Paper Title (use style: paper title)

advertisement
MANAJEMEN KURIKULUM BERBASIS LIFE SKILLS
(STUDI KASUS DI MAN LAMONGAN)
Ula Mauidhotul Hasanah
Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
E-mail: [email protected]
Dr. Erny Roesminingsih, M.Si
E-mail: [email protected]
Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan fokus penelitian yang meliputi: (1) Perencanaan
kurikulum berbasis life skills di MAN Lamongan, (2) Pelaksanaan kurikulum berbasis life skills di MAN
Lamongan, dan (3) Evaluasi kurikulum berbasis life skills di MAN Lamongan. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus. Data yang
diperoleh dalam penelitian ini berasal dari hasil wawancara mendalam dengan informan, observasi dan
dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti sendiri. Analisis data dilakukan dengan cara: (1) reduksi data,
(2) penyajian data, (3) kesimpulan dan verifikasi data. Keabsahan data dilakukan dengan (1) kredibilitas
melalui triangulasi sumber, (2) transferabilitas, (3) dependabilitas, dan (4) konfirmabilitas. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa (1) dalam melakukan perencanaan kurikulum berbasis life skills, MAN
Lamongan selalu memperhatikan pedoman kurikulum dari pemerintah, keadaan sumberdaya madrasah,
kebutuhan masyarakat dan Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI), kegiatan yang berhubungan dengan
pembelajaran, serta hasil evaluasi kurikulum sebelumnya. (2) pelaksanaan kurikulum berbasis life skills di
MAN Lamongan diwujudkan dalam bentuk kegiatan pembelajaran, pengembangan diri, dan pembiasaan
diri yang terintegrasi dengan pendidikan karakter, pendidikan lingkungan hidup, dan kewirausahaan. (3)
evaluasi kurikulum berbasis life skills di MAN Lamongan dilakukan dengan mereview kembali
pelaksanaan melalui evaluasi pembelajaran dan evaluasi program kurikulum selama 1 tahun periode.
Kata Kunci : Manajemen Kurikulum, Life Skills, Madrasah Aliyah
LIFE SKILLS BASED CURRICULUM MANAGEMENT
(CASE STUDY IN MADRASAH ALIYAH NEGERI LAMONGAN)
Abstract:
This research is aimed to describe the focus of the study include: (1) curriculum planning based life skills
in MAN Lamongan, (2) implementation of the curriculum based life skills in MAN Lamongan, and (3)
evaluation curriculum based life skills in MAN Lamongan.This study used a qualitative approach with a
design case study. The data presented in this study are gotten from in-depth interviews with informants,
observation and documentation conducted by the researcher. Data analysis was done by: (1) data
reduction, (2) the presentation of the data, (3) the conclusions and data verification. Data validation was
done by (1) credibility through triangulation of sources, (2) transferability, (3) dependability, and (4)
konfirmability.The research results showed that (1) in conducting curriculum planning based life skills,
MAN Lamongan always pay attention to the curriculum guidelines from the government, the state of
madrasah resources, social needs, the business and industrial world (DU/DI), learning activities, as well
as the results of previous curriculum evaluation. (2) The implementation of curriculum based life skills in
MAN Lamongan is manifested in the form of learning activities, self-development and self habituation
integrated with characteristics education, environmental education, and entrepreneurship. (3) The
evaluation of curriculum based life skills in MAN Lamongan is done by reviewing the implementation
and evaluation of learning through curriculum evaluation program for 1 year period.
Keywords: Curriculum management, Life skills, Madrasah Aliyah
PENDAHULUAN
Untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang
berpendidikan dan mempunyai keterampilan tidak dapat
dihasilkan secara instan, akan tetapi membutuhkan waktu
dan proses. Oleh karena implementasi nyata dari
Manajemen Kurikulum Berbasis Life Skills (Studi Kasus di MAN Lamongan)
pendidikan adalah sebuah lembaga pendidikan yang
ayat (1) mencakup kecakapan pribadi, kecakapan
sosial, kecakapan akademik, dan kecakapan
vokasional.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan
berupa sekolah, maka perlu diadakan manajemen
kurikulum yang bagus disertai dengan pemberian life
skills kepada seluruh siswa.
Pendidikan
Kurikulum adalah salah satu aspek strategis dalam
membangun sistem pendidikan di sekolah, serta
sebagai alat untuk mencerdaskan anak bangsa agar
bermakna bagi kehidupannya secara individu
maupun sosial. Kurikulum merupakan suatu sistem
program pembelajaran untuk mencapai tujuan
institusional pendidikan sehingga mempunyai
peran yang sangat penting dalam mewujudkan
sekolah yang berkualitas (Rusman, 2012:1)
Pemerintah daerah mengamanatkan pelaksanaan
otonomi
daerah
dan
wawasan
demokrasi
merupakan
perwujudan
dari
otonomi
sekolah/madrasah, yang dalam pengembangannya masih
tetap
menggunakan pendekatan kompetensi dalam
standar isi dan dalam prosesnya mengintegrasikan
kebutuhan pengembangan potensi siswa secara utuh serta
sesuai degan kondisi lingkungannya dengan bekal
kecakapan hidup yang dimiliki.
Kurikulum 2013 yang akan diimplementasikan di
dalam
sekolah pada tahun ajaran baru 2013–2014 didasarkan
penyelenggaraan pendidikan pada Undang-undang No.
pada
22 Tahun 1999. Hal ini menyebabkan pelaksanaan sistem
Kompetensi Inti yang belum sempurna pada pelaksanaan
pendidikan
menjadi
kurikulum sebelumnya. Mengingat pendidikan idealnya
penyelenggaraan
proses sepanjang hayat, maka lulusan atau keluaran dari
pendidikan ini terwujud dalam Undang-undang No. 20
suatu proses pendidikan tertentu harus dipastikan
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
memiliki kompetensi yang diperlukan untuk melanjutkan
yang
desentralisasi.
awalnya
sentralisasi
Desentralisasi
Standar
Kompetensi
Lulusan
(SKL)
dan
Kurikulum adalah salah satu substansi yang
pendidikannya secara mandiri, sehingga esensi tujuan
didesentralisasikan. Kurikulum sesuai yang dimaksud
pendidikan dapat dicapai. Terdapat penambahan mata
dalam UU
(19) adalah
pelajaran prakarya dan kewirausahaan pada tingkat SMA
“seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
sederajat untuk meningkatkan ketrampilan siswa. Ini
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
membuktikan bahwa pendidikan kecakapan hidup/life
sebagai
skills dapat terintegrasi dalam KTSP maupun Kurikulum
Sisdiknas Pasal
pedoman
pembelajaran
untuk
1
ayat
penyelenggaraan
mencapai
tujuan
kegiatan
pendidikan
2013 (Kemendikbud, 2013 ).
tertentu.”
Rusman
Lebih lanjut ditegaskan pada Pasal 36 ayat (1)
mewujudkan tujuan pendidikan nasional”.
pada
tingkat
menyatakan
tentang
Pendidikan kecakapan hidup adalah suatu
keniscayan dalam mengantarkan siswa untuk dapat
hidup cerdas pada zamannya. Pendidikan
kecakapan hidup adalah kecakapan yang dimiliki
seseorang untuk berani menghadapi masalah hidup
dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa
tertekan, kemudian secara aktif-kreatif mencari
dan menemukan solusi sehingga mampu
mengatasinya.
Konsep kecakapan hidup telah lama menjadi
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk
kurikulum
500)
pendidikan kecakapan hidup, bahwa.
bahwa “pengembangan kurikulum dilakukan dengan
Penyusunan
(2012:
satuan
pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah
berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Pasal 16 ayat (1).
Selanjutnya dinyatakan dalam PP Nomor 19 Tahun 2005
perhatian para ahli dalam mengembangkan kurikulum.
Pasal 13 ayat (1) dan (2) dinyatakan bahwa:
Menurut Tyler dan Taba (Arifin, 2012: 238)
“Kecakapan hidup dan bekerja merupakan salah
satu fokus analisis dalam pengembangan
kurikulum. Kecakapan hidup akan memiliki makna
yang luas apabila kegiatan pembelajaran yang
dirancang memberikan dampak positif bagi peserta
didik dalam membantu memecahkan problematika
kehidupannya”.
Kurikulum untuk SMP/MTs/SMPLB atau bentuk
lain yang sederajat, SMA/MA/SMKLB atau
bentuk lain yang sederajat, SMK/MAK atau
bentuk lain yang sederajat dapat memasukkan
pendidikan kecakapan hidup. Ayat (2) pendidikan
kecakapan hidup sebagaimana dimaksudkan pada
2
Hasil wawancara pada tanggal 23 Februari 2013
kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi
dengan Waka Kurikulum MAN Lamongan menunjukkan
kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor.
bahwa hanya ada beberapa sekolah/madrasah di Jawa
Jenjang kualifikasi adalah tingkat capaian pembelajaran
Timur yang mengintegrasikan life skills, implementasi
yang disepakati secara nasional, disusun berdasarkan
nyatanya salah satunya dengan mendirikan program kelas
ukuran
ketrampilan bagi siswanya/madrasah dengan program
diperoleh
vocational skill. Selain itu beliau mengatakan bahwa
informal, atau pengalaman kerja (Dikti, 2011)
hasil
pendidikan
melalui
dan/atau
pendidikan
pelatihan
formal,
yang
nonformal,
Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) tidak hanya
Pada pendidikan formal SMA/MA, pencapaian
membutuhkan lulusan SMK, tetapi lulusan SMA/MA
pembelajaran yang difokuskan KKNI adalah pada bidang
yang mempunyai kecakapan vokasional memiliki nilai
akademik. Tetapi akan menjadi nilai plus bagi sebuah
karakter yang lebih baik.
SMA/MA
yang
juga
menerapkan
pendidikan
Pemberian pendidikan kecakapan hidup disekolah
keterampilan pada siswa seperti di SMK, maka integrasi
minimal akan memberikan ketrampilan belajar bagi para
dari pendidikan kecakapan hidup pada kurikulum akan
siswa. Jika siswa sudah memiliki ketrampilan belajar,
semakin lengkap dan sempurna.
maka
akan
memudahkan
bagi
mereka
untuk
Pernyataan
didepan
sangat
jelas
bahwa
mengembangkan ketrampilan baru yang lain seperti
pendidikan vokasional di Indonesia masih sangat
ketrampilan bekerja untuk membantu mereka dalam
dibutuhkan, baik lulusan SMK, Politeknik, bahkan
mengembangkan kreativitas dalam kehidupanya yang
SMA/MA
akan datang (Anwar, 2004:13).
kecakapan vokasional akan mempunyai nilai yang lebih
Ketua Prodi Diploma Teknik mesin UGM, Dr.
Wikan Sakarinto
yang
mempunyai
keunggulan
berupa
sehingga banyak peluang untuk masuk di dunia kerja.
menyatakan dalam seminar KKNI
Penelitian yangh dilakukan oleh Nurhayati (2008)
(Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) dan RUU
tentang program kurikulum dalam mengembanghkan life
Perguruan Tinggi pada hari Selasa, 8 mei 2012
skills menunjukkan bahwa adanya tambahan dalam
(http://ugm.ac.id/index.php?page=rilis&artikel=4634),
program kurikulum siswa dalam bentuk penambahan
KKNI diharapkan dapat menjadi jembatan antara
sektor pendidikan dan pelatihan untuk
membentuk SDM nasional berkualitas dan
bersertifikat melalui skema pendidikan formal,
nonformal, informal, pelatihan kerja atau
pengalaman kerja. Dalam kesempatan itu, Wikan
juga menilai kompetensi lulusan pendidikan
vokasi sangat dibutuhkan. Sayang, hal tersebut
belum digarap secara serius. Di sisi lain, saat ini
jumlah lulusan pendidikan vokasi di Indonesia
belum sebanding dengan kebutuhan tenaga kerja
pada dunia industri. “Contoh kecil saja Astra
Otoparts saat ini membutuhkan empat ribu
supervisor lulusan vokasi. Padahal, kita per tahun
hanya bisa meluluskan sekitar enam puluh orang.
Secara nasional juga masih belum sebanding.
Tenaga kerja lulusan pendidikan vokasi masih
kurang dengan kebutuhan dunia industri.
KKNI merupakan kerangka penjenjangan
mata pelajaran selain yang telah ditetapkan oleh pihak
Departemen Pendidikan Nasional. Dalam pengembangan
kurikulum siswa tersebut terdapat delapan program yaitu:
Broad casting, tata busana, sepak bola, voly, musik,
conversation, otomotif, dan tapak suci.
MAN
menengah
Lamongan
yang
dalam
adalah
sebuah
kurikulumnya
sekolah
menerapkan
pembelajaran mata pelajaran umum yang didukung
dengan adanya kelas unggulan sains dan kelas akselerasi,
mata pelajaran agama dengan adanya kelas keagamaan,
serta kelas reguler dengan adanya kelas ketrampilan yang
merupakan
salah
satu
implementasi
nyata
dalam
pengembangan pendidikan kecakapan hidup (life skills)
kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan,
di sekolah/madrasah
menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang
semester mulai kelas X sampai kelas XII semester ganjil.
pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman
yang
ditempuh selama
lima
Manajemen Kurikulum Berbasis Life Skills (Studi Kasus di MAN Lamongan)
Program kelas ketrampilan yang diterapkan di
manajemen
kurikulum
berbasis
life
skills
secara
MAN Lamongan adalah kelas ketrampilan Tata Busana
menyeluruh dan apa adanya dengan cara mencatat,
(Tailoring), Elektronika, Mebelair dan Setara D1 Teknik
menganalisis dan menginterprestasikan keadaan secara
Komputer. Masing-masing kelas ketrampilan telah
sistematis dan akurat untuk mengetahui kondisi secara
mempunyai kerjasama instansi terkait.
langsung di MAN Lamongan.
Program kelas ketrampilan Tata Busana bekerja
Secara khusus penelitian ini menggunakan studi
sama dengan Dinas Tenaga Kerja Jatim, caranya dengan
kasus, yaitu pengkajian secara mendalam terhadap
menyesuaikan kurikulum ketrampilan dari dinas tersebut
masalah yang terjadi di suatu lokasi atau tempat. (Patton,
dan mengadakan ujian akhir yang divalidasi oleh Dinas
2009: 23).
Tenaga Kerja serta sebagai penyalur tenaga kerja
(outsoursing).
Teknik
mempelajari dan memahami secara langsung dan
Komputer bekerja sama dengan program setara Teknik
mendalam tentang penerapan manajemen kurikulum
Komputer ITS, Ebiz, dan International Computer
berbasis life skills di MAN Lamongan, informasi
Driving Licence (ICDL) dalam hal kurikulum dan tenaga
diperoleh dari berbagai sumber yang mengetahui dan
pengajar ahli yang digunakan.
mengalaminya secara langsung di madrasah, yaitu
Selain
Program
kelas
kelas
ketrampilan
Desain studi kasus dalam penelitian ini adalah
keterampilan
yang
merupakan
beberapa warga madrasah dan dilakukan selama kurun
implementasi dari kecakapan hidup khusus (specific
waktu tertentu sesuai situasi dan kondisi di madrasah.
skills) yang berupa kecakapan kejuruan (vocational skill)
Data dalam penelitian ini berupa dokumen tertulis
tersebut, adanya kelas unggulan sains dan keagamaan
yang dicatat secara langsung serta didapatkan dari tenaga
serta kelas akselerasi juga merupakan implementasi nyata
administrasi, rekaman suara dari wawancara, video dan
dari kecakapan akademik (academic skills) yang di
foto-foto kegiatan pembelajaran dan kegiatan lainnya
terapkan di MAN Lamongan. Hasil lulusan dari
yang berkaitan dengan penerapan manajemen kurikulum
penerapan pendidikan kecakapan hidup di madrasah
berbasis life skills di MAN Lamongan.
tersebut akan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat,
Sumber data dalam penelitian ini ada 9 informan
dunia usaha dan dunia industri untuk memperoleh sumber
yang terdiri dari Kepala Madrasah, Waka Kurikulum, 3
daya manusia yang berkualitas dan potensial.
koordinator dan guru program kelas keterampilan, 2
Berdasarkan penjelasan diatas maka judul dalam
koordinator dan guru program kelas unggulan sains dan
penelitian ini adalah Manajemen Kurikulum Berbasis
keagamaan, 1 koordinator dan guru program kelas
Life skills Studi Kasus di Madrasah Aliyah Negeri
akselerasi, 1 koordinator dan guru program setara D1
(MAN) Lamongan.
Teknik computer.
Fokus dalam penelitian ini adalah: (1 Perencanaan
Metode
pengumpulan
data
yang
digunakan
kurikulum berbasis life skills di MAN Lamongan; 2)
peneliti untuk mengumpulkan data tentang manajemen
Pelaksanaan kurikulum berbasis life skills di MAN
kurikulum berbasis life skills di MAN Lamongan,
Lamongan; dan 3) Evaluasi kurikulum berbasis life skills
meliputi
di MAN Lamongan.
partisipatif, dan studi dokumentasi.
METODE
1. Wawancara
metode
wawancara
mendalam,
observasi
Berdasarkan judul dan fokus permasalahan pada
Pada penelitian di MAN Lamongan ini dilakukan
penelitian ini, maka metode yang digunakan adalah
dua dari tiga macam wawancara seperti yang dinyatakan
pendekatan
oleh Esterberg (Sugiyono, 2008: 233) yang meliputi: (a)
kualitatif
dengan
metode
deskriptif.
(Moleong, 2012:6) yaitu mendeskripsikan penerapan
Wawancara
4
semistruktur.
Wawancara
semistruktur
dilakukan oleh peneliti dalam keadaan nonformal dan
1. Reduksi data
secara terbuka kepada responden, pelaksanaannya bebas
Reduksi data pada penelitian ini dilakukan dengan
dan bertujuan untuk meminta pendapat dan ide-ide pihak
cara menelaah, menggolongkan dan merangkum
terwawancara.;
berstruktur.
kembali semua data dari hasil pengumpulan data di
Wawancara tak berstruktur tidak menggunakan pedoman
MAN Lamongan, sehingga dari berbagai data yang
wawancara, tetapi hanya berupa garis besar permasalahan
ada akan dihasilkan data-data pokok dan penting
yang akan ditanyakan. Responden dalam wawancara ini
sesuai dengan fokus manajemen kurikulum berbasis
adalah Kepala Madrasah, waka kurikulum, koorinator
life skills agar dapat dilakukan verifikasi.
(b)
Wawancara
tak
program dan guru program unggulan dak keterampilan.
2. Penyajian data
Wawancara ini digunakan untuk mencari data
Penyajian data dalam penelitian ini berupa uraian
terkait dengan: (1) perencanaan kurikulum berbasis life
sederhana dalam bentuk kalimat dan dilengkapi
skills; (2) pelaksanaan kurikulum berbasis life skills; (3)
dengan gambar dan bagan/tabel agar memudahkan
evaluasi kurikulum berbasis life skills
dalam
2. Observasi
kesimpulan selama penelitian sehingga membantu
Observasi bisa dilakukan dengan sistematis yaitu
menggunakan pedoman observasi, dan non sistematis
memahami
kejadian
dan
mengambil
dalam merencanakan kegiatan selanjutnya.
3. Verifikasi data
tanpa menggunakan pedoman observasi (Arikunto, 2012:
Pada saat penelitian berlangsung telah ditemukan
199—201). Observasi juga dapat dilakukan secara
simpulan-simpulan yang bersifat sementara, sehingga
partisipatif dan non partisipatif (Sukmadinata, 2012:
pada saat analisis data diperlukan pemantapan dan
220).
pengecekan ulang simpulan yang ada karena data
Observasi partisipan digunakan dalam penelitian
dalam penelitian kualitatif selalu berkembang. Hal ini
ini untuk melihat secara langsung manajemen kurikulum
dilakukan agar simpulan yang akan dikemukakan
berbasis life skills di MAN Lamongan. Data-data yang
nantinya bersifat kredibel.
diobservasi antara lain terdiri dari: (1) perencanaan
Ada 4 kriteria yang digunakan dalam pelaksanaan
kurikulum berbasis life skills; (2) pelaksanaan kurikulum
teknik
berbasis life skills; dan (3) evaluasi kurikulum berbasis
dikemukakan oleh Guba dan Lincoln (Moleong, 2012:
life skills.
324), yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan
3. Dokumentasi
(transferability), kebergantungan (dependability), dan
Studi dokumentasi dalam penelitian ini digunakan
untuk mencari data terkait dengan: (1) profil madrasah;
pemeriksaan
keabsahan
data
seperti
yang
kepastian (confirmability).
1. Kredibilitas
(2) sejarah berdirinya madrasah; (3) visi, misi dan tujuan
Kredibilitas dalam penelitian ini dilakukan melalui
madrasah; (4) kebijakan mutu; (5) kondisi objektif
triangulasi sumber. Triangulasi sumber data dilakukan
madrasah; dan (6) struktur organisasi madrasah.
dengan mengecek data yang diperoleh melalui
Analisis data dalam penelitian kualitatif seperti
yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1992:16—
beberapa sumber.
2. Transferabilitas
20), dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung
Transferabilitas dilakukan dengan cara menyajikan
dan setelah selesai pengumpulan data pada waktu
data hasil penelitian dengan kalimat sederhana,
tertentu. Ada 3 kegiatan yang dilakukan dalam analisis
lengkap dan mudah dimengerti pembaca, selain itu
data yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi
juga disajikan melalui tabel dan gambar agar lebih
data.
mudah dalam menggambarkan hasil penelitian.
Manajemen Kurikulum Berbasis Life Skills (Studi Kasus di MAN Lamongan)
3. Dependabilitas
e.
Dependabilitas dilakukan dengan cara berkonsultasi
Integrasi
Life
Skills
dalam
perencanaan
kurikulum melalui perangkat pembelajaran (RPP)
secara rutin dengan pembimbing sebelum dan setelah
2. Pelaksanaan kurikulum berbasis life skills di MAN
mendapatkan data dari lapangan. Melalui informan
Lamongan
dilakukan dengan cara menyamakan persepsi sebelum
a.
dan setelah melakukan wawancara.
Pelaksanaan kurikulum berbasis life skills adalah
penerapan paket kurikulum yang telah disusun
4. Konfirmabilitas
Konfirmabilitas
dilakukan
dengan
oleh madrasah setelah dilakukan review pada
cara
awal periode sesuai visi, misi, dan tujuan
menyimpulkan sementara hasil wawancara dan
madrasah. Ini diwujudkan dalam bentuk kegiatan
observasi dan ditunjukkan kebenarannya kepada
pembelajaran,
informan.
pengembangan
diri
dan
pembiasaan yang terintegrasi dengan pendidikan
karakter, pendidikan lingkungan hidup dan
HASIL DAN PEMBAHASAN
kewirausahaan. Hasilnya sebagai bekal bagi
Pada bagian hasil dan pembahasan ini akan dibahas
siswa setelah lulus dari madrasah.
tentang: 1) perencanaan kurikulum berbasis life skills; 2)
b.
pelaksanaan kurikukulum berbasis life skills; 3) evaluasi
aplikasi dari hasil review yang mengacu pada
kurikulum berbasis life skills.
POS (Prosedur Operasional Standar), dilakukan
Hasil Penelitian
oleh semua warga madrasah.
1. Perencanaan kurikulum berbasis life skills di
c.
MAN Lamongan
a.
pembiasaan
kegiatan menyusun pedoman dan perencanaan
pembelajaran
yang
dilakukan
oleh
d.
Tim
e.
sebagai acuan pada saat pelaksanaan, agar sesuai
dilakukan
f.
dengan
pemerintah,
madrasah,
a.
dan
mengacu pada
POS (Prosedur
Evaluasi kurikulum berbasis life skills adalah
mereview kembali pelaksanaan KBLS berupa
dan mereview kurikulum oleh Tim pengembang
evaluasi pembelajaran dan program selama 1
kurikulum
tahun periode, yang bertujuan memperbaiki
Perencanaan KBLS dipengaruhi oleh keadaan
kekurangan yang terjadi selama pelaksanaan dan
didalam dan diluar madrasah, seperti peraturan
keadaaan
SDM
madrasah
melakukan pengembangan kurikulum sesuai
dan
dengan
kebutuhan masyarakat
d.
sangat
Lamongan
Tahapan kegiatan perencanaan KBLS meliputi
pemerintah,
penghambat
3. Evaluasi kurikulum berbasis life skills di MAN
pembuatan pedoman, perencanaan pembelajaran,
c.
dan
Operasional Standar) yang berlaku
maupun
masyarakat.
b.
pendukung
Strategi pelaksanaan KBLS yaitu komitmen yang
tinggi
mempertimbangkan beberapa aspek, baik dari
kebijakan
Faktor
berpengaruh pada pelaksanaan KBLS
dengan tujuan, visi, dan misi madrasah. Kegiatan
harus
Manfaat pelaksanaan KBLS memberikan bekal
bagi siswa setelah lulus
pengembang kurikulum setiap awal tahun periode
ini
Integrasi Life Skills dalam pelaksanaan kurikulum
melalui KBM, kegiatan pengembangan diri dan
Perencanaan kurikulum berbasis life skills adalah
penyusunan
Tahapan kegiatan pelaksanaan KBLS meliputi
kebutuhan.
Hasilnya
adalah
suatu
kebijakan yang akan digunakan pada periode
Tujuan dan fungsi perencanaan KBLS adalah
berikutnya.
sebagai acuan pada saat pelaksanaan
6
b.
Tahapan
kegiatan
mereview
c.
d.
evaluasi
kurikulum
KBLS
berupa
adalah
dan dilakukan evaluasi setiap akhir tahun ajaran.
evaluasi
Semua tahapan kegiatan tersebut cukup kompleks,
pembelajaran dan program
karena dilakukan secara berkelanjutan dan berkaitan
Tujuan dan fungsi evaluasi KBLS adalah sebagai
antara satu dengan yang lain sehingga membutuhkan
tolak ukur keberhasilan pelaksanaan
pengambilan keputusan yang tepat.
Hasil evaluasi KBLS berupa perubahan program
Hal tersebut sesuai pernyataan Hamalik (2010:
dan pengembangan kurikulum sesuai kebutuhan
152), bahwa perencanaan kurikulum merupakan suatu
madrasah dan masyarakat
proses sosial yang kompleks yang menuntut berbagai
jenis dan tingkat pembuatan keputusan. Jenis dan
Pembahasan
tingkatan pengambilan keputusan ini sesuai tahapan
1. Perencanaan kurikulum berbasis life skills di
kegiatan
yang
dilakukan
madrasah
pada
saat
perencanaan KBLS tersebut didepan.
MAN Lamongan
Perencanaan KBLS di MAN Lamongan adalah
Integrasi life skills dalam kurikulum di MAN
suatu kegiatan yang dilakukan untuk membuat
Lamongan
pedoman yang akan digunakan sebagai standar dalam
meliputi
melaksanakan
dan
pendidikan karakter, dan kewirausahaan. Ketiga
keterampilan berbasis life skills sebagai upaya untuk
komponen tersebut diintegrasikan dalam kegiatan
mencapai visi, misi dan tujuan madrasah. Hal ini
pembelajaran, non pembelajaran dan pendukung-
sesuai dengan pernyataan Hamalik (2010: 152), yang
pendukungnya.
menyatakan
kegiatan
bahwa
pembelajaran
perencanaan
kurikulum
itu
dilaksanakan
pendidikan
Integrasi
melalui
lingkungan
dibidang
3
komponen,
hidup
(PLH),
kewirausahaan
sebagai pedoman atau alat manajemen yang berisi
pelaksanaannya melalui program keterampilan Tata
petunjuk tentang peserta didik, proses pembelajaran
busana, Mebelair dan Elektronika serta program
dan tekniknya, biaya, tenaga, sarpras dan sistem
setara D1 Teknik komputer. Integrasi karakter
evaluasi untuk mencapai tujuan organisasi.
terwujud melalui tambahan mata pelajaran muatan
Pedoman perencanaan life skills di madrasah
lokal pendidikan karakter Qur’ani (PKQ) yang
ini juga sesuai dengan PP Nomor 19 Tahun 2005
diajarkan oleh guru agama, selain itu adanya program
Pasal 13 ayat (1) yang menjelaskan tentang integrasi
unggulan
life skills dalam kurikulum ditingkat SD, SMP, dan
penerapan dari nilai-nilai karakter tersebut. Kemudian
SMA sederajat. Jadi dengan melakukan perencanaan
pendidikan lingkungan hidup terintegrasi dalam mata
KBLS di MAN Lamongan, sesuai dengan pedoman
pelajaran tertentu terutama sains dan keterampilan.
dari pemerintah, juga perwujudan dari visi misi
Selain itu ada tambahan pengetahuan dan teknologi
madrasah serta pemenuhan kebutuhan masyarakat,
yang terwujud melalui program unggulan sains dan
agar
teknologi (sainstek).
peserta
didik
mudah
dan
cakap
dalam
memecahkan problematika kehidupannya.
keagamaaan
Integrasi
life
juga
skills
sangat
dalam
mendukung
perangkat
Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan
pembelajaran di MAN Lamongan yaitu dengan
KBLS di MAN Lamongan diawali dari perencanaan
memasukkan nilai-nilai karakter pada RPP disetiap
perangkat pembelajaran, penyusunan oleh setiap guru
mata pelajaran sesuai dengan materi yang berkaitan.
mata pelajaran, pengecekkan ulang oleh Waka
Untuk integrasi pendidikan lingkungan hidup, dengan
Kurikulum dan pengesahan oleh Kepala Madrasah.
memasukkan sikap-sikap dan tindakan cinta kepada
Kemudian dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran
lingkungan, menyesuaikan dengan materi pada mata
Manajemen Kurikulum Berbasis Life Skills (Studi Kasus di MAN Lamongan)
pelajaran. Sedangkan untuk kewirausahaan lebih
Hal ini sesuai dengan pendapat Saylor dkk
mengarah pada program keterampilan dan sainstek,
(Rusman, 2012: 74) bahwa kurikulum dalam dimensi
sehingga
kegiatan/pelaksanaan
tidak
semua
mata
pelajaran
dapat
mengintegrasikannya lewat perangkat pembelajaran.
adalah
upaya
untuk
mewujudkan kurikulum yang masih bersifat dokumen
Arifin (2012: 251) juga menyatakan bahwa
tertulis dan berupa perencanaan menjadi aktual dalam
pengembangan kurikulum berbasis kecakapan hidup
serangkaian
aktivitas
pembelajaran.
Sedangkan
menyangkut pengembangan dimensi peserta didik
Hamalik (2010: 172) menyatakan bahwa kegiatan
secara utuh, yang meliputi aspek-aspek moral, akhlak,
yang dilakukan dalam pelaksanaan kurikulum itu
budi pekerti, pengetahuan, ketrampilan, kesehatan,
dikelompokkan menjadi 9 macam yaitu, 1) kegiatan
seni dan budaya.
yang berhubungan dengan kepala sekolah; 2) kegiatan
Hal tersebut sesuai dengan integrasi karakter
yang berhubungan dengan tugas guru; 3) kegiatan
dalam kurikulum di MAN Lamongan yang termasuk
yang berhubungan dengan murid; 4) kegiatan yang
bagian dari integrasi life skills itu sendiri. Ada 18
berhubungan dengan PBM; 5) kegiatan ekstra
karakter
perlu
kurikuler; 6) kegiatan pelaksanaan evaluasi belajar; 7)
diintegrasikan dalam perangkat pembelajaran, yang
kegiatan pelaksanaan pengaturan alat perlengkapan
meliputi religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras,
sekolah; 8) kegiatan bimbingan dan penyuluhan; 9)
kreatif,
kegiatan yang berkenaan dengan usaha peningkatan
di
MAN
mandiri,
Lamongan
demokratis,
rasa
yang
ingin
tahu,
semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai
mutu professional guru.
prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar
Dalam
pelaksanaan
KBLS
di
MAN
membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan
Lamongan, ada beberapa kegiatan yang berkaitan
tanggung jawab
dengan
tugas
kepala
madrasah
yaitu
sebagai
Jadi perencanaan kurikulum berbasis life skills
supervisor kelas, penilai kinerja guru dan pembinaan
di MAN Lamongan adalah kegiatan menyusun
kepada warga madrasah. Guru bertugas melaksanakan
pedoman
KBM dan tugas tambahan lain sesuai dengan
dan
perencanaan
pembelajaran
yang
dilakukan oleh Tim pengembang kurikulum setiap
tupoksinya,
awal tahun periode sebagai acuan pada saat
laboratorium, pembina osis dan lain-lain. Siswa wajib
pelaksanaan, agar sesuai dengan tujuan, visi, dan misi
mengikuti KBM, beberapa kegiatan ekstra kurikuler,
madrasah. Kegiatan penyusunan ini harus dilakukan
bimbingan belajar dan pengembangan diri. Guru
dengan mempertimbangkan beberapa aspek, baik dari
BP/BK bertugas membantu siswa yang bermasalah
kebijakan pemerintah, madrasah, maupun masyarakat.
dan berprestasi. Sarana dan prasarana selalu mengikiti
kebutuhan
2. Pelaksanaan kurikulum berbasis life skills di MAN
seperti
dari
menjadi
pelaksanaan
wali
kelas,
kurikulum,
ketua
serta
peningkatan mutu guru dilakukan melalui MGMP dan
Lamongan
Pelaksanaan KBLS di MAN Lamongan adalah
pelatihan
penerapan dari perencanaan yang sudah dilakukan di
yang
ada
di
Kemenag
maupun
Dispendikbud
awal tahun ajaran sesuai dengan visi misi dan tujuan
Salah satu contoh integrasi kewirausahaan
yang telah ditetapkan oleh madrasah. Pelaksanaan
dalam kegiatan pembelajaran di MAN Lamongan
KBLS ini merupakan aplikasi dari hasil review
adalah
kurikulum,
diketahui
sehingga
tambahan
dalam
dan
pembuatan
pengembangan
yang
keterampilan elektro dan kerjasama dengan siswa
8
D1
Teknik
oleh
dan
gantungan
setara
dikerjakan
pin,
akan
program
yang
bergambar,
pelaksanaan
dilakukan.
kunci
mug
computer
siswa
dalam
pengerjaan desainnya. Untuk integrasi pendidikan
yang bersifat keilmuan dan mengandalkan kecerdasan
lingkungan hidup misalnya pemanfaatan limbah
intelektual, serta kecakapan kejuruan yang mengarah
serbuk kayu dan potongan kayu oleh siswa program
pada penguasaan keterampilan tertentu sesuai dengan
keterampilan mebelair, itu sudah masuk dalam materi
keahlian yang dipilihnya.
kelas mebelair. Selain itu juga ada pemanfaatan
Kecakapan
personal,
kecakapan
sosial,
limbah berupa kain perca sebagai kerajinan, itu juga
kecakapan akademik dan kecakapan vokasional
sudah masuk dalam pembelajaran tata busana. Untuk
dalam penerapannya di madrasah terintegrasi pada
pendidikan karakter misalnya adanya kejujuran,
program pendidikan karakter, pendidikan lingkungan
kerjasama dan komunikasi dalam diskusi kelompok
hidup, dan kewirausahaan. Adapun ketiganya bisa
dan tugas presentasi di kelas.
masuk pada salah satu kegiatan belajar mengajar,
Integrasi
life
skills
dalam
pengembangan diri di MAN
kegiatan
Lamongan
yaitu
kegiatan pengembangan diri dan kegiatan pembiasaan
diri ataupun semuanya.
pengembangan minat dan bakat siswa melalui
Pada kegiatan belajar mengajar diutamakan
program keterampilan (Mebelair, elektronika, Tata
pada penekanan nilai-nilai karakter sesuai dengan
busana dan Teknik computer), program unggulan
materi
(Sainstek dan keagamaan), serta melalui kegiatan
personal dan sosial). Pada kegiatan pengembangan
ekstra
dilakukan
diri diwujudkan melalui penambahan muatan lokal
dengan mengasah skill, bakat dan minat mereka
PKQ (Pendidikan Karakter Qur’an), penambahan jam
sesuai dengan program kurikulum dan ekstrakurikuler
pelajaran pada program unggulan sesuai disiplin
yang dipilihnya tersebut.
ilmunya, dan pemberian kecakapan vokasi pada
kurikuler.
Pengembangan
diri
pelajaran
yang
disampaikan
(kecakapan
Selain itu, di MAN Lamongan juga dilakukan
program keterampilan sebagai bekal berwirausaha
Integrasi life skills dalam kegiatan pembiasaan
(kecakapan akademik dan vokasional). Pada kegiatan
melalui adanya kegiatan jum’at bersih, penanaman
pembiasaan selalu dilakukan salam sambutan setiap
pohon di lingkungan madrasah, pemasangan dan
pagi sebelum masuk kelas, membaca
pengaplikasian dari slogan-slogan tentang kebersihan
sebelum jam pembelajaran dimulai, shalat dluha dan
yaitu TASSA dan TAKBer (masuk dalam pembiasaan
shalat dzuhur berjama’ah serta dukungan berupa
PLH). Penyambutan salam setiap pagi sebelum masuk
adanya slogan-slogan kebersihan dan karakter di
kelas, pembinaan bagi siswa yang terlambat, mengaji
lingkungan madrasah sebagai penerapan pendidikan
Al-qur’an sebelum pembelajaran jam pertama, sholat
lingkungan hidup (PLH).
Al-qur’an
dluha dan sholat dluhur berjama’ah dan kegiatan
Jadi pelaksanaan kurikulum berbasis life skills
muhadloroh, pengaplikasian slogan 5R dan SSIIPS
di MAN Lamongan adalah Implementasi paket
(masuk dalam pembiasaan karakter). Kemudian
kurikulum yang telah disusun oleh madrasah setelah
pembiasaan pada jiwa kewirausahaan seperti kantin
dilakukan review pada awal periode sesuai visi, misi,
apung kejujuran dan koperasi kejujuran.
dan tujuan madrasah. Ini diwujudkan dalam bentuk
Depdiknas
(Anwar,
2004:
28-31)
kegiatan pembelajaran, pengembangan diri dan
menyebutkan, life skills terdiri dari 2 macam yaitu
pembiasaan yang terintegrasi dengan pendidikan
general life skills dan spesific life skills. Pada general
karakter,
life skills terdiri atas kecakapan personal dan
kewirausahaan. Hasilnya sebagai bekal bagi siswa
kecakapan sosial. Pada spesific life skills terdiri atas
setelah lulus dari madrasah.
kecakapan akademik yang mengarah pada kegiatan
pendidikan
lingkungan
hidup
dan
Manajemen Kurikulum Berbasis Life Skills (Studi Kasus di MAN Lamongan)
kemampuan dan unjuk kerja guru, kemampuan dan
3. Evaluasi kurikulum berbasis life skills di MAN
kemajuan siswa, sarana, fasilitas, dan sumber-sumber
Lamongan
Evaluasi KBLS di MAN Lamongan yaitu
belajar lainnya (Sukmadinata, 2012: 173)
mereview perjalanan kurikulum pada periode yang
Evaluasi kurikulum menurut Olivia (1992:
telah lalu, sehingga dapat diketahuai kekurangan dari
475)
pelaksanaan tersebut untuk dilakukan perbaikan.
pelaksanaan kurikulum yang telah dilakukan, jadi
Apabila sudah sesuai dengan perencanaan maka akan
hasil dari evaluasi pasti ada kekurangan sehingga
dilanjutkan
harus segera dilakukan perbaikan dan hasil dari
untuk
periode
kedepan
kemudian
dilakukan pengembangan.
bermaksud
menghasilkan
perbaikan
dari
perbaikan tersebut dapat dijadikan dasar pada
Sesuai dengan pendapat Olivia (1992: 475),
pelaksanaan selanjutnya.
bahwa evaluasi digunakan untuk menentukan hal
Hasil evaluasi KBLS di MAN Lamongan akan
yang perlu diperbaiki dan untuk menyediakan dasar
digunakan sebagai pedoman untuk perencanaan dan
yang mempengaruhi perbaikan tersebut.
pelaksanaan KBLS pada periode yang akan datang.
Menurut
kurikulum
Hamalik
mempunyai
(2010:
enam
95)
“evaluasi
komponen
Diantaranya
yang
berupa
perubahan
program
dan
pengembangan kurikulum sesuai kebutuhan madrasah
meliputi komponen analisis kebutuhan dan studi
dan masyarakat, yaitu:
kelayakan,
dan
a. Adanya perubahan dan pengembangan kurikulum
pembelajaran,
juga terjadi pada program keterampilan Tata
komponen revisi kurikulum, dan komponen reseach
busana, kaarena disesuaikan dengan kondisi
kurikulum”.
lingkungan dan kebutuhan masyarakat. Selain
komponen
pengembangan,
perencanaan
komponen
proses
Tahapan evaluasi KBLS di MAN Lamongan
mengerjakan desain pakaian secara manual,
terdiri dari evaluasi pembelajaran dan evaluasi
program keterampilan Tata busana juga mulia
program, termasuk program-program yang berkaitan
mendesain dengan menggunakan software seperti
dengan implementasi dari life skills itu sendiri.
corel draw dll.
Tahapan awal dimulai dari evaluasi pembelajaran,
b. Perubahan nama juga terjadi pada program
kemudian evaluasi program kurikulum dan yang
keterampilan
elektronika.
Pada
program
paling akhir adalah evaluasi program madrasah secara
keterampilan elektronika terjadi perubahan nama
keseluruhan.
dan penambahan kurikulum karena menyesuaikan
Evaluasi kurikulum itu semua berangkatnya
kondisi yang ada di madrasah dan di masyarakat.
dari pembelajaran, sehingga ada target dan daya serap
Pada awalnya namanya adalah reparasi TV dan
pencapaian evaluasi berupa materi dan KKM (Kriteria
radio,
Ketuntasan Minimum). Evaluasi pembelajaran terdiri
komputer,
dari ujian tengah dan akhir semester, ujian madrasah,
menjadi teknik tenaga listrik dan elektronika
ujian
(TTLE)
madrasah
berstandar
nasional
dan
ujian
nasional, serta ada ujian praktek bagi beberapa mata
kemudian
dan
berubah
sekarang
menjadi
reparasi
namanya
berubah
c. Pada program keterampilan mebelair juga
pelajaran.
mengalami pengembangan dalam segi kurikulum
Adapun
harus
dan perubahan nama untuk menarik minat peserta
termasuk
didik, karena terjadi penurunan kuantitas bagi
kegiatan yang luas meliputi evaluasi hasil belajar dan
siswa yang berminat. Jadi saat ini mebelair sudah
pembelajaran, desain dan implementasi kurikulum,
mulai
dilakukan
beberapa
dalam
evaluasi
kegiatan
yang
kurikulum
10
mengarah
pada
desain
dengan
menggunakan
komputer.
Sekarang
namanya
menjadi desain dan arsitektur.
PENUTUP
Simpulan
Jadi evaluasi kurikulum berbasis life skills di
MAN Lamongan adalah kegiatan mereview kembali
pelaksanaan KBLS dan pendukung-pendukungnya
selama 1 tahun periode, yang bertujuan memperbaiki
kekurangan yang terjadi selama pelaksanaan dan
melakukan pengembangan kurikulum sesuai dengan
kebutuhan. Hasilnya adalah suatu kebijakan yang
akan digunakan pada periode berikutnya.
Berdasarkan hasil dan pembahasan tersebut,
maka dapat dibuat diagram konteks sebagai berikut:
Berdasarkan paparan data, temuan penelitian, dan
pembahasan, maka dapat disimpulkan:
1. Perencanaan kurikulum berbasis life skills di MAN
Lamongan adalah kegiatan menyusun pedoman
pembelajaran
program
life
skills
dengan
mempertimbangkan kebijakan pemerintah, kondisi
madrasah, dan kebutuhan masyarakat.
2. Pelaksanaan kurikulum berbasis life skills di MAN
Lamongan adalah
adalah penerapan seperangkat
pengalaman belajar terintegrasi life skills berupa
karakter,
Manajemen
Kurikulum Barbasis
life skills (Studi
Kasus di MAN
Lamongan)
dan
pendidikan
lingkungan
hidup,
dan
kewirausahaan melalui kegiatan belajar mengajar,
kegiatan pengembangan diri dan pembiasaan di
madrasah
3. Evaluasi kurikulum berbasis life skills di MAN
Lamongan adalah mereview pelaksanaan program
dan pembelajaran dengan tujuan perbaikan dan
Perencanaan
kurikulum
berbasis life skills
Pelaksanaan
kurikulum berbasis
life skills
Evaluasi
kurikulum
berbasis life skills
pengembangan sesuai kebutuhan. Hasilnya berupa
kebijakan untuk periode yang akan datang.
Saran
Kegiatan menyusun
pedoman
pembelajaran dan
program life skills
dengan
mempertimbangkan
kebijakan
pemerintah, kondisi
madrasah, dan
kebutuhan
masyarakat
Penerapan
seperangkat
pengalaman belajar
terintegrasi life
skills berupa
karakter,
pendidikan
lingkungan hidup
dan kewirausahaan
melalui KBM,
pengembangan diri
dan pembiasaan
Mereview
pelaksanaan
program dan
pembelajaran
dengan tujuan
perbaikan dan
pengembangan
sesuai kebutuhan,
hasilnya berupa
kebijakan untuk
periode yang akan
datang
Sesuai
dengan
paparan
data,
temuan
penelitian,
pembahasan dan kesimpulan, maka peneliti dapat
memberi saran sebagai berikut:
1. Kepada Kepala Madrasah dan Tim pengembang
kurikulum
Dalam melakukan perencanaan kurikulum berbasis
life
skills
di
memperhatikan
MAN
Lamongan
komponen-komponen
hendaknya
yang
berpengaruh pada saat pelaksanaan, meliputi: (a)
Pengelolaan pedoman pelaksanaan
pembelajaran terintegrasi life skills
dalam kegiatan belajar mengajar,
pengembangan diri dan pembiasaan
diri untuk dievaluasi dengan tujuan
perbaikan dan pengembangan sesuai
kebutuhan.
dukungan dari pihak madrasah; (b) pengembangan
dan pemerataan sumber daya pada semua program;
(c) apresiasi terhadap tenaga pendidik maupun
program yang sudah ada sebelum mengembangkan
program-program life skills lain yang baru; serta (d)
memperhatikan perubahan-perubahan yang mungkin
Diagram Konteks Manajemen Kurikulum
Berbasis Life Skills
Sumber: Data Primer Peneliti
terjadi.
Manajemen Kurikulum Berbasis Life Skills (Studi Kasus di MAN Lamongan)
2.
Kepada Waka Kurikulum dan Koordinator Program
a. Penyelenggaraan
program-program
(http://www.slideshare.net/tahangpette/dirjendikti-kebijakan-dikti-ttg-kkni-dan-kurikulum-1).
Diakses 1 Desember 2012 Pukul 07.00 WIB
unggulan
pendukung kurikulum berbasis life skills di MAN
Fauziyah, Fita. 2008. Penerapan Manajemen Berbasis
Sekolah dalam Upaya Mengembangkan Life
Skills Peserta Didik. (Online). (http://lib.uinmalang.ac.id/thesis/fullchapter/03140022-fitafauziyah.ps) Diakses 28 Oktober 2012 pukul
07.26 WIB
Lamongan perlu memperhatikan: (a) kebutuhan
masyarakat dan DU/DI (dunia usaha dan dunia
industri); (b) sumber daya yang ada di Madrasah,
meliputi
kecukupan
pendukung,
sarana
biaya
dan
yang
prasarana
dibutuhkan,
Hamalik, Oemar. 2010. Manajemen Pengembangan
Kurikulum. Bandung: P.T Remaja Rosdakarya
profesionalisme tenaga pendidik, serta kegiatan
yang berhubungan dengan peningkatan motivasi
guru dan siswa.
Kemendikbud. 2013. Desain Induk Kurikulum 2013.
(Online).
(http://www.slideshare.net/kreshna/desaininduk-kurikulum-2013-ver-150113). Diakses 1
Desember 2012 pukul 07.05 WIB
b. Output dari pelaksanaan kurikulum berbasis life
skill di MAN Lamongan ini agar mudah terserap
di DU/DI (Dunia usaha/Dunia industri) maupun
diterima
di
Perguruan
Tinggi,
madrasah
Kemendikbud. 2013. Kurikulum 2013. (Online).
(http://kemdiknas.go.id/kemdikbud/artikelmendikbud-kurikulum2013). Diakses 18 April
2013 pukul 08.30 WIB
mengoptimalkan kerjasama/MoU dengan lembaga
pendidikan maupun non pendidikan.
3. Kepada Koordinator dan anggota MGMP
Masitoh dkk. 2009. Studi Implementasi Kurikulum
Berbasis Kecakapan Hidup (Life Skills) Pada
Jenjang
Sekolah
Dasar.
(Online).
(http://jurnal.upi.edu/file/Masitoh.pdf). Diakses
28 Oktober 2012 pukul 07.26 WIB
Madrasah dalam membuat KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal) selain berisi mata pelajaran yang diajarkan,
perlu dibarengi dengan kekhasan yang dimiliki. MAN
Lamongan dalam membuat KKM perlu ditambahkan
Miles, Matthew B dan A. Michael Huberman. 1992.
Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press.
life skills yang menjadi ciri khasnya yang meliputi
pendidikan karakter, pendidikan lingkungan hidup
Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: P.T Remaja Rosdakarya
dan kewirausahaan. Ini akan membedakan keunikan
yang
dimiliki
madrasah
dibandingkan
dengan
Nurhayati, Islahirma Siti. 2008. Program Kurikulum
Siswa dalam Mengembangkan Life skills di SMA
Muhammadiyah Bantul Yogyakarta. (Online).
(http://digilib.uin-suka.ac.id/1044/). Diakses 28
Oktober 2012 pukul 07.30 WIB.
madrasah/sekolah lain yang sederajat.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar. 2006. Pendidikan Kecakapan Hidup. Bandung:
Alfabeta
Olivia, Peter F. 1992. Developing The Curriculum. New
York: Harper Collins Publisher.
Arifin, Zainal. 2012. Konsep dan Model Pengembangan
Kurikulum. Bandung: P.T Remaja Rosdakarya
Patton, Michael Quinn. 2009. Metode Evaluasi Kualitatif.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Riyanto, Yatim. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan
Kualitatif dan Kuantitatif. Surabaya: Unesa
University Press.
Depdiknas, Pusat Kurikulum Balitbang. Pengembangan
Model Pendidikan Kecakapan Hidup. Jakarta
(Online). (www.puskur.net). Diakses 28
Oktober 2013 pukul 07.31 WIB
Rusman. 2012. Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali
Pers
Samani,
Dikti, 2011. Kebijakan Ditjen Pendidikan Tinggi tentang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia.
(Online).
12
Muchlas. 2010. Menggagas
Bermakna. Surabaya: SIC
Pendidikan
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sugono, Dendy Dkk. 2008. Kamus Bahasa Indonesia.
Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Pengembangan
Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: P.T
Remaja Rosdakarya.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: P.T Remaja Rosdakarya
Taba, Hilda. 1962. Curriculum Development Theory and
Practice. New York: Harcourt, Brace & World,
INC
Terry, George R. 2006. Asas-Asas Menejemen. Bandung:
P.T Alumni
UGM. 2012. RUU PT dan KKNI Jadikan Pendidikan
Vokasi
Kian
Diakui.
(Online).
(http://ugm.ac.id/index.php?page=rilis&artikel=
4634). Diakses 1 Desember 2012 pukul 06.59
WIB.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2010. Bandung: Citra Umbara
Yin, Robert K. 2011. Studi Kasus Desain dan Metode.
Jakarta: P.T Raja Grafindo Persada
Yonohudiyono Dkk. 2007. Bahasa Indonesia Keilmuan.
Surabaya: Unesa University Press
Download