BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Untuk memudahkan dalam penelitian maka di perlukan pemahaman – pemahaman tentang teori dalam penyusunan penulisan skripsi. 2.1.1 Sistem Informasi Menurut Satzinger (2010, p6), sistem informasi merupakan koleksi komponen yang saling terkait yang mengumpulkan, proses, menyimpan, dan menyediakan sebagai output informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bisnis tugas. 2.1.2 Pemasaran Pemasaran diperkenalkan untuk memperkenalkan informasi produk ataupun jasa kepada para konsumen. Berikut ini pengertian menurut beberapa ahli : Menurut Kotler dan Amstrong (2012, p5) Pemasaran merupakan proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi customer dan membangun hubungan customer yang kuat untuk menangkap nilai dari customer sebagai imbalan. Berikut merupakan gambar model sederhana proses pemasaran Menangkap kembali nilai dari pelanggan Memahami pasar dan kebutuhan serta keinginan pelanggan Merancang strategi pemasaran yang digerakkan oleh pelanggan Membangun program pemasaran terintegrasi yang memberikan nilai yang unggul Membangun hubungan yang menguntungk an dan menciptakan kepuasan pelanggan Menangkap nilai dari pelanggan untuk menciptakan keuntungan dan ekuitas pelanggan Menciptakan nilai untuk pelanggan dan membangun hubungan dengan pelanggan. Gambar 2.1 Model Sederhana Proses Pemasaran Menurut Laudon, Traver (2008,p355), pemasaran adalah strategi dan tindakan perusahaan yang diambil oleh perusahaan untuk membangun hubungan dengan pelanggan dan mendorong pembelian dari barang dan jasa itu. Menurut Alsem (2007, p6), pemasaran dapat di artikan dalam beberapa pengertian, yaitu : 1. Sebagai budaya organisasi Merupakan sebuah nilai dan kepercayaan yang mendorong organisasi untuk membuat komitmen fundamental untuk pelayanan kebutuhan pelanggan sebagai jalan mendapatkan keuntungan. 2. Sebagai strategi Merupakan target pasar dan letak penawaran produk. 3. Sebagai taktik Merupakan aktivitas sehari – hari dalam empat alat pemasaran : pengembangan produk, harga, penyebaran dan komunikasi. 2.1.3 Internet Menurut Dave Chaffey (2009, p186) Internet adalah jaringan komunikasi global yang digunakan untuk mengirim informasi dipublikasikan di IWorld Wide Web (WWW) dalam format standar berdasarkan Hypertext Markup language (HTML) dengan menggunakan protokol standar yang berbeda seperti HTTP dan TCP / IP. 2.1.4 HTML Menurut Garry B. Shelly, dan Denise M.Woods (2011, p9) HTML adalah platform independen, yang berati dapat membuat, atau kode file HTML pada satu jenis komputer dan kemudian menggunakan browser pada jenis lain dari komputer untuk melihat bahwa file sebagai halaman web. 2.1.5 PHP atau Hypertext Preprocessor PHP atau HypertextPreprocessor menurut LukeWelling dan Laura Thomson (2008, p2) adalah server-side scripting bahasa pemprograman yang dirancang khusus untuk Web. Dengan sebuah halaman HTML yang dapat menanamkan kode PHP dan selanjutnya akan dieksekusi setiap kali halaman dikunjungi. Kode PHP tersebut disimpan pada server web dan menghasilkan berupa output HTML atau lainya. 2.1.6 Perancangan Database Menurut John W.Satzinger, Robert Jackson, dan Stephen Burd (2010, p48) Database adalah koleksi terpadu atau sekumpulan dari data yang tersimpan yang dikelola secara terpusat dan dikendalikan. 2.2 Teori khusus Teori khusus merupakan teori-teori yang membahas mengenai topik penelitian secara lebih rinci. 2.2.1. Pengertian E-marketing Menurut Indarajani, Olivia, Megaria, Christina (2007, p81) E-marketing merupakan proses membangun dan mempertahankan hubungan dengan pelanggan melalui kegiatan online untuk memfasilitasi pertukaran ide, produk, dan pelanggan untuk memenuhi keinginan dari kedua belah pihak. Menurut Salehi, Mirzaei, Aghaei dan Abyari (2012, p520) mendefinisikan Emarketing sebagai penerapan teknologi digital yang membentuk saluran online (web, e-mail, database, ditambah mobile / wireless & TV digital) untuk berkonstribusi kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk mencapai akuisisi menguntungkan dan retensi pelanggan (dalam membeli multi-channel proses dan siklus hidup pelanggan ) melalui peningkatan pengetahuan pelanggan kami (dari profil mereka, perilaku, nilai dan loyalitas driver), kemudian memberikan komunikasi ditargetkan terpadu dan layanan online yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. 2.2.2. Pengaruh Internet terhadap Marketing Tradisional Menurut Chaffey, Chadwick, Johnston, & Mayer, 2008, p21 pengaruh dengan adanya internet terhadap marketing tradisional adalah sebagai berikut: Interactivity Marketing melalui media internet mendukung adanya interaksi dua arah (timbal balik atau two-way feedback) antara perusahaan dengan pelanggan, dimana dengan adanya internet, customer bisa dengan mudah memberikan feedback langsung ke perusahaan dan begitu juga sebaliknya. Sedangkan pada marketing tradisional, komunikasi yang dilakukan perusahaan cenderung satu arah, dimana perusahaan adalah pihak pertama yang memulai komunikasi dengan advertising (push mechanism), sedangkan pada komunikasi melalui internet, pelanggan sering kali menginisialisasi transaksi (pull mechanism), dengan mencari informasi tentang perusahaan mana yang dapat memenuhi kebutuhannya. Intelligence Internet merupakan media yang bisa digunakan untuk melakukan penelitian marketing dengan mudah dan dengan biaya yang relative murah. Penelitian bisa dilakukan melalui survey atau questionnaire online. Penelitian mengenai tingkat keberhasilan e-marketing perusahaan, juga bisa dilakukan dengan mudah menggunakan jasa web analytics (contoh : Google Analytics). Individualization (Personalization) Dengan adanya internet memungkinkan adanya penyesuaian pelayanan dan penyesuaian penyampaian marketing message ke masing-masing individu secara mudah, misalnya mampu melakukan personalisasi ke setiap pengunjung website, dimana perilaku tiap individu yang sudah sign in dimonitor, kemudian marketer akan melakukan komunikasi dengan masing-masing individu dengan cara yang berbeda sesuai dengan data yang telah dikumpulkan dari masingmasing customer, misal dengan menyapa masing-masing individu dengan nama merekas sendiri atau memberikan rekomendasi khusus berdasar data pembelian terdahulu. Integration Dengan adanya internet memungkinkan perusahaan memperluas kegiatan marketingnya, karena internet dapat dijadikan media marketing tambahan bagi perusahaan, dimana antara internet dengan channel marketing lainnya harus diintegrasikan agar bisa saling mendukung dalam menyukseskan e-marketing peusahaan. Industry Restructuring Dengan adanya internet menimbulkan adanya restrukturisasi pada industry. Contohnya adalah disintermediation dan reintermediation. Disintermediation adalah penghapusan intermediaries seperti distributor (broker) yang tadinya menghubungkan perusahaan dengan pelanggan sah namun setelah adanya website perusahaan akhirnya peran distributor dihilangkan karena sudah digantikan oleh website perusahaan (Chaffey, Chadwick, Johnstone, & Mayer, 2008, p.25). Reintermediation adalah pengadaan kembali intermediaries antara perusahaan dengan pelanggan dimana intermediaries tersebut menyediakan website untuk membantu pelanggan memperoleh produk dari perusahaan. (Chaffey, Chadwick, Johnstone, & Mayer, 2008, p.25). Pada banyak kasus, tidak semua perusahaan mengalami kasus disintermediation atau reintermediation dengan distributor (broker). Tapi era sosial media seperti sekarang banyak perusahaan menganggap bahwa reintermediation kini terjadi dengan maraknya perusahaan yang menggunakan sosial media sebagai perantara buat promosi mengenai website perusahaan mereka secara viral marketing (Deragon,2008 Enter Reintermediation section Paragraf 4). Independence of location Dengan adanya internet pelanggan dapat melakukan komunikasi dan transaksi dengan perusahaan tanpa dibatasi batasan geografis selama pelanggan tersebut terhubung dengan internet. Internet dengan segala kemudahan yang diberikannya, seharusnya mampu membantu perusahaan untuk melaksanakan fungsi e-marketingnya dengan baik pula. Namun, ternyata masih banyak perusahaan yang ternyata tidak mampu memanfaatkan peluang tersebut dengan maksimal (Chaffey & Smith, 2008, p.20). Hal ini disebabkan karena e-marketing dilaksanakan tanpa adanya tujuan, tanpa adanya startegi yang jelas dengan eksekusi yang di dasarkan pada naluri atau feeling semata, sehingga e-marketing yang dihasilkan tidak mampu memberikan hasil yang diinginkan oleh perusahaan. Ciri e-marketing yang baik adalah e-marketing yang mampu memanfaatkan website untuk melakukan (Chaffey & Smith, 2008, p.18): 1. Identifikasi kebutuhan customer dengan memanfaatkan komentar, request dan complaint dari pelanggan yang disampaikan melalui e-mail, bulletin, board, chat room. Selain itu bisa juga dengan menggunakan analisis dari web analytic dan survey online. Semua informasi ini dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan kualitas situs, meningkatkan kualitas produk dan pelayanan, serta memprediksi kebutuhan customer di masa depan. 2. Antisipasi mengenai adanya kebutuhaan lain dari customer, dengan menanyakan pertanyaan secara online kepada customer, atau member rekomendasi kepada pelanggan berdasarkan pembelian terlebih dahulu, yang memungkinkan pelayanan secara personal berdasarkan pola perilaku pelanggan yang telah di analisis. 3. Pemuasaan kebutuhan customer secara mudah, karena dengan adanya website, perusahaan dapat memberikan pelayanan after sales yang dilengkapi dengan komunikasi secara continue yang dapat mendukung terciptanya hubungan jangka panjang dengan customer. 4. Melakukan ketiga hal diatas dengan mudah, seperti yang telah dikatakan sebulumnya dengan adanya internet semua hal yang diatas lebih mudah dilakukan bila dibandingkan dengan melakukannya dengan media offline. 2.2.3 Pengertian Search engine optimization (SEO) Menurut Chaffey (2011, p475) Search Engines Optimization (SEO) adalah pendekatan struktur untuk meningkatkan posisi suatu perusahaan atau produk dalam mesin pencari atau daftar pencarian asli untuk fase unik yang dipilih. 2.2.4 Pengertian Site Map Menurut Chaffey (2011, p608) Site Map adalah penggambaran grafik dan tulisan dari hubungan antara kelompok yang berbeda dari konten pada website. 2.2.5 Pengertian Wifeframes Menurut Chaffey (2011, p609) wireframes adalah gambaran yang merupakan ilustrasi dari kerangka halaman web secara individu. 2.2.6 Pengertian Rencana E-marketing Menurut Chaffey (2011, p388) rencana e-marketing adalah kebutuhan untuk strategi e-business yang lebih luas, detail bagaimana tujuan spesifik sisi jual dari strategi e-business akan dicapai dengan aktifitas seperti penelitian dan komunikasi. 2.2.6.1. Pengertian SOSTAC SOSTAC menurut Dave Chaffey, dan PR. Smith (2008, p44) merupakan suatu kerangka kerja perencanaan yang cocok untuk e-marketing dan dapat di gunakan untuk mengembangkan semua jenis rencana, termasuk rencana pemasaran. Perngertian dari masing-masing singkatan SOSTAC adalah : Gambar 2.2 Kerangka SOSTAC 1. Situation Analyis : adalah tahap awal dimana dilakukan analisa mengenai situasi yang sedang terjadi dalam pasar dan memposisikan perusahaan berada di tingkat mana dalam persaingan bisnis, serta menganalisa perubahanperubahan yang terjadi dalam dunia online. 2. Objective : pada tahap ini akan ditentukan tujuan dari perusahaan melakukan semua ini, target yang ingin dicapai juga hasil yang diinginkan. 3. Strategy : bagaimana perusahaan mencapi objective yang telah dibuat sebelumnya, penentuan akan startegi-strategi yang akan dilaksanakan guna mendukung tercapainya target dan tujuan. 4. Tactics : adalah detail dari strategy. Pembahasan mengenai teknik-teknik dan alat-alat komunikasi yang digunakan. 5. Action : adalah detail dari tactics. Pembahasan mengenai langkah-langkah yang dilakukan dalam perencanaan taktik tersebut. 6. Control : tahap ini akan dilakukan pembuatan tolak ukur mengenai perencanaan yang telah dilakukan, apakah sukses atau gagal, mencapai target atau tidak, dan juga akan dilakukan perbaikkan dan perubahan guna mendapatkan hasil yang terbaik. 2.2.6.2 Situation Analysis Menurut Dave Chaffey, dan PR. Smith (2008, p444) Analisis Situasi adalah bagian pertama dari rencana e-marketing. Ini menjelaskan ‘di mana sekarang?’. Setelah ini, menentukan dimana ingin pergi. Sangat perlu menganilisis baik secara internal maupun eksternal – internal dalam organisai, dan eksternal, lingkungan bisnis yang mempengaruhi situasi bisnis online. Gambar 2.3 E-marketing plan from Situation Analysis (sumber : Chaffey, dan Smith, 2009, p.421) • Demand Analysis Faktor utama yang mendorong tujuan strategi e-marketing dan e-commerce adalah tingkatan saat ini dan proyeksi permintaan pelanggan di masa depan untuk layanan e-commerce pada segmen pasar yang berbeda. • Competitor Analysis Analisis pesaing atau pemantauan pengguna pesaing dari ecommerce untuk mendapatkan dan mempertahankan pelanggan sangat penting dalam e-marketing karena sifat dinamis dari media internet yang memungkinkan layanan baru akan diluncurkan dan promosi yang lebih cepat dibanding media cetak. • Intermediaries Anlysis Analisis situasi juga melibatkan analisis terhadap perantara relavan untuk sebuah pasar tertentu. Ini akan menjadi jenis portal yang berbeda seperti vertical dan horizontal dimana akan dinili kelayakannya untuk iklan, PR, atau kemitraan. • SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) Menurut Dave Chaffey, dan PR. Smith (2008, p.444) SWOT adalah mengidentifikasi kekuatan internal, kelemahan, serta peluang eksternal dan ancaman. Tabel 2.1 SWOT Analysis (Sumber: Chaffey, dan Smith, 2008,p 443) 2.2.6.3 Objectives Menurut Dave Chaffey, dan PR. Smith (2008, p.22) Objectives adalah menginformasikan strategi dan taktik dengan membantu dalam mengkomunikasikan tujuan strategis untuk tenaga kerja dan investor. Serta mendorong e-marketing kearah yang lebih baik, Objectives terdiri dari 5 Ss, yaitu Sell, Serve, Speak, Save, dan Sizzle. Tabel 2.2 objectives for the 5Ss of marketing (Sumber : Chaffey, dan Smith,2008.p.23) • Sell Sell adalah salah satu manfaat dari adanya penerapan e-marketing pada perusahaan adalah dapat membantu dalam meningkatkan penjualaan, karena promosi yang dilakukan perusahaan secara online bisa menjangkau masyarakat luas. • Serve Serve adalah memberikan keuntungan lebih untuk pelanggan secara online, dapat memberikan feedback untuk pelanggan pada perusahaan. • Speak Speak adalah bertujuan untuk bisa lebih dekat dengan pelanggan, bisa dengan cara kuisioner, mendapatkan informasi dari pelanggan dengan cara memantau dari forum untuk pembelajaran akan informasi dari pelanggan. • Save Save adalah untuk mengurangi biaya promosi, maka buatalah emarketing yang dapat mengurangi anggaran biaya yang sering dikeluarkan perusahaan sebelum adanya penerapan e-marketing, seperti contohnya promosi secara online atau lain sebagainya. • Sizzle Sizzle adalah jika tujuan perusahaan menerapkan e-marketing adalah untuk meningkatkan brand awareness dan recognition melalui jalur online. 2.2.6.4 Strategy Menurut Dave Chaffey, Dan PR.Smith (2008, P.454) Strategy adalah bagaimana perusahaan mencapai objective yang telah dibuat sebelumnya, penentuan akan strategi -starategi yang dilaksanakan guna mendukung tercapainya target dan tujuan. Salah satu cara untuk mengingat beberapa komponen kunci dari strategi pemasaran adalah dengan cara berpedoman pada akronim: STOP dan SIT. STOP terdiri dari: • Segments: menurut Dave Chaffey, Dan PR.Smith (2008,P.497) Segments adalah identifikasi kelompok yang berbeda dalam target pasar dalam rangka untuk mengembangkan penawaran yang berbeda untuk kelompok. • Target Markets: Evaluasi dan pemilihan segmen yang sesuai dan pengembangan penawaran. • Online Value Proposition (OVP): Mendefnisikan penawaran online perusahaan, atau penawaran perusahaan kepada pelanggan melakui channel online. • Positioning: Mengacu pada bagaimana sebuah merk dirasakan dalam benak kelompok target pelanggan. SIT terdiri dari: • Sequence Or Stage: menuntukan tahapan-tahapan dari tipe e-marketing yang akan dibangun. • Intergration: menentukan integrasi proses atau integrasi database yang mana saja akan berhubungan. • Tools: Menentukan tool-tool yang akan digunakan untuk tahap pembuatan website e-marketing perusahaan. 2.2.6.5 Tactics Tactics adalah rincian dari strategi. Perbedaaan taktik dengan strategi: Strategi adalah sebuah konsep umum yang diterapkan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan. Biasanya strategi bersifat jangka panjang dalam penerapannya, sedangkan tactic adalah bentuk detail dari strategi yang akan dilakukan oleh perusahaan, taktik bersifat jangka pendek dan taktik hanya dapat dikembangkan setelah strategi telah disepakati (menurut Dave Chaffey, Dan PR.Smith (2008, P.464). Sebagai salah satu contoh, tujuan perusahaan untuk meningkatkan kepuasan konsumen, maka strategi yang digunakan adalah “peningkatan kualitas pelayanan terhadap konsumen”. Maka tactic yang diterapkan adalah: - Membuat Fitur Testimonial / Comment ,kritik dan saran terhadap produk dan layanan terhadap website E-marketing sebagai sarana komunikasi antara pelanggan dengan perusahaan. - Membentuk komunitas / fanspage pada social network yang terkenal seperti facebook, twitter, dll, dimana media ini berfungsi untuk membangun suatu komunikasi antara konsumen dengan perusahaan. Menurut Dave Chaffey, Dan PR.Smith (2008,P.51) menentukan tactic dapat menggunakan konsep marketing mix yang berarti suatu kerangka kerja mapan konseptual yang membantu pemasar untuk struktur pendekatan mereka untuk setiap pasar. Marketing Mix dibagi menjadi 7P yaitu sebagai berikut : Gambar 2.4 Keys Aspects Of The 7Ps Of The Classic Marketing Mix (sumber : Chaffey, dan Smith, 2008, p.51) • Product : menilai potensi penuh dari memperluas produk apapun secara online, menyediakan informasi produk secara online, membuat komunitas online, untuk menambah nilai produk. Place : Dengan penjualan secara online memudahkan pemasaran, pembelian barang yang akan dibeli oleh pelanggan, lalu mendapatkan informasi 24 jam akan produk atau jasa yang akan dibeli. Price : Meninjau harga yang ingin dipasarkan dan mempertimbangkan beberapa model harga yang dinamis, contohnya: membuat sebuah diskon untuk suatu produk atau jasa dari perusahaan kita secara online. Promotion : Dengan jalur online dapat memudahkan perusahaan untuk melakukan promosi kapanpun atau dimanapun sehingga pelangggan dapat melihat promosi langsung dari online. People : Orang berperan penting untuk melakukan pelayanan online. Proses : kemudahan untuk mengakses website perusahaan, kemudahan prosedur order melalui jalur online dan memperhatikan kualitas performa. Physical Evidence : seperti independent preview mengenai kualitas produk yang ditulis oleh seseorang diluar perusahaan secara sukalera, new sclippings yang ditulis media massa mengenai perusahaan, bentuk packaging dari produk, penampakan brand. Seperti testimonial akan produk atau jasa kita. 2.2.6.6 Action Setelah menentukan strategi dan taktik maka diperlukan menyusun rencana kerja secara terstruktur. Setiap rencana yang tersusun harus memiliki plan dalam pencapaian tujuan seperti berapa lama rencana kerja akan selesai dan lainlain (Chaffey & PR Smith, 2008 p469) dalam pelaksanaan rencana kerja dapat dibuat gantt chart, rick picture, perkiraan biaya yang akan digunakan dalam pelaksanaan strategi e-marketing. 2.2.6.7 Control Bagian dari rencana control e-marketing dapat dicapai melalui kombinasi teknik tradisional seperti riset untuk mendapatkan pendapat pelanggan dan teknik baru seperti analisis web server file log yang menggunakan teknologi untuk memantau apakah tujuan tercapai (Chaffey & PR Smith, 2008, p.470). Teknik – teknik baru tersebut adalah (Chaffey & PR Smith, 2008, p.704) : • Web Analytic : Teknik yang digunakan untuk menilai dan meningkatkan kontribusi pemasaran secara online untuk bisnis termasuk menunjang lalu lintas volume referensi, jangkauan data secara online, pelanggan, survei kepuasan pelanggan, dan penjualan. • Performance Measurement System : Proses dimana matrics didefinisikan, dikumpulkan, disebarluaskan dan dilakukan. • Performance Management System : Sebuah proses yang digunakan untuk mengevalusi dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas suatu organisasi. • Design For Analysis : Langkah – langkah yang diperlukan dari sebuah situs yang dipertimbangkan selama design, untuk memahami pengunjung situs dan sudut pandang mereka. 2.2.7 Metode Prototype Website E-marketing Pada umumnya metode prototyping digunakan oleh perusahan untuk mengembangkan website e-marketing. Prototype adalah sebuah versi awal percobaan atau kerangka sebuah web yang dapat ditinjau oleh perushaan atau tim pemasaran. Prototyping adalah proses yang dilakukan secara berkala dalam sebuah siklus hingga akhirnya tercapai versi final dari website atau situs yang siap diluncurkan (Chaffey, Chadwick, Johnston & Mayer, 2008, p.308). Dalam melakukan pembuatan Prototype website harus melalui Four Stages of Web Site Prototyping . Berikut tahap pembangunan Prototype website : Gambar 2.5 Four Stages Of Web Site Prototyping (Chaffey, Chadwick, Johnston & Mayer, 2008, p.308) Berikut penjelasan terhadap gambar diatas : 1. Analysis : pengertian mengenai persyaratan yang dibutuhkan dalam pembuatan website dan bisa mendukung jalannya bisnis yang ditentukan dari marketing strategi. Analysis Phase adalah identifikasi untu mengetahui persyaratan dalam sebuah website, teknik- teknik yang diperlukan untuk dilakukan diantaranya fokus kedalam group audiences, membuat kuesioner untuk diisi oleh customer atau interview dengan konsumen utama. Selain itu, pada tahap ini akan dilakukan pengumpulan informasi mengenai kompetitor atau pesaing dengan melakukan review terhadap website yang dimiliki oleh kompetitor. Informasi yang berhasil dikumpulkan akan digunakan untuk memastikan bahwa website yang dibuat sesuai dengan kebutuhan user yang akan memakai website tersebut. 2. Design : penjelasan mengenai spesifikasi fitur – fitur berbeda yang ada didalam website yang berguna untuk memenuhi keinginan dari user dan bisnis yang sudah ditentukan melalui analysis. Design dibagi menjadi dua diantaranya Design the information Architecture dan Design the user Experience Information Architecture adalah kombinasi dari organisasi, pemberian label dan skema navigasi yang terstruktur dalam sebuah sistem informasi (Chaffey, Chadwick, Johnston & Mayer, 2008, p.318). Manfaat dari pembuatan information Architecture adalah : • Menggambarkan struktur dan kategori informasi yang akan mendukung tujuan user dan organisasi. • Membantu menggambarkan aliran informasi pada website. • Search engine optimization : pengelompokan informasi sebuah website kedalam struktur yang baik, website tersebut dapat masuk kedalam urutan paling atas pada hasil pencarian melalui search engine dengan kata kunci tertentu. • Dapat digunakan untuk menggambarkan intergrasi komunikasi offline dengan halaman tertentu pada website. Komunikasi offline berupa direct mail dalam suatu halaman website. Perancangan Information Architecture dapat dilakukan dengan membuat sitemap, blueprint, wireframes, card sorting. Sitemap, digunakan untuk mengambarkan hubungan dengan halaman yang satu dengan halaman yang lain dalam suatu website dan juga hubungan antar konten yang berada dalam website (Chaffey, Chadwick, Johnston & Mayer, 2006, p.318). Card sorting adalah proses pengaturan sebuah obyek organisasi dalam sebuah website dengan logo yang konsisten (Chaffey, Chadwick, Johnston & Mayer, 2006, P.319 ). Blueprints adalah menunjukkan hubungan antara halaman dengan komponen yang lain dan dapat juga digunakan untuk navigasi dalam pemberian label dalam sistem (Chaffey, Chadwick, Johnston & Mayer, 2006, p.319). Gambar 2.6 Site Structure diagram (Blueprint) showing loyout and relantionship between pages (Chaffey, Chadwick, Johnston & Mayer, 2008, P.320).