MANAJEMEN KURIKULUM BERBASIS LIFE SKILLS (STUDI KASUS DI MAN LAMONGAN) Ula Mauidhotul Hasanah Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya E-mail: [email protected] Dr. Erny Roesminingsih, M.Si E-mail: [email protected] Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan fokus penelitian yang meliputi: (1) Perencanaan kurikulum berbasis life skills di MAN Lamongan, (2) Pelaksanaan kurikulum berbasis life skills di MAN Lamongan, dan (3) Evaluasi kurikulum berbasis life skills di MAN Lamongan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari hasil wawancara mendalam dengan informan, observasi dan dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti sendiri. Analisis data dilakukan dengan cara: (1) reduksi data, (2) penyajian data, (3) kesimpulan dan verifikasi data. Keabsahan data dilakukan dengan (1) kredibilitas melalui triangulasi sumber, (2) transferabilitas, (3) dependabilitas, dan (4) konfirmabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) dalam melakukan perencanaan kurikulum berbasis life skills, MAN Lamongan selalu memperhatikan pedoman kurikulum dari pemerintah, keadaan sumberdaya madrasah, kebutuhan masyarakat dan Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI), kegiatan yang berhubungan dengan pembelajaran, serta hasil evaluasi kurikulum sebelumnya. (2) pelaksanaan kurikulum berbasis life skills di MAN Lamongan diwujudkan dalam bentuk kegiatan pembelajaran, pengembangan diri, dan pembiasaan diri yang terintegrasi dengan pendidikan karakter, pendidikan lingkungan hidup, dan kewirausahaan. (3) evaluasi kurikulum berbasis life skills di MAN Lamongan dilakukan dengan mereview kembali pelaksanaan melalui evaluasi pembelajaran dan evaluasi program kurikulum selama 1 tahun periode. Kata Kunci : Manajemen Kurikulum, Life Skills, Madrasah Aliyah LIFE SKILLS BASED CURRICULUM MANAGEMENT (CASE STUDY IN MADRASAH ALIYAH NEGERI LAMONGAN) Abstract: This research is aimed to describe the focus of the study include: (1) curriculum planning based life skills in MAN Lamongan, (2) implementation of the curriculum based life skills in MAN Lamongan, and (3) evaluation curriculum based life skills in MAN Lamongan.This study used a qualitative approach with a design case study. The data presented in this study are gotten from in-depth interviews with informants, observation and documentation conducted by the researcher. Data analysis was done by: (1) data reduction, (2) the presentation of the data, (3) the conclusions and data verification. Data validation was done by (1) credibility through triangulation of sources, (2) transferability, (3) dependability, and (4) konfirmability.The research results showed that (1) in conducting curriculum planning based life skills, MAN Lamongan always pay attention to the curriculum guidelines from the government, the state of madrasah resources, social needs, the business and industrial world (DU/DI), learning activities, as well as the results of previous curriculum evaluation. (2) The implementation of curriculum based life skills in MAN Lamongan is manifested in the form of learning activities, self-development and self habituation integrated with characteristics education, environmental education, and entrepreneurship. (3) The evaluation of curriculum based life skills in MAN Lamongan is done by reviewing the implementation and evaluation of learning through curriculum evaluation program for 1 year period. Keywords: Curriculum management, Life skills, Madrasah Aliyah PENDAHULUAN Untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang berpendidikan dan mempunyai keterampilan tidak dapat dihasilkan secara instan, akan tetapi membutuhkan waktu dan proses. Oleh karena implementasi nyata dari Manajemen Kurikulum Berbasis Life Skills (Studi Kasus di MAN Lamongan) pendidikan adalah sebuah lembaga pendidikan yang ayat (1) mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan kecakapan vokasional. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan berupa sekolah, maka perlu diadakan manajemen kurikulum yang bagus disertai dengan pemberian life skills kepada seluruh siswa. Pendidikan Kurikulum adalah salah satu aspek strategis dalam membangun sistem pendidikan di sekolah, serta sebagai alat untuk mencerdaskan anak bangsa agar bermakna bagi kehidupannya secara individu maupun sosial. Kurikulum merupakan suatu sistem program pembelajaran untuk mencapai tujuan institusional pendidikan sehingga mempunyai peran yang sangat penting dalam mewujudkan sekolah yang berkualitas (Rusman, 2012:1) Pemerintah daerah mengamanatkan pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi merupakan perwujudan dari otonomi sekolah/madrasah, yang dalam pengembangannya masih tetap menggunakan pendekatan kompetensi dalam standar isi dan dalam prosesnya mengintegrasikan kebutuhan pengembangan potensi siswa secara utuh serta sesuai degan kondisi lingkungannya dengan bekal kecakapan hidup yang dimiliki. Kurikulum 2013 yang akan diimplementasikan di dalam sekolah pada tahun ajaran baru 2013–2014 didasarkan penyelenggaraan pendidikan pada Undang-undang No. pada 22 Tahun 1999. Hal ini menyebabkan pelaksanaan sistem Kompetensi Inti yang belum sempurna pada pelaksanaan pendidikan menjadi kurikulum sebelumnya. Mengingat pendidikan idealnya penyelenggaraan proses sepanjang hayat, maka lulusan atau keluaran dari pendidikan ini terwujud dalam Undang-undang No. 20 suatu proses pendidikan tertentu harus dipastikan Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. memiliki kompetensi yang diperlukan untuk melanjutkan yang desentralisasi. awalnya sentralisasi Desentralisasi Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Kurikulum adalah salah satu substansi yang pendidikannya secara mandiri, sehingga esensi tujuan didesentralisasikan. Kurikulum sesuai yang dimaksud pendidikan dapat dicapai. Terdapat penambahan mata dalam UU (19) adalah pelajaran prakarya dan kewirausahaan pada tingkat SMA “seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, sederajat untuk meningkatkan ketrampilan siswa. Ini isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan membuktikan bahwa pendidikan kecakapan hidup/life sebagai skills dapat terintegrasi dalam KTSP maupun Kurikulum Sisdiknas Pasal pedoman pembelajaran untuk 1 ayat penyelenggaraan mencapai tujuan kegiatan pendidikan 2013 (Kemendikbud, 2013 ). tertentu.” Rusman Lebih lanjut ditegaskan pada Pasal 36 ayat (1) mewujudkan tujuan pendidikan nasional”. pada tingkat menyatakan tentang Pendidikan kecakapan hidup adalah suatu keniscayan dalam mengantarkan siswa untuk dapat hidup cerdas pada zamannya. Pendidikan kecakapan hidup adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani menghadapi masalah hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara aktif-kreatif mencari dan menemukan solusi sehingga mampu mengatasinya. Konsep kecakapan hidup telah lama menjadi mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk kurikulum 500) pendidikan kecakapan hidup, bahwa. bahwa “pengembangan kurikulum dilakukan dengan Penyusunan (2012: satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Pasal 16 ayat (1). Selanjutnya dinyatakan dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 perhatian para ahli dalam mengembangkan kurikulum. Pasal 13 ayat (1) dan (2) dinyatakan bahwa: Menurut Tyler dan Taba (Arifin, 2012: 238) “Kecakapan hidup dan bekerja merupakan salah satu fokus analisis dalam pengembangan kurikulum. Kecakapan hidup akan memiliki makna yang luas apabila kegiatan pembelajaran yang dirancang memberikan dampak positif bagi peserta didik dalam membantu memecahkan problematika kehidupannya”. Kurikulum untuk SMP/MTs/SMPLB atau bentuk lain yang sederajat, SMA/MA/SMKLB atau bentuk lain yang sederajat, SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup. Ayat (2) pendidikan kecakapan hidup sebagaimana dimaksudkan pada 2 Hasil wawancara pada tanggal 23 Februari 2013 kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi dengan Waka Kurikulum MAN Lamongan menunjukkan kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. bahwa hanya ada beberapa sekolah/madrasah di Jawa Jenjang kualifikasi adalah tingkat capaian pembelajaran Timur yang mengintegrasikan life skills, implementasi yang disepakati secara nasional, disusun berdasarkan nyatanya salah satunya dengan mendirikan program kelas ukuran ketrampilan bagi siswanya/madrasah dengan program diperoleh vocational skill. Selain itu beliau mengatakan bahwa informal, atau pengalaman kerja (Dikti, 2011) hasil pendidikan melalui dan/atau pendidikan pelatihan formal, yang nonformal, Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) tidak hanya Pada pendidikan formal SMA/MA, pencapaian membutuhkan lulusan SMK, tetapi lulusan SMA/MA pembelajaran yang difokuskan KKNI adalah pada bidang yang mempunyai kecakapan vokasional memiliki nilai akademik. Tetapi akan menjadi nilai plus bagi sebuah karakter yang lebih baik. SMA/MA yang juga menerapkan pendidikan Pemberian pendidikan kecakapan hidup disekolah keterampilan pada siswa seperti di SMK, maka integrasi minimal akan memberikan ketrampilan belajar bagi para dari pendidikan kecakapan hidup pada kurikulum akan siswa. Jika siswa sudah memiliki ketrampilan belajar, semakin lengkap dan sempurna. maka akan memudahkan bagi mereka untuk Pernyataan didepan sangat jelas bahwa mengembangkan ketrampilan baru yang lain seperti pendidikan vokasional di Indonesia masih sangat ketrampilan bekerja untuk membantu mereka dalam dibutuhkan, baik lulusan SMK, Politeknik, bahkan mengembangkan kreativitas dalam kehidupanya yang SMA/MA akan datang (Anwar, 2004:13). kecakapan vokasional akan mempunyai nilai yang lebih Ketua Prodi Diploma Teknik mesin UGM, Dr. Wikan Sakarinto yang mempunyai keunggulan berupa sehingga banyak peluang untuk masuk di dunia kerja. menyatakan dalam seminar KKNI Penelitian yangh dilakukan oleh Nurhayati (2008) (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) dan RUU tentang program kurikulum dalam mengembanghkan life Perguruan Tinggi pada hari Selasa, 8 mei 2012 skills menunjukkan bahwa adanya tambahan dalam (http://ugm.ac.id/index.php?page=rilis&artikel=4634), program kurikulum siswa dalam bentuk penambahan KKNI diharapkan dapat menjadi jembatan antara sektor pendidikan dan pelatihan untuk membentuk SDM nasional berkualitas dan bersertifikat melalui skema pendidikan formal, nonformal, informal, pelatihan kerja atau pengalaman kerja. Dalam kesempatan itu, Wikan juga menilai kompetensi lulusan pendidikan vokasi sangat dibutuhkan. Sayang, hal tersebut belum digarap secara serius. Di sisi lain, saat ini jumlah lulusan pendidikan vokasi di Indonesia belum sebanding dengan kebutuhan tenaga kerja pada dunia industri. “Contoh kecil saja Astra Otoparts saat ini membutuhkan empat ribu supervisor lulusan vokasi. Padahal, kita per tahun hanya bisa meluluskan sekitar enam puluh orang. Secara nasional juga masih belum sebanding. Tenaga kerja lulusan pendidikan vokasi masih kurang dengan kebutuhan dunia industri. KKNI merupakan kerangka penjenjangan mata pelajaran selain yang telah ditetapkan oleh pihak Departemen Pendidikan Nasional. Dalam pengembangan kurikulum siswa tersebut terdapat delapan program yaitu: Broad casting, tata busana, sepak bola, voly, musik, conversation, otomotif, dan tapak suci. MAN menengah Lamongan yang dalam adalah sebuah kurikulumnya sekolah menerapkan pembelajaran mata pelajaran umum yang didukung dengan adanya kelas unggulan sains dan kelas akselerasi, mata pelajaran agama dengan adanya kelas keagamaan, serta kelas reguler dengan adanya kelas ketrampilan yang merupakan salah satu implementasi nyata dalam pengembangan pendidikan kecakapan hidup (life skills) kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, di sekolah/madrasah menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang semester mulai kelas X sampai kelas XII semester ganjil. pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman yang ditempuh selama lima Manajemen Kurikulum Berbasis Life Skills (Studi Kasus di MAN Lamongan) Program kelas ketrampilan yang diterapkan di manajemen kurikulum berbasis life skills secara MAN Lamongan adalah kelas ketrampilan Tata Busana menyeluruh dan apa adanya dengan cara mencatat, (Tailoring), Elektronika, Mebelair dan Setara D1 Teknik menganalisis dan menginterprestasikan keadaan secara Komputer. Masing-masing kelas ketrampilan telah sistematis dan akurat untuk mengetahui kondisi secara mempunyai kerjasama instansi terkait. langsung di MAN Lamongan. Program kelas ketrampilan Tata Busana bekerja Secara khusus penelitian ini menggunakan studi sama dengan Dinas Tenaga Kerja Jatim, caranya dengan kasus, yaitu pengkajian secara mendalam terhadap menyesuaikan kurikulum ketrampilan dari dinas tersebut masalah yang terjadi di suatu lokasi atau tempat. (Patton, dan mengadakan ujian akhir yang divalidasi oleh Dinas 2009: 23). Tenaga Kerja serta sebagai penyalur tenaga kerja (outsoursing). Teknik mempelajari dan memahami secara langsung dan Komputer bekerja sama dengan program setara Teknik mendalam tentang penerapan manajemen kurikulum Komputer ITS, Ebiz, dan International Computer berbasis life skills di MAN Lamongan, informasi Driving Licence (ICDL) dalam hal kurikulum dan tenaga diperoleh dari berbagai sumber yang mengetahui dan pengajar ahli yang digunakan. mengalaminya secara langsung di madrasah, yaitu Selain Program kelas kelas ketrampilan Desain studi kasus dalam penelitian ini adalah keterampilan yang merupakan beberapa warga madrasah dan dilakukan selama kurun implementasi dari kecakapan hidup khusus (specific waktu tertentu sesuai situasi dan kondisi di madrasah. skills) yang berupa kecakapan kejuruan (vocational skill) Data dalam penelitian ini berupa dokumen tertulis tersebut, adanya kelas unggulan sains dan keagamaan yang dicatat secara langsung serta didapatkan dari tenaga serta kelas akselerasi juga merupakan implementasi nyata administrasi, rekaman suara dari wawancara, video dan dari kecakapan akademik (academic skills) yang di foto-foto kegiatan pembelajaran dan kegiatan lainnya terapkan di MAN Lamongan. Hasil lulusan dari yang berkaitan dengan penerapan manajemen kurikulum penerapan pendidikan kecakapan hidup di madrasah berbasis life skills di MAN Lamongan. tersebut akan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat, Sumber data dalam penelitian ini ada 9 informan dunia usaha dan dunia industri untuk memperoleh sumber yang terdiri dari Kepala Madrasah, Waka Kurikulum, 3 daya manusia yang berkualitas dan potensial. koordinator dan guru program kelas keterampilan, 2 Berdasarkan penjelasan diatas maka judul dalam koordinator dan guru program kelas unggulan sains dan penelitian ini adalah Manajemen Kurikulum Berbasis keagamaan, 1 koordinator dan guru program kelas Life skills Studi Kasus di Madrasah Aliyah Negeri akselerasi, 1 koordinator dan guru program setara D1 (MAN) Lamongan. Teknik computer. Fokus dalam penelitian ini adalah: (1 Perencanaan Metode pengumpulan data yang digunakan kurikulum berbasis life skills di MAN Lamongan; 2) peneliti untuk mengumpulkan data tentang manajemen Pelaksanaan kurikulum berbasis life skills di MAN kurikulum berbasis life skills di MAN Lamongan, Lamongan; dan 3) Evaluasi kurikulum berbasis life skills meliputi di MAN Lamongan. partisipatif, dan studi dokumentasi. METODE 1. Wawancara metode wawancara mendalam, observasi Berdasarkan judul dan fokus permasalahan pada Pada penelitian di MAN Lamongan ini dilakukan penelitian ini, maka metode yang digunakan adalah dua dari tiga macam wawancara seperti yang dinyatakan pendekatan oleh Esterberg (Sugiyono, 2008: 233) yang meliputi: (a) kualitatif dengan metode deskriptif. (Moleong, 2012:6) yaitu mendeskripsikan penerapan Wawancara 4 semistruktur. Wawancara semistruktur dilakukan oleh peneliti dalam keadaan nonformal dan 1. Reduksi data secara terbuka kepada responden, pelaksanaannya bebas Reduksi data pada penelitian ini dilakukan dengan dan bertujuan untuk meminta pendapat dan ide-ide pihak cara menelaah, menggolongkan dan merangkum terwawancara.; berstruktur. kembali semua data dari hasil pengumpulan data di Wawancara tak berstruktur tidak menggunakan pedoman MAN Lamongan, sehingga dari berbagai data yang wawancara, tetapi hanya berupa garis besar permasalahan ada akan dihasilkan data-data pokok dan penting yang akan ditanyakan. Responden dalam wawancara ini sesuai dengan fokus manajemen kurikulum berbasis adalah Kepala Madrasah, waka kurikulum, koorinator life skills agar dapat dilakukan verifikasi. (b) Wawancara tak program dan guru program unggulan dak keterampilan. 2. Penyajian data Wawancara ini digunakan untuk mencari data Penyajian data dalam penelitian ini berupa uraian terkait dengan: (1) perencanaan kurikulum berbasis life sederhana dalam bentuk kalimat dan dilengkapi skills; (2) pelaksanaan kurikulum berbasis life skills; (3) dengan gambar dan bagan/tabel agar memudahkan evaluasi kurikulum berbasis life skills dalam 2. Observasi kesimpulan selama penelitian sehingga membantu Observasi bisa dilakukan dengan sistematis yaitu menggunakan pedoman observasi, dan non sistematis memahami kejadian dan mengambil dalam merencanakan kegiatan selanjutnya. 3. Verifikasi data tanpa menggunakan pedoman observasi (Arikunto, 2012: Pada saat penelitian berlangsung telah ditemukan 199—201). Observasi juga dapat dilakukan secara simpulan-simpulan yang bersifat sementara, sehingga partisipatif dan non partisipatif (Sukmadinata, 2012: pada saat analisis data diperlukan pemantapan dan 220). pengecekan ulang simpulan yang ada karena data Observasi partisipan digunakan dalam penelitian dalam penelitian kualitatif selalu berkembang. Hal ini ini untuk melihat secara langsung manajemen kurikulum dilakukan agar simpulan yang akan dikemukakan berbasis life skills di MAN Lamongan. Data-data yang nantinya bersifat kredibel. diobservasi antara lain terdiri dari: (1) perencanaan Ada 4 kriteria yang digunakan dalam pelaksanaan kurikulum berbasis life skills; (2) pelaksanaan kurikulum teknik berbasis life skills; dan (3) evaluasi kurikulum berbasis dikemukakan oleh Guba dan Lincoln (Moleong, 2012: life skills. 324), yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan 3. Dokumentasi (transferability), kebergantungan (dependability), dan Studi dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mencari data terkait dengan: (1) profil madrasah; pemeriksaan keabsahan data seperti yang kepastian (confirmability). 1. Kredibilitas (2) sejarah berdirinya madrasah; (3) visi, misi dan tujuan Kredibilitas dalam penelitian ini dilakukan melalui madrasah; (4) kebijakan mutu; (5) kondisi objektif triangulasi sumber. Triangulasi sumber data dilakukan madrasah; dan (6) struktur organisasi madrasah. dengan mengecek data yang diperoleh melalui Analisis data dalam penelitian kualitatif seperti yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1992:16— beberapa sumber. 2. Transferabilitas 20), dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung Transferabilitas dilakukan dengan cara menyajikan dan setelah selesai pengumpulan data pada waktu data hasil penelitian dengan kalimat sederhana, tertentu. Ada 3 kegiatan yang dilakukan dalam analisis lengkap dan mudah dimengerti pembaca, selain itu data yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi juga disajikan melalui tabel dan gambar agar lebih data. mudah dalam menggambarkan hasil penelitian. Manajemen Kurikulum Berbasis Life Skills (Studi Kasus di MAN Lamongan) 3. Dependabilitas e. Dependabilitas dilakukan dengan cara berkonsultasi Integrasi Life Skills dalam perencanaan kurikulum melalui perangkat pembelajaran (RPP) secara rutin dengan pembimbing sebelum dan setelah 2. Pelaksanaan kurikulum berbasis life skills di MAN mendapatkan data dari lapangan. Melalui informan Lamongan dilakukan dengan cara menyamakan persepsi sebelum a. dan setelah melakukan wawancara. Pelaksanaan kurikulum berbasis life skills adalah penerapan paket kurikulum yang telah disusun 4. Konfirmabilitas Konfirmabilitas dilakukan dengan oleh madrasah setelah dilakukan review pada cara awal periode sesuai visi, misi, dan tujuan menyimpulkan sementara hasil wawancara dan madrasah. Ini diwujudkan dalam bentuk kegiatan observasi dan ditunjukkan kebenarannya kepada pembelajaran, informan. pengembangan diri dan pembiasaan yang terintegrasi dengan pendidikan karakter, pendidikan lingkungan hidup dan HASIL DAN PEMBAHASAN kewirausahaan. Hasilnya sebagai bekal bagi Pada bagian hasil dan pembahasan ini akan dibahas siswa setelah lulus dari madrasah. tentang: 1) perencanaan kurikulum berbasis life skills; 2) b. pelaksanaan kurikukulum berbasis life skills; 3) evaluasi aplikasi dari hasil review yang mengacu pada kurikulum berbasis life skills. POS (Prosedur Operasional Standar), dilakukan Hasil Penelitian oleh semua warga madrasah. 1. Perencanaan kurikulum berbasis life skills di c. MAN Lamongan a. pembiasaan kegiatan menyusun pedoman dan perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh d. Tim e. sebagai acuan pada saat pelaksanaan, agar sesuai dilakukan f. dengan pemerintah, madrasah, a. dan mengacu pada POS (Prosedur Evaluasi kurikulum berbasis life skills adalah mereview kembali pelaksanaan KBLS berupa dan mereview kurikulum oleh Tim pengembang evaluasi pembelajaran dan program selama 1 kurikulum tahun periode, yang bertujuan memperbaiki Perencanaan KBLS dipengaruhi oleh keadaan kekurangan yang terjadi selama pelaksanaan dan didalam dan diluar madrasah, seperti peraturan keadaaan SDM madrasah melakukan pengembangan kurikulum sesuai dan dengan kebutuhan masyarakat d. sangat Lamongan Tahapan kegiatan perencanaan KBLS meliputi pemerintah, penghambat 3. Evaluasi kurikulum berbasis life skills di MAN pembuatan pedoman, perencanaan pembelajaran, c. dan Operasional Standar) yang berlaku maupun masyarakat. b. pendukung Strategi pelaksanaan KBLS yaitu komitmen yang tinggi mempertimbangkan beberapa aspek, baik dari kebijakan Faktor berpengaruh pada pelaksanaan KBLS dengan tujuan, visi, dan misi madrasah. Kegiatan harus Manfaat pelaksanaan KBLS memberikan bekal bagi siswa setelah lulus pengembang kurikulum setiap awal tahun periode ini Integrasi Life Skills dalam pelaksanaan kurikulum melalui KBM, kegiatan pengembangan diri dan Perencanaan kurikulum berbasis life skills adalah penyusunan Tahapan kegiatan pelaksanaan KBLS meliputi kebutuhan. Hasilnya adalah suatu kebijakan yang akan digunakan pada periode Tujuan dan fungsi perencanaan KBLS adalah berikutnya. sebagai acuan pada saat pelaksanaan 6 b. Tahapan kegiatan mereview c. d. evaluasi kurikulum KBLS berupa adalah dan dilakukan evaluasi setiap akhir tahun ajaran. evaluasi Semua tahapan kegiatan tersebut cukup kompleks, pembelajaran dan program karena dilakukan secara berkelanjutan dan berkaitan Tujuan dan fungsi evaluasi KBLS adalah sebagai antara satu dengan yang lain sehingga membutuhkan tolak ukur keberhasilan pelaksanaan pengambilan keputusan yang tepat. Hasil evaluasi KBLS berupa perubahan program Hal tersebut sesuai pernyataan Hamalik (2010: dan pengembangan kurikulum sesuai kebutuhan 152), bahwa perencanaan kurikulum merupakan suatu madrasah dan masyarakat proses sosial yang kompleks yang menuntut berbagai jenis dan tingkat pembuatan keputusan. Jenis dan Pembahasan tingkatan pengambilan keputusan ini sesuai tahapan 1. Perencanaan kurikulum berbasis life skills di kegiatan yang dilakukan madrasah pada saat perencanaan KBLS tersebut didepan. MAN Lamongan Perencanaan KBLS di MAN Lamongan adalah Integrasi life skills dalam kurikulum di MAN suatu kegiatan yang dilakukan untuk membuat Lamongan pedoman yang akan digunakan sebagai standar dalam meliputi melaksanakan dan pendidikan karakter, dan kewirausahaan. Ketiga keterampilan berbasis life skills sebagai upaya untuk komponen tersebut diintegrasikan dalam kegiatan mencapai visi, misi dan tujuan madrasah. Hal ini pembelajaran, non pembelajaran dan pendukung- sesuai dengan pernyataan Hamalik (2010: 152), yang pendukungnya. menyatakan kegiatan bahwa pembelajaran perencanaan kurikulum itu dilaksanakan pendidikan Integrasi melalui lingkungan dibidang 3 komponen, hidup (PLH), kewirausahaan sebagai pedoman atau alat manajemen yang berisi pelaksanaannya melalui program keterampilan Tata petunjuk tentang peserta didik, proses pembelajaran busana, Mebelair dan Elektronika serta program dan tekniknya, biaya, tenaga, sarpras dan sistem setara D1 Teknik komputer. Integrasi karakter evaluasi untuk mencapai tujuan organisasi. terwujud melalui tambahan mata pelajaran muatan Pedoman perencanaan life skills di madrasah lokal pendidikan karakter Qur’ani (PKQ) yang ini juga sesuai dengan PP Nomor 19 Tahun 2005 diajarkan oleh guru agama, selain itu adanya program Pasal 13 ayat (1) yang menjelaskan tentang integrasi unggulan life skills dalam kurikulum ditingkat SD, SMP, dan penerapan dari nilai-nilai karakter tersebut. Kemudian SMA sederajat. Jadi dengan melakukan perencanaan pendidikan lingkungan hidup terintegrasi dalam mata KBLS di MAN Lamongan, sesuai dengan pedoman pelajaran tertentu terutama sains dan keterampilan. dari pemerintah, juga perwujudan dari visi misi Selain itu ada tambahan pengetahuan dan teknologi madrasah serta pemenuhan kebutuhan masyarakat, yang terwujud melalui program unggulan sains dan agar teknologi (sainstek). peserta didik mudah dan cakap dalam memecahkan problematika kehidupannya. keagamaaan Integrasi life juga skills sangat dalam mendukung perangkat Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan pembelajaran di MAN Lamongan yaitu dengan KBLS di MAN Lamongan diawali dari perencanaan memasukkan nilai-nilai karakter pada RPP disetiap perangkat pembelajaran, penyusunan oleh setiap guru mata pelajaran sesuai dengan materi yang berkaitan. mata pelajaran, pengecekkan ulang oleh Waka Untuk integrasi pendidikan lingkungan hidup, dengan Kurikulum dan pengesahan oleh Kepala Madrasah. memasukkan sikap-sikap dan tindakan cinta kepada Kemudian dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran lingkungan, menyesuaikan dengan materi pada mata Manajemen Kurikulum Berbasis Life Skills (Studi Kasus di MAN Lamongan) pelajaran. Sedangkan untuk kewirausahaan lebih Hal ini sesuai dengan pendapat Saylor dkk mengarah pada program keterampilan dan sainstek, (Rusman, 2012: 74) bahwa kurikulum dalam dimensi sehingga kegiatan/pelaksanaan tidak semua mata pelajaran dapat mengintegrasikannya lewat perangkat pembelajaran. adalah upaya untuk mewujudkan kurikulum yang masih bersifat dokumen Arifin (2012: 251) juga menyatakan bahwa tertulis dan berupa perencanaan menjadi aktual dalam pengembangan kurikulum berbasis kecakapan hidup serangkaian aktivitas pembelajaran. Sedangkan menyangkut pengembangan dimensi peserta didik Hamalik (2010: 172) menyatakan bahwa kegiatan secara utuh, yang meliputi aspek-aspek moral, akhlak, yang dilakukan dalam pelaksanaan kurikulum itu budi pekerti, pengetahuan, ketrampilan, kesehatan, dikelompokkan menjadi 9 macam yaitu, 1) kegiatan seni dan budaya. yang berhubungan dengan kepala sekolah; 2) kegiatan Hal tersebut sesuai dengan integrasi karakter yang berhubungan dengan tugas guru; 3) kegiatan dalam kurikulum di MAN Lamongan yang termasuk yang berhubungan dengan murid; 4) kegiatan yang bagian dari integrasi life skills itu sendiri. Ada 18 berhubungan dengan PBM; 5) kegiatan ekstra karakter perlu kurikuler; 6) kegiatan pelaksanaan evaluasi belajar; 7) diintegrasikan dalam perangkat pembelajaran, yang kegiatan pelaksanaan pengaturan alat perlengkapan meliputi religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, sekolah; 8) kegiatan bimbingan dan penyuluhan; 9) kreatif, kegiatan yang berkenaan dengan usaha peningkatan di MAN mandiri, Lamongan demokratis, rasa yang ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai mutu professional guru. prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar Dalam pelaksanaan KBLS di MAN membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan Lamongan, ada beberapa kegiatan yang berkaitan tanggung jawab dengan tugas kepala madrasah yaitu sebagai Jadi perencanaan kurikulum berbasis life skills supervisor kelas, penilai kinerja guru dan pembinaan di MAN Lamongan adalah kegiatan menyusun kepada warga madrasah. Guru bertugas melaksanakan pedoman KBM dan tugas tambahan lain sesuai dengan dan perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh Tim pengembang kurikulum setiap tupoksinya, awal tahun periode sebagai acuan pada saat laboratorium, pembina osis dan lain-lain. Siswa wajib pelaksanaan, agar sesuai dengan tujuan, visi, dan misi mengikuti KBM, beberapa kegiatan ekstra kurikuler, madrasah. Kegiatan penyusunan ini harus dilakukan bimbingan belajar dan pengembangan diri. Guru dengan mempertimbangkan beberapa aspek, baik dari BP/BK bertugas membantu siswa yang bermasalah kebijakan pemerintah, madrasah, maupun masyarakat. dan berprestasi. Sarana dan prasarana selalu mengikiti kebutuhan 2. Pelaksanaan kurikulum berbasis life skills di MAN seperti dari menjadi pelaksanaan wali kelas, kurikulum, ketua serta peningkatan mutu guru dilakukan melalui MGMP dan Lamongan Pelaksanaan KBLS di MAN Lamongan adalah pelatihan penerapan dari perencanaan yang sudah dilakukan di yang ada di Kemenag maupun Dispendikbud awal tahun ajaran sesuai dengan visi misi dan tujuan Salah satu contoh integrasi kewirausahaan yang telah ditetapkan oleh madrasah. Pelaksanaan dalam kegiatan pembelajaran di MAN Lamongan KBLS ini merupakan aplikasi dari hasil review adalah kurikulum, diketahui sehingga tambahan dalam dan pembuatan pengembangan yang keterampilan elektro dan kerjasama dengan siswa 8 D1 Teknik oleh dan gantungan setara dikerjakan pin, akan program yang bergambar, pelaksanaan dilakukan. kunci mug computer siswa dalam pengerjaan desainnya. Untuk integrasi pendidikan yang bersifat keilmuan dan mengandalkan kecerdasan lingkungan hidup misalnya pemanfaatan limbah intelektual, serta kecakapan kejuruan yang mengarah serbuk kayu dan potongan kayu oleh siswa program pada penguasaan keterampilan tertentu sesuai dengan keterampilan mebelair, itu sudah masuk dalam materi keahlian yang dipilihnya. kelas mebelair. Selain itu juga ada pemanfaatan Kecakapan personal, kecakapan sosial, limbah berupa kain perca sebagai kerajinan, itu juga kecakapan akademik dan kecakapan vokasional sudah masuk dalam pembelajaran tata busana. Untuk dalam penerapannya di madrasah terintegrasi pada pendidikan karakter misalnya adanya kejujuran, program pendidikan karakter, pendidikan lingkungan kerjasama dan komunikasi dalam diskusi kelompok hidup, dan kewirausahaan. Adapun ketiganya bisa dan tugas presentasi di kelas. masuk pada salah satu kegiatan belajar mengajar, Integrasi life skills dalam pengembangan diri di MAN kegiatan Lamongan yaitu kegiatan pengembangan diri dan kegiatan pembiasaan diri ataupun semuanya. pengembangan minat dan bakat siswa melalui Pada kegiatan belajar mengajar diutamakan program keterampilan (Mebelair, elektronika, Tata pada penekanan nilai-nilai karakter sesuai dengan busana dan Teknik computer), program unggulan materi (Sainstek dan keagamaan), serta melalui kegiatan personal dan sosial). Pada kegiatan pengembangan ekstra dilakukan diri diwujudkan melalui penambahan muatan lokal dengan mengasah skill, bakat dan minat mereka PKQ (Pendidikan Karakter Qur’an), penambahan jam sesuai dengan program kurikulum dan ekstrakurikuler pelajaran pada program unggulan sesuai disiplin yang dipilihnya tersebut. ilmunya, dan pemberian kecakapan vokasi pada kurikuler. Pengembangan diri pelajaran yang disampaikan (kecakapan Selain itu, di MAN Lamongan juga dilakukan program keterampilan sebagai bekal berwirausaha Integrasi life skills dalam kegiatan pembiasaan (kecakapan akademik dan vokasional). Pada kegiatan melalui adanya kegiatan jum’at bersih, penanaman pembiasaan selalu dilakukan salam sambutan setiap pohon di lingkungan madrasah, pemasangan dan pagi sebelum masuk kelas, membaca pengaplikasian dari slogan-slogan tentang kebersihan sebelum jam pembelajaran dimulai, shalat dluha dan yaitu TASSA dan TAKBer (masuk dalam pembiasaan shalat dzuhur berjama’ah serta dukungan berupa PLH). Penyambutan salam setiap pagi sebelum masuk adanya slogan-slogan kebersihan dan karakter di kelas, pembinaan bagi siswa yang terlambat, mengaji lingkungan madrasah sebagai penerapan pendidikan Al-qur’an sebelum pembelajaran jam pertama, sholat lingkungan hidup (PLH). Al-qur’an dluha dan sholat dluhur berjama’ah dan kegiatan Jadi pelaksanaan kurikulum berbasis life skills muhadloroh, pengaplikasian slogan 5R dan SSIIPS di MAN Lamongan adalah Implementasi paket (masuk dalam pembiasaan karakter). Kemudian kurikulum yang telah disusun oleh madrasah setelah pembiasaan pada jiwa kewirausahaan seperti kantin dilakukan review pada awal periode sesuai visi, misi, apung kejujuran dan koperasi kejujuran. dan tujuan madrasah. Ini diwujudkan dalam bentuk Depdiknas (Anwar, 2004: 28-31) kegiatan pembelajaran, pengembangan diri dan menyebutkan, life skills terdiri dari 2 macam yaitu pembiasaan yang terintegrasi dengan pendidikan general life skills dan spesific life skills. Pada general karakter, life skills terdiri atas kecakapan personal dan kewirausahaan. Hasilnya sebagai bekal bagi siswa kecakapan sosial. Pada spesific life skills terdiri atas setelah lulus dari madrasah. kecakapan akademik yang mengarah pada kegiatan pendidikan lingkungan hidup dan Manajemen Kurikulum Berbasis Life Skills (Studi Kasus di MAN Lamongan) kemampuan dan unjuk kerja guru, kemampuan dan 3. Evaluasi kurikulum berbasis life skills di MAN kemajuan siswa, sarana, fasilitas, dan sumber-sumber Lamongan Evaluasi KBLS di MAN Lamongan yaitu belajar lainnya (Sukmadinata, 2012: 173) mereview perjalanan kurikulum pada periode yang Evaluasi kurikulum menurut Olivia (1992: telah lalu, sehingga dapat diketahuai kekurangan dari 475) pelaksanaan tersebut untuk dilakukan perbaikan. pelaksanaan kurikulum yang telah dilakukan, jadi Apabila sudah sesuai dengan perencanaan maka akan hasil dari evaluasi pasti ada kekurangan sehingga dilanjutkan harus segera dilakukan perbaikan dan hasil dari untuk periode kedepan kemudian dilakukan pengembangan. bermaksud menghasilkan perbaikan dari perbaikan tersebut dapat dijadikan dasar pada Sesuai dengan pendapat Olivia (1992: 475), pelaksanaan selanjutnya. bahwa evaluasi digunakan untuk menentukan hal Hasil evaluasi KBLS di MAN Lamongan akan yang perlu diperbaiki dan untuk menyediakan dasar digunakan sebagai pedoman untuk perencanaan dan yang mempengaruhi perbaikan tersebut. pelaksanaan KBLS pada periode yang akan datang. Menurut kurikulum Hamalik mempunyai (2010: enam 95) “evaluasi komponen Diantaranya yang berupa perubahan program dan pengembangan kurikulum sesuai kebutuhan madrasah meliputi komponen analisis kebutuhan dan studi dan masyarakat, yaitu: kelayakan, dan a. Adanya perubahan dan pengembangan kurikulum pembelajaran, juga terjadi pada program keterampilan Tata komponen revisi kurikulum, dan komponen reseach busana, kaarena disesuaikan dengan kondisi kurikulum”. lingkungan dan kebutuhan masyarakat. Selain komponen pengembangan, perencanaan komponen proses Tahapan evaluasi KBLS di MAN Lamongan mengerjakan desain pakaian secara manual, terdiri dari evaluasi pembelajaran dan evaluasi program keterampilan Tata busana juga mulia program, termasuk program-program yang berkaitan mendesain dengan menggunakan software seperti dengan implementasi dari life skills itu sendiri. corel draw dll. Tahapan awal dimulai dari evaluasi pembelajaran, b. Perubahan nama juga terjadi pada program kemudian evaluasi program kurikulum dan yang keterampilan elektronika. Pada program paling akhir adalah evaluasi program madrasah secara keterampilan elektronika terjadi perubahan nama keseluruhan. dan penambahan kurikulum karena menyesuaikan Evaluasi kurikulum itu semua berangkatnya kondisi yang ada di madrasah dan di masyarakat. dari pembelajaran, sehingga ada target dan daya serap Pada awalnya namanya adalah reparasi TV dan pencapaian evaluasi berupa materi dan KKM (Kriteria radio, Ketuntasan Minimum). Evaluasi pembelajaran terdiri komputer, dari ujian tengah dan akhir semester, ujian madrasah, menjadi teknik tenaga listrik dan elektronika ujian (TTLE) madrasah berstandar nasional dan ujian nasional, serta ada ujian praktek bagi beberapa mata kemudian dan berubah sekarang menjadi reparasi namanya berubah c. Pada program keterampilan mebelair juga pelajaran. mengalami pengembangan dalam segi kurikulum Adapun harus dan perubahan nama untuk menarik minat peserta termasuk didik, karena terjadi penurunan kuantitas bagi kegiatan yang luas meliputi evaluasi hasil belajar dan siswa yang berminat. Jadi saat ini mebelair sudah pembelajaran, desain dan implementasi kurikulum, mulai dilakukan beberapa dalam evaluasi kegiatan yang kurikulum 10 mengarah pada desain dengan menggunakan komputer. Sekarang namanya menjadi desain dan arsitektur. PENUTUP Simpulan Jadi evaluasi kurikulum berbasis life skills di MAN Lamongan adalah kegiatan mereview kembali pelaksanaan KBLS dan pendukung-pendukungnya selama 1 tahun periode, yang bertujuan memperbaiki kekurangan yang terjadi selama pelaksanaan dan melakukan pengembangan kurikulum sesuai dengan kebutuhan. Hasilnya adalah suatu kebijakan yang akan digunakan pada periode berikutnya. Berdasarkan hasil dan pembahasan tersebut, maka dapat dibuat diagram konteks sebagai berikut: Berdasarkan paparan data, temuan penelitian, dan pembahasan, maka dapat disimpulkan: 1. Perencanaan kurikulum berbasis life skills di MAN Lamongan adalah kegiatan menyusun pedoman pembelajaran program life skills dengan mempertimbangkan kebijakan pemerintah, kondisi madrasah, dan kebutuhan masyarakat. 2. Pelaksanaan kurikulum berbasis life skills di MAN Lamongan adalah adalah penerapan seperangkat pengalaman belajar terintegrasi life skills berupa karakter, Manajemen Kurikulum Barbasis life skills (Studi Kasus di MAN Lamongan) dan pendidikan lingkungan hidup, dan kewirausahaan melalui kegiatan belajar mengajar, kegiatan pengembangan diri dan pembiasaan di madrasah 3. Evaluasi kurikulum berbasis life skills di MAN Lamongan adalah mereview pelaksanaan program dan pembelajaran dengan tujuan perbaikan dan Perencanaan kurikulum berbasis life skills Pelaksanaan kurikulum berbasis life skills Evaluasi kurikulum berbasis life skills pengembangan sesuai kebutuhan. Hasilnya berupa kebijakan untuk periode yang akan datang. Saran Kegiatan menyusun pedoman pembelajaran dan program life skills dengan mempertimbangkan kebijakan pemerintah, kondisi madrasah, dan kebutuhan masyarakat Penerapan seperangkat pengalaman belajar terintegrasi life skills berupa karakter, pendidikan lingkungan hidup dan kewirausahaan melalui KBM, pengembangan diri dan pembiasaan Mereview pelaksanaan program dan pembelajaran dengan tujuan perbaikan dan pengembangan sesuai kebutuhan, hasilnya berupa kebijakan untuk periode yang akan datang Sesuai dengan paparan data, temuan penelitian, pembahasan dan kesimpulan, maka peneliti dapat memberi saran sebagai berikut: 1. Kepada Kepala Madrasah dan Tim pengembang kurikulum Dalam melakukan perencanaan kurikulum berbasis life skills di memperhatikan MAN Lamongan komponen-komponen hendaknya yang berpengaruh pada saat pelaksanaan, meliputi: (a) Pengelolaan pedoman pelaksanaan pembelajaran terintegrasi life skills dalam kegiatan belajar mengajar, pengembangan diri dan pembiasaan diri untuk dievaluasi dengan tujuan perbaikan dan pengembangan sesuai kebutuhan. dukungan dari pihak madrasah; (b) pengembangan dan pemerataan sumber daya pada semua program; (c) apresiasi terhadap tenaga pendidik maupun program yang sudah ada sebelum mengembangkan program-program life skills lain yang baru; serta (d) memperhatikan perubahan-perubahan yang mungkin Diagram Konteks Manajemen Kurikulum Berbasis Life Skills Sumber: Data Primer Peneliti terjadi. Manajemen Kurikulum Berbasis Life Skills (Studi Kasus di MAN Lamongan) 2. Kepada Waka Kurikulum dan Koordinator Program a. Penyelenggaraan program-program (http://www.slideshare.net/tahangpette/dirjendikti-kebijakan-dikti-ttg-kkni-dan-kurikulum-1). Diakses 1 Desember 2012 Pukul 07.00 WIB unggulan pendukung kurikulum berbasis life skills di MAN Fauziyah, Fita. 2008. Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah dalam Upaya Mengembangkan Life Skills Peserta Didik. (Online). (http://lib.uinmalang.ac.id/thesis/fullchapter/03140022-fitafauziyah.ps) Diakses 28 Oktober 2012 pukul 07.26 WIB Lamongan perlu memperhatikan: (a) kebutuhan masyarakat dan DU/DI (dunia usaha dan dunia industri); (b) sumber daya yang ada di Madrasah, meliputi kecukupan pendukung, sarana biaya dan yang prasarana dibutuhkan, Hamalik, Oemar. 2010. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: P.T Remaja Rosdakarya profesionalisme tenaga pendidik, serta kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan motivasi guru dan siswa. Kemendikbud. 2013. Desain Induk Kurikulum 2013. (Online). (http://www.slideshare.net/kreshna/desaininduk-kurikulum-2013-ver-150113). Diakses 1 Desember 2012 pukul 07.05 WIB b. Output dari pelaksanaan kurikulum berbasis life skill di MAN Lamongan ini agar mudah terserap di DU/DI (Dunia usaha/Dunia industri) maupun diterima di Perguruan Tinggi, madrasah Kemendikbud. 2013. Kurikulum 2013. (Online). (http://kemdiknas.go.id/kemdikbud/artikelmendikbud-kurikulum2013). Diakses 18 April 2013 pukul 08.30 WIB mengoptimalkan kerjasama/MoU dengan lembaga pendidikan maupun non pendidikan. 3. Kepada Koordinator dan anggota MGMP Masitoh dkk. 2009. Studi Implementasi Kurikulum Berbasis Kecakapan Hidup (Life Skills) Pada Jenjang Sekolah Dasar. (Online). (http://jurnal.upi.edu/file/Masitoh.pdf). Diakses 28 Oktober 2012 pukul 07.26 WIB Madrasah dalam membuat KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) selain berisi mata pelajaran yang diajarkan, perlu dibarengi dengan kekhasan yang dimiliki. MAN Lamongan dalam membuat KKM perlu ditambahkan Miles, Matthew B dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press. life skills yang menjadi ciri khasnya yang meliputi pendidikan karakter, pendidikan lingkungan hidup Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: P.T Remaja Rosdakarya dan kewirausahaan. Ini akan membedakan keunikan yang dimiliki madrasah dibandingkan dengan Nurhayati, Islahirma Siti. 2008. Program Kurikulum Siswa dalam Mengembangkan Life skills di SMA Muhammadiyah Bantul Yogyakarta. (Online). (http://digilib.uin-suka.ac.id/1044/). Diakses 28 Oktober 2012 pukul 07.30 WIB. madrasah/sekolah lain yang sederajat. DAFTAR PUSTAKA Anwar. 2006. Pendidikan Kecakapan Hidup. Bandung: Alfabeta Olivia, Peter F. 1992. Developing The Curriculum. New York: Harper Collins Publisher. Arifin, Zainal. 2012. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: P.T Remaja Rosdakarya Patton, Michael Quinn. 2009. Metode Evaluasi Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Riyanto, Yatim. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif. Surabaya: Unesa University Press. Depdiknas, Pusat Kurikulum Balitbang. Pengembangan Model Pendidikan Kecakapan Hidup. Jakarta (Online). (www.puskur.net). Diakses 28 Oktober 2013 pukul 07.31 WIB Rusman. 2012. Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers Samani, Dikti, 2011. Kebijakan Ditjen Pendidikan Tinggi tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia. (Online). 12 Muchlas. 2010. Menggagas Bermakna. Surabaya: SIC Pendidikan Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Sugono, Dendy Dkk. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: P.T Remaja Rosdakarya. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: P.T Remaja Rosdakarya Taba, Hilda. 1962. Curriculum Development Theory and Practice. New York: Harcourt, Brace & World, INC Terry, George R. 2006. Asas-Asas Menejemen. Bandung: P.T Alumni UGM. 2012. RUU PT dan KKNI Jadikan Pendidikan Vokasi Kian Diakui. (Online). (http://ugm.ac.id/index.php?page=rilis&artikel= 4634). Diakses 1 Desember 2012 pukul 06.59 WIB. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2010. Bandung: Citra Umbara Yin, Robert K. 2011. Studi Kasus Desain dan Metode. Jakarta: P.T Raja Grafindo Persada Yonohudiyono Dkk. 2007. Bahasa Indonesia Keilmuan. Surabaya: Unesa University Press