18 Sistem Informasi Akuntansi Wilkinson dan Cerullo (1995, p.5-6) menguraikan pendapatnya tentang sistem akuntansi dengan menyinggung pengertian bahwa: “Accounting has several facets: 1. It is an information system in its own right. That is, it employs various systematic operations to generate relevant information. 2. Accounting is the “language of business”: it provides the means by which the key affairs of a business firm are expressed and summarized. Accounting may be viewed as financial information needed for the overall functioning of an entity. 3. Information is intelligence that is meaningful and useful to person for whom it is intended. System is a unified group of interacting parts that function together to achieve its purposes.” Menurut pengertian tersebut, sistem informasi akuntansi adalah merupakan struktur yang menyatu dalam suatu entitas, yang menggunakan sumber daya fisik dan komponen lain, untuk merubah data transaksi keuangan/akuntansi menjadi informasi akuntansi dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dari para pengguna atau pemakainya (users). Beberapa batasan pengertian (definisi) lain yang dapat dikutip misalnya pendapat Wilkinson (1990) bahwa sistem informasi akuntansi adalah merupakan sistem informasi formal, memiliki tujuan (kegunaan), tahap, tugas, pengguna, dan sumber daya dan mencakup ke seluruh kegiatan perusahaan dalam penyediaan informasi bagi semua pengguna di perusahaan tersebut. Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Jusuf, A.A. (1996, h.1) sistem informasi akuntansi adalah, “Kumpulan sumber daya, seperti: manusia dan peralatan, yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi akuntansi.” Informasi ini dikomunikasikan kepada para penggunanya untuk berbagai pengambilan keputusan. Sedangkan Mulyadi (2001, h.3) mendefinisikan, ”Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.” Menurut Niswonger, Fess & Warren diterjemahkan oleh Ruswinarto, H. (1995, h.248), “Sistem akuntansi adalah suatu sarana bagi manajemen perusahaan guna mendapatkan informasi yang akan digunakan untuk mengelola perusahaan dan untuk menyusun laporan keuangan bagi pemilik, kreditor, dan pihak lain yang berkepentingan.” Sedangkan menurut Baridwan (1998, h.6), “Sistem akuntansi terdiri dari formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data mengenai suatu mengenai usaha suatu kesalahan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporanlaporan yang diperlukan oleh manejemen untuk mengawasi usaha-usahanya dan bagi pihakpihak lain yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditur, dan lembaga-lembaga pemerintah untuk menilai hasil operasi.” Sistem informasi akuntansi terdiri dari unsur-unsur atau komponen yang saling berinteraksi satu dengan lainnya dan membentuk satu kesatuan dalam suatu struktur bangunan sistem informasi untuk mencapai sasarannya. Bangunan sistem informasi terdiri dari 6 blok yang disebut information system building block (Cushing, diterjemahkan Ruhiyat Kosasih.1983) sebagai berikut: Blok Masukan (Input Block) Input merupakan data yang dimasukan ke dalam sistem informasi. Masalah input mencakup metode-metode dan media (umumnya dokumen sumber, source document) untuk menangkap data yang akan dimasukkan ke sistem. Blok Model Proses (Process Block) 19 Blok model ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data. Data tersebut disimpan di bank-data dengan cara tertentu untuk menghasilkan suatu keluaran yang diinginkan. Blok Keluaran (Output Block) Hasil dari sistem informasi adalah keluaran atau output yang merupakan informasi yang berkualitas atau laporan-laporan yang berguna untuk tingkat manajemen dan semua pemakai informasi. Blok Teknologi (Technology Block) Teknologi merupakan “kotak alat” (tool-box) di dalam sistem informasi. Teknologi berguna untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran (output) dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Blok Basis Data (Database Block) Kumpulan dari data yang terkait atau berhubungan secara terpadu satu sama lain, tersimpan diperangkat keras computer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya ini merupakan basis data. Data yang ada dalam basis data perlu disimpan untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan, supaya menghasilkan informasi yang berkualitas. Organisasi basis data yang juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi/diolah dengan menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management Systems) Blok Kendali (Control Block) Pengendalian-pengendalian perlu diterapkan di dalam sistem supaya sistem informasi dapat berjalan sesuai dengan yang seharusnya. Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti misalnya terjadi salah proses, salah formula, data input yang dimasukkan salah atau disalahgunakan, sistem yang belum teruji sudah dijalankan, sistem tidak sesuai kebutuhan, terjadinya kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan, ketidakefisienan, sabotase, bencana alam, kebakaran/ api, air, temperatur, dan sebagainya. Agar resiko yang dapat merusak sistem dapat dicegah atau bila terlanjur terjadi dapat segera diatasi, perlu dirancang dan diterapkan beberapa pengendalian intern untuk meyakinkan bahwa segala sesuatunya sudah berjalan seperti yang seharusnya. Sedangkan menurut Leitch dan Davis (1992, p8-10), komponen sistem informasi akuntansi terdiri dari: Business operations Dalam suatu organisasi terdapat beberapa aktivitas seperti perekrutan karyawan, pembelian barang persediaan dan penerimaan kas dari pelanggan. Input sistem informasi akuntansi disiapkan oleh bagian operasional dan outputnya digunakan untuk mengatur kegiatan operasional. Transaction Processing Transaksi yang dilakukan perusahaan lazimnya ialah penjualan, produksi, (bila perusahaan industri), dan pembelian. Para penyusun (designer) sistem informasi harus paham apa dan bagaimana transaksi-transaksi itu diproses. Management Decision Making Pada umumnya informasi digunakan untuk bahan pengambilan keputusan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan pihak manajemen, oleh karena itu informasi menentukan proses pengambilan keputusan. Reporting Dalam menyusun laporan berdasarkan sistem informasi, penyusun sistem (system designer) harus mengetahui output apa yang dibutuhkan/diinginkan. 20 System Development and Operation Sistem informasi harus dirancang, diimplementasikan dan dioperasikan secara efektif. Idealnya user terlibat penuh dalam implementasinya. Database Untuk memperoleh database yang baik, perlu dipahami sungguh-sungguh proses pengumpulan dan penyimpanan data, dan jenis database software. Technology Kemampuan dalam perencanaan dan pengelolaan operasi bisnis tergantung dari pengetahuan teknologi untuk melengkapi pengetahuan mengenai sistem informasi akuntansi. Pada waktu ini dukungan teknologi komputerisasi dan komunikasi sudah pada tingkat yang sedemikian rupa sehingga prosedur operasional yang lazim dikenal secara tradisional sudah berubah secara total, misalnya mengenai otorisasi, pembagian tugas, hubungan antar organisasi secara elektronis (e-business), dan aspek-aspek keamanan (karena dengan menggunakan internet berarti kita makin terbuka terhadap akses publik). Controls Dalam menyusun sistem pengendalian intern harus dipertimbangkan tingkat kompleksitas sistem informasi serta perkembangan teknologi. Interpersonal/Communication Skill Untuk mempresentasikan hasil kerja secara efektif, system designer harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik secara lisan maupun tulisan. Accounting and Auditing Principles Untuk menyusun dan mengoperasikan sistem informasi akuntansi, seorang akuntan harus mengetahui prosedur akuntansi dan memahami audit terhadap sistem informasi. Karakteristik Menurut Mc Leod (2001, p.7), sistem akuntansi memiliki karakteristik atau ciri-ciri tertentu dibandingkan dengan sistem informasi yang lain, khususnya sistem informasi manajemen fungsional (Pemasaran, Produksi, Personalia, Keuangan) dan sistem informasi ekskutif. Pendapat Mc.Leod yang diterjemahkan secara bebas dengan uraian-uraian penjelasan oleh penulis, adalah sebagai berikut: a. Melaksanakan tugas yang diperlukan Sistem akuntansi merupakan suatu keharusan (is a must) karena para pengelola (direksi) perusahaan memang diwajibkan oleh stakeholder/ stockholder, yaitu elemen-elemen lingkungan seperti pemerintah, para pemegang saham dan pemilik yang menuntut pengelola perusahaan agar melakukan pengolahan data dan melaporkan hasil pekerjaannya (sebagai pertanggungjawaban, stewardship). b. Berpegang pada prosedur yang relatif standar : Acuan peraturan, sistem dan praktek akuntansi yang diterima umum (general accepted) pada standar akuntansi keuangan menentukan cara pelaksanaan pengolahan data akuntansi (record/book-keeping system). Semua organisasi bisnis/perusahaan dan segala jenis tipe melakukan sistem pembukuan atau mengolah datanya dengan cara yang pada dasarnya sama (standar). c. Menangani data rinci Data yang diolah SIA adalah data transaksi akuntansi yang bersifat raw data dan detail (rinci) dari transaction processing system. Data tersebut kemudian diolah dalam bentuk pemilahan/pengelompokan/ penjumlahan untuk dapat menghasilkan laporan sesuai dengan dimensi yang dikehendaki. Karena data rinci transaksi akuntansi kemudian diolah dalam berbagai catatan akuntansi menjadi data yang sudah diakumulasikan, maka sistem harus memiliki mekanisme untuk menjelaskan kegiatan perusahaan berdasarkan data secara rinci (raw data) semula, yang disebut 21 dengan istilah jejak audit (audit trail). d. Berfokus historis Data yang dikumpulkan dan diolah oleh sistem akuntansi umumnya menjelaskan apa yang terjadi di masa lampau, yaitu data transaksi akuntansi yang telah terjadi yang kemudian dilaporkan secara periodik (misalnya laporan bulanan mengenai kegiatan bulan yang lalu), atau bahkan laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas) mengenai kegiatan perusahaan selama tahun yang lalu (misalnya dari tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember tahun A, sedangkan laporan keuangan audited lazimnya baru dapat dihasilkan pada bulan Maret tahun B). e. Sistem akuntansi menghasilkan sebagian output informasi bagi para manajer perusahaan. Laporan akuntansi standar seperti laporan rugi laba dan neraca merupakan contohnya. Ditinjau dari sudut pandang akuntansi keuangan (financial accounting), informasi yang dihasilkan dalam bentuk laporan-laporan akuntansi merupakan laporan bentuk baku yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh para pengguna laporan yang relatif ruang lingkupnya terbatas. Laporan dalam bentuk neraca misalnya, adalah untuk mengetahui kekayaan perusahaan pada suatu tanggal tertentu. Sedangkan jika ingin mengetahui penghasilan perusahaan pada suatu periode tertentu adalah dari laporan laba/rugi. Laporan-laporan tersebut relatif lebih terbatas kemampuannya untuk mendukung pengambilan keputusan oleh para manajer. f. Menyediakan informasi pemecahan masalah yang minimal Seperti diuraikan di atas, laporan akuntansi keuangan relatif terbatas untuk dapat mendukung proses pengambilan keputusan oleh para manajer unit fungsional. Untuk memenuhi kebutuhan para manajer tersebut, dihasilkan laporan akuntansi manajemen (accounting management). Dengan sistem berbasis komputer, maka kedua jenis laporan yang bersifat laporan akuntansi keuangan dan laporan akuntansi manajemen dapat dihasilkan dengan relatif lebih mudah dan lebih terpadu. Jadi jika SIA dipandang sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan akuntansi keuangan maka dukungan untuk proses pengambilan keputusan relatif minimal dan standar. Tetapi jika SIA dipandang sebagai sistem informasi manajemen akuntansi untuk menghasilkan laporan-laporan untuk berbagai unit fungsional termasuk jenis laporan yang bersifat what if, maka dukungan SIA juga akan bisa maksimal sepanjang mengenai data transaksi akuntansi. Dari butir-butir pendapat Mc.Leod tersebut di atas, dapat ditambahkan karakteristik lain yang dapat diidentifikasi penulis mengeni SIA, sebagai berikut: g. Laporan sistem informasi akuntansi (yang dibuat oleh fungsi akuntansi) bersifat independen terhadap unit fungsional lain. Sistem akuntansi menghasilkan informasi yang ditinjau dari sudut pandang pucuk pimpinan perusahaan (top management, direksi) bersifat independen. Yang dimaksud independen di sini adalah bahwa laporan dari SIA relatif terbebas dari kepentingan unit fungsional operasional. Misalnya, Bagian Pemasaran akan cenderung secara subyektif untuk melaporkan nilai penjualan semaksimal mungkin, karena nilai penjualan yang merupakan salah satu ukuran keberhasilan atau kinerja bagian tersebut. Sedangkan laporan tentang nilai penjualan (sales) yang dioleh oleh fungsi akuntansi akan terbebas dari bias, dan diolah melalui mekanisme sistem akuntansi dan pengendalian intern yang memadai. 22 Prinsip-prinsip Sistem Akuntansi Prinsip-prinsip yang harus dipertimbangkan di dalam penyusunan sistem informasi akuntansi adalah: a. Keseimbangan biaya dengan manfaat Yang dimaksud dengan keseimbangan antara biaya dengan manfaat (cost effectiveness balance) ialah bahwa sistem akuntansi suatu perusahaan harus di-susun dengan sebaikbaiknya, tetapi dengan biaya yang semurah-murahnya. Maksudnya adalah sistem akuntansi harus sesuai dengan kebutuhan masing-masing perusahaan tetapi juga harus dengan pertimbangan manfaat yang diperoleh harus lebih besar dari biayanya. b. Luwes dan dapat memenuhi perkembangan Ciri khas suatu perusahaan modern adalah perubahan (organization change). Setiap perubahan harus terus-menerus menyesuaiakan diri dengan lingkungan dan perkembangannya, termasuk perubahan kebijakan, perubahan peraturan, dan perkembangan teknologi. Sistem akuntansi harus luwes dalam menghadapi tuntutan perubahan tersebut (flexibility to meet future needs). c. Pengendalian internal yang memadai Suatu sistem akuntansi harus dapat menyajikan informasi akuntansi yang diperlukan oleh pengelola perusahaan sebagai pertanggungjawaban kepada pemilik, maupun kepada pihakpihak yang berkepentingan lainnya. Informasi yang disajikan harus bebas bias, error, dan hal lain yang dapat menyesatkan. Selain dari itu sistem akuntansi juga harus dapat menjadi alat manajemen untuk menjalankan/mengendalikan operasi perusahaan, termasuk pengamanan aset atau harta perusahaan (adequate internal controls). d. Sistem pelaporan yang efektif Bila kita menyiapkan laporan, maka pengetahuan tentang pemakai laporan (yaitu mengenai keinginannya, kebutuhan saat ini dan yang akan datang) dapat diketahui dengan sebaikbaiknya sehingga kita dapat menyajikan informasi yang relevan dan dipahami oleh mereka yang menggunakannya. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi Dari penjelasan tentang definisi sistem akuntansi maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari sistem akuntansi adalah untuk menyajikan informasi akuntansi kepada berbagai pihak yang membutuhkan informasi tersebut, baik pihak internal maupun pihak eksternal. Sistem akuntansi adalah sistem informasi, atau salah satu subset/subsistem dari suatu sistem informasi organisasi. Menurut buku terjemahan Hall (2001, h.18), “Pada dasarnya tujuan disusunnya sistem informasi adalah: a. Untuk mendukung fungsi kepengurusan (stewardship) manajemen suatu organisasi/ perusahaan, karena manajemen bertanggungjawab untuk menginfomasikan pengaturan dan penggunaan sumber daya organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut. b. Untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen, karena sistem informasi memberikan informasi yang diperlukan oleh pihak manajemen untuk melakukan tanggung jawab pengambilan keputusan. c. Untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan hari demi hari. Sistem informasi membantu personil operasional untuk bekerja lebih efektif dan efisien.” Menurut Mulyadi (1993, h.19-20), sistem informasi akuntansi memiliki empat tujuan dalam penyusunannya, yaitu : 1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha 2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian maupun struktur informasinya. 23 3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern, yaitu untuk memperbaiki tingkat keandalan (reliability) informasi akuntansi dan untuk menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban dan perlindungan kekayaan perusahaan. 4. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi. Dari tujuan dan karakteristik sistem akuntansi di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa tujuan dan karakteristik sistem akuntansi berkaitan dengan kegiatan pengelolaan data transaksi keuangan dan non keuangan menjadi informasi yang dapat memenuhi kebutuhan pemakainya (accounting information users). Sistem informasi akuntansi juga mengalami perkembangan-perkembangan, mulai dari konsep double entry book keeping system yang diperkenalkan oleh Lucas Paciolo pada abad ke17, sampai saat ini sebagai sistem berbasis komputer, bahkan kini menjadi bagian integral dari keseluruan sistem terpadu yang disebut enterprise information system. Faktor-faktor yang mendorong perkembangan sistem informasi akuntansi sampai dalam bentuknya sekarang ini antara lain adalah sebagai berikut: Perkembangan sistem pengolahan data dan peralatannya yang memungkinkan sistem informasi akuntansi tidak hanya mampu menyajikan laporan akuntansi keuangan, melainkan juga berbagai informasi akuntansi manajemen dan bahkan laporan-laporan nonkeuangan yang sangat penting bagi dukungan pengendalian organisasi. Meningkatnya kompleksitas operasional perusahaan menyebabkan sistem informasi (khususnya informasi akuntansi menjadi makin penting sebagai alat bantu manajemen). Meningkatnya kompleksitas organisasi, multinasional, konglomerasi dan organisasi maya (virtual organization), menyebabkan perlunya perhatian dan kesungguhan untuk membangun, mengelola dan memberdayakan sistem informasi akuntansi menjadi makin meningkat. “Tempo” kegiatan, speed, dan tingkat toleransi pelayanan makin rendah, artinya suatu kesalahan pengambilan keputusan dapat langsung mempunyai damapak yang relatif cukup besar. Karena itu peranan sistem informasi akuntansi dalam menyediakan bahan untuk proses pengambilan keputusan makin penting. Terjadinya globalisasi kegiatan dan makin perlunya sistem informasi akuntansi menjadi media komunikasi bisnis antar lokasi dan antar negara. Sistem informasi akuntansi makin diperlukan untuk memberikan masukan maupun sebagai alat pemicu (trigger) bagi pengembangan sistem informasi manajemen fungsional lainnya. Siklus Proses Transaksi Istilah pemrosesan transaksi merupakan aktivitas dalam perusahaan yang perlu dilaksanakan dalam mendukung kegiatan operasinya sehari-hari. Di dalam kurun waktu satu siklus periode tertentu, suatu perusahaan menghadapi ribuan transaksi keuangan yang perlu dibukukan/diolah untuk menghasilkan laporan akuntansi keuangan dan laporan akuntansi manajemen. Meskipun dalam kurun waktu satu periode akuntansi jumlah transaksinya ribuan, bahkan jutaan, namun pada hakekatnya tipe-transaksi yang ada dapat dikelompokkan dalam beberapa jenis siklus transaksi (transaction cycle type), yaitu: (1) yang berkaitan dengan penjualan dan piutang-usaha, (2) yang berkaitan dengan pembelian dan utang-usaha, (3) dan yang berkaitan dengan kegiatan produksi. Dalam kegiatan bisnis yang transaksinya berjumlah ribuan (Hall, 2001, h.12), agar perusahaan dapat secara efisien menangani volume transaksi sebesar itu, transaksi yang sejenis dikelompokkan dalam siklus proses transaksi (accounting transaction cycles), yaitu antara lain siklus pendapatan (revenue cycle), siklus pengeluaran (expenditure cycle), siklus gaji dan upah (personnel cycle), dan siklus konversi (conversion cycle) yang mencakup penggunaan mesin 24 sebagai komponen harga pokok penjualan barang yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Sedangkan menurut George H. Bodnar dan William S.Hopwood yang diterjemahkan oleh Jusuf, A.A. (1996, h.136) bahwa arus transaksi operasional dapat dikelompokan sesuai dengan empat siklus aktivitas bisnis, yaitu: Siklus Pendapatan, kejadian yang terkait dengan distribusi barang/ jasa kepada pihak lain dan penagihan pembayarannya. Siklus Pengeluaran, kejadian yang berkaitan dengan perolehan barang/jasa dari pihak lain dan penetapan kewajiban yang berkaitan. Siklus Produksi, kejadian yang berkaitan dengan pengubahan sumber daya menjadi barang/jasa. Siklus Keuangan, kejadian yang berkaitan dengan perolehan dan manajemen dana modal, termasuk kas.” Pembagian siklus dan pengelompokan bagian mana yang masuk ke siklus tertentu adalah bukan suatu ketentuan yang bersifat eksak. Tidak semua ahli mempunyai pendapat yang sama mengenai siklus dan proses transaksi apa saja yang termasuk dalam tiap siklus tersebut. Beberapa ahli berpendapat bahwa yang dimaksud siklus pengeluaran adalah pembelian bahan baku, seperti pendapat Bodnar di atas. Pendapat yang lain menganggap bahwa gaji dan upah, serta pembelian mesin termasuk dalam siklus pengeluaran. Pendapat lain menyatakan bahwa gaji dan upah serta mesin termasuk dalam siklus produksi (atau konversi) disamping pembelian bahan baku karena ketiganya adalah merupakan komponen harga pokok produksi barang. Menurut Hollander (2001, p.5) paling tidak suatu perusahaan melakukan tiga tipe proses (at least three business processes, yaitu: acquisition/payment process, conversion process, dan sales/collection process). Adapun menurut Mulyadi (2001, h.15), “Untuk menangani kegiatan pokok perusahaan, umumnya dirancang sistem akuntansi yang terdiri dari: (1) Sistem Akuntansi Pokok, (2) Sistem Akuntansi Piutang, (3) Sistem Akuntansi Utang, (4) Sistem Akuntansi Penggajian dan Pengupahan, (5) Sistem Akuntansi Biaya, (6) Sistem Akuntansi Kas, (7) Sistem Akuntansi Persediaan, dan (8) Sistem Akuntansi Aktiva Tetap.” Yang dimaksud dengan sistem akuntansi pokok adalah sistem pembukuan (record/book-keeping system), yaitu mulai jurnal sebagai book of original entry atas transaksi-transaksi akuntansi, posting ke ledger, trial balance, dan pada akhirnya menghasilkan laporan keuangan (financial statement). Perlu dicatat bahwa sudah barang tentu sistem akuntansi suatu perusahaan tergantung dari beberapa faktor, antara lain skala besaran usaha, ada tidaknya cabang, jenis perusahaannya (manufacturing, trading, banking, hotel, retail), dan sebagainya. Pemahaman mengenai siklus transaksi sangat penting bagi para akuntan atau information systems expert di dalam menjalankan tugasnya sebagai evaluator sistem atau sebagai auditor, maupun di dalam melaksanakan studi sistem pada saat akan melakukan pengkajian current system dan mengidentifikasi requirement dan untuk dapat mem-proposed new system. Konsep siklus-siklus pemrosesan transaksi sebagai subsistem-subsistem dari sistem informasi akuntansi akan dapat lebih memudahkan pembagian tugas dalam kelompok kerja di antara para anggota tim. Di samping itu konsep ini juga dapat lebih memudahkan pekerjaan mereka, karena dengan pola itu obyek kajian dapat dilihat dengan cara pandang yang lebih sederhana. Bisa dilihat secara sistemik (artinya menyeluruh/komprehensif sebagai satu kesatuan tetapi terbagi dalam area-area yang lebih managable small), serta dapat dikerjakan secara sistematis (bertahap dalam urutan-urutan yang logis). Untuk lebih memahami konsep sistem, komponen, dan subsistemnya berikut ini diagram untuk menyamakan persepsi beberapa istilah (terminologi) yang banyak dibahas di buku ini: