dampak perpindahan terminal gadang ke

advertisement
DAMPAK PERPINDAHAN TERMINAL GADANG KE TERMINAL
HAMID RUSDI TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI
MASYARAKAT SEKITAR TERMINAL GADANG
SKRIPSI
Oleh:
NOVI SETYOWATI
107811410279
The Learning University
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN
PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Juli 2011
DAMPAK PERPINDAHAN TERMINAL GADANG KE TERMINAL
HAMID RUSDI TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI
MASYARAKAT SEKITAR TERMINAL GADANG
SKRIPSI
Diajukan kepada
Universitas Negeri Malang
untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan Program Sarjana
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Oleh:
NOVI SETYOWATI
NIM 107811410279
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Juli 2011
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
: Novi Setyowati
NIM
: 107811410279
Jurusan/Program Studi
: Hukum dan Kewarganegaraan/S1 PKn
Fakultas
: Ilmu Sosial
Menyatakan dengan benar bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil-alihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil tulisan atau pikiran saya
sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan,
maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Malang, Juli 2011
Yang membuat pernyataan,
Novi Setyowati
Skripsi oleh Novi Setyowati ini
telah dipertahankan di depan dewan penguji
pada tanggal Juli 2011
Dewan Penguji
Drs. Suparman. A.W, SH, M.Hum
NIP. 195404 01 1980 031002
Ketua
Drs. Nur Wahyu Rochmadi, M.Pd, M.Si
NIP. 19741004 200501 2 002
Anggota
Nurruddin Hadi,S.H.,M.Hum
NIP. 19760507 200604 1 001
Anggota
Mengetahui,
Ketua Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Drs. Kt. Diara Astawa, SH, M.Si
NIP. 19540522 198203 1337
Prof. Dr. Hariyono, M.Pd.
NIP 196312 27 1988 021 001
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi oleh Novi Setyowati
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji
Malang, 14 Juli 2011
Pembimbing I
Drs. Nur Wahyu Rochmadi, M.Pd, M.Si
NIP. 19641013 199003 1 001
Malang, Juni 2011
Pembimbing II
Nurruddin Hadi, S.H.M.Hum
NIP. 19760507 200604 1 001
,
ABSTRAK
Setyowati, Novi. 2011. Dampak Perpindahan Terminal Gadang Ke Terminal
Hamid Rusdi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar
Terminal Gadang. Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan. FIS Universitas
Negeri Malang. Pembimbing: (i) Drs. Nur Wahyu Rochmadi,M.Pd., M.Si,
(ii) Nuruddin Hady,SH, MH.
Kata Kunci: Dampak, Perpindahan Terminal, Kehidupan Sosial Ekonomi,
Masyarakat
Keberadaan terminal di suatu daerah merupakan pemicu munculnya
aktivitas ekonomi di sekitar terminal yang semakin beragam dan bertambah
jumlahnya. Terminal sebagai pusat pertumbuhan pemegang peranan penting
dalam usaha mencapai tujuan-tujuan pembangunan ekonomi. Terminal sebagai
salah satu prasarana dalam sistem transportasi sangat dibutuhkan sekali daerah
fisik yang harus disediakan. Pentingnya terminal bagi masyarakat adalah untuk
kenyamanan menunggu, kenyamanan perpindahan dari satu moda atau kendaraan
ke moda atau kendaraan lain, dan sebagai tempat tersedianya fasilitas-fasilitas
dan informasi. Maka dari itu diperlukan sarana prasarana yang baik dari suatu
terminal.
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menjelaskan beberapa hal,
yang mencakup latar belakang dipindahnya terminal Gadang ke terminal Hamid
Rusdi, kondisi sosial ekonomi masyarakat sebelum pindahnya terminal Gadang
ke terminal Hamid Rusdi, kondisi sosial ekonomi masyarakat sesudah pindahnya
terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi, dampak perpindahan terminal
Gadang ke terminal Hamid Rusdi terhadap kehidupan sosial ekonomi
masyarakat.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara dan
observasi. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa
instrumen manusia, yaitu peneliti sendiri. Untuk menjaga keabsahan data
dilakukan kegiatan triangulasi data. Kegiatan analisis data dimulai dari tahap
reduksi data, display data, verivikasi kesimpulan.
Hasil penelitian adalah: (1) Latar belakang pemindahan terminal Gadang
ke terminal Hamid Rusdi di karenakan adanya permasalahan fisik berupa
kemacetan lalu lintas yang disebabkan oleh padatnya arus kendaraan di sekitar
terminal, (2) Masyarakat Gadang sebelum perpindahan terminal pada umumnya
bermata pencaharian sebagai pedagang, selain pedagang ada beragam mata
pencaharian yang lain seperti sopir, tukang becak, makelar penumpang, jasa
travel dan jasa wartel serta pedagang asongan. Pendapatan masyarakat sangat
beragam dari sekitar Rp 1.000.000-Rp500.000 perhari untuk masyarakat yang
berprofesi sebagai pedagang dan Rp 30.000-Rp 90.000 perhari untuk masyarakat
yang berprofesi sebagai sopir, tukang becak, dan makelar. Akses menuju ke
tempat sekolah masyarakat Gadang sangat terbantu dengan keberadaan terminal
dekat tempat tinggal mereka, tetapi untuk masalah ongkos tidak berpengaruh
dengan keberadaan terminal.Suasana tempat tinggal masyarakat Gadang sebelum
i
perpindahan terminal dirasakan tidak tenang dan tidak nyaman karena suara
bising, gaduh dan ramai dari terminal, tetapi masalah keamanan mereka
merasakan tidak berpengaruh dengan keberadaan terminal. Interaksi sosial
masyarakat Gadang berupa kerjasama seperti tahlilan rutin, acara PKK dll,
selain kerjasama juga ada persaingan, persaingan di antara sesama profesi seperti
terlibat cekcok mengenai masalah penumpang atau masalah pembeli, tetapi di
antara mereka tidak pernah terjadi suatu konflik, (3) Setelah perpindahan
terminal sebagian masyarakat terutama yang berprofesi sebagai pedagang telah
kehilangan mata pencahariannya. Dan menurunnya tingkat pendapatan
masyarakat yang berprofesi sebagai sopir, tukang becak dan makelar, mereka
kini berpendapatan sekitar Rp 25.000-Rp 45.000 perharinya, dan pedagang kini
hanya berpendapatan sekitar Rp 200.000 perharinya.Interaksi sosial masyarakat
setelah perpindahan terminal ada yang bersifat negatif dan ada yang positif,
negatifnya adalah masyarakat menjadi lebih sering terjadi persaingan berupa
cekcok antar sesama profesi yang di akibatkan karena berebut penumpang dan
pembeli, sedangkan positifnya adalah masyarakat sesama profesi menjadi lebih
kompak dan saling bertukar pikiran tentang pekerjaan mereka. Suasana tempat
tinggal masyarakat menjadi sedikit lebih tenang dan tidak segaduh dulu. Setelah
perpindahan terminal tidak berpengaruh terhadap masalah akses menuju ke
tempat sekolah, hanya saja setelah perpindahan terminal agak sedikit lebih sulit
mendapatkan angkutan, dan untuk masalah ongkos masyarakat beranggapan
tidak berpengaruh terhadap perpindahan terminal, (4) Perpindahan terminal
Gadang ke terminal Hamid Rusdi membawa dampak terhadap hampir seluruh
masyarakat pengguna jasa terminal, masyarakat terutama yang berprofesi sebagai
pedagang sebagian telah kehilangan mata pencahariannya, pendapatan yang
diperoleh mayarakat setelah perpindahan terminal menjadi berkurang,
pendapatan pedagang dari Rp1.000.000-Rp 500.000 perharinya, kini hanya
berkisar antara Rp 200.000 perharinya, dan masyarakat yang berprofesi sebagai
sopir, tukang becak, dan makelar penumpang juga mengalami penurunan
pendapatan, sekarang pendapatan mereka hanya berkisar antara Rp 25.000-Rp
45.000 perharinya, Perpindahan terminal juga berdampak pada Interaksi sosial
masyarakat yang mana setelah perpindahan terminal masyarakat sesama profesi
menjadi lebih mudah terjadi cekcok karena perpindahan terminal menjadi lebih
sepi penumpang dan pembeli. Akses menuju ke tempat sekolah masyarakat
menjadi agak lebih sulit mendapatkan angkutan umum, dan suasana tempat
tinggal masyarakat menjadi lebih tenang dan nyaman dengan perpindahan
terminal.
Saran bagi pemerintah agar pemerintah kota Malang hendaknya dapat
memahami dampak dari kehidupan sosial maupun ekonomi masyarakat Gadang
dengan adanya pemindahan terminal. Diharapkan pihak Pemkot Malang mampu
memberikan rekomendasi mengenai kondisi, situasi dan dampak yang
sebenarnya terjadi akibat pemindahan terminal khususnya terhadap aktivitas
sosial ekonomi masyarakat sekitar Gadang.
ii
ABSTRACT
Setyowati, Novi. 2011. The Impact of The Displacement of Gadang Bus Station
To Hamid Rusdi Bus Station In The Society Social Economic
Life Around Gadang Bus Station. Thesis, Laws and Civics
Department, Faculty of Social Science, State University of
Malang. Advisors: (i) Drs. Nur Wahyu Rochmadi, M.Pd., M.Si,
(ii) Nuruddin Hady, SH, MH.
Keywords: impact, bus station displacement social economic life, society
The existence of bus station in a certain area was the trigger for economic
activity around the station, which gradually become varied and increase in
number. The bus station as the centre of growth has an important role in order to
achieve the economic development objectives. Bus station as one of the facilities
in transportation is needed, it is the physical facility most urgent. The
significance of this station for the society was the comfort in waiting, in changing
transportation vehicle and the availability of other facility and information.
Therefore there is an urgent need in the bus station.
This study was aimed to explain several things, including the background
of the displacement of Gadang bus station to Hamid Rusdi bus station, the social
economic condition of the society prior the displacement, the social economic
condition of the society after the displacement, the impact of the displacement of
Gadang bus station to Hamid Rusdi bus station toward the society social
economic life.
The research design was a descriptive qualitative research. The data
collection techniques were interview and observation. The instrument of the
study was a human instrument that was the researcher herself. In order to
maintain the validity of the data, the researcher conducted a data triangulation.
The data analysis activity was started from the data reduction, data presentation,
\verification and conclusion.
The result of this study were: (1) the background of the displacement of
Gadang bus station to Hamid Rusdi station was the physical problem, that was
traffic jam caused by the dense flow of the vehicles around the station, (2) the
society of Gadang mostly has jobs as traders prior to the displacement, the other
were diver, pedicab driver, travel agent. The society income was varied,
approximately Rp 1.000.000-Rp500.000 per day for the traders, and Rp 30.000Rp 90.000 per day for the other professions. The access for education in Gadang
was supported by the existence of the Gadang bus station since it was near their
house, but for the fare it did not change. The living condition of Gadang society
prior the displacement was considered as not comforting and noisy, but the there
was no security problem. The social interaction of the society was regular prayer
tahlilan, PKK etc, on the other side there were also competition among the
people of the same profession, but there was no conflict, (3) after the
displacement some of the society who has the jobs as sidewalk trader had lost
their income. And the decrease of the income for those job of driver, pedicab
driver etc and there once had their income of Rp 25.000-Rp 45.000 per day, and
lessen become Rp 20.000 per day. There were negative and positive impact in the
i
social interaction after the displacement, the negative one was the conflict exist
among the people of the same profession for buyer and passenger, the positive
one was the people of the same profession had become more unified and often
exchange thought. The living condition of the society was quieter than and not as
noisy as it used to be. The displacement of the bus station has no impact on the
education access, it just give a little difficulties in getting a ride to school, and
there was no fare changing, (4) the displacement has influence almost all the
transportation users, especially of those who were traders since there was
decrease in the income, the income of trader was Rp1.000.000-Rp 500.000 per
day, and now it was Rp 200.000 per day, and those who has profession as driver,
pedicab driver, and travel agent has decrease in their income it become around
Rp 25.000-Rp 45.000 per day. The displacement has also impact in the society
social interaction of the same profession since there were a few buyer and
passenger, it can cause conflict. The access for education became a bit difficult
and the living condition became quieter and more comforting after the
displacement.
The suggestion for the local administration is that it is expected that the
Malang administration has more concern on the social economic impact in
society due to the bus station displacement. It is expected that the Malang
administration give recommendation concerning the condition, situation, and
impact of the bus station displacement especially the society social economic
activity around Gadang.
ii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah atas berkat rahmat dan hidayah dari Allah SWT,
sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan judul
“Dampak Perpindahan Terminal Gadang Ke Terminal Hamid Rusdi
Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar Terminal
Gadang”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana Hukum dan Kewarganegaraan.
Skripsi ini tersusun berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, baik yang
berupa materi maupun non materi, untuk berupa saran, bimbingan nasehat dan
petunjuk. Oleh karena itu dalam kesempatan kali ini penulis mengucapkan rasa
hormat dan terimakasih untuk sebesar-besarnya kepada
1. Bapak Prof. Dr. Hariyono, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Malang.
2. Bapak Drs. Ketut Diara Astawa, S.H, M.Si selaku Ketua Jurusan Hukum dan
Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang.
3. Bapak Drs. Nur Wahyu Rocmadi, M.Pd., M.Si selaku pembimbing I yang
dengan penuh kesabaran dan kedisiplinan mengarahkan penulis hingga
terselesainya penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Nuruddin Hady,SH, MH selaku pembimbing II yang telah
memberikan petunjuk yang sangat berguna bagi penulis sehingga
terselesainya penyusunan skripsi ini.
5. Bapak ibu dosen yang telah mendidik dan membekali ilmu pengetahuan demi
lancarnya pembuatan skripsi
iii
6. Bapak Anis Januar selaku ketua bidang prasarana dan sarana Bappeda kota
Malang, yang telah memberikan ijin penelitian dan yang telah banyak
memberikan informasi bagi penulis.
7. Masyarakat Gadang sebagai informan yang baik dan sabar, sehingga dengan
sukarela memberikan informasi kepada penulis
8. Teman-teman jurusan HKn angkatan 2007, terimakasih atas persahabatan
yang tidak bersyarat yang aku rasakan selama kuliah, buat dewi, indah, ririn
makasih atas semangat yang telah kalian berikan
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantua dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas jasa yang
diberikan kepada penulis.
Akhirnya penulis berharap, semoga penyusunan skripsi sederhana ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak. Kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya
membangun, penulis ucapkan banyak terimakasih.
Malang, Juli 2011
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .................................................................................................. i
KATA PENGANTAR................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................... v
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumuan Masalah ............................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 9
D. Landasan Teori .................................................................................. 9
1. Mobilitas Sosial ........................................................................... .9
2. Kebijakan Pemerintah .................................................................. .11
3. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat ....................................... .15
E. Kegunaan Penelitian .......................................................................... .26
BAB II METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian........................................................................
B. Kehadiran Peneliti .............................................................................
C. Lokasi Penelitian ...............................................................................
D. Sumber Data......................................................................................
E. Prosedur dan Pengumpulan Data .......................................................
F. Analisis Data .....................................................................................
G. Pengecekan Keabsahan Data .............................................................
H. Tahap-tahap Penelitian ......................................................................
28
29
32
33
35
38
40
43
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Paparan Data .................................................................................... 46
1. Gambaran Umum Kelurahan Gadang ......................................... 46
2. Latar Belakang Pemindahan Terminal Gadang ........................... 48
3. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Sebelum Perpindahan
Terminal Gadang Ke Terminal Hamid Rusdi .............................. 54
4. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Sesudah Perpindahan
Terminal Gadang Ke Terminal Hamid Rusdi .............................. 63
5. Dampak Perpindahan Terminal Gadang Ke Terminal Hamid Rusdi
Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat ...................... 70
v
B. Temuan Penelitian ........................................................................... 75
1. Latar Belakang Dipindahnya Terminal Gadang ........................... 75
2. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Sebelum Perpindahan
Terminal Gadang Ke Terminal Hamid Rusdi ............................... 76
3. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Sesudah Perpindahan
Terminal Gadang Ke Terminal Hamid Rusdi ............................... 78
4. Dampak Perpindahan Terminal Gadang Ke Terminal Hamid Rusdi
Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat ....................... 79
BAB IV PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Dipindahnya Terminal Gadang ................................. 81
B. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Sebelum Perpindahan Terminal
Gadang Ke Terminal Hamid Rusdi .................................................... 83
C. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Sesudah Perpindahan Terminal
Gadang Ke Terminal Hamid Rusdi .................................................... 88
D. Dampak Perpindahan Terminal Gadang Ke Terminal Hamid Rusdi
Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat ............................. 90
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 92
B. Saran ................................................................................................. 95
DAFTAR RUJUKAN ................................................................................. 97
LAMPIRAN ................................................................................................ 99
vi
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
3.1 Trayek Angkutan Umum Di Terminal Gadang ........................................ 6
3.3 Mata Pencaharian Masyarakat Gadang .................................................... 47
3.4 Pendidikan Masyarakat Gadang .............................................................. 48
3.6 Nilai Kinerja Jaringan Jalan di Kawasan Studi............................................51
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
3.2 Analisis Dan Model Interaktif ................................................................. 40
3.5 Jaringan Jalan Sekitar Kawasan Terminal dan PIG ................................. 50
3.7 Warung Makan di Terminal Gadang ...................................................... 55
3.8 Kios-Kios Penjual Makanan Di Terminal Gadang ................................... 56
3.9 Areal Parkiran di Terminal Gadang............................................................64
4.1 Warung makan pedagang yang telah di bongkar.........................................64
4.2 Kios-Kios Penjual Makanan Yang Telah Di Bongkar .............................. .64
viii
DAFTAR LAMPIRAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pedoman Hasil Wawancara………………………………………………
Layout Eksisting Terminal Gadang……………………………………...
Hasil rencana penataan kawasan Gadang-Hamid Rusdi 2009…………..
Format Konsultasi Pembimbingan Skripsi.................................................
Surat Ijin Penelitian………………………………………………………
Daftar Riwayat Hidup……………………………………………………
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan merupakan proses perubahan sosio-ekonomis yang
bertujuan meningkatkan taraf hidup, kualitas kehidupan, dan martabat manusia
(Colleta, 1987:3). Sedangkan menurut Dachnel Kamars (1989:7) pembangunan
merupakan suatu keadaan yang lebih baik dan lebih tumbuh dari keadaan
sebelumnya. Pembangunan ini menyangkut semua segi kehidupan manusia yang
dapat meliputi segi-segi: ideologi, politik, ekonomi, sosial, agama.
Keberhasilan pembangunan akan terlihat dengan semakin meningkatnya
pertumbuhan disegala bidang, yang pada gilirannya akan menuntut pula adanya
peningkatan kebutuhan transportasi yang selaras, seimbang dan serasi antara
sarana, prasarana dan berbagai aspek lain yang mendukung pelayanan
transportasi. Sebagai langkah penanganan setiap permintaan jasa transportasi
dengan penyedia terjadi keseimbangan.
Hampir seluruh kehidupan manusia didalam masyarakat tidak dapat
dilepaskan dari pengangkutan, dimana dibutuhkan saling berkunjung dan
membutuhkan pertemuan. Dampak sosial dari transportasi dirasakan pada
peningkatan standart hidup. Tranportasi menekan biaya dan memperbesar
kuantitas keanekaragaman barang, hingga terbuka kemungkinan adanya
perbaikan dalam perumahan, sandang, dan pangan serta rekreasi
(Nasution,2004:16). Dampak lain adalah terbukanya kemungkinan keseragaman
dalam gaya hidup, kebiasaan dan bahasa.
1
2
Dari aspek ekonomi pengangkutan dapat ditinjau dari sudut ekonomi
makro dan ekonomi mikro. Dari sudut ekonomi makro pengangkutan merupakan
salah satu prasarana yang menunjang pelaksanaan pembangunan nasional.
Sedangkan dari sudut ekonomi mikro pengangkutan dapat dilihat dari
kepentingan dua pihak, yaitu pada pihak perusahaan pengangkutan dan pada
pihak pemakai jasa angkutan. Dalam hal ini sarana dan prasarana transportasi
merupakan hal yang sangat penting yang perlu disediakan dan diatur
pelaksanaannya (Nasutian,2004:19).
Salah satu elemen penting suatu kota adalah sistem transportasi kota
dimana aktivitas penduduk dengan berbagai tingkat sosial dan ekonomi dalam
setiap hari melakukan mobilitas untuk pemenuhan kebutuhan baik materil
maupun spiritual. Pola pergerakan orang dikota adalah perjalanan dengan
keperluan bekerja, belanja, sekolah dan tujuan sosial lainnya.
Pola pergerakan ini akan terlihat pada periode waktu tertentu yaitu pada
jam sibuk, pada saat dimana orang melakukan kegiatan yang membutuhkan suatu
perjalanan dengan menggunakan modal transportasi. Pergerakan orang
diperkotaan tidak semua dilakukan oleh kendaraan pribadi, tetapi dengan
angkutan umum karena biayanya dapat dijangkau dan harganya relatif murah
untuk jarak yang cukup jauh dan tidak mungkin di jangkau dengan berjalan kaki.
Karena itu dibutuhkan pelayanan yang aman, nyaman, lancar, dan terjangkau
olah publik yang mempunyai aksesibilitas tinggi, hal ini pula perlu didukung
dengan penetapan yang matang melalui perencanaan yang khususnya mengenai
trayek-trayek angkutan umum yang secara menyeluruh dan mendukung aktivitas
publik.
3
Untuk mencapai tujuan pembangunan nasional sebagai pengamalan
Pancasila, transportasi memiliki posisi yang penting dan strategis dalam
pembangunan bangsa berwawasan lingkungan dan hal ini harus tercermin pada
kebutuhan mobilitas seluruh sektor dan wilayah. Transportasi merupakan sarana
yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar roda perekonomian,
memperkukuh persatuan dan kesatuan serta mempengaruhi semua aspek
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Keberadaan terminal di suatu daerah merupakan pemicu munculnya
aktivitas ekonomi di sekitar terminal yang semakin beragam dan bertambah
jumlahnya. Hal ini ditegaskan melalui konsep pusat pertumbuhan oleh Francois
Perooux yang melihat adanya kutub pertumbuhan sebagai inti pergerakan
kegiatan lain di sekitarnya. Terminal sebagai pusat pertumbuhan pemegang
peranan penting dalam usaha mencapai tujuan-tujuan pembangunan ekonomi
(Nasution, 1996:73) menyatakan bahwa transportasi mempunyai peran penting
dalam pembangunan.
Pentingnya transportasi tersebut tercermin pada semakin meningkatnya
kebutuhan akan jasa angkutan bagi mobilitas orang serta barang dari dan seluruh
tanah air, bahkan dari dan keluar negeri. Disamping itu transportasi berperan
sebagai penunjang, pendorong, dan penggerak bagi pertumbuhan daerah yang
berpotensi namun belum berkembang, dalam upaya meningkatkan dan
pemerataan pembangunan serta hasil-hasilnya
Terminal sebagai salah satu prasarana dalam sistem transportasi sangat
dibutuhkan sekali daerah fisik seperti sarana dan prasarana dari suatu terminal
yang harus disediakan. Dalam unsur tata ruang terminal mempunyai peranan
4
penting bagi efisiensi kehidupan kota. Terminal sebagai titik simpul tempat
terjadinya putus arus yang merupakan sarana angkutan, tempat kendaraan umum
menaikkan dan menurunkan penumpang atau barang, tempat perpindahan
penumpang atau barang baik intra maupun antar moda transportasi yang terjadi
sebagai akibat adanya arus pergerakan manusia dan barang serta tuntutan
efisiensi memiliki fungsi terkait dengan tiga unsur yaitu penumpang, pemerintah,
dan operator bis (Dirjen Perhubungan Darat, 1990:1).
Pentingnya terminal bagi masyarakat, adalah untuk kenyamanan
menunggu, kenyamanan perpindahan dari satu moda atau kendaraan ke moda
atau kendaraan lain, dan sebagai tempat tersedianya fasilitas-fasilitas dan
informasi. Kenyamanan disini mengandung maksud pengguna terminal
merasakan nyaman, senang, tidak berdesak-desakan dan tidak menderita akibat
sarana dan prasarana yang tidak memberikan suasana nyaman.
Terminal dalam mengatur persebaran angkutan harus memperhatikan jalan
masuk dan keluar kendaraan agar lancar dan dapat bergerak dengan mudah,
kemudian jalan masuk dan keluar calon penumpang kendaraan umum harus
terpisah dengan keluar masuk kendaraan, kendaraan di dalam terminal harus
dapat bergerak tanpa halangan yang tidak perlu. Sistem sirkulasi kendaraan di
dalam terminal ditentukan berdasarkan: jumlah arah perjalanan, frekuensi
perjalanan, waktu yang diperlukan untuk turun naik penumpang, sistem sirkulasi
ini juga harus ditata dengan memisahkan jalur bus/kendaraan dalam kota dengan
jalur bus angkutan antar kota.
Terminal harus mempunyai fasilitas utama yang terdiri dari jalur
pemberangkatan kendaraan umum, jalur kedatangan kendaraan umum, tempat
5
istirahat sementara kendaraan umum, bangunan kantor terminal dan tempat
tunggu penumpang dan atau pengantar, menara pengawas, loket penjualan karcis,
rambu-rambu dan papan informasi, yang memuat petunjuk jurusan, tarif, dan
jadwal perjalanan, pelataran parkir kendaraan pengantar dan taksi.
Terminal gadang merupakan terminal regional yang terletak di sebelah
selatan kota yang merupakan terminal bagi bus antar kota dalam propinsi (antara
lain jurusan Blitar), angkutan kota (mikrolet) dan angkutan pedesaan. Lokasi
terminal ini bersebelahan dengan Pasar Induk Gadang, hampir sepanjang hari
mengalami kemacetan karena padatnya volume lalu lintas, jaraknya terlalu
pendek dengan pertigaan Jl. Satsuit Tubun dan kegiatan pasar induk Gadang dan
pedagang kaki lima. Menurut Ahmad Munandar (2005:68) Terminal Gadang
dikategorikan sebagai terminal penumpang tipe B karena berfungsi melayani
kendaraan umum untuk angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan
atau pedesaan.
Terminal Gadang memiliki pelayanan angkutan antar kota dalam propinsi
(AKDP) dengan jenis moda bus, Angkutan Kota (Angkot) dengan jenis moda
mikrolet dan Angkutan Pedesaan (Angdes) dengan jenis moda mikrolet dan
bison. Berdasarkan data UPTD terminal Gadang tahun 2003, terminal ini
melayani 6 rute bus AKDP, 9 trayek angkutan kota dan 14 trayek ankutan
pedesaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.1.
6
Tabel 3.1 Trayek Angkutan Umum di Terminal Gadang
No
1
2
3
4
5
6
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Trayek
Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi
Malang-Blitar
Malang-Tulungagung
Malang-Trenggalek
Malang-Dampit
Malang-Probolinggo-Jember
Malang-Lumajang
Jumlah
Angkutan Kota
Arjosari-Gadang
Arjosari-Mergosono-Gadang
Landungsari-Dinoyo-Gadang
Gadang-Mergan-Landungsari
Gadang-Arjosari
Gadang-Landungsari
Landungsari-Gadang
Arjosari-Janti-Gadang
Arjosari-Borobudur-Gadang
Jumlah
Angkutan Daerah/ Angkutan Pedesaan
Gadang-Bantur
Gadang-Ngliyep
Gadang-Pagak-Ngliyep
Gadang-Wagir-Petungroto
Tlogowaru-Gadang-Turen
Gadang-Glanggang-Gondanglegi
Gadang-Wajak
Gadang-Wadung-Kepanjen
Gadang-kepanjen-Sokonolo-Bululawang
Gadang-Kepanjen-Karangkates
Gadang-Sumbersuko-Wagir
Gadang-Tumpang
Gadang-Dampit
Gadang-Blitar
Jumlah
Kode
Jumlah Armada
80
41
25
39
14
59
258
AG
AMG
LDG
GML
GA
GL
LG
AJG
ABG
GB
GN 1
GN 2
GPP
TGT
G3
GW
GWK
GBK
K-1
GS
GT
300
217
170
45
165
112
118
78
86
1291
128
95
65
25
10
15
37
20
10
36
40
41
65
56
653
Sumber: UPTD Terminal Gadang Kota Malang 2003
Terminal Gadang ini merupakan terminal penumpang yang melayani
seluruh masyarakat kota Malang dan sekitarnya. Di sekitar terminal ini terlihat
7
beragam aktivitas ekonomi yang memenuhi kebutuhan pengguna terminal
maupun masyarakat sekitarnya. Kios-kios yang berjajar di sekitar terminal
menjual makanan, minuman, buah-buahan, jasa wartel dan salon serta rumah
makan. Karena di terminal Gadang ini angkutan umum seringkali berderet diluar
terminal dan tidak mau masuk ke dalam terminal maka mengakibatkan terjadinya
keruwetan dan kemacetan, maka dari itu berdasarkan Undang-Undang No. 24
Tahun 1992 serta Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No.
327/KPTS/M/2002 muncul kebijakan pemindahan terminal Gadang ke terminal
Hamid Rusdi. Terminal Hamid Rusdi ini terletak di sebelah selatan kota, tepatnya
di Kelurahan Bumiayu, sebelah timur dari Terminal Gadang, dengan luas areal
terminal ± 2.33 Ha.
Pemindahan terminal di resmikan pada tanggal 14 Agustus 2009 lalu oleh
Wali Kota Malang Peni Suparto, dengan beberapa alasan antara lain adalah karena
kemacetan lalu lintas di sekitar terminal Gadang yang setiap hari terjadi, yang
disebabkan oleh padatnya volume kendaraan, terutama angkutan umum yang
sering kali berjejer di luar terminal. Kondisi tersebut membuat Pemerintah Kota
Malang berusaha membenahi sistem transportasi perkotaan serta terminal Kota
Malang. Atas beberapa pertimbangan dari pemerintah kota Malang maka dari itu
di keluarkan kebijakan pemindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi.
Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah pada dasarnya ditujukan untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat, namun tidak menutup kemungkinan ada
dampak negatif dari kebijakan tersebut. Adanya kebijakan pemerintah untuk
memindah terminal dapat menimbulkan perubahan dari tingkah laku sosial
masyarakat sekitar terminal baru maupun lama, yang mana hal tersebut adalah
8
suatu perubahan yang terjadi pada titik pusat kegiatan ekonomi masyarakat,
aktivitas para pedagang di sekitar terminal lama yang sangat merasakan
dampaknya dari pindahnya terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi.
Beberapa kebijakan pemerintah masyarakat terkadang belum bisa
memahami dan menerima kebijakan pemindahan terminal ini, terutama para
sopir angkutan umum dan para pedagang yang berdagang di sekitar terminal dan
pedagang yang berdagang di dalam terminal Gadang (terminal lama), Dari
kenyataan tersebut perlu adanya kajian lebih mendalam dari kebijakan
pemindahan terminal karena belum diketahuinya latar belakang pemindahan
terminal Gadang-Hamid Rusdi terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat,
belum diketahuinya kondisi sosial ekonomi masyarakat sebelum dan sesudah
dipindahnya terminal. Serta dampak akibat perpindahan terminal terhadap
kehidupan sosial ekonomi masyarakat.
Masalah-masalah kebijakan negara dan dampak yang di akibatkan dari
kebijakan tersebut merupakan salah satu kajian dari mata kuliah di program studi
PPKn. Berdasarkan hal tersebut diatas dilakukanlah penelitian tentang” dampak
perpindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi terhadap kehidupan
sosial ekonomi masyarakat sekitar terminal Gadang”.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah maka dapat dirumuskan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Apa yang melatar belakangi dipindahnya terminal Gadang ke terminal Hamid
Rusdi?
9
2. Bagaimana kondisi sosial ekonomi masyarakat sebelum pindahnya terminal
Gadang ke terminal Hamid Rusdi?
3. Bagaimana kondisi sosial ekonomi masyarakat sesudah pindahnya terminal
Gadang ke terminal Hamid Rusdi?
4. Bagaimana dampak dari perpindahan terminal Gadang ke terminal Hamid
Rusdi terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat ?
C. Tujuan Penelitian
1. Menjelaskan latar belakang dipindahnya terminal Gadang ke terminal Hamid
Rusdi?
2. Menjelaskan kondisi sosial ekonomi masyarakat sebelum pindahnya terminal
Gadang ke terminal Hamid Rusdi?
3. Menjelaskan kondisi sosial ekonomi masyarakat sesudah pindahnya terminal
Gadang ke terminal Hamid Rusdi?
4. Menjelaskan dampak dari perpindahan terminal Gadang ke terminal Hamid
Rusdi terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat ?
D. Landasan Teori
1. Mobilitas Sosial
a. Pengertian Mobilitas Sosial
Soedarno (1992:153), “mengemukakan bahwa mobilitas sosial adalah
perpindahan individu-individu dan lapisan atau status sosial yang satu ke lapisan
atau status sosial yang lain”.
Mobilitas sosial adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun
penurunan status dan peran anggotanya. Misalnya, seorang pensiunan pegawai
10
rendahan salah satu departemen beralih pekerjaan menjadi seorang pengusaha
dan berhasil dengan gemilang. Proses keberhasilan ataupun kegagalan setiap
orang dalam melakukan gerak sosial seperti inilah yang disebut mobilitas sosial
(http://id Wikipedia.org/wiki/gerak_sosial, diakses 21 januari 2011).
Menurut soedarno (1992:153) Ada empat tipe mobilitas sosial, yaitu
mobilitas vertikal, mobiltas horizontal, mobilitas antar-generasi dan mobilitas
intra-generasi. Mobilitas vertikal adalah perubahan status individu karena ia
berpindah dari satu lapisan sosial yang satu ke lapisan sosial yang lain, baik yang
lebih tinggi maupun yang lebih rendah. Mobilitas horizontal ialah perpindahan
sosial tanpa perpindahan status dan lapisan sosial. Mobilitas antar generasi ialah
perubahan status yang terjadi di antara generasi satu dengan generasi lainnya.
Sedangkan mobilitas intra-generasi adalah perubahan status sosial kelompok
individu yang terjadi didalam generasi yang sama.
Saluran-saluran bagi gerak sosial (mobilitas) yang vertikal. Gerak sosial
vertikal-didalam masyarakat dengan sistem stratifikasi yang terbuka (open
system atau open society) mempunyai beberapa saluran. Proses gerak sosial
vertikal melalui saluran tadi disebut social circulation (perputaran sosial),
sedangkan salurannya sering disebut social elevator atau (tangga sosial).
Secara umum bisa dikatakan bahwa individu-individu yang berasal dari
lapisan sosio-ekonomis rendah secara relatif tidak memiliki peluang banyak
untuk mencapai mobilitas vertikal naik. Sebaliknya lapisan menengah dan atas
memiliki peluang yang relatif besar. Adapun saluran-saluran untuk mobilitas
vertikal, yang lebih banyak tersedia dilingkungan lapisan menengah dan atas
tadi, dan langka dilingkungan bawah, antara lain adalah : (a) jumlah anggota
11
keluarga yang kecil, (b) tingkat fertilitas atau kesuburan yang relatif rendah, (c)
penundaan perkawinan dan memiliki anak, (d) penundaan bekerja karena
melanjutkan pendidikan, (e) keanggotaan dalam organisasi atau lembaga sosialekonomi-politik yang penting dalam masyarakat, misalnya angkatan bersenjata,
partai politik, himpunan pengusaha bidang tertentu.
Apabila telah disebutkan beberapa saluran untuk mobilitas naik, maka
berikut ini kondisi sosial masyarakat yang bisa menciptakan mobilitas turun
kebawah; (a) jumlah anggota keluarga besar, (b) tingkat fertilitas tinggi, (c)
kawin muda dan memiliki anak dalam usia muda, (d) krisis ekonomi masyarakat
yang menyebabkan sempitnya lapangan kerja.
2. Kebijakan
a. Kebijakan pemerintah
Dalam rangka peningkatan dan pemerataan pembangunan dan hasilhasilnya agar dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat, salah satu
upayanya adalah dengan usaha menumbuhkan perencanaan dari bawah (botton
up planning).
Sebagai pelaksanaan dari kebijakan, dasar pemerintah adalah kebijakan
daerah. Kebijakan daerah ini dapat digunakan bagi daerah tersebut untuk
menentukan arah dan kebijakan pembangunan yaitu:
1) Kebijakan umum daerah, artinya kebijakan yang sifatnya mengatur semua
aspek kehidupan baik yang materiil maupun non-materiil yang membawa
dampak pada kehidupan masyarakat yang lebih baik.
2) Kebijakan sektor maupun regional, kebijakan daerah yang difokuskan untuk
kemajuan masyarakat hanya untuk sektor tertentu saja.
12
3) Kebijakan sektor regional, artinya kebijakan daerah yang sifatnya lebih luas,
tujuannya agar masyarakat bawah dapat bersosialisasi dan mengadakan
hubungan dengan masyarakat diluar daerah untuk kemajuan kehidupan
masyarakat itu sendiri.
Adapaun beberapa alasan pokok pentingnya perencanaan atau program
pembangunan daerah disebutkan sebagai berikut:
1) Untuk membantu pemerintah pusat dalam waktu yang sama mengemukakan
pendapatnya dalam meneliti proyek-proyek yang akan di laksanakan di
daerah tersebut.
2) Untuk menciptakan desentralisasi yang efektif dan selanjutnya menciptakan
administrasi yang lebih efisien.
3) Untuk memberikan pengarahan kepada sektor swasta sehingga mereka dapat
melaksanakan secara efisien dan memberikan sumbangan yang maksimal
terhadap pembangunan ekonomi (Soekirno, 1976:116-117).
Perencanaan pembangunan adalah pengarahan penggunaan sumbersumber pembangunan yang terbatas adanya, untuk mencapai keadaan sosial
ekonomi yang lebih baik dengan cara yang paling efisien. Oleh karena
perencanaan menyangkut tentang apa-apa yang akan dilakukan di masa depan,
maka dalam membuat perencanaan tentunya kita harus pandai-pandai melihat
kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di masa depan.
Sebagai upaya pemerintah untuk menumbuhkan proses perencanaan
pembangunan daerah bawah, maka pada tiap-tiap daerah, baik propinsi maupun
kabupaten dibentuk badan perencanaan pembangunan di daerah.langkah
penyempurnaan administrasi negara tersebut terwujud dalam bentuk membina
13
unit-unit perencana pembangunan di daerah secara langsung yang mulai di rintis
dengan dibentuknya satu unit perencana pembangunan di setiap daerah dengan
sebutan Bappeda.
3. Kebijakan Publik
a. Pengertian Kebijakan Publik
Kebijakan adalah suatu keputusan untuk bertindak yang dibuat atas nama
suatu kelompok sosial, yang memiliki implikasi yang kompleks, dan yang
bermaksud mempengaruhi anggota-anggota kelompok dengan penetapan
sangsi-sangsi (Mayor, 1984:5).
Kebijakan juga dapat didefinisikan sebagai suatu keputusan kehendak atas
nama kolektif untuk mempengaruhi perilaku dari anggota-anggotanya. Oleh
karena itu, penyusunan kebijakan adalah orang tertentu atau kelompok yang
diberi kuasa oleh suatu kolektif untuk membuat suatu keputusan, atau dapat
merupakan tindakan kolektif sebagai suatu badan. Partisipan lain yang juga
terlibat dalam penyusunan kebijakan adalah orang-orang yang bertanggung
jawab dalam melakukan analisis agar sampai pada keputusan kebijakan.
James E. Anderson (dalam Subarsono, 2005:2) mengemukakan kebijakan
publik adalah sebagai kebijakan yang ditetapkan oleh badan-badan aparat
pemerintah. Kebijakan publik dapat dipengarui oleh para aktor dan faktor dari
luar pemerintahan. Harrold Laswell dan Abraham Kaplan (dalam Subarsono,
2005:03) berpendapat bahwa kebijakan publik hendaknya berisi tujuan, nilainilai dan pratika-pratika sosial yang ada dalam masyarakat. Suatu kebijakan
publik tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai dan pratika-pratika sosial
yang ada dalam masyarakat, apabila suatu kebijakan pubilk bertentangan
14
dengan nilai-nilai dan pratika dalam masyarakat maka akan mendapatkan
resistensi ketika diimplementasikan. Sebaliknya kebijakan publik harus mampu
mengakomodasi nilai-nilai dan pratika-pratika yang hidup dalam masyarakat.
Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa pengetahuan tentang kebijakan
publik adalah pengetahuan tentang sebab-sebab, konsekuensi dan kinerja
kebijakan dan program publik. Lingkup kebijakan publik sangat luas karena
mencangkup berbagai sektor atau bidang pembangunan, seperti kebijakan
publik di bidang pendidikan, pertanian, kesejahteraan, transportasi, pertahanan,
dan sebagainya.
4. Dampak Kebijakan
Dampak kebijakan adalah keseluruhan efek yang ditimbulkan oleh suatu
kebijakan dalam kondisi kehidupan nyata (Dye, 1981:52). Menurut Anderson
(1985:50), semua bentuk manfaat dan biaya kebijakan, baik yang langsung
maupun yang akan datang, harus diukur dalam bentuk efek simbolis atau efek
nyata. Output kebijakan adalah berbagai hal yang dilakukan oleh pemerintah.
Kegiatan ini diukur dengan standar tertentu. Angka yang terlihat hanya
memberikan sedikit informasi mengenai outcome atau dampak kebijakan
publik, karena untuk menentukan outcome kebijkan publik perlu diperhatikan
perubahan yang terjadi dalam lingkungan atau sistem politik yang disebut aksi
politik.
Terdapat sejumlah dampak kebijakan yang harus diperhatikan, yakni:
a. Dampak kebijakan terhadap situasi atau kelompok target. Obyek yang
dimaksud sebagai sasaran kebijakan harus jelas. Misalnya masyarakat
15
miskin (berdasarkan kriteria tertentu), para pengusaha kecil, anak-anak
sekolah yang kurang berkecukupan, atau siapa saja yang menjadi sasaran.
b. Efek yang dituju oleh suatu kebijakan juga harus ditentukan. Jika berbagai
kombinasi sasaran tersebut dijadikan fokus analisisnya menjadi lebih rumit
karena prioritas harus diberikan kepada efek yang dimaksud.
c. Terakhir, yaitu perlu juga dipahami, bahwa kebijakan kemungkinan
membawa konsekuensi yang dinginkan atau tidak dinginkan.
5. Kehidupan Sosial Ekonomi masyarakat
a. Masyarakat
Dalam bahasa inggris masyarakat disebut sebagai society, asal katanya
socius yang berarti kawan. Adapun kata”masyarakat” berasal dari bahasa arab,
yaitu syirk, artinya bergaul. Adanya saling bergaul ini tentu karena ada bentukbentuk aturan hidup, yang bukan di sebabkan oleh manusia sebagai
perseorangan, melainkan oleh unsur-unsur kekuatan lain dalam lingkungan
sosial yang merupakan kesatuan.
Menurut Josef (1986:80) Masyarakat adalah kelompok manusia yang
saling berinteraksi yang memiliki prasarana untuk kegiatan tersebut dan adanya
saling keterikatan untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan menurut Krech
(dalam Setiadi, 2007:79) mengemukakan definisi masyarakat sebagai berikut:
“A society is that it is an organized collectivity of interacting people whose
activies become centered around a set of common goals, and who tend to share
common beliefs, attitudes, and of action”. Dan menurut Munandar (1986:26)
Masyarakat merupakan kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu
16
sistem adat istiadat tertentu, yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa
identitas bersama.
Untuk arti yang lebih khusus masyarakat disebut pula kesatuan sosial,
mempunyai ikatan-ikatan kasih sayang yang erat. Mirip jiwa manusia, yang
dapat diketahui, pertama melalui kelakuan dan perbuatannya sebagai
penjelmaannya yang lahir, kedua melalui pengalaman batin dalam roh manusia
perseorangan sendiri. Bahkan memperoleh “superioritas”, merasakan sebagai
sesuatu yang lebih tinggi nilainya dari pada jumlah bagian-bagiannya. Sesuatu
yang “kokoh-kuat”, sesuatu perwujudan peribadi bukan didalam, melainkan
diluar, bahkan diatas kita.
Kesatuan sosial mempunyai kehidupan jiwa seperti adanya ungkapanungkapan jiwa rakyat, kehendak rakyat, kesadaran masyarakat, dan sebagainya.
Dalam hal ini individu berada dibawah pengaruh suatu kesatuan sosial. Jiwa
masyarakat ini merupakan potensi yang berasal dari unsur-unsur masyarakat,
meliputi pranata, status, dan peranan sosial. Pranata sebagai wahana
berinteraksi menurut pola resmi, merupakan sistem norma khusus menata
rangkaian tindakan berpolo mantap guna memenuhi keperluan khusus manusia.
Status atau kedudukan sosial dapat netral, tinggi, menengah, atau rendah.
Hubungannya dengan tindak interaksi dikonsepsikan oleh norma yang menata
seluruh tindakan tadi. Peranan sosial adalah tindakan atau tingkah laku individu
yang mementaskan suatu kedudukan tertentu, bersifat khas, tertentu dalam
berhadapan dengan individu-individu dalam kedudukan lain.
Kemantapan unsur-unsur masyarakat mempengaruhi struktur sosial.
Dalam hal ini struktur sosial digambarkan sebagai adanya molekul-molekul
17
dalam susuanan yang membentuk zat, yang terdiri dari bermacam susunan
hubungan antar individu dalam masyarakat. Maka terjadi integrasi masyarakat
dimana tindakan individu dikendalikan, dan hanya akan nampak bila
diabstrakkan secara induksi dari kenyataan hidup masyarakat yang kongkret.
Strutur sosial yang berperan dalam integrasi masyarakat, hidup langsung
dibelakang individu yang bergerak kongkret menurut polanya. Dapat
menyelami latar belakang seluruh kehidupan suatu masyarakat, dan sebagai
kriteria dalam menentukan batas-batas suatu masyarakat melalui abstraksi dari
kehidupan kekerabatan (sistemnya).
b. Sosial Ekonomi
Kedudukan individu sebagai bagian dari anggota masyarakat, secara
naluriah mempunyai tugas dan fungsi kemasyarakatan yang berbeda
tingkatannya antara individu yang satu dengan yang lainnya sehingga setiap
individu dituntut untuk memenuhi beban dan tanggung jawabnya secara moral.
Namun demikian kedudukan seseorang atau individu dalam suatu masyarakat
tidak selamanya statis, melainkan akan berkembang dan akan mengalami
perubahan seiring dengan perkembangan budaya dan inovasi yang masuk pada
masyarakat itu. Hal itu terjadi melalui perjuangan yang serius dan disertai
dengan pengorbanan.
Seseorang mampu bersikap dan berjuang karena ia mempunyai sesuatu
yang diandalkan, misalnya tingkat pengetahuan yang tinggi. Adapun untuk
dapat memiliki pengetahuan yang tinggi yang mampu mengangkat dirinya ke
jenjang yang lebih tinggi, maka perlu adanya harta dan benda (uang dan
18
barang) yang bernialai ekonomis yang menunjangnya bahkan tidak sedikit
jumlahnya.
Untuk merumuskan pengertian sosial ekonomi dalam masyarakat belum
ada ukuran yang jelas, artinya belum ada patokan-patokan untuk itu, serta
faktor-faktor apa yang dipakai ukuran. Akan tetapi penulis akan
mengemukakan batasan-batasan tentang kondisi sosial ekonomi yang
disampaikan oleh beberapa ahli.
Menurut Poerwodarminto (1984:961), istilah sosial artinya “segala sesuatu
yang mengenai masyarakat”. Istilah ekonomi diartikan oleh Abdurrahman
(1979:383) yang diidentikkan dengan ilmu ekonomi yaitu “suatu ilmu yang
secara sistematis mempelajari usaha-usaha manusia untuk memperoleh alat-alat
materi untuk memenuhi kebutuhannya”.
Dengan berpihak pada pendapat tentang sosial dan digabungkan dengan
unsur-unsur ekonomi yang merupakan komponen penilaian kondisi sosial
ekonomi diharapkan akan dapat memberikan pengertian yang jelas unsur-unsur
yang menjadi kriteria penentuan sosial ekonomi terutama pada seseorang yang
telah berkeluarga. Sedangkan ekonomi yang menjadi komponen penilaian
sosial ekonomi sebagian tertumpu pada keadaan perekonomian keluarga atau
dapat disebut sebagai kekayaan yang dimiliki.
Dengan demikian dapat disimpulkan apa yang dimaksud dengan sosial
ekonomi, yaitu gambaran tentang keadaan seseorang yang ditinjau dari segi
sosial dan ekonomi atau penilaian masyarakat terhadap seseorang yang
menyangkut prestise dan hubungannya dalam kelompok atau masyarakat
berdasarkan unsur-unsur tertentu. Adapun aspek dari sosial ekonomi antara lain
19
: pendidikan, pekerjaan, pendapatan, beban tanggungan keluarga, interaksi
sosial dan suasana dalam masyarakat. Akan tetapi secara umum kita telah
mengetahui apa yang dimaksud dengan sosial ekonomi beserta unsur-unsurnya
yang menjadi kriteria, namun masih bersifat relatif.
c. Aspek Sosial Ekonomi
Adapun aspek dari sosial ekonomi masyarakat, khususnya mayarakat yang
bertempat tinggal disekitar terminal lama antara lain: pekerjaan (mata
pencaharian), pendidikan ,beban tanggungan keluarga, pendapatan yang
diperoleh, interaksi sosial masyarakat, dan suasana dalam masyarakat.
1) Pekerjaan (Mata Pencaharian)
Winandin Imawan (dalam Sulistyowati, 1999:5) mengatakan seseorang
dikatakan bekerja apabila dalam satu minggu melakukan kegiatan untuk
memperoleh penghasilan atau pendapatan paling sedikit selama satu jam terus
menerus.
Pekerjaan disini dibedakan menjadi 2 yaitu, sebagai pekerjaan pokok dan
sebagai pekerjaan sampingan atau sambilan. Dengan demikian juga halnya
dengan kehidupan masyarakat yang bekerja di terminal, bagi sebagian orang
dijadikan sebagai pekerjaan pokok dalam hidupnya, namun sebagian pula ada
yang menjadiakan profesi sebagai sopir, pedagang, makelar dan lain-lain itu
sebagai pekerjaan sampingan.
Tidak dapat dipungkiri pekerjaan dalam era global ini dihadapkan pada
proses perubahan yang begitu cepat dan rumit. Untuk itu kebutuhan akan
perubahan yang dinamis dalam berbagai hal seperti visi, misi, tujuan dan
sistem berpikir menjadi hal pokok yang harus dimiliki.
20
Memang suatu keberhasilan biasanya didasarkan pada kegagalan yang
pernah dialaminya. Dalam pandangannya mengenai manusia Marx melihat
bahwa manusia adalah makhluk sosial, dimana ia tidak dapat dipisahkan begitu
saja dari lingkungan sosialnya. Bahkan Marx melihat bahwa bekerja adalah
usaha manusia ‘membuktikan’ dirinya bahwa ia adalah makhluk sosial.
Marx sendiri melihat tiga hal penting mengenai pekerjaan. Pertama,
tindakan pekerjaan merupakan sesuatu yang hanya ada pada manusia. Karena
manusia melakukan sebuah tindakan dalam kerangka sebagai objek kehendak
dan juga kesadarannya, hal inilah yang menjadi pembeda manusia dari
binatang dimana binatang melakukan sebuah tindakan dikarenakan naluri
belaka. Kedua, tindakan pekerjaan menjadi sarana manusia untuk
merealisasikan apa yang ada dalam pikirannya.
Pekerjaan menjadi jembatan sosial antar manusia dan dengan demikian
semakin tampak bahwa manusia adalah makhluk sosial. Masyarakat di sekitar
terminal pada umumnya dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi
rumah tangganya, memiliki mata pencaharian yang mayoritas sebagai
pedagang.
2) Pendidikan
Ilmu pengetahuan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan
manusia tanpa mengenal status sosial yang mereka miliki. Pendidikan
sangatlah penting bagi kehidupan manusia, selama manusia itu sendiri mau
meningkatkan kehidupan ke taraf yang lebih baik, pendidikanlah yang sangat
dominan untuk itu. Pendidikan merupakan hal yang paling mendukung
kehidupan manusia yang sejalan dengan meningkatnya daya nalar manusia
21
yang dituntut untuk lebih kreatif dan tanggap terhadap timbulnya masalah yang
ada pada masyarakat.
Menurut Mundzir (2006:54) pendidikan adalah upaya yang sadar
dilakukan untuk meningkatkan kemampuan individu agar dapat menentukan
kehidupan secara mandiri.
Pendidikan dalam UUD 1945 Pasal 31 ayat 1 menyatakan bahwa “Tiaptiap warga negara berhak mendapat pendidikan”. Sedangkan dalam UndangUndang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang Undang-Undang sistem
pendidikan Nasional pasal 11 ayat 1 menjelaskan bahwa pendidikan
dilaksanakan melalui tiga jalur, yaitu pendidikan formal, pendidikan non
formal dan pendidikan informal dimana ketiga jalur tersebut saling melengkapi
dan memperkaya.
Pendidikan formal merupakan satuan pendidikan yang diselenggarakan
melalui sistem persekolahan yang memiliki ciri-ciri antara lain terstruktur
secara mapan, kurikulum diatur secara nasional, memiliki jenjang yang
mengikat, memiliki aturan yang ketat dalam prosedur penerimaan murid baru
(rekrutmen warga belajar), memiliki tata tertib yang ketat dalam proses
belajarnya. Sedangkan pendidikan non formal sebagai lembaga pendidikan
diluar sistem persekolahan merupakan jalur penyeleggaraan pendidikan yang
berbeda dengan pendidikan persekolahan. Jalur penyelenggaraan pendidikan
non formal memiliki ciri-ciri, antara lain: tidak terlalu ketat dalam sistem
pembelajaran, baik dari segi waktu, kurikulum, fasilitator, sumber belajar
maupun tempat pembelajaran. Pendidikan informal memiliki ciri lebih fleksibel
dibanding jalur pendidikan formal dan pendidikan non formal. Jalur pendidikan
22
informal tersebut dapat diselenggarakan oleh berbagai satuan yang ada di
masyarakat sesuai dengan kebutuhan belajar masyarakat.
Menurut Soelaiman Joesoef (2008:79) pendidikan non formal
merupakan pendidikan yang teratur dengan sadar dilakukan tetapi tidak terlalu
mengikuti peraturan-peraturan yang tetap dan ketat. Terdapat empat fungsi
pendidikan yaitu: pengembangan intelektual, pengembangan karakter, latihan
moral dan atau agama, dan latihan sebagai warga negara (Dachnel, 1989:6).
3) Beban Tanggungan Keluarga
Penerapan analisis ekonomi pada struktur dan perubahan penduduk
mengungkapkan bahwa suatu kerugian yang dihadapi negara-negara yang
sedang berkembang jika dibandingkan dengan negara-negara yang maju
terletak pada beban tanggungan yang berat karena tingginya fertilitas. Keluarga
yang mempunyai anak banyak cenderung tidak mampu untuk menabung
sehingga tingkat penanaman modal menjadi rendah (Munir dalam Suyitno,
2000:22).
Amin dan Djojo (dalam Suyitno, 2000:22) menyebutkan bahwa dengan
bertambahnya anggota keluarga berarti tambah konsumen baru dalam rumah
tangga tersebut. Jika kondisi seperti ini tidak di imbangi dengan penambahan
produktifitas dan pendapatan keluarga maka akan dapat berakibat terancamnya
kesejahteraan keluarga. Apabila jumlah angggota keluarga tersebut tumbuh dan
berkembang dengan cepat yang tidak terbatas maka akan membawa
konsekuensi ekonomi yang kurang menguntungkan, karena penambahan
pendapatan tidak sebanding dengan kebutuhan anggota keluarga yang semakin
besar.
23
Secara teoritis semakin besar jumlah penduduk maka semakin besar pula
tingkat konsumsi yang harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari.
4) Pendapatan
Tolak ukur lain aspek sosial ekonomi masyarakat bisa dilihat dari
pendapatan. Pendapatan menurut M. Idrus Abustamam (dalam
Sulistyowati,2005:25) adalah jumlah pendapat nyata berupa uang atau barang
maupun bentuk lainnya yang dinyatakan mulai dihasilkan oleh anggota
keluarga.
Sedangkan menurut Winardi (dalam Sulistyowati, 2005:25) pendapatan
atau penghasilan adalah hasil yang berupa uang atau hasil materi lainnya yang
dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa-jasa manusia secara bebas.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan
pendapatan adalah seluruh hasil yang diperoleh individu selama bekerja.
Penghasilan atau pendapatan bisa berbentuk uang atau barang yang digunakan
untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.
Pendapatan yang dihasilkan dalam suatu keluarga digunakan sebagai
suatu sarana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam sebuah rumah
tangga yang banyak kita jumpai berbagai macamkebutuhan, baik kebutuhan
primer maupun kebutuhan sekunder. Kebutuhan tersebut layak terpenuhi
apabila seseorang mempunyai penghasilan yang cukup. Hidup sejahtera
merupakan dambaan setiap insan manusia oleh karena itu untuk memenuhi
kebutuhan hidup mereka harus bekerja.
24
Menurut Sumardi (dalam Asih, 2006). Pendapatan adalah segala
penghasilan baik berupa uang atau barang yang sifatnya regular dan yang
diterima biasanya sebagai balas jasa atau kontraprestasi.
Pendapatan yang diterima penduduk dapat digolongkan berdasarkan 4
(empat) golongan yaitu:
a. Golongan penduduk berpendapatan rendah, yaitu penduduk yang
berpendapatan < Rp 500.000 perbulan
b. Golongan penduduk berpendapatan menengah, yaitu penduduk yang
berpendapatan rata-rata antara Rp 500.000-Rp 700.000 perbulan
c. Golongan penduduk berpendapatan tinggi, yaitu penduduk yang
berpendapatan rata-rata antara Rp 750.000- < Rp 1.000.000 perbulan
d. Golongan penduduk berpendapatan sangat tinggi yaitu penduduk dengan
pendapatan rata-rata > Rp 1.000.000 perbulan.
5) Interaksi Sosial Masyarakat
Manusia berinteraksi dengan sesamanya dalam kehidupan untuk
menghasikan pergaulan hidup dalam suatu kelompok sosial (Elly Setiadi,
2007:90). Bentuk umum proses-proses sosial adalah interaksi sosial yang dapat
juga dinamakan proses sosial, karena interaksi sosial merupakan syarat utama
terjadinya aktivitas sosial.
Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang
menyangkut hubungan orang perorangan dengan kelompok manusia. Apabila
dua orang bertemu interaksi sosial dimulai, pada saat itu mereka saling
menegur, berjabat tangan atau bahkan mungkin berkelahi. Aktivitas-aktivitas
25
semacam itu merupakan bentuk interaksi sosial. Untuk terjadinya suatu
interaksi sosial diperlukan adanya syarat-syarat yang harus ada, yaitu:
a) Adanya kontak sosial
Kata kontak berasal dari bahasa latin “con” yang artinya bersama-sama
dan “tanga” yang berarti menyentuh. Jadi secara harfiah kontak berarti
“bersama-sama menyentuh”. Kontak sosial ada yang bersifat positif dan ada
yang bersifat negativ. Kontak sosial yang bersifat positif dapat mengarahkan
pada suatu kerja sama, sedangkan kontak yang bersifat negatif dapat
mengarahkan seseorang pada suatu pertentangan bahkan dapat menyebabkan
tidak terjadinya interaksi sosial.
b) Adanya Komunikasi
Komunikasi adalah proses menyampaikan pesan dari satu pihak ke pihak
lain sehingga terjadi pengertian bersama. Dalam komunikasi terdapat dua
pihak yang terlibat, pihak yang menyampaikan pesan disebut komunikator dan
pihak penerima pesan disebut komunikasi.
Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerjasama (cooperation),
persaingan (competation), dan pertentangan (conflict). Suatu keadaan dapat
dianggap sebagai bentuk keempat dari interaksi sosial, keempat bentuk pokok
dari interaksi sosial tersebut tidak perlu merupakan kontinuitas dalam arti
bahwa interaksi itu dimulai dengan adanya kerjasama yang kemudian menjadi
persaingan serta memuncak menjadi pertikaian untuk akhirnya sampai pada
akomodasi.
26
6) Suasana dalam Masyarakat
Suasana dalam kehidupan masyarakat dipengaruhi oleh keadaan
lingkungan di sekitarnya. Lingkungan keluarga dan masyarakat adalah
lingkungan yang mendominasinya. Suasana dalah hidup masyarakat ini terbagi
dalam dua macam suasana yaitu suasana baik dan buruk.
Salah satu suasana yang ada dalam masyarakat adalah rasa aman. Rasa
aman menurut kamus pelajar (Hardaniwati 2003:24) aman adalah bebas dari
bahaya, bebas dari gangguan kejahatan, terlindung atau tersembunyi.
Rasa aman yang dirasakan manusia bersifat relatif. Karena setiap manusia
mempunyai batasan tersendiri dalam menentukan suasana yang sesuai dengan
situasi dan kondisi saat itu.
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
banyak pihak, antara lain sebagai berikut:
1. Bagi Pemerintah Kota Malang
Sebagai bahan masukan kepada Pemerintah setempat mengenai dampak
sosial ekonomi akibat dilakukannya pemindahan terminal Gadang ke terminal
Hamid Rusdi dan memberikan rekomendasi mengenai kondisi, situasi dan
dampak yang sebenarnya terjadi akibat pemindahan terminal khususnya
terhadap aktivitas sosial ekonomi masyarakat.
2. Bagi masyarakat
Untuk memberikan pengertian yang mendalam dalam persoalan dampak
kebijakan pemindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi agar
masyarakat mengerti dan memahami tentang maksud dan tujuan dari
27
pemindahan terminal guna mencapai kesejahteraan masyarakat di sekitar
terminal.
3. Jurusan PKn
Sebagai bahan dokumentasi dan menambah perbendaharaan bahan
pustaka guna menunjang materi perkuliahan.
4. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengetahuan
tentang keadaan sosial ekonomi masyarakat dan kebijakan apa saja yang
dilakukan oleh pemerintah daerah untuk mensejahterakan masyarakat
5. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan
a) Menambah kepustakaan karya ilmiah yang membahas tentang dampak
perpindahan terminal Gadang ke Hamid Rusdi terhadap kehidupan sosial
ekonomi masyarakat
b) Sebagai landasan untuk mengembangkan penelitian sejenis pada masa yang
akan datang agar memperoleh hasil yang lebih sempurna.
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian mengenai Dampak Perpindahan Terminal Gadang ke Hamid
Rusdi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat ini menggunakan
pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif berusaha mengungkapkan gejala
secara menyeluruh dan sesuai dengan konteks (holistic-kontekstual) melalui
pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai
instrumen kunci, penelitian ini bersifat deskriptif dan cenderung mengunakan
analisis dengan pendekatan induktif
Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang
berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan
masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran
kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan
melakukan studi pada situasi yang alami. Bogdan dan Taylor (Moleong, 2009:5)
mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orangorang dan perilaku yang diamati.
Pendekatan kualitatif mengarah pada metode penelitian deskriptif, dimana
data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan angka. Pendekatan
kualitatif diarahkan pada latar dan individu secara utuh, dan mempunyai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif. Peneliti mengadakan sendiri
pengamatan atau wawancara terhadap subjek dan objek penelitian. Oleh karena
itu peneliti tetap memegang peranan utama sebagai alat penelitian. Untuk itu
28
29
peneliti terjun sendiri kelapangan dan terlibat langsung untuk mengadakan
observasi dan wawancara terhadap objek atau subjek, dan masyarakat sebagai
informan kunci dalam penelitian ini.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus.
Studi kasus yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan
mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu (Surhasimi,
2002:120). Penelitian studi kasus merupakan suatu tipe pendekatan yang
dilakukan secara intensif, mendalam dan komperehensif yang menjelaskan
kasus-kasus tertentu. Menurut Bungin (2008:104) mengemukakan bahwa data
kasus hanya berlaku untuk kasus tertentu serta tidak bertujuan untuk di
generalisasikan atau menguji hipotesis tertentu.
Jenis penelitian kualitatif yang digunakan adalah studi kasus karena
penelitian ini berusaha mengungkapkan kasus yang ada di masyarakat sekitar
terminal yang menjadi korban dari pindahnya terminal Gadang ke terminal
Hamid Rusdi. Jenis penelitian ini dipakai didasarkan atas pertimbangan bahwa
untuk mendapatkan data tentang kehidupan sosial ekonomi masyarakat,
diperlukan penelitian yang intensif dan terperinci dan memanfaatkan berbagai
sumber bukti, sehingga dapat memperoleh data yang akurat dan dapat
dipertanggung jawabkan.
B. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian kualitatif, peneliti berkedudukan sebagai perencana,
pelaksana pengumpul data, analisis, penafsiran data, dan pada akhirnya menjadi
pelapor hasil penelitiannya (Moleong, 2009:168). Peneliti juga sebagai instrumen
pengumpul data yaitu sebagai alat pengumpul data yang diperlukan untuk
30
memperoleh informasi data dari sumber data secara langsung dilokasi penelitian,
dalam jangka waktu yang telah di tentukan. Dalam istilah lain dalam penelitian
kualitatif peneliti sebagai insrtumen utama penelitian, karena menjadi pelaksana
semua proses penelitian, sehingga kehadiran peneliti sangat penting dan
menentukan dalam keberhasilan penelitian.
Penelitian kualitatif senantiasa berhubungan dengan subjeknya. Hubungan
yang memerlukan kualitas pribadi terutama pada waktu proses wawancara
terjadi. Pada dasarnya, peneliti itu hendaknya memiliki sejumlah kualitas pribadi
sebagai berikut: toleran, sabar, menunjukkan empati, menjadi pendengar yang
baik, manusiawi, dan bersikap terbuka.
Supaya kehadiran peneliti tidak menimbulkan persepsi negatif, maka
peneliti memberitahukan identitas atau status peneliti kepada pihak yang menjadi
nara sumber atau informan, diantaranya adalah masyarakat Gadang yang ada
kaitannya dengasn terminal yaitu dengan ibu Indri salah satu pemilik rumah
makan, ibu Lia yang mempunyai usaha toko yang melayani kebutuhan seharihari, bapak Muhammad Anis Januar, ST.MT Kepala sub bidang prasarana dan
sarana Bappeda Kota Malang, selain itu juga kepada para pedagang yang
berdagang di sekitar terminal gadang yaitu ibu Suhartini seorang pedagang
asongan, ibu Rokhimah yang berdagang aneka makanan ringan dan minuman,
bapak Warisan pedagang buah, ibu Yayuk pedagang makanan, mas Musani
pedagang buah, ibu Diah pemilik kounter hp sekaligus pedagang buah, dan
kepada makelar yaitu bapak Khoirul Anam yang merangkap sebagai makelar
sekaligus sopir angkutan umum, dan bapak Giman, wawancara juga dilakukan
31
kepada tukang becak yaitu bapak Agus, bapak Anwar, dan bapak Gio dan para
sopir yaitu bapak Ponidi, mas Agus, mas Eko dan bapak Slamet.
Peneliti dalam pengumpulan data dilapangan berperan sebagai pengamat
pada saat pengambilan data utama berupa wawancara secara langsung dengan
masyarakat dalam kaitannya dengan keadaan sosial ekonomi sebelum pindahnya
terminal dan sesudah pindahnya terminal. Peneliti juga bertindak sebagai
pengamat dilapangan untuk dapat mengungkap perubahan keadaan sosial
ekonomi sebelum dan sesudah terminal dipindah.
Kehadiran peneliti dilapangan adalah untuk mengumpulkan data secara
tepat dan lengkap dari kasus yang di angkat dengan menggunakan metode
wawancara, observasi dan dokumentasi tentang dampak sosial ekonomi
masyarakat akibat perpindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi, selain
itu kehadiran peneliti juga meninjau dokumentasi atau arsip. Berkaitan dengan
kehadiran peneliti, dalam penelitian ini ada empat tahap yang dilakukan, antara
lain :
1. Penelitian pendahuluan, adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
kondisi terminal Gadang dan terminal Hamid Rusdi serta mencari data atau
gambaran umum dari kasus yang dikaji.
2. Penelitian lapangan (wawancara dan observasi), adalah penelitian terhadap
hal-hal yang mendasar dan spesifik berkaitan dengan permasalahan yang
dikaji. Permasalahan yang dikaji tersebut ditanyakan kepada informan
diantaranya adalah masyarakat Gadang yang ada kaitannya dengan terminal
yaitu dengan ibu Indri salah satu pemilik rumah makan, ibu Lia yang
mempunyai usaha toko yang melayani kebutuhan sehari-hari, bapak
32
Muhammad Anis Januar, ST.MT Kepala sub bidang prasarana dan sarana
Bappeda Kota Malang, selain itu juga kepada para pedagang yang berdagang
di sekitar terminal gadang yaitu ibu Suhartini pedagang asongan, ibu
Rokhimah berdagang aneka makanan ringan dan minuman, bapak Warisan
pedagang buah, ibu Yayuk pedagang makanan, mas Musani pedagang buah,
ibu Diah pemilik counter hp sekaligus pedagang buah, dan kepada makelar
yaitu Bapak Khoirul anam yang merangkap sebagai makelar sekaligus sopir
angkutan umum, dan bapak Giman, wawancara juga dilakukan kepada
tukang becak yaitu bapak Agus, bapak Anwar, dan bapak Gio dan para sopir
yaitu bapak Ponidi, mas Agus, mas Eko dan bapak Slamet.
3. Penelitian lanjutan, adalah penelitian terhadap hal-hal yang belum terungkap
pada tahap penelitian sebelumnya. Disini peneliti melakukan wawancara
langsung dengan subjek yang diteliti yaitu para masyarakat yang ada
kaitannya dengan terminal mengenai sosial ekonomi sebelum dan sesudah
dipindahnya terminal.
4. Penelitian akhir, adalah penelitian yang dilakukan untuk memperbaiki dan
menyempurnakan data yang sudah ada sebelum melakukan penyusunan akhir
dan mengkonfirmasikan kembali kepada subjek penelitian.
C. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi penelitian di Kota Malang,
lebih tepatnya di terminal Gadang yang berada di JL.Kolonel Sugiono Kelurahan
Gadang Kec.Sukun dan terminal Hamid Rusdi yang berada di JL. Mayjen
Sungkono Kelurahan Wonokoyo Kec. Kedungkandang. Subjek penelitiannya
adalah masyarakat Gadang yang ada kaitannya dengan terminal seperti pedagang
33
yang berdagang di sekitar terminal Gadang, sopir, tukang becak serta makelar,
dan kepada Bappeda Kota Malang. Adapun alasan peneliti mengambil lokasi di
terminal Gadang ini dikarenakan perpindahan itu di duga mengakibatkan
terjadinya perubahan yang lebih besar pada masyarakat di sekitar terminal
Gadang di bandingkan dengan masyarakat di sekitar terminal Hamid Rusdi
karena di sekitar Hamid Rusdi masih jarang penduduk.
D. Sumber Data
Untuk mendapatkan informasi atau gambaran dari jawaban penelitian,
maka akan dibutuhkan data. Menurut Lofland dan Lofland (dalam Moleong,
2009: 157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan
tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.
Berkaitan dengan sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini
yaitu dapat berupa manusia, peristiwa, sumber data tertulis, foto, dan statistik.
1. Manusia
Sumber data manusia yaitu orang-orang yang dapat memberikan informasi
tentang masalah penelitian. Sumber data ini dikenal dengan istilah informan.
Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data manusia (informan) yaitu antara
lain adalah masyarakat Gadang yang ada kaitannya dengan terminal yaitu dengan
ibu Indri salah satu pemilik rumah makan, ibu Lia yang mempunyai usaha toko
yang melayani kebutuhan sehari-hari, bapak Muhammad Anis Januar, ST.MT
Kepala sub bidang prasarana dan sarana Bappeda Kota Malang, selain itu juga
kepada para pedagang yang berdagang di sekitar terminal gadang yaitu ibu
Suhartini pedagang asongan, ibu Rokhimah berdagang aneka makanan ringan dan
minuman, bapak Warisan pedagang buah, ibu Yayuk pedagang makanan, mas
34
Musani pedagang buah, ibu Diah pemilik counter hp sekaligus pedagang buah,
dan kepada makelar yaitu bapak Khoirul Anam yang merangkap sebagai makelar
sekaligus sopir angkutan umum, dan bapak Giman, wawancara juga dilakukan
kepada tukang becak yaitu bapak Agus, bapak Anwar, dan bapak Gio dan para
sopir yaitu bapak Ponidi, mas Agus, mas Eko dan mapak Slamet.
Penentuan informan dalam kegiatan pengumpulan data ini dilakukan
secara purposive yang disesuaikan dengan tujuan penelitian kualitatif. Menurut
pendapat Sutopo (1998) penggunaan teknik purposive adalah peneliti cenderung
memilih informan yang dianggap mengetahui permasalahan dalam penelitian ini
yaitu tentang kehidupan sosial ekonomi masyarakat Gadang.
2. Peristiwa
Sumber data peristiwa dapat berupa peristiwa-peristiwa yang terjadi pada
aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat sekitar terminal Gadang dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Sumber tertulis
Sumber tertulis dapat dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, dan
dokumen resmi.
a. Sumber buku dan majalah ilmiah dapat berupa buku, skripsi, tesis atau
disertasi, jurnal dan lain-lain. Sumber ini dipakai peneliti sebagai pedoman
dan landasan teori dalam menulis skripsi dan melakukan penelitian.
b. Dokumen resmi, biasanya terdapat pada instansi-instanti pemerintah setempat
(tempat dilakukannya penelitian) yaitu kantor Kelurahan Gadang dan Bappeda
Kota Malang. Dokumen resmi ini berupa data profil Kelurahan Gadang dan
SK wali kota tentang perpindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi.
35
4. Foto
Menurut Bogdan dan Biklen (dalam Moleong, 2009: 160) ada dua kategori
foto yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian kualitatif, yaitu foto yang
dihasilkan orang lain dan foto yang dihasilkan oleh peneliti sendiri. Dalam hal ini,
foto yang digunakan adalah foto yang dihasilkan oleh peneliti sendiri ketika
melakukan penelitian di terminal Gadang. Yaitu foto mengenai aktifitas
masyarakat Gadang.
E. Prosedur Pengumpulan Data
Ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
kualitatif. Teknik yang digunakan adalah: (1) pengamatan partisipasi
(partisipatory observation), (2) wawancara mendalam (in depth interview), dan
analisis dokumen (documentation).
1. Observasi
Langkah pertama yang biasa dilakukan dalam proses pengumpulan data
kualitatif adalah mengadakan pengamatan atau observasi. Observasi merupakan
dasar memperoleh fakta, sebelum menggunakan teknik pengumpulan data
lainnya.
Ada tiga sasaran yang diperhatikan dalam proses mengadakan
pengamatan, yaitu informasi, konteks dan waktu. Informasi mengacu pada
sasaran apa yang diamati, konteks mengacu pada hal-hal yang berkaitan dengan
sekitarnya. Waktu berkaitan dengan saat peristiwa terjadi.
Observasi yang diselidiki adalah observasi langsung terhadap semua yang
berhubungan dengan sosial ekonomi masyarakat Gadang.
2. Wawancara Mendalam
36
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan
terwawancara yang memberikan jawaban (Moleong, 2009: 186). Melalui
wawancara mendalam diketahui tentang apa yang terkandung dalam pikiran/hati
orang, pandangan orang tentang sesuatu, makna dibalik perkataan atau hal-hal
lain yang tidak diketahui melalui observasi.
Proses pelaksanaan wawancara mendalam dalam penelitian kualitatif harus
dilakukan secara efektif. Pendekatannya harus dimulai dari pendekatan informal
yang mengandung unsur spontanitas, kesantaian dan keakrapan. Dengan
demikian akan lebih bisa diterima oleh sasaran penelitian.
Untuk memperoleh data atau informasi yang relevan, maka dalam
mengadakan wawancara bisa menggunakan rancangan atau lembaran garis-garis
pokok masalah yang dijadikan pegangan dalam pembicaraan. Urutan pertanyaan
dalam proses wawancara harus dilakukan secara efektif. Peneliti sebaiknya tidak
memulai dengan pertanyaan yang kontroversial atau sensitif yang bisa
menimbulkan pertentangan, tetapi justru memulai dari pertanyaan santai yang
bisa menjalin keakrapan. Dalam proses mengajukan pertanyaan peneliti juga
tidak diperbolehkan mempengaruhi. Peneliti harus bersifat netral agar bisa
mendapatkan data atau informasi yang benar.
Wawancara dilakukan pada masyarakat sekitar terminal Gadang antara
lain adalah masyarakat Gadang yang ada kaitannya dengan terminal yaitu dengan
ibu Indri salah satu pemilik rumah makan, ibu Lia yang mempunyai usaha toko
yang melayani kebutuhan sehari-hari, bapak Muhammad Anis Januar, ST.MT
Kepala sub bidang prasarana dan sarana Bappeda Kota Malang, selain itu juga
37
kepada para pedagang yang berdagang di sekitar terminal Gadang yaitu ibu
Suhartini pedagang asongan, ibu Rokhimah berdagang aneka makanan ringan
dan minuman, bapak Warisan pedagang buah, ibu Yayuk pedagang makanan,
mas Musani pedagang buah, ibu Diah pemilik counter hp sekaligus pedagang
buah, dan kepada makelar yaitu bapak Khoirul Anam yang merangkap sebagai
makelar sekaligus sopir angkutan umum, dan bapak Giman, wawancara juga
dilakukan kepada tukang becak yaitu bapak Agus, bapak Anwar, dan bapak Gio
dan para sopir yaitu bapak Ponidi, mas Agus, mas Eko dan bapak Slamet tentang
kondisi sosial ekonomi mereka sebelum dan sesudah perpindahan terminal
Gadang ke terminal Hamid Rusdi. Kemudian wawancara juga dilakukan kepada
Bappeda Kota Malang tentang latar belakang perpindahan Terminal Gadang ke
Terminal Hamid Rusdi.
3. Analisis Dokumen
Dalam proses melakukan penelitian kualitatif, meskipun sebagian besar
data diperoleh dari sumber manusia, namun ada sumber data yang bersifat non
manusia di antaranya adalah dokumen, foto, dan arsip. Dengan demikian dalam
proses penelitian kualitatif, meskipun banyak menggunakan metode observasi
dan wawancara mendalam, namun juga diperlukan menggunakan metode lain
yang relevan dengan sumber datanya yaitu metode analisis dokumen.
Ada beberapa jenis bahan dokumen, antara lain dokumen yang berupa
tulisan pribadi, dokumen resmi, foto ataupun bahan statistik. Tulisan pribadi bisa
berupa surat-surat, biografi, atau buku harian. Sedangkan dokumen resmi bisa
berupa notula rapat, laporan, peraturan, anggaran dasar atau format-format isian.
Dokumen-dokumen ini bisa dijadikan nara sumber bagi peneliti untuk menjawab
38
pertanyaan penelitian yang diajukan. Bahan-bahan dokumen ini tidak selalu
obyektif, tetapi peneliti bisa mengambil gambaran dari latar subyektifitasnya.
Disini peneliti menjadikan dokumen resmi seperti Surat Keputusan dari
Wali Kota tentang perpindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi
sebagai salah satu nara sumber untuk menjawab rumusan masalah yang di
ajukan. Selain SK dari Wali Kota peneliti juga mengambil foto-foto yang
berhubungan dengan kondisi terminal dan perilaku masyarakat dalam kehidupan
sehari-hari.
Foto dapat memberikan bahan deskriptif mengenai situasi pada saat
tertentu. Foto lama memerlukan pengetahuan tentang latar keadaan saat foto itu
diambil agar bisa memahami secara tepat. Bahan statistik yang tersedia, juga bisa
memberikan banyak informasi. Peneliti kualitatif juga bisa memanfaatkan bahanbahan statistik untuk mempertajam jawaban pertanyaan penelitian yang
diajuakan.
F. Analisis Data
Bogdan & Biklen (Moleong,2009:248) mengemukakan bahwa analisis
data merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting
dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada
orang lain.
1. Proses Analisis Data
Secara umum, ada tiga langkah yang dilakukan dalam proses analisis data,
yaitu (a) reduksi data, (b) display data, dan (c) verivikasi kesimpulan.
39
a. Reduksi data
Reduksi data merupakan kegiatan memilih data yang tepat. Data yang
masuk, baik dari hasil catatan aktual di lapangan, hasil wawancara, hasil
rekaman, ringkasan data, atau hasil data lainnya perlu direduksi sesuai dengan
pertanyaan-pertanyaan penelitian dan kasus-kasus yang ada.
b. Display Data
Display data merupakan perakitan informasi yang terorganisir yang
memungkinkan penarikan kesimpulan. Serangkaian data yang sudah direduksi
merupakan dasar untuk berfikir tentang makna. Display-display yang lebih
terpusat bisa mencakup ringkasan terstuktur, sinopsis, sketsa seperti jaringan
atau diagram, dan matriks-matriks.
c. Verifikasi data
Menarik atau memverifikasi kesimpulan merupakan kegiatan untuk
menarik makna dari data yang ditampilkan. Ada banyak cara yang dilakukan
dalam memverifikasi data, antara lain dengan cara membandingkan, membuat
pola-pola, mengelompokkan, menelaah kasus negatif, dan memeriksa hasilhasil dengan responden.
Ketiga tahap kegiatan tersebut dapat digambar sebagai berikut:
40
Pengumpula
n data
Reduksi
data
Display
data
Kesimpulan/
verifikasi
Gambar 3.2: Analisis dan model interaktif
Sumber : Miles dan Huberman, 1992:20
Berdasarkan gambaran tersebut diatas, dapat diketahui proses analisis data
yang dilakukan dalam penelitian kualitatif. Proses pengumpulan data dan analisis
data dilakukan dalam suatu siklus khusus dan berlangsung sepanjang penelitian
dilaksanakan.
G. Pengecekan Keabsahan Temuan
Untuk memperoleh kesimpulan yang tepat dalam penelitian kualitatif,
maka perlu didukung dengan data yang tepat. Dalam metode penelitian dikenal
adanya empat (4) kriteria kepercayaan penelitan, yaitu kredibilitas,
transferabilitas, dependabilitas dan konfirmabilitas data.
1. Kredibilitas
Kredibilitas dalam penelitian kualitatif menggambarkan kesesuaian konsep
peneliti dengan konsep yang ada pada sasaran penelitian.Ada beberapa langkah
yang perlu dilakukan untuk bisa memperoleh kredibilitas data. Langkah-langkah
tersebut adalah dengan cara: (a) memperpanjang waktu pengamatan/penelitian,
(b) mengadakan pengamatan secara terus menerus, (c) mengadakan trianggulasi,
41
(d) menganalisis data negatif, (e) menggunakan bahan referensi, dan (f)
mengadakan member check.
Salah satu faktor kelemahan penelitian kualitatif adalah kesalahan dalam
menelaah data yang terjadi dalam waktu berbeda dan situasi berbeda. Dengan
memperpanjang waktu penelitian, akan bertambah banyak mendapat informasi
dan semakin tepat kesimpulan data yang diperoleh.
Ketepatan data juga bisa diperoleh dengan melakukan pengamatan secara
terus menerus. dengan pengamatan secara terus menerus peneliti dapat
memperhatikan sasaran secara cermat, terinci dan mendalam.
Kredibilitas data juga bisa diperoleh dengan melakukan trianggulasi data
adalah mengecek kebenaran data dengan membandingkan data dari sumber lain.
Ada 2 (dua) jenis trianggulasi, yaitu trianggulasi data dan trianggulasi
metodologi.
Menganalisis data yang negatif merupakan langkah untuk memantapkan
kesimpulan data yang diperoleh. Dengan menemukan dan menganalisis data
yang negatif akan bisa memperoleh gambaran yang lebih luas dan tepat.
Menggunakan bahan referensi secara tepat juga bisa meningkatkan
kredebilitas data. Bahan referensi baik itu berupa rekaman tape, video tape, atau
bahan dokumentasi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kepercayaan
kebenaran data.
Salah satu langkah lain yang bisa digunakan untuk meningkatkan
kredebilitas data adalah melalui member check. Pada akhir pengambilan data,
peneliti bisa mengembalikan ke sasaran penelitian untuk mengecek kebenaran
data yang diperoleh. Kebenaran data juga bisa diperkuat dengan membicarakan
42
bersama peneliti atau sumber informan lain yang mengetahui tentang
permasalahan yang dikaji.
2. Transferabilitas
Transferabilitas merupakan keteralihan temuan penelitian ke latar yang
lain yang memiliki karakteristik yang sama. Dalam penelitian kualitatif suatu
hasil penelitian tidak bisa digeneralisasikan, tetapi yang bisa dilakukan hanya
kemungkinan bisa ditransfer ke latar lain yang memiliki konteks dan situasi yang
sama. Peneliti tidak bisa menjamin validitas eksternal. Nilai transfer seluruhnya
tergantung pada kesamaan karakteristik latar.
3. Dependabilitas
Dependabilitas dalam penelitian kualitatif banyak tergantung pada
kemampuan peneliti. Peneliti merupakan instrumen penelitian. Tingkat
dependebilitas data tergantung dari keandalan peneliti dalam mengambil data.
Dependabilitas dapat dicapai dengan cara mengadakan audit trail, yaitu
suatu usaha untuk memeriksa proses penelitian termasuk data dan sumber
datanya dari awal sampai akhir. Beberapa bahan yang perlu dipersiapkan dan
ditelaah dalam proses audit trail adalah data mentah, hasil analisis data, hasil
sintesa data, dan catatan mengenai proses yang digunakan baik metodologi,
desain, strategi, prosedur, rasional maupun usaha-usaha agar hasil penelitian
terpercaya.
4. Konfirmabilitas
konfirmabilitas dalam penelitian kualitatif, konfirmabilitas dicapai dengan
berusaha memperkecil faktor subyektifitas peneliti. Peneliti harus berusaha
menjauhi segala kemungkinan bias atau prasangka pada dirinya yang disebabkan
43
oleh latar belakang hidup, latar belakang pendidikan, agama, kesukuan, status
sosial dan sejenisnya. Untuk memperoleh nilai konfirmabilitas ini, juga bisa
dilakukan dengan menginformasikan dengan peneliti lain yang mengetahui
sasaran penelitian. Melalui proses konfirmasi ini diharapkan bisa memperoleh
hasil yang lebih tepat.
H. Tahap-tahap Penelitian
Tahap-tahap penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah (1)
tahap persiapan, (2) tahap pelaksanaan, (3) Tahap penyelesaian, sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Menyusun rancangan penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rancangan suatu penelitian
kualitatif berupa proposal penelitian yang berisi latar belakang masalah dan
alasan pelaksanaan penelitian, rumusan masalah penelitian, pemilihan
lapangan penelitian, penentuan jadwal penelitian, rancangan pengumpulan
data, rancangan prosedur analisis data, rancangan perlengkapan yang
diperlukan dalam penelitian, rancangan pengecekan kebebasan data.
b. Studi eksplorasi
Studi eksplorasi merupakan kunjungan ke lokasi penelitian sebelum
penelitian dilaksanakan, dengan maksud dan tujuan berusaha mengenal
segala unsur lingkungan sosial, fisik, dan keadaan alam lokasi penelitian.
Peneliti melakukan studi eksplorasi atau melakukan kunjungan ke terminal
lama dan terminal baru, kemudian ditindaklanjuti sebelum penelitian
mengajukan surat ijin penelitian.
c. Perijinan
44
Sehubungan dengan penelitian yang dilakukan di luar kampus, maka
untuk menjaga kelancaran pelaksanaan penelitian ini, peneliti memerlukan
ijin dengan prosedur sebagai berikut: Permintaan surat pengantar dari
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang dan kemudian ke Bakesbang
Kota Malang sebagai permohonan ijin penelitian yang diajukan kepada pihak
Bappeda Kota Malang.
d. Penyusunan instrumen penelitian
Kegiatan dalam penyusunan instrumen penelitian meliputi, (1)
Penyusunan daftar pertanyaan untuk wawancara, (2) pencatatan dokumen
yang diperlukan. Untuk memudahkan jalannya penelitian sebelum peneliti ke
lapangan, peneliti membuat daftar pertanyaan untuk wawancara, dan lembar
pencatatan dokumen yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat sekitar
terminal, baik dari segi sosial maupun ekonominya.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pengumpulan data
Dalam tahap ini, peneliti mengumpulkan data hasil wawancara,
observasi, dan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan kondisi sosial
ekonomi masyarakat Gadang, para sopir, pedagang, tukang becak, serta
makelar.
b. Pengolahan data
Pengolahan data dari hasil pengumpulan data yang berkaitan dengan
penelitian ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam analisis data.
45
c. Analisis data
Setelah data terkumpul dan tersusun, kemudian data dianalisis dengan
teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu mengemukakan gambaran terhadap
apa yang telah diperoleh selama pengumpulan data. Hasil analisis data
diuraikan dalam paparan data dan temuan penelitian.
d. Menarik kesimpulan
Setelah data dianalisis, langkah selanjutnya adalah menarik kesimpulan.
Kesimpulan yang diambil sesuai dengan data yang telah terkumpul, dan
analisis yang telah dilakukan dengan seobjektif mungkin.
3. Tahap Penyelesaian
Tahap penyelesaian merupakan tahap terakhir dari penelitian, semua data
yang telah diolah dan dianalisis oleh penulis dituangkan dalam bentuk karya
tulis yang berjudul “Dampak Perpindahan Terminal Gadang Ke Hamid Rusdi
Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat”.
BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Dalam bab ini berisi deskripsi mengenai data tentang: (1) Gambaran
umum Kelurahan Gadang Kota Malang (2) Latar belakang pindahnya terminal
Gadang ke terminal Hamid Rusdi (3) Keadaan sosial ekonomi masyarakat
sebelum perpindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi (4) Keadaan
sosial ekonomi masyarakat sesudah perpindahan terminal Gadang ke terminal
Hamid Rusdi (5) Dampak perpindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi
terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat .
A. Paparan Data
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Letak Kelurahan Gadang
Kelurahan Gadang merupakan salah satu Kelurahan di Kota Malang, lebih
tepatnya terletak sekitar 2 km dari ibu kota kabupaten/kota. Kelurahan Gadang
mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut: sebelah utara adalah Kelurahan
Ciptomulyo Kecamatan Sukun, sebelah selatan adalah Kelurahan Kebonsari
Kecamatan Sukun, sebelah barat adalah Kelurahan Bandung Rejosari Kecamatan
Sukun, dan sebelah timur adalah Kelurahan Bumi Ayu Kecamatan
Kedungkandang.
Kelurahan Gadang secara geografis terletak antara 112,06°-112,07° bujur
timur dan 7,06°-8,02° lintang selatan, Kelurahan Gadang terletak pada ketinggian
435 meter dari permukaan laut dan bersuhu sekitar 27° C - 30° C, dan banyaknya
curah hujan adalah 2600 mm/th.
46
47
b. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk laki-laki di
Kelurahan Gadang adalah 9.284 jiwa, sedangkan jumlah penduduk perempuan
adalah 9.497 jiwa. Jadi dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk di Kelurahan
Gadang tahun 2010 adalah berjumlah 18.781 jiwa penduduk.
c. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Penduduk Kelurahan Gadang Kota Malang rata- rata bermata
pencaharian sebagai pedagang, namun demikian juga didominasi dengan
pekerjaan sebagai buruh industri dan pengrajin industri kecil. Selain itu pekerjaan
lain yang ada juga masih beragam di Kelurahan Gadang tersebut. Berdasarkan
Profil Kelurahan Gadang Tahun 2010, mata pencaharian masyarakat dapat di
uraikan sebagai berikut:
Tabel 3.3 Mata Pencaharian Masyarakat Kelurahan Gadang
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Jenis mata pencaharian
Petani pemilik tanah
Petani penggarap tanah
Buruh tani
Pengusaha sedang/besar
Pengrajin/industri kecil
Buruh industry
Buruh bangunan
Pedagang
Pengangkutan
Pegawai negeri sipil (PNS)
ABRI
Pensiunan (ABRI/PNS)
Jumlah (jiwa)
305
100
50
400
2000
2500
2000
10.000
550
235
130
150
Jumlah
18.420
Sumber: Kelurahan Gadang
d. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan
Berdasarkan Profil Kelurahan Gadang Tahun 2010, pendidikan
masyarakat Gadang dapat di uraikan sebagai berikut:
48
Tabel 3.4 Pendidikan Masyarakat Gadang
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Pendidikan
Belum sekolah
Tidak tamat sekolah dasar
Tamat SD/sederajat
Tamat SLTP/sederajat
Tamat SLTA/sederajat
Tamat akademi /sederajat
Tamat perguruan tinggi /sederajat
Buta huruf
Jumlah
Jumlah (jiwa)
4010
105
5585
4355
3905
513
277
21
18771
Sumber : Kelurahan Gadang
Berdasarkan dari uraian data di atas dapat diketahui bahwa rata-rata
penduduk di Kelurahan Gadang menurut pendidikannya didominasi dengan
lulusan SD sederajat dan SLTP sederajat, namun masyarakat yang buta huruf
hanya berjumlah 21 orang. Jadi rata-rata penduduk di Kelurahan Gadang telah
mengenyam pendidikan.
2. Latar Belakang Dipindahnya Terminal Gadang Ke Terminal Hamid
Rusdi
Keberadaan terminal dan sub terminal sangat mendukung pergerakan
masyarakat dari dan luar Kota Malang. Beberapa rencana terkait dengan kinerja
terminal di Kota Malang adalah untuk peningkatan dan perbaikan kualitas sarana
dan prasarana terminal dan sub terminal yang ada di Kota Malang untuk
mendukung pergerakan masyarakat dari atau menuju Kota Malang. Dengan
adanya perbaikan sarana dan prasarana terminal, diharapkan animo masyarakat,
terutama dalam memanfaatkan sub-sub terminal dapat lebih meningkat dan
Rencana pengalihan fungsi terminal Gadang menuju ke terminal Tlogowaru
sebagai salah satu upaya untuk mengurangi beban jalan disekitar terminal Gadang
saat ini.
49
Rencana ini tentu saja dengan didukung dengan pengkondisian terminal
Tlogowaru agar pada saatnya nanti siap menjadi terminal tipe A dan melayani
permintaan pergerakan yang terdiversi dari terminal Gadang dan juga sebagai
upaya untuk mendukung sistem perangkutan barang perlu direncanakan
pembangunan terminal kargo yang direncanakan dibangun di sekitar terminal
Tlogowaru yang merupakan jalur lintas utara dan selatan Kota Malang.
Jalur lintas utara dan selatan merupakan kawasan yang padat dengan
kegiatan yang didominasi oleh fungsi perdagangan, beberapa pergudangan
industri, yang berimplikasi pada meningkatnya jumlah pergerakan kendaraan
barang yang masuk-keluar Kota Malang, sehingga memerlukan terminal Kargo
serta pengadaan lahan dan alat pengujian kendaraan bermotor di Kota Malang
tepatnya di sekitar terminal Tlogowaru, mengingat selama ini, pengujian hanya
dilakukan di wilayah Karanglo. Tahun-tahun ke depannya KIR diharapkan uji
tidak hanya untuk angkutan umum dan kendaraan barang saja, namun juga untuk
kendaraan pribadi.
Kondisi transportasi dan kondisi lalu lintas, terdapat enam ruas jalan di
sekitar kawasan yang diamati, yaitu jalan di sekitar kawasan terminal Gadang saat
ini meliputi jalan Kol. Sugiono (segmen 1 dan 2), jalan Satsui Tubun, jalan
Gadang Bumi Ayu, serta Jalan terminal. Jaringan jalan lainnya yang juga menjadi
objek studi adalah jaringan jalan di sekitar terminal baru Hamid Rusdi, yakni jalan
Lingkar Timur (jalan kembar) serta jalan Mayjen Sungkono. Lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar 3.5
50
Jalan Kol Sugiono
(Segmen 1)
Gambar 1
B
Jalan Terminal
A
B
A
C
C
Jalan Satsui Tubun
Jalan Kol Sugiono
(Segmen 2)
Jalan Gadang Bumi
ayuAyu
Gambar 3.5
Jaringan
Jalan
sekitar
Kawasan
Terminal
dan Pasar
Induk
Gadang
Berikut
adalah
data-data
mengenai
kinerja
jaringan
jalan
51
Berikut adalah data-data mengenai kinerja jaringan jalan berdasarkan
kapasitas jalan dan volume lalu lintas rata-rata pada jam puncak (Tabel 3.6).
Tabel 3.6 Nilai Kinerja Jaringan Jalan di Kawasan Studi
No.
Ruas Jalan
1
1.1
1.2
Jalan Kolonel Sugiono
Segmen 1
Segmen 2
Jalan Mayjen
Sungkono
Segmen 1
Segmen 2
Jalan Satsui Tubun
Jl Gadang Bumi Ayu
Jalan Terminal
Jalan Lingkar Timur
2
2.1
2.2
3
4
5
6
VCRpeak hour
Level of
Service
0,75
0,90
D
E
0,52
0,46
0,38
0,56
0,16
0,12
C
C
B
C
A
A
Sumber: Bappeda Kota Malang
Berdasarkan data di atas, terlihat bahwa terdapat segmen-segmen jalan
yang kinerja lalu lintasnya di bawah standar atau memiliki kinerja kurang baik.
Berdasarkan urutannya, ruas jalan yang bermasalah adalah Ruas Jalan Kolonel
Sugiono segmen 1 dan 2, Ruas Jalan Mayjen Sungkono segmen 1 dan 2, Ruas
jalan Gadang Bumi Ayu
Berdasarkan data di atas, ruas jalan yang perlu mendapat perhatian adalah
ruas jalan Kolonel Sugiono terutama di sekitar titik exit 1 terminal Gadang
menuju pertigaan jalan Gadang Bumi Ayu dan pertigaan jalan Satsui Tubun, ruas
jalan Gadang Bumi Ayu, serta ruas jalan Mayjen Sungkono di sekitar terminal
baru Hamid Rusdi. Kondisi jalan tersebut menjadi salah satu alasan dipindahnya
terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi.
52
Hal ini juga dipertegas oleh Bappeda Kota Malang Bapak Muhammad
Anis Januar, ST.MT Selaku kepala Sub bidang prasarana dan sarana, sebagai
berikut.
Alasan dipindahnya terminal karena di sekitar PIG (pasar induk gadang)
dan terminal Gadang terdapat permasalahan fisik (berupa kemacetan lalu
lintas yang sangat signifikan dan keterbatasan sarana dan prasarana
transportasi) dan arus sirkulasi kendaraan yang sudah terlalu padat tersebut
dan Lokasi terminal ini bersebelahan dengan Pasar Induk Gadang, hampir
sepanjang hari mengalami kemacetan karena padatnya volume lalu lintas,
jaraknya terlalu pendek dengan pertigaan Jl. Satsuit Tubun dan kegiatan
pasar induk Gadang dan pedagang kaki lima serta permasalahan sosial
lainnya.
Dari pemindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi (Tlogowaru)
juga mempunyai suatu hambatan atau kendala, Hal ini seperti yang disampaikan
Bapak Muhammad Anis Januar, ST.MT Selaku kepala Sub bidang prasarana dan
sarana, sebagai berikut.
Dari segi operasionalnya perpindahan ini sulit diterima bagi para pengguna
jasa terminal terutama para pemilik usaha didalam terminal dan
pengemudi angkutan umum, karena pemindahan lokasi terminal dirasa
terlalu jauh dipinggir kota dan jarak tempuh trayek semakin jauh, untuk itu
masih perlu adaptasi dan pelatihan serta sosialisasi bagi mereka pengguna
jasa terminal Gadang
Berdasarkan pendapat dari bapak Anis Januar dan analisis dokumen dapat
disimpulkan bahwa latar belakang perpindahan terminal Gadang ke terminal
Hamid Rusdi dikarenakan untuk mengurangi kemacetan dan mengurangi
padatnya volume kendaraan karena terminal Gadang dekat dengan pusat
perdagangan yaitu pasar induk Gadang. Oleh sebab itu dilakukan kegiatan
penataan kawasan Gadang-Tlogowaru sebagai upaya penataan kembali sekaligus
pengendalian pemanfaatan lahan pada sebagian kawasan di sekitar PIG-terminal
Gadang-terminal Hamid Rusdi Tlogowaru secara optimal sesuai dengan potensi
yang dimiliki, sehingga diharapkan pada masa mendatang dapat memberikan
53
kontribusi terhadap pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Kota Malang
pada umumnya dan masyarakat di sekitar kawasan Gadang dan kawasan Hamid
Rusdi khususnya.
a. Landasan Hukum
Dalam penyusunan Kajian Penataan Kawasan Gadang - Tlogowaru, maka
dalam mekanisme kajiannya harus mempertimbangkan peraturan yang berlaku ,
adapun acuan dasar peraturan dalam penyusunan tersebut adalah:
1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960, tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria;
2) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992, tentang Perumahan Dan Permukiman;
3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997, tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
4) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah kedua
kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan
Daerah;
5) Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
6) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
7) Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1987 tentang Izin Usaha Industri;
8) Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996, tentang Pelaksanaan Hak dan
Kewajiban Serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat Dalam
Penataan Ruang;
9) Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah;
10) Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 1989 tentang Pengelolaan Kawasan
Budidaya;
11) Keputusan Presiden Nomor 62 Tahun 2000 tentang Koordinasi Penataan
Ruang nasional;
12) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1998, tentang Tata cara
Peran Serta Masyarakat Dalam Proses Perencanaan Tata Ruang di Daerah;
13) Peraturan Menteri Agraria Nomor 2 Tahun 1999 tentang Ijin Lokasi;
14) Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah
54
Nomor 327/KPTS/M/2002, tentang Penetapan Pedoman Bidang Penataan
Ruang;
15) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 174 Tahun 2004 tentang Pedoman
Koordinasi Penataan Ruang Daerah;
16) Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 tahun 1988 tentang Penataan
Ruang Terbuka Hijau;
17) Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2006 tentang RTRW
Propinsi;
18) Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 295 Tahun
1984 tentang Tata Cara Penyediaan Pembebasan Hak Atas Tanah Bagi
Perusahaan Yang Tidak Menggunakan Fasilitas Penanaman Modal.
3. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Sebelum Perpindahan Terminal
Gadang Ke Terminal Hamid Rusdi
a. Mata Pencaharian (Pekerjaan)
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, terminal Gadang adalah salah
satu terminal yang terletak di sebelah selatan kota yang merupakan terminal
bagi bus antar kota dalam propinsi (antara lain jurusan blitar), angkutan kota
(mikrolet), dan angkutan pedesaan. Lokasi terminal ini bersebelahan dengan
pasar induk Gadang, hampir sepanjang hari mengalami kemacetan karena
padatnya volume lalu lintas, jaraknya terlalu pendek dengan pertigaan jalan
satsuit tubun dan kegiatan pasar induk Gadang dan pedagang kaki lima.
Di terminal Gadang dulu terdapat 93 kios, kios-kios berfungsi sebagai
toko yang berjualan makanan dan minuman, jasa wartel dan juga jasa travel.
Selain kios-kios yang ada di terminal Gadang, juga terdapat pedagang asongan
yang berjualan didalam terminal. Pedagang asongan ini harus mendapatkan izin
resmi dari pihak UPTD terminal Gadang untuk dapat berjualan didalam
55
lingkungan terminal. Untuk pedagang yang telah memiliki izin diberikan Kartu
Tanda Anggota (KTA) sebagai pedagang asongan di terminal.
Masyarakat di sekitar terminal Gadang pada umumnya bermata
pencaharian sebagai pedagang, karena lokasi tempat tinggal masyarakat yang
cukup strategis karena dekat dengan terminal maka banyak dari mereka yang
bermata pencaharian sebagai pedagang, selain penduduk asli Gadang juga
terdapat banyak masyarakat pendatang, terutama banyak dari mereka yang
datang dari madura umumnya masyarakat yang berasal dari madura bermata
pencaharian sebagai pedagang, selain pedagang juga beragam mata pencaharian
dari masyarakat, seperti sopir, tukang becak, serta makelar penumpang. Berikut
adalah gambar dari kondisi terminal Gadang ketika masih belum dipindah.
Gambar 3.7 warung makan di terminal Gadang
Gambar di atas merupakan salah satu gambar dari warung makan yang ada
di terminal Gadang sebelum dibongkar.
56
Gambar 3.8 kios-kios penjual makanan dan minuman di terminal Gadang
Kios-kios penjual makanan ringan dan minuman nampak berjejer dan
ramai. Sebelum terminal Gadang dipindah disanalah para pengguna jasa terminal
terutama pedagang bekerja dan mendapatkan suatu pendapatan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, berikut adalah hasil wawancara dengan masyarakat
mengenai mata pencaharian mereka. Wawancara dilakukan kepada pedagang
asongan yaitu ibu Suhartini (37th) sebagai salah satu pengguna jasa terminal yang
bekerja sebagai pedagang di terminal mengatakan bahwa:
Dulu saya waktu terminal belum dipindah saya berdagang di terminal
Gadang sini melayani pembeli yang rata-rata adalah penumpang, ya..
keliling terminal karena saya tidak punya tempat kios buat berdagang , jadi
saya berdagang asongan gitu, tetapi meski berdagang asongan
alhamdulilah saya tidak pernah kekurangan. (wawancara tanggal 03 Mei
2011)
Selain ibu Suhartini, diungkapkan juga oleh ibu Yuli (29 th) sebagai salah
satu pedagang buah di terminal Gadang, menuturkan bahwa:
Saya berdagang buah di terminal, meski terminal sekarang sudah dipindah
tetapi saya tidak menutup dagangan saya, jadi saya tetap berdagang di sini,
karena mau pindah kemana…sekarang sulit mendapatkan tempat untuk
berjualan. (wawancara tanggal 03 Mei 2011)
57
Hal yang sama juga di ungkapkan oleh masyarakat yang bertempat tinggal
di Gadang yang mempunyai usaha rumah makan, yaitu ibu Indri mengungkapkan
bahwa:
Saya mempunyai usaha rumah makan ini sudah cukup lama sekali, mulai
jaman nenek saya dulu, dan sekarang saya yang meneruskan usaha ini.
Dulu waktu terminal belum dipindah saya mulai membuka warung makan
saya sekitar jam 07.00 itu sudah saya buka, tetapi sekarang ya..kadang jam
08.00 kadang-kadang juga sampai siang jam 09.00 baru saya buka. Ya..
karena sekarang agak sepi (wawancara tanggal 03 Mei 20011)
Dari penuturan para pedagang tersebut juga di dukung oleh penuturan dari
sopir, dan tukang becak, berikut penuturan dari bapak Asmuni seorang sopir
jurusan Gadang-Blitar sebagai berikut:
Saya dulu sebelum menjadi sopir saya bekerja sebagai bruh tani, tetapi
karena sebagai buruh tani tidak mencukupi kebutuhan saya maka saya
mencoba beralih ke pekerjaan lain, ya…mencoba-coba menjadi sopir, ya..
hasilnya mungkin sedikit lebih besar dari pada sebagai buruh tani, menjadi
buruh tani penghasilan saya tiap harinya hanya Rp 10.000 tetapi kalau
sopir penghasilannya ya sedikit di atasnyalah, sekitar Rp 25.000- Rp
30.000, ya…tergantung ramai tidaknya penumpang juga. (wawancara 04
Mei 2011)
Penuturan dari bapak Asmuni juga didukung dengan penuturan salah satu
tukang becak di terminal Gadang, yaitu bapak Anwar (57th), sebagai berikut:
Saya menjadi tukang becak di terminal Gadang ini sudah lama, selain
pekerjaan ini saya tidak mempunyai pekerjaan sampingan lain, jadi ya
untuk makan sehari-hari saya dan keluarga hanya mengandalkan
pendapatan dari narik becak ini.(wawancara tanggal 04 Mei 2011)
Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa mata pencaharian
masyarakat Gadang sebagian besar adalah seorang pedagang, dan sebagian juga
bermata pencaharian sebagai sopir, makelar, dan tukang becak. Umumnya
mereka tidak mempunyai pekerjaan sampingan lain.
58
b. Pendapatan
Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh seseorang setelah ia bekerja.
Semua masyarakat bekerja demi memperoleh suatu pendapatan, dan pendapatan
tersebut di gunakan untuk keperluan rumah tangganya sehari-hari. Begitu juga
dengan masyarakat Gadang yang memperoleh pendapatan dari berbagai macam
pekerjaan, berikut ini adalah wawancara dengan salah satu masyarakat yang
bertempat tinggal di Gadang yang mempunyai usaha toko yang melayani
kebutuhan sehari-hari, yaitu ibu Lia (45th) sebagai berikut:
Pendapatan yang saya peroleh ya...alhamdulillah dapat mencukupi
kebutuhan saya dengan keluarga, karena masalah ekonomi juga ditunjang
dari pendapatan suami saya, suami saya mempunyai beberapa angkutan
umum, dan sebagian di jalankan oleh orang lain, dan kami medapatkan
setoran dari para sopir yang menyewa angkutan kami, kalau masalah
pendapatan kami perharinya ya ... sekitar Rp1.000.000 an lah kira-kira
segitu. (wawancara tanggal 04 Mei 2011)
Selain Ibu Lia juga diungkapkan oleh ibu Rokhimah (46th) yang berdagang
aneka makanan ringan dan minuman juga memberikan informasi seputar
pendapatannya, sebagai berikut:
Saya dan suami sama-sama berdagang di terminal ini, suami membuka
usaha kounter hp dan pulsa dan saya berjualan minuman dan makanan
ringan disini. Pendapatan yang saya peroleh dengan suami ya...kira-kira
sekitar Rp.500.000-Rp.1000.000 perharinya. Ya saya bersyukur dengan
pendapatan yang saya peroleh dapat mencukupi kebutuhan saya dan
keluarga.(wawancara tanggal 04 Mei 2011)
Penuturan dari para pedagang berbeda dengan penuturan dari salah satu
tukang becak mengenai masalah pendapatan, berikut penuturan dari bapak Gio
(50th) yang bekerja sebagai tukang becak di terminal Gadang, sebagai berikut:
Kalau masalah pendapatan ya tidak mesti, kadang-kadang kalau pas mujur
ya bisa dapat Rp. 70.000 perharinya, tapi kalau lagi sepi ya bisa dapat
Cuma Rp 30.000, tapi ya alhamdulillah dengan pendapatan saya sebagai
tukang becak dapat mencukupi kebutuhan saya sehari-hari.(wawancara
tanggal 05 Mei 2011)
59
Penuturan dari bapak Gio juga di dukung penuturan dari bapak Giman
(30th) yang bekerja sebagai makelar penumpang, sebagai berikut:
Pendapatan yang saya dapat dari pekerjaan saya sebagai makelar ini
alhamdulillah dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari, karena sementara
ini saya masih hidup sendiri belum mempunyai istri dan anak, ya...kadangkadang saya juga ngasih orang tua, tapi itu jarang. Pendapatan saya ya
sekitar Rp 30.000-Rp 50.000 perharinya.(wawancara tanggal 05 Mei 2011)
Hal yang sama juga disampaikan oleh bapak Satip (55th) yang bekerja
sebagai sopir angkutan umum jurusan Gadang-Landungsari, sebagai berikut:
Pendapatan saya peroleh tidak mesti, antara Rp 50.000-Rp 90.000
perharinya, ya...tergantung dari sepi tidaknya penumpang juga. Kalau lagi
sepi ya kadang tidal dapat bayaran juga pernah, tapi itu jarang terjadi,
kalau lagi mujur ya...bisa dapat bayaran lebih, dengan pendapatan yang
saya peroleh ya alhamdulillah dapat cukup. (wawancara tanggal 07 Mei
2011)
Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan yang
diperoleh masyarakat pengguna jasa terminal berkisar antara Rp 500.000-Rp
1000.000 perhari untuk para pedagang dan untuk para makelar, sopir dan tukang
becak pendapatan yang mereka peroleh berkisar antara Rp 30.000-Rp 90.000
perhari, pendapatan tersebut juga tergantung dari ramai tidaknya penumpang dan
pembeli. Dari pendapatan yang mereka peroleh telah dapat mencukupi kebutuhan
mereka dan keluarganya.
c. Suasana
Suasana tempat tinggal masyarakat Gadang sebelum dipindahnya terminal
Gadang ke terminal Hamid Rusdi dirasakan tidak nyaman, tidak tenang, dan
selalu ramai, hal ini terungkap dalam wawancara dengan bapak Roni (45th)
yang bertempat tinggal di Gadang, sebagai berikut:
Saya merasa tidak nyaman ketika terminal Gadang masih 100â„…
beroperasi, karena terlalu ramai dan kalau mau mengerjakan sesuatu gitu
60
jadi terganggu, dan masalah keamanan saya merasakan kok ya sama saja,
gak berbeda. (wawancara tanggal 07 Mei 2011)
Dari penuturan bapak Roni juga di dukung dengan keterangan dari ibu
Saidah (38th) sebagai berikut:
Waktu terminal Gadang belum dipindah, saya merasa tidak nyaman
dengan suara-suara gaduh dari angkutan, ya..karena saya bukan asli orang
sini, saya ikut suami tinggal disini, tetapi lama kelamaan ya sudah terbiasa
dengan suara bising dari terminal, untuk keamanan saya rasa sama saja
tidak ada bedanya. (wawancara tanggal 10 Mei 2011)
Hal senada juga di utarakan oleh ibu Sri (48th) tentang masalah suasanan
dan kenyamanan serta keamanan tempat tinggalnya, sebagai berikut:
Saya tidak tenang kalau mau mengerjakan sesuatu, apalagi kalau siang gitu
suaranya sangat mengganggu sekali, kalau keamanan selama ini ya saya
merasakannya ya aman-aman saja tuh, selama ini ya alhamdulillah
keluarga saya tidak pernah kehilangan suatu barang apapun. (wawancara
tanggal 07 Mei 2011)
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa ketika terminal
Gadang belum dipindah suasana tempat tinggal masyarakat Gadang tidak tenang
dan tidak nyaman karena suara gaduh dan bising dari terminal dan untuk masalah
keamanan masyarakat Gadang merasakan dengan adanya terminal tidak
berpengaruh terhadap masalah keamanan lingkungan tempat tinggalnya.
d. Pendidikan
Pendidikan merupakan hal terpenting dalam hidup kita, karena dengan
pendidikan kita bisa memperoleh pengetahuan dan dari pengetahuan itu kita bisa
mendapatkan pekerjaan yang layak dan juga kita dapat memperoleh suatu
pendapatan, untuk memperlancar suatu pendidikan juga harus didukung dengan
sarana prasarana dan juga transportasi yang baik agar akses untuk menjangkau
tempat sekolah dapat lancar.
61
Hal ini seperti yang di ungkapkan oleh ibu Siani (42th) salah satu
masyarakat Gadang sebagai berikut:
Anak saya sekolah di SMAN 02 Malang dan untuk menjangkau tempat
sekolah anak saya memakai jasa angkutan umum di terminal Gadang,
karena rumah saya dekat dengan terminal Gadang maka akses untuk
menuju ke sekolah anak saya menjadi lebih mudah, tinggal jalan sedikit ke
terminal anak saya sudah mendapatkan angkot tanpa menunggu terlalu
lama. (wawancara tanggal 07 Mei 2011)
Hal senada juga di ungkapkan oleh bapak Asmad (46th) salah satu
masyarakat Gadang mengungkapkan bahwa:
Anak saya masih bersekolah di SMPN 06 Malang anak saya kalau mau
berangkat sekolah itu naik angkutan umum, ya... enaklah menurut saya
karena rumah saya berdekatan dengan terminal, jadi tidak susah lagi
mendapatkan angkutan umum.(wawancara tanggal 10 Mei 2011)
Ungkapan dari ibu Siani dan bapak Asmad tentang akses untuk menuju ke
sekolah juga di tuturkan oleh salah satu masyarakat Gadang yaitu ibu Linda (38th)
yang menuturkan tentang ongkos untuk menuju ke sekolah anknya, penuturannya
sebagai berikut:
Ya... sebenarnya masalah ongkos kalau di kota itu lebih enak ya...karena
jarak jauh maupun dekat itu sama saja, kecuali kalau ada kenaikan harga
BBM itu ongkos jadi naik, sebenarnya sama saja kalau masalah ongkos
meskipun jarak jauh atau dekat.(wawancara tanggal 10 Mei 2011)
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa mengenai masalah
akses menuju ke tempat sekolah dengan adanya terminal menjadi lebih mudah
untuk memperoleh angkutan umum, tetapi untuk masalah ongkos masyarakat
merasa sama saja, karena jarak jauh maupun dekat tarifnya sama.
e. Interaksi Sosial
Masyarakat Gadang di tengah likuk pikuk terminal terdapat interaksi sosial
antara masyarakat sekitar seperti kerjasama, konflik, serta persaingan, hal ini
dapat dilihat pada wawancara dengan masyarakat Gadang, sopir, tukang becak,
62
dan pedagang, berikut adalah hasil wawancara kepada salah satu masyarakat
Gadang, yaitu ibu Indri tentang kerjasama, sebagai berikut:
Iya, kami disini sering berkumpul dalam acara Pkk atau kegiatan
keagamaan seperti tahlil, istigosah, dan diba’an. Hal tersebut bisa
menjadikan kami menjadi rukun dan pastinya memper erat hubungan
silaturahmi antar tetangga.(wawancara tanggal 11 Mei 2011)
Wawancara selanjutnya mengenai masalah konflik di sampaikan oleh
bapak Agus seoarang tukang becak sebagai berikut:
Kami disini sesama tukang becak ya… pernah terlibat yang namanya
konflik, seperti eyek-eyelan masalah penumpang, tapi kalau sampai
berkelahi gitu ya tidak pernah, ya Alhamdulillah kami nomor satukan yang
namanya kekompakan disini (wawancara tanggal t11 Mei 2011)
Mengenai masalah persaingan disampaikan oleh bapak Ponidi salah satu
sopir angkutan umum, sebagai berikut:
Ya…kami sesama sopir disini pernah lah ya terlibat suatu persaingan,
wong ya namanya kerja dek jalanan, semuanya serba keras, misalnya
seperti masalah penumpang gitu sering terjadi cekcok, tapi kalau sampai
berkelahi seperti itu ya syukur tidak pernah terjadi (wawancara tanggal 11
Mei 2011)
Hal senada juga di ungkapkan oleh bapak Warisan salah satu pedagang
buah, sebagai berikut:
Persaingan ya pernah terjadi, karena kita juga manusia ya...yang namanya
khilaf itukan mesti ada, persaingan kayak cemburu kalau ada yang beli
buah di tempat lain gitu mesti kadang juga muncul rasa iri gitu
(wawancara tanggal 11 Mei 2011)
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa interaksi
sosial masyarakat Gadang sebelum terminal pindah sering terjadi persaingan dan
kerjasama antar pedagang, tetapi konflik tidak terjadi ketika berada di tempat
kerja, tetapi ketika di lingkungan terjadi.
63
4. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Sesudah Perpindahan Terminal
Gadang Ke Terminal Hamid Rusdi
a. Mata Pencaharian (Pekerjaan)
Mengenai masalah mata pencaharian masyarakat terutama pengguna jasa
terminal berikut adalah hasil wawancara dengan masyarakat mengenai mata
pencaharian mereka. Wawancara pertama dilakukan kepada seorang pedagang
yaitu ibu Yayuk (37th) sebagai salah satu pengguna jasa terminal yang kehilangan
pekerjaannya sebagai pedagang di terminal mengatakan bahwa:
Setelah terminal dipindah saya tidak dapat bekerja lagi. Karena untuk bisa
punya kios di terminal baru saya harus menebusnya dulu, karena saya
tidak punya uang untuk menebusnya jadi saya tidak punya tempat untuk
berjualan di terminal baru. Untuk mendapatkan pekerjaan sekarang ini
sangat sulit, berbeda sekali dengan sebelum dipindahnya terminal Gadang
ke Hamid Rusdi (wawancara tanggal 03 Mei 2011)
Hal yang sama juga di ungkapkan oleh ibu Sri Rahayu (46th) yang juga
kehilangan pekerjaannya karena terminal Gadang telah dipindah mengatakan
bahwa:
Sebelum dipindahnya terminal saya berjualan makanan ringan dan
minuman di dalam terminal. Tapi sekarang terminal telah dipindah jadi
saya tidak dapat bekerja lagi, sekarang saya berjualan srabutan di luar
terminal...ya..kadang saya berjualan nasi pecel keliling, kadang juga
minuman dan rokok. (wawancara 03 Mei 2011).
Jadi kesimpulan dari wawancara dengan masyarakat,
perpindahan
terminal Gadang ke Hamid Rusdi tentang masalah pekerjaan yaitu sebagian
besar masyarakat terutama pedagang merasa kehilangan mata pencahariannya
terutama bagi pedagang yang berjualan di dalam terminal, kios-kios yang
dulunya di gunakan sebagai tempat berjualan para pedagang kini telah di
bongkar. Karena terminal Gadang untuk sementara telah di alih fungsikan
menjadi parkiran. Seperti pada gambar di bawah ini :
64
Gambar 3.9 Areal parkiran di terminal Gadang
Gambar di atas merupakan gambar dimana terminal Gadang setelah
dipindah, sekarang terminal Gadang untuk sementara telah di alih fungsikan
menjadi tempat parkiran.
Gambar 4.1 warung makan pedagang yang telah di bongkar
Gambar di atas merupakan gambar dimana tempat salah satu warung
makan di terminal Gadang yang kini telah di bongkar.
Gambar 4.2 kios-kios penjual makanan dan minuman yang telah di bongkar
kini nampak sepi
65
Gambar tersebut memberikan bukti bahwa kios-kios yang dulunya
digunakan para pedagang untuk berdagang dan mencari nafkah sehari-hari kini
telah di bongkar dan di alih fungsikan, kios-kios tersebut kini nampak sepi.
b. Pendapatan
Mengenai masalah pendapatan yang dikemukankan oleh masyarakat
dalam penelitian ini adalah pendapat yang berasal dari sopir angkot, tukang
becak, pedagang, serta masyarakat yang tinggal disekitar terminal yang
berkaitan dengan terminal
Sebagian besar masyarakat pengguna jasa terminal tidak setuju jika lokasi
terminal Gadang dipindahkan, terutama para pemilik usaha di sekitar terminal
Gadang dan para sopir. Mereka mengungkapkan bahwa pendapatan mereka
menurun, dibanding dengan pendapatan mereka ketika terminal Gadang masih
dioperasikan, hal ini seperti yang disampaikan oleh ibu Indri (Masyarakat yang
bertempat tinggal di terminal Gadang), sebagai berikut.
Setelah pindahnya terminal Gadang ke Hamid Rusdi sangat berpengaruh
terhadap pendapatan saya, pendapatan yang saya peroleh dulunya sekitar
Rp. 500.000 perharinya, sekarang pendapatan yang saya peroleh hanya
sekitar Rp. 200.000 karena penumpang yang dulunya semua serentak turun
di terminal Gadang sekarang jadi kececeran. Hal tersebut yang
menyebabkan berkurangnya pembeli di tempat makan saya karena
kebanyakan pembeli di warung saya adalah para penumpang. (wawancara
tanggal 04 Mei 2011)
Selain ungkapan dari ibu Indri seperti diatas, hal senada juga dituturkan
oleh mas Musani seorang pedagang buah, sebagai berikut:
Menurut saya perpindahan terminal ini keliru, karena pemerintah tidak
mendisiplinkan para angkutan supaya pindah semua ke terminal baru
makanya masih ruwet disini, terkait dengan pendapatan saya jelas
berkurang yang dulunya saya bisa mendapatkan keuntungan Rp 1000.000
sekarang hanya Rp 500.000 perharinya, sekarang menjadi berkurang karena
penumpangnya semrawut, dagangan saya jadi sepi pembeli. (wawancara
tanggal 04 Mei 2011)
66
Penuturan pedagang diatas juga di dukung oleh ungkapan sopir angkutan
umum jurusan Gadang-Landungsari. Ia mengeluhkan menurunnya penumpang
pada saat ini. Berikut adalah penuturan sopir angkutan kota bapak Khoirul
Anam, sebagai berikut:
Masalah angkutan dan penumpang jadi berkurang, penumpang jadi
kececeran dan kondisi lalu lintasnyapun jadi semakin semrawut,
pendapatan yang saya peroleh dulunya sekitar Rp. 75.000 sekarang jadi
berkurang hanya sekitar Rp. 30.000 perharinya (wawancara tanggal 07 Mei
2011)
Dan pendapat dari
pengemudi Angdes dan Angkot juga menyatakan
keberatan apabila terminal dipindah, adapun alasan ketidaksetujuan dengan
rencana pemindahan lokasi terminal yang dikemukakan oleh mas Agus, sebagai
berikut.
Daerah Bumiayu terlalu jauh dipinggir kota dan jika lokasi terminal
dipindah maka jarak tempuh trayek semakin jauh. Sekarang ini penumpang
semakin berkurang dan semrawut keberadaannya, hal tersebut berdampak
pada pendapatan saya, yang dulunya pendapatan yang saya peroleh tiap
harinya Rp 75.000 perhari sekarang menjadi berkurang hanya Rp 35.000
sampai 30.000 perharinya (wawancara tanggal 07 Mei 2011)
Hal senada juga di ungkapkan oleh mas Eko sopir angkutan jurusan BlitarGadang sebagai berikut:
Menurut saya tambah sepi penumpang, karena semua penumpang yang
dulunya berkumpul naik serta turunnya di terminal Gadang sekarang tidak
semua diterminal Gadang, ada sebagian yang turun di terminal baru (Hamid
Rusdi) sekarang jadi kececeran, dan pendapatan yang dulunya sebelum
perpindahan terminal sekitar Rp. 30.000- Rp 45.000 sekarang hanya
berkisar antara Rp 20.000- Rp 25.000
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat yang berprofesi sebagai
sopir sopir angkutan umum dan pedagang di atas dapat disimpulkan bahwa
pendapatan para sopir dan pedagang menurun akibat dipindahnya terminal
Gadang ke terminal Hamid Rusdi, kini pendapatan yang mereka peroleh
67
berkisar antara Rp 25.000-Rp 45.000 perharinya, hal tersebut juga sangat
bergantung pada kondisi ramai tidaknya penumpang dan pembeli. Sedangkan
pendapatan yang diperolah dari masyarakat Gadang yang berprofesi sebagai
pedagang juga mengalami penurunan pendapatan akibat perpindahan terminal,
sekarang para pedagang umumnya setiap hari mendapatkan penghasilan sebesar
Rp 200.000-Rp500.000 perharinya.
c. Interaksi Sosial
Perpindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi tidak hanya
berdampak negatif saja, tetapi juga ada dampak positif yang ditimbulkan dari
perpindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi, salah satunya adalah
semakin baiknya hubungan serta komunikasi di antara sesama masyarakat
seperti para pedagang dan sopir.
Hal ini seperti yang di tuturkan oleh ibu Diah berdagang buah dan pemilik
kounter hp, sebagai berikut:
Setelah perpindahan terminal kami sesama pedagang menjadi lebih kompak
dan saling bertukar pikiran mengenai pekerjaan kami, dan komunikasi
antara sesama pedagang menjadi lebih baik, yang dulunya kita jarang
berkomunikasi sekarang menjadi lebih sering berkomunikasi (wawancara
tanggal 10 Mei 2011)
Hal senada juga di ungkapkan oleh bapak Khoirul, sebagai berikut:
Sekarang ini kami sesama sopir angkutan umum dan juga makelar saling
bekerjasama dalam mendapatkan penumpang, ya… meski kadang kami
juga masih pernah terlibat percekcokan tapi itu jarang sekali (wawancara
tanggal 10 Mei 2011)
Dari keterangan ibu diah dan bapak Khoirul juga ada keterangan dari bapak
Slamet terkait dengan dampak negatif yang ditimbulkan karena perpindahan
terminal adalah sebagai berikut:
68
Kami para sopir angkot sekarang ini sering terjadi persaingan, seperti
berebut penumpang, karena sekarang ini sepi penumpang jadi kami jadi
mudah emosi kalau masalah penumpang, tapi kalau sampai berkelahi kami
tidak pernah, seringnya hanya cekcok antar mulut saja. (wawancara tanggal
11 Mei 2011)
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat dapat disimpulkan bahwa
Interaksi sosial masyarakat juga tidak lepas dari persaingan. Persaingan tersebut
berupa perebutan penumpang antar sesama pekerja, tetapi di antara mereka tidak
pernah terjadi suatu konflik.
d. Suasana
Suasana dari tempat tinggal masyarakat Gadang dapat dilihat dari hasil
wawancara kepada bapak Isman (55th) sebagai berikut:
Setelah terminal dipindah menurut saya lebih nyaman dan tenang, karena
dulu terasa gaduh sekali ya…maklum namaya juga terminal jadi tiap hari
selalu dengar suara-suara orang dari berbagai kota dan juga suara-suara
mobil angkutan umum terkadang mau mengerjakan sesuatu jadi terganggu,
tapi sekarang agak lebih sedikit lebih tenang, karena masih belum semua
angkutan umum dipindah ke terminal baru.(wawancara tanggal 11 Mei
2011)
Wawancara selanjutnya tentang keamanan tempat tinggalnya karena
perpindahan terminal diungkapkan oleh bapak Ridwan (44th) salah satu
masyarakat yang bertempat tinggal di Gadang, sebagai berikut:
Keamanan sekarang ya…menurut saya sama saja, tidak ada bedanya
dengan dulu, mungkin yang lebih terasa berbedanya hanya masalah
ketenangan saja, ya meski belum sepenuhnya terminal dipindah tapi saya
rasa lebih tenang sekarang. (wawancara tanggal 08 Mei 2011)
Wawancara selanjutnya kepada ibu Mariyah (30th) tentang masalah
keamanan tempat tinggalnya ketika terminal Gadang telah dipindah, sebagai
berikut:
Saya rasa sama saja ya…dulu atau sekarang, saya merasakan aman-aman
saja, tetapi yang membedakan hanya keramaiannya saja, mungkin dulu
ramai dan berisik, tapi sekarang sudah agak lebih tenang, karena belum
69
100â„… para pedagang, sopir dan penumpang masih mennggunakan jasa
terminal Gadang ini. (wawancara 08 Mei 2011)
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa dengan dipindahnya
terminal Gadang sekarang ini dirasakan lebih tenang dan tidak segaduh waktu
terminal masih di operasikan, dan untuk masalah keamanannya sendiri
dirasakan masyarakat bahwa dengan perpindahan terminal untuk masalah
keamanan tidak berpengaruh terhadap perpindahan terminal.
e. Pendidikan
Setelah perpindahan terminal mengenai masalah akses pendidikan dapat
dilihat dari hasil wawancara dengan salah satu masyarakat Gadang, yaitu bapak
Slamet (33th) sebagai berikut:
Mengenai masalah akses menuju kesekolah anak saya ketika terminal
Gadang telah dipindah buat saya tidak ada pengaruhnya, angkot-angkotkan
semua masih melewati terminal Gadang ini, jadi tidak berpengaruh apaapa. (wawancara 08 Mei 2011)
Wawancara juga dilakukan kepada ibu Naini (44th) mengenai masalah ongkos
menuju ke sekolah anaknya, berikut penuturan dari ibu Naini.
Untuk masalah ongkos buat saya sama saja ya…karena kan jarak jauh
ataupun dekat sama saja kalau di kota. Jadi buat saya ada terminal ataupun
tidak ya sama sajalah. (wawancara 08 Mei 2011)
Hal senada juga disampaikan oleh bapak Kasimun (56th) sebagai berikut:
Ya …alhamdulillah dipindah atau tidaknya terminal Gadang tidak
berpengaruh terhadap ongkos anak saya sekolah.(wawancara 08 Mei 2011)
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa dengan
dipindahnya terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi tidak berpengaruh
terhadap masalah akses maupun ongkos menuju sekolah anak mereka.
70
5. Dampak Perpindahan Terminal Gadang Ke Terminal Hamid Rusdi
Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat
a. Mata Pencaharian Masyarakat
Masyarakat pengguna jasa terminal, mempunyai mata pencaharian yang
beragam, dari yang mulai berdagang, makelar penumpang, sopir, serta tukang
becak, setelah perpindahan terminal ini masyarakat pengguna jasa terminal
terutama para pedagang telah terkena dampak dari perpindahan terminal Gadang
ke terminal Hamid Rusdi, sebagian dari masyarakat telah kehilangan mata
pencahariannya, hal ini terutama dirasakan oleh para pedagang yang berdagang
di dalam terminal, hal ini seperti yang di tuturkan oleh ibu Sri Rahayu (46th)
yang telah kehilangan pekerjaannya karena terminal Gadang telah dipindah
mengatakan
bahwa:
Dulu saya berjualan makanan ringan dan minuman di dalam terminal.
Tapi sekarang terminal telah dipindah jadi saya tidak dapat bekerja lagi,
sekarang saya berjualan srabutan di luar terminal...ya..kadang kala saya
berjualan nasi pecel keliling, kadang juga minuman dan rokok.
(wawancara 03 Mei 2011).
Kios-kios yang dulunya dijadikan sebagai tempat untuk mencari nafkah
kini telah di bongkar dan di alih fungsikan menjadi parkiran. Dan untuk dapat
memperoleh tempat berdagang atau kios di terminal baru para pedagang harus
menebusnya terlebih dahulu, bagi yang tidak dapat menebusnya tidak
mendapatkan pengganti tempat untuk berjualan. Hal tersebut di perkuat pendapat
dari ibu Yayuk (37th) sebagai salah satu pengguna jasa terminal yang kehilangan
pekerjaannya sebagai pedagang di terminal mengatakan bahwa:
Setelah terminal dipindah saya tidak dapat bekerja lagi. Karena untuk
bisa punya kios di terminal baru saya harus menebusnya dulu, karena
71
saya tidak punya uang untuk menebusnya jadi saya tidak punya tempat
untuk berjualan di terminal baru. Untuk mendapatkan pekerjaan
sekarang ini sangat sulit, berbeda sekali dengan sebelum dipindahnya
terminal Gadang ke Hamid Rusdi (wawancara tanggal 03 Mei 2011)
Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa perpindahan terminal
telah membawa dampak pada mata pencaharian masyarakat terutama mereka yang
berprofesi sebagai pedagang. Rata-rata para pedagang tidak mampu untuk
menebus tepat/kios yang telah disediakan di terminal baru, akibatnya para
pedagang banyak yang beralih ke pekerjaan lainnya.
b. Pendapatan
Dipindahnya terminal Gadang telah berpengaruh terhadap pendapatan
masyarakat, karena perpindahan terminal menjadikan penumpang dan pembeli
semakin sepi, kini sebagian pedagang telah beralih ke pekerjaan lain, sebagian
juga banyak yang menganggur, karena untuk mendapatkan tempat/kios di
terminal baru harus mempunya KTA (Kartu Tanda Anggota) terlebih dahulu,
karena mereka tidak mampu untuk menebusnya maka para pedagang kini
menjadi kehilangan mata pencahariannya.
Begitu juga dengan masalah pendapatan masyarakat yang berprofesi
sebagai sopir, pedagang, dan tukang becak juga mengeluhkan karena sepinya
penumpang serta menurunnya intensitas pembeli akibat perpindahan terminal
Gadang ke terminal Hamid Rusdi,hal tersebut seperti apa yang di sampaikan oleh
ibu Indri yang mempunyai usaha rumah makan dekat terminal, sebagai berikut.
Setelah pindahnya terminal Gadang ke Hamid Rusdi sangat berpengaruh
terhadap pendapatan saya, pendapatan yang saya peroleh dulunya sekitar
Rp. 500.000 perharinya, sekarang pendapatan yang saya peroleh hanya
sekitar Rp. 200.000 karena penumpang yang dulunya semua serentak turun
di terminal Gadang sekarang jadi kececeran. Hal tersebut yang
menyebabkan berkurangnya pembeli di tempat makan saya karena
72
kebanyakan pembeli di warung saya adalah para penumpang. (wawancara
tanggal 04 Mei 2011)
Hal senada juga di ungkapkan oleh mas Agus yang mengaku menurunnya
pendapatannya akibat perpindahan terminal, sebagai berikut.
Daerah Bumiayu terlalu jauh dipinggir kota dan jika lokasi terminal
dipindah maka jarak tempuh trayek semakin jauh. Sekarang ini penumpang
semakin berkurang dan semrawut keberadaannya, hal tersebut berdampak
pada pendapatan saya, yang dulunya pendapatan yang saya peroleh tiap
harinya Rp 75.000 perhari sekarang menjadi berkurang hanya Rp 35.000
sampai 30.000 perharinya (wawancara tanggal 07 Mei 2011)
Dari hasil wawancara dengan ibu Indri dan mas Agus dapat disimpulkan
bahwa dengan perpindahan terminal Gadang ke Hamid Rusdi berdampak pada
menurunnya pendapatan masyarakat, dari pendapatan pedagang yang dulunya
berkisar antara Rp500.000 hingga Rp 1000.000 sekarang hanya memperoleh
penghasilan sekitar Rp200.000 perharinya, dan masyarakat yang berprofesi
sebagai sopir, makelar penumpang serta tukang becak juga mengalami
penurunan pendapatan, kini mereka hanya berpenghasilan antara Rp 25.000-Rp
45.000 padahal dulu pendapatan mereka bisa sampai Rp 90.000 perharinya. hal
tersebut menjadikan masyarakat pengguna jasa terminal hanya dapat mencukupi
kebutuhan sehari-hari mereka dengan pas-pasan.
c. Interaksi Sosial
Interaksi sosial dengan dipindahnya terminal Gadang ke Hamid Rusdi
menjadikan para pedagang dan para sopir lebih gampang emosi, karena setelah
perpindahan terminal menjadikan penumpang dan pembeli berkurang, hal ini
seperti yang di kemukakan oleh bapak Slamet salah satu sopir angkot sebagai
berikut:
Kami para sopir angkot sekarang ini sering terjadi persaingan, seperti
berebut penumpang, karena sekarang ini sepi penumpang jadi kami jadi
73
mudah emosi kalau masalah penumpang, tapi kalau sampai berkelahi kami
tidak pernah, seringnya hanya cekcok antar mulut saja. (wawancara tanggal
11 Mei 2011)
Namun demikian juga terdapat hal yang positif dari perpindahan terminal,
para pekerja menjadi sering berkomunikasi dan bertukar pendapat tentang
pekerjaan mereka, seperti yang di kemukakan oleh ibu Diah sebagai berikut:
Setelah perpindahan terminal kami sesama pedagang menjadi lebih kompak
dan saling bertukar pikiran mengenai pekerjaan kami, dan komunikasi
antara sesama pedagang menjadi lebih baik, yang dulunya kita jarang
berkomunikasi sekarang menjadi lebih sering berkomunikasi (wawancara
tanggal 10 Mei 2011)
Dari hasil wawancara dengan masyarakat Gadang dapat disimpulkan
bahwa dampak dari perpindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi ada
yang bersifat negativ dan ada yang positif yang bersifat positif adalah para
masyarakat sesama profesi menjadi lebik kompak dan saling bertukar pikiran
tentang pekerjaan mereka, dan dari segi negatifnya mereka sesama profesi
menjadi sering terlibat persaingan seperti gampang emosi karena masalah
berebut penumpang dan pembeli karena setelah perpindahan terminal dirasa lebih
sepi penumpang dan pembeli.
d. Suasana Tempat Tinggal Masyarakat
Suasana tempat tinggal masyarakat Gadang setelah dipindahnya terminal
Gadang ke terminal Hamid Rusdi menjadi lebih tenang dan nyaman bila
dibandingkan ketika terminal Gadang masih beroperasi, Hal ini seperti yang di
ungkapkan oleh kepada bapak Isman (55th) sebagai berikut:
Setelah terminal dipindah menurut saya lebih nyaman dan tenang, karena
dulu terasa gaduh sekali ya…maklum namaya juga terminal jadi tiap hari
selalu dengar suara-suara orang dari berbagai kota dan juga suara-suara
mobil angkutan umum terkadang mau mengerjakan sesuatu jadi terganggu,
tapi sekarang agak lebih sedikit lebih tenang, karena masih belum semua
74
angkutan umum dipindah ke terminal baru.(wawancara tanggal 11 Mei
2011)
Tetapi untuk masalah keamanan dirasa sama saja di bandingkan pada saat
terminal Gadang masih beroperasi. Seperti ungk apan dari bapak Ridwan (44th)
salah satu masyarakat yang bertempat tinggal di Gadang, sebagai berikut:
Keamanan sekarang ya…menurut saya sama saja, tidak ada bedanya
dengan dulu, mungkin yang lebih terasa berbedanya hanya masalah
ketenangan saja, ya meski belum sepenuhnya terminal dipindah tapi saya
rasa lebih tenang sekarang. (wawancara tanggal 08 Mei 2011)
Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa dampak perpindahan
terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi tidak berdampak pada masalah
keamanan lingkungan tempat tinggal masyarakat Gadang, tetapi berdampak pada
masalah kenyamanan dan ketenangan masyarakat, setelah perpindahan terminal
suasana tempat tinggal masyarakat menjadi lebih tenang dan nyaman.
e. Pendidikan
Masalah akses menuju ke tempat sekolah dirasakan masyarakat Gadang
sama saja ketika terminal belum dipindah, ongkosnyapun juga tidak
berpengaruh, karena tarif angkutan kota jarak jauh dekat sama saja. Hal ini
seperti yang di uangkapkan oleh bapak Slamet (33th) sebagai berikut:
Mengenai masalah akses menuju ke sekolah anak saya ketika terminal
Gadang telah dipindah buat saya tidak ada pengaruhnya, angkot-angkotkan
semua masih melewati terminal Gadang ini, jadi tidak berpengaruh apaapa. (wawancara 08 Mei 2011)
Dari hasil wawancara dengan bapak slamet dapat disimpulkan bahwa tidak
ada dampak dari perpindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi
terhadap masalah akses menuju ke tempat sekolah.
75
B. Temuan Penelitian
1. Latar Belakang Perpindahan Terminal Gadang ke Terminal Hamid
Rusdi
Berdasarkan
paparan
data
tentang
kebijakan
pemerintah
dalam
pemindahan terminal Gadang ke Hamid Rusdi di karenakan (1) di sekitar PIG
(pasar induk Gadang) dan terminal Gadang terdapat permasalahan fisik (berupa
kemacetan lalu lintas yang sangat signifikan sdan keterbatasan sarana dan
prasarana transportasi) (2) arus sirkulasi kendaraan yang sudah terlalu padat (3)
Lokasi terminal Gadang bersebelahan dengan Pasar Induk Gadang, hampir
sepanjang hari mengalami kemacetan karena padatnya volume lalu lintas, (4)
jaraknya terlalu pendek dengan pertigaan Jl. Satsuit Tubun dan kegiatan pasar
induk Gadang dan pedagang kaki lima serta (5) permasalahan sosial lainnya.
Maka dari itu perlu penyusunan kajian penataan kawasan Gadang-Tlogowaru.
Dalam penyusunan Kajian Penataan Kawasan Gadang - Tlogowaru, maka
dalam mekanisme kajiannya harus mempertimbangkan peraturan yang berlaku ,
adapun acuan dasar peraturan dalam penyusunan tersebut adalah:
a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960, tentang Peraturan Dasar PokokPokok Agraria;
b. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992, tentang Perumahan Dan
Permukiman;
c. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997, tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
d. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah kedua
kalinya
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2008 tentang
Pemerintahan Daerah;
e. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
f. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
76
g. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1987 tentang Izin Usaha Industri;
h. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996, tentang Pelaksanaan Hak dan
Kewajiban Serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat Dalam
Penataan Ruang;
i. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah;
j. Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 1989 tentang Pengelolaan Kawasan
Budidaya;
k. Keputusan Presiden Nomor 62 Tahun 2000 tentang Koordinasi Penataan
Ruang nasional;
l. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1998, tentang Tata cara
Peran Serta Masyarakat Dalam Proses Perencanaan Tata Ruang di Daerah;
m. Peraturan Menteri Agraria Nomor 2 Tahun 1999 tentang Ijin Lokasi;
n. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah
Nomor 327/KPTS/M/2002, tentang Penetapan Pedoman Bidang Penataan
Ruang;
o. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 174 Tahun 2004 tentang Pedoman
Koordinasi Penataan Ruang Daerah;
p. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 tahun 1988 tentang Penataan
Ruang Terbuka Hijau;
q. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2006 tentang RTRW
Propinsi;
r. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 295
Tahun 1984 tentang Tata Cara Penyediaan Pembebasan Hak Atas Tanah
Bagi Perusahaan Yang Tidak Menggunakan Fasilitas Penanaman Modal.
2. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Sebelum Perpindahan Terminal
Gadang Ke Terminal Hamid Rusdi
Berdasarkan paparan data tentang kehidupan sosial ekonomi masyarakat
sebelum perpindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi dapat diketahui
sebagai berikut:
77
a. Mayarakat Gadang umumnya bermata pencaharian sebagai pedagang, hal ini
terbukti pada data/profil dari kelurahan Gadang yang menunjukkan bahwa
ada sekitar 10.000 ribu orang yang berprofesi sebagai pedagang, hal ini
dikarenakan daerah Gadang merupakan daerah yang sangat strategis untuk
berdagang, yang mana daerah Gadang merupakan daerah perkotaan yang
juga didukung dengan keberadaan terminal yang digunakan sebagai pusat
pengangkutan barang dan orang, selain itu juga daerah Gadang juga dekat
dengan pasar induk Gadang yang mana merupakan pusat perekonomian
masyarakat setempat. Selain pedagang juga ada beragam mata pencaharian
yang lain seperti sopir, tukang becak, jasa travel, jasa wartel, dan pedagang
asongan yang setiap hari menghiasi di dalam maupun di luar terminal
Gadang.
b. Pendapatan masyarakat Gadang sangat beragam, dari Rp 1.000.000 hingga
Rp 500.000 untuk pedagang dan Rp 30.000 – Rp 90.000 untuk masyarakat
yang berprofesi sebagai sopir angkutan umum, tukang becak, dan makelar.
Pendapatan tersebut juga tergantung pada ramai tidaknya penumpang dan
pembeli. Untuk mencukupi kebutuhan keluarga mereka sehari-hari sangat
tergantung pada pendapatan yang mereka peroleh di terminal Gadang.
c. Masalah akses menuju ke sekolah masyarakat Gadang sangat terbantu dengan
keberadaan terminal di dekat tempat tinggal mereka karena dengan adanya
terminal untuk mendapatkan angkutan umum menjadi lebih mudah, hanya
jalan sekitar 100 meter dari tempat tinggal mereka sudah mendapatkan
angkutan, tetapi untuk masalah tarif dirasa sama saja, karena jarak jauh dekat
tarifnya sama.
78
d. Suasana tempat tinggal masyarakat Gadang dengan adanya terminal dirasa
tidak tenang dan nyaman, karena suara yang ditimbulkan dari terminal sangat
gaduh dan ramai, dan untuk mengerjakan sesuatu kadang menjadi merasa
terganggu karena suara gaduh, dan untuk masalah keamanan masyarakat
Gadang beranggapan sama saja.
e. Interaksi sosial antara masyarakat dari paparan data di atas bahwa di antara
masyarakat yang berprofesi sebagai sopir, pedagang, serta tukang becak
sering terjadi suatu persaingan seperti terlibat cekcok antar sesama pekerja
karena masalah penumpang atau masalah pembeli, tetapi di antara mereka
tidak pernah terjadi suatu konflik.
3. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Sesudah Perpindahan Terminal
Gadang Ke Terminal Hamid Rusdi
Berdasarkan paparan data tentang kehidupan sosial ekonomi masyarakat
sesudah dipindahnya terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi dapat diketahui
yaitu sebagai berikut:
a. Hilangnya mata pencaharian sebagian pedagang yang berdagang di sekitar
terminal, terutama para pedagang yang berdagang di dalam terminal, hal
tersebut berdampak pada pendapatan mereka, terutama dalam memenuhi
kebutuhan rumah tangga keluarganya.
b. Menurunnya tingkat pendapatan para sopir angkutan umum karena
penumpang semakin berkurang dan keberadaan penumpang semrawut
keberadaannya, dan berkuranngnya intensitas pembeli karena mayoritas
pembeli adalah para penumpang, penumpang yang dulunya semua serentak
turun di terminal Gadang, sekarang menjadi kececeran
79
c. Dengan dipindahnya terminal aspek sosial yang di timbulkan ada yang bersifat
negatif dan ada yang positif, dampak positif yang ditimbulkan dari
perpindahan terminal adalah para pedagang menjadi sering bertukar pendapat
tentang pekerjaannya dan para sopir menjadi lebih kompak dalam
mendapatkan penumpang, dan dampak negatif yang ditimbulkan adalah
sebagian sopir menjadi sering terlibat persaingan antar sopir yang lain, karena
sekarang dirasa semakin sepi penumpang.
d. Setelah dipindahnya terminal suasana tempat tinggal masyarakat yang
bertempat tinggal di sekitar terminal menjadi sedikit lebih tenang dan tidak
segaduh dulu waktu terminal gadang masih beroperasi, dan masalah keamanan
masyarakat beranggapan sama saja.
e. Setelah dipindahnya terminal tidak berpengaruh pada masalah akses
pendidikan, karena untuk masalah ongkos jarak jauh maupun dekat tarifnya
sama saja, hanya saja setelah perpindahan terminal agak sedikit lebih sulit
mendapatkan angkutan.
4. Dampak Perpindahan Terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi
Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat
Berdasarkan paparan data di atas dapat diketahui bahwa dampak dari
perpindahan terminal Gadang ke Terminal Hamid Rusdi sebagai berikut:
Setelah dipindahnya terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi membawa
dampak terhadap hampir seluruh masyarakat pengguna jasa terminal, setelah
dipindahnya terminal sebagian masyarakat menjadi kehilangan mata
pencahariannya terutama para pedagang yang berdagang didalam terminal.
Namun demikian sebagian pedagang yang berdagang di sekitar terminal masih
80
tetap ada yang masih berdagang, tetapi intensitas pembeli tidak sebanyak dulu
ketika terminal Gadang belum dipindah.
Berkurangnya penumpang dan pembeli ini berakibat pada menurunnya
pendapatan masyarakat pengguna jasa terminal. Yang dulunya para pedagang
berpenghasilan kurang lebih sekitar Rp1000.000-Rp500.000 sekarang hanya
sekitar Rp200.000 saja. Dan para sopir, makelar penumpang, serta tukang becak
juga mengalami penurunan pendapatan, mereka kini hanya berpenghasilan antara
Rp 25.000-Rp 45.000 perharinya.
Setelah dipindahnya terminal juga berdampak pada Interaksi sosial para
sopir dan tukang becak serta para pedagang, hubungan para pekerja lebih
gampang terjadi cekcok karena perpindahan terminal ini menjadikan penumpang
jadi berkurang, akibatnya sesama sopir atau tukang becak kadang terlibat suatu
persaingan, seperti berebut penumpang, tetapi interaksi sosial setelah
perpindahan terminal tidak berpengaruh terhadap masyarakat yang bertempat
tinggal di Gadang.
Setelah perpindahan terminal tidak berdampak pada masalah pendidikan,
masyarakat Gadang merasakan sama saja ketika terminal gadang masih
beroperasi, mengenai masalah akses dan ongkos menuju ke tempat sekolah anak
mereka dirasakan sama saja. Kemudian mengenai suasana tempat tinggal
masyarakat gadang setelah perpindahan terminal menjadi lebih tenang dan
nyaman, tetapi perpindahan terminal tidak berpengaruh terhadap masalah
keamanan tempat tinggal masyarakat Gadang.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Perpindahan Terminal Gadang ke Terminal Hamid
Rusdi
Pemindahan terminal merupakan hasil dari kebijakan yang di keluarkan
oleh badan-badan aparat pemerintah / wali kota setempat, dalam perpindahan
terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi ini kebijakan di keluarkan oleh Wali
Kota Malang, hal ini sesuai dengan apa yang di kemukakan oleh James E.
Anderson (dalam Subarsono, 2005:2) bahwa kebijakan publik adalah sebagai
kebijakan yang ditetapkan oleh badan-badan aparat pemerintah. Pengertian
tentang kebijakan juga di ungkapkan oleh Mayor (1984:5) yang mengemukakan
bahwa Kebijakan adalah suatu keputusan untuk bertindak yang dibuat atas nama
suatu kelompok sosial, yang memiliki implikasi yang kompleks, dan yang
bermaksud mempengaruhi anggota-anggota kelompok dengan penetapan sangsisangsi.
Alasan pemerintah mengeluarkan kebijakan pemindahan terminal karena
beberapa hal, antara lain (1) di sekitar PIG (pasar induk gadang) dan Terminal
Gadang terdapat permasalahan fisik (berupa kemacetan lalu lintas yang sangat
signifikan dan keterbatasan sarana dan prasarana transportasi) (2) arus sirkulasi
kendaraan yang sudah terlalu padat (3) Lokasi terminal gadang bersebelahan
dengan Pasar Induk Gadang, hampir sepanjang hari mengalami kemacetan
karena padatnya volume lalu lintas, (4) jaraknya terlalu pendek dengan pertigaan
Jl. Satsuit Tubun dan kegiatan pasar induk Gadang dan pedagang kaki lima serta
(5) permasalahan sosial lainnya.
81
82
Maka dari itu dalam penyusunan Kajian Penataan Kawasan Gadang Tlogowaru, dalam mekanisme kajiannya harus mempertimbangkan peraturan
yang berlaku, agar dalam implementasinya tidak merugikan masyarakat, hal ini
sesuai dengan pendapat dari Harrold Laswell dan Abraham Kaplan (dalam
Subarsono, 2005:03) yang berpendapat bahwa kebijakan publik hendaknya berisi
tujuan, nilai-nilai dan pratika-pratika sosial yang ada dalam masyarakat. Suatu
kebijakan publik tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai dan pratika-pratika
sosial yang ada dalam masyarakat, apabila suatu kebijakan publik bertentangan
dengan nilai-nilai dan pratika dalam masyarakat maka akan mendapatkan
resistensi ketika diimplementasikan. Maka dari itu dalam penyusunan Kajian
Penataan Kawasan Gadang - Tlogowaru telah menggunakan acuan dasar
peraturan, antara lain sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960, tentang Peraturan Dasar PokokPokok Agraria;
2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992, tentang Perumahan Dan
Permukiman;
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997, tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah kedua
kalinya
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2008 tentang
Pemerintahan Daerah;
e. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
f. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
g. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1987 tentang Izin Usaha Industri;
h. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996, tentang Pelaksanaan Hak dan
Kewajiban Serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat Dalam
Penataan Ruang;
i. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah;
83
j. Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 1989 tentang Pengelolaan Kawasan
Budidaya;
k. Keputusan Presiden Nomor 62 Tahun 2000 tentang Koordinasi Penataan
Ruang nasional;
l. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1998, tentang Tata cara
Peran Serta Masyarakat Dalam Proses Perencanaan Tata Ruang di Daerah;
m. Peraturan Menteri Agraria Nomor 2 Tahun 1999 tentang Ijin Lokasi;
n. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah
Nomor 327/KPTS/M/2002, tentang Penetapan Pedoman Bidang Penataan
Ruang;
o. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 174 Tahun 2004 tentang Pedoman
Koordinasi Penataan Ruang Daerah;
p. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 tahun 1988 tentang Penataan
Ruang Terbuka Hijau;
q. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2006 tentang RTRW
Propinsi;
r. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 295
Tahun 1984 tentang Tata Cara Penyediaan Pembebasan Hak Atas Tanah
Bagi Perusahaan Yang Tidak Menggunakan Fasilitas Penanaman Modal.
B. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Sebelum Perpindahan Terminal
Gadang Ke Terminal Hamid Rusdi
Berdasarkan hasil penelitian dapat di ketahui bahwa kondisi sosial
ekonomi masyarakat sebelum perpindahan terminal Gadang ke terminal Hamid
Rusdi sebagai berikut:
1. Mata Pencaharian
Josef (1986:80) mengemukakan bahwa masyarakat adalah kelompok
manusia yang saling berinteraksi yang memiliki prasarana untuk kegiatan
tersebut dan adanya saling keterikatan untuk mencapai tujuan bersama.
84
Begitupun dengan masyarakat Gadang yang dalam kehidupannya saling
berinteraksi dan bekerjasama dengan masyarakat sekitar. Mereka tidak
membeda-bedakan meski berbeda bahasa, asal tempat tinggal, bahkan pekerjaan.
Masyarakat Gadang mempunyai mata pencaharian yang bermacammacam, tetapi pada umumnya masyarakat Gadang bermata pencaharian sebagai
pedagang, hal ini terbukti pada data/profil dari kelurahan Gadang yang
menunjukkan bahwa ada sekitar 10.000 ribu orang yang berprofesi sebagai
pedagang, hal ini dikarenakan daerah Gadang merupakan daerah yang sangat
strategis untuk berdagang, yang mana daerah Gadang merupakan daerah
perkotaan yang juga didukung dengan keberadaan terminal yang digunakan
sebagai pusat pengangkutan barang dan orang, selain itu juga daerah Gadang
juga dekat dengan pasar induk Gadang yang mana merupakan pusat
perekonomian masyarakat setempat. Hal tersebut selaras dengan pendapat dari
Nasution (1996:73) yang mengemukakan bahwa terminal sebagai pusat
pertumbuhan pemegang peranan penting dalam usaha-usaha mencapai tujuantujuan pembangunan ekonomi.
Selain pedagang juga ada beragam mata pencaharian masyarakat yang lain
seperti sopir, tukang becak, jasa travel dan jasa wartel, dan pedagang asongan
yang setiap hari menghiasi di dalam maupun di luar terminal Gadang.
Masyarakat hampir setiap hari bekerja dan mencari nafkah untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari keluarganya, Pekerjaan mempunyai peranan penting dalam
kehidupan masyarakat Gadang, hal ini sesuai dengan pendapat dari Polak
(1985:265) yang menyatakan bahwa pencarian rizki merupakan suatu fungsi
85
penting dalam kehidupan manusia, yang tidak terpisah dari kehidupan sosial
masyarakat.
2. Pendapatan
Dari hasil penelitian yang di tanyakan kepada masyarakat bahwa
pendapatan masyarakat Gadang sangat beragam, dari Rp 1.000.000 hingga Rp
500.000 perhari untuk masyarakat yang berprofesi sebagai pedagang dan Rp
75.000 – Rp 45.000 perhari untuk masyarakat yang berprofesi sebagai sopir
angkutan umum, tukang becak, dan makelar penumpang, pendapatan tersebut
juga tergantung pada ramai tidaknya penumpang dan pembeli. Untuk
mencukupi kebutuhan keluarga mereka sehari-hari sangat tergantung pada
pendapatan yang mereka peroleh dari mereka bekerja. Hal tersebut sesuai
dengan pendapat dari Winardi (dalam Sulistyowati, 2005:25) pendapatan atau
penghasilan adalah hasil yang berupa uang atau hasil materi lainnya yang
dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa-jasa manusia secara bebas.
Pendapatan masyarakat yang berprofesi sebagai pedagang di
kategorikan sebagai golongan penduduk yang mempunyai pendapatan tinggi,
sedangkan masyarakat yang berprofesi sebagai sopir, tukang becak dan
makelar penumpang di kategorikan sebagai golongan penduduk yang
berpendapatan rendah.
Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sumardi (dalam
Asih,2006) bahwa pendapatan yang diterima penduduk dapat digolongkan
berdasarkan 4 (golongan), yaitu:
a. Golongan penduduk berpendapatan rendah, yaitu penduduk yang
berpendapatan < Rp 500.000 perbulan
86
b. Golongan penduduk berpendapatan menengah, yaitu penduduk yang
berpendapatan rata-rata antara Rp 500.000-Rp 700.000 perbulan
c. Golongan penduduk berpendapatan tinggi, yaitu penduduk yang
berpendapatan rata-rata antara Rp 750.000- < Rp 1.000.000 perbulan
d. Golongan penduduk berpendapatan sangat tinggi yaitu penduduk dengan
pendapatan rata-rata > Rp 1.000.000 perbulan
3. Pendidikan
Pendidikan merupakan hal terpenting dalam hidup kita, karena dengan
pendidikan kita bisa memperoleh pengetahuan dan dari pengetahuan itu kita bisa
mendapatkan pekerjaan yang layak dan juga dapat memperoleh suatu pendapatan
agar kita bisa menjalani hidup dengan mandiri tanpa merepotkan orang lain, hal
tersebut sesuai dengan pendapat dari Mundzir (2006:54) yang mengemukakan
bahwa pendidikan adalah upaya yang sadar dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan individu agar dapat menentukan kehidupan secara mandiri.
Untuk memperlancar suatu pendidikan juga harus didukung dengan sarana
prasarana dan juga transportasi yang baik dan memadai agar akses untuk
menjangkau tempat sekolah dapat berjalan dengan lancar. Dari hasil penelitian
masalah akses menuju ke sekolah masyarakat Gadang sangat terbantu dengan
keberadaan terminal di dekat tempat tinggal mereka karena dengan adanya
terminal untuk mendapatkan angkutan umum menjadi lebih mudah, hanya
tinggal berjalan kaki sekitar 100 meter dari tempat tinggal mereka sudah
mendapatkan angkutan, tetapi untuk masalah ongkos angkutan dirasa tidak
berpengaruh dengan keberadaan terminal dekat tempat tinggal mereka, karena
jarak jauh dekat tarifnya sama.
87
4. Suasana Tempat Tinggal Masyarakat Gadang
Sebelum perpindahan terminal, suasana tempat tinggal masyarakat Gadang
dengan adanya terminal dirasa kurang tenang dan nyaman, karena suara yang
ditimbulkan dari terminal sangat gaduh, bising dan ramai, dan untuk
mengerjakan sesuatu kadang menjadi merasa terganggu karena suara gaduh dari
terminal, dan untuk masalah keamanan masyarakat Gadang beranggapan tidak
berpengaruh dengan keberadaan terminal. Masyarakat Gadang mendambakan
yang namanya ketenangan dan kenyamanan, hal ini sesuai dengan kamus pelajar
(Hardaniwati 2003:24) aman adalah bebas dari bahaya, bebas dari gangguan
kejahatan, terlindung atau tersembunyi.
5. Interaksi Sosial
Menurut pendapat dari Elly Setiadi ( 2007,90) Manusia berinteraksi
dengan sesamanya dalam kehidupan untuk menghasilkan pergaulan hidup dalam
suatu kelompok sosial. Begitupun dengan masyarakat Gadang mereka selalu
berinteraksi dalam lingkungannya, meskipun kadang juga ada yang namanya
persaingan dan konflik, karena syarat-syarat dari interaksi sosial itu sendiri antara
lain adalah persaingan, kerjasama, konflik, dan komunikasi.
Interaksi sosial dalam masyarakat Gadang juga terdapat ke 4 hal tersebut,
ada persaingan, kerjasama, konflik, dan juga komunikasi, berdasarkan hasil
penelitian bahwa di antara masyarakat yang berprofesi sebagai sopir, pedagang,
serta tukang becak sering terjadi suatu persaingan seperti terlibat cekcok antar
sesama pekerja karena masalah penumpang atau masalah pembeli, tetapi di
antara mereka tidak pernah terjadi suatu konflik.
88
C. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Sesudah Perpindahan Terminal
Gadang Ke Terminal Hamid Rusdi
Berdasarkan hasil penelitian tentang kehidupan sosial ekonomi masyarakat
sesudah dipindahnya terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi dapat diketahui
sebagai berikut:
1. Mata Pencaharian
Masyarakat Gadang yang selama ini telah memakai jasa terminal, kini
telah banyak yang kehilangan pekerjaan yang selama ini di gelutinya, karena
terminal kini telah dipindah. Bagi masyarakat Gadang pekerjaan merupakan hal
yang terpenting karena dengan bekerja mereka bisa mencukupi kebutuhan
keluarganya, hal tersebut sesuai dengan pendapat dari Polak (1985:265) yang
menyatakan bahwa pencarian rizki merupakan suatu fungsi penting dalam
kehidupan manusia, yang tidak terpisah dari kehidupan sosial masyarakat.
Dari hasil penelitian dapat di ketahui bahwa sebagian dari masyarakat
pengguna jasa terminal terutama para pedagang telah kehilangan mata
pencahariannya, terutama para pedagang yang berdagang di dalam terminal
karena semua kios-kios yang dulunya di jadikan sebagai tempat untuk berdagang
kini telah di bongkar dan di alih fungsikan, hal tersebut berpengaruh terhadap
pendapatan mereka, terutama dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga
keluarganya.
2. Pendapatan
Setelah perpindahan terminal Gadang perekonomian masyarakat menjadi
menurun, karena sebagian dari masyarakat telah kehilangan mata
pencahariannya, terutama masyarakat yang berprofesi sebagai pedagang,
89
akibatnya masyarakat banyak yang beralih ke pekerjaan lain, seperti kerja
srabutan, dll untuk mencukupi kebutuhan ekonomi keluarganya. hal tersebut
selaras dengan pendapat dari Abdurrahman (1979:383) yang mengemukakan
bahwa Istilah ekonomi di identikkan dengan ilmu ekonomi yaitu “suatu ilmu
yang secara sistematis mempelajari usaha-usaha manusia untuk memperoleh alatalat materi untuk memenuhi kebutuhannya”.
Menurunnya tingkat pendapatan tidak hanya dirasakan oleh pedagang,
namun masyarakat yang berprofesi sebagai sopir, tukang becak dan makelar juga
mengalami purunan pendapatan setelah perpindahan terminal, karena penumpang
semakin berkurang dan keberadaan penumpang semrawut keberadaannya, dan
berkuranngnya intensitas pembeli karena mayoritas pembeli adalah para
penumpang, penumpang yang dulunya semua serentak turun di terminal Gadang,
sekarang menjadi kececeran. Pendapatan yang di peroleh pedagang setelah
dipindahnya terminal berkisar antara Rp 200.000 perharinya, dan masyarakat
yang berprofesi sebagai sopir, tukang becak, dan makelar penumpang
berpendapatan sekitar Rp 25.000- Rp 45.000 perharinya
3. Interaksi Sosial
Dengan dipindahnya terminal aspek sosial yang di timbulkan ada yang
bersifat negatif dan ada yang positif, dampak positif yang ditimbulkan dari
perpindahan terminal adalah para pedagang menjadi sering bertukar pendapat
tentang pekerjaannya dan para sopir menjadi lebih kompak dalam mendapatkan
penumpang, dan dampak negatif yang ditimbulkan adalah sebagian sopir menjadi
sering terlibat persaingan antar sopir yang lain, karena sekarang dirasa semakin
sepi penumpang.
90
4. Suasana Tempat Tinggal Masyarakat
Setelah dipindahnya terminal suasana tempat tinggal masyarakat yang
bertempat tinggal di sekitar terminal menjadi sedikit lebih tenang dan tidak
segaduh waktu terminal Gadang masih beroperasi, dan masalah keamanan
masyarakat beranggapan tidak berpengaruh terhadap perpindahan terminal.
5. Pendidikan
Setelah dipindahnya terminal tidak berpengaruh pada masalah akses
pendidikan, karena untuk masalah ongkos jarak jauh maupun dekat tarifnya sama
saja, hanya saja setelah perpindahan terminal agak sedikit lebih sulit
mendapatkan angkutan.
D. Dampak Perpindahan Terminal Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi
Masyarakat
Berdasarkan paparan data di atas dapat diketahui bahwa dampak dari
perpindahan Terminal Gadang ke Terminal Hamid Rusdi sebagai berikut:
Kebijakan yang di keluarkan oleh pemerintah telah membawa dampak
terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Pengertian dampak kebijakan
menurut Dye (1981:52) adalah keseluruhan efek yang ditimbulkan oleh suatu
kebijakan dalam kondisi kehidupan nyata.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa setelah perpindahan terminal
Gadang ke terminal Hamid Rusdi telah membawa dampak terhadap hampir
seluruh masyarakat pengguna jasa terminal, setelah dipindahnya terminal sebagian
masyarakat menjadi kehilangan mata pencahariannya terutama para pedagang
yang berdagang didalam terminal. Namun demikian sebagian pedagang yang
91
berdagang di sekitar terminal masih tetap ada yang berdagang, tetapi intensitas
pembeli tidak sebanyak dulu ketika terminal Gadang belum dipindah.
Berkurangnya penumpang dan pembeli ini berakibat pada menurunnya
pendapatan masyarakat pengguna jasa terminal. Yang dulunya para pedagang
berpenghasilan kurang lebih sekitar Rp1000.000-Rp500.000 perhari sekarang
hanya berpendapatan sekitar Rp200.000 perharinya.
Setelah dipindahnya terminal juga berdampak pada Interaksi sosial
masyarakat yang berprofesi sebagai sopir, tukang becak dan pedagang, hubungan
para pekerja lebih mudah terjadi suatu persaingan seperti terjadi cekcok antar
sesama profesi, karena perpindahan terminal menjadikan penumpang berkurang,
akibatnya sesama sopir atau tukang becak kadang terlibat suatu persaingan, seperti
berebut penumpang,
Setelah perpindahan terminal tidak berdampak pada masalah pendidikan,
masyarakat Gadang merasakan sama saja ketika terminal Gadang masih
beroperasi, mengenai masalah akses dan ongkos menuju ke tempat sekolah anak
mereka dirasakan tidak berpengaruh terhadap keberadaan terminal dekat tempat
tinggal mereka, karena tarif angkutan umum jarak jauh maupun dekat sama.
Kemudian mengenai suasana tempat tinggal masyarakat Gadang setelah
perpindahan terminal menjadi lebih tenang dan nyaman, tetapi perpindahan
terminal tidak berpengaruh terhadap masalah keamanan tempat tinggal
masyarakat Gadang, masyarakat Gadang merasakan tidak berpengaruh terhadap
keberadaan terminal.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan data dan temuan penelitian dalam bab
sebelumnya, kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Latar belakang pemindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi
Latar belakang pemindahan terminal Gadang ke terminal Hamid
Rusdi di karenakan antara lain sebagai berikut: (1) di sekitar PIG (pasar
induk gadang) dan Terminal Gadang terdapat permasalahan fisik (berupa
kemacetan lalu lintas yang sangat signifikan dan keterbatasan sarana dan
prasarana transportasi) (2) arus sirkulasi kendaraan yang sudah terlalu
padat (3) Lokasi terminal Gadang bersebelahan dengan Pasar Induk
Gadang, hampir sepanjang hari mengalami kemacetan karena padatnya
volume lalu lintas, (4) jaraknya terlalu pendek dengan pertigaan Jl. Satsuit
Tubun dan kegiatan pasar induk Gadang dan pedagang kaki lima serta (5)
permasalahan sosial lainnya. Maka dari itu perlu penyusunan kajian
penataan kawasan Gadang-Tlogowaru.
2. Kehidupan sosial ekonomi masyarakat sebelum perpindahan terminal
Gadang ke terminal Hamid Rusdi
Masyarakat Gadang sebelum perpindahan terminal pada umumnya
bermata pencaharian sebagai pedagang, selain pedagang juga ada beragam
mata pencaharian yang lain seperti sopir, tukang becak, makelar
penumpang, jasa travel dan jasa wartel serta pedagang asongan.
92
93
Pendapatan masyarakat sangat beragam dari sekitar Rp 1.000.000Rp500.000 perhari untuk masyarakat yang berprofesi sebagai pedagang
dan Rp 30.000-Rp 90.000 perhari untuk mayarakat yang berprofesi
sebagai sopir angkutan umum, tukang becak, dan makelar. Pendapatan
tersebut juga tergantung pada ramai tidaknya pembeli dan penumpang.
Akses menuju ke tempat sekolah masyarakat Gadang sangat
terbantu dengan keberadaan terminal dekat tempat tinggal mereka, tetapi
untuk masalah ongkos mereka mengaku tidak berpengaruh dengan
keberadaan terminal, karena tariff untuk jarak jauh dekat ongkosnya sama
saja.
Suasana tempat tinggal masyarakat Gadang sebelum perpindahan
terminal dirasakan tidak tenang dan tidak nyaman karena suara bising,
gaduh dan ramai dari terminal, tetapi masalah keamanan mereka
merasakan tidak berpengaruh dengan keberadaan terminal
Interaksi sosial masyarakat Gadang berupa kerjasama seperti
tahlilan rutin, acara PKK dll, selain kerjasama juga
ada persaingan,
persaingan di antara sesama profesi seperti terlibat cekcok mengenai
masalah penumpang atau masalah pembeli, tetapi di antara mereka tidak
pernah terjadi suatu konflik.
3. Kehidupan sosial ekonomi masyarakat setelah perpindahan terminal
Gadang ke terminal Hamid Rusdi
Setelah perpindahan terminal sebagian masyarakat terutama yang
berprofesi sebagai pedagang telah kehilangan mata pencahariannya. Dan
menurunnya tingkat pendapatan masyarakat yang berprofesi sebagai sopir,
94
tukang becak dan makelar, mereka kini hanya berpendapatan sekitar Rp
25.000-Rp 45.000 perharinya, dan pedagang kini hanya berpendapatan
sekitar Rp 200.000 perharinya.
Interaksi sosial masyarakat setelah perpindahan terminal ada yang
bersifat negatif dan ada yang positif, negatifnya adalah masyarakat
menjadi lebih sering terjadi persaingan berupa cekcok antar sesama profesi
yang di akibatkan karena berebut penumpang dan pembeli, sedangkan
positifnya adalah masyarakat sesama profesi menjadi lebih kompak dan
saling bertukar pikiran tentang pekerjaan mereka.
Suasana tempat tinggal masyarakat menjadi sedikit lebih tenang
dan tidak segaduh dulu. Setelah perpindahan terminal tidak berpengaruh
terhadap masalah akses menuju ke tempat sekolah, hanya saja setelah
perpindahan terminal agak sedikit lebih sulit mendapatkan angkutan, dan
untuk masalah ongkos masyarakat beranggapan tidak berpengaruh
terhadap perpindahan terminal.
4. Dampak perpindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi terhadap
kehidupan sosial ekonomi masyarakat
Perpindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi membawa
dampak terhadap hampir seluruh masyarakat pengguna jasa terminal,
masyarakat terutama yang berprofesi sebagai pedagang sebagian telah
kehilangan mata pencahariannya, pendapatan yang diperoleh mayarakat
setelah perpindahan terminal menjadi berkurang, pendapatan pedagang
dari Rp1.000.000-Rp 500.000 perharinya, kini hanya berkisar antara Rp
200.000 perharinya, dan masyarakat yang berprofesi sebagai sopir, tukang
95
becak, dan makelar penumpang juga mengalami penurunan pendapatan,
sekarang pendapatan mereka hanya berkisar antara Rp 25.000-Rp 45.000
perharinya
Perpindahan terminal juga berdampak pada Interaksi sosial
masyarakat yang mana setelah perpindahan terminal masyarakat sesama
profesi menjadi lebih mudah terjadi cekcok karena perpindahan terminal
menjadi lebih sepi penumpang dan pembeli. Akses menuju ke tempat
sekolah masyarakat menjadi agak lebih sulit mendapatkan angkutan
umum, dan suasana tempat tinggal masyarakat menjadi lebih tenang dan
nyaman dengan perpindahan terminal.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, saran dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Masyarakat
Bagi masyarakat diharapkan agar memahami dan mengerti tentang
maksud dan tujuan dari pemindahan terminal Gadang ke terminal Hamid
Rusdi. Kebijakan tersebut semata-mata hanya untuk meningkatkan sarana
prasarana dari terminal dan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat di
sekitar terminal baik dalam aspek sosial maupun ekonomi masyarakat.
2. Bagi Pemerintahan Kota Malang
Bagi pemerintah kota Malang hendaknya dapat memahami dampak dari
kehidupan sosial maupun ekonomi masyarakat Gadang dengan adanya
pemindahan terminal. Diharapkan pihak Pemkot Malang mampu
memberikan rekomendasi mengenai kondisi, situasi dan dampak yang
96
sebenarnya terjadi akibat pemindahan terminal khususnya terhadap
aktivitas sosial ekonomi masyarakat sekitar Gadang.
3. Bagi Peneliti selanjutnya
Bagi peneliti saat ini maupun peneliti selanjutnya diharapkan untuk lebih
kritis dalam menggali fenomena-fenomena sosial ekonomi yang ada dalam
masyarakat khususnya fenomena kehidupan sosial ekonomi masyarakat
sehingga bisa dijadikan bahan koreksi diri maupun sebagai bahan
memperkaya pengetahuan untuk mewujudkan kehidupan bermasyarakat
yang lebih baik.
97
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, S. 2006.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta:Rineka
Cipta.
Arikunto, Suharsimi.2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi
Revisi V. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Abdul Wahab, S.2004.2004.Analisis Kebijakan (Dari Formulasi Ke Implementasi
Kebijakan Negara). Jakarta: Bumi Aksara.
Asih, W,K. 2006. Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap
Motivasi Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi Pada Siswa Kelas
III SMA PGRI I Kebumen. Skripsi tidak di terbitkan. Semarang: Universitas
Negeri Semarang. Fakultas Ilmu Sosial. (http://pakolescenter. Blogspot.
Com/2008/01 sosial ekonomi html (di akses tanggal 16 juli 2010 pukul
19.00 wib)
Colleta Nat. J dan Kayam Umar.1987.Kebudayaan dan
Pembangunan.Jakarta:Yayasan Obor Indonesia.
Hardaniwati, dkk. 2003. Kamus Pelajar (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama).
Jakarta: Pusat Bahasa
Islamy, M. Irfan.1997.Prinsip-prinsip Perumusan Kebijakan.Jakarta:Bumi Aksara
Kompas.5 Januari 2011.Terminal Hamid Rusdi akan dijadikan Terminal Utama
Jika Tol Malang–Pandaan dibangun,Hlm.6
Kamars,Dachnel.1989. Sistem Pendidikan Dasar, Menengah dan Tinggi Suatu
Studi Perbandingan Antar Beberapa Negara.Jakarta:--------------Moleong, Lexy.2009.Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya
Michael.2000.Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga.Jakarta:Erlangga
Miles, B. Matrew dan A. Michael Huberman.1992. Analisis Data Kualitatif.
Jakarta:UI-Press.
Munawar, Ahmad,2005.Dasar-Dasar Teknik Transportasi.Jogjakarta:BetaOffset
Mundzir.2006. Sosiologi Pendidikan.Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Malang.
Nasution, M.S.2004.Managemen Transportasi (M.S.Qodhafi, Ed). Jakarta:Ghalia
Indonesia
98
Poerwadarminto.1987.Kamus Umum Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka
Polak, j.b.a. Maijor. 1985. Sosiologi (Suatu Buku Pengantar Ringkas). Jakarta:
PT. Ichtiar Baru
Setiadi, Elly, 2008.Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.Jakarta:Kencana
Sugiyono.2009.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
R&D.Bandung:Alfabeta
Soedarno.1992.Ilmu Sosial Dasar.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama
Soelaeman,Munandar.1986. Ilmu Sosial Dasar. Bandung: Eresco
Suyitno .2000.Profil Sosial Ekonomi, Demografi dan Geografis TKW Pada
Industri Pakaian Jadi di Kecamatan Tulungagung, Kabupaten
Tulungagung. Malang: Tidak Diterbitkan.
Universitas Negeri Malang.2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang:
Universitas Negeri Malang
Wikipedia, 28 juni, 2008. Gerak Sosial.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Gerak_sosial, diakses 21 Januari 2011).
-------------. 1992. Undang-Undang Republik Indonesia.
(Online) http://id.wikisource.org/wiki/UndangUndang_Republik_Indonesia_Nomor_14_Tahun_1992#Bagian_Ketiga_:_
Terminal, diakses, 20 Januari 2010).
--------------. 2009. Polri.
(Online) http://ppid.polri.go.id/upload/files/UU_22_Tahun_2009.pdf, di
akses 22 Januari 2011
Pedoman Dan Hasil Wawancara
Ibu Indri, berprofesi sebagai pedagang (wawancara tanggal 03 Mei 2011 Pukul
11.00)
Pertanyaan
No
A Mata Pencaharian
1
Apakah pekerjaan yang saudara miliki saat ini?
Jawaban
• Usaha rumah makan
2
Selain pekerjaan tetap saudara apakah saudara
mempunyai pekerjaan yang lain?
• Tidak, usaha rumah
makan ini merupakan
pekerjaan utama saya
3
Bagaimana pendapat saudara dengan
dipindahnya terminal Gadang ke Hamid Rusdi,
berkaitan dengan mata pencaharian dan
pendapatan saudara?
• Menurut saya dengan
dipindahnya terminal
gadang ke hamid rusdi
menjadikan keruwetan
lalu lintas, mobil jadi
kececeran di pinggir
jalan terminal
lama(gadang), kemudian
terkait dengan
penghasilan saya
menjadi menurun,
karena penumpang yang
dulunya serentak turun
di terminal gadang
sekarang jadi kececeran,
maka dari itu rumah
makan saya jadi sepi
pembeli, yang dulunya
warung saya buka jam
07.00 pagi sekarang jam
08.00/ jam 09.00 baru
saya buka. Ya…karena
sekarang agak sepi
B
1
Pendapatan
Berapakah pendapatan yang saudara peroleh
tiap harinya?
• Sebelum terminal
gadang masih
dioperasikan pendapatan
yang saya peroleh tiap
harinya sekitar Rp
500.000, tetapi setelah
terminal dipindah
pendapatan saya
merosot menjadi sekitar
Rp 200.000 itupun
sudah paling banyak
2
Apakah dengan pendapatan yang saudara
peroleh dapat mencukupi kebutuhan saudara
dan keluarga?
• Tidak cukup, karena
untuk kebutuhan
sehari-hari seperti
makan dan tagihan
bulanan seperti air,
listrik dan kebutuhan
tak terduga lainnya
3
Berapakah tanggungan keluarga saudara?
Apabila tidak cukup apa yang akan saudara
lakukan untuk mencukupi kebutuhan keluarga
saudara?
• Anak saya ada 2 dan
masih sekolah semua
4
Selain pendapatan utama saudara apakah
saudara mempunyai pendapatan yang lain?
• Tidak, pendapatan saya
hanya warung makan
ini saja
C
1
Pendidikan
Dimanakah anak saudara sekolah?
2
Bagaimana dengan masalah akses menuju ke
sekolah anak saudara? Apakah dengan
dipindahnya terminal menjadi lebih lama dan
sulit menjangkau tempat sekolah?
3
Untuk ongkos menuju ke sekolah apakah
menjadi lebih mahal?
D
1
Suasana
Bagaimana suasana tempat tinggal saudara
setelah terminal di pindah? Apakah saudara
merasa lebih tenang dan nyaman?
• Anak saya yang masih
SD sekolah di SDN
gadang sini, dan yang
SMA sekolah di SMA
2 Malang
• Setelah dipindahnya
terminal tidak
berpengaruh terhadap
masalah akses menuju
kesekolah anak saya
• Untuk masalah ongkos
masih tetap untuk
angkutan kota tarifnya
selama ini masih tetap
yaitu Rp 2000 untuk
anak sekolahan
• Setelah terminal
dipindah saya rasa lebih
tenang dan nyaman,
karena mobil-mobil
angkutan umum tidak
semuanya berhenti di
gadang, meskipun
masih banyak yang
masih berhenti disini
tapi tidak sebanyak dan
tidak segaduh dulu
waktu terminal masih
dioperasikan
2
Untuk masalah keamanannya sendiri
bagaimana? Bila dibandingkan selama terminal
gadang masih beroperasi?
E
1
Interaksi Sosial
Bagaimanakah hubungan atau komunikasi
saudara dengan tetangga sekitar?
2
Apakah saudara pernah terjadi konflik atau
perkelahian dengan tetangga sekitar?
3
Apakah masyarakat disini mempunyai suatu
wadah organisasi atau suatu perkumpulan?
• Masalah keamanan
saya rasa ya sama saja
tidak ada pengaruhnya
dengan keberadaan
terminal
• Komunikasi kami disini
semuanya baik
• Tidak pernah, kami
semua disini rukun dan
kompak
• Iya, kami disini sering
berkumpul dalam acara
Pkk atau kegiatan
keagamaan seperti
tahlil, istigosah, dan
diba’an
Bapak Musani Pedagang Buah, tanggal 04 Mei 2011 Pukul 12.00
No
A
1
Pertanyaan
Mata Pencaharian
Apa pekerjaan saudara sebelum menjadi
pedagang?
2
Selain bekerja sebagai pedagang apakah
saudara mempunyai pekerjaan sampingan
Jawaban
• Sebelum berdagang
buah di sini dulu saya
kerja di Jakarta jual sate
• Tidak, jualan buah ini
merupakan pekerjaan
utama saya
lain? Jika iya, apa pekerjaan yang saudara
miliki saat ini?
3
Bagaimana pendapat saudara dengan
pindahnya terminal gadang ke hamid rusdi,
terkait dengan mata pencaharian dan
pendapatan saudara?
• Menurut saya
perpindahan terminal
ini keliru, karena
pemerintah tidak
mendisiplinkan para
angkutan supaya pindah
semua ke terminal baru
makanya masih ruwet
disini, terkait dengan
pendapatan saya jelas
berkurang yang
dulunya saya bisa
mendapatkan
keuntungan Rp
1000.000 sekarang
hanya Rp 500.000
perharinya, sekarang
menjadi berkurang
karena penumpangnya
semrawut, dagangan
saya jadi sepi pembeli
B
Pendapatan
1
Sebelum terjadinya perpindahan terminal,
berapa pendapatan yang saudara peroleh tiap
harinya ?
2
Setelah terjadinya perpindahan terminal,
berapa pendapatan yang saudara peroleh tiap
harinya?
3
Apakah dengan pendapatan yang saudara
peroleh dapat mencukupi kebutuhan saudara
• Sebelum terjadinya
perpindahan terminal
pendapatan yang saya
peroleh sekitar Rp
1000.000 perharinya
• Pendapatan yang saya
peroleh sekarang hanya
sekitar Rp 500.000
perharinya
• Bisa, karena saya belum
berkeluarga
dan keluarga?
4
Berapakah tanggungan keluarga saudara?
Apabila tidak cukup apa yang akan saudara
lakukan untuk mencukupi kebutuhan keluarga
saudara?
5
Selain sebagai pedagang apakah saudara
mempunyai pendapatan yang lain?
C
1
Interaksi Sosial
Apakah dengan dipindahnya terminal menjadi
lebih sulit mendapatkan pembeli? Bila di
• Dua orang, setiap bulan
saya member jatah uang
ke ibu saya dan
membantu biaya adik
saya yang masih
sekolah
• Tidak, saya tidak
mempunyai pendapatan
lainnya
• Iya, dagangan saya jadi
sepi pembeli, karena
mayoritas konsumen
saya adalah penumpang
bandingkan dengan masih di operasikannya
terminal gadang
2
Bagaimana hubungan para pedagang dengan
pedagang yang lain? Mengenai pembeli
misalnya, apakah kalau ada pembeli saling
berebut antara pedagang satu dengan pedagang
yang lainnya?
• Iya, kadang juga ada
yang namanya
persaingan, apalagi
sekarang ini sepi
pembeli
3
Dengan dipindahnya terminal, bagaimana
hubungan atau komunikasi antara pedagang
dengan pedagang yang lain?
• Biasanya kita sesame
pedagang juga sering
bertukar pikiran
mengenai pekerjaan
kita, meskipun gak
jarang kita sesama
pedagang buah juga
rebutan pembeli
4
Dengan dipindahnya terminal bagaimana
• Kadang antara
pedagang dengan
pembeli juga ada
cekcok karena masalah
harga
hubungan atau komunikasi antara pedagang
dengan pembeli?
5
Apakah para pedagang disini diwadahi dalam
• Tidak ada organisasi
suatu organisasi?
6
Apakah pedagang disini pernah berkelahi
dengan pedagang yang lain karena masalah
rebutan pembeli?
• Kadang kita sesama
pedagang sering terlibat
adu mulut dengan
pedagang buah yang
lain karena rebutan
pembeli, tapi tidak
pernah sampai berkelahi
Ibu Diah pedagang buah dan konter hp, tanggal 10 Mei 2011
No
Pertanyaan
A Mata Pencaharian
1
Apa pekerjaan saudara sebelum menjadi
pedagang?
Jawaban
• Saya dulu pertama
dagang di terminal
gadang ini saya
memulai dengan
berdagang buah, sampai
sekarang saya
meluaskan usaha saya
dengan membuka
kounter
2
Selain bekerja sebagai pedagang apakah
saudara mempunyai pekerjaan sampingan
lain? Jika iya, apa pekerjaan yang saudara
• Tidak, pekerjaan utama
saya membuka konter
dengan jualan buah ini
saja
miliki saat ini?
3
Bagaimana pendapat saudara dengan
pindahnya terminal gadang ke hamid rusdi,
terkait dengan mata pencaharian dan
pendapatan saudara?
B
1
• Menurut saya tambah
ramai karena terminal
baru tidak di tempati
sampai sekarang,
penumpang masih
banyak yang turun di
terminal lama
Pendapatan
Sebelum terjadinya perpindahan terminal,
2
• Sbelum perpindahan
terminal pendapatan
berapa pendapatan yang saudara peroleh tiap
yang saya peroleh tiap
harinya ?
harinya sekitar Rp
400.000
Setelah terjadinya perpindahan terminal, berapa • Pendapatan yang saya
peroleh menjadi tambah
pendapatan yang saudara peroleh tiap harinya?
naik, yang dulunya
sekitar Rp 400.000
sekarang naik sekitar Rp
500.000 perharinya
3
Apakah dengan pendapatan yang saudara
• Cukup
peroleh dapat mencukupi kebutuhan saudara
dan keluarga?
4
Berapakah tanggungan keluarga saudara?
Apabila tidak cukup apa yang akan saudara
• Tanggungan keluarga
saya ada 2 dan masih
kecil-kecil
lakukan untuk mencukupi kebutuhan keluarga
saudara?
5
Selain sebagai pedagang apakah saudara
mempunyai pendapatan yang lain?
• Tidak, saya tidak
mempunyai pendapatan
yang lain
C
1
Interaksi Sosial
Apakah dengan dipindahnya terminal menjadi
lebih sulit mendapatkan pembeli? Bila di
bandingkan dengan masih di operasikannya
terminal gadang
2
Bagaimana hubungan para pedagang dengan
pedagang yang lain? Mengenai pembeli
• Tidak, menurut saya
sama saja ketika
terminal gadang masih
berfungsi, bahkan
menurut saya jadi lebih
ramai
• Tidak, kami sesama
pedagang tidak pernah
berebut pembeli
misalnya, apakah kalau ada pembeli saling
berebut antara pedagang satu dengan pedagang
yang lainnya?
3
Dengan dipindahnya terminal, bagaimana
hubungan atau komunikasi antara pedagang
dengan pedagang yang lain?
4
Dengan dipindahnya terminal bagaimana
hubungan atau komunikasi antara pedagang
• Kita sesama pedagang
kompak dan saling
bertukar
pendapat/pikiran
tentang pekerjaan kami
dan komunikasi antara
sesame pedagang
menjadi lebih baik,
yang dulunya kita
jarang berkomunikasi
sekarang menjadi lebih
sering berkomunikasi
• Komunikasi antara
pedagang dengan
pembeli cukup baik
dengan pembeli?
5
Apakah para pedagang disini diwadahi dalam
suatu organisasi?
6
Apakah pedagang disini pernah berkelahi
dengan pedagang yang lain karena masalah
rebutan pembeli?
• Iya, kita disini ada suatu
organisasi jadi setiap
minggunya kita ada
pemungutan untuk
keamanan dan lain
sebagainya
• Tidak, kita disini saling
kompak antara satu
sama lain
Ibu Hj. Halimah (46th) pedagang makanan dan minuman di dalam terminal,
tanggal 10 Mei 2011
No
Pertanyaan
A Mata Pencaharian
1
Apa pekerjaan saudara sebelum menjadi
pedagang?
2
Jawaban
• Dulu sebelum
berdagang di terminal
ini saya berdagang
bawang merah di pasar
induk
Selain bekerja sebagai pedagang apakah
• Tidak, pekerjaan utama
saya hanya berjualan di
saudara mempunyai pekerjaan sampingan lain?
terminal ini
Jika iya, apa pekerjaan yang saudara miliki saat
ini?
3
Bagaimana pendapat saudara dengan pindahnya • Dulu sangat ramai
sekali dagangan saya,
terminal gadang ke hamid rusdi, terkait dengan
tetapi setelah terminal
mata pencaharian dan pendapatan saudara?
dipindah jadi sangat
sepi, yang dulunya
pendapatan yang saya
peroleh bisa 1 hari 1
malam bisa sampai 1
juta sekarang merosot
drastis hanya sekitar Rp
300.000 saja
pendapatan yang saya
peroleh
B
1
Pendapatan
Sebelum terjadinya perpindahan terminal,
2
3
• Sbelum perpindahan
terminal pendapatan
berapa pendapatan yang saudara peroleh tiap
yang saya peroleh 1
harinya ?
hari 1 malam itu bisa
mencapai 1 juta, bahkan
kalau lagi beruntung
bisan 1 juta lebih
Setelah terjadinya perpindahan terminal, berapa • Sekarang hanya
berkisar antara Rp
pendapatan yang saudara peroleh tiap harinya?
300.000 saja perharinya
Apakah dengan pendapatan yang saudara
• Ya… kalau dikatakan
cukup ya cukup kalau
peroleh dapat mencukupi kebutuhan saudara
tidak ya tidak, tapi lebih
dan keluarga?
banyak tidak cukupnya
sebenarnya
4
Berapakah tanggungan keluarga saudara?
Apabila tidak cukup apa yang akan saudara
lakukan untuk mencukupi kebutuhan keluarga
saudara?
5
Selain sebagai pedagang apakah saudara
mempunyai pendapatan yang lain?
C
1
Interaksi Sosial
Apakah dengan dipindahnya terminal menjadi
lebih sulit mendapatkan pembeli? Bila di
bandingkan dengan masih di operasikannya
terminal gadang
2
Bagaimana hubungan para pedagang dengan
pedagang yang lain? Mengenai pembeli
• Anak saya ada 3 dan
yang 2 sudah bekerja,
tanggungan saya hanya
tinggal 1 dia masih
mondok di sebuah
pesantren
• Tidak, saya tidak
mempunyai pendapatan
yang lain
• Ya iya jelas lebih sulit
karena sekarang ini
penumpang sudah tidak
lagi turun di dalam
terminal, sekarang jadi
berantakan keberadaan
penumpang
• Tidak, kami sesama
pedagang tidak pernah
berebut pembeli
misalnya, apakah kalau ada pembeli saling
berebut antara pedagang satu dengan pedagang
yang lainnya?
3
Dengan dipindahnya terminal, bagaimana
hubungan atau komunikasi antara pedagang
• Kita sesama pedagang
kompak, saling bertukar
pendapat
dengan pedagang yang lain?
4
Dengan dipindahnya terminal bagaimana
hubungan atau komunikasi antara pedagang
• Komunikasi antara
pedagang dengan
pembeli cukup baik
dengan pembeli?
5
Apakah para pedagang disini diwadahi dalam
suatu organisasi?
6
Apakah pedagang disini pernah berkelahi
• Iya, kita disini ada
suatu organisasi jadi
setiap minggunya kita
ada pemungutan untuk
keamanan dan lain
sebagainya
• Tidak, kita disini saling
kompak antara satu
dengan pedagang yang lain karena masalah
sama lain
rebutan pembeli?
Bapak Khoirul Anam Sopir GL, tanggal 07 Mei 2011 Pukul 10.30
Pertanyaan
No
A
Mata Pencaharian
1
Apa pekerjaan saudara sebelum menjadi sopir?
2
Selain bekerja sebagai sopir apakah saudara
mempunyai pekerjaan sampingan lain? Jika
Jawaban
• Sebelum menjadi sopir
saya dulu berjualan
buah
• Selain sopir, saya juga
sebagai makelar
iya, apa pekerjaan yang saudara miliki saat
ini?
3
Bagaimana pendapat saudara dengan
pindahnya terminal gadang ke hamid rusdi,
terkait dengan mata pencaharian dan
pendapatan saudara?
B
1
• Masalah angkutan dan
penumpang jadi
berkurang, penumpang
jadi kececeran dan
kondisi lalu
lintasnyapun jadi
semakin semrawut
Pendapatan
Sebelum terjadinya perpindahan terminal,
berapa pendapatan yang saudara peroleh tiap
• Sekitar Rp 75.000
perharinya
harinya?
2
Setelah terjadinya perpindahan terminal,
berapa pendapatan yang saudara peroleh tiap
• Sekitar Rp 30.00035.000 perharinya
harinya?
3
Apakah dengan pendapatan yang saudara
peroleh dapat mencukupi kebutuhan saudara
dan keluarga?
• Tidak cukup, karena
untuk makan saja sudah
pas-pasan, belum lagi
untuk kebutuhan yang
lainnya seperti bayar
listrik dan uang saku
anak saya sekolah
4
Berapakah tanggungan keluarga saudara?
Apabila tidak cukup apa yang akan saudara
lakukan untuk mencukupi kebutuhan keluarga
saudara?
5
Selain sebagai pedagang apakah saudara
mempunyai pendapatan yang lain?
C
1
Interaksi Sosial
Apakah dengan dipindahnya terminal menjadi
lebih sulit mendapatkan penumpang? Bila di
bandingkan dengan masih di operasikannya
terminal gadang
2
Bagaimana hubungan para sopir dengan sopir
yang lain? Mengenai penumpang misalnya,
apakah kalau ada penumpang saling berebut
• Tanggungan keluarga
saya ada 4, karena
dengan bekerja sebagai
sopir tidak dapat
mencukupi kebutuhan
sehari-hari makanya
saya bekerja sebagai
makelar juga untuk
menambah pendapatan
saya
• Iya, pendapatan yang
lain dari pekerjaan
sampingan saya yang
lain yaitu sebagai
makelar
• Iya jadi lebih sulit,
karena penumpang
turunnya tidak
semuanya di terminal
sekarang jadi semrawut
• Sering terjadi perebutan
penumpang dan
percekcokanpun juga
sering terjadi
antara sopir satu dengan sopir yang lainnya?
3
Dengan dipindahnya terminal, bagaimana
hubungan atau komunikasi antara sopir dengan
sopir yang lain?
4
Dengan dipindahnya terminal bagaimana
hubungan atau komunikasi antara sopir dengan
makelar?
5
Dengan dipindahnya terminal bagaimana
hubungan atau komunikasi antara sopir dengan
• Kadang kita juga
kompak, saling bertukar
pendapat, tapi tidak
jarang kita juga terlibat
persaingan dan
percekcokan
• Hubungan kami baik,
saling bekerjasama
dalam mendapatkan
penumpang
• Hubungan antara sopir
dengan penumpang baik
penumpang?
6
Apakah para pedagang disini diwadahi dalam
• Iya kita sesama sopir
disini di wadahi dalam
suatu organisasi?
7
Apakah sopir disini pernah berkelahi dengan
sopir yang lain karena masalah rebutan
penumpang?
suatu organisasi yang
namanya KTK(Kartu
tanda kota)
• Sering terjadi berebut
penumpang, tapi tidak
pernah ada yang sampai
berkelahi
Bapak Eko Sopir jurusan Gadang-Blitar, tanggal 04 Mei 2011 pukul 12.00
No
Pertanyaan
A
Mata Pencaharian
1
Apa pekerjaan saudara sebelum menjadi sopir?
2
Selain bekerja sebagai sopir apakah saudara
mempunyai pekerjaan sampingan lain? Jika
Jawaban
• Srabutan
• Tidak ada, pekerjaan
utama saya hanya
sebagai sopir
iya, apa pekerjaan yang saudara miliki saat
ini?
3
Bagaimana pendapat saudara dengan
pindahnya terminal gadang ke hamid rusdi,
terkait dengan mata pencaharian dan
pendapatan saudara?
B
1
Pendapatan
Sebelum terjadinya perpindahan terminal,
berapa pendapatan yang saudara peroleh tiap
• Menurut saya tambah
sepi penumpang, karena
semua penumpang
yangndulunya
berkumpul naik serta
turunnya di terminal
gadang sekarang tidak,
sekarang jadi kececeran
• Pendapatan yang saya
peroleh sekitar Rp
30.000-Rp45.000
harinya?
2
Setelah terjadinya perpindahan terminal,
berapa pendapatan yang saudara peroleh tiap
• Sekitar Rp 20.000Rp25.000
harinya?
3
Apakah dengan pendapatan yang saudara
peroleh dapat mencukupi kebutuhan saudara
dan keluarga?
• Kadang cukup dan
kadang juga tidak
cukup, jadi tidak mesti
4
Berapakah tanggungan keluarga saudara?
Apabila tidak cukup apa yang akan saudara
• Tanggungan saya ada
empat, 1 istri 3 anak
lakukan untuk mencukupi kebutuhan keluarga
saudara?
5
Selain sebagai sopir apakah saudara
mempunyai pendapatan yang lain?
C
1
Interaksi Sosial
Apakah dengan dipindahnya terminal menjadi
lebih sulit mendapatkan penumpang? Bila di
bandingkan dengan masih di operasikannya
terminal gadang
2
Bagaimana hubungan para sopir dengan sopir
yang lain? Mengenai penumpang misalnya,
apakah kalau ada penumpang saling berebut
• Tidak, pendapatan
utama saya hanya sopir
• Iya karena keberadaan
penumpang sekarang
kececeran, ada yang di
terminal baru dan ada
juga yang masih di
terminal gadang sini
• Kalau berebut ya pernah
tapi jarang terjadi
karena kan sudah ada
urutannya kapan narik
antara sopir satu dengan sopir yang lainnya?
3
Dengan dipindahnya terminal, bagaimana
hubungan atau komunikasi antara sopir dengan
sopir yang lain?
4
Dengan dipindahnya terminal bagaimana
hubungan atau komunikasi antara sopir dengan
makelar?
5
Dengan dipindahnya terminal bagaimana
hubungan atau komunikasi antara sopir dengan
• Kita menjadi semakin
kompak, sering bertukar
pendapat mengenai
pekerjaan kita
• Antara sopir dengan
makelar hubungannya
cukup baik, sekarang
inikan penumpang
makin sedikit jadi
antara sopir dengan
makelar saling
bekerjasama untuk
mendapatkan
penumpang, jadi kita
kompak antara sopir
dengan penumpang
• Hubungannya baik,
penumpang?
6
Apakah para sopir disini diwadahi dalam suatu
organisasi?
7
Apakah sopir disini pernah berkelahi dengan
sopir yang lain karena masalah rebutan
penumpang?
• Tidak, kalau angkutan
daerah seperti ini jarang
ada organisasinya
• Tidak pernah sampai
terjadi perkelahian,
kalau Cuma
pertengkaran antar
mulut itu juga pernah
terjadi, tapi tidak pernah
sampai berkelahi
Ibu Lia, berprofesi sebagai pedagang (wawancara pada tanggal 04 Mei 2011)
No
Pertanyaan
A
Mata Pencaharian
1
Apa pekerjaan saudara sebelum menjadi
Jawaban
• Pedagang buah
pedagang?
2
Selain bekerja sebagai pedagang apakah
saudara mempunyai pekerjaan sampingan lain?
• Tidak ada, pekerjaan
utama saya hanya
sebagai pedagang
Jika iya, apa pekerjaan yang saudara miliki
saat ini?
3
Bagaimana pendapat saudara dengan
pindahnya terminal gadang ke hamid rusdi,
terkait dengan mata pencaharian dan
• Menurut saya tambah
sepi pembeli,
pendapatan jadi
menurun
pendapatan saudara?
B
1
Pendapatan
Sebelum terjadinya perpindahan terminal,
berapa pendapatan yang saudara peroleh tiap
harinya?
2
Setelah terjadinya perpindahan terminal,
berapa pendapatan yang saudara peroleh tiap
• Pendapatan saya
perharinya sekitar
1.000.000 an lah kirakira perharinya
• Sekitar Rp 200.000
perharinya
harinya?
3
Apakah dengan pendapatan yang saudara
• Pendapatan yang saya
peroleh ya
peroleh dapat mencukupi kebutuhan saudara
dan keluarga?
4
Berapakah tanggungan keluarga saudara?
Apabila tidak cukup apa yang akan saudara
lakukan untuk mencukupi kebutuhan keluarga
Alhamdulillah dapat
mencukupi kebutuhan
saya dengan keluarga,
karena masalah
ekonomi juga ditunjang
dari pendapatan suami
saya, suami saya
mempunyai beberapa
angkutan umum dan
sebagian di jalankan
oleh orang lain, dan
kami mendapatkan
setoran dari para sopir
yang menyewa
angkutan kami
• Tanggungan saya ada 2
anak yang pertama
masih SMA dan yang
kedua masih SMP
saudara?
5
Selain sebagai pedagang apakah saudara
mempunyai pendapatan yang lain?
C
1
Interaksi Sosial
Apakah dengan dipindahnya terminal menjadi
lebih sulit mendapatkan pembeli? Bila di
bandingkan dengan masih di operasikannya
terminal gadang
2
Bagaimana hubungan para pedagang dengan
pedagang yang lain? Mengenai pembeli
misalnya, apakah kalau ada pembeli saling
berebut antara pedagang satu dengan pedagang
• Tidak, pendapatan
utama saya hanya
berdagang
• Iya sekarang menjadi
lebih sulit mendapatkan
pembeli, karena
sebagian pembeli
adalah para penumpang
tetapi penumpang
sekarang sebagian ada
yang turun di terminal
hamid rusdi jadi
terminal gadang
menjadi sedikit lebih
sepi dibandingkan
dengan dulu
• Berebut pembeli sih
tidak pernah ya mbak
tapi kalau timbul
perasaan jengkel gitu ya
sering terjadi
yang lainnya?
3
Dengan dipindahnya terminal, bagaimana
hubungan atau komunikasi antara pedagang
dengan pedagang yang lain?
4
Dengan dipindahnya terminal bagaimana
hubungan atau komunikasi antara pedagang
dengan pembeli?
5
Apakah para pedagang disini diwadahi dalam
suatu organisasi?
6
Apakah pedagang disini pernah berkelahi
dengan pedagang yang lain karena masalah
rebutan pembeli?
• Hubungan kami
sekarang lebih kompak
ya mbak.. kita jadi
sering bertukar pikiran
tentang masalah
pekerjaan kami,
sharinglah gitu
istilahnya
• Antara pedagang
dengan pembeli ya
hubungan kami baik sih
mbak… gak pernah ada
masalah
• Tidak mabak… kami
tidak ada organisasinya
• Tidak pernah sampai
berkelahi, kalau
percekcokan biasa sih
ya sudah sering terjadi
Sumber : UPTD Terminal Gadang
Layout Eksisting Terminal Gadang
1
Ruang Parkir
Petugas Terminal
Ruang Parkir
Angdes & ADK
Jl. Kolonel Sugiono
2
3
Ruang Tunggu
4
Pasar Induk
Gadang
Ruang Tunggu
Ruang Parkir
Kendaraan Pribadi
Ruang Parkir
Angdes
Ruang Parkir
AKDP
Toko
Toko
Ruang Parkir
Sepeda Motor
Ruko
Jl. Kol. Sugiono
Jl. Sansuit Tubun
Pabrik
Legenda :
1
Kantor UPTD Terminal Gadang
2
Pos Siar
3
Pos TPR
4
Pos Informasi
U
Toilet & Musholla
Kios/Toko & Warung
Taman
Skala
0
0,5
1 : 1.000
1
2
T
B
S
Sumber : UPTD Terminal Gadang
Sumber:hasil rencana 2009
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM)
FAKULTAS ILMU SOSIAL
Jl. Semarang 5 Malang, Telp. (0341) 551-312, Pes. 376 Telp/fax. (0341) 585-966
E-mail: [email protected]. Website: http://www.um.ac.id
The Learning University
FORMAT KONSULTASI PEMBIMBINGAN SKRIPSI
JURUSAN HKn, FIS UNIVERSITAS NEGERI MALANG
SEMESTER VIII 2010/2011
1.
2.
NAMA
JUDUL SKRIPSI
: Novi Setyowati/ 107811410279
: Dampak Perpindahan Terminal Gadang Ke Terminal Hamid
Rusdi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat
3. DOSEN PEMBIMBING : Drs. Nur Wahyu Rochmadi, M.Pd, M.Si (Pembimbing I)
Aspek yang
Penilaian/ko
Paraf dosen
No.
Dikonsultasikan
mentar
Tanggal
pembimbing
(BAB/SUB BAB)
pembimbing
1
Proposal
Revisi
30 Januari 2011
2
Proposal
Revisi
10 Februari 2011
3
Proposal
Revisi
21 Februari 2011
4
Proposal
Revisi
18 Maret 2011
5
Proposal
ACC
1 April 2011
6
Bab III
Revisi
11 April 2011
7
Bab III
Revisi
18 April 2011
8
Bab III
Revisi
28 April 2011
9
Bab III
Revisi
10 Mei 2011
10
Bab III
ACC
14 Juni 2011
11
Bab IV,V
Revisi
21 Juni 2011
12
Bab IV,V
Revisi
4 Juli 2011
13
Bab IV,V
Revisi
12 Juli 2011
14
Bab III,IV,V dan
ACC
14 Juli 2011
Abstrak
Malang, 2 Mei 2011
Mengetahui
Ketua Jurusan HKn
Drs. Kt. Diara Astawa, SH, M.Si
NIP. 195405 22 1982 031337
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM)
FAKULTAS ILMU SOSIAL
Jl. Semarang 5 Malang, Telp. (0341) 551-312, Pes. 376 Telp/fax. (0341) 585-966
E-mail: [email protected]. Website: http://www.um.ac.id
The Learning University
FORMAT KONSULTASI PEMBIMBINGAN SKRIPSI
JURUSAN HKn, FIS UNIVERSITAS NEGERI MALANG
SEMESTER VIII 2010/2011
1.
2.
3.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
NAMA
JUDUL SKRIPSI
: Novi Setyowati/ 107811410279
: Dampak Perpindahan Terminal Gadang Ke Terminal Hamid
Rusdi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat
DOSEN PEMBIMBING : Nurruddin Hadi,S.H.,M.Hum (Pembimbing II)
Aspek yang
Dikonsultasikan
(BAB/SUB BAB)
Proposal
Proposal
Proposal
Proposal
Bab III
Bab III
Bab IV,V
Bab IV,V
Bab IV,V, Abstrak
dan pelengkap
Penilaian/komen
tar pembimbing
Revisi
Revisi
Revisi
ACC
Revisi
ACC
Revisi
Revisi
ACC
Tanggal
Paraf dosen
pembimbing
30 Januari 2011
16 Februari 2011
23 Februari 2011
18 Maret 2011
28 April 2011
10 Mei 2011
14 Juni 2011
12 Juli 2011
14 Juli 2011
Malang, 2 Mei 2011
Mengetahui
Ketua Jurusan HKn
Drs. Kt. Diara Astawa, SH, M.Si
NIP. 195405 22 1982 031337
RIWAYAT HIDUP
Novi Setyowati dilahirkan di Malang tepatnya di
Desa Sukoanyar Kecamatan Wajak Kabupaten Malang
pada tanggal 08 April 1988, anak kedua dari dua
bersaudara, pasangan dari Bapak Slamet Mulyadi dan Ibu
Ngatiyem. Masa pendidikan ditempuh di Malang.
Mengawali pendidikannya di Taman Kanak-kanak
PGRI dan tamat pada tahun 1995. Pada tahun yang sama
melanjutkan ke SDN Sukoanyar 03 dan tamat pada tahun
2001. Pendidikan selanjutnya dijalani di MTS ALHidayah Wajak dan tamat pada tahun 2004, semasa SMP
penulis mengikuti ekstrakulikuler Pramuka dan pernah
menjadi anggota OSIS. Kemudian melanjutkan
pendidikan ke SMA Widya Dharma Turen dan tamat
tahun 2007. Semasa di SMA aktif dalam ekstrakulikuler
PMR. Pendidikan berikutnya penulis tempuh di
Universitas Negeri Malang melalui jalur SNMPTN pada
jurusan hukum dan kewarganegaraan. Selama menempuh
pendidikan di UM, penulis pernah mengikuti Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL) di SMPN 04 Kepanjen dan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Turirejo Kecamatan
Lawang Kabupaten Malang.
Download