamilan di Puskesmas Bahu Kota Manado. Di dapatkan nilai p value (0,00) kurang dari 0,05 dan hasil menunjukkan ada hubungan pengetahuan dengan status gizi selama kehamilan di Puskesmas Bahu Kota Manado. Nutrisi ibu hamil kebutuhannya meningkat sejak sebelum konsepsi sehingga bila tercukupi berpengaruh baik pada kesehatan ibu hamil dan bayinya (Fauziah. S., 2012, p.100). nutrisi ibu yang baik merupakan penentu utama pertumbuhan dan perkembangan janin (Benson, Raphl C, 2009, p.132). Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian yang dilakukan Rukmana (2013) dengan judul hubungan asupan gizi dan status gizi ibu hamil trimester III dengan Berat badan lahir bayi di wilayah kerja Puskesmas Suruh Kabupaten Semarang. Penelitian ini memiliki 35 responden di dapatkan hasil bahwa ada hubungan tingkat kecukupan energi, tingkat kecukupan protein, asupan Fe/hari, asupan Folat/hari, lingkar lengan atas ibu, dan kadar hemoglobin ibu dengan berat bayi lahir. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan pada tanggal 9 Juli sampai dengan 14 Juli 2016 terhadap 31 responden, berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil dapat disimpulkan ada hubungan paritas dengan status gizi ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar dengan p-value 0.042. Ada hubungan keadaan sosial ekonomi dengan status gizi ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar dengan p-value 0.017. Ada hubungan pengetahuan tentang nutrisi dengan status gizi ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar dengan pvalue 0.020. Ada hubungan asupan nutrisi dengan status gizi ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kabupaten Aceh Besar dengan p-value 0.013. Adapun saran dari penulis untuk instansi pelayanan kesehatan adalahuntuk lebih memperhatikan ibu hamil untuk dapat membuat program home visit untuk memberikan informasi tentang kehamilan termasuk kebutuhan asupan nutrisi selama kehamilan, agar setiap ibu hamil memperoleh pengetahuan lebih tentang kehamilan yang dijalaninya dan dapat memenuhi asupan nutrisi sesuai diet yang dianjurkan. 6 REFERENSI Badan Penelitian dan pengembangan kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta. diakses pada tanggal 9 Oktober 2015 Supariasa, I. D. N. (2013). Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC. Benson, Ralph C., Martin L. (2009). Buku saku obstetri dan ginekologi. Jakarta: EGC. Bobak. (2004). Keperawatan Maternirtas, Edisi 4. Jakarta: EGC. Budiarto, E. (2002). Biostatika Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC. FAO, IFAD and WFP. (2013). The State of Food Insecurity in the World 2013. The Multiple Dimension of Food Security. Rome: FAO. Kementrian kesehatan RI. (2015). INFODATIN Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehat RI. Diakses pada tanggal 11 November 2015 Lutfa, A., Hossain, M.B., Awal, A & Nesa, A. (2015). Antrhropometric Assessment Of Nutritional Status In Pregnant Women In Different Trimesters Attending At The Antenatal Clinic of DMCH.AKKMC J 2015; 6(1): 20-24. Nurjannah, L. (2014). Nutrisi dan Gizi Selama Kehamilan. Diakses pada tanggal 9 November 2015. Putri, R.K., Soesanton. E. & Wahyuni. D. (2013). Hubungan Paritas Dan Status Nutrisi Dengan Hiperemesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I di RB “NH” Kuwaron Gubug Kabupaten Purwodadi. Universitas Muhammayah Semarang. Rukmana, S.C. (2013). Hubungan Asupan Gizi Ibu Hamil Trimester II Dengan Berat Badan Lahir Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Suruh Kabupaten Semarang. Artikel Penelitian. 7