BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan

advertisement
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian tentang implemantasi
integrasi sosial dalam pengembangan budaya kewarganegaraan di kelurahan
Gadang kota Banjarmasin adalah pendekatan penelitian kualitatif, yaitu suatu
pendekatan yang tidak menggunakan upaya kuantifikasi atau perhitunganperhitungan
statistik,
melainkan
lebih
menekankan
kepada
kajian
interpretative.
Suatu pendekatan mengandung kriteria pemilihan yang digunakan
dalam menentukan masalah-masalah atau pertanyaan-pertanyaan dan data
penelitian.
Menurut Creswell (1998:46) mendefinisikan penelitian kualitatif
sebagai berikut.
Qualitative research is an inquiry process of understanding based on
distinct methodological traditions of inquiry that explore a social or
human problem. The researcher builds a complex, holistic picture,
analyses words, reports detailed views of informants, and conducts the
study in a natural setting.
Pendapat di atas dapat dijelaskan penelitian kualitatif adalah proses
penelitian untuk memahami berdasarkan trasidi metodologi penelitian tertentu
dengan cara menyelidiki masalah sosial atau manusia. Peneliti membuat
79
80
gambaran kompleks bersifat holistik, menganalisa kata-kata, melaporkan
pandangan-pandangan para informan secara rinci, dan melakukan penelitian
dalam situasi yang alamiah.
Karakteristik pokok yang menjadi perhatian dalam penelitian
kualitatif adalah kepedulian terhadap ”makna”. Dalam hal ini penelitian
naturalistik tidak peduli terhadap persamaan dari obyek penelitian melainkan
sebaliknya mengungkap tentang pandangan tentang kehidupan dari orang
yang berbeda-beda. Pemikiran ini didasari pula oleh kenyataan bahwa makna
yang ada dalam setiap orang berbeda-beda. Oleh karena itu, tidak mungkin
untuk mengungkap kenyataan yang ada dalam diri orang yang unik itu
menggunakan alat lain kecuali manusia sebagai instrumen.
Pendekatan penelitian kualitatif disebut juga pendekatan naturalistik
karena situasi lapangan penelitian bersifat natural atau alamiah, apa adanya,
dan tidak dimanipulasi (Cresswell, 1998; Nasution, 1992:18). Menurut
Bogdan dan Biklen (1992:27), pengumpulan data dalam penelitian kualitatif
hendaknya dilakukan sendiri oleh peneliti dan mendatangi sumbernya secara
langsung.
Terkait dengan hal tersebut, Lincoln & Guba (1985:189)
menegaskan bahwa:
“We suggest that inquiry must be carried out in a natural
setting because phenomena of study, whatever they may be, take
their meaning as much from their context as they do from
themselves ... No phenomena can be understood out of
relationship to the time and context spawned, narored, and
supported it”.
81
Peneliti mencoba mengungkap implementasi integrasi sosial
dalam pengembangan budaya kewarganegaraan. Hal ini dapat diungkap
melalui penelitian pendekatan kualitatif sesuai dengan karakteristik kualitatif
yang dikemukakan oleh Bogdan & Biklen (1992:228); qualitative researchers
are concerned with process rather than simply with outcomes or product.
Penekanan kualitatif pada proses secara khusus memberi keuntungan dalam
penelitian di mana dapat memperoleh informasi berupa kejadian-kejadian
mengenai integrasi sosial dalam pengembangan budaya kewarganegaraan di
kelurahan Gadang kota Banjarmasin.
Dengan melakukan pendekatan penelitian kualitatif, peneliti dapat
leluasa mengetahui sejauh mana tentang implementasi integrasi sosial dalam
pengembangan
budaya
kewarganegaraan.
Selain
itu
peneliti
ingin
mengungkap perilaku persons, pengetahuan, gagasan dan pikirannya, sebab
penelitian kualitatif pada hakekatnya juga merupakan pengamatan kepada
orang-orang tertentu dalam lingkungannya, berinteraksi dengan mereka dan
berusaha memahami bahasa mereka serta menafsirkannya sesuai dengan
dunianya (Nasution, 1992:5; Bogdan & Biklen, 1992:49; dan Lincoln &
Guba, 1985:3).
Alasan menggunakan metode kualitatif karena konsep nilai bersifat
abstrak. Nilai merupakan sesuatu yang dibangun dan berada di dalam pikiran
atau budi, tidak dapat diraba dan dilihat secara langsung dengan panca indera.
Nilai hanya dapat disimpulkan dan ditafsirkan dari ucapan, perbuatan dan
82
materi yang dibuat manusia. Ucapan, perbuatan dan materi sendiri adalah
manifestasi dari nilai.
Oleh karena itu, untuk memahami tentang nilai tersebut perlu
pemahaman dan analisis lebih mendalam tentang apa yang diucapkan,
perbuatan dan materi yang dibuat manusia. Dalam penelitian ini perlu
dilakukan wawancara mendalam (in-depth interview) kepada sejumlah
masyarakat sehingga dapat dipahami seperti apa nilai-nilai yang dapat
mengintegrasikan masyarakat di kelurahan Gadang kota Banjarmasin.
Beberapa
literatur
menyebutkan
ciri-ciri
penelitian
kualitatif/naturalistik, antara lain, sumber data adalah situasi wajar (natural
setting), peneliti sebagai instrumen utama pengumpul data penelitian (key,
instrument), sangat deskriptif, mementingkan proses, mengutamakan data
langsung (first hand), triangulasi data (data dari satu sumber harus dicek
kebenarannya dengan cara memperoleh data yang sama dari sumber lain),
mementingkan perspektif emik (pandangan informan) audit-trail (apakah
laporan penelitian sesuai data yang terkumpul), partisipasi tanpa mengganggu
(passive participation), analisis dilakukan sejak awal dan selama melakukan
penelitian, dan desain penelitian muncul selama proses penelitian.
83
B. Metode penelitian
Di samping menekankan pada faktor peneliti sebagai alat penelitian
utama, penelitian inipun memperhatikan pula metode yang digunakan agar
hasilnya sesuai dengan yang diharapkan. Burgess (Nasution, 1992: 17)
mengemukakan bahwa metode penelitian kualitatif sebenarnya meliputi
sejumlah metode penelitian, antara lain kerja lapangan, penelitian lapangan,
studi kasus, ethografi, prosedur interpretative dan lain-lain.
Hal di atas sedana dengan apa yang dikemukakan oleh Arikunto
(2002:120), yang menyatakan bahwa :
Penelitian kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif
terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala
tertentu. Ditinjau dari lingkup wilayahnya, maka penelitian kasus hanya
meliputi daerah atau subjek yang sangat sempit. Tetapi ditinjau dari sifat
penelitian, penelitian kasus lebih mendalam dan membicarakan
kemungkinan untuk memecahkan masalah yang aktual dengan
mengumpulkan data, menyusun dan mengaplikasikannya dan
menginterpretasikannya.
Sebagai suatu metode kualitatif, studi kasus mempunyai beberapa
keuntungan. Lincoln dan Guba (Mulyana, 2002:201) mengemukakan bahwa
keistimewaan studi kasus meliputi hal-hal berikut :
1. Studi kasus merupakan sarana utama bagi penelitian emik, yakni
menyajikan pandangan subjek yang diteliti.
2. Studi kasus menyajikan uraian menyeluruh yang mirip dengan apa
yang dialami pembaca dalam kehidupan sehari-hari.
3. Studi kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukkan hubungan
antara peneliti dan informan.
4. Studi kasus memungkinkan pembaca untuk menemukan konsistensi
internal yang tidak hanya merupakan konsistensi gaya dan
konsistensi faktual tetapi juaga keterpercayaan (trustworthiness).
84
5. Studi kasus memberikan “uraian tebal” yang diperlukan bagi
penilaian atau transferabilitas.
6. Studi kasus terbuka bagi penilaian atas konteks yang turut berperan
bagi pemaknaan atas fenomerna dalam konteks tersebut.
Dari pendapat di atas digambarkan bahwa metode studi kasus lebih
menitik beratkan pada suatu kasus, adapun kasus yang dimaksud dalam
penelitian ini implemtasi integrasi sosial dalam pengembangan budaya
kewarganegaraan di kelurahan Gadang kota Banjarmasin. Kasus tersebut
dibatasi dalam suatu ruang lingkup masyarakat pendatang dan masyarakat asli
di kelurahan Gadang kota Banjarmasin. Penggunaan pendekatan kualitatif
dengan metode studi kasus diharapkan mampu mengungkap aspek-aspek yang
diteliti.
Penggunaan pendekatan penelitian kualitatif dengan studi kasus dalam
penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi yang obyektif dan
mendalam tentang fokus penelitian. Pendekatan studi kasus dipilih karena
permasalahan yang dijadikan fokus penelitian ini hanya terjadi di tempat
tertentu. (masyarakat etnis pendatang dan masyarakat asli kelurahan Gadang
kota Banjarmasin). Dalam pelaksanaannya, peneliti lebih banyak menggunakan
pendekatan antar personal di dalam penelitian ini, artinya selama proses
penelitian peneliti lebih banyak mengadakan kontak atau berhubungan dengan
orang-orang di lingkungan lokasi penelitian. Dengan demikian diharapkan
peneliti dapat lebih leluasa mencari informasi dan mendapatkan data yang lebih
terperinci tentang berbagai hal yang diperlukan untuk kepentingan penelitian.
85
Selain juga berusaha mendapatkan pandangan dari orang diluar sistem dari
subjek penelitian, atau dari pengamat, untuk menjaga obyektifitas hasil
penelitian.
C. Subjek Penelitian dan Sumber Data
1. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini, teknik penentuan subjek penelitian dimaksudkan
agar peneliti dapat sebanyak mungkin memperoleh informasi dengan segala
kompleksitas yang berkaitan dengan
implementasi integrasi sosial dalam
pengembangan budaya kewarganegaraan. Meskipun demikian, pemilihan
subjek penelitian tidak dimaksudkan untuk mencari persamaan yang
mengarah pada pengembangan generalisasi, melainkan untuk mencari
informasi secara rinci yang sifatnya spesifik yang memberikan citra khas dan
unik.
Terdapat beberapa kriteria yang digunakan dalam penetapan subjek
penelitian, yakni latar (setting), para pelaku (actors), peristiwa-peristiwa
(events), dan proses (process) (Miles dan Huberman, 1992:56) Kriteria
pertama
adalah
latar,
yang
dimaksud
adalah
situasi
dan
tempat
berlangsungnya proses pengumpulan data, yakni di dalam masyarakat,
wawancara di rumah, wawancara di kantor, wawancara formal dan informal,
berkomunikasi resmi, dan berkomunikasi tidak resmi. Kriteria kedua, pelaku,
yang dimaksud adalah pakar yang berlatar keilmuan terkait dengan dimensi
86
integrasi sosial dan budaya kewarganegaraan.. Kriteria ketiga adalah
peristiwa, yang dimaksud adalah pandangan, pendapat dan penilaian tentang
integrasi sosial dalam pengembangan budaya kewarganegaraan di dalam
masyarakat. Kriteria keempat adalah proses, yang dimaksud wawancara
peneliti dengan
subjek penelitian
berkenaan
dengan
pendapat
dan
pandangannya terhadap fokus masalah dalam penelitian ini.
Subjek penelitian yang menjadi sumber data dalam penelitian ini
dapat dikategorikan sebagai berikut: Pertama, sumber informan utama,
semua individu yang menjadi bagian yang diteliti. Kedua, sumber bahan
cetak, meliputi buku teks, dokumen negara, makalah, kliping surat kabar,
majalah ilmiah, jurnal, situs internet, dan lain-lain yang terkait tentang nilai
integrasi sosial dalam pengembangan budaya kewarganegaraan. Ketiga,
sumber informan pendukung, dipilih secara purposive dari berbagai
kalangan berdasarkan kepakaran yang terkait dengan bidang kajian dan
nantinya dihubungkan dengan hasil penelitian di lapangan kemudian ditarik
suatu kesimpulan. Sumber data ditentukan secara purposive sampling.
Sumber data pada tahap awal memasuki lapangan, dipilih orang yang
memiliki power (kekuasaan) dan otoritas pada obyek yang diteliti, sehingga
mampu membuka pintu penelitian ke mana saja peneliti melakukan
pengumpulan data. Peneliti mencari sumber data kepada tokoh masyarakat
untuk mengetahui nilai-nilai
integrasi sosial yang menjadi pedoman
masyarakat dalam berperilaku di kelurahan Gadang kota Banjarmasin
87
Sebagaimana dikemukakan oleh peneliti bahwa penelitian ini
menggunakan
purposive sehingga besarnya informan ditentukan oleh
adanya pertimbangan perolehan informasi. Penentuan informan dianggap
telah memadai apabila telah sampai pada titik jenuh seperti yang
dikemukakan oleh Nasution (1992:32-33) bahwa:
Untuk memperoleh informasi sampai dicapai taraf “redundancy”
ketentuan atau kejenuhan artinya bahwa dengan menggunakan
responden selanjutnya boleh dikatakan tidak lagi diperoleh tambahan
informasi baru yang dianggap berarti.
Dalam kaitan dengan hal tersebut di atas maka subjek dalam penelitian
ini adalah masyarakat pendatang dan masyarakat asli (dari berbagai etnik
seperti cina, madura, jawa).
2. Sumber Data
Informasi dalam bentuk lisan dan tulisan dalam penelitian kualitatif
berturut-turut menjadi data primer dan sekunder penelitian. Data primer yang
dikumpulkan mencakup persepsi dan pemahaman person serta deskripsi
lainnya yang berkaitan dengan fokus penelitian, sedangkan data sekunder
adalah data mengenai jumlah person dan kualifikasinya serta berkas kertas
kerja yang dapat mengungkapkan informasi, tentang implemtasi integrasi
sosial dalam pengembangan budaya kewarganegaraan di kelurahan Gadang
kota Banjarmasin.
88
Sesuai dengan bentuk-bentuk data yang dikumpulkan dalam penelitian
ini, maka sumber-sumber data penelitian ini meliputi manusia, benda, dan
peristiwa. Manusia dalam penelitian kualitatif merupakan sumber data,
berstatus sebagai informan mengenai fenomena atau masalah sesuai dengan
fokus penelitian. Benda merupakan bukti fisik yang berhubungan dengan
fokus
penelitian,
sedangkan
peristiwa
merupakan
informasi
yang
menunjukkan kondisi yang berhubungan langsung dengan implementasi
integrasi sosial dalam pengembangan budaya kewarganegaraan.
Masyarakat yang dijadikan sebagai informan penelitian adalah
masyarakat kota Banjarmasin yang khususnya masyarakat yang berada di
kelurahan Gadang kecamatan Banjarmasin Tengah, karena wilayah ini
merupakan salah satu kelurahan yang memiliki keunikan, letaknya yang ada
ditengah-tengah kota, di daerah ini mayoritas masyarakatnya adalah
masyarakat pendatang dan juga di daerah ini ada kehidupan masyarakat
pendatang yang tinggal dalam satu komunitas dengan masyarakat asli.
Untuk mengetahui tentang nilai-nilai integrasi sosial di masyarakat
diperoleh melalui sumber data dengan kriteria mewakili etnis dan agama yang
berbeda. Mengetahui pihak-pihak yang berperan menanamkan nilai-nilai yang
diperoleh melalui sumber data dengan kriteria informan yaitu orang yang
terlibat dalam proses sosialisasi. sementara untuk mengetahui mekanisme
penanaman nilai integrasi sosial diperoleh dari sumber data yang memiliki
wewenang dalam melaksanakan kegiatan tersebut.
89
D. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan hakekat penelitian kualitatif, peneliti merupakan
intrumen utama (key instrument) dalam pengumpulan data, karena itu peneliti
memiliki peranan yang fleksibel dan adaptif. Artinya peneliti dapat
menggunakan seluruh alat indera yang dimiliki untuk memahami fenomena
sesuai dengan fokus penelitian (Cresswell, 1998; Lincoln dan Guba, 1985:4;
Bogdan dan Biklen, 1992:28). Sehubungan dengan hal itu, maka dalam
penelitian
ini peneliti
sendiri
terjun
langsung
ke lapangan
untuk
mengumpulkan seluruh data sesuai dengan fokus penelitian.
Sesuai dengan peranan peneliti sebagai intrumen utama, maka teknik
pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut :
1. Wawancara
Lincoln dan Guba ( 1985:268), mengartikan bahwa wawancara adalah
suatu percakapan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang
perorangan, kejadian, kegiatan, perasaan, motivasi, kepedulian, di samping itu
dapat mengalami dunia pikiran dan perasaan informan.
Teknik pengumpulan data ini berdasarkan pada laporan tentang diri
sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan atau
keyakinan pribadi. Dengan langkah-langkah sebagaimana Lincoln dan Guba
(1985:269), kemukakan sebagai berikut : 1) menetapkan kepada siapa
wawancara ini dilakukan, 2) menyiapkan pokok-pokok masalah yang menjadi
bahan pembicaraan, 3) membuka alur wawancara dan melangsungkan alur
90
wawancara,
4)
mengkonfirmasikan
ikhtisar
hasil
wawancara
dan
mengakhirinya, 5) menuliskan hasil wawancara kedalam catatan lapangan, 6)
mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.
Wawancara dilakukan dengan bertemu secara langsung dengan
informan untuk mendapatkan informasi melalui tanya jawab. Informasi yang
diperoleh kemudian dikontruksikan untuk menemukan makna dari topik-topik
tertentu. Peneliti melakukan wawancara dengan sejumlah informan untuk
menggali informasi berkaitan dengan nilai-nilai integrasi sosial dalam
pengembangan budaya kewarganegaraan.
2. Observasi
Marshal
(Sugiyono,2009:310)
menyatakan
bahwa:
”through
observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to
those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan
makna dari perilaku tersebut. Dengan demikian dapat diambil manfaat
observasi sebagaimana menurut Patton (Nasution, 1992), manfaat observasi
adalah sebagai berikut :
a. Dengan observasi dilapangan peneliti lebih mampu memahami konteks
data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan
yang holistik atau menyeluruh.
b. Dengan observasi maka diperoleh pengalaman langsung, sehingga
memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak
91
dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif
membuka kemungkinan melakukan penemuan atau discovery.
c. Dengan observasi, peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak
diamati orang lain, khususnya orang yang berbeda dalam lingkungan itu,
karena telah dianggap ”biasa” dan karena itu tidak akan terungkapkan
dalam wawancara.
d. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak
akan terungkapnya oleh informan dalam wawancara karena
bersifat
sensitif atau ingin ditutupi karena merugikan nama lembaga.
e. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang diluar persepsi
informan, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang
lebih
komprehensif.
Kegiatan observasi (pengamatan) dilakukan untuk mengamati terlebih
dahulu situasi sosial masyarakat di kelurahan Gadang kota Banjarmasin. Dari
hasil observasi kemudian dipilih satu fokus yakni integrasi sosial masyarakat.
Kemudian dilakukan observasi terhadap kegiatan yang dilakukan masyarakat
baik pada saat di rumah maupun di luar rumah ( dalam lingkungan tempat
tinggal) sedang bergaul dengan masyarakat lainnya.
Melalui pengamatan di lapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan
data yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi dan merasakan
suasana situasi sosial yang diteliti.
92
3. Studi Dokumentasi
Dokumen dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya
catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), cerita, biografi, peraturan,
kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup,
sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni,
yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. Studi dokumentasi
merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara
dalam penelitian kualitatif.
Kegiatan dalam mencari dokumentasi adalah mencari data sekunder
melalui dokumen-dokumen yang sudah ada baik yang berbentuk tulisan
maupun karya monumental yang relevan dengan topik yang diteliti yakni
implemtasi integrasi sosial dalam pengembangan budaya kewarganegaraan di
kelurahan Gadang kota Banjarmasin. Dokumentasi juga dilakukan dengan
cara mengumpulkan gambar-gambar kegiatan masyarakat seperti pada saat
keagamaan, pada saat kegiatan kemasyarakatan.
4. Studi Literatur
Teknik studi literatur yang digunakan adalah mempelajari sejumlah
literatur yang berupa buku, jurnal, surat kabar dan sumber-sumber
kepustakaan lainnya guna mendapatkan informasi-informasi yang menjunjang
dan berhubungan dengan integrasi sosial dalam pengembangan budaya
kewarganegaraan.
93
E. Analisa Data penelitian
Proses analisa data ini dilakukan secara sistematis untuk mencari dan
menemukan serta menyusun transkip wawancara, catatan-catatan lapangan
(fielt notes), dan bahan-bahan lainnya yang telah dikumpulkan peneliti.
Dengan cara ini, diharapkan peneliti dapat meningkatkan pemahamannya
tentang data yang terkumpul dn memungkinkan menyajikan data tersebut
secara sistematis guna menginterprestasikan
dan menarik kesimpulan.
Analisis data adalah proses pencarian dan penyusunan secara sistematis
terhadap transkip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain yang
terkumpul untuk meningkatkan pemahaman tentang data serta menyajikan apa
yang telah ditemukan kepada orang lain (Bogdan dan Biklen, 1992:145).
Dalam penelitian kualitatif, analisa data yang digunakan adalah
analisis data induktif, menurut Patton (1990:390) mengemukakan ”Inductive
analysis means that the patterns, themes, and categories of analysis come
from the data; they emerge aut of the data rather than imposed on them prior
to data collection and analysis”. Artinya analisis induktif meliputi pola-pola,
tema-tema dan kategori-kategori analisis yang berasal dari data; pola, tema
dan kategori ini berasal dari data bukan ditentukan sebelum pengumpulan dan
analisis data. Dengan demikian, analisis data adalah tahapan pembahasan
terhadap data dan informasi yang telah terkumpul agar bermakna baik berupa
pola-pola, tema-tema maupun kategori.
94
Dalam penelitian ini analisis data meliputi pekerjaan yang berkaitan
dengan data tentang integrasi sosial dalam pengembangan budaya
kewarganegaraan.
Kegiatannya
antara
lain
adalah
menyusun
data,
memasukkannya kedalam unit-unit secara teratur, mencari pola-pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang harus dipelajari, dan memutuskan
apa yang dikemukakan kepada orang lain. Seluruh data yang tersedia dari
berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan
dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan
sebagainya. Data tersebut banyak sekali, namun setelah dibaca dan dipelajari
serta ditelaah, peneliti kemudian melakukan reduksi data yang dilakukan
dengan jalan membuat abstraksi. Sebagaimana dikemukakan Moleong
(2004:190), abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses
dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di
dalamnya.
Dalam hal ini Moleong (2004:190) memberikan arahan bahwa satuansatuan ini kemudian dikategorikan pada langkah berikutnya. Kategori-kategori
itu dilakukan membuat coding. Tahap akhir dari analisis data ini, peneliti
kemudian memasuki tahap penafsiran data dalam mengolah hasil sementara
menjadi substantif dengan menggunakan beberapa metode tertentu. Proses
analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan. Untuk mendeskripsikan dan
mengeksplanasi peristiwa berdasarkan data atau informasi yang terkumpul,
95
maka harus dilakukan kegiatan-kegiatan yang identik dan sekaligus sebagai
pengganti pengukuran dan pengolahan data yang lazim dilakukan dalam
tradisi penelitian kuantitatif. Miles dan Huberman (1992;16-18), menganalisis
data dengan langkah-langkah yang terdiri dari alur kegiatan yang terjadi
secara bersama, yaitu; reduksi data, penyajian dan dan penarikan kesimpulan.
Analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan terus
menerus. Masalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan
merupakan rangkain analisis yang saling susul menyusul.
.
Pengumpulan
data
Penyajian
data
Reduksi
data
Kesimpulan:
Penarikan/verifikasi
Bagan 3.1 Komponen-komponen Analisis Data
(Miles dan Huberman, 1992:20)
Bagan di atas dapat dijelaskan bahwa tiga jenis kegiatan utama
pengumpulan data (reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan)
merupakan proses siklus interaktif. Peneliti harus siap bergerak di antara
96
empat sumbu kumparan itu selama pengumpulan data, selanjutnya bergerak
bolak balik di antara kegiatan reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan.
1. Reduksi Data
Reduksi data (data reduction) diartikan sebagai proses pemilihan,
pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi
data ”kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Data yang
diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, sehingga memerlukan
pencatatan secara teliti dan rinci. Untuk itu perlu dirangkum dan dipilih halhal yang pokok dan penting. Reduksi data dilakukan dengan cara
mengelompokkan data sesuai dengan aspek-aspek permasalahan penelitian.
Dengan cara melakukan pengelompokan tersebut maka peneliti dapat dengan
menentukan unit-unit analisis data penelitiannya.
Peneliti
melakukan
penggabungan,
menggolongkan
dan
mengklasifikasikan, memilah-milah atau mengelompokkan data dari temuan
di lapangan. Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada masalah
integrasi sosial dalam pengembangan budaya kewarganegaraan di kelurahan
Gadang kota Banjrmasin. Dalam reduksi data ini peneliti memilah dan
menggolongkan hasil-hasil temuan di lapangan ke dalam kategori-kategori
seperti kondisi sosial masyarakat, faktor-faktor yang berperan dalam
menanamkan nilai-nilai integrasi sosial, nilai-nilai integrasi sosial masyarakat
serta mekanisme penanaman nilai-nilai integrasi sosial di masyarakat.
97
2. Penyajian Data
Setelah mereduksi data, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan
data dalam bentuk naratif. Melalui penyajian data tersebut, maka semua data
tersusun dalam pola hubungan sistematis yang disajikan dalam bentuk uraian
singkat, laporan tulisan yang dijelaskan dalam bentuk naratif.
3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Penarikan
kesimpulan
dan
verifikasi
dilakukan
berdasarkan
pemahaman terhadap data yang telah dikumpulkan. Sesuai dengan hakekat
penelitian kualitatif, penarikan kesimpulan ini dilakukan secara bertahap.
Pertama menarik kesimpulan sementara atau tentatif, namun seiring dengan
bertambahnya data maka harus dilakukan verifikasi data dengan cara
mempelajari kembali data yang telah ada. Kemudian, verifikasi data juga
dilakukan dengan cara meminta pertimbangan dari pihak-pihak lain yang ada
keterkaitannya dengan penelitian, yaitu dengan meminta pertimbangan dari
pihak-pihak yang terkait, atau dengan cara membandingkan data yang
diperoleh dari sumber tertentu dengan sumber-sumber lain. Akhirnya peneliti
menarik kesimpulan akhir untuk mengungkapkan temuan-temuan dalam
penelitian ini.
98
F. Keabsahan Temuan Penelitian
Secara umum, untuk memeriksa keabsahan data dalam penelitian
kualitatif (Lincoln & Guba, 1985:260), peneliti menggunakan kriteria truth
value, applicability, consistentency, dan netrality yang sering juga disebut
dengan
istilah-istilah
confirinbility.
Keempat
credibility,
kriteria
transferability,
ini
merupakan
dependability
atribut-atribut
dan
yang
membedakan penelitian kualitatif berturut-turut dengan validitas internal,
validitas eksternal, reliabilitas, dan objektivitas dalam tradisi atau paradigma
penelitian positivistik.
Selain itu peneliti juga melakukan triangulasi dengan melakukan
cross-check yang bertujuan untuk memeriksa keabsahan data dalam penelitian
ini, yaitu membandingkan data yang terkumpul dengan cara memeriksa
kesesuaian hasil analisis dengan kelengkapan data. Triangulasi merupakan
pengecekan kebenaran data yang dikumpulkan dari suatu sumber berdasarkan
kebenarannya dari sumber-sumber lain. Sesuai dengan konteks penelitian ini,
suatu data atau informasi penelitian, dicek kebenarannya dari sumber-sumber
lain yang juga terlibat dalam penelitian ini. Dalam uraian-uraian di bawah ini
dijelaskan lebih jauh tentang pengujian keabsahan temuan penelitian.
1. Credibility (derajat kepercayaan-validitas internal)
Kredibilitas dalam penelitian kualitatif ini identik dengan validitas
internal dalam tradisi penelitian positivistik. Untuk meningkatkan derajat
kepercayaan dalam penelitian ini dapat dicapai dengan cara-cara: (1) peneliti
99
cukup lama di lapangan; (2) triangulasi, yaitu pemeriksaan keabsahan data
dengan cara mengecek atau membandingkan data melalui pemanfaatan
sumber-sumber lain: (3) peer debriefing (pembicaraan dengan kolega,
termasuk pembicaraan dengan rekan-rekan kuliah yang tidak memiliki
kepentingan langsung dengan penelitian yang dilakukan peneliti; (4)
melakukan member-check.
2. Transferability (derajat keteralihan – validitas eksternal)
Suatu temuan penelitian naturalistik berpeluang untuk diterapkan pada
konteks lain apabila ada kesamaan karakteristik antara setting penelitian
dengan setting penerapan. Lincoln dan Guba (1985:316) menerangkan :
” The naturalist cannot specify the external validity of an inquiry, he
or she can provide only the thick description necessary to enable some
one interested in making a transfer to reach a conclusion about
whether transfer to reach a conclusion about whether transfer can be
contempaled as a possibility”.
Ini berarti bahwa dalam konteks transferability, dengan permasalahan
dalam kemampuan terapan adalah permasalahan bersama antara peneliti
dengan pemakai. Dalam hal ini, tugas peneliti adalah mendeskripsikan setting
utuh, menyeluruh, lengkap, mendalam dan rinci. Sementara tugas pemakai
adalah menerapkannya jika terdapat kesamaan antara setting penelitian
dengan setting penerapan.
Derajat keteralihan atau transferability ini identik dengan validitas
eksternal dalam tradisi penelitian kuantitatif. Transferability yang tinggi
dalam penelitian kualitatif dapat dicapai dengan menyajikan deskripsi yang
100
relatif banyak, karena ini tidak dapat menerapkan validitas eksternal dalam
arti yang tepat. Dalam hal ini, peneliti mencoba mendeskripsikan informasi
atau data penelitian secara luas yang mendalam tentang integrasi sosial dalam
pengembangan budaya kewarganegaraan.
3. Dependability ( derajat keterandalan)
Dependability (reliabilitas) temuan penelitian ini dapat diuji melalui
pengujian proses dan produk (Lincoln dan Guba, 1985:515). Pengujian
produk adalah pengujian data, temuan-temuan, interpretasi-interpretasi,
rekomendasi-rekomendasi dan pembuktian kebenarannya bahwa hal itu
didukung oleh data yang diperoleh langsung dari lapangan. Keterandalan
dalam penelitian ini identik dengan validitas internal dalam tradisi penelitian
kuantitatif. Dalam penelitian ini melakukan uji dependability dengan cara
menggunakan catatan-catatan tentang seluruh proses dan hasil penelitian.
4. Confirmability ( derajatan penegasan – objektivitas)
Lincoln dan Guba (1985:515) menyebutkan bahwa teknik utama
menentukan penegasan atau konfirmabilitas adalah melalui audit trial ( baik
proses maupun produk). Teknik yang lain yaitu triangulasi dan membuat
jurnal reperatif sendiri. Dengan audit trial, peneliti dapat mendeteksi catatancatatan di lapangan sehingga dapat ditelusuri kembali, peneliti juga dapat
melakukan triangulasi dengan dosen pembimbing sehingga diperoleh
penafsiran yang akurat.
101
Pada hakekatnya, teknik utama untuk menentukan derajat penegasan
atau confirmability (objektivitas adalah dengan cara melakukan audit trial,
baik terhadap proses maupun mendeteksi catatan-catatan lapangan sehingga
dapat ditelusuri kembali dengan mudah.
G. Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian di Lapangan
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan tiga tahap yaitu tahap orientasi,
tahap eksplorasi dan tahap member check .
1. Tahap Orientasi
Tahap orientasi pada penelitian ini dilakukan sejak memasuki lapangan
penelitian, untuk memperoleh gambaran tentang karakteristik-karakteristik
yang dikaji berkaitan dengan fokus masalah. Peneliti melakukan pendekatan
dengan tokoh masyarakat, pemerintah, serta masyarakat agar terjadi
keharmonisan/familiarisasi dengan lingkungan tersebut. Pada tahap awal ini
peneliti tidak langsung membicarakan mengenai masalah penelitian, tetapi
lebih banyak menampung berbagai permasalahan atau informasi yang
diungkapkan oleh masyarakat, tokoh masyarakat.
Peneliti mengadakan pengamatan terhadap lokasi yang dijadikan
daerah penelitian yaitu Kota Banjarmasin yang terdiri 5 kecamatan dengan
melihat secara umum dan ditentukan 1 kelurahan yaitu kelurahan Gadang.
Kemudian peneliti mengadakan perkenalan sebagai langkah awal dimulainya
penelitian menurut Suryabrata (1983 ), tahap ini terdiri dari :
102
a. Penyusunan rancangan penelitian, dimana peneliti menyusun mengenai
langkah-langkah yang diambil dalam melaksanakan penelitian.
b. Pemilihan lapangan penelitian di mana untuk mencari jawaban atau
memecahkan
permasalahan
penelitian
akan
menentukan
wilayah
penelitian mana yang diambil sehingga pelaksanaan penelitian akan
berjalan dengan baik.
c. Pengurusan perizinan, dimana agar pelaksanaan penelitian ini diakui
kelegalan pelaksanaannya, perizinan meliputi selain formal meliputi
perizinan pihak terkait yang berwenang dengan penelitian ini maupun
informal yaitu kepada pihak yang dianggap mampu melancarkan
pelaksanaan penelitian.
d. Penjajakan dan penilaian lapangan, di mana untuk menjunjung kesuksesan
penelitian maka peneliti harus mengenal wilayah penelitian dengan baik
dengan memperkirakan berbagai kemungkinan yang akan terjadi selama
penelitian berlangsung.
e. Pemilahan dan pemanfaatan informan, di mana untuk melancarkan dan
mensukseskan penelitian diperlukan sistem sumber informasi agar
pelaksanaan penelitian berjalan lancar.
f. Persiapan perlengkapan penelitian, di mana untuk menunjang kelancaran
pelaksanaan penelitian maka peneliti harus dilengkapi alat penelitian
seperti alat perekam, buku catatan dan lain-lain.
103
g. Etika penelitian dalam penelitian kualitatif. Peneliti sebagai instrument
penelitian, persoalan etika penelitian harus diperhatikan agar penelitian
tidak akan
menyinggung pihak tertentu
tetapi
akan
membantu
penyelesaian permasalahan.
Secara riil yang dilakukan peneliti dalam pelaksanaan penelitian ini
dilakukan melalui tahap orientasi ini, meliputi beberapa hal sebagai berikut :
a.
Survey pendahuluan dan studi literatur
Sebelum menyusun rancangan penelitian, terlebih dahulu dilakukan
studi literatur dan survey pendahuluan. Melalui studi literatur dalam dokumen
tentang
implentasi
integrasi
sosial
dalam
pengembangan
budaya
kewarganegaraan. Kemudian untuk memantapkan substansi permasalahan,
terutama pada proses implementasinya dilakukan survey pendahuluan ke
masyarakat tersebut. Berdasarkan hasil survey pendahuluan, diperoleh
gambaran bahwa masyarakat tersebut merupakan masyarakat yang kompleks
tinggal di wilayah tersebut, yang mana masyarakatnya secara berkomunitas
dalam daerah itu.
b. Menyusun rancangan penelitian
Berdasarkan hasil survey pendahuluan, selanjutnya disusun rancangan
penelitian untuk diajukan kepada penilai dalam forum seminar pra disain.
Permasalahan yang diajukan pada prinsipnya disetujui dengan perbaikan.
c.
Mengurus perijinan
Prosedur yang ditempuh dalam hal memperoleh ijin penelitian adalah sebagai
104
berikut:
Mengajukan surat permohonan ijin penelitian dari Rektor UPI.
Setelah perijinan keluar dari upi peneliti melakukan tembusan izin
penelitian, mengajukan izin penelitian pada Kesbang Linmas Kota
Banjarmasin
Kemudian peneliti menghubungi camat Banjarmasin Tengah dan lurah
Gadang untuk melakukan penelitian yang di wilayah yang dipimpinnya.
Pendekatan yang dilakukan oleh peneliti ini menghasilkan suatu
kondisi di mana pada akhirnya masyarakat menganggap peneliti sebagai
bagian dari lingkungan mereka. Dengan demikian, ketika peneliti memasuki
tahap eksplorasi, tidak lagi terjadi kecanggungan-kecanggungan di kalangan
masyarakat yang dijadikan informan penelitian.
2. Tahap Eksplorasi
Tahap eksplorasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk
mendapatkan data dan informasi yang diperlukan untuk dapat menjawab
pertanyaan penelitian melalui wawancara. Observasi dalam lingkungan, dan
studi dokumentasi. Peneliti melakukan wawancara dengan masyarakat, tokoh
masyarakat dan pemerintah setempat. Selain menggunakan buku catatan
peneliti juga menggunakan alat perekam.
Di samping wawancara peneliti melakukan kajian dokumentasi
mengenai data-data yang ada di pemerintahan seperti dalam profil masyarakat
setempat.
105
3. Tahap Member-check
Dalam tahap member-check dilakukan pemantapan informasi atau
data penelitian yang telah terkumpul selama tahap eksplorasi atau studi
lapangan, dengan demikian hasil penelitiannya dapat diharapkan memiliki
tingkat kredibilitas, transferabilitas, depenbabilitas dan konfirmabilitas yang
tinggi. Dalam kaitan itu, data yang diperoleh melalui penggunaan teknik
wawancara dibuat dalam bentuk transkrip.
Demikian juga halnya dengan data yang diperoleh melalui penggunaan
teknik studi dokumentasi, dan data yang diperoleh melalui teknik observasi
dibuat
dalam
bentuk
catatan-catatan
lapangan.
Kemudian
peneliti
menunjukkannya kepada informan penelitian. Peneliti meminta mereka
membaca dan memeriksa kesesuaian informasinya dengan apa yang telah
dilakukan. Apabila ditemukan ada infofrmasi yang tidak sesuai, maka peneliti
harus segera berusaha memodikasinyanya, apakah dengan cara menambah,
mengurangi, atau bahkan menghilangkannya sampai kebenarannya dapat
dipercaya.
Download