9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Pengertian reksa dana Dalam Asril Sitompul (2000 : 2) reksa dana adalah suatu bentuk investasi yang dalam bahasa asalnya disebut mutual fund, dimana para investor secara bersama-sama melakukan investasi mereka dalam suatu himpunan dana dan kemudian himpunan dana ini diinvestasikan dalam berbagai bentuk investasi seperti saham, obligasi ataupun melalui tabungan atau sertifikat deposito di bank – bank. Sedangkan menurut Undang-undang nomor 8 tahun 1995 tentang pasar modal mendefinisikan reksa dana sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portfolio efek oleh Manajer Investasi. Menurut Gunawan Widjaja dan Almira Prajna Ramaniya (2006 : 9) bahwa secara umum, Reksa Dana dapat diartikan sebagai Suatu wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal yang selanjutnya diinvestasikan dalam portfolio efek oleh Manajer Investasi. Dalam kamus keuangan sendiri, reksa dana didefinisikan sebagai portofolio aset keuangan yang terdiversifikasi, dicatatkan sebagai 10 perusahaan investasi yang terbuka, yang menjual saham kepada masyarakat dengan harga penawaran dan penarikannya pada harga nilai aktiva bersihnya (Manurung, 2008:01). Asril Sitompul. (2000 : 4) mengatakan, ada beberapa faktoryang menjadi unsur suatu reksa dana yaitu : a. Suatu perusahaan atau badan usaha b. Himpunan dana dari para investor c. Dana dikelola oleh manajer investasi d. Dana diinvestasikan dalam berbagai jenis portfolio e. Tujuan investasi untuk mendapatkan laba 2. Tipe dan jenisreksadana Ketika hendak berinvestasi akankah lebih baik mengetahui dan memahami terlebihdahulu jenis reksa dana yang sesuai dengan kebutuhan investasi yang dikehendaki, khususnya mengenai instrument dimana reksa dana melakukan investasinya, karakteristik potensi keuntungan serta risiko yang akan mungkin terjadi di dalam berinvestasi di reksa dana. Menurut Martalena dan Malinda (2011:87), ada dua tipe reksa dana yang dikenal di Indonesia, yaitu : 11 a) Tipe Perseroan Bentuk reksa dana ini adalah Perusahaan Terbatas (PT) di indonesia. Tipe ini diklasifikasikan menjadi dua, yaitu Reksa Dana Terbuka dan Reksa Dana Tertutup. b) Tipe Kontrak Investasi Kolektif (KIK) Merupakan kontrak diantara Manajer Investasi dan Bank Kustodianyang mewakili legalisasi dari pemilik unit atau investor. Kontrak inimemberikan kewenangan kepada Manajer Investasi untuk mengelola portofolio investasi kolektif, dan kewenangan Bank Kustodian untuk bertindak sebagai kustodi bagi dana kolektif. Di Indonesia, tipe reksa dana ini hanya dalam bentuk Reksa Dana Terbuka, yang mendominasi reksa dana yang ada di pasar. Menurut Rodoni (2009:231), ada dua macam reksa dana bila dilihat dari sifatnya, yakni dikelompokkan menjadi dua yaitu : 1. Reksa Dana Tertutup (Closed-end Funds) Reksa Dana Tertutup adalah reksa dana yang tidak dapat membeli kembali dan tidak melakukan redemption saham-saham yang telah dijual kepada investor. Karakteristik reksa dana jenis ini adalah: a. Saham reksa dana dicatat di Bursa Efek b. Pada umumnya hanya satu kali melakukan penawaran 12 c. Pemodal tidak dapat menjual kembali saham reksa dana yang dimilikinya kepada perusahaan reksa dana atau Manajer Investasi d. Jual beli saham reksa dana dilakukan di Bursa Efek dengan harga diatas (dengan premium) atau dibawah (dengan diskon) dari Nilai Aktiva Bersih (NAV) e. NAV dari jenis ini tergantung dari nilai harga pasar closed-endfunds tidak harus selalu sama dengan NAV; bahkan dikatakan bahwa, "The NAV and the market price of a closed-end funds are almost never the same!" Pada Reksa Dana Tertutup tidak ada aliran uang terus menerus dari penjualan saham reksa dana, karena penjualan saham dilakukan dengan proses penawaran umum yaitu melalui right issue. Investor akan memperoleh penghasilan jika terjadi kenaikan nilai unit sertifikat dananya dalam bentuk capital gain, yaitu jika harga unit di Bursa Efek yang mencatat unit tersebut naik dibandingkan dengan harga pada emisi perdana (Darmawi, 2006:231). 2. Reksa Dana Terbuka (Open-end Funds) Reksa Dana Terbuka adalah reksa dana yang dapat menawarkan dan membeli kembali saham-sahamnya dari pemodal sampai dengan sejumlah modal yang telah dikeluarkan. 13 Setelah IPO, Manajer Investasinya dapat menjual tambahan unit penyertaan dengan harga senilai NAV, ditambah atau tidak ditambah dengan biaya penjualan (sales charge). Manajer Investasi juga berkewajiban membeli kembali (redemption) unit penyertaan yang dijual pemegang unit, pada harga pasar NAV, dengan atau tanpa redemption fees. Dengan demikian harga unit penyertaan selalu sama dengan NAV yang ditentukan oleh nilai portofolio yang dikelola Manajer. Karakteristik reksa dana jenis ini adalah: a. Saham reksa dana tidak dicatat di Bursa Efek b. Pemodal dapat menjual kembali saham reksa dana yang dimilikinya kepada Manajer Investasi atas beban rekening reksa dana atau rekening sendiri c. Harga jual beli saham reksa dana berdasarkan Nilai Aktiva Bersih (NAB). Saham yang diterbitkan pada Reksa Dana Terbuka dijual pada harga sesuai dengan NAV/NAB. Menurut Martalenadan Malinda (2011:85), bila dilihat dari portofolio investasinya, reksa dana dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu: 1. Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Funds) Reksa dana jenis ini hanya melakukan investasi pada efek bersifat utang dengan jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun. Tujuannya adalahuntuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal.Karakteristiknya 14 yakni memiliki risiko yang rendah dan berpotensi memberi hasil investasi yang lebih tinggi daripada deposito. 2. Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds) Reksa dana jenis ini melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat Utang. Reksa dana ini memiliki risiko yang relatif lebih besar dari Reksa Dana Pasar Uang. Tujuannya adalahuntuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil.Karakteristiknya yaitu berisiko relatif rendah, bertujuan memberikan tingkat penghasilan yang relatif pasti dan berpotensi memberikan hasil yang lebih tinggi daripada Reksa Dana Pasar Uang. 3. Reksa Dana Saham (Equity Funds) Jenis reksa dana ini merupakan sebuah reksa dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanyadalam bentuk efek bersifat ekuitas. Karena investasinya dilakukan pada saham, risikonya lebih tinggi dari dua jenis reksa dana sebelumnya, namun reksa dana jenis ini menghasilkan tingkat pengembalian yang cukup tinggi. 4. Reksa Dana Campuran (Discretionary Funds) Reksa dana jenis ini melakukan investasinya dalam efekbersifat ekuitas dan efek dibatasi/ditentukan. bersifatutang Reksa dengan dana komposisi yangtidak jenisinimemiliki karakteristikyaitumemilikirisikomoderat,pengelolaannyalebih fleksibel dan 15 dapat memperoleh tingkat hasil yang lebih tinggi dari Reksa Dana Pendapatan Tetap. 5. Reksa Dana Terproteksi Reksa dana ini memberikan proteksi terhadap nilai awal investasi pada saatj atuh tempo. Manajer Investasi wajib melakukan investasi pada efek hutang dengan peringkat layak investasi. Jatuh tempo efek hutang setidaknya lebih awal dari jatuh tempo Reksa Dana Terproteksi. Karakteristik dari Reksa Dana Terproteksi ini yaitu menginvestasikan sebagian efek kelolaannya pada efek bersifat hutang yang masuk dalam investment grade dan memiliki risiko moderat. 6. Reksa Dana Penjaminan Reksa Dana ini memberikan penjaminan atas nilai modal beserta hasi linvestasi yang akan diperoleh pada saat jatuh tempo. Mekanisme penjaminan melalui pihak ketiga yaitu bank atau perusahaan asuransi. Memiliki karakteristikya itu memiliki risiko yang kecil dan penjaminan dilakukan melalui mekanisme penunjukan lembaga penjamin. 7. Reksa Dana Indeks Reksa Dana Indeks memiliki pertumbuhan yang mengikuti pertumbuhan indeks yangmenjadi acuan reksa dana tersebut. Manajer Investasi wajib menginvestasikan sekurang-kurangnya 80% dari NAB reksa dana tersebut pada sekurang-kurangnya 80% dari efek-efek yang merupakan 16 bagian dari kumpulan efek yang ada dalam indeks tersebut. Pembobotan masing-masing efek dalam reksa dana tersebut sekurang-kurangnya 80% dan sebanyak-banyaknya 120% dari pembobotan atas masing-masing efek dalam indeks acuan. Karakteristik Reksa Dana indeks ini yaitu memiliki risiko yang moderat dan mempunyai perkembangan investasi yang mengikuti indeks acuan. 3. Pihak-pihak yang terkait Menurut Martalena dan Malinda (2011:87) ada lima pihak yangberkaitan dengan reksa dana, yaitu: 1. Manajer Investasi Adalah pihak yang mengelola reksa dana. Pada umumnya dilakukan oleh perusahaan sekuritas atau lembaga yang sudah mendapatkan izin sebagai Manajer Investasi dari Bapepam. 2. Bank Kustodian Adalah pihak yang ditunjuk untuk mewakili kepentinganpemodaluntuk mengawasi ketaatan Manajer Investasi terhadap KIK, bertanggungjawab untuk menyimpan aset reksadana, menjalankan transaksi efek sesuai perintah Manajer Investasi, melaksanakan administrasi reksa dana, menghitung Nilai Aktiva Bersih dan memelihara catatan investor. 17 3. Auditor Yaitu sebagai pihak yang ditunjuk untuk memeriksa secara berkalakgiatan pengelolaan dana, pembukuan dan perpajakan, pelaksanaanprinsipkehati-hatian yang dilakukan Manajer Investasi. 4. Konsultan Hukum/Notaris Pihak yang memberikan opini hukum terhadap pembentukan reksadana dan membuat kontrak Kontrak Investasi Kolektif (KIK). 5. Agen Penjual Adalah pihak yang ditunjuk oleh Manajer Investasi untuk membantu memasarkan reksa dana kepada nasabah. 4. Resiko reksa dana Kendati reksa dana dengan diversifikasinya secara teori akan meminimalkan risiko, akan tetapi sebagai salah satu alternatif investasi reksa dana juga memiliki beberapa risiko yangmungkinsajabisa terjadidanharus diwaspadai oleh para investor. Menurut Rodoni (2006:180), terdapatlima hal yang bisa menimbulkan risikoreksa dana, yaitu: 1. Konsultasi investasi reksa dana biasanya pada individu tertentu dan memilih salah satu diantara bentuk investasi yang ada, open-end atau close-end, atau Kontrak Investasi Kolektif (KIK). Pilihan tersebut 18 mungkin cocok untuk kondisi ekonomi tertentu, akan tetapi untuk kondisi ekonomi yang berubah, bisa jadi hasil yang diharapkan tidak sesuai yang diharapkan. 2. Setiap reksa dana memiliki prospektus ketika reksa dana tersebut diluncurkan (masa penawaran) atau initial public offering (IPO).Bisa saja, prospektus tidak mencerminkan keadaan perusahaan yang sesungguhnya. 3. Perusahaan reksa dana diharuskan menetapkan nilai aset mereka padatingkathargapasar (currentmarketprice) yang dihitung setiap hari. 4. Aset dalam perusahaan reksa dana sebagian besar adalah sekuritas yang memiliki hak dan klaim hukum terhadap yang menerbitkannya dan tidak mempunyai wujud fisik. 5. Ada kemungkinan, pemodal tertentu yang menguasai sebagian aset dapat mempengaruhi manajemen reksa dana biasanya ada orang dalam atau yang memiliki hubungan langsung dengan reksa dana melakukan transaksi di reksa dana tersebut. 19 5. Keuntungan dan manfaat reksa dana Menurut Rodoni (2006,173), Keuntungan memiliki reksa dana: 1. Pengelola secara profesional Reksadanadikelolaolehprofesionalpasarmodalyang memilikiaksespadainformasidanperdaganganefek,sehingga selaludapatmenelitiberbagaipeluanginvestasiterbaikbagipara nasabahnya. 2. Pembagian risiko/minimalisasi risiko Polapembagianrisikoinibiasadisebutdiversifikasi.Pada diversfikasi,danainvestasiditempatkanpadabeberapamacam instrumeninvestasi di pasar modal. Dengan demikian risiko kerugian investasi secara keseluruhan akan lebih kecil. 3. Kemudahan Pencairan Investasi reksa dana mudah untuk diuangkan kembali secara efisien. Anda dapat menjual kembali kepada pengelola investasi. 4. Kemudahan Investasi Investasidireksadanarelatifmudahkarenaselainprosesnya tidakrumit,jugadiberikanbeberapapilihandalaminvestasi, melaluistrategiyangsesuaidenganrisikodankeuntunganyang diharapkan. 20 5. Keleluasaan Investasi Dalam reksa dana terdapat keleluasaan memilih suatu jenis investasi dan leluasa pula untuk pindah kejenislainnya sesuai dengan tujuan investasi. 6. Keringanan Biaya Melakukan investasi melalui reksa dana relative lebih ringan biayanya dibandingkan bila melakukannya sendiri. Hal ini disebabkan karena pengelola investasi menghimpun dana dalam skala besar sehingga dapat mengalokasikan. 7. Keringanan Pajak Hasil keuntungan dan hasil penjualan kembali reksa dana tidak dikenaipajaksehinggainvestasimendapatkankeuntunganyang bersih. Manfaat reksa dana sendiridalam suatu pasar modal harus dilihat dari sisi para pelaku yang terlibat, yakni para investor, Bursa Efek dan pemerintah. Manfaat yang diberikan Reksa Dana bagi para investor antara lain: 1. Memperoleh penghasilan (return) dari investasinya dimasa depan 2. Wahana mengakumulasi kekayaan untuk membagi-bagi risiko investasi 3. Meminimalkan risiko investasi Manfaat yang diberikan reksa dana bagipemerintah dan Bursa Efek yaitu: 21 1. Memobilisasi dana masyarakat, dimana reksa dana (sebagai emiten) merupakan lahan yang tepat bagi investasi pemodal segalastrata, baik besar maupun kecil. Investor-investor lembaga (seperti asuransi dan yayasan danapensiun) akan lebih percaya kepada manajer investasi yang mengelola reksa dana. 2. Meningkatkan peranan swasta nasional dalam penghimpun dana masyarakat. Selama ini produk reksa dana dikelola oleh Manajer Investasi asing, sehingga dikhawatirkan dapat menaikkan capital outflowsyang berimplikasi pada mengguncangnya stabilitas neraca pembayaran (balance of payment). 3. Mendorong perdagangan surat-surat berharga di pasar modal Indonesia sehingga dapat meningkatkan likuiditas bursa dankapitalisasi pasar (market capitalization). Tingginya transaksi perdagangan efek di bursa akan menarik masuknya modal asing (capital inflows) sehingga makin menguatkan neraca pembayaran. 4. Dapat mengoreksi tingkat bunga, karena ada pergeseran dana dari bank ke capital market. 6. Kinerja reksadana Kinerja reksa dana merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk melakukan evaluasi dan mengetahui perkembangan reksa dana yang selama ini 22 dikelola di periode tertentu.Kinerja reksa dana penting bagi investor untuk membuat suatu keputusan melakukan investasi dengan melihat kinerja reksa dana masa lalu. Kinerja reksa dana yang baik di masa lalu bukanlah suatu jaminan untuk mendapatkan suatu kinerja yang baik juga diwaktu yang akan datang, tetapi kinerja yang baik dimasa lalu merupakan suatu peluang untuk mendapatkan kinerja yang baik juga untuk waktu yang akan datang. Suatu Reksa Dana dapat dikatakan memiliki kinerja yang baik apabila sejak peluncurannya berada diatas kinerja Indeks Saham Gabungan (IHSG). Kinerja reksa dana diukur secara berkala dengan beberapa metode. Kinerja reksa dana diukur bertujuan untuk melihat perkembangan sebuah kinerja reksa dana tersebut, untuk membantu para investor membandingkan suatu reksa dana dengan reksa dana lainnya yang akan menjadi tujuan investasinya dan untuk masyarakat pengukuran kinerja reksa dana dapat sebagai acuan dan pengenalan tentang kinerja reksa dana. Eko dan Ubaidillah (2009 : 204-207) menyatakan bahwa dalam pengukuran kinerja reksa dana ada 2 (dua) metode pengukuran kinerja reksa dana dengan memasukkan unsur risiko yang sering digunakan, yaitu sebagai berikut : 1. Metode Sharpe Pada metode ini pengukuran kinerja didasarkan pada premium atas risiko atau yang disebut risk premium. Premium atas risikomerupakan perbedaan atau selisih antara rata–rata kinerja yang dihasilkan oleh reksa dana dengan rata–rata kinerja investasi yang bebas risiko yang diasumsikan 23 tingkat bunga rata–rata dari Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Dengan metode Sharpe dimaksudkan dengan selain return positif, return reksa dana juga seharusnya diatas tingkat return instrument bebas risiko. Semakin besar nilai ratio Sharpe semakin baik kinerja reksa dana. Metode Sharpe dapat dirumuskan sebagai berikut: S RD = RRD - RRF σRD Keterangan: S RD = Nilai Sharpe Ratio reksa dana RRD = Rata–rata return reksa dana pada periode t RRF= Rata–rata return investasi bebas risiko pada periode t σRD = Standar deviasi return reksa dana 2. Metode Treynor Metode Treynor sama halnya dengan Metode Sharpe dengan menggunakan risk premium tetapi bedanya dengan Metode Treynor yaitu metode ini digunakan pembagi beta (β) yang merupakan risiko fluktuasi relatif terhadap risiko pasar. Metode Treynor diformulasikan sebagai berikut: TRD = RRD - RRF ß 24 Keterangan: TRD = Nilai Treynor Ratio reksa dana RRD = Rata–rata return reksa dana pada periode t RRF = Rata–rata return investasi bebas risiko pada periode t ß = Persamaan garis hasil regresi linier Seperti halnya dengan Metode Sharpe. Semakin tinggi nilai ratio Treynor makin baik kinerja reksa dana. 7. Penelitian sebelumnya Penelitian tentang kinerja reksa dana sudah sering dilakukan untuk menilai kinerja suatu reksa dana tersebut, untuk menilai apakah kinerja reksa dana tersebut mempunyai kinerja yang lebih baik dari kinerja pasarnya. Penelitian Sulistyorini (2009) mengevaluasi kinerja portofolio saham menggunakan metode Sharpe, Treynor dan Jensen, namun sebelum melakukan perbandingandilakukan terlebih dahulu transformasi nilai indeks masingmasing metodemenjadi Z-score(Standardized).Hasil uji menunjukkan bahwa tidak adaperbedaansignifikan dalam mengukur kinerja portofoliomenggunakan metode Sharpe, Treynor dan Jensen. Susiana dan Kaudin (2009), meneliti reksa dana saham di Indonesia selama periode 2006. Metode pengukuran menggunakan metode Sharpe,Treynor, Jensen dan Henrickson and Merton. Hasil menunjukkan bila 25 menggunakan metodepengukuran kinerja yang berbeda maka hasilnya akan berbeda pula pada masing-masing metode. Penelitian Suketi (2011) yang menggunakan metode Sharpe, Treynor, Jensen dan M2 untuk mengukur kinerja reksa dana menunjukkan bahwa reksa dana memiliki kinerja di atas kinerja benchmarknya. Wahdah dan Hartanto (2012) yang meneliti pengukuran kinerja reksa dana saham dengan menggunakan model Sharpe, Treynor, dan Jensen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengukuran yang dilakukan dengan model Sharpe hanya 2 reksa dana saham yang memiliki kinerja di atas kinerja pasar. Berbeda dengan model Treynor yaitu hanya 3 reksa dana saham yang diamati memiliki kinerja lebih baik dibanding kinerja pasar. Pengukuran dengan model Jensen menunjukkan hasil yang sama dengan model Sharpe yaitu 2 reksa danasaham yang memiliki kinerja lebih baik dari kinerja pasar. Secara garis besar menunjukkan bahwa reksa dana masih bekerja di bawah kinerja benchmarknya. Hermeindito (2007) memberikan hasil bahwa secara umum reksa dana memiliki kinerja yang lebih baik dari kinerja pembanding (return pasar maupun suku bunga bebas risiko). Manuel (2001) memberikan hasil bahwa kinerja reksa dana dapat mengalahkan indeks pasar saham ditinjau dari perbandingan secara langsung tanpa memperhatikan faktor resiko. Kinerja reksa dana memiliki kinerja yang baik dengan metode CAPM. 26 B. Rerangka Pemikiran Dalam berinvestasi para investor menginginkan suatu kinerja yangbaik kedepannya, untuk suatu perbandingan dalam memilih jenis reksadana para melihattingkat investor risiko melakukan dan return pertimbangan reksa dana kinerja dengan tersebut. Setiap investormengharapkan suatu kinerja yang memberikan suatu return yang tinggi dan risiko yang rendah. Dalam memutuskan untuk berinvestasi di Reksa Dana Saham para investor sebaiknya memperhatikan faktor–faktor kinerja Reksa Dana Saham tersebut. Dari permasalahan tersebut maka disusun kerangka pemikiran teoritis sebagai berikut: Gambal 2.1 KERANGKA BERPIKIR Reksa Dana Saham NAB Metode Sharpe Metode Treynor Evaluasi Kinerja Reksa Dana Saham Interpretasi Filename: Directory: Template: 4. BAB II_672788.docx C:\Users\PRIMA\AppData\Local\Temp C:\Users\PRIMA\AppData\Roaming\Microsoft\Templates\Normal.d otm Title: Subject: Author: Acer Keywords: Comments: Creation Date: 1/25/2014 9:24:00 PM Change Number: 331 Last Saved On: 1/7/2007 5:29:00 AM Last Saved By: PRIMA 1 Total Editing Time: 3,818 Minutes Last Printed On: 7/20/2014 3:16:00 PM As of Last Complete Printing Number of Pages: 18 Number of Words: 2,608 (approx.) Number of Characters: 17,061 (approx.)