DAMPAK PERPINDAHAN TERMINAL GADANG KE TERMINAL HAMID RUSDI TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT SEKITAR TERMINAL GADANG SKRIPSI Oleh: NOVI SETYOWATI 107811410279 The Learning University UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Juli 2011 DAMPAK PERPINDAHAN TERMINAL GADANG KE TERMINAL HAMID RUSDI TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT SEKITAR TERMINAL GADANG SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Negeri Malang untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Oleh: NOVI SETYOWATI NIM 107811410279 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Juli 2011 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama : Novi Setyowati NIM : 107811410279 Jurusan/Program Studi : Hukum dan Kewarganegaraan/S1 PKn Fakultas : Ilmu Sosial Menyatakan dengan benar bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil-alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut. Malang, Juli 2011 Yang membuat pernyataan, Novi Setyowati Skripsi oleh Novi Setyowati ini telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal Juli 2011 Dewan Penguji Drs. Suparman. A.W, SH, M.Hum NIP. 195404 01 1980 031002 Ketua Drs. Nur Wahyu Rochmadi, M.Pd, M.Si NIP. 19741004 200501 2 002 Anggota Nurruddin Hadi,S.H.,M.Hum NIP. 19760507 200604 1 001 Anggota Mengetahui, Ketua Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Mengesahkan, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Drs. Kt. Diara Astawa, SH, M.Si NIP. 19540522 198203 1337 Prof. Dr. Hariyono, M.Pd. NIP 196312 27 1988 021 001 LEMBAR PERSETUJUAN Skripsi oleh Novi Setyowati Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji Malang, 14 Juli 2011 Pembimbing I Drs. Nur Wahyu Rochmadi, M.Pd, M.Si NIP. 19641013 199003 1 001 Malang, Juni 2011 Pembimbing II Nurruddin Hadi, S.H.M.Hum NIP. 19760507 200604 1 001 , ABSTRAK Setyowati, Novi. 2011. Dampak Perpindahan Terminal Gadang Ke Terminal Hamid Rusdi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar Terminal Gadang. Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan. FIS Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (i) Drs. Nur Wahyu Rochmadi,M.Pd., M.Si, (ii) Nuruddin Hady,SH, MH. Kata Kunci: Dampak, Perpindahan Terminal, Kehidupan Sosial Ekonomi, Masyarakat Keberadaan terminal di suatu daerah merupakan pemicu munculnya aktivitas ekonomi di sekitar terminal yang semakin beragam dan bertambah jumlahnya. Terminal sebagai pusat pertumbuhan pemegang peranan penting dalam usaha mencapai tujuan-tujuan pembangunan ekonomi. Terminal sebagai salah satu prasarana dalam sistem transportasi sangat dibutuhkan sekali daerah fisik yang harus disediakan. Pentingnya terminal bagi masyarakat adalah untuk kenyamanan menunggu, kenyamanan perpindahan dari satu moda atau kendaraan ke moda atau kendaraan lain, dan sebagai tempat tersedianya fasilitas-fasilitas dan informasi. Maka dari itu diperlukan sarana prasarana yang baik dari suatu terminal. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menjelaskan beberapa hal, yang mencakup latar belakang dipindahnya terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi, kondisi sosial ekonomi masyarakat sebelum pindahnya terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi, kondisi sosial ekonomi masyarakat sesudah pindahnya terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi, dampak perpindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara dan observasi. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa instrumen manusia, yaitu peneliti sendiri. Untuk menjaga keabsahan data dilakukan kegiatan triangulasi data. Kegiatan analisis data dimulai dari tahap reduksi data, display data, verivikasi kesimpulan. Hasil penelitian adalah: (1) Latar belakang pemindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi di karenakan adanya permasalahan fisik berupa kemacetan lalu lintas yang disebabkan oleh padatnya arus kendaraan di sekitar terminal, (2) Masyarakat Gadang sebelum perpindahan terminal pada umumnya bermata pencaharian sebagai pedagang, selain pedagang ada beragam mata pencaharian yang lain seperti sopir, tukang becak, makelar penumpang, jasa travel dan jasa wartel serta pedagang asongan. Pendapatan masyarakat sangat beragam dari sekitar Rp 1.000.000-Rp500.000 perhari untuk masyarakat yang berprofesi sebagai pedagang dan Rp 30.000-Rp 90.000 perhari untuk masyarakat yang berprofesi sebagai sopir, tukang becak, dan makelar. Akses menuju ke tempat sekolah masyarakat Gadang sangat terbantu dengan keberadaan terminal dekat tempat tinggal mereka, tetapi untuk masalah ongkos tidak berpengaruh dengan keberadaan terminal.Suasana tempat tinggal masyarakat Gadang sebelum i perpindahan terminal dirasakan tidak tenang dan tidak nyaman karena suara bising, gaduh dan ramai dari terminal, tetapi masalah keamanan mereka merasakan tidak berpengaruh dengan keberadaan terminal. Interaksi sosial masyarakat Gadang berupa kerjasama seperti tahlilan rutin, acara PKK dll, selain kerjasama juga ada persaingan, persaingan di antara sesama profesi seperti terlibat cekcok mengenai masalah penumpang atau masalah pembeli, tetapi di antara mereka tidak pernah terjadi suatu konflik, (3) Setelah perpindahan terminal sebagian masyarakat terutama yang berprofesi sebagai pedagang telah kehilangan mata pencahariannya. Dan menurunnya tingkat pendapatan masyarakat yang berprofesi sebagai sopir, tukang becak dan makelar, mereka kini berpendapatan sekitar Rp 25.000-Rp 45.000 perharinya, dan pedagang kini hanya berpendapatan sekitar Rp 200.000 perharinya.Interaksi sosial masyarakat setelah perpindahan terminal ada yang bersifat negatif dan ada yang positif, negatifnya adalah masyarakat menjadi lebih sering terjadi persaingan berupa cekcok antar sesama profesi yang di akibatkan karena berebut penumpang dan pembeli, sedangkan positifnya adalah masyarakat sesama profesi menjadi lebih kompak dan saling bertukar pikiran tentang pekerjaan mereka. Suasana tempat tinggal masyarakat menjadi sedikit lebih tenang dan tidak segaduh dulu. Setelah perpindahan terminal tidak berpengaruh terhadap masalah akses menuju ke tempat sekolah, hanya saja setelah perpindahan terminal agak sedikit lebih sulit mendapatkan angkutan, dan untuk masalah ongkos masyarakat beranggapan tidak berpengaruh terhadap perpindahan terminal, (4) Perpindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi membawa dampak terhadap hampir seluruh masyarakat pengguna jasa terminal, masyarakat terutama yang berprofesi sebagai pedagang sebagian telah kehilangan mata pencahariannya, pendapatan yang diperoleh mayarakat setelah perpindahan terminal menjadi berkurang, pendapatan pedagang dari Rp1.000.000-Rp 500.000 perharinya, kini hanya berkisar antara Rp 200.000 perharinya, dan masyarakat yang berprofesi sebagai sopir, tukang becak, dan makelar penumpang juga mengalami penurunan pendapatan, sekarang pendapatan mereka hanya berkisar antara Rp 25.000-Rp 45.000 perharinya, Perpindahan terminal juga berdampak pada Interaksi sosial masyarakat yang mana setelah perpindahan terminal masyarakat sesama profesi menjadi lebih mudah terjadi cekcok karena perpindahan terminal menjadi lebih sepi penumpang dan pembeli. Akses menuju ke tempat sekolah masyarakat menjadi agak lebih sulit mendapatkan angkutan umum, dan suasana tempat tinggal masyarakat menjadi lebih tenang dan nyaman dengan perpindahan terminal. Saran bagi pemerintah agar pemerintah kota Malang hendaknya dapat memahami dampak dari kehidupan sosial maupun ekonomi masyarakat Gadang dengan adanya pemindahan terminal. Diharapkan pihak Pemkot Malang mampu memberikan rekomendasi mengenai kondisi, situasi dan dampak yang sebenarnya terjadi akibat pemindahan terminal khususnya terhadap aktivitas sosial ekonomi masyarakat sekitar Gadang. ii ABSTRACT Setyowati, Novi. 2011. The Impact of The Displacement of Gadang Bus Station To Hamid Rusdi Bus Station In The Society Social Economic Life Around Gadang Bus Station. Thesis, Laws and Civics Department, Faculty of Social Science, State University of Malang. Advisors: (i) Drs. Nur Wahyu Rochmadi, M.Pd., M.Si, (ii) Nuruddin Hady, SH, MH. Keywords: impact, bus station displacement social economic life, society The existence of bus station in a certain area was the trigger for economic activity around the station, which gradually become varied and increase in number. The bus station as the centre of growth has an important role in order to achieve the economic development objectives. Bus station as one of the facilities in transportation is needed, it is the physical facility most urgent. The significance of this station for the society was the comfort in waiting, in changing transportation vehicle and the availability of other facility and information. Therefore there is an urgent need in the bus station. This study was aimed to explain several things, including the background of the displacement of Gadang bus station to Hamid Rusdi bus station, the social economic condition of the society prior the displacement, the social economic condition of the society after the displacement, the impact of the displacement of Gadang bus station to Hamid Rusdi bus station toward the society social economic life. The research design was a descriptive qualitative research. The data collection techniques were interview and observation. The instrument of the study was a human instrument that was the researcher herself. In order to maintain the validity of the data, the researcher conducted a data triangulation. The data analysis activity was started from the data reduction, data presentation, \verification and conclusion. The result of this study were: (1) the background of the displacement of Gadang bus station to Hamid Rusdi station was the physical problem, that was traffic jam caused by the dense flow of the vehicles around the station, (2) the society of Gadang mostly has jobs as traders prior to the displacement, the other were diver, pedicab driver, travel agent. The society income was varied, approximately Rp 1.000.000-Rp500.000 per day for the traders, and Rp 30.000Rp 90.000 per day for the other professions. The access for education in Gadang was supported by the existence of the Gadang bus station since it was near their house, but for the fare it did not change. The living condition of Gadang society prior the displacement was considered as not comforting and noisy, but the there was no security problem. The social interaction of the society was regular prayer tahlilan, PKK etc, on the other side there were also competition among the people of the same profession, but there was no conflict, (3) after the displacement some of the society who has the jobs as sidewalk trader had lost their income. And the decrease of the income for those job of driver, pedicab driver etc and there once had their income of Rp 25.000-Rp 45.000 per day, and lessen become Rp 20.000 per day. There were negative and positive impact in the i social interaction after the displacement, the negative one was the conflict exist among the people of the same profession for buyer and passenger, the positive one was the people of the same profession had become more unified and often exchange thought. The living condition of the society was quieter than and not as noisy as it used to be. The displacement of the bus station has no impact on the education access, it just give a little difficulties in getting a ride to school, and there was no fare changing, (4) the displacement has influence almost all the transportation users, especially of those who were traders since there was decrease in the income, the income of trader was Rp1.000.000-Rp 500.000 per day, and now it was Rp 200.000 per day, and those who has profession as driver, pedicab driver, and travel agent has decrease in their income it become around Rp 25.000-Rp 45.000 per day. The displacement has also impact in the society social interaction of the same profession since there were a few buyer and passenger, it can cause conflict. The access for education became a bit difficult and the living condition became quieter and more comforting after the displacement. The suggestion for the local administration is that it is expected that the Malang administration has more concern on the social economic impact in society due to the bus station displacement. It is expected that the Malang administration give recommendation concerning the condition, situation, and impact of the bus station displacement especially the society social economic activity around Gadang. ii KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah atas berkat rahmat dan hidayah dari Allah SWT, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan judul “Dampak Perpindahan Terminal Gadang Ke Terminal Hamid Rusdi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar Terminal Gadang”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Hukum dan Kewarganegaraan. Skripsi ini tersusun berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, baik yang berupa materi maupun non materi, untuk berupa saran, bimbingan nasehat dan petunjuk. Oleh karena itu dalam kesempatan kali ini penulis mengucapkan rasa hormat dan terimakasih untuk sebesar-besarnya kepada 1. Bapak Prof. Dr. Hariyono, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang. 2. Bapak Drs. Ketut Diara Astawa, S.H, M.Si selaku Ketua Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang. 3. Bapak Drs. Nur Wahyu Rocmadi, M.Pd., M.Si selaku pembimbing I yang dengan penuh kesabaran dan kedisiplinan mengarahkan penulis hingga terselesainya penyusunan skripsi ini. 4. Bapak Nuruddin Hady,SH, MH selaku pembimbing II yang telah memberikan petunjuk yang sangat berguna bagi penulis sehingga terselesainya penyusunan skripsi ini. 5. Bapak ibu dosen yang telah mendidik dan membekali ilmu pengetahuan demi lancarnya pembuatan skripsi iii 6. Bapak Anis Januar selaku ketua bidang prasarana dan sarana Bappeda kota Malang, yang telah memberikan ijin penelitian dan yang telah banyak memberikan informasi bagi penulis. 7. Masyarakat Gadang sebagai informan yang baik dan sabar, sehingga dengan sukarela memberikan informasi kepada penulis 8. Teman-teman jurusan HKn angkatan 2007, terimakasih atas persahabatan yang tidak bersyarat yang aku rasakan selama kuliah, buat dewi, indah, ririn makasih atas semangat yang telah kalian berikan 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantua dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas jasa yang diberikan kepada penulis. Akhirnya penulis berharap, semoga penyusunan skripsi sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun, penulis ucapkan banyak terimakasih. Malang, Juli 2011 Penulis iv DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK .................................................................................................. i KATA PENGANTAR................................................................................. iii DAFTAR ISI ............................................................................................... v DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................. 1 B. Rumuan Masalah ............................................................................... 8 C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 9 D. Landasan Teori .................................................................................. 9 1. Mobilitas Sosial ........................................................................... .9 2. Kebijakan Pemerintah .................................................................. .11 3. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat ....................................... .15 E. Kegunaan Penelitian .......................................................................... .26 BAB II METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian........................................................................ B. Kehadiran Peneliti ............................................................................. C. Lokasi Penelitian ............................................................................... D. Sumber Data...................................................................................... E. Prosedur dan Pengumpulan Data ....................................................... F. Analisis Data ..................................................................................... G. Pengecekan Keabsahan Data ............................................................. H. Tahap-tahap Penelitian ...................................................................... 28 29 32 33 35 38 40 43 BAB III HASIL PENELITIAN A. Paparan Data .................................................................................... 46 1. Gambaran Umum Kelurahan Gadang ......................................... 46 2. Latar Belakang Pemindahan Terminal Gadang ........................... 48 3. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Sebelum Perpindahan Terminal Gadang Ke Terminal Hamid Rusdi .............................. 54 4. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Sesudah Perpindahan Terminal Gadang Ke Terminal Hamid Rusdi .............................. 63 5. Dampak Perpindahan Terminal Gadang Ke Terminal Hamid Rusdi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat ...................... 70 v B. Temuan Penelitian ........................................................................... 75 1. Latar Belakang Dipindahnya Terminal Gadang ........................... 75 2. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Sebelum Perpindahan Terminal Gadang Ke Terminal Hamid Rusdi ............................... 76 3. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Sesudah Perpindahan Terminal Gadang Ke Terminal Hamid Rusdi ............................... 78 4. Dampak Perpindahan Terminal Gadang Ke Terminal Hamid Rusdi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat ....................... 79 BAB IV PEMBAHASAN A. Latar Belakang Dipindahnya Terminal Gadang ................................. 81 B. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Sebelum Perpindahan Terminal Gadang Ke Terminal Hamid Rusdi .................................................... 83 C. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Sesudah Perpindahan Terminal Gadang Ke Terminal Hamid Rusdi .................................................... 88 D. Dampak Perpindahan Terminal Gadang Ke Terminal Hamid Rusdi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat ............................. 90 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................................... 92 B. Saran ................................................................................................. 95 DAFTAR RUJUKAN ................................................................................. 97 LAMPIRAN ................................................................................................ 99 vi DAFTAR TABEL Tabel Halaman 3.1 Trayek Angkutan Umum Di Terminal Gadang ........................................ 6 3.3 Mata Pencaharian Masyarakat Gadang .................................................... 47 3.4 Pendidikan Masyarakat Gadang .............................................................. 48 3.6 Nilai Kinerja Jaringan Jalan di Kawasan Studi............................................51 vii DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 3.2 Analisis Dan Model Interaktif ................................................................. 40 3.5 Jaringan Jalan Sekitar Kawasan Terminal dan PIG ................................. 50 3.7 Warung Makan di Terminal Gadang ...................................................... 55 3.8 Kios-Kios Penjual Makanan Di Terminal Gadang ................................... 56 3.9 Areal Parkiran di Terminal Gadang............................................................64 4.1 Warung makan pedagang yang telah di bongkar.........................................64 4.2 Kios-Kios Penjual Makanan Yang Telah Di Bongkar .............................. .64 viii DAFTAR LAMPIRAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pedoman Hasil Wawancara……………………………………………… Layout Eksisting Terminal Gadang……………………………………... Hasil rencana penataan kawasan Gadang-Hamid Rusdi 2009………….. Format Konsultasi Pembimbingan Skripsi................................................. Surat Ijin Penelitian……………………………………………………… Daftar Riwayat Hidup…………………………………………………… ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan proses perubahan sosio-ekonomis yang bertujuan meningkatkan taraf hidup, kualitas kehidupan, dan martabat manusia (Colleta, 1987:3). Sedangkan menurut Dachnel Kamars (1989:7) pembangunan merupakan suatu keadaan yang lebih baik dan lebih tumbuh dari keadaan sebelumnya. Pembangunan ini menyangkut semua segi kehidupan manusia yang dapat meliputi segi-segi: ideologi, politik, ekonomi, sosial, agama. Keberhasilan pembangunan akan terlihat dengan semakin meningkatnya pertumbuhan disegala bidang, yang pada gilirannya akan menuntut pula adanya peningkatan kebutuhan transportasi yang selaras, seimbang dan serasi antara sarana, prasarana dan berbagai aspek lain yang mendukung pelayanan transportasi. Sebagai langkah penanganan setiap permintaan jasa transportasi dengan penyedia terjadi keseimbangan. Hampir seluruh kehidupan manusia didalam masyarakat tidak dapat dilepaskan dari pengangkutan, dimana dibutuhkan saling berkunjung dan membutuhkan pertemuan. Dampak sosial dari transportasi dirasakan pada peningkatan standart hidup. Tranportasi menekan biaya dan memperbesar kuantitas keanekaragaman barang, hingga terbuka kemungkinan adanya perbaikan dalam perumahan, sandang, dan pangan serta rekreasi (Nasution,2004:16). Dampak lain adalah terbukanya kemungkinan keseragaman dalam gaya hidup, kebiasaan dan bahasa. 1 2 Dari aspek ekonomi pengangkutan dapat ditinjau dari sudut ekonomi makro dan ekonomi mikro. Dari sudut ekonomi makro pengangkutan merupakan salah satu prasarana yang menunjang pelaksanaan pembangunan nasional. Sedangkan dari sudut ekonomi mikro pengangkutan dapat dilihat dari kepentingan dua pihak, yaitu pada pihak perusahaan pengangkutan dan pada pihak pemakai jasa angkutan. Dalam hal ini sarana dan prasarana transportasi merupakan hal yang sangat penting yang perlu disediakan dan diatur pelaksanaannya (Nasutian,2004:19). Salah satu elemen penting suatu kota adalah sistem transportasi kota dimana aktivitas penduduk dengan berbagai tingkat sosial dan ekonomi dalam setiap hari melakukan mobilitas untuk pemenuhan kebutuhan baik materil maupun spiritual. Pola pergerakan orang dikota adalah perjalanan dengan keperluan bekerja, belanja, sekolah dan tujuan sosial lainnya. Pola pergerakan ini akan terlihat pada periode waktu tertentu yaitu pada jam sibuk, pada saat dimana orang melakukan kegiatan yang membutuhkan suatu perjalanan dengan menggunakan modal transportasi. Pergerakan orang diperkotaan tidak semua dilakukan oleh kendaraan pribadi, tetapi dengan angkutan umum karena biayanya dapat dijangkau dan harganya relatif murah untuk jarak yang cukup jauh dan tidak mungkin di jangkau dengan berjalan kaki. Karena itu dibutuhkan pelayanan yang aman, nyaman, lancar, dan terjangkau olah publik yang mempunyai aksesibilitas tinggi, hal ini pula perlu didukung dengan penetapan yang matang melalui perencanaan yang khususnya mengenai trayek-trayek angkutan umum yang secara menyeluruh dan mendukung aktivitas publik. 3 Untuk mencapai tujuan pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila, transportasi memiliki posisi yang penting dan strategis dalam pembangunan bangsa berwawasan lingkungan dan hal ini harus tercermin pada kebutuhan mobilitas seluruh sektor dan wilayah. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan kesatuan serta mempengaruhi semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Keberadaan terminal di suatu daerah merupakan pemicu munculnya aktivitas ekonomi di sekitar terminal yang semakin beragam dan bertambah jumlahnya. Hal ini ditegaskan melalui konsep pusat pertumbuhan oleh Francois Perooux yang melihat adanya kutub pertumbuhan sebagai inti pergerakan kegiatan lain di sekitarnya. Terminal sebagai pusat pertumbuhan pemegang peranan penting dalam usaha mencapai tujuan-tujuan pembangunan ekonomi (Nasution, 1996:73) menyatakan bahwa transportasi mempunyai peran penting dalam pembangunan. Pentingnya transportasi tersebut tercermin pada semakin meningkatnya kebutuhan akan jasa angkutan bagi mobilitas orang serta barang dari dan seluruh tanah air, bahkan dari dan keluar negeri. Disamping itu transportasi berperan sebagai penunjang, pendorong, dan penggerak bagi pertumbuhan daerah yang berpotensi namun belum berkembang, dalam upaya meningkatkan dan pemerataan pembangunan serta hasil-hasilnya Terminal sebagai salah satu prasarana dalam sistem transportasi sangat dibutuhkan sekali daerah fisik seperti sarana dan prasarana dari suatu terminal yang harus disediakan. Dalam unsur tata ruang terminal mempunyai peranan 4 penting bagi efisiensi kehidupan kota. Terminal sebagai titik simpul tempat terjadinya putus arus yang merupakan sarana angkutan, tempat kendaraan umum menaikkan dan menurunkan penumpang atau barang, tempat perpindahan penumpang atau barang baik intra maupun antar moda transportasi yang terjadi sebagai akibat adanya arus pergerakan manusia dan barang serta tuntutan efisiensi memiliki fungsi terkait dengan tiga unsur yaitu penumpang, pemerintah, dan operator bis (Dirjen Perhubungan Darat, 1990:1). Pentingnya terminal bagi masyarakat, adalah untuk kenyamanan menunggu, kenyamanan perpindahan dari satu moda atau kendaraan ke moda atau kendaraan lain, dan sebagai tempat tersedianya fasilitas-fasilitas dan informasi. Kenyamanan disini mengandung maksud pengguna terminal merasakan nyaman, senang, tidak berdesak-desakan dan tidak menderita akibat sarana dan prasarana yang tidak memberikan suasana nyaman. Terminal dalam mengatur persebaran angkutan harus memperhatikan jalan masuk dan keluar kendaraan agar lancar dan dapat bergerak dengan mudah, kemudian jalan masuk dan keluar calon penumpang kendaraan umum harus terpisah dengan keluar masuk kendaraan, kendaraan di dalam terminal harus dapat bergerak tanpa halangan yang tidak perlu. Sistem sirkulasi kendaraan di dalam terminal ditentukan berdasarkan: jumlah arah perjalanan, frekuensi perjalanan, waktu yang diperlukan untuk turun naik penumpang, sistem sirkulasi ini juga harus ditata dengan memisahkan jalur bus/kendaraan dalam kota dengan jalur bus angkutan antar kota. Terminal harus mempunyai fasilitas utama yang terdiri dari jalur pemberangkatan kendaraan umum, jalur kedatangan kendaraan umum, tempat 5 istirahat sementara kendaraan umum, bangunan kantor terminal dan tempat tunggu penumpang dan atau pengantar, menara pengawas, loket penjualan karcis, rambu-rambu dan papan informasi, yang memuat petunjuk jurusan, tarif, dan jadwal perjalanan, pelataran parkir kendaraan pengantar dan taksi. Terminal gadang merupakan terminal regional yang terletak di sebelah selatan kota yang merupakan terminal bagi bus antar kota dalam propinsi (antara lain jurusan Blitar), angkutan kota (mikrolet) dan angkutan pedesaan. Lokasi terminal ini bersebelahan dengan Pasar Induk Gadang, hampir sepanjang hari mengalami kemacetan karena padatnya volume lalu lintas, jaraknya terlalu pendek dengan pertigaan Jl. Satsuit Tubun dan kegiatan pasar induk Gadang dan pedagang kaki lima. Menurut Ahmad Munandar (2005:68) Terminal Gadang dikategorikan sebagai terminal penumpang tipe B karena berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan atau pedesaan. Terminal Gadang memiliki pelayanan angkutan antar kota dalam propinsi (AKDP) dengan jenis moda bus, Angkutan Kota (Angkot) dengan jenis moda mikrolet dan Angkutan Pedesaan (Angdes) dengan jenis moda mikrolet dan bison. Berdasarkan data UPTD terminal Gadang tahun 2003, terminal ini melayani 6 rute bus AKDP, 9 trayek angkutan kota dan 14 trayek ankutan pedesaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.1. 6 Tabel 3.1 Trayek Angkutan Umum di Terminal Gadang No 1 2 3 4 5 6 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Trayek Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi Malang-Blitar Malang-Tulungagung Malang-Trenggalek Malang-Dampit Malang-Probolinggo-Jember Malang-Lumajang Jumlah Angkutan Kota Arjosari-Gadang Arjosari-Mergosono-Gadang Landungsari-Dinoyo-Gadang Gadang-Mergan-Landungsari Gadang-Arjosari Gadang-Landungsari Landungsari-Gadang Arjosari-Janti-Gadang Arjosari-Borobudur-Gadang Jumlah Angkutan Daerah/ Angkutan Pedesaan Gadang-Bantur Gadang-Ngliyep Gadang-Pagak-Ngliyep Gadang-Wagir-Petungroto Tlogowaru-Gadang-Turen Gadang-Glanggang-Gondanglegi Gadang-Wajak Gadang-Wadung-Kepanjen Gadang-kepanjen-Sokonolo-Bululawang Gadang-Kepanjen-Karangkates Gadang-Sumbersuko-Wagir Gadang-Tumpang Gadang-Dampit Gadang-Blitar Jumlah Kode Jumlah Armada 80 41 25 39 14 59 258 AG AMG LDG GML GA GL LG AJG ABG GB GN 1 GN 2 GPP TGT G3 GW GWK GBK K-1 GS GT 300 217 170 45 165 112 118 78 86 1291 128 95 65 25 10 15 37 20 10 36 40 41 65 56 653 Sumber: UPTD Terminal Gadang Kota Malang 2003 Terminal Gadang ini merupakan terminal penumpang yang melayani seluruh masyarakat kota Malang dan sekitarnya. Di sekitar terminal ini terlihat 7 beragam aktivitas ekonomi yang memenuhi kebutuhan pengguna terminal maupun masyarakat sekitarnya. Kios-kios yang berjajar di sekitar terminal menjual makanan, minuman, buah-buahan, jasa wartel dan salon serta rumah makan. Karena di terminal Gadang ini angkutan umum seringkali berderet diluar terminal dan tidak mau masuk ke dalam terminal maka mengakibatkan terjadinya keruwetan dan kemacetan, maka dari itu berdasarkan Undang-Undang No. 24 Tahun 1992 serta Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 327/KPTS/M/2002 muncul kebijakan pemindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi. Terminal Hamid Rusdi ini terletak di sebelah selatan kota, tepatnya di Kelurahan Bumiayu, sebelah timur dari Terminal Gadang, dengan luas areal terminal ± 2.33 Ha. Pemindahan terminal di resmikan pada tanggal 14 Agustus 2009 lalu oleh Wali Kota Malang Peni Suparto, dengan beberapa alasan antara lain adalah karena kemacetan lalu lintas di sekitar terminal Gadang yang setiap hari terjadi, yang disebabkan oleh padatnya volume kendaraan, terutama angkutan umum yang sering kali berjejer di luar terminal. Kondisi tersebut membuat Pemerintah Kota Malang berusaha membenahi sistem transportasi perkotaan serta terminal Kota Malang. Atas beberapa pertimbangan dari pemerintah kota Malang maka dari itu di keluarkan kebijakan pemindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi. Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah pada dasarnya ditujukan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat, namun tidak menutup kemungkinan ada dampak negatif dari kebijakan tersebut. Adanya kebijakan pemerintah untuk memindah terminal dapat menimbulkan perubahan dari tingkah laku sosial masyarakat sekitar terminal baru maupun lama, yang mana hal tersebut adalah 8 suatu perubahan yang terjadi pada titik pusat kegiatan ekonomi masyarakat, aktivitas para pedagang di sekitar terminal lama yang sangat merasakan dampaknya dari pindahnya terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi. Beberapa kebijakan pemerintah masyarakat terkadang belum bisa memahami dan menerima kebijakan pemindahan terminal ini, terutama para sopir angkutan umum dan para pedagang yang berdagang di sekitar terminal dan pedagang yang berdagang di dalam terminal Gadang (terminal lama), Dari kenyataan tersebut perlu adanya kajian lebih mendalam dari kebijakan pemindahan terminal karena belum diketahuinya latar belakang pemindahan terminal Gadang-Hamid Rusdi terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat, belum diketahuinya kondisi sosial ekonomi masyarakat sebelum dan sesudah dipindahnya terminal. Serta dampak akibat perpindahan terminal terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Masalah-masalah kebijakan negara dan dampak yang di akibatkan dari kebijakan tersebut merupakan salah satu kajian dari mata kuliah di program studi PPKn. Berdasarkan hal tersebut diatas dilakukanlah penelitian tentang” dampak perpindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat sekitar terminal Gadang”. B. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang masalah maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apa yang melatar belakangi dipindahnya terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi? 9 2. Bagaimana kondisi sosial ekonomi masyarakat sebelum pindahnya terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi? 3. Bagaimana kondisi sosial ekonomi masyarakat sesudah pindahnya terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi? 4. Bagaimana dampak dari perpindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat ? C. Tujuan Penelitian 1. Menjelaskan latar belakang dipindahnya terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi? 2. Menjelaskan kondisi sosial ekonomi masyarakat sebelum pindahnya terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi? 3. Menjelaskan kondisi sosial ekonomi masyarakat sesudah pindahnya terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi? 4. Menjelaskan dampak dari perpindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat ? D. Landasan Teori 1. Mobilitas Sosial a. Pengertian Mobilitas Sosial Soedarno (1992:153), “mengemukakan bahwa mobilitas sosial adalah perpindahan individu-individu dan lapisan atau status sosial yang satu ke lapisan atau status sosial yang lain”. Mobilitas sosial adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan peran anggotanya. Misalnya, seorang pensiunan pegawai 10 rendahan salah satu departemen beralih pekerjaan menjadi seorang pengusaha dan berhasil dengan gemilang. Proses keberhasilan ataupun kegagalan setiap orang dalam melakukan gerak sosial seperti inilah yang disebut mobilitas sosial (http://id Wikipedia.org/wiki/gerak_sosial, diakses 21 januari 2011). Menurut soedarno (1992:153) Ada empat tipe mobilitas sosial, yaitu mobilitas vertikal, mobiltas horizontal, mobilitas antar-generasi dan mobilitas intra-generasi. Mobilitas vertikal adalah perubahan status individu karena ia berpindah dari satu lapisan sosial yang satu ke lapisan sosial yang lain, baik yang lebih tinggi maupun yang lebih rendah. Mobilitas horizontal ialah perpindahan sosial tanpa perpindahan status dan lapisan sosial. Mobilitas antar generasi ialah perubahan status yang terjadi di antara generasi satu dengan generasi lainnya. Sedangkan mobilitas intra-generasi adalah perubahan status sosial kelompok individu yang terjadi didalam generasi yang sama. Saluran-saluran bagi gerak sosial (mobilitas) yang vertikal. Gerak sosial vertikal-didalam masyarakat dengan sistem stratifikasi yang terbuka (open system atau open society) mempunyai beberapa saluran. Proses gerak sosial vertikal melalui saluran tadi disebut social circulation (perputaran sosial), sedangkan salurannya sering disebut social elevator atau (tangga sosial). Secara umum bisa dikatakan bahwa individu-individu yang berasal dari lapisan sosio-ekonomis rendah secara relatif tidak memiliki peluang banyak untuk mencapai mobilitas vertikal naik. Sebaliknya lapisan menengah dan atas memiliki peluang yang relatif besar. Adapun saluran-saluran untuk mobilitas vertikal, yang lebih banyak tersedia dilingkungan lapisan menengah dan atas tadi, dan langka dilingkungan bawah, antara lain adalah : (a) jumlah anggota 11 keluarga yang kecil, (b) tingkat fertilitas atau kesuburan yang relatif rendah, (c) penundaan perkawinan dan memiliki anak, (d) penundaan bekerja karena melanjutkan pendidikan, (e) keanggotaan dalam organisasi atau lembaga sosialekonomi-politik yang penting dalam masyarakat, misalnya angkatan bersenjata, partai politik, himpunan pengusaha bidang tertentu. Apabila telah disebutkan beberapa saluran untuk mobilitas naik, maka berikut ini kondisi sosial masyarakat yang bisa menciptakan mobilitas turun kebawah; (a) jumlah anggota keluarga besar, (b) tingkat fertilitas tinggi, (c) kawin muda dan memiliki anak dalam usia muda, (d) krisis ekonomi masyarakat yang menyebabkan sempitnya lapangan kerja. 2. Kebijakan a. Kebijakan pemerintah Dalam rangka peningkatan dan pemerataan pembangunan dan hasilhasilnya agar dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat, salah satu upayanya adalah dengan usaha menumbuhkan perencanaan dari bawah (botton up planning). Sebagai pelaksanaan dari kebijakan, dasar pemerintah adalah kebijakan daerah. Kebijakan daerah ini dapat digunakan bagi daerah tersebut untuk menentukan arah dan kebijakan pembangunan yaitu: 1) Kebijakan umum daerah, artinya kebijakan yang sifatnya mengatur semua aspek kehidupan baik yang materiil maupun non-materiil yang membawa dampak pada kehidupan masyarakat yang lebih baik. 2) Kebijakan sektor maupun regional, kebijakan daerah yang difokuskan untuk kemajuan masyarakat hanya untuk sektor tertentu saja. 12 3) Kebijakan sektor regional, artinya kebijakan daerah yang sifatnya lebih luas, tujuannya agar masyarakat bawah dapat bersosialisasi dan mengadakan hubungan dengan masyarakat diluar daerah untuk kemajuan kehidupan masyarakat itu sendiri. Adapaun beberapa alasan pokok pentingnya perencanaan atau program pembangunan daerah disebutkan sebagai berikut: 1) Untuk membantu pemerintah pusat dalam waktu yang sama mengemukakan pendapatnya dalam meneliti proyek-proyek yang akan di laksanakan di daerah tersebut. 2) Untuk menciptakan desentralisasi yang efektif dan selanjutnya menciptakan administrasi yang lebih efisien. 3) Untuk memberikan pengarahan kepada sektor swasta sehingga mereka dapat melaksanakan secara efisien dan memberikan sumbangan yang maksimal terhadap pembangunan ekonomi (Soekirno, 1976:116-117). Perencanaan pembangunan adalah pengarahan penggunaan sumbersumber pembangunan yang terbatas adanya, untuk mencapai keadaan sosial ekonomi yang lebih baik dengan cara yang paling efisien. Oleh karena perencanaan menyangkut tentang apa-apa yang akan dilakukan di masa depan, maka dalam membuat perencanaan tentunya kita harus pandai-pandai melihat kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di masa depan. Sebagai upaya pemerintah untuk menumbuhkan proses perencanaan pembangunan daerah bawah, maka pada tiap-tiap daerah, baik propinsi maupun kabupaten dibentuk badan perencanaan pembangunan di daerah.langkah penyempurnaan administrasi negara tersebut terwujud dalam bentuk membina 13 unit-unit perencana pembangunan di daerah secara langsung yang mulai di rintis dengan dibentuknya satu unit perencana pembangunan di setiap daerah dengan sebutan Bappeda. 3. Kebijakan Publik a. Pengertian Kebijakan Publik Kebijakan adalah suatu keputusan untuk bertindak yang dibuat atas nama suatu kelompok sosial, yang memiliki implikasi yang kompleks, dan yang bermaksud mempengaruhi anggota-anggota kelompok dengan penetapan sangsi-sangsi (Mayor, 1984:5). Kebijakan juga dapat didefinisikan sebagai suatu keputusan kehendak atas nama kolektif untuk mempengaruhi perilaku dari anggota-anggotanya. Oleh karena itu, penyusunan kebijakan adalah orang tertentu atau kelompok yang diberi kuasa oleh suatu kolektif untuk membuat suatu keputusan, atau dapat merupakan tindakan kolektif sebagai suatu badan. Partisipan lain yang juga terlibat dalam penyusunan kebijakan adalah orang-orang yang bertanggung jawab dalam melakukan analisis agar sampai pada keputusan kebijakan. James E. Anderson (dalam Subarsono, 2005:2) mengemukakan kebijakan publik adalah sebagai kebijakan yang ditetapkan oleh badan-badan aparat pemerintah. Kebijakan publik dapat dipengarui oleh para aktor dan faktor dari luar pemerintahan. Harrold Laswell dan Abraham Kaplan (dalam Subarsono, 2005:03) berpendapat bahwa kebijakan publik hendaknya berisi tujuan, nilainilai dan pratika-pratika sosial yang ada dalam masyarakat. Suatu kebijakan publik tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai dan pratika-pratika sosial yang ada dalam masyarakat, apabila suatu kebijakan pubilk bertentangan 14 dengan nilai-nilai dan pratika dalam masyarakat maka akan mendapatkan resistensi ketika diimplementasikan. Sebaliknya kebijakan publik harus mampu mengakomodasi nilai-nilai dan pratika-pratika yang hidup dalam masyarakat. Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa pengetahuan tentang kebijakan publik adalah pengetahuan tentang sebab-sebab, konsekuensi dan kinerja kebijakan dan program publik. Lingkup kebijakan publik sangat luas karena mencangkup berbagai sektor atau bidang pembangunan, seperti kebijakan publik di bidang pendidikan, pertanian, kesejahteraan, transportasi, pertahanan, dan sebagainya. 4. Dampak Kebijakan Dampak kebijakan adalah keseluruhan efek yang ditimbulkan oleh suatu kebijakan dalam kondisi kehidupan nyata (Dye, 1981:52). Menurut Anderson (1985:50), semua bentuk manfaat dan biaya kebijakan, baik yang langsung maupun yang akan datang, harus diukur dalam bentuk efek simbolis atau efek nyata. Output kebijakan adalah berbagai hal yang dilakukan oleh pemerintah. Kegiatan ini diukur dengan standar tertentu. Angka yang terlihat hanya memberikan sedikit informasi mengenai outcome atau dampak kebijakan publik, karena untuk menentukan outcome kebijkan publik perlu diperhatikan perubahan yang terjadi dalam lingkungan atau sistem politik yang disebut aksi politik. Terdapat sejumlah dampak kebijakan yang harus diperhatikan, yakni: a. Dampak kebijakan terhadap situasi atau kelompok target. Obyek yang dimaksud sebagai sasaran kebijakan harus jelas. Misalnya masyarakat 15 miskin (berdasarkan kriteria tertentu), para pengusaha kecil, anak-anak sekolah yang kurang berkecukupan, atau siapa saja yang menjadi sasaran. b. Efek yang dituju oleh suatu kebijakan juga harus ditentukan. Jika berbagai kombinasi sasaran tersebut dijadikan fokus analisisnya menjadi lebih rumit karena prioritas harus diberikan kepada efek yang dimaksud. c. Terakhir, yaitu perlu juga dipahami, bahwa kebijakan kemungkinan membawa konsekuensi yang dinginkan atau tidak dinginkan. 5. Kehidupan Sosial Ekonomi masyarakat a. Masyarakat Dalam bahasa inggris masyarakat disebut sebagai society, asal katanya socius yang berarti kawan. Adapun kata”masyarakat” berasal dari bahasa arab, yaitu syirk, artinya bergaul. Adanya saling bergaul ini tentu karena ada bentukbentuk aturan hidup, yang bukan di sebabkan oleh manusia sebagai perseorangan, melainkan oleh unsur-unsur kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan. Menurut Josef (1986:80) Masyarakat adalah kelompok manusia yang saling berinteraksi yang memiliki prasarana untuk kegiatan tersebut dan adanya saling keterikatan untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan menurut Krech (dalam Setiadi, 2007:79) mengemukakan definisi masyarakat sebagai berikut: “A society is that it is an organized collectivity of interacting people whose activies become centered around a set of common goals, and who tend to share common beliefs, attitudes, and of action”. Dan menurut Munandar (1986:26) Masyarakat merupakan kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu 16 sistem adat istiadat tertentu, yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Untuk arti yang lebih khusus masyarakat disebut pula kesatuan sosial, mempunyai ikatan-ikatan kasih sayang yang erat. Mirip jiwa manusia, yang dapat diketahui, pertama melalui kelakuan dan perbuatannya sebagai penjelmaannya yang lahir, kedua melalui pengalaman batin dalam roh manusia perseorangan sendiri. Bahkan memperoleh “superioritas”, merasakan sebagai sesuatu yang lebih tinggi nilainya dari pada jumlah bagian-bagiannya. Sesuatu yang “kokoh-kuat”, sesuatu perwujudan peribadi bukan didalam, melainkan diluar, bahkan diatas kita. Kesatuan sosial mempunyai kehidupan jiwa seperti adanya ungkapanungkapan jiwa rakyat, kehendak rakyat, kesadaran masyarakat, dan sebagainya. Dalam hal ini individu berada dibawah pengaruh suatu kesatuan sosial. Jiwa masyarakat ini merupakan potensi yang berasal dari unsur-unsur masyarakat, meliputi pranata, status, dan peranan sosial. Pranata sebagai wahana berinteraksi menurut pola resmi, merupakan sistem norma khusus menata rangkaian tindakan berpolo mantap guna memenuhi keperluan khusus manusia. Status atau kedudukan sosial dapat netral, tinggi, menengah, atau rendah. Hubungannya dengan tindak interaksi dikonsepsikan oleh norma yang menata seluruh tindakan tadi. Peranan sosial adalah tindakan atau tingkah laku individu yang mementaskan suatu kedudukan tertentu, bersifat khas, tertentu dalam berhadapan dengan individu-individu dalam kedudukan lain. Kemantapan unsur-unsur masyarakat mempengaruhi struktur sosial. Dalam hal ini struktur sosial digambarkan sebagai adanya molekul-molekul 17 dalam susuanan yang membentuk zat, yang terdiri dari bermacam susunan hubungan antar individu dalam masyarakat. Maka terjadi integrasi masyarakat dimana tindakan individu dikendalikan, dan hanya akan nampak bila diabstrakkan secara induksi dari kenyataan hidup masyarakat yang kongkret. Strutur sosial yang berperan dalam integrasi masyarakat, hidup langsung dibelakang individu yang bergerak kongkret menurut polanya. Dapat menyelami latar belakang seluruh kehidupan suatu masyarakat, dan sebagai kriteria dalam menentukan batas-batas suatu masyarakat melalui abstraksi dari kehidupan kekerabatan (sistemnya). b. Sosial Ekonomi Kedudukan individu sebagai bagian dari anggota masyarakat, secara naluriah mempunyai tugas dan fungsi kemasyarakatan yang berbeda tingkatannya antara individu yang satu dengan yang lainnya sehingga setiap individu dituntut untuk memenuhi beban dan tanggung jawabnya secara moral. Namun demikian kedudukan seseorang atau individu dalam suatu masyarakat tidak selamanya statis, melainkan akan berkembang dan akan mengalami perubahan seiring dengan perkembangan budaya dan inovasi yang masuk pada masyarakat itu. Hal itu terjadi melalui perjuangan yang serius dan disertai dengan pengorbanan. Seseorang mampu bersikap dan berjuang karena ia mempunyai sesuatu yang diandalkan, misalnya tingkat pengetahuan yang tinggi. Adapun untuk dapat memiliki pengetahuan yang tinggi yang mampu mengangkat dirinya ke jenjang yang lebih tinggi, maka perlu adanya harta dan benda (uang dan 18 barang) yang bernialai ekonomis yang menunjangnya bahkan tidak sedikit jumlahnya. Untuk merumuskan pengertian sosial ekonomi dalam masyarakat belum ada ukuran yang jelas, artinya belum ada patokan-patokan untuk itu, serta faktor-faktor apa yang dipakai ukuran. Akan tetapi penulis akan mengemukakan batasan-batasan tentang kondisi sosial ekonomi yang disampaikan oleh beberapa ahli. Menurut Poerwodarminto (1984:961), istilah sosial artinya “segala sesuatu yang mengenai masyarakat”. Istilah ekonomi diartikan oleh Abdurrahman (1979:383) yang diidentikkan dengan ilmu ekonomi yaitu “suatu ilmu yang secara sistematis mempelajari usaha-usaha manusia untuk memperoleh alat-alat materi untuk memenuhi kebutuhannya”. Dengan berpihak pada pendapat tentang sosial dan digabungkan dengan unsur-unsur ekonomi yang merupakan komponen penilaian kondisi sosial ekonomi diharapkan akan dapat memberikan pengertian yang jelas unsur-unsur yang menjadi kriteria penentuan sosial ekonomi terutama pada seseorang yang telah berkeluarga. Sedangkan ekonomi yang menjadi komponen penilaian sosial ekonomi sebagian tertumpu pada keadaan perekonomian keluarga atau dapat disebut sebagai kekayaan yang dimiliki. Dengan demikian dapat disimpulkan apa yang dimaksud dengan sosial ekonomi, yaitu gambaran tentang keadaan seseorang yang ditinjau dari segi sosial dan ekonomi atau penilaian masyarakat terhadap seseorang yang menyangkut prestise dan hubungannya dalam kelompok atau masyarakat berdasarkan unsur-unsur tertentu. Adapun aspek dari sosial ekonomi antara lain 19 : pendidikan, pekerjaan, pendapatan, beban tanggungan keluarga, interaksi sosial dan suasana dalam masyarakat. Akan tetapi secara umum kita telah mengetahui apa yang dimaksud dengan sosial ekonomi beserta unsur-unsurnya yang menjadi kriteria, namun masih bersifat relatif. c. Aspek Sosial Ekonomi Adapun aspek dari sosial ekonomi masyarakat, khususnya mayarakat yang bertempat tinggal disekitar terminal lama antara lain: pekerjaan (mata pencaharian), pendidikan ,beban tanggungan keluarga, pendapatan yang diperoleh, interaksi sosial masyarakat, dan suasana dalam masyarakat. 1) Pekerjaan (Mata Pencaharian) Winandin Imawan (dalam Sulistyowati, 1999:5) mengatakan seseorang dikatakan bekerja apabila dalam satu minggu melakukan kegiatan untuk memperoleh penghasilan atau pendapatan paling sedikit selama satu jam terus menerus. Pekerjaan disini dibedakan menjadi 2 yaitu, sebagai pekerjaan pokok dan sebagai pekerjaan sampingan atau sambilan. Dengan demikian juga halnya dengan kehidupan masyarakat yang bekerja di terminal, bagi sebagian orang dijadikan sebagai pekerjaan pokok dalam hidupnya, namun sebagian pula ada yang menjadiakan profesi sebagai sopir, pedagang, makelar dan lain-lain itu sebagai pekerjaan sampingan. Tidak dapat dipungkiri pekerjaan dalam era global ini dihadapkan pada proses perubahan yang begitu cepat dan rumit. Untuk itu kebutuhan akan perubahan yang dinamis dalam berbagai hal seperti visi, misi, tujuan dan sistem berpikir menjadi hal pokok yang harus dimiliki. 20 Memang suatu keberhasilan biasanya didasarkan pada kegagalan yang pernah dialaminya. Dalam pandangannya mengenai manusia Marx melihat bahwa manusia adalah makhluk sosial, dimana ia tidak dapat dipisahkan begitu saja dari lingkungan sosialnya. Bahkan Marx melihat bahwa bekerja adalah usaha manusia ‘membuktikan’ dirinya bahwa ia adalah makhluk sosial. Marx sendiri melihat tiga hal penting mengenai pekerjaan. Pertama, tindakan pekerjaan merupakan sesuatu yang hanya ada pada manusia. Karena manusia melakukan sebuah tindakan dalam kerangka sebagai objek kehendak dan juga kesadarannya, hal inilah yang menjadi pembeda manusia dari binatang dimana binatang melakukan sebuah tindakan dikarenakan naluri belaka. Kedua, tindakan pekerjaan menjadi sarana manusia untuk merealisasikan apa yang ada dalam pikirannya. Pekerjaan menjadi jembatan sosial antar manusia dan dengan demikian semakin tampak bahwa manusia adalah makhluk sosial. Masyarakat di sekitar terminal pada umumnya dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangganya, memiliki mata pencaharian yang mayoritas sebagai pedagang. 2) Pendidikan Ilmu pengetahuan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia tanpa mengenal status sosial yang mereka miliki. Pendidikan sangatlah penting bagi kehidupan manusia, selama manusia itu sendiri mau meningkatkan kehidupan ke taraf yang lebih baik, pendidikanlah yang sangat dominan untuk itu. Pendidikan merupakan hal yang paling mendukung kehidupan manusia yang sejalan dengan meningkatnya daya nalar manusia 21 yang dituntut untuk lebih kreatif dan tanggap terhadap timbulnya masalah yang ada pada masyarakat. Menurut Mundzir (2006:54) pendidikan adalah upaya yang sadar dilakukan untuk meningkatkan kemampuan individu agar dapat menentukan kehidupan secara mandiri. Pendidikan dalam UUD 1945 Pasal 31 ayat 1 menyatakan bahwa “Tiaptiap warga negara berhak mendapat pendidikan”. Sedangkan dalam UndangUndang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang Undang-Undang sistem pendidikan Nasional pasal 11 ayat 1 menjelaskan bahwa pendidikan dilaksanakan melalui tiga jalur, yaitu pendidikan formal, pendidikan non formal dan pendidikan informal dimana ketiga jalur tersebut saling melengkapi dan memperkaya. Pendidikan formal merupakan satuan pendidikan yang diselenggarakan melalui sistem persekolahan yang memiliki ciri-ciri antara lain terstruktur secara mapan, kurikulum diatur secara nasional, memiliki jenjang yang mengikat, memiliki aturan yang ketat dalam prosedur penerimaan murid baru (rekrutmen warga belajar), memiliki tata tertib yang ketat dalam proses belajarnya. Sedangkan pendidikan non formal sebagai lembaga pendidikan diluar sistem persekolahan merupakan jalur penyeleggaraan pendidikan yang berbeda dengan pendidikan persekolahan. Jalur penyelenggaraan pendidikan non formal memiliki ciri-ciri, antara lain: tidak terlalu ketat dalam sistem pembelajaran, baik dari segi waktu, kurikulum, fasilitator, sumber belajar maupun tempat pembelajaran. Pendidikan informal memiliki ciri lebih fleksibel dibanding jalur pendidikan formal dan pendidikan non formal. Jalur pendidikan 22 informal tersebut dapat diselenggarakan oleh berbagai satuan yang ada di masyarakat sesuai dengan kebutuhan belajar masyarakat. Menurut Soelaiman Joesoef (2008:79) pendidikan non formal merupakan pendidikan yang teratur dengan sadar dilakukan tetapi tidak terlalu mengikuti peraturan-peraturan yang tetap dan ketat. Terdapat empat fungsi pendidikan yaitu: pengembangan intelektual, pengembangan karakter, latihan moral dan atau agama, dan latihan sebagai warga negara (Dachnel, 1989:6). 3) Beban Tanggungan Keluarga Penerapan analisis ekonomi pada struktur dan perubahan penduduk mengungkapkan bahwa suatu kerugian yang dihadapi negara-negara yang sedang berkembang jika dibandingkan dengan negara-negara yang maju terletak pada beban tanggungan yang berat karena tingginya fertilitas. Keluarga yang mempunyai anak banyak cenderung tidak mampu untuk menabung sehingga tingkat penanaman modal menjadi rendah (Munir dalam Suyitno, 2000:22). Amin dan Djojo (dalam Suyitno, 2000:22) menyebutkan bahwa dengan bertambahnya anggota keluarga berarti tambah konsumen baru dalam rumah tangga tersebut. Jika kondisi seperti ini tidak di imbangi dengan penambahan produktifitas dan pendapatan keluarga maka akan dapat berakibat terancamnya kesejahteraan keluarga. Apabila jumlah angggota keluarga tersebut tumbuh dan berkembang dengan cepat yang tidak terbatas maka akan membawa konsekuensi ekonomi yang kurang menguntungkan, karena penambahan pendapatan tidak sebanding dengan kebutuhan anggota keluarga yang semakin besar. 23 Secara teoritis semakin besar jumlah penduduk maka semakin besar pula tingkat konsumsi yang harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. 4) Pendapatan Tolak ukur lain aspek sosial ekonomi masyarakat bisa dilihat dari pendapatan. Pendapatan menurut M. Idrus Abustamam (dalam Sulistyowati,2005:25) adalah jumlah pendapat nyata berupa uang atau barang maupun bentuk lainnya yang dinyatakan mulai dihasilkan oleh anggota keluarga. Sedangkan menurut Winardi (dalam Sulistyowati, 2005:25) pendapatan atau penghasilan adalah hasil yang berupa uang atau hasil materi lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa-jasa manusia secara bebas. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan pendapatan adalah seluruh hasil yang diperoleh individu selama bekerja. Penghasilan atau pendapatan bisa berbentuk uang atau barang yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya. Pendapatan yang dihasilkan dalam suatu keluarga digunakan sebagai suatu sarana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam sebuah rumah tangga yang banyak kita jumpai berbagai macamkebutuhan, baik kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder. Kebutuhan tersebut layak terpenuhi apabila seseorang mempunyai penghasilan yang cukup. Hidup sejahtera merupakan dambaan setiap insan manusia oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka harus bekerja. 24 Menurut Sumardi (dalam Asih, 2006). Pendapatan adalah segala penghasilan baik berupa uang atau barang yang sifatnya regular dan yang diterima biasanya sebagai balas jasa atau kontraprestasi. Pendapatan yang diterima penduduk dapat digolongkan berdasarkan 4 (empat) golongan yaitu: a. Golongan penduduk berpendapatan rendah, yaitu penduduk yang berpendapatan < Rp 500.000 perbulan b. Golongan penduduk berpendapatan menengah, yaitu penduduk yang berpendapatan rata-rata antara Rp 500.000-Rp 700.000 perbulan c. Golongan penduduk berpendapatan tinggi, yaitu penduduk yang berpendapatan rata-rata antara Rp 750.000- < Rp 1.000.000 perbulan d. Golongan penduduk berpendapatan sangat tinggi yaitu penduduk dengan pendapatan rata-rata > Rp 1.000.000 perbulan. 5) Interaksi Sosial Masyarakat Manusia berinteraksi dengan sesamanya dalam kehidupan untuk menghasikan pergaulan hidup dalam suatu kelompok sosial (Elly Setiadi, 2007:90). Bentuk umum proses-proses sosial adalah interaksi sosial yang dapat juga dinamakan proses sosial, karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan orang perorangan dengan kelompok manusia. Apabila dua orang bertemu interaksi sosial dimulai, pada saat itu mereka saling menegur, berjabat tangan atau bahkan mungkin berkelahi. Aktivitas-aktivitas 25 semacam itu merupakan bentuk interaksi sosial. Untuk terjadinya suatu interaksi sosial diperlukan adanya syarat-syarat yang harus ada, yaitu: a) Adanya kontak sosial Kata kontak berasal dari bahasa latin “con” yang artinya bersama-sama dan “tanga” yang berarti menyentuh. Jadi secara harfiah kontak berarti “bersama-sama menyentuh”. Kontak sosial ada yang bersifat positif dan ada yang bersifat negativ. Kontak sosial yang bersifat positif dapat mengarahkan pada suatu kerja sama, sedangkan kontak yang bersifat negatif dapat mengarahkan seseorang pada suatu pertentangan bahkan dapat menyebabkan tidak terjadinya interaksi sosial. b) Adanya Komunikasi Komunikasi adalah proses menyampaikan pesan dari satu pihak ke pihak lain sehingga terjadi pengertian bersama. Dalam komunikasi terdapat dua pihak yang terlibat, pihak yang menyampaikan pesan disebut komunikator dan pihak penerima pesan disebut komunikasi. Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerjasama (cooperation), persaingan (competation), dan pertentangan (conflict). Suatu keadaan dapat dianggap sebagai bentuk keempat dari interaksi sosial, keempat bentuk pokok dari interaksi sosial tersebut tidak perlu merupakan kontinuitas dalam arti bahwa interaksi itu dimulai dengan adanya kerjasama yang kemudian menjadi persaingan serta memuncak menjadi pertikaian untuk akhirnya sampai pada akomodasi. 26 6) Suasana dalam Masyarakat Suasana dalam kehidupan masyarakat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan di sekitarnya. Lingkungan keluarga dan masyarakat adalah lingkungan yang mendominasinya. Suasana dalah hidup masyarakat ini terbagi dalam dua macam suasana yaitu suasana baik dan buruk. Salah satu suasana yang ada dalam masyarakat adalah rasa aman. Rasa aman menurut kamus pelajar (Hardaniwati 2003:24) aman adalah bebas dari bahaya, bebas dari gangguan kejahatan, terlindung atau tersembunyi. Rasa aman yang dirasakan manusia bersifat relatif. Karena setiap manusia mempunyai batasan tersendiri dalam menentukan suasana yang sesuai dengan situasi dan kondisi saat itu. E. Kegunaan Penelitian Penelitian yang dilaksanakan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak, antara lain sebagai berikut: 1. Bagi Pemerintah Kota Malang Sebagai bahan masukan kepada Pemerintah setempat mengenai dampak sosial ekonomi akibat dilakukannya pemindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi dan memberikan rekomendasi mengenai kondisi, situasi dan dampak yang sebenarnya terjadi akibat pemindahan terminal khususnya terhadap aktivitas sosial ekonomi masyarakat. 2. Bagi masyarakat Untuk memberikan pengertian yang mendalam dalam persoalan dampak kebijakan pemindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi agar masyarakat mengerti dan memahami tentang maksud dan tujuan dari 27 pemindahan terminal guna mencapai kesejahteraan masyarakat di sekitar terminal. 3. Jurusan PKn Sebagai bahan dokumentasi dan menambah perbendaharaan bahan pustaka guna menunjang materi perkuliahan. 4. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengetahuan tentang keadaan sosial ekonomi masyarakat dan kebijakan apa saja yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk mensejahterakan masyarakat 5. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan a) Menambah kepustakaan karya ilmiah yang membahas tentang dampak perpindahan terminal Gadang ke Hamid Rusdi terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat b) Sebagai landasan untuk mengembangkan penelitian sejenis pada masa yang akan datang agar memperoleh hasil yang lebih sempurna. BAB II METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian mengenai Dampak Perpindahan Terminal Gadang ke Hamid Rusdi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif berusaha mengungkapkan gejala secara menyeluruh dan sesuai dengan konteks (holistic-kontekstual) melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci, penelitian ini bersifat deskriptif dan cenderung mengunakan analisis dengan pendekatan induktif Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami. Bogdan dan Taylor (Moleong, 2009:5) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orangorang dan perilaku yang diamati. Pendekatan kualitatif mengarah pada metode penelitian deskriptif, dimana data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan angka. Pendekatan kualitatif diarahkan pada latar dan individu secara utuh, dan mempunyai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif. Peneliti mengadakan sendiri pengamatan atau wawancara terhadap subjek dan objek penelitian. Oleh karena itu peneliti tetap memegang peranan utama sebagai alat penelitian. Untuk itu 28 29 peneliti terjun sendiri kelapangan dan terlibat langsung untuk mengadakan observasi dan wawancara terhadap objek atau subjek, dan masyarakat sebagai informan kunci dalam penelitian ini. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu (Surhasimi, 2002:120). Penelitian studi kasus merupakan suatu tipe pendekatan yang dilakukan secara intensif, mendalam dan komperehensif yang menjelaskan kasus-kasus tertentu. Menurut Bungin (2008:104) mengemukakan bahwa data kasus hanya berlaku untuk kasus tertentu serta tidak bertujuan untuk di generalisasikan atau menguji hipotesis tertentu. Jenis penelitian kualitatif yang digunakan adalah studi kasus karena penelitian ini berusaha mengungkapkan kasus yang ada di masyarakat sekitar terminal yang menjadi korban dari pindahnya terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi. Jenis penelitian ini dipakai didasarkan atas pertimbangan bahwa untuk mendapatkan data tentang kehidupan sosial ekonomi masyarakat, diperlukan penelitian yang intensif dan terperinci dan memanfaatkan berbagai sumber bukti, sehingga dapat memperoleh data yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan. B. Kehadiran Peneliti Dalam penelitian kualitatif, peneliti berkedudukan sebagai perencana, pelaksana pengumpul data, analisis, penafsiran data, dan pada akhirnya menjadi pelapor hasil penelitiannya (Moleong, 2009:168). Peneliti juga sebagai instrumen pengumpul data yaitu sebagai alat pengumpul data yang diperlukan untuk 30 memperoleh informasi data dari sumber data secara langsung dilokasi penelitian, dalam jangka waktu yang telah di tentukan. Dalam istilah lain dalam penelitian kualitatif peneliti sebagai insrtumen utama penelitian, karena menjadi pelaksana semua proses penelitian, sehingga kehadiran peneliti sangat penting dan menentukan dalam keberhasilan penelitian. Penelitian kualitatif senantiasa berhubungan dengan subjeknya. Hubungan yang memerlukan kualitas pribadi terutama pada waktu proses wawancara terjadi. Pada dasarnya, peneliti itu hendaknya memiliki sejumlah kualitas pribadi sebagai berikut: toleran, sabar, menunjukkan empati, menjadi pendengar yang baik, manusiawi, dan bersikap terbuka. Supaya kehadiran peneliti tidak menimbulkan persepsi negatif, maka peneliti memberitahukan identitas atau status peneliti kepada pihak yang menjadi nara sumber atau informan, diantaranya adalah masyarakat Gadang yang ada kaitannya dengasn terminal yaitu dengan ibu Indri salah satu pemilik rumah makan, ibu Lia yang mempunyai usaha toko yang melayani kebutuhan seharihari, bapak Muhammad Anis Januar, ST.MT Kepala sub bidang prasarana dan sarana Bappeda Kota Malang, selain itu juga kepada para pedagang yang berdagang di sekitar terminal gadang yaitu ibu Suhartini seorang pedagang asongan, ibu Rokhimah yang berdagang aneka makanan ringan dan minuman, bapak Warisan pedagang buah, ibu Yayuk pedagang makanan, mas Musani pedagang buah, ibu Diah pemilik kounter hp sekaligus pedagang buah, dan kepada makelar yaitu bapak Khoirul Anam yang merangkap sebagai makelar sekaligus sopir angkutan umum, dan bapak Giman, wawancara juga dilakukan 31 kepada tukang becak yaitu bapak Agus, bapak Anwar, dan bapak Gio dan para sopir yaitu bapak Ponidi, mas Agus, mas Eko dan bapak Slamet. Peneliti dalam pengumpulan data dilapangan berperan sebagai pengamat pada saat pengambilan data utama berupa wawancara secara langsung dengan masyarakat dalam kaitannya dengan keadaan sosial ekonomi sebelum pindahnya terminal dan sesudah pindahnya terminal. Peneliti juga bertindak sebagai pengamat dilapangan untuk dapat mengungkap perubahan keadaan sosial ekonomi sebelum dan sesudah terminal dipindah. Kehadiran peneliti dilapangan adalah untuk mengumpulkan data secara tepat dan lengkap dari kasus yang di angkat dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi tentang dampak sosial ekonomi masyarakat akibat perpindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi, selain itu kehadiran peneliti juga meninjau dokumentasi atau arsip. Berkaitan dengan kehadiran peneliti, dalam penelitian ini ada empat tahap yang dilakukan, antara lain : 1. Penelitian pendahuluan, adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui kondisi terminal Gadang dan terminal Hamid Rusdi serta mencari data atau gambaran umum dari kasus yang dikaji. 2. Penelitian lapangan (wawancara dan observasi), adalah penelitian terhadap hal-hal yang mendasar dan spesifik berkaitan dengan permasalahan yang dikaji. Permasalahan yang dikaji tersebut ditanyakan kepada informan diantaranya adalah masyarakat Gadang yang ada kaitannya dengan terminal yaitu dengan ibu Indri salah satu pemilik rumah makan, ibu Lia yang mempunyai usaha toko yang melayani kebutuhan sehari-hari, bapak 32 Muhammad Anis Januar, ST.MT Kepala sub bidang prasarana dan sarana Bappeda Kota Malang, selain itu juga kepada para pedagang yang berdagang di sekitar terminal gadang yaitu ibu Suhartini pedagang asongan, ibu Rokhimah berdagang aneka makanan ringan dan minuman, bapak Warisan pedagang buah, ibu Yayuk pedagang makanan, mas Musani pedagang buah, ibu Diah pemilik counter hp sekaligus pedagang buah, dan kepada makelar yaitu Bapak Khoirul anam yang merangkap sebagai makelar sekaligus sopir angkutan umum, dan bapak Giman, wawancara juga dilakukan kepada tukang becak yaitu bapak Agus, bapak Anwar, dan bapak Gio dan para sopir yaitu bapak Ponidi, mas Agus, mas Eko dan bapak Slamet. 3. Penelitian lanjutan, adalah penelitian terhadap hal-hal yang belum terungkap pada tahap penelitian sebelumnya. Disini peneliti melakukan wawancara langsung dengan subjek yang diteliti yaitu para masyarakat yang ada kaitannya dengan terminal mengenai sosial ekonomi sebelum dan sesudah dipindahnya terminal. 4. Penelitian akhir, adalah penelitian yang dilakukan untuk memperbaiki dan menyempurnakan data yang sudah ada sebelum melakukan penyusunan akhir dan mengkonfirmasikan kembali kepada subjek penelitian. C. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi penelitian di Kota Malang, lebih tepatnya di terminal Gadang yang berada di JL.Kolonel Sugiono Kelurahan Gadang Kec.Sukun dan terminal Hamid Rusdi yang berada di JL. Mayjen Sungkono Kelurahan Wonokoyo Kec. Kedungkandang. Subjek penelitiannya adalah masyarakat Gadang yang ada kaitannya dengan terminal seperti pedagang 33 yang berdagang di sekitar terminal Gadang, sopir, tukang becak serta makelar, dan kepada Bappeda Kota Malang. Adapun alasan peneliti mengambil lokasi di terminal Gadang ini dikarenakan perpindahan itu di duga mengakibatkan terjadinya perubahan yang lebih besar pada masyarakat di sekitar terminal Gadang di bandingkan dengan masyarakat di sekitar terminal Hamid Rusdi karena di sekitar Hamid Rusdi masih jarang penduduk. D. Sumber Data Untuk mendapatkan informasi atau gambaran dari jawaban penelitian, maka akan dibutuhkan data. Menurut Lofland dan Lofland (dalam Moleong, 2009: 157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu dapat berupa manusia, peristiwa, sumber data tertulis, foto, dan statistik. 1. Manusia Sumber data manusia yaitu orang-orang yang dapat memberikan informasi tentang masalah penelitian. Sumber data ini dikenal dengan istilah informan. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data manusia (informan) yaitu antara lain adalah masyarakat Gadang yang ada kaitannya dengan terminal yaitu dengan ibu Indri salah satu pemilik rumah makan, ibu Lia yang mempunyai usaha toko yang melayani kebutuhan sehari-hari, bapak Muhammad Anis Januar, ST.MT Kepala sub bidang prasarana dan sarana Bappeda Kota Malang, selain itu juga kepada para pedagang yang berdagang di sekitar terminal gadang yaitu ibu Suhartini pedagang asongan, ibu Rokhimah berdagang aneka makanan ringan dan minuman, bapak Warisan pedagang buah, ibu Yayuk pedagang makanan, mas 34 Musani pedagang buah, ibu Diah pemilik counter hp sekaligus pedagang buah, dan kepada makelar yaitu bapak Khoirul Anam yang merangkap sebagai makelar sekaligus sopir angkutan umum, dan bapak Giman, wawancara juga dilakukan kepada tukang becak yaitu bapak Agus, bapak Anwar, dan bapak Gio dan para sopir yaitu bapak Ponidi, mas Agus, mas Eko dan mapak Slamet. Penentuan informan dalam kegiatan pengumpulan data ini dilakukan secara purposive yang disesuaikan dengan tujuan penelitian kualitatif. Menurut pendapat Sutopo (1998) penggunaan teknik purposive adalah peneliti cenderung memilih informan yang dianggap mengetahui permasalahan dalam penelitian ini yaitu tentang kehidupan sosial ekonomi masyarakat Gadang. 2. Peristiwa Sumber data peristiwa dapat berupa peristiwa-peristiwa yang terjadi pada aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat sekitar terminal Gadang dalam kehidupan sehari-hari. 3. Sumber tertulis Sumber tertulis dapat dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, dan dokumen resmi. a. Sumber buku dan majalah ilmiah dapat berupa buku, skripsi, tesis atau disertasi, jurnal dan lain-lain. Sumber ini dipakai peneliti sebagai pedoman dan landasan teori dalam menulis skripsi dan melakukan penelitian. b. Dokumen resmi, biasanya terdapat pada instansi-instanti pemerintah setempat (tempat dilakukannya penelitian) yaitu kantor Kelurahan Gadang dan Bappeda Kota Malang. Dokumen resmi ini berupa data profil Kelurahan Gadang dan SK wali kota tentang perpindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi. 35 4. Foto Menurut Bogdan dan Biklen (dalam Moleong, 2009: 160) ada dua kategori foto yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian kualitatif, yaitu foto yang dihasilkan orang lain dan foto yang dihasilkan oleh peneliti sendiri. Dalam hal ini, foto yang digunakan adalah foto yang dihasilkan oleh peneliti sendiri ketika melakukan penelitian di terminal Gadang. Yaitu foto mengenai aktifitas masyarakat Gadang. E. Prosedur Pengumpulan Data Ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif. Teknik yang digunakan adalah: (1) pengamatan partisipasi (partisipatory observation), (2) wawancara mendalam (in depth interview), dan analisis dokumen (documentation). 1. Observasi Langkah pertama yang biasa dilakukan dalam proses pengumpulan data kualitatif adalah mengadakan pengamatan atau observasi. Observasi merupakan dasar memperoleh fakta, sebelum menggunakan teknik pengumpulan data lainnya. Ada tiga sasaran yang diperhatikan dalam proses mengadakan pengamatan, yaitu informasi, konteks dan waktu. Informasi mengacu pada sasaran apa yang diamati, konteks mengacu pada hal-hal yang berkaitan dengan sekitarnya. Waktu berkaitan dengan saat peristiwa terjadi. Observasi yang diselidiki adalah observasi langsung terhadap semua yang berhubungan dengan sosial ekonomi masyarakat Gadang. 2. Wawancara Mendalam 36 Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban (Moleong, 2009: 186). Melalui wawancara mendalam diketahui tentang apa yang terkandung dalam pikiran/hati orang, pandangan orang tentang sesuatu, makna dibalik perkataan atau hal-hal lain yang tidak diketahui melalui observasi. Proses pelaksanaan wawancara mendalam dalam penelitian kualitatif harus dilakukan secara efektif. Pendekatannya harus dimulai dari pendekatan informal yang mengandung unsur spontanitas, kesantaian dan keakrapan. Dengan demikian akan lebih bisa diterima oleh sasaran penelitian. Untuk memperoleh data atau informasi yang relevan, maka dalam mengadakan wawancara bisa menggunakan rancangan atau lembaran garis-garis pokok masalah yang dijadikan pegangan dalam pembicaraan. Urutan pertanyaan dalam proses wawancara harus dilakukan secara efektif. Peneliti sebaiknya tidak memulai dengan pertanyaan yang kontroversial atau sensitif yang bisa menimbulkan pertentangan, tetapi justru memulai dari pertanyaan santai yang bisa menjalin keakrapan. Dalam proses mengajukan pertanyaan peneliti juga tidak diperbolehkan mempengaruhi. Peneliti harus bersifat netral agar bisa mendapatkan data atau informasi yang benar. Wawancara dilakukan pada masyarakat sekitar terminal Gadang antara lain adalah masyarakat Gadang yang ada kaitannya dengan terminal yaitu dengan ibu Indri salah satu pemilik rumah makan, ibu Lia yang mempunyai usaha toko yang melayani kebutuhan sehari-hari, bapak Muhammad Anis Januar, ST.MT Kepala sub bidang prasarana dan sarana Bappeda Kota Malang, selain itu juga 37 kepada para pedagang yang berdagang di sekitar terminal Gadang yaitu ibu Suhartini pedagang asongan, ibu Rokhimah berdagang aneka makanan ringan dan minuman, bapak Warisan pedagang buah, ibu Yayuk pedagang makanan, mas Musani pedagang buah, ibu Diah pemilik counter hp sekaligus pedagang buah, dan kepada makelar yaitu bapak Khoirul Anam yang merangkap sebagai makelar sekaligus sopir angkutan umum, dan bapak Giman, wawancara juga dilakukan kepada tukang becak yaitu bapak Agus, bapak Anwar, dan bapak Gio dan para sopir yaitu bapak Ponidi, mas Agus, mas Eko dan bapak Slamet tentang kondisi sosial ekonomi mereka sebelum dan sesudah perpindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi. Kemudian wawancara juga dilakukan kepada Bappeda Kota Malang tentang latar belakang perpindahan Terminal Gadang ke Terminal Hamid Rusdi. 3. Analisis Dokumen Dalam proses melakukan penelitian kualitatif, meskipun sebagian besar data diperoleh dari sumber manusia, namun ada sumber data yang bersifat non manusia di antaranya adalah dokumen, foto, dan arsip. Dengan demikian dalam proses penelitian kualitatif, meskipun banyak menggunakan metode observasi dan wawancara mendalam, namun juga diperlukan menggunakan metode lain yang relevan dengan sumber datanya yaitu metode analisis dokumen. Ada beberapa jenis bahan dokumen, antara lain dokumen yang berupa tulisan pribadi, dokumen resmi, foto ataupun bahan statistik. Tulisan pribadi bisa berupa surat-surat, biografi, atau buku harian. Sedangkan dokumen resmi bisa berupa notula rapat, laporan, peraturan, anggaran dasar atau format-format isian. Dokumen-dokumen ini bisa dijadikan nara sumber bagi peneliti untuk menjawab 38 pertanyaan penelitian yang diajukan. Bahan-bahan dokumen ini tidak selalu obyektif, tetapi peneliti bisa mengambil gambaran dari latar subyektifitasnya. Disini peneliti menjadikan dokumen resmi seperti Surat Keputusan dari Wali Kota tentang perpindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi sebagai salah satu nara sumber untuk menjawab rumusan masalah yang di ajukan. Selain SK dari Wali Kota peneliti juga mengambil foto-foto yang berhubungan dengan kondisi terminal dan perilaku masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Foto dapat memberikan bahan deskriptif mengenai situasi pada saat tertentu. Foto lama memerlukan pengetahuan tentang latar keadaan saat foto itu diambil agar bisa memahami secara tepat. Bahan statistik yang tersedia, juga bisa memberikan banyak informasi. Peneliti kualitatif juga bisa memanfaatkan bahanbahan statistik untuk mempertajam jawaban pertanyaan penelitian yang diajuakan. F. Analisis Data Bogdan & Biklen (Moleong,2009:248) mengemukakan bahwa analisis data merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain. 1. Proses Analisis Data Secara umum, ada tiga langkah yang dilakukan dalam proses analisis data, yaitu (a) reduksi data, (b) display data, dan (c) verivikasi kesimpulan. 39 a. Reduksi data Reduksi data merupakan kegiatan memilih data yang tepat. Data yang masuk, baik dari hasil catatan aktual di lapangan, hasil wawancara, hasil rekaman, ringkasan data, atau hasil data lainnya perlu direduksi sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian dan kasus-kasus yang ada. b. Display Data Display data merupakan perakitan informasi yang terorganisir yang memungkinkan penarikan kesimpulan. Serangkaian data yang sudah direduksi merupakan dasar untuk berfikir tentang makna. Display-display yang lebih terpusat bisa mencakup ringkasan terstuktur, sinopsis, sketsa seperti jaringan atau diagram, dan matriks-matriks. c. Verifikasi data Menarik atau memverifikasi kesimpulan merupakan kegiatan untuk menarik makna dari data yang ditampilkan. Ada banyak cara yang dilakukan dalam memverifikasi data, antara lain dengan cara membandingkan, membuat pola-pola, mengelompokkan, menelaah kasus negatif, dan memeriksa hasilhasil dengan responden. Ketiga tahap kegiatan tersebut dapat digambar sebagai berikut: 40 Pengumpula n data Reduksi data Display data Kesimpulan/ verifikasi Gambar 3.2: Analisis dan model interaktif Sumber : Miles dan Huberman, 1992:20 Berdasarkan gambaran tersebut diatas, dapat diketahui proses analisis data yang dilakukan dalam penelitian kualitatif. Proses pengumpulan data dan analisis data dilakukan dalam suatu siklus khusus dan berlangsung sepanjang penelitian dilaksanakan. G. Pengecekan Keabsahan Temuan Untuk memperoleh kesimpulan yang tepat dalam penelitian kualitatif, maka perlu didukung dengan data yang tepat. Dalam metode penelitian dikenal adanya empat (4) kriteria kepercayaan penelitan, yaitu kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas dan konfirmabilitas data. 1. Kredibilitas Kredibilitas dalam penelitian kualitatif menggambarkan kesesuaian konsep peneliti dengan konsep yang ada pada sasaran penelitian.Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk bisa memperoleh kredibilitas data. Langkah-langkah tersebut adalah dengan cara: (a) memperpanjang waktu pengamatan/penelitian, (b) mengadakan pengamatan secara terus menerus, (c) mengadakan trianggulasi, 41 (d) menganalisis data negatif, (e) menggunakan bahan referensi, dan (f) mengadakan member check. Salah satu faktor kelemahan penelitian kualitatif adalah kesalahan dalam menelaah data yang terjadi dalam waktu berbeda dan situasi berbeda. Dengan memperpanjang waktu penelitian, akan bertambah banyak mendapat informasi dan semakin tepat kesimpulan data yang diperoleh. Ketepatan data juga bisa diperoleh dengan melakukan pengamatan secara terus menerus. dengan pengamatan secara terus menerus peneliti dapat memperhatikan sasaran secara cermat, terinci dan mendalam. Kredibilitas data juga bisa diperoleh dengan melakukan trianggulasi data adalah mengecek kebenaran data dengan membandingkan data dari sumber lain. Ada 2 (dua) jenis trianggulasi, yaitu trianggulasi data dan trianggulasi metodologi. Menganalisis data yang negatif merupakan langkah untuk memantapkan kesimpulan data yang diperoleh. Dengan menemukan dan menganalisis data yang negatif akan bisa memperoleh gambaran yang lebih luas dan tepat. Menggunakan bahan referensi secara tepat juga bisa meningkatkan kredebilitas data. Bahan referensi baik itu berupa rekaman tape, video tape, atau bahan dokumentasi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kepercayaan kebenaran data. Salah satu langkah lain yang bisa digunakan untuk meningkatkan kredebilitas data adalah melalui member check. Pada akhir pengambilan data, peneliti bisa mengembalikan ke sasaran penelitian untuk mengecek kebenaran data yang diperoleh. Kebenaran data juga bisa diperkuat dengan membicarakan 42 bersama peneliti atau sumber informan lain yang mengetahui tentang permasalahan yang dikaji. 2. Transferabilitas Transferabilitas merupakan keteralihan temuan penelitian ke latar yang lain yang memiliki karakteristik yang sama. Dalam penelitian kualitatif suatu hasil penelitian tidak bisa digeneralisasikan, tetapi yang bisa dilakukan hanya kemungkinan bisa ditransfer ke latar lain yang memiliki konteks dan situasi yang sama. Peneliti tidak bisa menjamin validitas eksternal. Nilai transfer seluruhnya tergantung pada kesamaan karakteristik latar. 3. Dependabilitas Dependabilitas dalam penelitian kualitatif banyak tergantung pada kemampuan peneliti. Peneliti merupakan instrumen penelitian. Tingkat dependebilitas data tergantung dari keandalan peneliti dalam mengambil data. Dependabilitas dapat dicapai dengan cara mengadakan audit trail, yaitu suatu usaha untuk memeriksa proses penelitian termasuk data dan sumber datanya dari awal sampai akhir. Beberapa bahan yang perlu dipersiapkan dan ditelaah dalam proses audit trail adalah data mentah, hasil analisis data, hasil sintesa data, dan catatan mengenai proses yang digunakan baik metodologi, desain, strategi, prosedur, rasional maupun usaha-usaha agar hasil penelitian terpercaya. 4. Konfirmabilitas konfirmabilitas dalam penelitian kualitatif, konfirmabilitas dicapai dengan berusaha memperkecil faktor subyektifitas peneliti. Peneliti harus berusaha menjauhi segala kemungkinan bias atau prasangka pada dirinya yang disebabkan 43 oleh latar belakang hidup, latar belakang pendidikan, agama, kesukuan, status sosial dan sejenisnya. Untuk memperoleh nilai konfirmabilitas ini, juga bisa dilakukan dengan menginformasikan dengan peneliti lain yang mengetahui sasaran penelitian. Melalui proses konfirmasi ini diharapkan bisa memperoleh hasil yang lebih tepat. H. Tahap-tahap Penelitian Tahap-tahap penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah (1) tahap persiapan, (2) tahap pelaksanaan, (3) Tahap penyelesaian, sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan a. Menyusun rancangan penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rancangan suatu penelitian kualitatif berupa proposal penelitian yang berisi latar belakang masalah dan alasan pelaksanaan penelitian, rumusan masalah penelitian, pemilihan lapangan penelitian, penentuan jadwal penelitian, rancangan pengumpulan data, rancangan prosedur analisis data, rancangan perlengkapan yang diperlukan dalam penelitian, rancangan pengecekan kebebasan data. b. Studi eksplorasi Studi eksplorasi merupakan kunjungan ke lokasi penelitian sebelum penelitian dilaksanakan, dengan maksud dan tujuan berusaha mengenal segala unsur lingkungan sosial, fisik, dan keadaan alam lokasi penelitian. Peneliti melakukan studi eksplorasi atau melakukan kunjungan ke terminal lama dan terminal baru, kemudian ditindaklanjuti sebelum penelitian mengajukan surat ijin penelitian. c. Perijinan 44 Sehubungan dengan penelitian yang dilakukan di luar kampus, maka untuk menjaga kelancaran pelaksanaan penelitian ini, peneliti memerlukan ijin dengan prosedur sebagai berikut: Permintaan surat pengantar dari Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang dan kemudian ke Bakesbang Kota Malang sebagai permohonan ijin penelitian yang diajukan kepada pihak Bappeda Kota Malang. d. Penyusunan instrumen penelitian Kegiatan dalam penyusunan instrumen penelitian meliputi, (1) Penyusunan daftar pertanyaan untuk wawancara, (2) pencatatan dokumen yang diperlukan. Untuk memudahkan jalannya penelitian sebelum peneliti ke lapangan, peneliti membuat daftar pertanyaan untuk wawancara, dan lembar pencatatan dokumen yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat sekitar terminal, baik dari segi sosial maupun ekonominya. 2. Tahap Pelaksanaan a. Pengumpulan data Dalam tahap ini, peneliti mengumpulkan data hasil wawancara, observasi, dan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat Gadang, para sopir, pedagang, tukang becak, serta makelar. b. Pengolahan data Pengolahan data dari hasil pengumpulan data yang berkaitan dengan penelitian ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam analisis data. 45 c. Analisis data Setelah data terkumpul dan tersusun, kemudian data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu mengemukakan gambaran terhadap apa yang telah diperoleh selama pengumpulan data. Hasil analisis data diuraikan dalam paparan data dan temuan penelitian. d. Menarik kesimpulan Setelah data dianalisis, langkah selanjutnya adalah menarik kesimpulan. Kesimpulan yang diambil sesuai dengan data yang telah terkumpul, dan analisis yang telah dilakukan dengan seobjektif mungkin. 3. Tahap Penyelesaian Tahap penyelesaian merupakan tahap terakhir dari penelitian, semua data yang telah diolah dan dianalisis oleh penulis dituangkan dalam bentuk karya tulis yang berjudul “Dampak Perpindahan Terminal Gadang Ke Hamid Rusdi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat”. BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN Dalam bab ini berisi deskripsi mengenai data tentang: (1) Gambaran umum Kelurahan Gadang Kota Malang (2) Latar belakang pindahnya terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi (3) Keadaan sosial ekonomi masyarakat sebelum perpindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi (4) Keadaan sosial ekonomi masyarakat sesudah perpindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi (5) Dampak perpindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat . A. Paparan Data 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian a. Letak Kelurahan Gadang Kelurahan Gadang merupakan salah satu Kelurahan di Kota Malang, lebih tepatnya terletak sekitar 2 km dari ibu kota kabupaten/kota. Kelurahan Gadang mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut: sebelah utara adalah Kelurahan Ciptomulyo Kecamatan Sukun, sebelah selatan adalah Kelurahan Kebonsari Kecamatan Sukun, sebelah barat adalah Kelurahan Bandung Rejosari Kecamatan Sukun, dan sebelah timur adalah Kelurahan Bumi Ayu Kecamatan Kedungkandang. Kelurahan Gadang secara geografis terletak antara 112,06°-112,07° bujur timur dan 7,06°-8,02° lintang selatan, Kelurahan Gadang terletak pada ketinggian 435 meter dari permukaan laut dan bersuhu sekitar 27° C - 30° C, dan banyaknya curah hujan adalah 2600 mm/th. 46 47 b. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk laki-laki di Kelurahan Gadang adalah 9.284 jiwa, sedangkan jumlah penduduk perempuan adalah 9.497 jiwa. Jadi dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk di Kelurahan Gadang tahun 2010 adalah berjumlah 18.781 jiwa penduduk. c. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Penduduk Kelurahan Gadang Kota Malang rata- rata bermata pencaharian sebagai pedagang, namun demikian juga didominasi dengan pekerjaan sebagai buruh industri dan pengrajin industri kecil. Selain itu pekerjaan lain yang ada juga masih beragam di Kelurahan Gadang tersebut. Berdasarkan Profil Kelurahan Gadang Tahun 2010, mata pencaharian masyarakat dapat di uraikan sebagai berikut: Tabel 3.3 Mata Pencaharian Masyarakat Kelurahan Gadang NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jenis mata pencaharian Petani pemilik tanah Petani penggarap tanah Buruh tani Pengusaha sedang/besar Pengrajin/industri kecil Buruh industry Buruh bangunan Pedagang Pengangkutan Pegawai negeri sipil (PNS) ABRI Pensiunan (ABRI/PNS) Jumlah (jiwa) 305 100 50 400 2000 2500 2000 10.000 550 235 130 150 Jumlah 18.420 Sumber: Kelurahan Gadang d. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan Berdasarkan Profil Kelurahan Gadang Tahun 2010, pendidikan masyarakat Gadang dapat di uraikan sebagai berikut: 48 Tabel 3.4 Pendidikan Masyarakat Gadang No 1 2 3 4 5 6 7 8 Pendidikan Belum sekolah Tidak tamat sekolah dasar Tamat SD/sederajat Tamat SLTP/sederajat Tamat SLTA/sederajat Tamat akademi /sederajat Tamat perguruan tinggi /sederajat Buta huruf Jumlah Jumlah (jiwa) 4010 105 5585 4355 3905 513 277 21 18771 Sumber : Kelurahan Gadang Berdasarkan dari uraian data di atas dapat diketahui bahwa rata-rata penduduk di Kelurahan Gadang menurut pendidikannya didominasi dengan lulusan SD sederajat dan SLTP sederajat, namun masyarakat yang buta huruf hanya berjumlah 21 orang. Jadi rata-rata penduduk di Kelurahan Gadang telah mengenyam pendidikan. 2. Latar Belakang Dipindahnya Terminal Gadang Ke Terminal Hamid Rusdi Keberadaan terminal dan sub terminal sangat mendukung pergerakan masyarakat dari dan luar Kota Malang. Beberapa rencana terkait dengan kinerja terminal di Kota Malang adalah untuk peningkatan dan perbaikan kualitas sarana dan prasarana terminal dan sub terminal yang ada di Kota Malang untuk mendukung pergerakan masyarakat dari atau menuju Kota Malang. Dengan adanya perbaikan sarana dan prasarana terminal, diharapkan animo masyarakat, terutama dalam memanfaatkan sub-sub terminal dapat lebih meningkat dan Rencana pengalihan fungsi terminal Gadang menuju ke terminal Tlogowaru sebagai salah satu upaya untuk mengurangi beban jalan disekitar terminal Gadang saat ini. 49 Rencana ini tentu saja dengan didukung dengan pengkondisian terminal Tlogowaru agar pada saatnya nanti siap menjadi terminal tipe A dan melayani permintaan pergerakan yang terdiversi dari terminal Gadang dan juga sebagai upaya untuk mendukung sistem perangkutan barang perlu direncanakan pembangunan terminal kargo yang direncanakan dibangun di sekitar terminal Tlogowaru yang merupakan jalur lintas utara dan selatan Kota Malang. Jalur lintas utara dan selatan merupakan kawasan yang padat dengan kegiatan yang didominasi oleh fungsi perdagangan, beberapa pergudangan industri, yang berimplikasi pada meningkatnya jumlah pergerakan kendaraan barang yang masuk-keluar Kota Malang, sehingga memerlukan terminal Kargo serta pengadaan lahan dan alat pengujian kendaraan bermotor di Kota Malang tepatnya di sekitar terminal Tlogowaru, mengingat selama ini, pengujian hanya dilakukan di wilayah Karanglo. Tahun-tahun ke depannya KIR diharapkan uji tidak hanya untuk angkutan umum dan kendaraan barang saja, namun juga untuk kendaraan pribadi. Kondisi transportasi dan kondisi lalu lintas, terdapat enam ruas jalan di sekitar kawasan yang diamati, yaitu jalan di sekitar kawasan terminal Gadang saat ini meliputi jalan Kol. Sugiono (segmen 1 dan 2), jalan Satsui Tubun, jalan Gadang Bumi Ayu, serta Jalan terminal. Jaringan jalan lainnya yang juga menjadi objek studi adalah jaringan jalan di sekitar terminal baru Hamid Rusdi, yakni jalan Lingkar Timur (jalan kembar) serta jalan Mayjen Sungkono. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.5 50 Jalan Kol Sugiono (Segmen 1) Gambar 1 B Jalan Terminal A B A C C Jalan Satsui Tubun Jalan Kol Sugiono (Segmen 2) Jalan Gadang Bumi ayuAyu Gambar 3.5 Jaringan Jalan sekitar Kawasan Terminal dan Pasar Induk Gadang Berikut adalah data-data mengenai kinerja jaringan jalan 51 Berikut adalah data-data mengenai kinerja jaringan jalan berdasarkan kapasitas jalan dan volume lalu lintas rata-rata pada jam puncak (Tabel 3.6). Tabel 3.6 Nilai Kinerja Jaringan Jalan di Kawasan Studi No. Ruas Jalan 1 1.1 1.2 Jalan Kolonel Sugiono Segmen 1 Segmen 2 Jalan Mayjen Sungkono Segmen 1 Segmen 2 Jalan Satsui Tubun Jl Gadang Bumi Ayu Jalan Terminal Jalan Lingkar Timur 2 2.1 2.2 3 4 5 6 VCRpeak hour Level of Service 0,75 0,90 D E 0,52 0,46 0,38 0,56 0,16 0,12 C C B C A A Sumber: Bappeda Kota Malang Berdasarkan data di atas, terlihat bahwa terdapat segmen-segmen jalan yang kinerja lalu lintasnya di bawah standar atau memiliki kinerja kurang baik. Berdasarkan urutannya, ruas jalan yang bermasalah adalah Ruas Jalan Kolonel Sugiono segmen 1 dan 2, Ruas Jalan Mayjen Sungkono segmen 1 dan 2, Ruas jalan Gadang Bumi Ayu Berdasarkan data di atas, ruas jalan yang perlu mendapat perhatian adalah ruas jalan Kolonel Sugiono terutama di sekitar titik exit 1 terminal Gadang menuju pertigaan jalan Gadang Bumi Ayu dan pertigaan jalan Satsui Tubun, ruas jalan Gadang Bumi Ayu, serta ruas jalan Mayjen Sungkono di sekitar terminal baru Hamid Rusdi. Kondisi jalan tersebut menjadi salah satu alasan dipindahnya terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi. 52 Hal ini juga dipertegas oleh Bappeda Kota Malang Bapak Muhammad Anis Januar, ST.MT Selaku kepala Sub bidang prasarana dan sarana, sebagai berikut. Alasan dipindahnya terminal karena di sekitar PIG (pasar induk gadang) dan terminal Gadang terdapat permasalahan fisik (berupa kemacetan lalu lintas yang sangat signifikan dan keterbatasan sarana dan prasarana transportasi) dan arus sirkulasi kendaraan yang sudah terlalu padat tersebut dan Lokasi terminal ini bersebelahan dengan Pasar Induk Gadang, hampir sepanjang hari mengalami kemacetan karena padatnya volume lalu lintas, jaraknya terlalu pendek dengan pertigaan Jl. Satsuit Tubun dan kegiatan pasar induk Gadang dan pedagang kaki lima serta permasalahan sosial lainnya. Dari pemindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi (Tlogowaru) juga mempunyai suatu hambatan atau kendala, Hal ini seperti yang disampaikan Bapak Muhammad Anis Januar, ST.MT Selaku kepala Sub bidang prasarana dan sarana, sebagai berikut. Dari segi operasionalnya perpindahan ini sulit diterima bagi para pengguna jasa terminal terutama para pemilik usaha didalam terminal dan pengemudi angkutan umum, karena pemindahan lokasi terminal dirasa terlalu jauh dipinggir kota dan jarak tempuh trayek semakin jauh, untuk itu masih perlu adaptasi dan pelatihan serta sosialisasi bagi mereka pengguna jasa terminal Gadang Berdasarkan pendapat dari bapak Anis Januar dan analisis dokumen dapat disimpulkan bahwa latar belakang perpindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi dikarenakan untuk mengurangi kemacetan dan mengurangi padatnya volume kendaraan karena terminal Gadang dekat dengan pusat perdagangan yaitu pasar induk Gadang. Oleh sebab itu dilakukan kegiatan penataan kawasan Gadang-Tlogowaru sebagai upaya penataan kembali sekaligus pengendalian pemanfaatan lahan pada sebagian kawasan di sekitar PIG-terminal Gadang-terminal Hamid Rusdi Tlogowaru secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki, sehingga diharapkan pada masa mendatang dapat memberikan 53 kontribusi terhadap pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Kota Malang pada umumnya dan masyarakat di sekitar kawasan Gadang dan kawasan Hamid Rusdi khususnya. a. Landasan Hukum Dalam penyusunan Kajian Penataan Kawasan Gadang - Tlogowaru, maka dalam mekanisme kajiannya harus mempertimbangkan peraturan yang berlaku , adapun acuan dasar peraturan dalam penyusunan tersebut adalah: 1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960, tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria; 2) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992, tentang Perumahan Dan Permukiman; 3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997, tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup; 4) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah; 5) Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan; 6) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; 7) Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1987 tentang Izin Usaha Industri; 8) Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996, tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat Dalam Penataan Ruang; 9) Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah; 10) Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 1989 tentang Pengelolaan Kawasan Budidaya; 11) Keputusan Presiden Nomor 62 Tahun 2000 tentang Koordinasi Penataan Ruang nasional; 12) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1998, tentang Tata cara Peran Serta Masyarakat Dalam Proses Perencanaan Tata Ruang di Daerah; 13) Peraturan Menteri Agraria Nomor 2 Tahun 1999 tentang Ijin Lokasi; 14) Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah 54 Nomor 327/KPTS/M/2002, tentang Penetapan Pedoman Bidang Penataan Ruang; 15) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 174 Tahun 2004 tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah; 16) Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 tahun 1988 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau; 17) Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2006 tentang RTRW Propinsi; 18) Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 295 Tahun 1984 tentang Tata Cara Penyediaan Pembebasan Hak Atas Tanah Bagi Perusahaan Yang Tidak Menggunakan Fasilitas Penanaman Modal. 3. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Sebelum Perpindahan Terminal Gadang Ke Terminal Hamid Rusdi a. Mata Pencaharian (Pekerjaan) Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, terminal Gadang adalah salah satu terminal yang terletak di sebelah selatan kota yang merupakan terminal bagi bus antar kota dalam propinsi (antara lain jurusan blitar), angkutan kota (mikrolet), dan angkutan pedesaan. Lokasi terminal ini bersebelahan dengan pasar induk Gadang, hampir sepanjang hari mengalami kemacetan karena padatnya volume lalu lintas, jaraknya terlalu pendek dengan pertigaan jalan satsuit tubun dan kegiatan pasar induk Gadang dan pedagang kaki lima. Di terminal Gadang dulu terdapat 93 kios, kios-kios berfungsi sebagai toko yang berjualan makanan dan minuman, jasa wartel dan juga jasa travel. Selain kios-kios yang ada di terminal Gadang, juga terdapat pedagang asongan yang berjualan didalam terminal. Pedagang asongan ini harus mendapatkan izin resmi dari pihak UPTD terminal Gadang untuk dapat berjualan didalam 55 lingkungan terminal. Untuk pedagang yang telah memiliki izin diberikan Kartu Tanda Anggota (KTA) sebagai pedagang asongan di terminal. Masyarakat di sekitar terminal Gadang pada umumnya bermata pencaharian sebagai pedagang, karena lokasi tempat tinggal masyarakat yang cukup strategis karena dekat dengan terminal maka banyak dari mereka yang bermata pencaharian sebagai pedagang, selain penduduk asli Gadang juga terdapat banyak masyarakat pendatang, terutama banyak dari mereka yang datang dari madura umumnya masyarakat yang berasal dari madura bermata pencaharian sebagai pedagang, selain pedagang juga beragam mata pencaharian dari masyarakat, seperti sopir, tukang becak, serta makelar penumpang. Berikut adalah gambar dari kondisi terminal Gadang ketika masih belum dipindah. Gambar 3.7 warung makan di terminal Gadang Gambar di atas merupakan salah satu gambar dari warung makan yang ada di terminal Gadang sebelum dibongkar. 56 Gambar 3.8 kios-kios penjual makanan dan minuman di terminal Gadang Kios-kios penjual makanan ringan dan minuman nampak berjejer dan ramai. Sebelum terminal Gadang dipindah disanalah para pengguna jasa terminal terutama pedagang bekerja dan mendapatkan suatu pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, berikut adalah hasil wawancara dengan masyarakat mengenai mata pencaharian mereka. Wawancara dilakukan kepada pedagang asongan yaitu ibu Suhartini (37th) sebagai salah satu pengguna jasa terminal yang bekerja sebagai pedagang di terminal mengatakan bahwa: Dulu saya waktu terminal belum dipindah saya berdagang di terminal Gadang sini melayani pembeli yang rata-rata adalah penumpang, ya.. keliling terminal karena saya tidak punya tempat kios buat berdagang , jadi saya berdagang asongan gitu, tetapi meski berdagang asongan alhamdulilah saya tidak pernah kekurangan. (wawancara tanggal 03 Mei 2011) Selain ibu Suhartini, diungkapkan juga oleh ibu Yuli (29 th) sebagai salah satu pedagang buah di terminal Gadang, menuturkan bahwa: Saya berdagang buah di terminal, meski terminal sekarang sudah dipindah tetapi saya tidak menutup dagangan saya, jadi saya tetap berdagang di sini, karena mau pindah kemana…sekarang sulit mendapatkan tempat untuk berjualan. (wawancara tanggal 03 Mei 2011) 57 Hal yang sama juga di ungkapkan oleh masyarakat yang bertempat tinggal di Gadang yang mempunyai usaha rumah makan, yaitu ibu Indri mengungkapkan bahwa: Saya mempunyai usaha rumah makan ini sudah cukup lama sekali, mulai jaman nenek saya dulu, dan sekarang saya yang meneruskan usaha ini. Dulu waktu terminal belum dipindah saya mulai membuka warung makan saya sekitar jam 07.00 itu sudah saya buka, tetapi sekarang ya..kadang jam 08.00 kadang-kadang juga sampai siang jam 09.00 baru saya buka. Ya.. karena sekarang agak sepi (wawancara tanggal 03 Mei 20011) Dari penuturan para pedagang tersebut juga di dukung oleh penuturan dari sopir, dan tukang becak, berikut penuturan dari bapak Asmuni seorang sopir jurusan Gadang-Blitar sebagai berikut: Saya dulu sebelum menjadi sopir saya bekerja sebagai bruh tani, tetapi karena sebagai buruh tani tidak mencukupi kebutuhan saya maka saya mencoba beralih ke pekerjaan lain, ya…mencoba-coba menjadi sopir, ya.. hasilnya mungkin sedikit lebih besar dari pada sebagai buruh tani, menjadi buruh tani penghasilan saya tiap harinya hanya Rp 10.000 tetapi kalau sopir penghasilannya ya sedikit di atasnyalah, sekitar Rp 25.000- Rp 30.000, ya…tergantung ramai tidaknya penumpang juga. (wawancara 04 Mei 2011) Penuturan dari bapak Asmuni juga didukung dengan penuturan salah satu tukang becak di terminal Gadang, yaitu bapak Anwar (57th), sebagai berikut: Saya menjadi tukang becak di terminal Gadang ini sudah lama, selain pekerjaan ini saya tidak mempunyai pekerjaan sampingan lain, jadi ya untuk makan sehari-hari saya dan keluarga hanya mengandalkan pendapatan dari narik becak ini.(wawancara tanggal 04 Mei 2011) Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa mata pencaharian masyarakat Gadang sebagian besar adalah seorang pedagang, dan sebagian juga bermata pencaharian sebagai sopir, makelar, dan tukang becak. Umumnya mereka tidak mempunyai pekerjaan sampingan lain. 58 b. Pendapatan Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh seseorang setelah ia bekerja. Semua masyarakat bekerja demi memperoleh suatu pendapatan, dan pendapatan tersebut di gunakan untuk keperluan rumah tangganya sehari-hari. Begitu juga dengan masyarakat Gadang yang memperoleh pendapatan dari berbagai macam pekerjaan, berikut ini adalah wawancara dengan salah satu masyarakat yang bertempat tinggal di Gadang yang mempunyai usaha toko yang melayani kebutuhan sehari-hari, yaitu ibu Lia (45th) sebagai berikut: Pendapatan yang saya peroleh ya...alhamdulillah dapat mencukupi kebutuhan saya dengan keluarga, karena masalah ekonomi juga ditunjang dari pendapatan suami saya, suami saya mempunyai beberapa angkutan umum, dan sebagian di jalankan oleh orang lain, dan kami medapatkan setoran dari para sopir yang menyewa angkutan kami, kalau masalah pendapatan kami perharinya ya ... sekitar Rp1.000.000 an lah kira-kira segitu. (wawancara tanggal 04 Mei 2011) Selain Ibu Lia juga diungkapkan oleh ibu Rokhimah (46th) yang berdagang aneka makanan ringan dan minuman juga memberikan informasi seputar pendapatannya, sebagai berikut: Saya dan suami sama-sama berdagang di terminal ini, suami membuka usaha kounter hp dan pulsa dan saya berjualan minuman dan makanan ringan disini. Pendapatan yang saya peroleh dengan suami ya...kira-kira sekitar Rp.500.000-Rp.1000.000 perharinya. Ya saya bersyukur dengan pendapatan yang saya peroleh dapat mencukupi kebutuhan saya dan keluarga.(wawancara tanggal 04 Mei 2011) Penuturan dari para pedagang berbeda dengan penuturan dari salah satu tukang becak mengenai masalah pendapatan, berikut penuturan dari bapak Gio (50th) yang bekerja sebagai tukang becak di terminal Gadang, sebagai berikut: Kalau masalah pendapatan ya tidak mesti, kadang-kadang kalau pas mujur ya bisa dapat Rp. 70.000 perharinya, tapi kalau lagi sepi ya bisa dapat Cuma Rp 30.000, tapi ya alhamdulillah dengan pendapatan saya sebagai tukang becak dapat mencukupi kebutuhan saya sehari-hari.(wawancara tanggal 05 Mei 2011) 59 Penuturan dari bapak Gio juga di dukung penuturan dari bapak Giman (30th) yang bekerja sebagai makelar penumpang, sebagai berikut: Pendapatan yang saya dapat dari pekerjaan saya sebagai makelar ini alhamdulillah dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari, karena sementara ini saya masih hidup sendiri belum mempunyai istri dan anak, ya...kadangkadang saya juga ngasih orang tua, tapi itu jarang. Pendapatan saya ya sekitar Rp 30.000-Rp 50.000 perharinya.(wawancara tanggal 05 Mei 2011) Hal yang sama juga disampaikan oleh bapak Satip (55th) yang bekerja sebagai sopir angkutan umum jurusan Gadang-Landungsari, sebagai berikut: Pendapatan saya peroleh tidak mesti, antara Rp 50.000-Rp 90.000 perharinya, ya...tergantung dari sepi tidaknya penumpang juga. Kalau lagi sepi ya kadang tidal dapat bayaran juga pernah, tapi itu jarang terjadi, kalau lagi mujur ya...bisa dapat bayaran lebih, dengan pendapatan yang saya peroleh ya alhamdulillah dapat cukup. (wawancara tanggal 07 Mei 2011) Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan yang diperoleh masyarakat pengguna jasa terminal berkisar antara Rp 500.000-Rp 1000.000 perhari untuk para pedagang dan untuk para makelar, sopir dan tukang becak pendapatan yang mereka peroleh berkisar antara Rp 30.000-Rp 90.000 perhari, pendapatan tersebut juga tergantung dari ramai tidaknya penumpang dan pembeli. Dari pendapatan yang mereka peroleh telah dapat mencukupi kebutuhan mereka dan keluarganya. c. Suasana Suasana tempat tinggal masyarakat Gadang sebelum dipindahnya terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi dirasakan tidak nyaman, tidak tenang, dan selalu ramai, hal ini terungkap dalam wawancara dengan bapak Roni (45th) yang bertempat tinggal di Gadang, sebagai berikut: Saya merasa tidak nyaman ketika terminal Gadang masih 100â„… beroperasi, karena terlalu ramai dan kalau mau mengerjakan sesuatu gitu 60 jadi terganggu, dan masalah keamanan saya merasakan kok ya sama saja, gak berbeda. (wawancara tanggal 07 Mei 2011) Dari penuturan bapak Roni juga di dukung dengan keterangan dari ibu Saidah (38th) sebagai berikut: Waktu terminal Gadang belum dipindah, saya merasa tidak nyaman dengan suara-suara gaduh dari angkutan, ya..karena saya bukan asli orang sini, saya ikut suami tinggal disini, tetapi lama kelamaan ya sudah terbiasa dengan suara bising dari terminal, untuk keamanan saya rasa sama saja tidak ada bedanya. (wawancara tanggal 10 Mei 2011) Hal senada juga di utarakan oleh ibu Sri (48th) tentang masalah suasanan dan kenyamanan serta keamanan tempat tinggalnya, sebagai berikut: Saya tidak tenang kalau mau mengerjakan sesuatu, apalagi kalau siang gitu suaranya sangat mengganggu sekali, kalau keamanan selama ini ya saya merasakannya ya aman-aman saja tuh, selama ini ya alhamdulillah keluarga saya tidak pernah kehilangan suatu barang apapun. (wawancara tanggal 07 Mei 2011) Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa ketika terminal Gadang belum dipindah suasana tempat tinggal masyarakat Gadang tidak tenang dan tidak nyaman karena suara gaduh dan bising dari terminal dan untuk masalah keamanan masyarakat Gadang merasakan dengan adanya terminal tidak berpengaruh terhadap masalah keamanan lingkungan tempat tinggalnya. d. Pendidikan Pendidikan merupakan hal terpenting dalam hidup kita, karena dengan pendidikan kita bisa memperoleh pengetahuan dan dari pengetahuan itu kita bisa mendapatkan pekerjaan yang layak dan juga kita dapat memperoleh suatu pendapatan, untuk memperlancar suatu pendidikan juga harus didukung dengan sarana prasarana dan juga transportasi yang baik agar akses untuk menjangkau tempat sekolah dapat lancar. 61 Hal ini seperti yang di ungkapkan oleh ibu Siani (42th) salah satu masyarakat Gadang sebagai berikut: Anak saya sekolah di SMAN 02 Malang dan untuk menjangkau tempat sekolah anak saya memakai jasa angkutan umum di terminal Gadang, karena rumah saya dekat dengan terminal Gadang maka akses untuk menuju ke sekolah anak saya menjadi lebih mudah, tinggal jalan sedikit ke terminal anak saya sudah mendapatkan angkot tanpa menunggu terlalu lama. (wawancara tanggal 07 Mei 2011) Hal senada juga di ungkapkan oleh bapak Asmad (46th) salah satu masyarakat Gadang mengungkapkan bahwa: Anak saya masih bersekolah di SMPN 06 Malang anak saya kalau mau berangkat sekolah itu naik angkutan umum, ya... enaklah menurut saya karena rumah saya berdekatan dengan terminal, jadi tidak susah lagi mendapatkan angkutan umum.(wawancara tanggal 10 Mei 2011) Ungkapan dari ibu Siani dan bapak Asmad tentang akses untuk menuju ke sekolah juga di tuturkan oleh salah satu masyarakat Gadang yaitu ibu Linda (38th) yang menuturkan tentang ongkos untuk menuju ke sekolah anknya, penuturannya sebagai berikut: Ya... sebenarnya masalah ongkos kalau di kota itu lebih enak ya...karena jarak jauh maupun dekat itu sama saja, kecuali kalau ada kenaikan harga BBM itu ongkos jadi naik, sebenarnya sama saja kalau masalah ongkos meskipun jarak jauh atau dekat.(wawancara tanggal 10 Mei 2011) Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa mengenai masalah akses menuju ke tempat sekolah dengan adanya terminal menjadi lebih mudah untuk memperoleh angkutan umum, tetapi untuk masalah ongkos masyarakat merasa sama saja, karena jarak jauh maupun dekat tarifnya sama. e. Interaksi Sosial Masyarakat Gadang di tengah likuk pikuk terminal terdapat interaksi sosial antara masyarakat sekitar seperti kerjasama, konflik, serta persaingan, hal ini dapat dilihat pada wawancara dengan masyarakat Gadang, sopir, tukang becak, 62 dan pedagang, berikut adalah hasil wawancara kepada salah satu masyarakat Gadang, yaitu ibu Indri tentang kerjasama, sebagai berikut: Iya, kami disini sering berkumpul dalam acara Pkk atau kegiatan keagamaan seperti tahlil, istigosah, dan diba’an. Hal tersebut bisa menjadikan kami menjadi rukun dan pastinya memper erat hubungan silaturahmi antar tetangga.(wawancara tanggal 11 Mei 2011) Wawancara selanjutnya mengenai masalah konflik di sampaikan oleh bapak Agus seoarang tukang becak sebagai berikut: Kami disini sesama tukang becak ya… pernah terlibat yang namanya konflik, seperti eyek-eyelan masalah penumpang, tapi kalau sampai berkelahi gitu ya tidak pernah, ya Alhamdulillah kami nomor satukan yang namanya kekompakan disini (wawancara tanggal t11 Mei 2011) Mengenai masalah persaingan disampaikan oleh bapak Ponidi salah satu sopir angkutan umum, sebagai berikut: Ya…kami sesama sopir disini pernah lah ya terlibat suatu persaingan, wong ya namanya kerja dek jalanan, semuanya serba keras, misalnya seperti masalah penumpang gitu sering terjadi cekcok, tapi kalau sampai berkelahi seperti itu ya syukur tidak pernah terjadi (wawancara tanggal 11 Mei 2011) Hal senada juga di ungkapkan oleh bapak Warisan salah satu pedagang buah, sebagai berikut: Persaingan ya pernah terjadi, karena kita juga manusia ya...yang namanya khilaf itukan mesti ada, persaingan kayak cemburu kalau ada yang beli buah di tempat lain gitu mesti kadang juga muncul rasa iri gitu (wawancara tanggal 11 Mei 2011) Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial masyarakat Gadang sebelum terminal pindah sering terjadi persaingan dan kerjasama antar pedagang, tetapi konflik tidak terjadi ketika berada di tempat kerja, tetapi ketika di lingkungan terjadi. 63 4. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Sesudah Perpindahan Terminal Gadang Ke Terminal Hamid Rusdi a. Mata Pencaharian (Pekerjaan) Mengenai masalah mata pencaharian masyarakat terutama pengguna jasa terminal berikut adalah hasil wawancara dengan masyarakat mengenai mata pencaharian mereka. Wawancara pertama dilakukan kepada seorang pedagang yaitu ibu Yayuk (37th) sebagai salah satu pengguna jasa terminal yang kehilangan pekerjaannya sebagai pedagang di terminal mengatakan bahwa: Setelah terminal dipindah saya tidak dapat bekerja lagi. Karena untuk bisa punya kios di terminal baru saya harus menebusnya dulu, karena saya tidak punya uang untuk menebusnya jadi saya tidak punya tempat untuk berjualan di terminal baru. Untuk mendapatkan pekerjaan sekarang ini sangat sulit, berbeda sekali dengan sebelum dipindahnya terminal Gadang ke Hamid Rusdi (wawancara tanggal 03 Mei 2011) Hal yang sama juga di ungkapkan oleh ibu Sri Rahayu (46th) yang juga kehilangan pekerjaannya karena terminal Gadang telah dipindah mengatakan bahwa: Sebelum dipindahnya terminal saya berjualan makanan ringan dan minuman di dalam terminal. Tapi sekarang terminal telah dipindah jadi saya tidak dapat bekerja lagi, sekarang saya berjualan srabutan di luar terminal...ya..kadang saya berjualan nasi pecel keliling, kadang juga minuman dan rokok. (wawancara 03 Mei 2011). Jadi kesimpulan dari wawancara dengan masyarakat, perpindahan terminal Gadang ke Hamid Rusdi tentang masalah pekerjaan yaitu sebagian besar masyarakat terutama pedagang merasa kehilangan mata pencahariannya terutama bagi pedagang yang berjualan di dalam terminal, kios-kios yang dulunya di gunakan sebagai tempat berjualan para pedagang kini telah di bongkar. Karena terminal Gadang untuk sementara telah di alih fungsikan menjadi parkiran. Seperti pada gambar di bawah ini : 64 Gambar 3.9 Areal parkiran di terminal Gadang Gambar di atas merupakan gambar dimana terminal Gadang setelah dipindah, sekarang terminal Gadang untuk sementara telah di alih fungsikan menjadi tempat parkiran. Gambar 4.1 warung makan pedagang yang telah di bongkar Gambar di atas merupakan gambar dimana tempat salah satu warung makan di terminal Gadang yang kini telah di bongkar. Gambar 4.2 kios-kios penjual makanan dan minuman yang telah di bongkar kini nampak sepi 65 Gambar tersebut memberikan bukti bahwa kios-kios yang dulunya digunakan para pedagang untuk berdagang dan mencari nafkah sehari-hari kini telah di bongkar dan di alih fungsikan, kios-kios tersebut kini nampak sepi. b. Pendapatan Mengenai masalah pendapatan yang dikemukankan oleh masyarakat dalam penelitian ini adalah pendapat yang berasal dari sopir angkot, tukang becak, pedagang, serta masyarakat yang tinggal disekitar terminal yang berkaitan dengan terminal Sebagian besar masyarakat pengguna jasa terminal tidak setuju jika lokasi terminal Gadang dipindahkan, terutama para pemilik usaha di sekitar terminal Gadang dan para sopir. Mereka mengungkapkan bahwa pendapatan mereka menurun, dibanding dengan pendapatan mereka ketika terminal Gadang masih dioperasikan, hal ini seperti yang disampaikan oleh ibu Indri (Masyarakat yang bertempat tinggal di terminal Gadang), sebagai berikut. Setelah pindahnya terminal Gadang ke Hamid Rusdi sangat berpengaruh terhadap pendapatan saya, pendapatan yang saya peroleh dulunya sekitar Rp. 500.000 perharinya, sekarang pendapatan yang saya peroleh hanya sekitar Rp. 200.000 karena penumpang yang dulunya semua serentak turun di terminal Gadang sekarang jadi kececeran. Hal tersebut yang menyebabkan berkurangnya pembeli di tempat makan saya karena kebanyakan pembeli di warung saya adalah para penumpang. (wawancara tanggal 04 Mei 2011) Selain ungkapan dari ibu Indri seperti diatas, hal senada juga dituturkan oleh mas Musani seorang pedagang buah, sebagai berikut: Menurut saya perpindahan terminal ini keliru, karena pemerintah tidak mendisiplinkan para angkutan supaya pindah semua ke terminal baru makanya masih ruwet disini, terkait dengan pendapatan saya jelas berkurang yang dulunya saya bisa mendapatkan keuntungan Rp 1000.000 sekarang hanya Rp 500.000 perharinya, sekarang menjadi berkurang karena penumpangnya semrawut, dagangan saya jadi sepi pembeli. (wawancara tanggal 04 Mei 2011) 66 Penuturan pedagang diatas juga di dukung oleh ungkapan sopir angkutan umum jurusan Gadang-Landungsari. Ia mengeluhkan menurunnya penumpang pada saat ini. Berikut adalah penuturan sopir angkutan kota bapak Khoirul Anam, sebagai berikut: Masalah angkutan dan penumpang jadi berkurang, penumpang jadi kececeran dan kondisi lalu lintasnyapun jadi semakin semrawut, pendapatan yang saya peroleh dulunya sekitar Rp. 75.000 sekarang jadi berkurang hanya sekitar Rp. 30.000 perharinya (wawancara tanggal 07 Mei 2011) Dan pendapat dari pengemudi Angdes dan Angkot juga menyatakan keberatan apabila terminal dipindah, adapun alasan ketidaksetujuan dengan rencana pemindahan lokasi terminal yang dikemukakan oleh mas Agus, sebagai berikut. Daerah Bumiayu terlalu jauh dipinggir kota dan jika lokasi terminal dipindah maka jarak tempuh trayek semakin jauh. Sekarang ini penumpang semakin berkurang dan semrawut keberadaannya, hal tersebut berdampak pada pendapatan saya, yang dulunya pendapatan yang saya peroleh tiap harinya Rp 75.000 perhari sekarang menjadi berkurang hanya Rp 35.000 sampai 30.000 perharinya (wawancara tanggal 07 Mei 2011) Hal senada juga di ungkapkan oleh mas Eko sopir angkutan jurusan BlitarGadang sebagai berikut: Menurut saya tambah sepi penumpang, karena semua penumpang yang dulunya berkumpul naik serta turunnya di terminal Gadang sekarang tidak semua diterminal Gadang, ada sebagian yang turun di terminal baru (Hamid Rusdi) sekarang jadi kececeran, dan pendapatan yang dulunya sebelum perpindahan terminal sekitar Rp. 30.000- Rp 45.000 sekarang hanya berkisar antara Rp 20.000- Rp 25.000 Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat yang berprofesi sebagai sopir sopir angkutan umum dan pedagang di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan para sopir dan pedagang menurun akibat dipindahnya terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi, kini pendapatan yang mereka peroleh 67 berkisar antara Rp 25.000-Rp 45.000 perharinya, hal tersebut juga sangat bergantung pada kondisi ramai tidaknya penumpang dan pembeli. Sedangkan pendapatan yang diperolah dari masyarakat Gadang yang berprofesi sebagai pedagang juga mengalami penurunan pendapatan akibat perpindahan terminal, sekarang para pedagang umumnya setiap hari mendapatkan penghasilan sebesar Rp 200.000-Rp500.000 perharinya. c. Interaksi Sosial Perpindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi tidak hanya berdampak negatif saja, tetapi juga ada dampak positif yang ditimbulkan dari perpindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi, salah satunya adalah semakin baiknya hubungan serta komunikasi di antara sesama masyarakat seperti para pedagang dan sopir. Hal ini seperti yang di tuturkan oleh ibu Diah berdagang buah dan pemilik kounter hp, sebagai berikut: Setelah perpindahan terminal kami sesama pedagang menjadi lebih kompak dan saling bertukar pikiran mengenai pekerjaan kami, dan komunikasi antara sesama pedagang menjadi lebih baik, yang dulunya kita jarang berkomunikasi sekarang menjadi lebih sering berkomunikasi (wawancara tanggal 10 Mei 2011) Hal senada juga di ungkapkan oleh bapak Khoirul, sebagai berikut: Sekarang ini kami sesama sopir angkutan umum dan juga makelar saling bekerjasama dalam mendapatkan penumpang, ya… meski kadang kami juga masih pernah terlibat percekcokan tapi itu jarang sekali (wawancara tanggal 10 Mei 2011) Dari keterangan ibu diah dan bapak Khoirul juga ada keterangan dari bapak Slamet terkait dengan dampak negatif yang ditimbulkan karena perpindahan terminal adalah sebagai berikut: 68 Kami para sopir angkot sekarang ini sering terjadi persaingan, seperti berebut penumpang, karena sekarang ini sepi penumpang jadi kami jadi mudah emosi kalau masalah penumpang, tapi kalau sampai berkelahi kami tidak pernah, seringnya hanya cekcok antar mulut saja. (wawancara tanggal 11 Mei 2011) Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat dapat disimpulkan bahwa Interaksi sosial masyarakat juga tidak lepas dari persaingan. Persaingan tersebut berupa perebutan penumpang antar sesama pekerja, tetapi di antara mereka tidak pernah terjadi suatu konflik. d. Suasana Suasana dari tempat tinggal masyarakat Gadang dapat dilihat dari hasil wawancara kepada bapak Isman (55th) sebagai berikut: Setelah terminal dipindah menurut saya lebih nyaman dan tenang, karena dulu terasa gaduh sekali ya…maklum namaya juga terminal jadi tiap hari selalu dengar suara-suara orang dari berbagai kota dan juga suara-suara mobil angkutan umum terkadang mau mengerjakan sesuatu jadi terganggu, tapi sekarang agak lebih sedikit lebih tenang, karena masih belum semua angkutan umum dipindah ke terminal baru.(wawancara tanggal 11 Mei 2011) Wawancara selanjutnya tentang keamanan tempat tinggalnya karena perpindahan terminal diungkapkan oleh bapak Ridwan (44th) salah satu masyarakat yang bertempat tinggal di Gadang, sebagai berikut: Keamanan sekarang ya…menurut saya sama saja, tidak ada bedanya dengan dulu, mungkin yang lebih terasa berbedanya hanya masalah ketenangan saja, ya meski belum sepenuhnya terminal dipindah tapi saya rasa lebih tenang sekarang. (wawancara tanggal 08 Mei 2011) Wawancara selanjutnya kepada ibu Mariyah (30th) tentang masalah keamanan tempat tinggalnya ketika terminal Gadang telah dipindah, sebagai berikut: Saya rasa sama saja ya…dulu atau sekarang, saya merasakan aman-aman saja, tetapi yang membedakan hanya keramaiannya saja, mungkin dulu ramai dan berisik, tapi sekarang sudah agak lebih tenang, karena belum 69 100â„… para pedagang, sopir dan penumpang masih mennggunakan jasa terminal Gadang ini. (wawancara 08 Mei 2011) Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa dengan dipindahnya terminal Gadang sekarang ini dirasakan lebih tenang dan tidak segaduh waktu terminal masih di operasikan, dan untuk masalah keamanannya sendiri dirasakan masyarakat bahwa dengan perpindahan terminal untuk masalah keamanan tidak berpengaruh terhadap perpindahan terminal. e. Pendidikan Setelah perpindahan terminal mengenai masalah akses pendidikan dapat dilihat dari hasil wawancara dengan salah satu masyarakat Gadang, yaitu bapak Slamet (33th) sebagai berikut: Mengenai masalah akses menuju kesekolah anak saya ketika terminal Gadang telah dipindah buat saya tidak ada pengaruhnya, angkot-angkotkan semua masih melewati terminal Gadang ini, jadi tidak berpengaruh apaapa. (wawancara 08 Mei 2011) Wawancara juga dilakukan kepada ibu Naini (44th) mengenai masalah ongkos menuju ke sekolah anaknya, berikut penuturan dari ibu Naini. Untuk masalah ongkos buat saya sama saja ya…karena kan jarak jauh ataupun dekat sama saja kalau di kota. Jadi buat saya ada terminal ataupun tidak ya sama sajalah. (wawancara 08 Mei 2011) Hal senada juga disampaikan oleh bapak Kasimun (56th) sebagai berikut: Ya …alhamdulillah dipindah atau tidaknya terminal Gadang tidak berpengaruh terhadap ongkos anak saya sekolah.(wawancara 08 Mei 2011) Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa dengan dipindahnya terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi tidak berpengaruh terhadap masalah akses maupun ongkos menuju sekolah anak mereka. 70 5. Dampak Perpindahan Terminal Gadang Ke Terminal Hamid Rusdi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat a. Mata Pencaharian Masyarakat Masyarakat pengguna jasa terminal, mempunyai mata pencaharian yang beragam, dari yang mulai berdagang, makelar penumpang, sopir, serta tukang becak, setelah perpindahan terminal ini masyarakat pengguna jasa terminal terutama para pedagang telah terkena dampak dari perpindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi, sebagian dari masyarakat telah kehilangan mata pencahariannya, hal ini terutama dirasakan oleh para pedagang yang berdagang di dalam terminal, hal ini seperti yang di tuturkan oleh ibu Sri Rahayu (46th) yang telah kehilangan pekerjaannya karena terminal Gadang telah dipindah mengatakan bahwa: Dulu saya berjualan makanan ringan dan minuman di dalam terminal. Tapi sekarang terminal telah dipindah jadi saya tidak dapat bekerja lagi, sekarang saya berjualan srabutan di luar terminal...ya..kadang kala saya berjualan nasi pecel keliling, kadang juga minuman dan rokok. (wawancara 03 Mei 2011). Kios-kios yang dulunya dijadikan sebagai tempat untuk mencari nafkah kini telah di bongkar dan di alih fungsikan menjadi parkiran. Dan untuk dapat memperoleh tempat berdagang atau kios di terminal baru para pedagang harus menebusnya terlebih dahulu, bagi yang tidak dapat menebusnya tidak mendapatkan pengganti tempat untuk berjualan. Hal tersebut di perkuat pendapat dari ibu Yayuk (37th) sebagai salah satu pengguna jasa terminal yang kehilangan pekerjaannya sebagai pedagang di terminal mengatakan bahwa: Setelah terminal dipindah saya tidak dapat bekerja lagi. Karena untuk bisa punya kios di terminal baru saya harus menebusnya dulu, karena 71 saya tidak punya uang untuk menebusnya jadi saya tidak punya tempat untuk berjualan di terminal baru. Untuk mendapatkan pekerjaan sekarang ini sangat sulit, berbeda sekali dengan sebelum dipindahnya terminal Gadang ke Hamid Rusdi (wawancara tanggal 03 Mei 2011) Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa perpindahan terminal telah membawa dampak pada mata pencaharian masyarakat terutama mereka yang berprofesi sebagai pedagang. Rata-rata para pedagang tidak mampu untuk menebus tepat/kios yang telah disediakan di terminal baru, akibatnya para pedagang banyak yang beralih ke pekerjaan lainnya. b. Pendapatan Dipindahnya terminal Gadang telah berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat, karena perpindahan terminal menjadikan penumpang dan pembeli semakin sepi, kini sebagian pedagang telah beralih ke pekerjaan lain, sebagian juga banyak yang menganggur, karena untuk mendapatkan tempat/kios di terminal baru harus mempunya KTA (Kartu Tanda Anggota) terlebih dahulu, karena mereka tidak mampu untuk menebusnya maka para pedagang kini menjadi kehilangan mata pencahariannya. Begitu juga dengan masalah pendapatan masyarakat yang berprofesi sebagai sopir, pedagang, dan tukang becak juga mengeluhkan karena sepinya penumpang serta menurunnya intensitas pembeli akibat perpindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi,hal tersebut seperti apa yang di sampaikan oleh ibu Indri yang mempunyai usaha rumah makan dekat terminal, sebagai berikut. Setelah pindahnya terminal Gadang ke Hamid Rusdi sangat berpengaruh terhadap pendapatan saya, pendapatan yang saya peroleh dulunya sekitar Rp. 500.000 perharinya, sekarang pendapatan yang saya peroleh hanya sekitar Rp. 200.000 karena penumpang yang dulunya semua serentak turun di terminal Gadang sekarang jadi kececeran. Hal tersebut yang menyebabkan berkurangnya pembeli di tempat makan saya karena 72 kebanyakan pembeli di warung saya adalah para penumpang. (wawancara tanggal 04 Mei 2011) Hal senada juga di ungkapkan oleh mas Agus yang mengaku menurunnya pendapatannya akibat perpindahan terminal, sebagai berikut. Daerah Bumiayu terlalu jauh dipinggir kota dan jika lokasi terminal dipindah maka jarak tempuh trayek semakin jauh. Sekarang ini penumpang semakin berkurang dan semrawut keberadaannya, hal tersebut berdampak pada pendapatan saya, yang dulunya pendapatan yang saya peroleh tiap harinya Rp 75.000 perhari sekarang menjadi berkurang hanya Rp 35.000 sampai 30.000 perharinya (wawancara tanggal 07 Mei 2011) Dari hasil wawancara dengan ibu Indri dan mas Agus dapat disimpulkan bahwa dengan perpindahan terminal Gadang ke Hamid Rusdi berdampak pada menurunnya pendapatan masyarakat, dari pendapatan pedagang yang dulunya berkisar antara Rp500.000 hingga Rp 1000.000 sekarang hanya memperoleh penghasilan sekitar Rp200.000 perharinya, dan masyarakat yang berprofesi sebagai sopir, makelar penumpang serta tukang becak juga mengalami penurunan pendapatan, kini mereka hanya berpenghasilan antara Rp 25.000-Rp 45.000 padahal dulu pendapatan mereka bisa sampai Rp 90.000 perharinya. hal tersebut menjadikan masyarakat pengguna jasa terminal hanya dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka dengan pas-pasan. c. Interaksi Sosial Interaksi sosial dengan dipindahnya terminal Gadang ke Hamid Rusdi menjadikan para pedagang dan para sopir lebih gampang emosi, karena setelah perpindahan terminal menjadikan penumpang dan pembeli berkurang, hal ini seperti yang di kemukakan oleh bapak Slamet salah satu sopir angkot sebagai berikut: Kami para sopir angkot sekarang ini sering terjadi persaingan, seperti berebut penumpang, karena sekarang ini sepi penumpang jadi kami jadi 73 mudah emosi kalau masalah penumpang, tapi kalau sampai berkelahi kami tidak pernah, seringnya hanya cekcok antar mulut saja. (wawancara tanggal 11 Mei 2011) Namun demikian juga terdapat hal yang positif dari perpindahan terminal, para pekerja menjadi sering berkomunikasi dan bertukar pendapat tentang pekerjaan mereka, seperti yang di kemukakan oleh ibu Diah sebagai berikut: Setelah perpindahan terminal kami sesama pedagang menjadi lebih kompak dan saling bertukar pikiran mengenai pekerjaan kami, dan komunikasi antara sesama pedagang menjadi lebih baik, yang dulunya kita jarang berkomunikasi sekarang menjadi lebih sering berkomunikasi (wawancara tanggal 10 Mei 2011) Dari hasil wawancara dengan masyarakat Gadang dapat disimpulkan bahwa dampak dari perpindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi ada yang bersifat negativ dan ada yang positif yang bersifat positif adalah para masyarakat sesama profesi menjadi lebik kompak dan saling bertukar pikiran tentang pekerjaan mereka, dan dari segi negatifnya mereka sesama profesi menjadi sering terlibat persaingan seperti gampang emosi karena masalah berebut penumpang dan pembeli karena setelah perpindahan terminal dirasa lebih sepi penumpang dan pembeli. d. Suasana Tempat Tinggal Masyarakat Suasana tempat tinggal masyarakat Gadang setelah dipindahnya terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi menjadi lebih tenang dan nyaman bila dibandingkan ketika terminal Gadang masih beroperasi, Hal ini seperti yang di ungkapkan oleh kepada bapak Isman (55th) sebagai berikut: Setelah terminal dipindah menurut saya lebih nyaman dan tenang, karena dulu terasa gaduh sekali ya…maklum namaya juga terminal jadi tiap hari selalu dengar suara-suara orang dari berbagai kota dan juga suara-suara mobil angkutan umum terkadang mau mengerjakan sesuatu jadi terganggu, tapi sekarang agak lebih sedikit lebih tenang, karena masih belum semua 74 angkutan umum dipindah ke terminal baru.(wawancara tanggal 11 Mei 2011) Tetapi untuk masalah keamanan dirasa sama saja di bandingkan pada saat terminal Gadang masih beroperasi. Seperti ungk apan dari bapak Ridwan (44th) salah satu masyarakat yang bertempat tinggal di Gadang, sebagai berikut: Keamanan sekarang ya…menurut saya sama saja, tidak ada bedanya dengan dulu, mungkin yang lebih terasa berbedanya hanya masalah ketenangan saja, ya meski belum sepenuhnya terminal dipindah tapi saya rasa lebih tenang sekarang. (wawancara tanggal 08 Mei 2011) Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa dampak perpindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi tidak berdampak pada masalah keamanan lingkungan tempat tinggal masyarakat Gadang, tetapi berdampak pada masalah kenyamanan dan ketenangan masyarakat, setelah perpindahan terminal suasana tempat tinggal masyarakat menjadi lebih tenang dan nyaman. e. Pendidikan Masalah akses menuju ke tempat sekolah dirasakan masyarakat Gadang sama saja ketika terminal belum dipindah, ongkosnyapun juga tidak berpengaruh, karena tarif angkutan kota jarak jauh dekat sama saja. Hal ini seperti yang di uangkapkan oleh bapak Slamet (33th) sebagai berikut: Mengenai masalah akses menuju ke sekolah anak saya ketika terminal Gadang telah dipindah buat saya tidak ada pengaruhnya, angkot-angkotkan semua masih melewati terminal Gadang ini, jadi tidak berpengaruh apaapa. (wawancara 08 Mei 2011) Dari hasil wawancara dengan bapak slamet dapat disimpulkan bahwa tidak ada dampak dari perpindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi terhadap masalah akses menuju ke tempat sekolah. 75 B. Temuan Penelitian 1. Latar Belakang Perpindahan Terminal Gadang ke Terminal Hamid Rusdi Berdasarkan paparan data tentang kebijakan pemerintah dalam pemindahan terminal Gadang ke Hamid Rusdi di karenakan (1) di sekitar PIG (pasar induk Gadang) dan terminal Gadang terdapat permasalahan fisik (berupa kemacetan lalu lintas yang sangat signifikan sdan keterbatasan sarana dan prasarana transportasi) (2) arus sirkulasi kendaraan yang sudah terlalu padat (3) Lokasi terminal Gadang bersebelahan dengan Pasar Induk Gadang, hampir sepanjang hari mengalami kemacetan karena padatnya volume lalu lintas, (4) jaraknya terlalu pendek dengan pertigaan Jl. Satsuit Tubun dan kegiatan pasar induk Gadang dan pedagang kaki lima serta (5) permasalahan sosial lainnya. Maka dari itu perlu penyusunan kajian penataan kawasan Gadang-Tlogowaru. Dalam penyusunan Kajian Penataan Kawasan Gadang - Tlogowaru, maka dalam mekanisme kajiannya harus mempertimbangkan peraturan yang berlaku , adapun acuan dasar peraturan dalam penyusunan tersebut adalah: a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960, tentang Peraturan Dasar PokokPokok Agraria; b. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992, tentang Perumahan Dan Permukiman; c. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997, tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup; d. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah; e. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan; f. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; 76 g. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1987 tentang Izin Usaha Industri; h. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996, tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat Dalam Penataan Ruang; i. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah; j. Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 1989 tentang Pengelolaan Kawasan Budidaya; k. Keputusan Presiden Nomor 62 Tahun 2000 tentang Koordinasi Penataan Ruang nasional; l. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1998, tentang Tata cara Peran Serta Masyarakat Dalam Proses Perencanaan Tata Ruang di Daerah; m. Peraturan Menteri Agraria Nomor 2 Tahun 1999 tentang Ijin Lokasi; n. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 327/KPTS/M/2002, tentang Penetapan Pedoman Bidang Penataan Ruang; o. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 174 Tahun 2004 tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah; p. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 tahun 1988 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau; q. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2006 tentang RTRW Propinsi; r. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 295 Tahun 1984 tentang Tata Cara Penyediaan Pembebasan Hak Atas Tanah Bagi Perusahaan Yang Tidak Menggunakan Fasilitas Penanaman Modal. 2. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Sebelum Perpindahan Terminal Gadang Ke Terminal Hamid Rusdi Berdasarkan paparan data tentang kehidupan sosial ekonomi masyarakat sebelum perpindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi dapat diketahui sebagai berikut: 77 a. Mayarakat Gadang umumnya bermata pencaharian sebagai pedagang, hal ini terbukti pada data/profil dari kelurahan Gadang yang menunjukkan bahwa ada sekitar 10.000 ribu orang yang berprofesi sebagai pedagang, hal ini dikarenakan daerah Gadang merupakan daerah yang sangat strategis untuk berdagang, yang mana daerah Gadang merupakan daerah perkotaan yang juga didukung dengan keberadaan terminal yang digunakan sebagai pusat pengangkutan barang dan orang, selain itu juga daerah Gadang juga dekat dengan pasar induk Gadang yang mana merupakan pusat perekonomian masyarakat setempat. Selain pedagang juga ada beragam mata pencaharian yang lain seperti sopir, tukang becak, jasa travel, jasa wartel, dan pedagang asongan yang setiap hari menghiasi di dalam maupun di luar terminal Gadang. b. Pendapatan masyarakat Gadang sangat beragam, dari Rp 1.000.000 hingga Rp 500.000 untuk pedagang dan Rp 30.000 – Rp 90.000 untuk masyarakat yang berprofesi sebagai sopir angkutan umum, tukang becak, dan makelar. Pendapatan tersebut juga tergantung pada ramai tidaknya penumpang dan pembeli. Untuk mencukupi kebutuhan keluarga mereka sehari-hari sangat tergantung pada pendapatan yang mereka peroleh di terminal Gadang. c. Masalah akses menuju ke sekolah masyarakat Gadang sangat terbantu dengan keberadaan terminal di dekat tempat tinggal mereka karena dengan adanya terminal untuk mendapatkan angkutan umum menjadi lebih mudah, hanya jalan sekitar 100 meter dari tempat tinggal mereka sudah mendapatkan angkutan, tetapi untuk masalah tarif dirasa sama saja, karena jarak jauh dekat tarifnya sama. 78 d. Suasana tempat tinggal masyarakat Gadang dengan adanya terminal dirasa tidak tenang dan nyaman, karena suara yang ditimbulkan dari terminal sangat gaduh dan ramai, dan untuk mengerjakan sesuatu kadang menjadi merasa terganggu karena suara gaduh, dan untuk masalah keamanan masyarakat Gadang beranggapan sama saja. e. Interaksi sosial antara masyarakat dari paparan data di atas bahwa di antara masyarakat yang berprofesi sebagai sopir, pedagang, serta tukang becak sering terjadi suatu persaingan seperti terlibat cekcok antar sesama pekerja karena masalah penumpang atau masalah pembeli, tetapi di antara mereka tidak pernah terjadi suatu konflik. 3. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Sesudah Perpindahan Terminal Gadang Ke Terminal Hamid Rusdi Berdasarkan paparan data tentang kehidupan sosial ekonomi masyarakat sesudah dipindahnya terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi dapat diketahui yaitu sebagai berikut: a. Hilangnya mata pencaharian sebagian pedagang yang berdagang di sekitar terminal, terutama para pedagang yang berdagang di dalam terminal, hal tersebut berdampak pada pendapatan mereka, terutama dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga keluarganya. b. Menurunnya tingkat pendapatan para sopir angkutan umum karena penumpang semakin berkurang dan keberadaan penumpang semrawut keberadaannya, dan berkuranngnya intensitas pembeli karena mayoritas pembeli adalah para penumpang, penumpang yang dulunya semua serentak turun di terminal Gadang, sekarang menjadi kececeran 79 c. Dengan dipindahnya terminal aspek sosial yang di timbulkan ada yang bersifat negatif dan ada yang positif, dampak positif yang ditimbulkan dari perpindahan terminal adalah para pedagang menjadi sering bertukar pendapat tentang pekerjaannya dan para sopir menjadi lebih kompak dalam mendapatkan penumpang, dan dampak negatif yang ditimbulkan adalah sebagian sopir menjadi sering terlibat persaingan antar sopir yang lain, karena sekarang dirasa semakin sepi penumpang. d. Setelah dipindahnya terminal suasana tempat tinggal masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar terminal menjadi sedikit lebih tenang dan tidak segaduh dulu waktu terminal gadang masih beroperasi, dan masalah keamanan masyarakat beranggapan sama saja. e. Setelah dipindahnya terminal tidak berpengaruh pada masalah akses pendidikan, karena untuk masalah ongkos jarak jauh maupun dekat tarifnya sama saja, hanya saja setelah perpindahan terminal agak sedikit lebih sulit mendapatkan angkutan. 4. Dampak Perpindahan Terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Berdasarkan paparan data di atas dapat diketahui bahwa dampak dari perpindahan terminal Gadang ke Terminal Hamid Rusdi sebagai berikut: Setelah dipindahnya terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi membawa dampak terhadap hampir seluruh masyarakat pengguna jasa terminal, setelah dipindahnya terminal sebagian masyarakat menjadi kehilangan mata pencahariannya terutama para pedagang yang berdagang didalam terminal. Namun demikian sebagian pedagang yang berdagang di sekitar terminal masih 80 tetap ada yang masih berdagang, tetapi intensitas pembeli tidak sebanyak dulu ketika terminal Gadang belum dipindah. Berkurangnya penumpang dan pembeli ini berakibat pada menurunnya pendapatan masyarakat pengguna jasa terminal. Yang dulunya para pedagang berpenghasilan kurang lebih sekitar Rp1000.000-Rp500.000 sekarang hanya sekitar Rp200.000 saja. Dan para sopir, makelar penumpang, serta tukang becak juga mengalami penurunan pendapatan, mereka kini hanya berpenghasilan antara Rp 25.000-Rp 45.000 perharinya. Setelah dipindahnya terminal juga berdampak pada Interaksi sosial para sopir dan tukang becak serta para pedagang, hubungan para pekerja lebih gampang terjadi cekcok karena perpindahan terminal ini menjadikan penumpang jadi berkurang, akibatnya sesama sopir atau tukang becak kadang terlibat suatu persaingan, seperti berebut penumpang, tetapi interaksi sosial setelah perpindahan terminal tidak berpengaruh terhadap masyarakat yang bertempat tinggal di Gadang. Setelah perpindahan terminal tidak berdampak pada masalah pendidikan, masyarakat Gadang merasakan sama saja ketika terminal gadang masih beroperasi, mengenai masalah akses dan ongkos menuju ke tempat sekolah anak mereka dirasakan sama saja. Kemudian mengenai suasana tempat tinggal masyarakat gadang setelah perpindahan terminal menjadi lebih tenang dan nyaman, tetapi perpindahan terminal tidak berpengaruh terhadap masalah keamanan tempat tinggal masyarakat Gadang. BAB IV PEMBAHASAN A. Latar Belakang Perpindahan Terminal Gadang ke Terminal Hamid Rusdi Pemindahan terminal merupakan hasil dari kebijakan yang di keluarkan oleh badan-badan aparat pemerintah / wali kota setempat, dalam perpindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi ini kebijakan di keluarkan oleh Wali Kota Malang, hal ini sesuai dengan apa yang di kemukakan oleh James E. Anderson (dalam Subarsono, 2005:2) bahwa kebijakan publik adalah sebagai kebijakan yang ditetapkan oleh badan-badan aparat pemerintah. Pengertian tentang kebijakan juga di ungkapkan oleh Mayor (1984:5) yang mengemukakan bahwa Kebijakan adalah suatu keputusan untuk bertindak yang dibuat atas nama suatu kelompok sosial, yang memiliki implikasi yang kompleks, dan yang bermaksud mempengaruhi anggota-anggota kelompok dengan penetapan sangsisangsi. Alasan pemerintah mengeluarkan kebijakan pemindahan terminal karena beberapa hal, antara lain (1) di sekitar PIG (pasar induk gadang) dan Terminal Gadang terdapat permasalahan fisik (berupa kemacetan lalu lintas yang sangat signifikan dan keterbatasan sarana dan prasarana transportasi) (2) arus sirkulasi kendaraan yang sudah terlalu padat (3) Lokasi terminal gadang bersebelahan dengan Pasar Induk Gadang, hampir sepanjang hari mengalami kemacetan karena padatnya volume lalu lintas, (4) jaraknya terlalu pendek dengan pertigaan Jl. Satsuit Tubun dan kegiatan pasar induk Gadang dan pedagang kaki lima serta (5) permasalahan sosial lainnya. 81 82 Maka dari itu dalam penyusunan Kajian Penataan Kawasan Gadang Tlogowaru, dalam mekanisme kajiannya harus mempertimbangkan peraturan yang berlaku, agar dalam implementasinya tidak merugikan masyarakat, hal ini sesuai dengan pendapat dari Harrold Laswell dan Abraham Kaplan (dalam Subarsono, 2005:03) yang berpendapat bahwa kebijakan publik hendaknya berisi tujuan, nilai-nilai dan pratika-pratika sosial yang ada dalam masyarakat. Suatu kebijakan publik tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai dan pratika-pratika sosial yang ada dalam masyarakat, apabila suatu kebijakan publik bertentangan dengan nilai-nilai dan pratika dalam masyarakat maka akan mendapatkan resistensi ketika diimplementasikan. Maka dari itu dalam penyusunan Kajian Penataan Kawasan Gadang - Tlogowaru telah menggunakan acuan dasar peraturan, antara lain sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960, tentang Peraturan Dasar PokokPokok Agraria; 2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992, tentang Perumahan Dan Permukiman; 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997, tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup; 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah; e. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan; f. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; g. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1987 tentang Izin Usaha Industri; h. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996, tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat Dalam Penataan Ruang; i. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah; 83 j. Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 1989 tentang Pengelolaan Kawasan Budidaya; k. Keputusan Presiden Nomor 62 Tahun 2000 tentang Koordinasi Penataan Ruang nasional; l. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1998, tentang Tata cara Peran Serta Masyarakat Dalam Proses Perencanaan Tata Ruang di Daerah; m. Peraturan Menteri Agraria Nomor 2 Tahun 1999 tentang Ijin Lokasi; n. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 327/KPTS/M/2002, tentang Penetapan Pedoman Bidang Penataan Ruang; o. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 174 Tahun 2004 tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah; p. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 tahun 1988 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau; q. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2006 tentang RTRW Propinsi; r. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 295 Tahun 1984 tentang Tata Cara Penyediaan Pembebasan Hak Atas Tanah Bagi Perusahaan Yang Tidak Menggunakan Fasilitas Penanaman Modal. B. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Sebelum Perpindahan Terminal Gadang Ke Terminal Hamid Rusdi Berdasarkan hasil penelitian dapat di ketahui bahwa kondisi sosial ekonomi masyarakat sebelum perpindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi sebagai berikut: 1. Mata Pencaharian Josef (1986:80) mengemukakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang saling berinteraksi yang memiliki prasarana untuk kegiatan tersebut dan adanya saling keterikatan untuk mencapai tujuan bersama. 84 Begitupun dengan masyarakat Gadang yang dalam kehidupannya saling berinteraksi dan bekerjasama dengan masyarakat sekitar. Mereka tidak membeda-bedakan meski berbeda bahasa, asal tempat tinggal, bahkan pekerjaan. Masyarakat Gadang mempunyai mata pencaharian yang bermacammacam, tetapi pada umumnya masyarakat Gadang bermata pencaharian sebagai pedagang, hal ini terbukti pada data/profil dari kelurahan Gadang yang menunjukkan bahwa ada sekitar 10.000 ribu orang yang berprofesi sebagai pedagang, hal ini dikarenakan daerah Gadang merupakan daerah yang sangat strategis untuk berdagang, yang mana daerah Gadang merupakan daerah perkotaan yang juga didukung dengan keberadaan terminal yang digunakan sebagai pusat pengangkutan barang dan orang, selain itu juga daerah Gadang juga dekat dengan pasar induk Gadang yang mana merupakan pusat perekonomian masyarakat setempat. Hal tersebut selaras dengan pendapat dari Nasution (1996:73) yang mengemukakan bahwa terminal sebagai pusat pertumbuhan pemegang peranan penting dalam usaha-usaha mencapai tujuantujuan pembangunan ekonomi. Selain pedagang juga ada beragam mata pencaharian masyarakat yang lain seperti sopir, tukang becak, jasa travel dan jasa wartel, dan pedagang asongan yang setiap hari menghiasi di dalam maupun di luar terminal Gadang. Masyarakat hampir setiap hari bekerja dan mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya, Pekerjaan mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat Gadang, hal ini sesuai dengan pendapat dari Polak (1985:265) yang menyatakan bahwa pencarian rizki merupakan suatu fungsi 85 penting dalam kehidupan manusia, yang tidak terpisah dari kehidupan sosial masyarakat. 2. Pendapatan Dari hasil penelitian yang di tanyakan kepada masyarakat bahwa pendapatan masyarakat Gadang sangat beragam, dari Rp 1.000.000 hingga Rp 500.000 perhari untuk masyarakat yang berprofesi sebagai pedagang dan Rp 75.000 – Rp 45.000 perhari untuk masyarakat yang berprofesi sebagai sopir angkutan umum, tukang becak, dan makelar penumpang, pendapatan tersebut juga tergantung pada ramai tidaknya penumpang dan pembeli. Untuk mencukupi kebutuhan keluarga mereka sehari-hari sangat tergantung pada pendapatan yang mereka peroleh dari mereka bekerja. Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari Winardi (dalam Sulistyowati, 2005:25) pendapatan atau penghasilan adalah hasil yang berupa uang atau hasil materi lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa-jasa manusia secara bebas. Pendapatan masyarakat yang berprofesi sebagai pedagang di kategorikan sebagai golongan penduduk yang mempunyai pendapatan tinggi, sedangkan masyarakat yang berprofesi sebagai sopir, tukang becak dan makelar penumpang di kategorikan sebagai golongan penduduk yang berpendapatan rendah. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sumardi (dalam Asih,2006) bahwa pendapatan yang diterima penduduk dapat digolongkan berdasarkan 4 (golongan), yaitu: a. Golongan penduduk berpendapatan rendah, yaitu penduduk yang berpendapatan < Rp 500.000 perbulan 86 b. Golongan penduduk berpendapatan menengah, yaitu penduduk yang berpendapatan rata-rata antara Rp 500.000-Rp 700.000 perbulan c. Golongan penduduk berpendapatan tinggi, yaitu penduduk yang berpendapatan rata-rata antara Rp 750.000- < Rp 1.000.000 perbulan d. Golongan penduduk berpendapatan sangat tinggi yaitu penduduk dengan pendapatan rata-rata > Rp 1.000.000 perbulan 3. Pendidikan Pendidikan merupakan hal terpenting dalam hidup kita, karena dengan pendidikan kita bisa memperoleh pengetahuan dan dari pengetahuan itu kita bisa mendapatkan pekerjaan yang layak dan juga dapat memperoleh suatu pendapatan agar kita bisa menjalani hidup dengan mandiri tanpa merepotkan orang lain, hal tersebut sesuai dengan pendapat dari Mundzir (2006:54) yang mengemukakan bahwa pendidikan adalah upaya yang sadar dilakukan untuk meningkatkan kemampuan individu agar dapat menentukan kehidupan secara mandiri. Untuk memperlancar suatu pendidikan juga harus didukung dengan sarana prasarana dan juga transportasi yang baik dan memadai agar akses untuk menjangkau tempat sekolah dapat berjalan dengan lancar. Dari hasil penelitian masalah akses menuju ke sekolah masyarakat Gadang sangat terbantu dengan keberadaan terminal di dekat tempat tinggal mereka karena dengan adanya terminal untuk mendapatkan angkutan umum menjadi lebih mudah, hanya tinggal berjalan kaki sekitar 100 meter dari tempat tinggal mereka sudah mendapatkan angkutan, tetapi untuk masalah ongkos angkutan dirasa tidak berpengaruh dengan keberadaan terminal dekat tempat tinggal mereka, karena jarak jauh dekat tarifnya sama. 87 4. Suasana Tempat Tinggal Masyarakat Gadang Sebelum perpindahan terminal, suasana tempat tinggal masyarakat Gadang dengan adanya terminal dirasa kurang tenang dan nyaman, karena suara yang ditimbulkan dari terminal sangat gaduh, bising dan ramai, dan untuk mengerjakan sesuatu kadang menjadi merasa terganggu karena suara gaduh dari terminal, dan untuk masalah keamanan masyarakat Gadang beranggapan tidak berpengaruh dengan keberadaan terminal. Masyarakat Gadang mendambakan yang namanya ketenangan dan kenyamanan, hal ini sesuai dengan kamus pelajar (Hardaniwati 2003:24) aman adalah bebas dari bahaya, bebas dari gangguan kejahatan, terlindung atau tersembunyi. 5. Interaksi Sosial Menurut pendapat dari Elly Setiadi ( 2007,90) Manusia berinteraksi dengan sesamanya dalam kehidupan untuk menghasilkan pergaulan hidup dalam suatu kelompok sosial. Begitupun dengan masyarakat Gadang mereka selalu berinteraksi dalam lingkungannya, meskipun kadang juga ada yang namanya persaingan dan konflik, karena syarat-syarat dari interaksi sosial itu sendiri antara lain adalah persaingan, kerjasama, konflik, dan komunikasi. Interaksi sosial dalam masyarakat Gadang juga terdapat ke 4 hal tersebut, ada persaingan, kerjasama, konflik, dan juga komunikasi, berdasarkan hasil penelitian bahwa di antara masyarakat yang berprofesi sebagai sopir, pedagang, serta tukang becak sering terjadi suatu persaingan seperti terlibat cekcok antar sesama pekerja karena masalah penumpang atau masalah pembeli, tetapi di antara mereka tidak pernah terjadi suatu konflik. 88 C. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Sesudah Perpindahan Terminal Gadang Ke Terminal Hamid Rusdi Berdasarkan hasil penelitian tentang kehidupan sosial ekonomi masyarakat sesudah dipindahnya terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi dapat diketahui sebagai berikut: 1. Mata Pencaharian Masyarakat Gadang yang selama ini telah memakai jasa terminal, kini telah banyak yang kehilangan pekerjaan yang selama ini di gelutinya, karena terminal kini telah dipindah. Bagi masyarakat Gadang pekerjaan merupakan hal yang terpenting karena dengan bekerja mereka bisa mencukupi kebutuhan keluarganya, hal tersebut sesuai dengan pendapat dari Polak (1985:265) yang menyatakan bahwa pencarian rizki merupakan suatu fungsi penting dalam kehidupan manusia, yang tidak terpisah dari kehidupan sosial masyarakat. Dari hasil penelitian dapat di ketahui bahwa sebagian dari masyarakat pengguna jasa terminal terutama para pedagang telah kehilangan mata pencahariannya, terutama para pedagang yang berdagang di dalam terminal karena semua kios-kios yang dulunya di jadikan sebagai tempat untuk berdagang kini telah di bongkar dan di alih fungsikan, hal tersebut berpengaruh terhadap pendapatan mereka, terutama dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga keluarganya. 2. Pendapatan Setelah perpindahan terminal Gadang perekonomian masyarakat menjadi menurun, karena sebagian dari masyarakat telah kehilangan mata pencahariannya, terutama masyarakat yang berprofesi sebagai pedagang, 89 akibatnya masyarakat banyak yang beralih ke pekerjaan lain, seperti kerja srabutan, dll untuk mencukupi kebutuhan ekonomi keluarganya. hal tersebut selaras dengan pendapat dari Abdurrahman (1979:383) yang mengemukakan bahwa Istilah ekonomi di identikkan dengan ilmu ekonomi yaitu “suatu ilmu yang secara sistematis mempelajari usaha-usaha manusia untuk memperoleh alatalat materi untuk memenuhi kebutuhannya”. Menurunnya tingkat pendapatan tidak hanya dirasakan oleh pedagang, namun masyarakat yang berprofesi sebagai sopir, tukang becak dan makelar juga mengalami purunan pendapatan setelah perpindahan terminal, karena penumpang semakin berkurang dan keberadaan penumpang semrawut keberadaannya, dan berkuranngnya intensitas pembeli karena mayoritas pembeli adalah para penumpang, penumpang yang dulunya semua serentak turun di terminal Gadang, sekarang menjadi kececeran. Pendapatan yang di peroleh pedagang setelah dipindahnya terminal berkisar antara Rp 200.000 perharinya, dan masyarakat yang berprofesi sebagai sopir, tukang becak, dan makelar penumpang berpendapatan sekitar Rp 25.000- Rp 45.000 perharinya 3. Interaksi Sosial Dengan dipindahnya terminal aspek sosial yang di timbulkan ada yang bersifat negatif dan ada yang positif, dampak positif yang ditimbulkan dari perpindahan terminal adalah para pedagang menjadi sering bertukar pendapat tentang pekerjaannya dan para sopir menjadi lebih kompak dalam mendapatkan penumpang, dan dampak negatif yang ditimbulkan adalah sebagian sopir menjadi sering terlibat persaingan antar sopir yang lain, karena sekarang dirasa semakin sepi penumpang. 90 4. Suasana Tempat Tinggal Masyarakat Setelah dipindahnya terminal suasana tempat tinggal masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar terminal menjadi sedikit lebih tenang dan tidak segaduh waktu terminal Gadang masih beroperasi, dan masalah keamanan masyarakat beranggapan tidak berpengaruh terhadap perpindahan terminal. 5. Pendidikan Setelah dipindahnya terminal tidak berpengaruh pada masalah akses pendidikan, karena untuk masalah ongkos jarak jauh maupun dekat tarifnya sama saja, hanya saja setelah perpindahan terminal agak sedikit lebih sulit mendapatkan angkutan. D. Dampak Perpindahan Terminal Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Berdasarkan paparan data di atas dapat diketahui bahwa dampak dari perpindahan Terminal Gadang ke Terminal Hamid Rusdi sebagai berikut: Kebijakan yang di keluarkan oleh pemerintah telah membawa dampak terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Pengertian dampak kebijakan menurut Dye (1981:52) adalah keseluruhan efek yang ditimbulkan oleh suatu kebijakan dalam kondisi kehidupan nyata. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa setelah perpindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi telah membawa dampak terhadap hampir seluruh masyarakat pengguna jasa terminal, setelah dipindahnya terminal sebagian masyarakat menjadi kehilangan mata pencahariannya terutama para pedagang yang berdagang didalam terminal. Namun demikian sebagian pedagang yang 91 berdagang di sekitar terminal masih tetap ada yang berdagang, tetapi intensitas pembeli tidak sebanyak dulu ketika terminal Gadang belum dipindah. Berkurangnya penumpang dan pembeli ini berakibat pada menurunnya pendapatan masyarakat pengguna jasa terminal. Yang dulunya para pedagang berpenghasilan kurang lebih sekitar Rp1000.000-Rp500.000 perhari sekarang hanya berpendapatan sekitar Rp200.000 perharinya. Setelah dipindahnya terminal juga berdampak pada Interaksi sosial masyarakat yang berprofesi sebagai sopir, tukang becak dan pedagang, hubungan para pekerja lebih mudah terjadi suatu persaingan seperti terjadi cekcok antar sesama profesi, karena perpindahan terminal menjadikan penumpang berkurang, akibatnya sesama sopir atau tukang becak kadang terlibat suatu persaingan, seperti berebut penumpang, Setelah perpindahan terminal tidak berdampak pada masalah pendidikan, masyarakat Gadang merasakan sama saja ketika terminal Gadang masih beroperasi, mengenai masalah akses dan ongkos menuju ke tempat sekolah anak mereka dirasakan tidak berpengaruh terhadap keberadaan terminal dekat tempat tinggal mereka, karena tarif angkutan umum jarak jauh maupun dekat sama. Kemudian mengenai suasana tempat tinggal masyarakat Gadang setelah perpindahan terminal menjadi lebih tenang dan nyaman, tetapi perpindahan terminal tidak berpengaruh terhadap masalah keamanan tempat tinggal masyarakat Gadang, masyarakat Gadang merasakan tidak berpengaruh terhadap keberadaan terminal. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan paparan data dan temuan penelitian dalam bab sebelumnya, kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Latar belakang pemindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi Latar belakang pemindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi di karenakan antara lain sebagai berikut: (1) di sekitar PIG (pasar induk gadang) dan Terminal Gadang terdapat permasalahan fisik (berupa kemacetan lalu lintas yang sangat signifikan dan keterbatasan sarana dan prasarana transportasi) (2) arus sirkulasi kendaraan yang sudah terlalu padat (3) Lokasi terminal Gadang bersebelahan dengan Pasar Induk Gadang, hampir sepanjang hari mengalami kemacetan karena padatnya volume lalu lintas, (4) jaraknya terlalu pendek dengan pertigaan Jl. Satsuit Tubun dan kegiatan pasar induk Gadang dan pedagang kaki lima serta (5) permasalahan sosial lainnya. Maka dari itu perlu penyusunan kajian penataan kawasan Gadang-Tlogowaru. 2. Kehidupan sosial ekonomi masyarakat sebelum perpindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi Masyarakat Gadang sebelum perpindahan terminal pada umumnya bermata pencaharian sebagai pedagang, selain pedagang juga ada beragam mata pencaharian yang lain seperti sopir, tukang becak, makelar penumpang, jasa travel dan jasa wartel serta pedagang asongan. 92 93 Pendapatan masyarakat sangat beragam dari sekitar Rp 1.000.000Rp500.000 perhari untuk masyarakat yang berprofesi sebagai pedagang dan Rp 30.000-Rp 90.000 perhari untuk mayarakat yang berprofesi sebagai sopir angkutan umum, tukang becak, dan makelar. Pendapatan tersebut juga tergantung pada ramai tidaknya pembeli dan penumpang. Akses menuju ke tempat sekolah masyarakat Gadang sangat terbantu dengan keberadaan terminal dekat tempat tinggal mereka, tetapi untuk masalah ongkos mereka mengaku tidak berpengaruh dengan keberadaan terminal, karena tariff untuk jarak jauh dekat ongkosnya sama saja. Suasana tempat tinggal masyarakat Gadang sebelum perpindahan terminal dirasakan tidak tenang dan tidak nyaman karena suara bising, gaduh dan ramai dari terminal, tetapi masalah keamanan mereka merasakan tidak berpengaruh dengan keberadaan terminal Interaksi sosial masyarakat Gadang berupa kerjasama seperti tahlilan rutin, acara PKK dll, selain kerjasama juga ada persaingan, persaingan di antara sesama profesi seperti terlibat cekcok mengenai masalah penumpang atau masalah pembeli, tetapi di antara mereka tidak pernah terjadi suatu konflik. 3. Kehidupan sosial ekonomi masyarakat setelah perpindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi Setelah perpindahan terminal sebagian masyarakat terutama yang berprofesi sebagai pedagang telah kehilangan mata pencahariannya. Dan menurunnya tingkat pendapatan masyarakat yang berprofesi sebagai sopir, 94 tukang becak dan makelar, mereka kini hanya berpendapatan sekitar Rp 25.000-Rp 45.000 perharinya, dan pedagang kini hanya berpendapatan sekitar Rp 200.000 perharinya. Interaksi sosial masyarakat setelah perpindahan terminal ada yang bersifat negatif dan ada yang positif, negatifnya adalah masyarakat menjadi lebih sering terjadi persaingan berupa cekcok antar sesama profesi yang di akibatkan karena berebut penumpang dan pembeli, sedangkan positifnya adalah masyarakat sesama profesi menjadi lebih kompak dan saling bertukar pikiran tentang pekerjaan mereka. Suasana tempat tinggal masyarakat menjadi sedikit lebih tenang dan tidak segaduh dulu. Setelah perpindahan terminal tidak berpengaruh terhadap masalah akses menuju ke tempat sekolah, hanya saja setelah perpindahan terminal agak sedikit lebih sulit mendapatkan angkutan, dan untuk masalah ongkos masyarakat beranggapan tidak berpengaruh terhadap perpindahan terminal. 4. Dampak perpindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat Perpindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi membawa dampak terhadap hampir seluruh masyarakat pengguna jasa terminal, masyarakat terutama yang berprofesi sebagai pedagang sebagian telah kehilangan mata pencahariannya, pendapatan yang diperoleh mayarakat setelah perpindahan terminal menjadi berkurang, pendapatan pedagang dari Rp1.000.000-Rp 500.000 perharinya, kini hanya berkisar antara Rp 200.000 perharinya, dan masyarakat yang berprofesi sebagai sopir, tukang 95 becak, dan makelar penumpang juga mengalami penurunan pendapatan, sekarang pendapatan mereka hanya berkisar antara Rp 25.000-Rp 45.000 perharinya Perpindahan terminal juga berdampak pada Interaksi sosial masyarakat yang mana setelah perpindahan terminal masyarakat sesama profesi menjadi lebih mudah terjadi cekcok karena perpindahan terminal menjadi lebih sepi penumpang dan pembeli. Akses menuju ke tempat sekolah masyarakat menjadi agak lebih sulit mendapatkan angkutan umum, dan suasana tempat tinggal masyarakat menjadi lebih tenang dan nyaman dengan perpindahan terminal. B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Masyarakat Bagi masyarakat diharapkan agar memahami dan mengerti tentang maksud dan tujuan dari pemindahan terminal Gadang ke terminal Hamid Rusdi. Kebijakan tersebut semata-mata hanya untuk meningkatkan sarana prasarana dari terminal dan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat di sekitar terminal baik dalam aspek sosial maupun ekonomi masyarakat. 2. Bagi Pemerintahan Kota Malang Bagi pemerintah kota Malang hendaknya dapat memahami dampak dari kehidupan sosial maupun ekonomi masyarakat Gadang dengan adanya pemindahan terminal. Diharapkan pihak Pemkot Malang mampu memberikan rekomendasi mengenai kondisi, situasi dan dampak yang 96 sebenarnya terjadi akibat pemindahan terminal khususnya terhadap aktivitas sosial ekonomi masyarakat sekitar Gadang. 3. Bagi Peneliti selanjutnya Bagi peneliti saat ini maupun peneliti selanjutnya diharapkan untuk lebih kritis dalam menggali fenomena-fenomena sosial ekonomi yang ada dalam masyarakat khususnya fenomena kehidupan sosial ekonomi masyarakat sehingga bisa dijadikan bahan koreksi diri maupun sebagai bahan memperkaya pengetahuan untuk mewujudkan kehidupan bermasyarakat yang lebih baik. 97 DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. 2006.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta:Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi.2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V. Jakarta: PT Rineka Cipta. Abdul Wahab, S.2004.2004.Analisis Kebijakan (Dari Formulasi Ke Implementasi Kebijakan Negara). Jakarta: Bumi Aksara. Asih, W,K. 2006. Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Motivasi Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi Pada Siswa Kelas III SMA PGRI I Kebumen. Skripsi tidak di terbitkan. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Fakultas Ilmu Sosial. (http://pakolescenter. Blogspot. Com/2008/01 sosial ekonomi html (di akses tanggal 16 juli 2010 pukul 19.00 wib) Colleta Nat. J dan Kayam Umar.1987.Kebudayaan dan Pembangunan.Jakarta:Yayasan Obor Indonesia. Hardaniwati, dkk. 2003. Kamus Pelajar (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama). Jakarta: Pusat Bahasa Islamy, M. Irfan.1997.Prinsip-prinsip Perumusan Kebijakan.Jakarta:Bumi Aksara Kompas.5 Januari 2011.Terminal Hamid Rusdi akan dijadikan Terminal Utama Jika Tol Malang–Pandaan dibangun,Hlm.6 Kamars,Dachnel.1989. Sistem Pendidikan Dasar, Menengah dan Tinggi Suatu Studi Perbandingan Antar Beberapa Negara.Jakarta:--------------Moleong, Lexy.2009.Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Michael.2000.Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga.Jakarta:Erlangga Miles, B. Matrew dan A. Michael Huberman.1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta:UI-Press. Munawar, Ahmad,2005.Dasar-Dasar Teknik Transportasi.Jogjakarta:BetaOffset Mundzir.2006. Sosiologi Pendidikan.Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang. Nasution, M.S.2004.Managemen Transportasi (M.S.Qodhafi, Ed). Jakarta:Ghalia Indonesia 98 Poerwadarminto.1987.Kamus Umum Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka Polak, j.b.a. Maijor. 1985. Sosiologi (Suatu Buku Pengantar Ringkas). Jakarta: PT. Ichtiar Baru Setiadi, Elly, 2008.Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.Jakarta:Kencana Sugiyono.2009.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung:Alfabeta Soedarno.1992.Ilmu Sosial Dasar.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama Soelaeman,Munandar.1986. Ilmu Sosial Dasar. Bandung: Eresco Suyitno .2000.Profil Sosial Ekonomi, Demografi dan Geografis TKW Pada Industri Pakaian Jadi di Kecamatan Tulungagung, Kabupaten Tulungagung. Malang: Tidak Diterbitkan. Universitas Negeri Malang.2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang: Universitas Negeri Malang Wikipedia, 28 juni, 2008. Gerak Sosial. (http://id.wikipedia.org/wiki/Gerak_sosial, diakses 21 Januari 2011). -------------. 1992. Undang-Undang Republik Indonesia. (Online) http://id.wikisource.org/wiki/UndangUndang_Republik_Indonesia_Nomor_14_Tahun_1992#Bagian_Ketiga_:_ Terminal, diakses, 20 Januari 2010). --------------. 2009. Polri. (Online) http://ppid.polri.go.id/upload/files/UU_22_Tahun_2009.pdf, di akses 22 Januari 2011 Pedoman Dan Hasil Wawancara Ibu Indri, berprofesi sebagai pedagang (wawancara tanggal 03 Mei 2011 Pukul 11.00) Pertanyaan No A Mata Pencaharian 1 Apakah pekerjaan yang saudara miliki saat ini? Jawaban • Usaha rumah makan 2 Selain pekerjaan tetap saudara apakah saudara mempunyai pekerjaan yang lain? • Tidak, usaha rumah makan ini merupakan pekerjaan utama saya 3 Bagaimana pendapat saudara dengan dipindahnya terminal Gadang ke Hamid Rusdi, berkaitan dengan mata pencaharian dan pendapatan saudara? • Menurut saya dengan dipindahnya terminal gadang ke hamid rusdi menjadikan keruwetan lalu lintas, mobil jadi kececeran di pinggir jalan terminal lama(gadang), kemudian terkait dengan penghasilan saya menjadi menurun, karena penumpang yang dulunya serentak turun di terminal gadang sekarang jadi kececeran, maka dari itu rumah makan saya jadi sepi pembeli, yang dulunya warung saya buka jam 07.00 pagi sekarang jam 08.00/ jam 09.00 baru saya buka. Ya…karena sekarang agak sepi B 1 Pendapatan Berapakah pendapatan yang saudara peroleh tiap harinya? • Sebelum terminal gadang masih dioperasikan pendapatan yang saya peroleh tiap harinya sekitar Rp 500.000, tetapi setelah terminal dipindah pendapatan saya merosot menjadi sekitar Rp 200.000 itupun sudah paling banyak 2 Apakah dengan pendapatan yang saudara peroleh dapat mencukupi kebutuhan saudara dan keluarga? • Tidak cukup, karena untuk kebutuhan sehari-hari seperti makan dan tagihan bulanan seperti air, listrik dan kebutuhan tak terduga lainnya 3 Berapakah tanggungan keluarga saudara? Apabila tidak cukup apa yang akan saudara lakukan untuk mencukupi kebutuhan keluarga saudara? • Anak saya ada 2 dan masih sekolah semua 4 Selain pendapatan utama saudara apakah saudara mempunyai pendapatan yang lain? • Tidak, pendapatan saya hanya warung makan ini saja C 1 Pendidikan Dimanakah anak saudara sekolah? 2 Bagaimana dengan masalah akses menuju ke sekolah anak saudara? Apakah dengan dipindahnya terminal menjadi lebih lama dan sulit menjangkau tempat sekolah? 3 Untuk ongkos menuju ke sekolah apakah menjadi lebih mahal? D 1 Suasana Bagaimana suasana tempat tinggal saudara setelah terminal di pindah? Apakah saudara merasa lebih tenang dan nyaman? • Anak saya yang masih SD sekolah di SDN gadang sini, dan yang SMA sekolah di SMA 2 Malang • Setelah dipindahnya terminal tidak berpengaruh terhadap masalah akses menuju kesekolah anak saya • Untuk masalah ongkos masih tetap untuk angkutan kota tarifnya selama ini masih tetap yaitu Rp 2000 untuk anak sekolahan • Setelah terminal dipindah saya rasa lebih tenang dan nyaman, karena mobil-mobil angkutan umum tidak semuanya berhenti di gadang, meskipun masih banyak yang masih berhenti disini tapi tidak sebanyak dan tidak segaduh dulu waktu terminal masih dioperasikan 2 Untuk masalah keamanannya sendiri bagaimana? Bila dibandingkan selama terminal gadang masih beroperasi? E 1 Interaksi Sosial Bagaimanakah hubungan atau komunikasi saudara dengan tetangga sekitar? 2 Apakah saudara pernah terjadi konflik atau perkelahian dengan tetangga sekitar? 3 Apakah masyarakat disini mempunyai suatu wadah organisasi atau suatu perkumpulan? • Masalah keamanan saya rasa ya sama saja tidak ada pengaruhnya dengan keberadaan terminal • Komunikasi kami disini semuanya baik • Tidak pernah, kami semua disini rukun dan kompak • Iya, kami disini sering berkumpul dalam acara Pkk atau kegiatan keagamaan seperti tahlil, istigosah, dan diba’an Bapak Musani Pedagang Buah, tanggal 04 Mei 2011 Pukul 12.00 No A 1 Pertanyaan Mata Pencaharian Apa pekerjaan saudara sebelum menjadi pedagang? 2 Selain bekerja sebagai pedagang apakah saudara mempunyai pekerjaan sampingan Jawaban • Sebelum berdagang buah di sini dulu saya kerja di Jakarta jual sate • Tidak, jualan buah ini merupakan pekerjaan utama saya lain? Jika iya, apa pekerjaan yang saudara miliki saat ini? 3 Bagaimana pendapat saudara dengan pindahnya terminal gadang ke hamid rusdi, terkait dengan mata pencaharian dan pendapatan saudara? • Menurut saya perpindahan terminal ini keliru, karena pemerintah tidak mendisiplinkan para angkutan supaya pindah semua ke terminal baru makanya masih ruwet disini, terkait dengan pendapatan saya jelas berkurang yang dulunya saya bisa mendapatkan keuntungan Rp 1000.000 sekarang hanya Rp 500.000 perharinya, sekarang menjadi berkurang karena penumpangnya semrawut, dagangan saya jadi sepi pembeli B Pendapatan 1 Sebelum terjadinya perpindahan terminal, berapa pendapatan yang saudara peroleh tiap harinya ? 2 Setelah terjadinya perpindahan terminal, berapa pendapatan yang saudara peroleh tiap harinya? 3 Apakah dengan pendapatan yang saudara peroleh dapat mencukupi kebutuhan saudara • Sebelum terjadinya perpindahan terminal pendapatan yang saya peroleh sekitar Rp 1000.000 perharinya • Pendapatan yang saya peroleh sekarang hanya sekitar Rp 500.000 perharinya • Bisa, karena saya belum berkeluarga dan keluarga? 4 Berapakah tanggungan keluarga saudara? Apabila tidak cukup apa yang akan saudara lakukan untuk mencukupi kebutuhan keluarga saudara? 5 Selain sebagai pedagang apakah saudara mempunyai pendapatan yang lain? C 1 Interaksi Sosial Apakah dengan dipindahnya terminal menjadi lebih sulit mendapatkan pembeli? Bila di • Dua orang, setiap bulan saya member jatah uang ke ibu saya dan membantu biaya adik saya yang masih sekolah • Tidak, saya tidak mempunyai pendapatan lainnya • Iya, dagangan saya jadi sepi pembeli, karena mayoritas konsumen saya adalah penumpang bandingkan dengan masih di operasikannya terminal gadang 2 Bagaimana hubungan para pedagang dengan pedagang yang lain? Mengenai pembeli misalnya, apakah kalau ada pembeli saling berebut antara pedagang satu dengan pedagang yang lainnya? • Iya, kadang juga ada yang namanya persaingan, apalagi sekarang ini sepi pembeli 3 Dengan dipindahnya terminal, bagaimana hubungan atau komunikasi antara pedagang dengan pedagang yang lain? • Biasanya kita sesame pedagang juga sering bertukar pikiran mengenai pekerjaan kita, meskipun gak jarang kita sesama pedagang buah juga rebutan pembeli 4 Dengan dipindahnya terminal bagaimana • Kadang antara pedagang dengan pembeli juga ada cekcok karena masalah harga hubungan atau komunikasi antara pedagang dengan pembeli? 5 Apakah para pedagang disini diwadahi dalam • Tidak ada organisasi suatu organisasi? 6 Apakah pedagang disini pernah berkelahi dengan pedagang yang lain karena masalah rebutan pembeli? • Kadang kita sesama pedagang sering terlibat adu mulut dengan pedagang buah yang lain karena rebutan pembeli, tapi tidak pernah sampai berkelahi Ibu Diah pedagang buah dan konter hp, tanggal 10 Mei 2011 No Pertanyaan A Mata Pencaharian 1 Apa pekerjaan saudara sebelum menjadi pedagang? Jawaban • Saya dulu pertama dagang di terminal gadang ini saya memulai dengan berdagang buah, sampai sekarang saya meluaskan usaha saya dengan membuka kounter 2 Selain bekerja sebagai pedagang apakah saudara mempunyai pekerjaan sampingan lain? Jika iya, apa pekerjaan yang saudara • Tidak, pekerjaan utama saya membuka konter dengan jualan buah ini saja miliki saat ini? 3 Bagaimana pendapat saudara dengan pindahnya terminal gadang ke hamid rusdi, terkait dengan mata pencaharian dan pendapatan saudara? B 1 • Menurut saya tambah ramai karena terminal baru tidak di tempati sampai sekarang, penumpang masih banyak yang turun di terminal lama Pendapatan Sebelum terjadinya perpindahan terminal, 2 • Sbelum perpindahan terminal pendapatan berapa pendapatan yang saudara peroleh tiap yang saya peroleh tiap harinya ? harinya sekitar Rp 400.000 Setelah terjadinya perpindahan terminal, berapa • Pendapatan yang saya peroleh menjadi tambah pendapatan yang saudara peroleh tiap harinya? naik, yang dulunya sekitar Rp 400.000 sekarang naik sekitar Rp 500.000 perharinya 3 Apakah dengan pendapatan yang saudara • Cukup peroleh dapat mencukupi kebutuhan saudara dan keluarga? 4 Berapakah tanggungan keluarga saudara? Apabila tidak cukup apa yang akan saudara • Tanggungan keluarga saya ada 2 dan masih kecil-kecil lakukan untuk mencukupi kebutuhan keluarga saudara? 5 Selain sebagai pedagang apakah saudara mempunyai pendapatan yang lain? • Tidak, saya tidak mempunyai pendapatan yang lain C 1 Interaksi Sosial Apakah dengan dipindahnya terminal menjadi lebih sulit mendapatkan pembeli? Bila di bandingkan dengan masih di operasikannya terminal gadang 2 Bagaimana hubungan para pedagang dengan pedagang yang lain? Mengenai pembeli • Tidak, menurut saya sama saja ketika terminal gadang masih berfungsi, bahkan menurut saya jadi lebih ramai • Tidak, kami sesama pedagang tidak pernah berebut pembeli misalnya, apakah kalau ada pembeli saling berebut antara pedagang satu dengan pedagang yang lainnya? 3 Dengan dipindahnya terminal, bagaimana hubungan atau komunikasi antara pedagang dengan pedagang yang lain? 4 Dengan dipindahnya terminal bagaimana hubungan atau komunikasi antara pedagang • Kita sesama pedagang kompak dan saling bertukar pendapat/pikiran tentang pekerjaan kami dan komunikasi antara sesame pedagang menjadi lebih baik, yang dulunya kita jarang berkomunikasi sekarang menjadi lebih sering berkomunikasi • Komunikasi antara pedagang dengan pembeli cukup baik dengan pembeli? 5 Apakah para pedagang disini diwadahi dalam suatu organisasi? 6 Apakah pedagang disini pernah berkelahi dengan pedagang yang lain karena masalah rebutan pembeli? • Iya, kita disini ada suatu organisasi jadi setiap minggunya kita ada pemungutan untuk keamanan dan lain sebagainya • Tidak, kita disini saling kompak antara satu sama lain Ibu Hj. Halimah (46th) pedagang makanan dan minuman di dalam terminal, tanggal 10 Mei 2011 No Pertanyaan A Mata Pencaharian 1 Apa pekerjaan saudara sebelum menjadi pedagang? 2 Jawaban • Dulu sebelum berdagang di terminal ini saya berdagang bawang merah di pasar induk Selain bekerja sebagai pedagang apakah • Tidak, pekerjaan utama saya hanya berjualan di saudara mempunyai pekerjaan sampingan lain? terminal ini Jika iya, apa pekerjaan yang saudara miliki saat ini? 3 Bagaimana pendapat saudara dengan pindahnya • Dulu sangat ramai sekali dagangan saya, terminal gadang ke hamid rusdi, terkait dengan tetapi setelah terminal mata pencaharian dan pendapatan saudara? dipindah jadi sangat sepi, yang dulunya pendapatan yang saya peroleh bisa 1 hari 1 malam bisa sampai 1 juta sekarang merosot drastis hanya sekitar Rp 300.000 saja pendapatan yang saya peroleh B 1 Pendapatan Sebelum terjadinya perpindahan terminal, 2 3 • Sbelum perpindahan terminal pendapatan berapa pendapatan yang saudara peroleh tiap yang saya peroleh 1 harinya ? hari 1 malam itu bisa mencapai 1 juta, bahkan kalau lagi beruntung bisan 1 juta lebih Setelah terjadinya perpindahan terminal, berapa • Sekarang hanya berkisar antara Rp pendapatan yang saudara peroleh tiap harinya? 300.000 saja perharinya Apakah dengan pendapatan yang saudara • Ya… kalau dikatakan cukup ya cukup kalau peroleh dapat mencukupi kebutuhan saudara tidak ya tidak, tapi lebih dan keluarga? banyak tidak cukupnya sebenarnya 4 Berapakah tanggungan keluarga saudara? Apabila tidak cukup apa yang akan saudara lakukan untuk mencukupi kebutuhan keluarga saudara? 5 Selain sebagai pedagang apakah saudara mempunyai pendapatan yang lain? C 1 Interaksi Sosial Apakah dengan dipindahnya terminal menjadi lebih sulit mendapatkan pembeli? Bila di bandingkan dengan masih di operasikannya terminal gadang 2 Bagaimana hubungan para pedagang dengan pedagang yang lain? Mengenai pembeli • Anak saya ada 3 dan yang 2 sudah bekerja, tanggungan saya hanya tinggal 1 dia masih mondok di sebuah pesantren • Tidak, saya tidak mempunyai pendapatan yang lain • Ya iya jelas lebih sulit karena sekarang ini penumpang sudah tidak lagi turun di dalam terminal, sekarang jadi berantakan keberadaan penumpang • Tidak, kami sesama pedagang tidak pernah berebut pembeli misalnya, apakah kalau ada pembeli saling berebut antara pedagang satu dengan pedagang yang lainnya? 3 Dengan dipindahnya terminal, bagaimana hubungan atau komunikasi antara pedagang • Kita sesama pedagang kompak, saling bertukar pendapat dengan pedagang yang lain? 4 Dengan dipindahnya terminal bagaimana hubungan atau komunikasi antara pedagang • Komunikasi antara pedagang dengan pembeli cukup baik dengan pembeli? 5 Apakah para pedagang disini diwadahi dalam suatu organisasi? 6 Apakah pedagang disini pernah berkelahi • Iya, kita disini ada suatu organisasi jadi setiap minggunya kita ada pemungutan untuk keamanan dan lain sebagainya • Tidak, kita disini saling kompak antara satu dengan pedagang yang lain karena masalah sama lain rebutan pembeli? Bapak Khoirul Anam Sopir GL, tanggal 07 Mei 2011 Pukul 10.30 Pertanyaan No A Mata Pencaharian 1 Apa pekerjaan saudara sebelum menjadi sopir? 2 Selain bekerja sebagai sopir apakah saudara mempunyai pekerjaan sampingan lain? Jika Jawaban • Sebelum menjadi sopir saya dulu berjualan buah • Selain sopir, saya juga sebagai makelar iya, apa pekerjaan yang saudara miliki saat ini? 3 Bagaimana pendapat saudara dengan pindahnya terminal gadang ke hamid rusdi, terkait dengan mata pencaharian dan pendapatan saudara? B 1 • Masalah angkutan dan penumpang jadi berkurang, penumpang jadi kececeran dan kondisi lalu lintasnyapun jadi semakin semrawut Pendapatan Sebelum terjadinya perpindahan terminal, berapa pendapatan yang saudara peroleh tiap • Sekitar Rp 75.000 perharinya harinya? 2 Setelah terjadinya perpindahan terminal, berapa pendapatan yang saudara peroleh tiap • Sekitar Rp 30.00035.000 perharinya harinya? 3 Apakah dengan pendapatan yang saudara peroleh dapat mencukupi kebutuhan saudara dan keluarga? • Tidak cukup, karena untuk makan saja sudah pas-pasan, belum lagi untuk kebutuhan yang lainnya seperti bayar listrik dan uang saku anak saya sekolah 4 Berapakah tanggungan keluarga saudara? Apabila tidak cukup apa yang akan saudara lakukan untuk mencukupi kebutuhan keluarga saudara? 5 Selain sebagai pedagang apakah saudara mempunyai pendapatan yang lain? C 1 Interaksi Sosial Apakah dengan dipindahnya terminal menjadi lebih sulit mendapatkan penumpang? Bila di bandingkan dengan masih di operasikannya terminal gadang 2 Bagaimana hubungan para sopir dengan sopir yang lain? Mengenai penumpang misalnya, apakah kalau ada penumpang saling berebut • Tanggungan keluarga saya ada 4, karena dengan bekerja sebagai sopir tidak dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari makanya saya bekerja sebagai makelar juga untuk menambah pendapatan saya • Iya, pendapatan yang lain dari pekerjaan sampingan saya yang lain yaitu sebagai makelar • Iya jadi lebih sulit, karena penumpang turunnya tidak semuanya di terminal sekarang jadi semrawut • Sering terjadi perebutan penumpang dan percekcokanpun juga sering terjadi antara sopir satu dengan sopir yang lainnya? 3 Dengan dipindahnya terminal, bagaimana hubungan atau komunikasi antara sopir dengan sopir yang lain? 4 Dengan dipindahnya terminal bagaimana hubungan atau komunikasi antara sopir dengan makelar? 5 Dengan dipindahnya terminal bagaimana hubungan atau komunikasi antara sopir dengan • Kadang kita juga kompak, saling bertukar pendapat, tapi tidak jarang kita juga terlibat persaingan dan percekcokan • Hubungan kami baik, saling bekerjasama dalam mendapatkan penumpang • Hubungan antara sopir dengan penumpang baik penumpang? 6 Apakah para pedagang disini diwadahi dalam • Iya kita sesama sopir disini di wadahi dalam suatu organisasi? 7 Apakah sopir disini pernah berkelahi dengan sopir yang lain karena masalah rebutan penumpang? suatu organisasi yang namanya KTK(Kartu tanda kota) • Sering terjadi berebut penumpang, tapi tidak pernah ada yang sampai berkelahi Bapak Eko Sopir jurusan Gadang-Blitar, tanggal 04 Mei 2011 pukul 12.00 No Pertanyaan A Mata Pencaharian 1 Apa pekerjaan saudara sebelum menjadi sopir? 2 Selain bekerja sebagai sopir apakah saudara mempunyai pekerjaan sampingan lain? Jika Jawaban • Srabutan • Tidak ada, pekerjaan utama saya hanya sebagai sopir iya, apa pekerjaan yang saudara miliki saat ini? 3 Bagaimana pendapat saudara dengan pindahnya terminal gadang ke hamid rusdi, terkait dengan mata pencaharian dan pendapatan saudara? B 1 Pendapatan Sebelum terjadinya perpindahan terminal, berapa pendapatan yang saudara peroleh tiap • Menurut saya tambah sepi penumpang, karena semua penumpang yangndulunya berkumpul naik serta turunnya di terminal gadang sekarang tidak, sekarang jadi kececeran • Pendapatan yang saya peroleh sekitar Rp 30.000-Rp45.000 harinya? 2 Setelah terjadinya perpindahan terminal, berapa pendapatan yang saudara peroleh tiap • Sekitar Rp 20.000Rp25.000 harinya? 3 Apakah dengan pendapatan yang saudara peroleh dapat mencukupi kebutuhan saudara dan keluarga? • Kadang cukup dan kadang juga tidak cukup, jadi tidak mesti 4 Berapakah tanggungan keluarga saudara? Apabila tidak cukup apa yang akan saudara • Tanggungan saya ada empat, 1 istri 3 anak lakukan untuk mencukupi kebutuhan keluarga saudara? 5 Selain sebagai sopir apakah saudara mempunyai pendapatan yang lain? C 1 Interaksi Sosial Apakah dengan dipindahnya terminal menjadi lebih sulit mendapatkan penumpang? Bila di bandingkan dengan masih di operasikannya terminal gadang 2 Bagaimana hubungan para sopir dengan sopir yang lain? Mengenai penumpang misalnya, apakah kalau ada penumpang saling berebut • Tidak, pendapatan utama saya hanya sopir • Iya karena keberadaan penumpang sekarang kececeran, ada yang di terminal baru dan ada juga yang masih di terminal gadang sini • Kalau berebut ya pernah tapi jarang terjadi karena kan sudah ada urutannya kapan narik antara sopir satu dengan sopir yang lainnya? 3 Dengan dipindahnya terminal, bagaimana hubungan atau komunikasi antara sopir dengan sopir yang lain? 4 Dengan dipindahnya terminal bagaimana hubungan atau komunikasi antara sopir dengan makelar? 5 Dengan dipindahnya terminal bagaimana hubungan atau komunikasi antara sopir dengan • Kita menjadi semakin kompak, sering bertukar pendapat mengenai pekerjaan kita • Antara sopir dengan makelar hubungannya cukup baik, sekarang inikan penumpang makin sedikit jadi antara sopir dengan makelar saling bekerjasama untuk mendapatkan penumpang, jadi kita kompak antara sopir dengan penumpang • Hubungannya baik, penumpang? 6 Apakah para sopir disini diwadahi dalam suatu organisasi? 7 Apakah sopir disini pernah berkelahi dengan sopir yang lain karena masalah rebutan penumpang? • Tidak, kalau angkutan daerah seperti ini jarang ada organisasinya • Tidak pernah sampai terjadi perkelahian, kalau Cuma pertengkaran antar mulut itu juga pernah terjadi, tapi tidak pernah sampai berkelahi Ibu Lia, berprofesi sebagai pedagang (wawancara pada tanggal 04 Mei 2011) No Pertanyaan A Mata Pencaharian 1 Apa pekerjaan saudara sebelum menjadi Jawaban • Pedagang buah pedagang? 2 Selain bekerja sebagai pedagang apakah saudara mempunyai pekerjaan sampingan lain? • Tidak ada, pekerjaan utama saya hanya sebagai pedagang Jika iya, apa pekerjaan yang saudara miliki saat ini? 3 Bagaimana pendapat saudara dengan pindahnya terminal gadang ke hamid rusdi, terkait dengan mata pencaharian dan • Menurut saya tambah sepi pembeli, pendapatan jadi menurun pendapatan saudara? B 1 Pendapatan Sebelum terjadinya perpindahan terminal, berapa pendapatan yang saudara peroleh tiap harinya? 2 Setelah terjadinya perpindahan terminal, berapa pendapatan yang saudara peroleh tiap • Pendapatan saya perharinya sekitar 1.000.000 an lah kirakira perharinya • Sekitar Rp 200.000 perharinya harinya? 3 Apakah dengan pendapatan yang saudara • Pendapatan yang saya peroleh ya peroleh dapat mencukupi kebutuhan saudara dan keluarga? 4 Berapakah tanggungan keluarga saudara? Apabila tidak cukup apa yang akan saudara lakukan untuk mencukupi kebutuhan keluarga Alhamdulillah dapat mencukupi kebutuhan saya dengan keluarga, karena masalah ekonomi juga ditunjang dari pendapatan suami saya, suami saya mempunyai beberapa angkutan umum dan sebagian di jalankan oleh orang lain, dan kami mendapatkan setoran dari para sopir yang menyewa angkutan kami • Tanggungan saya ada 2 anak yang pertama masih SMA dan yang kedua masih SMP saudara? 5 Selain sebagai pedagang apakah saudara mempunyai pendapatan yang lain? C 1 Interaksi Sosial Apakah dengan dipindahnya terminal menjadi lebih sulit mendapatkan pembeli? Bila di bandingkan dengan masih di operasikannya terminal gadang 2 Bagaimana hubungan para pedagang dengan pedagang yang lain? Mengenai pembeli misalnya, apakah kalau ada pembeli saling berebut antara pedagang satu dengan pedagang • Tidak, pendapatan utama saya hanya berdagang • Iya sekarang menjadi lebih sulit mendapatkan pembeli, karena sebagian pembeli adalah para penumpang tetapi penumpang sekarang sebagian ada yang turun di terminal hamid rusdi jadi terminal gadang menjadi sedikit lebih sepi dibandingkan dengan dulu • Berebut pembeli sih tidak pernah ya mbak tapi kalau timbul perasaan jengkel gitu ya sering terjadi yang lainnya? 3 Dengan dipindahnya terminal, bagaimana hubungan atau komunikasi antara pedagang dengan pedagang yang lain? 4 Dengan dipindahnya terminal bagaimana hubungan atau komunikasi antara pedagang dengan pembeli? 5 Apakah para pedagang disini diwadahi dalam suatu organisasi? 6 Apakah pedagang disini pernah berkelahi dengan pedagang yang lain karena masalah rebutan pembeli? • Hubungan kami sekarang lebih kompak ya mbak.. kita jadi sering bertukar pikiran tentang masalah pekerjaan kami, sharinglah gitu istilahnya • Antara pedagang dengan pembeli ya hubungan kami baik sih mbak… gak pernah ada masalah • Tidak mabak… kami tidak ada organisasinya • Tidak pernah sampai berkelahi, kalau percekcokan biasa sih ya sudah sering terjadi Sumber : UPTD Terminal Gadang Layout Eksisting Terminal Gadang 1 Ruang Parkir Petugas Terminal Ruang Parkir Angdes & ADK Jl. Kolonel Sugiono 2 3 Ruang Tunggu 4 Pasar Induk Gadang Ruang Tunggu Ruang Parkir Kendaraan Pribadi Ruang Parkir Angdes Ruang Parkir AKDP Toko Toko Ruang Parkir Sepeda Motor Ruko Jl. Kol. Sugiono Jl. Sansuit Tubun Pabrik Legenda : 1 Kantor UPTD Terminal Gadang 2 Pos Siar 3 Pos TPR 4 Pos Informasi U Toilet & Musholla Kios/Toko & Warung Taman Skala 0 0,5 1 : 1.000 1 2 T B S Sumber : UPTD Terminal Gadang Sumber:hasil rencana 2009 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM) FAKULTAS ILMU SOSIAL Jl. Semarang 5 Malang, Telp. (0341) 551-312, Pes. 376 Telp/fax. (0341) 585-966 E-mail: [email protected]. Website: http://www.um.ac.id The Learning University FORMAT KONSULTASI PEMBIMBINGAN SKRIPSI JURUSAN HKn, FIS UNIVERSITAS NEGERI MALANG SEMESTER VIII 2010/2011 1. 2. NAMA JUDUL SKRIPSI : Novi Setyowati/ 107811410279 : Dampak Perpindahan Terminal Gadang Ke Terminal Hamid Rusdi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat 3. DOSEN PEMBIMBING : Drs. Nur Wahyu Rochmadi, M.Pd, M.Si (Pembimbing I) Aspek yang Penilaian/ko Paraf dosen No. Dikonsultasikan mentar Tanggal pembimbing (BAB/SUB BAB) pembimbing 1 Proposal Revisi 30 Januari 2011 2 Proposal Revisi 10 Februari 2011 3 Proposal Revisi 21 Februari 2011 4 Proposal Revisi 18 Maret 2011 5 Proposal ACC 1 April 2011 6 Bab III Revisi 11 April 2011 7 Bab III Revisi 18 April 2011 8 Bab III Revisi 28 April 2011 9 Bab III Revisi 10 Mei 2011 10 Bab III ACC 14 Juni 2011 11 Bab IV,V Revisi 21 Juni 2011 12 Bab IV,V Revisi 4 Juli 2011 13 Bab IV,V Revisi 12 Juli 2011 14 Bab III,IV,V dan ACC 14 Juli 2011 Abstrak Malang, 2 Mei 2011 Mengetahui Ketua Jurusan HKn Drs. Kt. Diara Astawa, SH, M.Si NIP. 195405 22 1982 031337 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM) FAKULTAS ILMU SOSIAL Jl. Semarang 5 Malang, Telp. (0341) 551-312, Pes. 376 Telp/fax. (0341) 585-966 E-mail: [email protected]. Website: http://www.um.ac.id The Learning University FORMAT KONSULTASI PEMBIMBINGAN SKRIPSI JURUSAN HKn, FIS UNIVERSITAS NEGERI MALANG SEMESTER VIII 2010/2011 1. 2. 3. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 NAMA JUDUL SKRIPSI : Novi Setyowati/ 107811410279 : Dampak Perpindahan Terminal Gadang Ke Terminal Hamid Rusdi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat DOSEN PEMBIMBING : Nurruddin Hadi,S.H.,M.Hum (Pembimbing II) Aspek yang Dikonsultasikan (BAB/SUB BAB) Proposal Proposal Proposal Proposal Bab III Bab III Bab IV,V Bab IV,V Bab IV,V, Abstrak dan pelengkap Penilaian/komen tar pembimbing Revisi Revisi Revisi ACC Revisi ACC Revisi Revisi ACC Tanggal Paraf dosen pembimbing 30 Januari 2011 16 Februari 2011 23 Februari 2011 18 Maret 2011 28 April 2011 10 Mei 2011 14 Juni 2011 12 Juli 2011 14 Juli 2011 Malang, 2 Mei 2011 Mengetahui Ketua Jurusan HKn Drs. Kt. Diara Astawa, SH, M.Si NIP. 195405 22 1982 031337 RIWAYAT HIDUP Novi Setyowati dilahirkan di Malang tepatnya di Desa Sukoanyar Kecamatan Wajak Kabupaten Malang pada tanggal 08 April 1988, anak kedua dari dua bersaudara, pasangan dari Bapak Slamet Mulyadi dan Ibu Ngatiyem. Masa pendidikan ditempuh di Malang. Mengawali pendidikannya di Taman Kanak-kanak PGRI dan tamat pada tahun 1995. Pada tahun yang sama melanjutkan ke SDN Sukoanyar 03 dan tamat pada tahun 2001. Pendidikan selanjutnya dijalani di MTS ALHidayah Wajak dan tamat pada tahun 2004, semasa SMP penulis mengikuti ekstrakulikuler Pramuka dan pernah menjadi anggota OSIS. Kemudian melanjutkan pendidikan ke SMA Widya Dharma Turen dan tamat tahun 2007. Semasa di SMA aktif dalam ekstrakulikuler PMR. Pendidikan berikutnya penulis tempuh di Universitas Negeri Malang melalui jalur SNMPTN pada jurusan hukum dan kewarganegaraan. Selama menempuh pendidikan di UM, penulis pernah mengikuti Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMPN 04 Kepanjen dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Turirejo Kecamatan Lawang Kabupaten Malang.