bab 2 landasan teori

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori-teori Umum
2.1.1 Komunikasi
Komunikasi secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari
bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata
communis. Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi
milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan
atau kesamaan makna. Jadi, komunikasi adalah suatu proses penyampaian
informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain.
Dapat kita simpulkan maka terdapat tiga utama pengertian utama dalam
komunikasi, adalah pengertian secara etimologis, terminologis, dan
paradigmatis.
1. Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio, dan
perkataan ini bersumber pada kata communis. Arti communis di sini adalah
sama yaitu sama makna mengenai suatu hal. Jadi, komunikasi berlangsung
apabila antara orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai
suatu hal yang dikomunikasikannya.
2. Secara terminologis komunikasi berarti proses penyampaian suatu
pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi, yang terlibat dalam
komunikasi itu adalah manusia. Karena itu, komunikasi yang dimaksud disini
adalah komunikasi manusia atau dalam bahasa asing human communication,
yang sering kali pula disebut komunikasi sosial atau social communication.
Dari pengertian di atas, komunikasi yang dibahas di sini tidak termasuk
11
12
komunikasi hewan, komunikasi transendental, dan komunikasi fisik.
3. Dalam pengertian paradigmatis, komunikasi mengandung tujuan tertentu
ada yang dilakukan secara lisan, secara tatap muka, atau melalui media, baik
media massa seperti surat kabar, radio, televisi atau film, maupun media
nonmassa, misalnya surat, telepon, papan pengumuman, poster, spanduk dan
sebagainya. Jadi komunikasi dalam pengertian paradigmatis bersifat
intensional mengandung tujuan karena itu harus dilakukan dengan
perencanaan. Sejauh mana kadar perencanaan itu, bergantung kepada pesan
yang akan dikomunikasikan dan pada komunikan yang dijadikan sasaran.
2.1.2 Fungsi Komunikasi
Menurut William I. Gorden (Mulyana, 2008:5-38) mengklasifikasikan
fungsi komunikasi menjadi empat bagian yaitu :
1.
Komunikasi sosial yang berfungsi mengisyaratkan dalam
komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri,
aktualisasi diri, dalam kelangsungan hidup, untuk memperoleh
kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara
lain lewat media komunikasi yang bersifat menghibur, dan
memupuk hubungan-hubungan dengan orang lain.
2.
Komunikasi ekspresif berfungsi untuk menyampaikan isi
perasaan-perasaan seperti emosi. Perasaan-perasan tersebut
yang
utama
dikomunikasikan
lewat
perasaan-perasaan
nonverbal. Seperti perasaan sayang, perduli, rindu, simpati,
gembira, sedih, takut, prihatin, marah dan benci dapat
13
disampaikan lewat kata-kata, namun bisa disampaikan lewat
perilaku nonverbal.
3.
Sebagai komunikasi ritual suatu komunitas yang sering
melakukan upacara-upacara berlainan selama sepanjang tahun
dan sepanjang hidup, yang disebut para antroprolog sebagai
rites of passage, mulai dari upacara kelahiran, ulang tahun,
sunatan, pertunangan, siraman, pernikahan, dan lain-lain. Di
dalam acara itu orang mengucapkan kata-kata atau perilakuperilaku tertentu yang sifatnya simbolik.
4.
Komunikasi Instrumental mempunyai beberapa tujuan yaitu :
a) Menginformasikan.
b) Mengajar.
c) Mendorong.
d) Mengubah sikap.
e) Menggerakan tindakan.
f) Menghibur.
Dalam komunikasi instrumental tidak saja digunakan untuk
menciptakan
dan
membangun
hubungan
tetapi juga
untuk
menghancurkan hubungan tersebut. Dari uraian komunikasi tersebut
dapat kita simpulkan bahwa kita harus peka terhadap berbagai
strategi komunikasi yang dapat digunakan dalam berkomunikasi.
Kita harus dapat menjalin hubungan kerja dengan orang lain demi
keuntungan bersama. Untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan
pekerjaan baik dalam jangka pendek atau pun jangka panjang
14
diperlukan komunikasi yang baik.
Fungsi Komunikasi menurut (Onong Uchjana Effendy, 2003:55)
memiliki fungsi yang penting diantaranya :
a. Menginformasikan (to inform)
b. Mendidik (to educate)
c. Menghibur (to entertain)
d. Mempengaruhi (to influence)
2.1.3 Proses Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu proses yang mempunyai komponen
dasar sebagai berikut :
a) Pengirim pesan
b) Penerima pesan
c) Pesan
15
Proses komunikasi dapat dilihat pada skema dibawah ini :
Gangguan
Gangguan
Balikan /
Feedback
Pengirim
pesan
Penerima
pesan
Media
(saluran)
Simbol /
Isyarat
Mengartikan
kode/pesan
Gambar 2.1 Diagram Proses Komunikasi
(West & Turner 2007:12)
1. Pengirim pesan (sender) dan isi pesan
Pengirim
pesan adalah
orang
yang
mempunyai
ide
untuk
disampaikan kepada seseorang dengan harapan dapat dipahami oleh
orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya. Pesan
adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh
pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan
efektif bila diorganisir secara baik dan jelas.
Materi pesan dapat berupa :
16
a.
Informasi
b.
Ajakan
c.
Rencana kerja
d.
Pertanyaan dan sebagainya
2. Simbol
Pengiriman pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya
dapat dipahami oleh orang lain. Tujuan penyampaian pesan adalah untuk
mengajak, membujuk, mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah
tertentu.
3. Media (penghubung)
Adalah alat untuk penyampaian pesan seperti : televisi, radio, surat
kabar, papan pengumuman, telepon. Pemilihan media ini dapat
dipengaruhi oleh isi pesan yang akan disampaikan dan jumlah penerima
pesan.
4. Mengartikan kode (isyarat)
Setelah pesan diterima melalui indera (telinga, mata dan seterusnya)
maka si penerima pesan harus dapat mengartikan simbol atau kode dari
pesan tersebut, sehingga dapat dimengerti atau dipahaminya.
5. Penerima pesan
Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari
pengiri tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh pengirim.
17
6. Feedback
Feedback adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari
penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa feedback
seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap
sipenerima pesan. Hal ini penting bagi pengirim pesan untuk mengetahui
apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat.
Feedback dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang
bukan penerima pesan. Feedback yang disampaikan oleh penerima pesan
pada umumnya merupakan feedback langsung
yang mengandung
pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan
itu akan dilaksanakan atau tidak.
Feedback yang diberikan oleh orang lain didapat dari pengamatan
pemberi feedback terhadap perilaku maupun ucapan penerima pesan.
Pemberi feedback menggambarkan perilaku penerima pesan sebagai
reaksi
dari pesan
yang diterimanya. Feedback bermanfaat untuk
memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan
dan membantu untuk menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan
diantara komunikan, juga feedback dapat memperjelas persepsi.
7. Gangguan
Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi tetapi
mempunyai pengaruh dalam proses komunikasi, karena hampir selalu
ada hal yang mengganggu dalam komunikasi. Jika terjadi gangguan maka
penerima salah menafsirkan pesan yang diterimanya.
18
Proses komunikasi menurut William J.Seller mengatakan bahwa
komunikasi adalah proses dimana simbol verbal dan nonverbal
dikirimkan, diterima dan diberi arti.
Menurut paradigma Lasswell, Effendy (1994:11-19) membedakan proses
komunikasi menjadi dua tahap, yaitu:
1. Proses Komunikasi Secara Primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran
dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan
lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam
proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal
(kial atau gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya) yang
secara langsung dapat atau mampu menerjemahkan pikiran dan atau
perasaan komunikator kepada komunikan.
2. Proses Komunikasi Sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan
oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau
sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media
pertama.
Seorang
komunikator
menggunakan
media
ke
dua
dalam
menyampaikan komunikasi karena komunikan sebagai sasaran berada di
tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks,
surat kabar, majalah, radio, televisi, film,
adalah media kedua yang
19
sering digunakan dalam komunikasi. Proses komunikasi secara sekunder
itu menggunakan media yang dapat diklasifikasikan sebagai media massa
(surat kabar, televisi, radio) dan media nirmassa (telepon, surat,
megapon).
2.1.4 Hambatan Komunikasi
Di dalam komunikasi selalu ada hambatan yang dapat mengganggu
kelancaran jalannya proses komunikasi. Sehingga informasi dan gagasan
yang disampaikan tidak dapat diterima dan dimengerti dengan jelas oleh
penerima pesan atau receiver.
Hambatan-hambatan yang menyebabkan komunikasi tidak efektif yaitu:
1. Semantic Problems
Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator
sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada
komunikan. Demi kelancaran komunikasi seorang komunikator harus
benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab kesalahan
pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah
pengertian yang bisa menimbulkan salah komunikasi.
2. Perceptual distorsion
Perceptual distorsion disebabkan karena perbedaan dari cara pandangan
yang sempit pada diri sendiri, perbedaaan cara berpikir, dan cara mengerti
yang sempit terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi
perbedaan persepsi atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.
20
3. Physical Distractions
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses
berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara ricuh orang-orang atau
kebisingan, suara hujan atau petir.
4. Poor choice of communication channels
Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam
melakukan komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya
sambungan telepon yang terputus-putus, suara radio yang hilang dan
muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi sehingga informasi
tidak dapat dimengerti dengan jelas.
5. No Feedback
Tidak adanya feedback dalah jenis hambatan sender mengirimkan pesan
kepada receiver tetapi tidak adanya respon dan tanggapan dari receiver
maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia.
2.2
Komunikasi Massa
2.2.1 Definisi Komunikasi Massa
Sebab
awal
perkembangan
komunikasi
massa
berasal
dari
pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi
massa). Komunikasi massa adalah studi ilmiah tentang media massa
berserta pesan yang dihasilkan pembaca, pendengar, atau penonton yang
akan diraihnya dn efeknya terhadap mereka. Sekarang ini komunikasi
21
massa sudah dimasukkan dalam disiplin ilmiah. Komunikasi masssa
mempunyai titik tekan dan bahasan tersendiri. Misalnya, Wilbur Schram
(1958) dalam bukunya Introduction of Mass Communication Research
menunjukan beberapa penelitian yang dilakukan pada 1920-an dan 1930-an
memusatkan perhatiannya pada analisis sejarah surat kabar dan majalah
atau deskripsi interpretasi pesan media.
Pembahasan komunikasi yang kian pesat dan kompleks beserta
peneliti yang terus menerus dilakukan menjadi bukti bahwa ilmu
komunikasi massa menjadi bagian penting dalam proses kajian keilmuan.
Terutama
komunikasi
menjadi
peran
terpenting
dalam
sejarah
perkembangan manusia. Pada dasarnya komunikasi massa adalah
komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Dalam hal
ini kita juga perlu membedakan massa dalam arti “umum” dengan massa
dalam arti komunikasi massa. Misalnya, kita pernah mendengar seorang
penyiar televisi mengatakan, “Pemirsa massa yang jumlahnya ratusan itu
bergerak menuju gedung DPR-RI untuk memprotes kebijakan pemerintah”
dengan kata lain, massa yang dimaksud dalam hal itu adalah kumpulan
individu yang berada disuatu lokasi tertentu.
Massa dalam komunikasi massa lebih menunjuk pada penerima pesan
yang berkaitan dengan media massa. Dengan kata lain massa yang dalam
sikap dan prilakunya berkaitan dengan peran media massa. Oleh karena itu,
massa lebih menunjukan kepada khalayak, audience, penonton, pemirsa,
atau pembaca. Ada satu definisi komunikasi massa yang dikemukakan
Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble (Nurudin, 2009 : 3-32)
22
menurut mereka sesuatu bisa didefinisikan sebagai komunikasi massa jika
mencakup hal-hal sebagai berikut :
1.
Komunikator dalam
komunikasi massa
mengandalkan
peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan
pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan tersebar.
Pesan itu disebarkan melalui media modern pula antara lain
surat kabar, majalah, televisi, film, atau gabungan di antara
media tersebut.
2.
Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan
pesan-pesannya bermaksud mencoba berbagai pengertian
dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui
satu sama lain. Anonimitas audience dalam komunikasi
massa
inilah
yang
membedakan
pula
dengan
jenis
komunikasi lain. Bahkan pengirim dan penerima pesan tidak
saling mengenal satu sama lain.
3.
Pesan adalah milik publik. Artinya, bahwa pesan ini bisa
didapatkan dan diterima oleh banyak orang. Karena itu
diartikan milik publik.
4.
Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi
formal seperti jaringan, ikatan, atau perkumpulan. Dengan
kata lain, komunikatornya tidak berasal dari seseorang tetapi
lembaga. Lembaga ini pun biasanya berorientasi pada
keuntungan, bukan organisasi suka rela.
23
5.
Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (penapis
informasi). Artinya, pesan-pesan yang disebarkan atau
dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga
tersebut sebelum disiarkan lewat media massa. Ini berbeda
dengan komunikasi antarpribadi, kelompok, atau publik di
mana yang mengontrol bukan sejumlah individu. Beberapa
individu dalam komunikasi massa itu ikut berperan dalam
membatasi, memperluas pesan yang disiarkan. Contohnya
adalah seorang reporter, editor film. Penjaga rubrik, dan
lembaga sensor lain dalam media itu bisa berfungsi sebagai
gatekeeper.
6.
Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda.
Kalau dalam jenis komunikasi lain, umpan balik bisa bersifat
langsung. Misalnya, dalam komunikasi antar personal.
Dalam komunikasi yang dilakukan lewat surat kabar tidak
bisa langsung diakukan atau tertunda (delayed).
Dengan demikian, media massa adalah alat-alat dalam komunikasi
yang bisa menyebar pesan secara serempak, cepat kepada audience
yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibanding dengan
jenis komunikasi lain adalah bisa mengatasi hambatan ruang dan
waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir
seketika pada waktu yang tak terbatas.
24
2.2.2 Fungsi Komunikasi Massa
Ada banyak pendapat yang dikemukakan fungsi-fungsi komunikasi
massa. Sama dengan definisi komunikasi massa yang mempunyai
latar belakang dan tujuan yang berbeda satu sama lain. Tetapi titik
tekan kemungkinan sama, ada yang mengatakan fungsi komunikasi
massa mendidik, tetapi ada yang mengatakan fungsi sosial itu
tercakup dalam pewarisan sosial.
Fungsi komunikasi massa menurut Jay Black dan Fedrick C. Whitney
(1988) antara lain (Nurudin, 2009 : 63-75)
1. To inform (menginformasikan)
Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat
dalam komunikasi massa. Komponen paling penting untuk
mengetahui fungsi informasi ini adalah berita-berita yang
disajikan. Iklan pun dalam beberapa hal memiliki fungsi
memberikan informasi di samping fungsi-fungsi lain.
2. To entertaint (memberi hiburan)
Fungsi hiburan untuk media elektronik menduduki posisi paling
tinggi dibandingkan dengan fungsi-fungsi yang lain. Masalahnya,
masyarakat masih menjadikan televisi sebagai media hiburan.
Setelah kelelahan dengan aktivitas masing-masing, ketika malam
hari berada dirumah kemungkinan besar televisi sebagai media
hiburan sekaligus sarana untuk berkumpul bersama keluarga.
25
Acara hiburan juga dianggap perekat keluarga. Hal ini berbeda
dengan media cetak. Media cetak biasanya tidak menempatkan
hiburan pada posisi paling atas tetapi informasi.
3. To persuade (membujuk)
Fungsi persuasif komunikasi massa tidak kalah pentingnya dengan
fungsi informasi dan hiburan. Banyak bentuk tulisan yang jika
diperhatikan
sekilas
hanya
berupa
informasi,
tetapi
jika
diperhatikan secara lebih jelas ternyata terdapat fungsi persuasi.
Tulisan pada artikel, dan surat kabar merupakan contoh persuasif.
4. Transmission of the culture (transmisi budaya)
Transmisi budaya merupakan salah satu fungsi komunikasi massa
yang paling luas, meskipun paling sedikit dibicarakan. Transmisi
budaya tidak dapat dihindari selalu hadir dalam berbagai bentuk
komunikasi yang mempunyai dampak pada penerimaan individu.
Di dalam tingkatan kontemporer, media massa memperkuat
konsensus nilai masyarakat dengan selalu memperkenalkan bibit
perubahan secara terus menerus. Televisi sebagai contoh tidak
hanya cermin tetapi juga pengikat waktu.
Mengenai fungsi komunikasi massa, Dennis McQuail (1987)
membagi fungsi komunikasi massa ke dalam dua kategoris, yaitu
fungsi
komunikasi
massa
untuk
komunikasi massa untuk individu
masyarakat
dan
fungsi
26
Fungsi Komunikasi Massa untuk Masyarakat.
McQuail (Nurudin, 2009 : 63-75) menyatakan bahwa fungsi
komunikasi massa untuk masyarakat meliputi:
a. Informasi, yaitu menyediakan informasi tentang peristiwa dan
kondisi dalam masyarakat dan dunia, menunjukkan hubungan
kekuasaan, memudahkan inovasi, adaptasi, dan kemajuan.
b. Korelasi, yaitu menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna
peristiwa dan informasi, menunjang otoritas dan norma-norma
yang mapan, melakukan sosialisasi, mengkoordinasi beberapa
kegiatan, membentuk kesepakatan, dan menentukan urutan
prioritas dan memberikan status relatif.
c. Kesinambungan, yaitu mengepresikan budaya dominan dan
mengakui keberadaan kebudayaan khusus (subculture) serta
perkembangan budaya baru dan meningkatkan, melestarikan nilainilai.
d. Hiburan, yaitu menyediakan hiburan, pengalihan perhatian, dan
sarana relaksasi, meredakan ketegangan sosial.
e. Mobilisasi, yaitu mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam
bidang politik, perang, pembangunan ekonomi, pekerjaan, dan
dalam bidang agama.
27
2.2.3 Elemen-elemen Komunikasi Massa
Ada beberapa elemen dalam komunikasi massa, antara lain :
1. Komunikator
Komunikator dalam komunikasi massa sangat berbeda dengan
komunikator dalam bentuk komunikasi yang lain. Komnikator
disini meliputi jaringan, stasiun lokal, direktur, dan staf teknis
yang berkaitan dengan sebuah acara televisi. Jadi, komunikator
merupakan gabungan dari berbagai individu dalam sebuah
lembaga maedia massa.
2. Isi
Berita dan informasi merupakan hal pokok yang harus dimiliki
oleh media massa. Setiap hari media massa memberikan informasi
dan berbagai kejadian di seluruh dunia kepada para audience-nya.
Televisi menyediakan laporan terkini sebagai slah satu tanggung
jawab menyediakan berbagai informasi kejadian diseluruh dunia
kepada penontonnya. Media massa menyediakan informasi yang
dibutuhkan masyarakat, media menggali semua peristiwa yang
terjadi di masyarakat dan dikembalikan lagi ke masyarakat yang
dilayaninya.
Disamping
itu,
media
massa
tidak
sekedar
memberitakan tetapi juga mengevaluasi dan menganalisis setiap
kejadian tersebut.
28
3. Audience
Audience dalam komunikasi massa sangat beragam, dari
jutaan penonton televisi, ribuan pembaca buku, majalah dan
koran.
Menurut Hiebert dan kawan-kawan, audience dalam
komunikasi massa mempunyai lima karakteristik sebagai berikut :
1. Audience cendrung berisi individu-individu yang condong
untuk berbagi pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan
sosial di antara mereka. Individu-individu tersebut memilih
produk media yang mereka gunakan berdasarkan seleksi
kesadaran.
2. Audience cendrung besar, yang berarti tersebar ke berbagai
wilayah jangkauan sasaran komunikasi massa. Ukuran besar
sifatnya bisa menjadi relatif, ribuan atau jutaan tetap bisa
disebut audience.
3. Audience cendrung heterogen, berasal dari berbagai lapisan
dan kategori sosial.
4. Audience cendrung anonim, tidak mengenal satu sama lain.
Tidak mengenal tersebut meliputi semua audience.
5. Audience secara fisik dipisahkan dari komunikator, dapat
dikatakan audience dipisahkan oleh ruang dan waktu.
29
4. Umpan balik
Ada dua umpan balik (feedback) dalam komunikasi, yakni
umpan balik langsung (immediated feedback) dan tidak langsung
(delayed
feedback).
Umpan
balik
langsung
terjadi
jika
komunikator dan komunikan berhadapan langsung. Di dalam
komunikasi massa umpan balik biasanya terjadi tidak secara
langsung. Artinya antara komunikator dengan komunikan dalam
komunikasi
massa
tidak
terjadi
kontak
langsung
yang
memungkinkan mereka mengadakan reaksi langsung satu sama
lain. Iklan merupakan salah satu umpan balik dari program suatu
acara di televisi, semakin banyak iklan yang ditampilkan di
program acara tersebut membuktikan bahwa acra itu populer.
5. Gangguan
1. Gangguan saluran komunikasi massa biasanya selalu ada,
seperti gambar yang tidak jelas di pesawat televisi, gangguan
gelombang radio. Semakin banyak variasi program acara yang
disajikan,
semakin
meningkat
munculnya
gangguan.
Gangguan juga bisa disebabkan oleh faktor luar misalnya
gangguan dering telepon yang berbunyi secara terus-menerus
ketika kita sedang melihat televisi. Untuk mengatasi gangguan
adalah dengan mempertajam saluran komunikasi massa,
misalnya menghindari munculnya gangguan gelombang pada
pesawat televisi dengan meningkatkan kualitas teknologi.
30
2. Gangguan semantik
Semantik bisa diartikan sebagai ilmu bahasa yang mempelajari
tentang tata kalimat. Oleh karena itu gangguan semantik
berarti gangguan yang berhubungan dengan bahasa. Gangguan
semantik lebih rumit, kompleks, dan sering kali muncul. Bisa
dikatakan gangguan semantik adalah gangguan dalam proses
komunikasi yang dilakukan oleh pengirim atau penerima
pesan itu sendiri.
6. Gatekeeper
Dalam komunikasi massa dapat diartikan sebagai individu
yang memegang peranan penting dalam media massa (baik cetak
maupun elektronik) yang berkembang dalam dunia psikologi.
7. Pengatur
Orang yang berpartisipasi dalam proses penyampaian pesan di
media massa secara tidak langsung, yaitu narasumber dan
pemasang iklan.
8. Filter
Merupakan saringan bagi audience kepada apa yang diberikan
oleh media massa.
31
2.2.4 Efek Komunikasi Massa
1) Efek Kognitif Komunikasi Massa
Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang
sifatnya informatif bagi dirinya. Bagaimana media massa dapat
membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat
dan mengembangkan keterampilan kognitif.
2) Efek Afektif Komunikasi Massa
Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada Efek Kognitif. Tujuan dari
komunikasi massa bukan hanya sekedar memberitahu kepada
khalayak agar menjadi tahu tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu,
setelah mengetahui informasi yang diterimanya, khalayak diharapkan
dapat merasakannya. Semua sikap bersumber pada organisasi
kognitif, informasi dan pengetahuan yang khalayak miliki. Sikap
selalu diarahkan pada obyek, kelompok atau orang. Hubungan media
dengan khalayak pasti didasarkan pada informasi yang khalayak
peroleh tentang sifat-sifat media. Sikap pada seseorang atau sesuatu
tergantung pada citra khalayak tentang orang atau obyek tersebut.
3) Efek Behavioral Komunikasi Massa
Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak
dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Program acara yang
diteliti penulis yaitu X FACTOR INDONESIA akan timbul pengaruh
motivasi berprestasi dalam bernyanyi. Namun dari semua informasi
dari media tersebut tidak mempunyai efek yang sama.
32
Steven H. Chaffee (Nurudin, 2009 : 206-215) menyebutkan lima
hal efek komunikasi massa diantaranya :
1. Efek ekonomis
Kehadiran media massa di tengah kehidupan manusia dapat
menumbuhkan berbagai usaha produksi, distribsi, konsumsi jasa
media massa. Kehadiran surat kabar berarti menghidupkan pabrik
yang mensualap kertas koran menyuburkan pengusaha percetakan
dan grafika, membuka lapangan kerja bagi wartawan, perancang
grafis, pengedar, pengecer, dan lain sebagainya.
2. Efek sosial
Seiring dengan perubahan pada struktur atau interaksi sosial akibat
adanya media massa. Setelah munculnya televisi di pedesaan
adanya perberbedaan antara mereka yang tidak memiliki televisi,
karena mereka yang memiliki televisi akan megetahui kejadian di
luar tempat tinggalnya. Walaupun hanya duduk seharian dirumah.
3. Efek pada penjadwalan kegiatan sehari-hari
Kehadiran televisi dapat mengurangi waktu bermain, tidur,
membaca. Gejala ini disebut oleh Joyce Cramond (1976) sebagai
“displacement effects” definisinya sebagai reorganisasi kegiatan
yang terjadi karena masuknya televisi beberapa kegiatan lainnya
dihentikan karena waktunya dipakai untuk menonton televisi.
33
4. Efek pada penyaluran atau penghilangan perasaan tertentu
Sering terjadi orang menggunakan media untuk menghilangkan
perasaan yang kurang enak, misalnya kesepian, marah, kecewa.
Media dipergunakan tanpa mempermasalahkan isi pesan yang telah
disampaikan. Dengan melihat berbagai acara yang di tampilkan
oleh televisi misalnya seseorang akan tertawa atau menangis saat
melihat adegan dalam acara televisi.
5. Efek pada perasaan orang terhadap media.
Kehadiran media massa juga menimbulkan perasaan tertentu.
Pastinya kita memiliki perasaan positif atau negatif pada suatu
media tertentu. Tumbuhnya perasaan senang atau percaya pada
media massa tertentu erat kaitannya dengan pengalaman individu
bersama media massa tersebut.
2.3 Media Massa
Media Massa (Mass Media) adalah channel, media, saluran, sarana,
atau alat yang dipergunakan dalam proses komunikasi massa, yakni
komunikasi yang diarahkan kepada orang banyak (channel of mass
communication). Komunikasi massa sendiri merupakan kependekan dari
komunikasi melalui media massa (communicate with media).
34
2.3.1 Media Televisi Sebagai Media Massa
Mengupas dari sisi media massa berarti aspek audience yang menjadi
kajiannya. Membandingkan media televisi dengan media lain merupakan
salah satu jalan termudah untuk memahami karakteristiknya. Penonton
televisi mempunyai karakteristik yang unik. Mereka tersebar dimana-mana
dan mempunyai selera yang beragam. Mereka punya pilihan menonton
saluran yang disukai. Hal ini beda dengan penonton film di bioskop. Sekali
datang ke biokop mereka harus berkonsentrasi penuh dalam ruang yang
benar-benar disiapkan untuk menonton dalam kondisi senyaman mungkin.
Dengan menyadari berbagai macam sifat para penonton ini,
perancang program dituntut mampu memenuhi kebutuhan semua khalayak.
Strategi yang dilakukan biasanya adalah menentukan satu sasaran pemirsa
yang memiliki banyak kesamaan keinginan. Ini tercermin dari kesamaan usia
penonton, gender, tingkat ekonomi dan insight psikografinya. Lebih
mudahnya mengetahui target audien dari sisi geografi, demografi dan
psikografi.
2.3.2 Jenis – jenis Media Massa
1. Media Massa Cetak (Printed Media)
Media massa yang dicetak dalam lembaran kertas. Isi media massa
umumnya terbagi tiga bagian atau tiga jenis tulisan: berita, opini, dan
feature.
35
2. Media Massa Elektronik (Electronic Media)
Jenis media massa yang isinya disebarluaskan melalui suara atau gambar
dan suara dengan menggunakan teknologi elektro, seperti radio, televisi,
dan film.
3. Media Online (Online Media, Cybermedia)
Media massa yang dapat kita temukan di internet (situs web).
2.4 Teori Khusus
2.4.1 Teori Uses and Gratification
Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan pada awalnya muncul
ditahun 1940 dan mengalami kemunculan kembali dan penguatan di
tahun 1970an dan 1980an. Para teoritis pendukung Teori Penggunaan dan
Pemenuhan Kepuasan berargumentasi bahwa kebutuhan manusialah yang
memengaruhi bagaimana mereka menggunakan dan merespon saluran
media. Zillman sebagaimana dikutip McQuail (Nurudin, 2009 : 191-194)
telah menunjukkan pengaruh mood seseorang saat memilih media yang
akan ia gunakan, pada saat seseorang merasa bosan maka ia akan memilih
isi yang lebih menarik dan menegangkan dan pada saat seseorang merasa
tertekan ia akan memilih isi yang lebih menenangkan dan ringan.
Program Televisi yang sama bisa jadi berbeda saat harus kepuasan pada
kebutuhan yang berbeda untuk individu yang berbeda. Kebutuhan yang
36
berbeda diasosiasikan dengan kepribadian seseorang, tahap-tahap
kedewasaannya, latar belakang, dan peranan sosialnya. Sebagai contoh
menurut Judith Van Evra anak-anak secara khusus lebih menyukai untuk
menonton televisi untuk mencari informasi dan disaat yang sama lebih
mudah dipengaruhi.
Teori
Penggunaan
dan
Pemenuhan
Kebutuhan
menggunakan
pendekatan ini berfokus terhadap audience member. Dimana Teori ini
mencoba menjelaskan tentang bagaimana audience memilih media yang
mereka inginkan. Dimana mereka merupakan audience atau khalayak
yang secara aktif memilih dan memiliki kebutuhan dan keinginan yang
berbeda-beda di dalam mengkonsumsi media.
37
Berikut ini dapat kita lihat Teori Uses and Gratification dalam bentuk bagan:
Lingkungan sosial :
1. Ciri-ciri demografis.
2. Afiliasi kelompok.
3. Ciri-ciri.
Kebutuhan khalayak :
1. Kognitif.
2. Afektif.
3. Integratif personal.
4. Integratif sosial.
5. Pelepasan ketegangan.
Penggunaan media massa :
1. Jenis-jenis media SK, Majalah,
Radio, TV, dan Film.
2. Isi media.
3. Terapan media.
4. Konteks sosial dan terapan
media.
Sumber pemuasan kebutuhan
yang berhubungan dengan non
media :
1. Keluarga, Teman-teman.
2. Komunikasi Interpersonal.
3. Hobby.
4. Tidur.
Pemuasan media (fungsi) :
1. Pengamatan lingkungan.
2. Diversi/Hiburan.
3. Indentitas personal.
4. Hubungan sosial.
Gambar 2.2
(Sumber: Pengantar Komunikasi Massa, Nurudin 2009)
38
Menurut Elihu Katz, Jay G. Blumlerm dan Michael Gurevitch (Nurudin,
2009:191) uses and gratifications meneliti asal mula kebutuhan secara
psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media
massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada pola terpaan media
yang berlainan, dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibatakibat lain.
Pendekatan ini secara kontras membandingkan efek dari media dan
bukan ‘apa yang media lakukan pada pemirsanya’ (kritik akan teori jarum
hipodermik, dimana pemirsa merupakan obejek pasif yang hanya
menerima apa yang diberi media). Sebagaimana yang diketahui, bahwa
kebutuhan manusia yang memiliki motif yang berbeda-beda. Dengan kata
lain, setiap orang memiliki latar belakang, pengalaman dan lingkungan
yang berbeda.
Perbedaan ini, tentunya berpengaruh pula kepada pemilihan konsumsi
akan sebuah media. Katz, Blumler, Gurevitch (Nurudin, 2009:191)
mencoba merumuskan asumsi dasar dari teori ini , yaitu :
a.
Khalayak dianggap aktif, dimana penggunaan media massa
diasumsikan memiliki tujuan.
b.
Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif yang
mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media
terletak pada anggota khalayak.
c.
Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk
memuaskan kebutuhannya. Dimana kebutuhannya ialah untuk
39
memuaskan kebutuhan manusia, hal ini bergantung kepada
khalayak yang bersangkutan.
d.
Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data
yang diberikan anggota khalayak.
e.
Dan yang terakhir adalah nilai pertimbangan seputar keperluan
audiens tentang media secara spesifik.
Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan dapat dilihat sebagai
kecenderungan yang lebih luas oleh peneliti media yang membuka ruang
untuk umpan balik dan penerjemahan prilaku yang lebih beragam. Namun
beberapa
komentar
berargumentasi
bahwa
pemenuhan
kepuasan
seharusnya dapat dilihat sebagai efek.
2.4.2 Teori Motivasi
2.4.2.1 Definisi Motivasi
Motivasi merupakan suatu dorongan pada setiap individu
dalam berperilaku, berpikir dan merasakan apa yang dilakukan (King,
2008). Motivasi berprestasi merupakan dorongan yang berhubungan
dengan prestasi, yaitu adanya keinginan individu untuk menguasai
rintangan-rintangan dan mempertahankan kualitas kerja atau prestasi
melalui usaha-usaha untuk memperbaiki kinerja dimasa lampau.
(Lindgren dalam Sugiayanto, 2007)
Tokoh lain mengungkapkan motovasi berprestasi adalah suatu
keinginan atau dorongan untuk dapat memperoleh suatu tujuan yang
sesuai dengan harapan dalam keberhasilan menjalankan tugas secara
40
tepat dan cepat (Maentiningsih, 2008). McClelland (dikutip dalam
Sugiyanto, 2007) mendefinisi motivasi berprestasi adalah suatu
keinginan untuk melakukan segala sesuatu sebaik – baiknya, bukan
demi memperoleh penghargaan sosial, melainkan untuk mencapai
kepuasan batin dalam dirinya. Sedangkan Atinkson (dikutip dalam
Sugiyanto, 2007) mengungkapkan bahwa motivasi berprestasi
didasarkan atas dua hal yaitu adanya tendensi untuk meraih sukses
dan tendensi untuk menghindari kegagalan.
2.4.2.2 Karakter Individu Motivasi Breprestasi
McClelland (dikutip dalam Maentiningsih, 2008) mengungkapkan
bahwa karakteristik dalam setiap individu yang memiliki motivasi
berprestasi, antara lain :
a. Tanggung jawab
Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan
merasa dirinya bertanggung jawab terhadap tugas yang
dikerjakannya dan akan berusaha sampai berhasil dalam
mengerjakan tugasnya. Sedangkan individu yang memiliki
motivasi berprestasi rendah cendrung memiliki tanggung
jawab yang kurang terhadap tugasnya dan jika mengalami
kesulitan cendrung mengalahkan hal-hal lain diluar dirinya
sendiri.
41
b. Mempertimbangkan resiko pemilihan tugas
Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan
mempertimbangkan terlebih dahulu resiko yang dihadapinya
sebelum memulai suatu pekerjaan dan cendrung lebih
menyukai permasalahan yang sulit, menantang namun
mungkin untuk diselesaikan. Sedangkan individu yang
memiliki motivasi berprestasi rendah justru
menyukai
pekerjaan yang mudah untuk diselesaikan sehingga akan
mendatangkan keberhasilan pada dirinya.
c. Memperhatikan feedback
Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi sangat
menyukai umpan balik atas pekerjaan yang telah dilakukannya
karena menganggap umpan balik sangat berguna sebagai
perbaikan bagi hasil kerja di kemudian hari. Sebaliknya pada
individu yang memiliki motivasi berprestasi rendah tidak
menyukai umpan balik karena dengan adanya umpan balik
akan terlihat kesalahan-kesalahan dalam pekerjaan dan
kesalahan tersebut akan diulang di kemudian hari.
d. Kreatif dan inovatif
Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan
mencari cara baru untuk menyelesaikan tugas seefektif dan
seefesien mungkin, tidak menyikai pekerjaan rutin yang sama
dari waktu ke waktu. Sebaliknya individu yang memiliki
42
motivasi berprestasi rendah justru sangat menyukai pekerjaan
yang bersifat rutinitas karena dengan begitu tidak perlu lagi
memikirkan cara lain dalam menyelesaikan tugas.
e. Waktu penyelesaian tugas
Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan
berusaha menyelesaikan tugas dalam waktu yang cepat serta
tidak suka membuang-buang waktu. Sedangkan individu yang
memiliki motivasi berprestasi rendah kurang tertantang untuk
menyelesaikan tugas secepat mungkin sehingga cenderung
memakan waktu yang lama dan tidak efesien.
f. Keinginan menjadi yang terbaik
Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi senantiasa
menunjukan hasil kerja yang sebaik-baiknya dengan tujuan
agar dapat meraih predikat terbaik serta tingkah laku yang
lebih terdepan. Sebaliknya individu yang memiliki motivasi
berprestasi rendah beranggapan bahwa predikat terbaik bukan
merupakan tujuan utama dan akan membuat tidak berusaha
seoptimal mungkin dalam menyelesaikan tugas.
2.4.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi berprestasi
Berikut ini akan dijelaskan mengenai factor-faktor yang
mempengaruhi motivasi berprestasi McClelland, yaitu
43
a. Keinginan untuk mendapatkan penagkuan dari seorang
ahli individu ingin mengerjakan suatu hal yang
menantang yaitu suatu yang belum dikerjakan oleh
orang lain, sehingga hasil kerja yang dikerjakannya itu
mendapat pengakuan dari orang lain, misalnya dari
orang tua dan guru. Keinginan ini mulai terbentuk pada
masa kanak-kanak. Menurut Banduran & Walters
(Morgan, dkk 1986) seringkali anak belajar meniru
perilaku orang lain seperti orangtua dan orang-orang
yang paling penting baginya dan kemudian digunakan
sebagai model untuk dirinya.
b. Kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan.
Individu mengingingkan hasil kerjanya dihargai orang
lain. Selain status, kehormatan dan materi, tidak
seorangpun yang tidak ingin diberi penghargaan atas
hasil jerih payahnya sendiri. Menurut McMlelland
(1987) individu yang memiliki motivasi berprestasi
cenderung melihat penghargaan sebagai pengukur
kesuksesan.
c. Kebutuhan untuk sukses karena usaha sendiri.
Seperti yang telah dijelaskan oleh McClelland, dkk
(1984) bahwa individu yang memiliki motivasi
berprestasi lebih memilih pekerjaan yang menantang
44
dan menjanjikan kesuksesan. Jadi individu yang
memiliki motivasi berprestasi memiliki keinginan
untuk sukses dalam mengerjakan suatu tugas.
d. Kebutuhan untuk dihormati teman.
Individu memiliki keinginan untuk dihormati oleh
orang lain disekitarnya seperti orangtua ataupun oleh
teman-teman mereka. Pada individu yang memiliki
motivasi
berprestasi
mereka
terfokus
untuk
memperoleh kehormatan dan status dari teman-teman
mereka
e. Kebutuhan untuk bersaing
Individu memiliki keinginan untuk bersaing dengan
oranglain, misalnya dalam berprestasi disekolah atau
bahkan dalam pertandingan olahraga. Keinginan
tersebut sangat mendasar dan merupakan manusia.
Seperti yang dijelaskan oleh Murray (Morgan, dkk
1986) bahwa individu yang memiliki tujuan untuk
bersaing dengan orang lain.
f. Kebutuhan orang untuk bekerja keras dan lebih unggul.
Dalam memenuhi kebutuhannya manusia harus bekerja
untuk mendapatkan sesuatu. Bekerja merupakan suatu
hakekat dalam kehidupan manusia karena selama
45
hidup manusia berusaha untuk mencapai suatu
kebutuhan (Leavit, 1997). Murray juga menambahkan
(Morgan, dkk 1986) bahwa individu yang memiliki
motivasi berprestasi bertujuan untuk menyelesaikan
tugas dan berusaha melebihi orang lain.
Penulis menyimpulkan pengertian motivasi berprestasi adalah
kecendrungan yang mendorong sesorang untuk memaksimalkan
segala potensi yang dimiliki kearah pencapaian prestasi yang tinggi
melebihi prestasi masa lampau dan melebihi prestasi orang lain
dengan kompetisi yang ketat, disiplin, dan kerja keras.
2.5
Kerangka Pikir
Motivasi berprestasi
Program tayangan X
dalam bernyanyi pada
FACTOR INDONESIA
anggota PARAMABIRA
di RCTI
Universitas Bina
(Variabel X)
Nusantara
(Variabel Y)
2.6 Hipotesis
Hipotesis yaitu jawaban sementara terhadap masalah yang masih
bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Setelah
dilakukannya riset atau peneliian dapat terlihat kebenarannya dan penelitian
46
dan muncul hasil bukti-bukti dari penelitian jika sudah di uji, hal ini penting
karena jika ingin melakukan kebenaran perlunya melakukan penelitian
hipotesis baru dapat dikatakan benar.
2.6.1 Hipotesis Penelitian
Hipotesis alternatif (Ha) adalah pernyataan operasional dari hipotesis
penelitian. Hipotesis nol (Ho) mengandung arti tidak ada pengaruh, tidak
ada interaksi, tidak ada hubungan, atau tidak ada perbedaan. Bila hipotesis
alternatif berdasarkan teori maka disebut hipotesis deduktif. Tetapi bila
hipotesis alternative berdasarkan pengamatan disebut hipotesis induktif.
Hipotesis sementara yang dalam disimpulkan dalam penelitian adalah :
1. Hipotesis Alternatif (Ha)
Ha = Adanya pengaruh antara program “X FACTOR INDONESIA” terhadap
motivasi berprestasi dalam bernyanyi anggota Paramabira Universitas Bina
Nusantara.
2. Hipotesis Nol (Ho)
Ho = Tidak ada pengaruh antara program “X FACTOR INDONESIA”
terhadap motivasi berprestasi dalam bernyanyi anggota Paramabira
Universitas Bina Nusantara.
47
2.6.2 Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik didefinisikan sebagai pernyatan matematis tentang
parameter populasi yang akan diuji sejauh mana suatu data sampel
mendukung kebenaran dari hipotesis tersebut.
Ha: R² > 0
H0: R² < 0
2.7 Operasional Konsep
Operasionalisasi konsep dibuat dengan tujuan agar penelitian tidak
keluar dari topik. Pertanyaan yang akan ada di dalam sebuah kuesioner dan
wawancara disusun berdasarkan operasional konsep. Konsep secara
sederhana komunikasi diantara orang-orang (ilmuwan, akademisi, praktisi,
mahasiswa) yang ingin berbagi pemahaman untuk membangun variabel
maupun skala pengukuran yang digunakan. Konsep juga digunakan sebagai
dasar untuk membangun variabel maupun skala pengukuran yang akan
digunakan. (Kriyantono, 2007 : 18)
Variabel Penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Oleh karena itu variabel penelitian dibutuhkan dalam penyusunan operasional
konsep. Operasional konsep dalam penelitian terdiri atas dua variabel, yaitu :
1. Variabel Independent (Variabel pengaruh/bebas)
Variabel Bebas (X) Adalah variabel yang diduga sebagai
penyebab atau pendahulu dari variabel lainnya. Variabel ini secara
sistematis divariasi oleh periset (Kriyantono 2006 :21) Di dalam
48
penelitian ini penulis membuat operasionalisasi konsep untuk
variabel independen yang terdiri dari 5 dimensi yaitu program X
FACTOR INDONESIA, Juri, Peserta, dan Presenter.
2. Variabel Dependent (Variabel terikat)
Variabel dependen (Y) : Variabel yang diduga sebagai akibat atau
yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya. Variabel ini
adalah diobservasi dan nilainya diasumsikan tergantung pada efek
dari variabel pengaruh. Dengan kata lain, variabel tergantung
adalah apa yang peneliti inginkan untuk dijelaskan (Kriyantono
2006 : 21).
Dalam penelitian ini, variabel (Y) terdiri dari karakter individu
motivasi berprestasi diantaranya :
1. Tanggung jawab.
2. Mempertimbangkan resiko pemilihan tugas.
3. Memperhatikan feedback.
4. Kreatif dan inovatif.
5. Waktu penyelesaian tugas.
6. Keinginan menjadi yang terbaik.
Download