Hubungan antara Aktivitas Fisik dan Tingkat Stress Terhadap

advertisement
HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DAN TINGKAT STRESS TERHADAP
TEKANAN DARAH PADA USIA MADYA DI DESA KUNCEN LAMA UNGARAN
KABUPATEN SEMARANG
Devi Martiana*, Priyanto**, M. Imron Rosidi***
*Mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo Ungaran
**Dosen S1 Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo Ungaran
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Tekanan darah merupakan faktor yang amat penting pada sistem sirkulasi.
Peningkatan atau penurunan tekanan darah akan mempengaruhi homeostatsis di dalam
tubuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dan
tingkat stress terhadap tekanan darah pada usia madya di Desa Kuncen Lama, Ungaran
Kabupaten Semarang.
Desain penelitian ini deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional.
Populasi penelitian ini adalah seluruh usia madya berjenis kelamin laki-laki maupun
perempuan yang berusia 45-59 tahun di Desa Kuncen Lama Ungaran Kabupaten Semarang
dengan jumlah sampel sebanyak 84 orang diambil menggunakan teknik accidental
sampling. Alat pengambilan data untuk variabel aktivitas fisik diukur dengan IPAQ, untuk
variabel tingkat stress dengan DASS42 dan tekanan darah diukur dengan
spigmomanometer digital. Analisis data menggunakan distribusi frekuensi dan uji Kendall
Tau.
Hasil penelitian menunjukkan aktivitas fisik pada usia madya sebagian besar kategori
berat (61,9%), tingkat stres pada usia madya sebagian besar kategori normal (65,5%),
tekanan darah sistolik pada usia madya dengan median 148 mmHg dan tekanan darah
diastolik dengan median 90 mmHg. Ada hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik
terhadap tekanan darah pada usia madya di Desa Kuncen Lama Ungaran Kabupaten
Semarang, didapatkan p value sebesar 0,019 (α = 0,05). Ada hubungan yang bermakna
antara tingkat stres terhadap tekanan darah pada usia madya di Desa Kuncen Lama
Ungaran Kabupaten Semarang, didapatkan p value sebesar 0,002 (α = 0,05).
Sebaiknya masyarakat melakukan aktivitas fisik kategori aktvitas fisik sedang seperti
melakukan kegiatan rumah tangga dan melakukan aktivitas olahraga untuk menstabilkan
tekanan darah, dan masyarakat memberikan dukungan kepada usia madya untuk
mengkontrol aktivitas fisik, stress, dan konsultasi tekanan darah pada usia madya.
Kata Kunci : Aktivitas Fisik, Tingkat Stress, Tekanan Darah, Usia Madya
PENDAHULUAN
Menurut Papalia, Fieldman & Old
(2008) menyatakan bahwa dewasa madya
secara
kronologis
adalah
masa
pertengahan usia 45-60 tahun. Seseorang
pada usia dewasa madya sangat rentan
dengan penyakit yang berhubungan
dengan tekanan darah. Masa dewasa
madya
dikarakteristikan
dengan
penurunan umum kebugaran fisik dan
penurunan kesehatan. Masalah kesehatan
utama pada usia dewasa madya adalah
penyakit kardiovaskuler.
Tekanan darah merupakan tekanan
dari aliran dalam pembuluh nadi (arteri),
darah dipompa dari jantung menuju dan
melalui arteri. Tekanan darah paling
tinggi terjadi ketika jantung berdetak
memompa darah. Ini disebut tekanan
sistolik. Tekanan darah menurun saat
jantug relaks di antara dua denyut nadi.
Ini disebut tekanan diastolik. Tekanan
Hubungan antara Aktivitas Fisik dan Tingkat Stress Terhadap Tekanan Darah Pada
Usia Madya di Desa Kuncen Lama Ungaran Kabupaten Semarang
1
darah ditulis sebagai tekanan sistolik per
diastolik. (Kowalski, 2010).
Beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi tekanan darah adalah
umur, jenis kelamin, riwayat keluarga
merupakan faktor resiko yang tidak dapat
diubah/dikontrol, sedangkan faktor yang
dapat diubah seperti, kebiasaan merokok,
konsumsi garam, konsumsi lemak jenuh,
kebiasaan konsumsi minum-minuman
beralkohol,
obesitas,
stress
dan
penggunaan estrogen serta aktivitas fisik
(Kemenkes RI, 2014).
Aktivitas
fisik
merupakan
pergerakan otot anggota tubuh yang
membutuhkan energi atau pergerakan
yang bermanfaat untuk meningkatkan
kesehatan.
Aktivitas
fisik
sangat
bermanfaat bagi kesehatan tubuh,
khususnya organ jantung dan paru-paru.
Aktivitas fisik juga menyehatkan
pembuluh darah dan mencegah hipertensi
(Prasetyaningrum, 2014). Aktivitas fisik
dapat
menaikkan
kadar
HDL,
mengurangi kadar LDL dan trigliserida,
menurunkan
tekanan
darah
dan
memperbaiki
sensitivitas
insulin
(Ruslianti, 2014). Terlibat dalam aktivitas
fisik aerobik secara teratur seperti jalan
cepat (setidaknya 30 menit per hari,
sebagian besar hari dalam seminggu)
perkiraan SBP menurun 4-9 mmHg (Go,
dkk, 2014).
Penelitian
Hermawan
(2014)
tentang hubungan tingkat stres dengan
tekanan darah pada lansia hipertensi di
Gamping
Sleman
Yogyakarta
menunjukkan bahwa dari analisis statistik
uji
korelasi
Spearman-Rank,
menunjukkan bahwa besarnya koefiesien
Spearman-Rank adalah p-value (0,013)<
0,05. Nilai hitung (0,449) dengan tingkat
keeratan hubungan adalah sedang. Dari
hasil uji statitik p-value (0,013) lebih
kecil dari 0,05, maka dapat dikatakan ada
hubungan antara tingkat stres dengan
tekanan darah pada lansia hipertensi di
Gamping Sleman. Dengan keeratan
hubungan antara tingkat stres dengan
tekanan darah adalah sedang.
Stres merupakan tanggapan /reaksi
tubuh terhadap berbagai tuntutan atau
beban atasnya yang bersifat non spesifik.
Stres juga dapat merupakan faktor
pencetus, penyebab sekaligus akibat dari
suatu gangguan atau penyakit. Faktorfaktor psikososial cukup mempunyai arti
bagi terjadinya stres pada diri seseorang.
Stres digambarkan sebagai kerusakan
yang terjadi pada tubuh tanpa
memperdulikan apakah penyebab stress
tersebut positif atau negatif (Selye, 2012).
Seseorang yang mengalami stres
berdampak pada sistem pembuluh darah,
mengakibatkan penyempitan pembuluh
darah dan mengakibatkan gangguan
aliran darah. Gangguan aliran darah
diotak
(perdarahan
otak
dan
penyumbatan pembuluh darah) yang
berat dapat berakibat stroke dengan risiko
kelumpuhan dan bahkan kematian.
Dari hasil studi pendahuluan yang
dilakukan pada tanggal 22 April 2017
yang dilakukan di Desa Kuncen Lama
Ungaran Kabupaten Semarang. Melalui
wawancara dan pemeriksaan tekanan
darah pada 5 responden, terdapat 1 orang
responden mempunyai riwayat hipertensi
dengan aktivitas fisik seperti (mencuci
pakaian, menyetrika dan menyapu), 3
diantaranya tidak mempunyai riwayat
hipertensi dengan aktivitas fisik seperti
(senam, berjalan kaki, mencuci pakaian
dan menyapu). Dan 1 responden dengan
riwayat hipertensi memiliki aktifitas fisik
seperti (senam satu minggu sekali,
menyapu, mencuci). Berdasarkan hasil
wawancara dengan 5 orang responden, 3
diantaranya menunjukkan gejala stress
ringan ditandai dengan mudah merasa
tersinggung, mudah merasa kesal, mudah
marah, dan terdapat 2 orang responden
dengan tingkat stress sedang dan bila
sedang stress merasa pusing dan tekanan
darah meningkat.
Hal yang paling berpengaruh antara
aktivitas fisik dan tingkat stress terhadap
tekanan darah, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tentang
“Hubungan Aktivitas Fisik dan Tingkat
Hubungan antara Aktivitas Fisik dan Tingkat Stress Terhadap Tekanan Darah Pada
Usia Madya di Desa Kuncen Lama Ungaran Kabupaten Semarang
2
Stress Terhadap Tekanan Darah pada
Usia Madya di Desa Kuncen Lama
Ungaran Kabupaten Semarang”.
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan
desktiptif korelasi dengan pendekatan
cross sectional yang dimaksud dalam
penelitian ini yaitu hubungan antara
aktivitas fisik dan tingkat stress terhadap
tekanan darah pada usia madya diukur
dalam sekali dalam satu waktu.
Lokasi dan Waktu
Penelitian ini telah dilakukan di
Desa Kuncen Lama Ungaran Kabupaten
Semarang pada tanggal 26 sampai 29 Juli
2017.
Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh usia madya berjenis kelamin lakilaki maupun perempuan yang berusia 4559 tahun di Desa Kuncen Lama Ungaran
Kabupaten Semarang. Berdasarkan data
yang didapat pada bulan Juli 2017 jumlah
responden sebanyak 501 orang.
Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah
84 responden yang telah dihitung
menggunakan rumus slovin. Teknik
sampling yang digunakan oleh peneliti
adalah accidental sampling. Sampel
dalam penelitian ini adalah responden
yang memenuhi kriteria inklusi, yaitu
bersedia menjadi responden.
Kriteria ekslusi yang di tetapkan: 1)
tidak memiliki riwayat diabetes mellitus,
2) tidak memiliki riwayat penyakit
dinding pembuluh darah 3) merokok, 4)
obesitas, 5) tidak mengkonsumsi alkohol,
6) jenis diit/pola makan.
PENGUMPULAN DATA
Alat
yang digunakan untuk
mengumpulkan data yaitu kuesioner dan
spigmanometer digital. Dimana kuesioner
tersebut berisi nama inisial, umur, jenis
kelamin dan tekanan darah. Kuesioner
yang digunakan untuk mengukur tingkat
stress menggunakan Depresion Anxiety
Stress Scale (DASS 42) dan untuk
aktivitas fisik menggunakan kuesioner
International
Physical
Activity
Questionnaires (IPAQ).
ANALISA DATA
Analisis Univariat
Analisis univariat dalam penelitian
ini digunakan untuk menggambarkan,
aktivitas fisik pada usia madya di Desa
Kuncen Lama Ungaran, Kabupaten
Semarang, tingkat stress pada usia madya
di Desa Kuncen Lama Ungaran
Kabupaten Semarang, dan tekanan darah
pada usia madya di Desa Kuncen Lama
Ungaran, Kabupaten Semarang.
Analisis Bivariat
Penelitian ini menggunakan metode
analitik dengan sampel besar (≥ 50) maka
uji normalitas data menggunakan uji
Kolmogorov Smirnov. Analisis bivariat
dilakukan untuk mengetahui hubungan
dua variabel yang diduga berhubungan
atau berkorelasi Analisa bivariat ini
menggunakan Kendal Tau karena data
yang digunakan berbentuk ordinal
dengan ordinal.
HASIL PENELITIAN
Analisis Univariat
A. Gambaran Aktivitas Fisik Pada
Usia Madya di Desa Kuncen Lama
Ungaran Kabupaten Semarang
Tabel 1 Distribusi Frekuensi
Responden Berdasarkan Aktivitas
Fisik Pada Usia Madya di Desa
Kuncen Lama Ungaran Kabupaten
Semarang
Aktivitas
fisik
Sedang
Berat
Jumlah
Frekuensi
(f)
32
52
84
Persentase
(%)
38,1
61,9
100,0
Tabel 1 di atas menunjukkan
bahwa aktivitas fisik pada usia madya
di Desa Kuncen Lama Ungaran
Kabupaten Semarang sebagian besar
Hubungan antara Aktivitas Fisik dan Tingkat Stress Terhadap Tekanan Darah Pada
Usia Madya di Desa Kuncen Lama Ungaran Kabupaten Semarang
3
kategori berat yaitu sebanyak 52
orang (61,9%).
B. Gambaran Tingkat Stress Pada
Usia Madya di Desa Kuncen Lama
Ungaran Kabupaten Semarang
Tabel 2 Distribusi Frekuensi
Responden Berdasarkan Tingkat
Stres Pada Usia Madya di Desa
Kuncen Lama Ungaran Kabupaten
Semarang
Tingkat
stres
Normal
Ringan
Jumlah
Frekuensi Persentase
(f)
(%)
55
65,5
29
34,5
84
100,0
Tabel 2 di atas menunjukkan
bahwa tingkat stres pada usia madya
di Desa Kuncen Lama Ungaran
Kabupaten Semarang sebagian besar
kategori normal yaitu sebanyak 55
orang (65,5%).
C. Gambaran Tekanan Darah Pada
Usia Madya di Desa Kuncen Lama
Ungaran Kabupaten Semarang
Tabel 3 Deskripsi Tekanan Darah
Pada Usia Madya di Desa Kuncen
Lama
Ungaran
Kabupaten
Semarang
Tekanan
darah
Sistolik
Diastolik
Minimum
Maximum
125,00
220,00
148,00
Std.
Deviation
33,70584
80,00
156,00
90,00
23,65590
Median
Tabel
3
di
atas
menunjukkan bahwa tekanan darah
sistolik pada usia madya di Desa
Kuncen Lama Ungaran Kabupaten
Semarang dengan median 148,00 dan
standar deviasi 33,70584. Tekanan
darah diastolik pada usia madya di
Desa Kuncen
Lama Ungaran
Kabupaten Semarang dengan median
90,00 dan standar deviasi 33,705.
Analisis Bivariat
A. Hubungan
Aktivitas
Fisik
Terhadap Tekanan Darah Pada
Usia Madya di Desa Kuncen Lama
Ungaran Kabupaten Semarang
Tabel 4 Hubungan
Aktivitas
Fisik dengan Tekanan Darah pada
Usia Madya di Desa Kuncen Lama
Ungaran Kabupaten Semarang,
Tahun 2017
ktivitas
fisik
Sedang
Berat
Jumlah
Normal
f
%
22 69,8
47 90,4
69 52,1
Tekanan darah
Tinggi
Total
ι
f
%
f
%
10 31,3 32 100,0 -0,274
5
9,6 52 100,0
15 17,9 88 100,0
p-value
0,019
Hasil uji statistik didapatkan
nilai Korelasi Kendall Tau (ι) sebesar
-0,274 dan p-value sebesar 0,019 (α =
0,05), maka dapat disimpulkan ada
hubungan aktivitas fisik terhadap
tekanan darah pada usia madya di
Desa Kuncen
Lama Ungaran
Kabupaten Semarang. Nilai koefisien
Korelasi Kendall Tau (ι) sebesar
-0,274
menunjukkan
kekuatan
hubungan antara dua variabel pada
katagori lemah dan memiliki arah
korelasi negatif, artinya semakin baik
aktivitas fisik yang dilakukan maka
tekanan darah pada usia madya di
Desa Kuncen
Lama Ungaran
Kabupaten
Semarang
semakin
meningkat.
B. Hubungan
Tingkat
Stress
Terhadap Tekanan Darah Pada
Usia Madya di Desa Kuncen Lama
Ungaran Kabupaten Semarang
Tabel 5 Hubungan
Tingkat
Stress dengan Tekanan Darah pada
Usia Madya di Desa Kuncen Lama
Ungaran Kabupaten Semarang,
Tahun 2017
Tingkat
stres
Normal
Ringan
Jumlah
Normal
f
%
41 74,5
28 96,6
69 52,1
Tekanan darah
Tinggi
Total
f
%
f
%
14 25,5 55
100,0
1
3,4
29
100,0
15 17,9 88
100,0
ι
0,273 0,002
Hasil uji statistik didapatkan
nilai Korelasi Kendall Tau (ι) sebesar
Hubungan antara Aktivitas Fisik dan Tingkat Stress Terhadap Tekanan Darah Pada
Usia Madya di Desa Kuncen Lama Ungaran Kabupaten Semarang
pvalue
4
0,273 dan p-value sebesar 0,002 (α =
0,05), maka dapat disimpulkan ada
hubungan tingkat stres terhadap
tekanan darah pada usia madya di
Desa Kuncen
Lama Ungaran
Kabupaten Semarang. Nilai koefisien
Korelasi Kendall Tau (ι) sebesar
0,274
menunjukkan
kekuatan
hubungan antara dua variabel pada
katagori lemah dan memiliki arah
korelasi positif, artinya semakin
meningkat stress yang dialami maka
tekanan darah pada usia madya di
Desa Kuncen
Lama Ungaran
Kabupaten
Semarang
semakin
meningkat.
PEMBAHASAN
Analisis Univariat
Gambaran Aktivitas Fisik Pada Usia
Madya di Desa Kuncen Lama Ungaran
Kabupaten Semarang
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa aktivitas fisik pada usia madya di
Desa Kuncen Lama Ungaran Kabupaten
Semarang kategori sedang yaitu sebanyak
32 orang (38,1 %). Aktivitas fisik yang
dapat dilakukan bisa berupa kegiatan
sehari-hari,
yaitu:
berjalan
kaki,
berkebun, kerja tana, mencuci pakaian,
mencuci mobil, mengepel lantai, naik
turun tangga, membawa belanjaan,
bermain bola, berenang, senam, bermain
tenis, yoga, fitness, angkat beban/berat
(Proverawati, 2012).
Menurut Karim (2007), beberapa
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
aktivitas fisik, artinya aktivitas fisik
seseorang sampai dewasa meningkat
sampai mencapai maksimal pada usia 2530 tahun, kemudian akan terjadi
penurunan kapasitas fungsional dari
seluruh tubuh, kira-kira sebesar 0,8-1%
per tahun, tetapi bila rajin berolahraga
penurunan ini dapat dikurangi sampai
separuhnya.
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa aktivitas fisik pada usia madya di
Desa Kuncen Lama Ungaran Kabupaten
Semarang kategori berat yaitu sebanyak
52 orang (61,9%). Aktivitas fisik pada
usia madya di Desa Kuncen Lama
Ungaran Kabupaten Semarang kategori
baik diduga disebabkan oleh faktor pola
makan.
Menurut Karim (2007), beberapa
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
aktivitas fisik, artinya pola makan.
Makanan merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi aktivitas, karena bila
jumlah makanan dan porsi makanan lebih
banyak, maka tubuh akan merasa mudah
lelah, dan tidak ingin melakukan kegiatan
seperti olah raga atau menjalankan
aktivitas lainnya. Kandungan dari
makanan yang berlemak juga banyak
mempengaruhi tubuh untuk melakukan
aktivitas sehari-hari ataupun berolahraga,
sebaiknya makanan yang dikonsumsi
dipertimbangkan kandungan gizinya agar
tubuh tidak mengalami kelebihan energi
namun tidak dapat dikeluarkan secara
maksimal.
Gambaran Tingkat Stress Pada Usia
Madya Di Desa Kuncen Lama Ungaran
Kabupaten Semarang
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa tingkat stres pada usia madya di
Desa Kuncen Lama Ungaran Kabupaten
Semarang
kategori
normal
yaitu
sebanyak 55 orang (65,5%). Stres yang
terjadi pada setiap individu berbeda-beda,
tergantung pada masalah yang dihadapi
dan kemampuan menyelesaikan masalah
tersebut.
Stres adalah adanya sel-sel saraf
otak yang tidak berfungsi sebagaimana
mestinya yang bisa menyebabkan
timbulnya berbagai penyakit. Psikolog
mengatakan stress adalah awal dari
berbagai gangguan mental. Kemudian
saya mengatakan, stress terjadi karena
otak kita memproduksi gelombang otak
(Brainwave) yang terlalu tinggi, frekuensi
high beta atau kadang sedikit lebih tinggi
di atas theta. Selama otak kita dalam
gelombang itu, jangan pernah berharap
bisa santai, apalagi bisa mendapatkan
Hubungan antara Aktivitas Fisik dan Tingkat Stress Terhadap Tekanan Darah Pada
Usia Madya di Desa Kuncen Lama Ungaran Kabupaten Semarang
5
solusi atau ide cemerlang untuk
menyelesaikan persoalan. Karena kita
tahu, kreativitas ada pada tataran
gelombang alpha dan theta. Tingkat stres
pada usia madya di Desa Kuncen Lama
Ungaran Kabupaten Semarang kategori
normal
disebabkan
oleh
faktor
kepribadian.
Stres sering disebabkan pengalaman
pribadi yang menyakitkan, kematian
pasangan, perceraian, sekolah, anak sakit
atau gagal sekolah, kehamilan tidak
diinginkan, peristiwa traumatis atau
menghadapi
masalah
(pelanggaran)
hukum. Banyak kasus menunjukkan
bahwa tingkat stres paling tinggi terjadi
pada seseorang yang ditinggal mati
pasangannya (Baron & Greenberg, 2009).
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa tingkat stres pada usia madya di
Desa Kuncen Lama Ungaran Kabupaten
Semarang kategori ringan yaitu sebanyak
29 orang (34,5%). Tingkat stres pada usia
madya di Desa Kuncen Lama Ungaran
Kabupaten Semarang kategori ringan
disebabkan oleh faktor pekerjaan.
Beban kerja merupakan salah satu
sumber stress dalam lingkungan kerja
saat ini. Diantara efek-efek yang dapat
terlihat adalah ketidakpuasan kerja,
meningkatnya ketegangan kerja, rasa
harga diri yang rendah, tingginya kadar
kolesterol, meningkatnya detak jantung,
absenteisme dan motivasi kerja yang
rendah (Nugrahani, 2008).
Gambaran Tekanan Darah Pada Usia
Madya di Desa Kuncen Lama Ungaran
Kabupaten Semarang
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa tekanan darah sistolik pada usia
madya di Desa Kuncen Lama Ungaran
Kabupaten Semarang Semarang dengan
median 148,00 dan standar deviasi
33,70584. Tekanan darah diastolik pada
usia madya di Desa Kuncen Lama
Ungaran Kabupaten Semarang dengan
median 90,00 dan standar deviasi 33,705.
Tekanan
darah
menunjukkan
tekanan yang diberikan oleh darah pada
dinding pembuluh darah. Pengaturan
tekanan darah adalah proses yang
kompleks menyangkut pengendalian
ginjal terhadap natrium dan retensi air
serta pengendalian sistem saraf terhadap
tonus pembuluh darah. Faktor utama
yang mengatur tekanan darah yaitu darah
yang mengalir dan tahanan pembuluh
darah perifer (Baradewo, 2008).
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa tekanan darah pada usia madya di
Desa Kuncen Lama Ungaran Kabupaten
Semarang kategori tinggi yaitu sebanyak
15 orang (17,9%).
Pengaturan metabolisme zat kapurnya
(kalsium)
terganggu.
menyebabkan
banyaknya zat kapur yang beredar
bersama aliran darah, akibatnya darah
menjadi padat dan tekanan darah pun
meningkat. Sedangkan yang paling
mempengaruhi kejadian hipertensi adalah
tekanan darah sistolik karena tekanan
darah sistolik merupakan penyebab
kematian tertinggi dari pada tekanan
darah diastolik. Selain itu pembuluh
darah yang bermasalah pada lansia adalah
pembuluh darah arteri, maka hanya
tekanan darah sistolik yang meningkat
tinggi.
Analisis Bivariat
Hubungan Aktivitas Fisik Terhadap
Tekanan Darah Pada Usia Madya di
Desa Kuncen Lama Ungaran Kabupaten
Semarang
Hasil uji statistik didapatkan nilai
Korelasi Kendall Tau (ι) sebesar -0,274
dan p-value sebesar 0,019 (α = 0,05),
maka dapat disimpulkan ada hubungan
aktivitas fisik terhadap tekanan darah
pada usia madya di Desa Kuncen Lama
Ungaran Kabupaten Semarang. Nilai
koefisien Korelasi Kendall Tau (ι)
sebesar -0,274 menunjukkan kekuatan
hubungan antara dua variabel pada
katagori lemah dan memiliki arah
korelasi negatif, artinya semakin baik
aktivitas fisik yang dilakukan maka
tekanan darah pada usia madya di Desa
Kuncen Lama Ungaran Kabupaten
Hubungan antara Aktivitas Fisik dan Tingkat Stress Terhadap Tekanan Darah Pada
Usia Madya di Desa Kuncen Lama Ungaran Kabupaten Semarang
6
Semarang semakin meningkat.
Hasil
analisis
data
juga
menunjukkan bahwa aktivitas fisik tidak
berhubungan dengan tekanan darah
sistolik pada usia madya di Desa Kuncen
Lama Ungaran Kabupaten Semarang,
dengan p value sebesar 0,527 (α =
0,05).aktivitas fisik tidak berhubungan
dengan tekanan darah diastolik pada usia
madya di Desa Kuncen Lama Ungaran
Kabupaten Semarang, dengan p value
sebesar 0,692 (α = 0,05).
Usia madya akan terjadi penurunan
sistem sirkulasi yaitu, dinding saluran
arteri
menjadi
rapuh
dengan
bertambahnya usia. Keadaan tersebut
dapat menimbulkan kesulitan sirkulasi.
Karena
berkurangnya
elastisitas
pembuluh darah pada usia madya, yang
dapat
mengakibatkan
peningkatan
tekanan darah. Faktor yang dapat
mempengaruhi tekanan darah adalah
aktivitas fisik dan tingkat stress
(Proverawati, 2012).
Hubungan Tingkat Stress Terhadap
Tekanan Darah Pada Usia Madya di
Desa Kuncen Lama Ungaran
Hasil uji statistik didapatkan nilai
Korelasi Kendall Tau (ι) sebesar 0,273
dan p-value sebesar 0,002 (α = 0,05),
maka dapat disimpulkan ada hubungan
tingkat stres terhadap tekanan darah pada
usia madya di Desa Kuncen Lama
Ungaran Kabupaten Semarang. Nilai
koefisien Korelasi Kendall Tau (ι)
sebesar 0,274 menunjukkan kekuatan
hubungan antara dua variabel pada
katagori lemah dan memiliki arah
korelasi
positif,
artinya
semakin
meningkat stress yang dialami maka
tekanan darah pada usia madya di Desa
Kuncen Lama Ungaran Kabupaten
Semarang semakin meningkat.
Hasil
analisis
data
juga
menunjukkan bahwa tingkat stress
berhubungan dngan tekanan darah
sistolik pada usia madya di Desa Kuncen
Lama Ungaran Kabupaten Semarang,
dengan p value sebesar 0,000 (α = 0,05).
Tingkat stress berhubungan dengan
tekanan darah diastolik pada usia madya
di Desa Kuncen Lama Ungaran
Kabupaten Semarang, dengan p value
sebesar 0,000 (α = 0,05).
Stress memaksa otak untuk
mengirimkan pesan-pesan ke kelenjar
endokrin dan sistem kardiovaskuler
(jantung
dan
pembuluh
darah),
memerintahkan jantung dan pembuluh
darah untuk meningkatkan aktivitasnya.
Hormon-hormon ekstra yang berkaitan
dengan stress tetap berada di dalam
darah, mengalir ke seluruh tubuh. Lemak
yang dikirimkan ke bagian otot sebagai
energi tambahan mengalir ke seluruh
tubuh melalui pembuluh-pembuluh darah
dan dapat menetap di dalamnya serta
dapat menimbulkan plak. Bila hal ini
terjadi
berulang-ulang,
pembuluhpembuluh darah lama-lama akan
tersumbat, dan terjadilah sebuah kondisi
yang
dikenal
dengan
istilah
arterosklerosis (penyumbatan pembuluh
darah) (Losyk, 2010).
KESIMPULAN
1. Aktivitas fisik pada usia madya di
Desa Kuncen
Lama Ungaran
Kabupaten Semarang sebagian besar
kategori berat yaitu sebanyak 52
orang (61,9%).
2. Tingkat stres pada usia madya di
Desa Kuncen
Lama Ungaran
Kabupaten Semarang sebagian besar
kategori normal yaitu sebanyak 55
orang (65,5%).
3. Tekanan darah pada usia madya di
Desa Kuncen
Lama Ungaran
Kabupaten Semarang tekanan darah
sistolik pada usia madya di Desa
Kuncen Lama Ungaran Kabupaten
Semarang dengan median 148 mmHg
Tekanan darah diastolik pada usia
madya di Desa Kuncen Lama
Ungaran
Kabupaten
Semarang
dengan median 90 mmHg.
4. Ada hubungan yang bermakna
aktivitas fisik terhadap tekanan darah
pada usia madya di Desa Kuncen
Hubungan antara Aktivitas Fisik dan Tingkat Stress Terhadap Tekanan Darah Pada
Usia Madya di Desa Kuncen Lama Ungaran Kabupaten Semarang
7
Lama Ungaran Kabupaten Semarang,
didapatkan p value sebesar 0,019 (α =
0,05),
5. Ada hubungan yang bermakna tingkat
stres terhadap tekanan darah pada
usia madya di Desa Kuncen Lama
Ungaran
Kabupaten
Semarang,
didapatkan p value sebesar 0,002 (α =
0,05).
SARAN
1. Bagi Masyarakat
Sebaiknya masyarakat melakukan
aktivitas fisik kategori aktvitas fisik
sedang seperti melakukan kegiatan
rumah tangga dan melakukan
aktivitas olahraga untuk menstabilkan
tekanan darah, dan masyarakat
memberikan dukungan kepada usia
madya untuk mengkontrol aktivitas
fisik, stress, dan konsultasi tekanan
darah pada usia madya.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebaiknya
peneliti
selanjutnya
mengendalikan varibel lain yang
mempengaruhi
penelitian
ini
diantaranya status gizi terhadap
tekanan darah pada usia madya.
3. Bagi Universitas Ngudi Waluyo
Sebaiknya penelitian ini dapat
menambah studi kepustakaan dan
diharapkan menjadi alasan untuk
penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Muhammad Hafiz Bin Mohd.
2016.
Faktor-Faktor
Yang
Berhubungan Dengan Kejadian
Hipertensi Pada Kelompok Lanjut
Usia Di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Petang I Kabupaten
Bandung Tahun 2016. Vol. 5 No. 7.
ISSN: 2303-1395.
Baradewo, M. 2009. Klien Gangguan
Ginjal: Seri Asuhan Keperawatan.
Jakarta: EGC.
Detik Health. 2012. Tingkat Stres Naik
Dari Tahun ke Tahun Sejak 1983.
Dipublikasikan pada 15 Mei 2012.
Dinas Kesehatan. 2014. Profil Kesehatan
Kota Semarang 2014.
_____________. 2014. Infodatin Pusat
Data dan Informasi Kementrian
Kesehatan RI Hipertensi.
Donsu, Jenita Doli Tine. 2017. Psikologi
Keperawatan Aspek-Aspek Psikologi
Konsep Dasar Psikologi Teori
Perilaku Manusia. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
Go, S. Alan. 2014. An Effective Approach
to High Blood Pressure Control A
Science Advisory From the American
Heart Association, the American
College of Cardiology, and the
Centers for Disease Control and
Prevention.
Gunawan,
Sulistia
Gan.
2007.
Farmakologi dan Terapi Edisi 5.
Jakarta: FKUI.
Harmawan, Fajar. 2014. Hubungan
Tingkat Stres Dengan Tekanan
Darah Pada Lansia Hipertensi Di
Gamping Sleman Yogyakarta.
Hartono, LA. 2007. Stres dan Stroke.
Yogyakarta: Kanisius.
James, A. Paul. 2014. 2014 EvidenceBased
Guideline
for
the
Management
of
High
Blood
Pressure in Adults Report From the
Panel Members Appointed to the
Eight Joint National Committee
(JNC 8). 311(5):507-520.
Ayada, C. 2015. The Relationship of
Stress and Blood Pressure Effectors.
19,2:99-108.
Kementrian Kesehatan RI. 2014. Buku
Pintar Posbindu PTM Upaya
Pengendalian Faktor Risiko PTM.
Bahat, Gulistan. 2016. Blood Pressure
Goals in Functionally Limited
Elderly Patients. 0002-9343.
______________________. 2016. Hari
Ginjal Sedunia 2016: Cegah
Hubungan antara Aktivitas Fisik dan Tingkat Stress Terhadap Tekanan Darah Pada
Usia Madya di Desa Kuncen Lama Ungaran Kabupaten Semarang
8
Nefropati Sejak Dini. Dipublikasikan
pada 09 Maret 2016.
Kowalski, Robert E. 2010. Terapi
Hipertensi Program 8 Minggu
Menurunkan Tekanan Darah Tinggi
dan Mengurangi Risiko Serangan
Jantung dan Stroke Secara Alami.
Bandung: Qanita.
Kozier, Barbara. 2010. Buku Ajar
Fundamental Keperawatan Konsep,
Proses, dan Praktik Volume 1 Edisi
7. Jakarta: EGC.
Jufri, Z. 2012. Hubungan Antara Gaya
Hidup dengan Kejadian Hipertensi
Pada Pasien Rawat Jalan di
Puskesmas Panaikang Kecamatan
Sinjai Timur Kabupaten Sinjai.
Tingkat Pendidikan) dan Aktivitas
Fisik Dengan Tekanan Darah Pada
Lansia Di Kelurahan Makamhaji
Kecamatan Kartasura Kabupaten
Sukoharjo.
Notoatmodjo,
Soekidjo.
2012.
Metodelogi Penelitian Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Feldman and Old. 2008. Human
Development. Jakarta: Kencana.
Prasetyaningrum, Yunita Indah. 2014.
Hipertensi Bukan untuk Ditakuti
Tetap Sehat dengan Pengaturan
Pola Makan +64 Resep Makanan
Rendah Kolesterol. Jakarta: FMedia.
Lazarus, R.S & Folkman, S. 2011. Stress,
Apprasial, and Coping. New York:
Springer.
Lestari, Dian. 2010. Hubungan Asupan
Kalium, Kalsium, Magnesium, dan
Natrium, Indeks Massa Tubuh, Serta
Aktivitas Fisik dengan Kejadian
Hipertensi Pada Wanita Usia 30-40
Tahun.
Losyk, Bob. 2007. Kendalikan Stres
Anda! Cara Mengatasi Stres dan
Sukses di Tempat Kerja. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Manurung, Nixson. 2016. Terapi
Reminiscence. Jakarta: CV. Trans
Info Media.
Maramis, Willy
Kedokteran
Airlangga.
F. (2009). Ilmu
Jiwa.
Surabaya:
Masud, Ibnu. 2012. Dasar-Dasar
Fisiologi Kardivaskuler. Jakarta:
EGC.
Mutaqqin, Arifin. 2009. Pengantar
Asuhan Keperawatan Klien dengan
Gangguan Kardiovaskuler. Jakarta:
Salemba Medika.
Novitaningtyas, Tri. 2014. Hubungan
Karakteristik (Umur, Jenis Kelamin,
Hubungan antara Aktivitas Fisik dan Tingkat Stress Terhadap Tekanan Darah Pada
Usia Madya di Desa Kuncen Lama Ungaran Kabupaten Semarang
9
Download