Judul : Mutasi mtDNA manusia pada beberapa jaringan individ

advertisement
1
BAB I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Salah satu sifat unik dari DNA mitokondria (mtDNA) adalah laju mutasi relatif
lebih tinggi daripada DNA inti. Laju mutasi yang tinggi pada mtDNA disebabkan
karena mtDNA tidak memiliki sistem perbaikan selama proses replikasi. DNA
polimerase γ tidak mempunyai aktifitas proofreading sehingga tidak mempunyai
kemampuan untuk memperbaiki kesalahan.
DNA mitokondria bersifat unik, berbeda dengan DNA inti karena DNA
mitokondria diwariskan melalui garis keturunan ibu. Sel telur memiliki jumlah
kopi mtDNA yang tinggi ( ≥ 105) sementara sel sperma memiliki jumlah kopi
mtDNA yang rendah (50-75) dan terdapat pada bagian ekornya. Pada saat terjadi
pembuahan sel telur, bagian ekor sperma dilepaskan sehingga tidak ada mtDNA
yang masuk ke dalam sel telur. Karena tidak terjadi rekombinasi, maka mtDNA
bersifat haploid, diturunkan dari ibu ke seluruh keturunannya. DNA mitokondria
juga bersifat unik dan berbeda dengan DNA inti karena memiliki laju mutasi yang
tinggi, yaitu sekitar 5-10 kali DNA inti karena DNA mitokondria tidak memiliki
mekanisme perbaikan, tidak memiliki protein histon sebagai pelindung, dan
memiliki kandungan radikal bebas yang tinggi (Wallace, 1997).
Replikasi DNA tidak selalu akurat sehingga akan terjadi mutasi yang akan
diturunkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya sehingga makin jauh
hubungan kekerabatan antara dua individu, makin besar pula jumlah perbedaan
mutasi. Variasi basa atau polimorfisme dapat terjadi pada daerah pengkode
(coding region) maupun daerah bukan pengkode (noncoding region) pada
displacement loop (D-loop) yang dapat digunakan untuk membedakan satu
individu dengan individu lain. Akan tetapi, polimorfisme pada daerah D-loop
lebih tinggi daripada polimorfisme daerah pengkode disebabkan karena laju
mutasinya yang lebih tinggi. Daerah D-loop memiliki dua daerah variasi tinggi
yaitu hypervariable region I (HVR I) dan hypervariable region II (HVR II).
2
Laju mutasi mtDNA yang tinggi menyebabkan adanya perbedaan yang banyak
pada urutan nukleotida mtDNA antar individu (tingkat polimorfisme yang tinggi).
Namun, belum ada informasi apakah urutan nukleotida D-loop mtDNA sama
untuk sel-sel yang berbeda pada individu tertentu. Demikian juga belum ada
informasi mengenai pertanyaan di atas yang berkaitan dengan umur yang berbeda.
I.2. Tujuan Penelitian
Untuk memperoleh informasi urutan nukleotida daerah D-loop mtDNA sel yang
berbeda pada tiap individu untuk lima individu dengan umur berbeda. Demikian
juga, untuk memperoleh informasi mutasi yang sama pada urutan nukleotida
tersebut dibandingkan dengan mtDNA urutan Cambridge Reference Sequence
(CRS).
Download