Mengali Nilai-nilai Dalam Rumah Gadang Minangkabau sebagai

advertisement
JURNAL SOSIAL NUSANTARA (JSN)
Volume 1 No.1 Januari 2017
ISSN-p 2549-466X
ISSN-e 2549-4767
Email: [email protected]
Online Journal : http://perdekiisptn.xyz/ojsperdekiisptn/index.php/JSN/
Mengali Nilai-nilai Dalam Rumah Gadang Minangkabau
sebagai manifestasi struktur dan makna Keluarga Luas Di Minangkabau
(Studi di kanagarian Balai Gurah Sumatera Barat)
Wirdanengsih
Dosen Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang
[email protected]
Abstrak
Minangkabau memiliki nilai –nilai kehidupaan yang sarat dengan nilai estetika dan etika.
Salah satu bentuk nilai nilai itu terdapat pada rumah gadang, dimana rumah gadang ini memiliki
pengetahuan lokal budaya Minangkabau. Metode penelitian ini mengunakan metode penelitian
kualitatif “etngorafi” dimana realitas empiris diperoleh peneliti dengan langsung obseravasi ke
lokasi penelitian untuk mendapatkan gambaran gambaran yang utuh dan sesuai dengan
kebudayaan mereka serta melihat gejala-gejala kehidupan sehari-hari yang merupakan kearifan
lokal. Unit analisisnya adalah rumah tradisional “rumah gadang” Minangkabau namun
keberadaannya masih dipandang sebagai bagian dari sistem sosial masyarakat yang ada
disekitarnya. Struktur bangunan rumah tradisional “rumah gadang” Minangkabau
memcerminkan komposisi ruangan bangunan yang khas seperti ruang keluarga luas, dapur,
kamar anak perempuan. Ruang penyimpanan. Hubungan antara struktur ini dipengaruhi oleh
mitologi proses manifestasi dari tatanan sistem kehidupan masyarakat Minangkabau. Ini berarti
rumah gadang Minangkabau tidak hanya sebagai tempat untuk berlindung dari hujan panas
cuaca dan tempat berlindung dari binatang buas tetapi dipahami sebagai manifestasi pandangan
hidup keluarga dan cita –cita keluarga serta memiliki fungsi simbolik lainnya
Kata kunci : Rumah Gadang, Budaya Minangakabau, Kearifan Local
Abstract
Minangkabau has the values of life that is loaded with aesthetic and ethical value. One form of value
value is found in the Gadang House, where the Gadang House has local knowledge of Minangkabau
culture. This method of research using qualitative research method "etngorafi" where empirical
reality obtained by researchers with direct obseravasi to the location of the study to get a picture of
a whole picture and in accordance with their culture and see the symptoms of daily life that is local
wisdom. The analytical unit is a traditional "gadang" house of Minangkabau but its existence is still
seen as part of the social system of the community around it. The structure of traditional house
building "rumah gadang" minangkabau reflects the composition of a typical building space such as
spacious living room, kitchen, girls room. Storage space. The relationship between these structures
is influenced by the mythology of the manifestation process of the living order system of
Minangkabau society. This means the Minangkabau Barn House is not only a place to take shelter
from the hot rain of weather and shelter from wild beasts but is understood as a manifestation of
the view of family life and the ideals of the family and has other symbolic functions.
Keywords: Rumah gadang, Minangakabau Culture, Local Wisdom
49
Jurnal Sosial Nusantara
Jurnal Sosial Nusantara – Volume 1 No.1 Januari 2017
A. Pendahuluan
keluarga. Dan juga mendalami unsur
Salah satu nilai kearifan lokal
suku
bangsa
Minangkabau
filosfis
dalam
rumah
gadang
ini
dapat
membuka suatu kemungkinan usaha
ditemukan dalam rumah tradisonal
dalam memilihara dan melestarikan
Minangkabau.
bangsa
warisan budaya bangsa untuk generasi
berbagai
selanjutnya dan penguat identitas diri
Suku
Minangkabau
memiliki
keindahan dan seni yang terintegrasi
masyarakat
Minangkabau
sebagai
dengan
bagian
warga
bangsa
tatanan
masyarakatnya.
kehidupan
Didalam
rumah
negara
Indonesia.
tradisional minangkabau yaitu rumah
Model
gadang. didalam bentuk dan struktur
pendekatan
dalam
peneltiian ini diskriptif kualitatif yang
rumahnya terdapat kekayaan nilai seni
mengarah pada studi etnografi. Studi
dan nilai budaya, sehingga dapat disebut
etnografi
sebagai nilai kearifan lokal masyarakat
yaitu
studi
yang
mengambarkan suatu realitas empirik
Minangkabau.
Maka
dari
dimana peneliti dituntut untuk turun
mencoba
langsung ke lokasi penelitian agar dapat
tradisonal
memahami nilai-nilai dan gejala-gejala
Minangkabau ini secara fisik dan makna
kehidupan sosial budaya masyarakat
filosofisnya dimana bangunan rumah
dan juga selama penelitian, peneliti ikut
gadang ini tidak hanya di bangun sebagai
terlibat dalam iinteraksi dan kegiatan
tempat tinggal tetapi juga berkumpulnya
yang ada dalam kehidupan masyarakat
keluarga
yang ditelit, ini dalam rangka untuk
konstruksi
tulisan
ini
rumah
dan
tempat
musyawarah
mufakat agarterdapat kesimbangan dan
menghayati
kesinambungan
sehingga
masyarakat setempat khususnya yang
timbul suatu keteraturan dan kebaikan
terkait dengan konteks rumah sebagai
bagi penghuninya.
perwujudan
keluarga
dalam
rumah
pandangan
hidup
masyarakat Minangkabau. Pendekatan
Oleh karena itu mendalami unsur
filosofis
sistem sosial budaya
kualiatif yang bersifat etnografi tidak
tradisonal
semata-mata
Minangkabau, Rumah Gadang ini akan
mengutamakan
hasil
melainkan aspek proses penelitian adalh
bisa kita mendapat gambaran tentang
sesuatu yang penting sehingga dalam
struktur dan fungsi keluarga didalam
50
Jurnal Sosial Nusantara
Wirdanengsing - Menggali Nilai-Nilai Dalam ….
hasil penelitiannnya berupa diskripsi
yang
detil
dan
tidak
kaku
1.Gonjong
serta
Gonjong adalah sesuatu bentuk
mendalam. (Bogdon & Tylor 1982 :35).
Dalam
hal
ini
rumah
diatas
tradisonal
dipandang
Minangkabau tidak hanya dikaji sebagai
dan
Kontruksi
Bangunan
gadang
rumah
bersifat
konkret.
terungkap
Dalam
tersebut.
kontruksi
Rumah
dalam
pepatah
gonjong
gadang dan orang yang berkunjung ke
juga
rumah
Gadang,
gadang
hendaklah
selalu
menambah pengetahuan dari hari ke
hari.
setiap bagian dari ruangan rumah
tersebut. Dan bagian ruangan itu juga
2. Ruang Rumah Gadang
mengandung makna filosofisnya yang
nilai
upaya
artinya bahwa setiap penghuni rumah
kontruksi yang khas dan memiliki fungsi
dengan
dari
(bertambah pemahaman tiap hari), ini
pemilik
Begitu
bagian
bagian dari batambuah paham tiok hari
adat sarat dengan nilai dan norma yang
masyarakat
adalah
aspek budi pekerti yang dimiliki, ini
kontruksinya setiap bagian dalam rumah
terkait
masyarakat
memadukan aspek pengalaman dengan
adat
merupakan salah satu wujud budaya
dengan
bukti
nilai budaya dimana gonjong rumah
Kebudayaan Keluarga Minangkabau
kebudayaan
suatu
selain memiliki nilai seni namun juga
Gadang
pada
ini
indah
rumah gadang adalah hal yang unik,
B. Pembahasan
berlaku
mata,
yang
Minangkabau dalam berkarya. Gonjong
sosial budaya masyarakat.
yaag
gadang
kecendikiawanan
tempat namun rumah bagian dari sistem
Rumah
rumah
Luasnya ruang di Rumah Gadang
kebudayaan
memberi isyarat bahwa bahwa rumah
keluarga etnis Minangkabau.
itu mampu menampung penghuniya
Adapun elemen fisik dari Rumah
dalam jumlah yang lebih banyak dan
Gadang yaitu Gonjong, ruang, tarali,
Rumah Gadang adalah sebuah institusi
Jariau, palanca, rasuak, paran dan lae.
sosial adat masyarakat Minangkabau
Adapun penjabaran maknanya sebagai
yaitu
berikut
keluarga luas, tempat memcari solusi
secara
51
Jurnal Sosial Nusantara
tempat
musyawarah
bersama-sama
mufakat
untuk
itu
Jurnal Sosial Nusantara – Volume 1 No.1 Januari 2017
diperlukan wawasan pengetahuan yang
artinya
luas
dalam
keluarga (anak dan istrinya) haruslah
menyikap persoalan dalam keluarga
mampu menjaga hubungan baik dengan
luas.
anggota keluarga lainnya.
3. Tarali Rumah Gadang
5. Palanca Rumah Gadang
dan
kelapangan
Tarali
tingkat
rumah
kesiagaan
hati
merefleksikan
terhadap
sumando
Palanca
rumah
tidak
memimpin
pandaimam
bilang,
mambilang sejak dari aso, marasok
gadang agar rumah menjadi aman dan
sepanjang
nyaman
membilang, membilang sejak dari asa,
bagi
penghuni
nya,
ini
tangan
merasa
balariak
balarik)
simbol pentingnya masyarakat berpikir
babuangan buruak katabang (bubungan
komprehensif dan bertindak tuntas.
buruk kan terbang) paninjau dagang lalu
Penghuni diharapkan tidak memiliki
linteh (peninjau dagang lalu lintas),
sifat
panglihat musuah katibo (penglihat
mengambil
musuh datang) panjago lawan kok dating
diambil secara matang
rali
gading
(penjaga kalau lawan datang)
keputusan,
dalam
keputusan
Pepatah Rasuak rumah gadang
sikap
bajawek salam (Rasuak dijawab dengan
toleransi dan empati antara anggota
salam) memiliki makna perlu pola
keluarga yang tergabung dalam rumah
hubungan
gadang, terutama sumando, sumando
sumandi, ipar dengan ipar, ayah dengan
adalah suami dari anak-anak perempuan
ibu, mamak dengan kemenakan, dimana
dari keturunan rumah gadang dimana
hubungan itu ditutntut untuk saling
dalam
prinsip
menghargai dan saling menguatkan
adalah
sebagaimana jalinan rasuak di rumah
menetap
adat
merefleksikan
terburu-buru
palanca
6. Rasuak Rumah Gadang
4. Jariau Rumah Gadang
Jariau
yang
tangan)
pandai
terungkap pada pepatah Tarali gadiang
(te
sepanjang
(Palanca
Minangkabau
setelah
menikah
matrilokal yaitu menetap di rumah
gadang.
gadang pihak keluarga perempuan. Ini
terungkap dalam pepatah jariau banamo
pasalaman, pasalaman urang sumando
52
Jurnal Sosial Nusantara
yang
harmonis,
antara
Wirdanengsing - Menggali Nilai-Nilai Dalam ….
datang berkunjung ke Rumah, hendaklah
7. Paran
memperlihatkan
Pepatah tentang paran di rumah
(panyuko) ketika tamu datang serta
gadang Parannyo gamba ula ngiang
memiliki iktikad yang baik (belasasiah).
(paranya gamb ular ngiang) sipaknyo
Sikap baik dalam menerima tamu
putuih bauleh (Sifatnya putus berulas)
banamo
sambutan
sambutan
kata)
kato
(bernama
Bapikia
makonya
adalalah bagian dari upaya kita diteima
dalam kehidupan masyarakat. Jika kita
tidak dapat menghargai tamu yang
barundiang (Berpikir maka berunding).
datang dan memperlakukannya tidak
Pepatah ini mengisyaratkan bahwa
sebagaimana mestinya akan berdampak
penghuni Rumah Gadang hendaklah
dapat
berkomunikasi
kemampunan
dengan
komunikasi
kegembiraaan
pada citra diri penghuni Rumah Gadang
baik,
tersebut di mata masyarakat, penghuni
meliputi
Rumah
kemampuan mengemukakan pendapat,
Gadang
akan
dijuahi
oleh
masyarakat
dan kemampuan memahami aturan yang
sifat mengikat dalam tata hubungan
Hubungan Keluarga Di dalam Rumah
didalam Rumah Gadang dan kehidupan
Gadang
masyarakat umumnya
Dalam
Minangkabau,
8. Lae rumah gadang
Pepatah
gadang
Lai
tentang
nyo
lae
suko
yang
dalam
menghitung
garis
keturuanan hanya mengakui satu pihak
orang tua saja sebagai penghubung
Elok lalu buruak ka singah (Elok lalu
keturunan. Dalam hal ini kebudayaan
buruk kalau singah) panyuko kalau tamu
Minangkabau memakai garis keturunan
datang (penyuka dengan tamu datang)
ibu saja, garis keturunan dikenal dengan
Pangasiah jo dagang lalu (pengasih
istilah matrilineal. Konsekuensi dari
dengan dagang lalu). Ini maknanya
Rumah
kekererabatan
unilateral yaitu system kekerabatan
mananti
katibo (Menanti atap yang akan dating)
penghuni
sistem
kebudayaan
yang berlaku adalah system kekerabatan
Rumah
(laenyasuka menanti), mananti atok nan
bahwa
konteks
sistem
Gadang
ini,
harta
pusaka
tinggi
diwariskan kepada pihak perempuan
hendaklah mampu menjadi tuan rumah
dari pihak ibunya dan gelar pusaka
yang ramah dan sopan atas tamu yang
53
Jurnal Sosial Nusantara
Jurnal Sosial Nusantara – Volume 1 No.1 Januari 2017
diwariskan mamak (paman) kepada
(mamak) memiliki tanggung jawab, tidak
kemenakan laki-laki.
hanya kepada anak-anak namun juga
kepada
Adapun penghuni rumah gadang
diantaranya
perempuan
orang
dan
tua,
dari
yang
saudara
anak dipangku, kemenakan di bimbiang
anak
(anak dipangku, kemenakan di bimbing)
perempuan serta anak-anak laki-laki dan
perempuan
(anak
perempuannya) sebagaimana pepatah,
anak-anak
suami
kemenakan
belum
Bundo
dewasa/menikah. Anak- laki-laki yang
Kanduang
Sebagai
Ujung
Tombak Dalam Rumah Gadang
sudah dewasa umumnya tinggal di Surau
Istilah
(mushalla) sedangkan pihak anak laki-
ibu
dalam
adat
Minangkabau di kenal dengan istilah
laki yang telah menikah tinggal di rumah
Bundo
gadang kerabat istrinya
kanduang.
merujuk
Bundo
kepada
kanduang
sosok
seorang
Dalam masyarakat Minangkabau,
perempuan yang mampu menjalankan
hubungan antara anak dan saudara ibu
peran sebagai ibu dalam konteks budaya
yang laki-laki di kenal dengan istilah
Minangkabau.dimana seorang itu harus
hubungan mamak dengan kemenakan.,
memiliki pengetahuan dan memiliki
sedaangkan hubungan anak dengan
sifat-sifat yang patut diteladani (Hakimy
saudara perempuan ibu, hubungannya
1978 :32).
sama dengan hubungan ibu dengan anak.
Hubungan
anak
dengan
Dalam
saudara
Minangkabau,
ibunyadianggap hubungan yang penting
yang
hubungan dengan saapauik (artinya
garis
keturunan. Dalam hal ini kebudayaan
dianggap
Minangkabau memakai garis keturunan
bersaudara.
masyarakat
menghitung
orang tua saja sebagai penghubung
dan mereka tidak boleh melakukan
Dalam
dalam
keturuanan hanya mengakui satu pihak
orang yang dilahirkan dari satu nenek
karena
kekererabatan
unilateral yaitu system kekerabatan
anaknya. Hubungan mereka ini dikenal
mengawini
sistem
kebudayaan
yang berlaku adalah system kekerabatan
disamping hubungan ayah ibu dengan
saling
konteks
ibu saja, garis keturunan dikenal dengan
pola
kekerabatan
Minangkabau,
istilah matrilineal. Konsekuensi dari
paman
sistem
54
Jurnal Sosial Nusantara
ini,
harta
pusaka
tinggi
Wirdanengsing - Menggali Nilai-Nilai Dalam ….
diwariskan kepada pihak perempuan
kanduang adalah ibu yang sejati
dari pihak ibunya dan gelar pusaka
yang
diwariskan mamak (paman) kepada
kepemimpinan
kemenakan laki-laki
memiliki kepribadian yang kuat
Kebudayaan
terkenal
memiliki
dan
sifat
keibuaan,
bijak dan mental yang tidak rapuh
Minangkabau
dengan
harus
beragam-ragam
2.
pepatah, pepatah ini memiliki makna
Limpapeh Rumah Gadang
nilai dan simbolik sebagai pendangan
Bundo kanduang adalah penerus
hidup
adat
keturunan, pewaris harta pusako
bersikap
dan
tinggi, yang memiliki rumah gadang,
Pepatah
yang
rumah adat Minagkabau dan ikut
terkait dengan peran bundo kanduang.
serta dalam musyawarah keluarga.
Adapun pepatah yang mengungkapkan
Ini artinya bahwa ibu dalam adat
tentang
Minagakbau di ibaratkan sebagai
hidup
Minangkabau
berprilaku
masyarakat
dalam
termasuk
peran
bundo
kanduang,
Limpapeh rumah gadang. Bundo
diantaranya
1.
kanduang adalah ibu yang memiliki
Umbun Puruak Pegangan Kunci,
kemuliaan dan kehormatan dalam
Umbun Puruak Aluang Bunian.
adat Minangkabau kemuliaan dan
umbun puruak pegangan kunci,
kehormatan itu berupa sistem garis
umbun puruak aluang bunian yang
keturuan, matrilineal. Matrilineal
artinya bahwa perempuan adalah
yaitu garis keturunan ibu. Sistem
penerus keturunan dan pembentuk
kelompok
memiliki
turunan
dan
kekuasaan
keturunan ini mempengaruhi segala
juga
assek kehidupan masyarakat. Bundo
atas
kanduang sebagai limpapeh rumah
pengurusan harta pusaka keluarga
gadang hsarus dapat menjadikan
dan kaum kerabatnya (Hakimy,
rumah tangganya sebagai tempat
1978:1) Selain memiliki kekuasaan,
pertama proses pendidikan dan
bundo kanduang juga merupakan
figur
yang
bertanggung
menjadikan dirinya sebagai suri
dalam
tauladan
penbentukan nilai dan moral bagi
generasi anak
bagi
pendidikan
anak
kemenakan sehingga nilai kejujuran,
dan kaummnya
ramah, sopan dan berbudi adalah
(Syafnir, 2006:54-56) Jadi Bundo
55
Jurnal Sosial Nusantara
Jurnal Sosial Nusantara – Volume 1 No.1 Januari 2017
nilai yang secara fitrah melekat pada
Rumah Gadang dan Perubahannya
ibu
3.
Perubahan
Pusek Jalo Kumpulan Tali.
dan
keberhasilan
juga berasal dari system sosial lainya
seperti perubahan jumlah penduduk dan
pengetahuan yang luas dan memiliki
adanya
penghayatan budi dalam berbagai
inovasi
di
bindang
ilmu
pengetahuan dan sebagainya.
aspek kehidupan.
Terkait dengan struktur dan
Sumarak dalam nagari hiasan dalam
fungsi rumah gadang, dewasa ini dapat
kampuang
5.
(Soekamto,
adanya ketegangan internal dan bisa
Oleh
karena itu ibu harus memiliki
4.
masyarakat
terjadinya perubahan bisa berasal dari
mencapai
anak-anak.
fungsi
2006:262) dan faktor yang menyebakan
makna bahwa ibu adalh posisi
dalam
adalah
perubahan yang terjadi dalam struktur
Pusek jalo kumpulan tali. memiliki
sentral
sosial
dikatakan sudah mengalami perubahan,
Nilai ibu tidak hanya dalam tataran
dimana masyarakat minangkabau yang
lahiriah, namun kaum ibu adalah
memiliki adat matrilokal. matrilokal
tiang rumah tangga dan negara.
adalah adat menetap sesudah menikah
Nan gadang basa batuah
berada di rumah gadang dan sekitarnya,
Sebagai
bundo
kandung,
sekarang ada kecenderungan pasangan
ibu
setelah menikah tidak tinggal di rumah
dianggap sebagai kemuliaan dan
gadang melain membentuk rumah baru
kebanggaan kaum, oleh karena itu
yang jauh dari rumah gadang. selain itu
ibu haruslah menjalankan konsep
juga terjadi perubahan didalam arsitek
dasar Minangkabau basandi syarak,
bangunan rumah gadang yang telah di
syarak basandikan kitabullah, Setiap
langkah
ibu
buat sesuai dengan selera kekinian.
hendaklah
Begitu pula dengan peran Bundo
berrpedoman pada adat dan ajaran
Kanduang di Rumah gadang. Dimana
Islam
realitanya hari ini bundo kanduang tidak
hanya bertugas sebagai ibu di rumah
gadang, melainkan sudah memiliki tugas
56
Jurnal Sosial Nusantara
Wirdanengsing - Menggali Nilai-Nilai Dalam ….
dalam menjalankan berbagai profesi
diserahkan kepada guru sekolah bahkan
diluar ranah domestic rumah gadang.
diserahkan kepada pembantu serta ada
gejala lebih berorintasi publik dan
Peran bundo kanduang saat ini,
mengabaikan keluarga. Inilah yang perlu
tidak hanya peran domestik di rumah
kita merevitalisasi makna daripada
gadang juga peran public., dimana bundo
keluarga tersebut.
kanduang tidak hanya sebagai istri, dan
ibu dari anak-anak. melainkan telah
berperan tapi memiliki profesi dan
Daftar Pustaka
peran publik. Hal ini berpengaruh
terhadap
keseimbangan
kesinambungan
keluarga
Navis A. A. 1984. Alam Takambang Jadi
Guru.
Adat
dan
Kebudayaan
Minangkabau
Jakarta:
Pustaka
Grafitipers
dan
seperti
pendidikan tidak menjadi tanggung
Hakimy, Idrus. 1994. Rangkaian Mustika
Adat Basandi Syara’ di Minangkabau,
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
jawab utama bundo kanduang, namun
telah digantikan oleh sekolah, anak-anak
mereka
disekolahkan
ke
lembaga
______, .1978. Pegangan Penghulu, Bundo
Kanduang dan Pidato Pasambahan
Adat di Minangkabau. Bandung: Rosda
Karya.
pendidikan mahal dan menyerahkan
tanggung jawab pendidikan kepada
guru.
Kemudian
dalam
pekerjaan
______.
domestic sudah mulai di serahkan
kepada pembantu, bahkan mendidik
t. th). Buku Pegangan Bundo
Kanduang. Bandung: Rosda Karya.
______. 1986. Pokok-pokok Pengetahuan Adat
Miangkabau. Bandung: Remaja Karya
anak diserahkan kepada pembantu.
Syafnir.
2006. Sirih Pinang Adat
Minangkabau, Padang: Sentra Budaya
C. Penutup
Nilai-nilai didalam rumah gadang
Soekanto, Soejono. 1987 Suatu Pengantar,
Jakarta Rajawali Press,
telah mengalami perubahan terutama
perubahan peran ibu sebagai bundo
kanduang di dalam rumah gadang.
Bundo kanduang sudah memiliki peran
ganda. Hal ini berpengaruh terhadap
perannya sebagai istri dan ibu dari
anank-anak, ibu sebagai pendidik utama
anak-anak. Pendidikan anak-anak telah
57
Jurnal Sosial Nusantara
Jurnal Sosial Nusantara – Volume 1 No.1 Januari 2017
58
Jurnal Sosial Nusantara
Download