BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Teori Umum
2.1.1. Pengertian Pemasaran
Menurut (Chaffey, 2009, p. 416), pemasaran adalah proses
manajemen
yang bertanggung
jawab
untuk
mengidentifikasi,
mengatisipasi, dan memuaskan kebutuhan pelanggan.
Menurut (Kotler, Philip, & Amstrong, 2010, p. 29), pemasaran
adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok
mencoba memperoleh apa yang mereka inginkan dan butuhkan
melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai dengan orang
lain.
Sedangkan
menurut
(Mohammed,
Fisher,
Jawaski,
&
Paddison, 2003, p. 3), pemasaran adalah proses dari perencanaan dan
pelaksanaan konsepsi, harga, promosi, dan distribusi dari ide, barang,
dan layanan untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan individu
dan tujuan organisasi.
Dari
pengertian-pengertian
diatas
dapat
disimpulkan
pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan
kelompok bertanggung jawab untuk mengidentifikasi, melaksanakaan
konsepsi, harga, promosi, distribusi dari ide, barang, dan layanan
untuk memuaskan kebutuhan pelanggan.
2.1.2. Konsep Pemasaran
Menurut (Kotler, Philip, & Amstrong, 2010, p. 34), konsep
pemasaran adalah sebuah filosofi manajemen pemasaran yang
memaparkan bahwa mencapai tujuan organisasi bergantung pada
menentukan kebutuhan dan keinginan dari target pasar dan
memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien
daripada yang dilakukan kompetitor.
Gambar 2.1. Konsep Pemasaran
Sumber : (Kotler, Philip, & Amstrong, 2010, p. 34)
Konsep
pemasaran
menggunakan
perspektif
outside-in.
Dimulai dengan pasar yang telah didefinisikan, berfokus pada
kebutuhan konsumen, mengkoordinasikan semua aktivitas marketing
yang mempengaruhi konsumen, dan membuat keuntungan dengan
menciptakan hubungan baik jangka panjang dengan konsumen
berdasarkan nilai dan kepuasan konsumen. Berdasarkan konsep
pemasaran, perusahaan memproduksi apa yang diinginkan konsumen,
sekaligus memuaskan konsumen dan membuat keuntungan.
2.1.3. Proses Pemasaran
Menurut (Kotler, Philip, & Amstrong, 2010, pp. 29-30), proses
pemasaran terbagi menjadi sebuah model sederhana yang terbagi
menjadi lima tahap yaitu:
1) Menciptakan nilai untuk pelanggan dan membangun hubungan
pelanggan. Memahami pasar dan kebutuhan serta keinginan
pelanggan. Dalam melakukan proses pemasaran, pemasar
harus memahami kebutuhan pelanggan dan pasar. Terdapat 5
konsep inti pelanggan dan pasar:
a) Kebutuhan, Keinginan, dan Permintaan
-
Kebutuhan
adalah
keadaan
dari
perasaan
kekurangan.
-
Keinginan manusia yang terbentuk sesuai dengan
latar belakang budaya dan kepribadian seseorang.
-
Permintaan merupakan keinginan manusia yang
didukung oleh daya beli.
b) Penawaran Pemasaran
Beberapa
kombinasi
produk,
jasa,
informasi,
atau
pengalaman yang ditawarkan ke pasar untuk memuaskan
suatu kebutuhan atau keinginan.
c) Nilai dan Kepuasaan
Pada konsep inti ini, kepuasan pelanggan merupakan
kunci untuk mengembangkan dan menata hubungan
dengan
pelanggan.
Hal
ini
biasanya
pelanggan
membentuk suatu ekspetasi tentang nilai dan kepuasan
yang akan diberikan berbagai penawaran pasar dan
membeli berdasarkan ekspektasi tersebut.
d) Pertukaran dan Hubungan
Pertukaran disini maksudnya adalah suatu tindakan untuk
mendapatkan objek yang diinginkan dari seseorng dengan
menawarkan sesuatu sebagai imbalannya.
e) Pasar
Konsep pertukaran dan hubungan tersebut menghsilkan
konsep pasar. Pasar adalah kumpulan pembeli actual dan
potensial dari suatu produk atau jasa.
2) Merancang strategi pemasaran yang digerakan oleh pelanggan.
Untuk merancang strategi pemasaran yang baik, manajer
pemasaran harus bisa menjawab dua pertanyaan penting:
What customer we will serve (what’s our target market)? and
How can we serve these customer’s best (what’s our value
propotition)?.
a. Menentukan pelanggan yang akan dilayani. Perusahaan
harus memutuskan pelanggan seperti apa yang akan
dilayani dengan membagi pelanggan kedalam suatu
segmentasi (market segmentation).
b. Memilih perencanaan yang bernilai. Perusahaan harus
memutuskan bagaimana pelayanan yang akan ditawarkan
kepada pelanggan, bagaimana pelayanan itu dapat
membedakan dan memposisikan pelayanan itu sendiri di
dalam pasar.
c. Orientasi manajemen pemasaran. Manajemen pemasaran
ingin mendesain suatu strategi yang dapat membangun
hubungan dengan pelanggan yang menguntungkan. Ada
lima konsep alternatif yang mendasari langkah-langkah
organisasi dalam merancang dan melaksanakan strategi
pemasaran, antara lain:
-
Konsep produksi adalah ide suatu ide bahwa
konsumen akan menyukai produk yang tersedia
dan sangat terjangkau dan karena itu organisasi
harus berfokus pada peningkatan produksi dan
efisiensi distribusi.
-
Konsep produk adalah suatu ide bahwa konsumen
akan menyukai produk yang menawarkan kualitas
, kinerja dan fitur terbaik. Oleh karena itu
organisasi
harus
menguras
energinya
untuk
membuat peningkatan produk yang berkelanjutan.
-
Konsep penjualan adalah suatu ide bahwa
konsumen tidak akan membeli produk perusahaan
kecuali jika produk itu dijual dalam skala
penjualan dan usaha promosi yang besar.
-
Konsep
pemasaran
adalah
suatu
filosofi
manajemen pemasaran yang menyatakan bahwa
pencapaian tujuan organisasi tergantung pada
pengetahuan akan kebutuhan dan keinginan target
pasar dan memberikan kepuasan yang diinginkan
secara lebih baik daripada pesaing.
-
Konsep pemasaran berwawasan sosial adalah
prinsip pemasaran yang menyatakan bahwa
perusahaan
harus
mengambil
keputusan
pemasaran yang baik dengan memperhatikan
keinginan konsumen, persyaratan perusahaan,
kepentingan jangka panjang konsumen, dan
kepentingan jangka panjang masyarakat.
3) Membangun
program
pemasaran
terintegrasi
yang
memberikan nilai unggul. Perusahaan harus memadukan
semua sarana bauran pemasaran (product, price, place,
promotion) ke dalam program pemasaran terintegrasi yang
mengkomunikasikan menghantarkan nilai yang diharapkan
untuk pelanggan yang terpilih.
4) Membangun hubungan yang menguntungkan dan menciptakan
kepuasan pelanggan. Dalam membangun hubungan pada
pelanggan, perusahaan diharapkan membentuk CRM. CRM
adalah keseluruhan proses membangun dan memelihara
hubungan
pelanggan
yang
mengguntungkan
dengan
memberikan nilai dan kepuasan pelanggan yang tinggi.
5) Menangkap
nilai
dari
pelanggan
untuk
menciptakan
keuntungan dan ekuitas pelanggan. Menangkap nilai dari
pelanggan dimaksudkan apakah pelanggan itu setia atau
tidak.
2.2. Teori Khusus
2.2.1. Pemasaran Internet
Menurut (Chaffey, Ellis-Chadwick, Johnston, & Mayer, 2006,
p. 8), pemasaran internet atau e-marketing adalah penerapan internet
dan teknologi digital terkait lainnya sehubungan dengan komunikasi
tradisional untuk mencapai tujuan pemasaran.
Menentukan sebuah tujuan untuk pemasaran sangat penting
bagi perusahaan agar perusahaan dapat merumuskan strategi-strategi
pemasaran yang tepat. Menurut (Smith & Chaffey, 2005), e-marketing
dapat digunakan untuk mendukung tujuan – tujuan berikut:

Identifying: internet dapat digunakan sebagai riset pemasaran
untuk mencari tahu keinginan dan kebutuhan pelanggan.

Anticipating: internet menyediakan sumber tambahan dimana
pelanggan dapat mengakses informasi dan
pembelian.
melakukan

Satisfying: sebuah kunci sukses keberhasilan dalam emarketing adalah mencapai kepuasan pelanggan melalui jalur
elektronik.
Karena digunakannya media digital untuk komunikasi, maka
internet marketing sangat berbeda dengan marketing communication
konvensional. Internet dan media digital lainnya memungkinkan caracara baru untuk berinteraksi. Perbedaan-perbedaan adalah sebagai
berikut (Chaffey, Ellis-Chadwick, Johnston, & Mayer, 2006, p. 21):
1.
Interactivity
Pada media tradisional, media tersebut berupa
push media dimana pesan pemasaran disebarkan dari
perusahaan ke pelanggan. Dalam proses ini, interaksi
dengan pelangan sangat terbatas dan yang memulai
interaksi adalah perusahaan. Berbeda dengan media
tradisional, dengan internet pelangganlah yang terlebih
dahulu melakukan interaksi dengan mencari informasi
pada website. Dengan kata lain dalam pemasaran
internet terjadi pull mechanism dimana sangat penting
untuk memiliki visibility yang baik dalam search
engine.
Gambar 2.2. Perbedaan Model Komunikasi antara:
a) traditional media, b) new media (Internet Marketing:
Strategy, Implementation and Practice.
Sumber : (Chaffey, Ellis-Chadwick, Johnston, & Mayer,
2006, p. 21)
2.
Intelligence
Internet dapat digunakan sebagai metode yang
relatif murah dalam mengumpulkan riset pemasaran,
khususnya tentang persepsi pelanggan tentang produk
dan layanan.
Kekayaan tentang informasi riset pemasaran
juga
bisa
dilihat
dari
website-nya
langsung.
Pengetahuan tentang kebiasaan pelanggan juga dapat
dibangun dengan cara menggunakan web analytics dan
melihat konten apa saja yang dilihat oleh pelanggan.
3.
Individualisation
Sebuah fitur yang sangat berguna dari internet
marketing adalah isi dari pesan pemasaran dapat
disesuaikan dengan masing masing individual, tidak
seperti traditional media dimana pesan yang sama
dikirimkan ke semua orang. Proses individualisation
ini dapat dilakukan berdasarkan informasi mengenai
pengunjung situs yang kemudian disimpan kedalam
database dan digunakan untuk memberikan pesan yang
sesuai kepada pelanggan. Proses penyesuaian seperti
ini disebut juga personalisation.
Gambar 2.3. Derajat Individualisation atau Personalisation
pada:
a) traditional media (same message),
b) new media (unique messages, more information exchange
between customer).
Sumber : (Chaffey, Ellis-Chadwick, Johnston, & Mayer,
2006, p. 23)
4.
Integration
Internet menyediakan cakupan yang lebih luas
untuk komunikasi pemasaran yang terintegrasi. Saat
akan menilai efektivitas pemasaran melalui website,
peran internet dalam berkomunikasi dengan pelanggan
dan perusahaan rekanan dapat menjadi yang terbaik
dilihat dari dua sudut pandang yang berbeda. Yang
pertama,
adalah
outbound
internet-based
communications dari perusahaan ke pelanggan. Yang
kedua,
inbound
internet-based
communications
pelanggan ke perusahaan.
Gambar 2.4. Saluran yang Membutuhkan Integrasi pada
Integrated E-Marketing Strategy.
Sumber : (Chaffey, Ellis-Chadwick, Johnston, & Mayer,
2006, p. 24)
5.
Industry Restructuring
Dalam restrukturisasi industri, terdapat 2
konsep yang menjadi kunci yaitu disintermetdiation
dan reintermediation. Disintermediation merupakan
pengurangan perantara seperti distributor dan broker
yang dulu menghubungkan perusahaan ke pelanggan
(Chaffey, Ellis-Chadwick, Johnston, & Mayer, 2006, p.
25).
Sedangkan
reintermediation
merupakan
pembuatan perantara baru diantara pelanggan dan
pemasok yang menyediakan layanan seperti pencarian
pemasok
dan
evaluasi
produk
(Chaffey,
Ellis-
Chadwick, Johnston, & Mayer, 2006, p. 25).
Proses ini antara lain dapat dilakukan dengan
melihat perantara mana saja yang dapat mewakilkan
kita dan bagaimana penawaran kita dibandingkan
dengan pesaing kita dalam hal fitur, keuntungan dan
harga.
6.
Independence of Location
Dengan
digunakannya
internet
untuk
melakukan pemasaran, kini produk dapat dipasarkan
kemana saja dimana pelanggan memiliki akses
internet. Produk dapat didapatkan pelanggan tanpa
harus memiliki customer service di daerah tersebut.
2.2.2. Metode SOSTAC®
Menurut (Chaffey, 2011, p. 388), e-marketing plan adalah
sebuah perencanaan untuk mencapai tujuan dari pemasaran dari
sebuah strategi e-business.
Sebuah perencanaan e-marketing sangat dibutuhkan sebagai
tambahan dari batasan strategi e-business yang lebih terperinci
dimana menjelaskan bagaimana tujuan penjualan yang spesifik dari
sebuah strategi e-business yang akan dicapai melalui aktivitas
pemasaran seperti research dan marketing communication.
Dibawah ini merupakan gambar yang menunjukan bagaimana
aktivitas e-marketing akan membentuk strategi e-business yang
kemudian akan membentuk rencana e-marketing.
Gambar 2.5. Perencanaan E-Marketing dalam Konteks Perencanaan
yang Berbeda
Sumber : (Chaffey, 2011, p. 384)
SOSTAC merupakan kerangka yang dikembangkan oleh Paul
Smith (1999), yang dimana diringkas kedalam beberapa tahapan yang
harus dilibatkan didalam sebuah strategi pemasaran dari strategi
pengembangan hingga implementasi.
Tahapan tersebut berupa:
1. Situation – where are we now?
2. Objectives – where do we want to be?
3. Strategy – how do we get there?
4. Tactics – how exactly do we get there?
5. Action – what is our plan?
6. Control – did we get there?
Gambar 2.6. SOSTAC™ – Kerangka Umum untuk Perencaan EMarketing
Sumber : (Chaffey, 2011, p. 389)
1. Situation Analysis – where are we now?
Situation analysis adalah analisis lingkungan dan peninjauan
dari proses dan sumber daya internal untuk membentuk strategi.
Tujuan dari situation analysis adalah untuk memahami
lingkungan perusahaan saat ini maupun kedepannya yang
beroperasi agar tujuan strategis menjadi realistis dalam apa yang
terjadi didalam pasar (Chaffey, 2011, p. 391).
Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threat)
dapat digunakan untuk merangkum jangkauan analisis yang ingin
dibahas. Menurut (Chaffey, 2009, p. 274), SWOT analysis adalah
sebuah alat sederhana
yang digunakan untuk membantu
perusahaan dalam menganalisis internalnya dalam hal kelebihan,
kelemahan, dan menilainya berdasarkan lingkungan eksternal
dalam hal ancaman dan peluang.
Gambar 2.7. Contoh Analisis SWOT
Sumber : (Chaffey, 2011, p. 392)
a. Demand Analysis
Menurut (Chaffey, 2011, pp. 392-393), faktor kunci yang
mendorong startegi e-marketing dan e-business adalah tingkat
saat ini dan proyeksi masa depan dari permintaan pelanggan
untuk layanan e-commerce dalam segmen pasar yang berbeda.
Demand analysis memeriksa pelanggan saat ini dan proyeksi
penggunaan pelanggan dari masing-masing saluran digital dan
layanan yang berbeda dalam target pasar yang berbeda pula.
Hal ini dapat ditentukan dengan meminta setiap pasar:
 Berapa persentase dari pelanggan bisnis melakukan
akses ke internet ?
 Berapa persentase dari anggota pembeli didalam bisnis,
melakukan akses ke internet ?
 Berapa
persentase
pelanggan
yang
siap
untuk
melakukan pembelian secara online ?
 Berapa persentase dari pelanggan dengan akses ke
internet yang belum siap untuk melakukan pembelian
secara online, tetapi dipengaruhi oleh informasi dari
website untuk membeli produk secara offline ?
 Apa popularitas
dari
berbagai
online customer
engagement devices fitur web 2.0 seperti blog, online,
communities dan RSS feeds ?
 Apa saja hambatan penerapan antara pelanggan dari
saluran yang berbeda dan bagaimana dapat mendorong
adopsi ?
b. Competitor Analysis
Menurut (Chaffey, 2011, p. 396) competitor analysis adalah
review dari layanan e-business yang ditawarkan oleh pesaing
baru maupun lama dan pemakaian oleh pelanggan mereka.
Competitor analysis adalah pemantauan penggunaan ecommerce
yang
mempertahankan
digunakan
pelanggan,
oleh
sangat
kompetitor
penting
untuk
dalam
e-
marketplace yang dikarenakan oleh sifat dinamis dari internet.
Adapun cara-cara yang dapat digunakan untuk mengetahui
kelebihan dan kekurangan dari suatu perusahaan:
 Meninjau kemampuan internal dari perusahaan lain
yang merupakan pesaing dari kita.
 Penempatan
posisi
branding
ke
online
value
proposition (OVP).
 Perbedaan aspek dari pola hidup pelanggan.
 Penilaian kualitas berdasarkan kuantitas.
 Membandingkan situs dengan yang sejenis dengan
perusahaan.
 Pengukuran keuangan dan non keuangan.
 Adanya penelitian yang ditinjau dari dua alternatif
yaitu pelanggan dan ahli evaluasi.
c. Intermediary Analysis
Analisis perantara merupakan bagian dari analisis situasi adalah
perantara untuk mempertimbangkan bagaimana caranya untuk
mengoperasikan pasar.
Gambar 2.8. Input untuk Perencaan E-Marketing dari Analisis Situasi
Sumber : (Chaffey, 2011, p. 391)
2. Objectives – Where do we want to be?
Setelah melakukan tahapan pertama yaitu situation analysis,
pada tahapan kedua akan menentukan tujuan. Perencenaan emarketing yang efektif didasarkan pada tujuan yang jelas sebab
tujuan ini akan membentuk strategi dan taktik dan membantu
dalam mengkomunikasikan strategi yang akan dicapai dalam
lingkungan pekerjaan dan investors. Objectives terdiri dari 5S’s,
yaitu:

Sell merupakan salah satu manfaat pada e-marketing yang
dimana dapat membantu penjualan pada suatu perusahaan,
karena pemasaran yang dilakukan secara online sehingga
dapat menjangkau pangsa pasar yang lebih luas.

Serve merupakan salah satu tujuan dari e-marketing yang
dimana penerapanya adalah untuk memberikan nilai lebih
kepada customer, dengan peningkatan kualitas layanan
serta membeikan feedback untuk customer.

Speak merupakan salah satu tujuan dari e-marketing yang
dimana penerapannya adalah untuk lebih dekat dengan
customer. untuk mencapai tujuan ini, dapat dilakukan
dengan membuat sarana komunikasi yang efektif.

Save merupakan salah satu tujuan dari e-marketing yaitu
pengurangan biaya promosi, dengan menciptakan emarketing yang dapat mengurangi biaya promosi yang
sering dikeluarkan perusahaan sebelum dibuatkannya emarketing.

Sizzle merupakan salah satu tujuan dari e-marketing untuk
meningkatkan brand awareness dan recognition melalui
jalur online.
3. Strategy – How do we get there?
Menurut (Chaffey, 2011, p. 404), Elemen Strategi dari sebuah
perencanaan e-marketing adalah mendefinisikan bagaimana tujuan
dari e-marketing akan dicapai. Definisi dari strategi ini harus
terintegrasi dalam proses perencanaan e-marketing karena
perencanaan e-marketing ini adalah sebuah proses yang berulangulang dari analisis situasi untuk pengaturan strategi ke definisi
strategi.
Menurut (Chaffey, 2011, pp. 407-408), Target Marketing
Strategy adalah evaluasi dan pemilihan segmen yang tepat serta
pengembangan penawaran yang sesuai. Target market strategy
meliputi empat tahap, yaitu:

Segmentation
Segementation merupakan identifikasi dari kelompok
yang berbeda dalam target market dalam rangka untuk
mengembangkan penawaran produk yang berbeda dan
mengkomunikasikannya untuk kelompok. Segmentasi
pasar adalah kunci dari pengembangan strategi
pemasaran yang kuat yang melibatkan lebih dari
sekedar
pengelompokan
pelanggan
ke
segmen
mengidentifikasi segmen, targeting, positioning dan
mengembangkan keunggulan atas pesaing diferensial
merupakan dasar strategi pemasaran.

Target Marketing
Pendekatan target digunakan untuk akuisisi online dan
kampanye referensi secara alami bergantung pada
segementasi yang ditetapkan. Targeting meliputi
beberapa variable, yaitu:
a. Hubungan dengan perusahaan.
b. Segmentasi demografik.
c. Psychographic atau attitudinal segmentation.
d. Nilai.
e. Tahap daur ulang.
f. Perilaku.

Positioning
Menurut (Chaffey, 2011, p. 411), Positioning adalah
mempengaruhi presepsi pelanggan terhadap produk
dalam pasar. Perusahaan harus memutuskan bagaimana
menyoroti manfaat sebagai keuntungan diferensial
akan produk pesaing. Keuntungan diferensial disini
adalah sebuah atribut yang diinginkan
dari sebuah
penawaran produk yang saat ini tidak sama dengan
penawaran kompetitor lainnya.
Dalam sebuah konteks e-marketing, keuntungan
diferensial dan positioning dapat diklarifikasi dan
dikomunikasikan dengan membangun sebuah Online
Value Proposition (OVP), yang dimaksud dengan OVP
adalah sebuah pernyataan dari manfaat dari layanan ecommerce yang idealnya tidak harus tersedia di
penawaran oleh kompetitor atau penawaran secara
offline.

Planning
Banyak keputusan strategic e-marketing planning
didasarkan pada online value proposition dan kualitas
yang jelas dari online customer experience yang
disampaikan oleh perusahaan.
Gambar 2.9. Langkah dalam Pengembangan Strategi Target Pemesaran
Sumber : (Chaffey, 2011, p. 408)
4. Tactic - How Exactly do we get there?
Menurut (Chaffey, 2011, p. 449), taktik pemasaran ini
merupakan untuk penerapan strategi dan tujuan secara tradisional
berdasarkan element dari marketing mix dan model dari
bagaimana untuk menghubungkan konsumen melalui siklus hidup
sebagai bagian dari CRM. Untuk mencapai perencanaan emarketing yang efektif dapat menggunakan tahap pemasaran 7Ps,
yaitu sebagai berikut:
A. Product
Unsur marketing mix yang melibatkan penelitian sesuai
dengan kebutuhan pelanggan daan mengembangkan
produk
yang
sesuai.
Banyak
alternatif
untuk
mengvariasikan
produk
ketika
perusahaan
untuk
mengembangkan strategi online untuk menambah nilai
produk.
B. Price
Merupakan proses peninjauan harga mengacu pada
kebijakan harga yang digunakan untuk mendefinisikan
model penentuan harga dan untuk menetapkan harga
produk yang akan dijual kepada masyarakat.
C. Place
Merupakan bagian dari unsur marketing mix dalam proses
distribusi produk sampai ke pelanggan sesuai dengan
permintaan dan dapat meminimalkan biaya ketersediaan,
transportasi, dan penyimpanan.
D. Promotion
Merupakan bagian dari unsur marketing mix yang
memudahkan perusahaan untuk dapat berkomunikasi
dengan pelanggan ataupun stakeholder lainnya dalam
proses penyampaian informasi terkait dengan produk dan
perusahaan.
E. People
People merupakan bagian dari unsur marketing mix yang
merupakan pihak yang berperan penting dalam proses
pembelian barang dari perusahaan dan juga proses
pengiriman barang dari perusahaan atas barang yang
dibeli.
F. Process
Process merupakan yaitu metode ataupun prosedur yang
dijalankan perusahaan untuk mencapai fungsi pemasaran.
G. Physical Evidenc
Physical Evidence merupakan review dari masyarakat
atas kualitas dari produk yang dipasarkan ataupun yang
ditulis oleh orang melalui blog.
Gambar 2.10. Faktor dari Marketing Mix
Sumber : (Chaffey, 2011, p. 420)
5. Actions – what is our plans?
Ini
merupakan
tahap
dimana
perusahaan
melakukan
perencanaan dalam tindakan e-marketing mengacu pada kegiatan
yang dilakukan oleh manager untuk melaksanakan rencana
tersebut. Menurut (Chaffey, 2011, p. 440), tindakan dari
perencanaan strategi e-marketing dengan mengidentifikasi sumber
daya dan skala waktu yang ada 2 hal, yaitu:
a) Penentuan tugas, sumber daya, rekan kerja, outsourcing,
budget termasuk biaya pengembangan, promosi, dan
pemeliharaan, jangka waktu, dan karyawan.
b) Implementation:
1. Menganalisis kebutuhan bisnis dan kebutuhan dari
konsumen,
skenario
berdasarkan
desain,
pengembangan konten, integrasi database, proses
migrasi data, serta testing dan perubahan yang
dilakukan.
2. Project and change management.
3. Mengorganisasi team dan tanggung jawab dari masingmasing jabatan.
4. Penilaian resiko (mengidentifikasi resiko, langkahlangkah untuk menghadapi resiko).
5. Masalah hokum.
6. Proses pengembangan, pemeliharaan, dan perbaikan.
6. Control
Menurut (Chaffey, 2011, p. 440), Control merupakan elemen
dari perencanaan e-marketing apakah tujuannya sudah tercapai
atau belum melalui kombinasi teknik tradisional seperti riset
pemasaran untuk memperoleh pandangan pelanggan dan pendapat
dan teknik baru seperti analisis file log server web yang
menggunakan teknologi untuk pengawasan apakah tujuan
tercapai.
2.3.
Kerangka Berpikir
Kerangka Pemikiran
Pembangunan Sistem E-marketing pada
CV. Suya Kusuma Persada menggunakan metode SOSTAC
Metode Pengumpuan Data :
* Survei
* Wawancara
* Kuesioner
* Metode Analisis
Analisi SOSTAC
1. Situation Analysis : menganalisa situasi yg terjadi dalam
pasar dan memposisikan
perusahaan dalam persainganbisnis.
Serta menganalisa perubahan-perubahan yang
Terjadi dalam dunia online.
2. Objective : target yang ingin dicapai dan hasil yang
diinginkan
3. Strategy : menentukan tercapainya target dan tujuan
4. Tactics : teknik-teknik dan alat-alat komunikasi
yang digunakan
5. Action : langkah-langkah yang dilakukan dalam
perencanaan tactics tersebut
6. Control : pembuatan tolak ukur mengenai perencanaan
yang telah dilakukan danmelakukan
perbaikan serta perubahan agar
mendapatkan hasil yang terbaik
Sistem e-marketing pada CV. Surya Kusuma Persada mengguakan
Metode SOSTAC
Download