Prof Istiadjid: Asam Folat untuk Mencegah Cacat Bawaan Dikirim oleh prasetya1 pada 25 Juli 2007 | Komentar : 0 | Dilihat : 5370 istiadji Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kebutuhan mutlak dan mendesak bagi bangsa Indonesia. Kemampuan kompetitif sumber daya manusia (SDM) telah dimulai sejak seorang manusia masih berupa janin dalam kandungan, diikuti masa tumbuh-kembang, dan menjadi nyata pada usia produktif. Perkembangan otak sebagai modal intelektual telah dimulai sejak masa embrional, dan sangat dipengaruhi oleh kecukupan gizi. Bila hal itu tidak terpenuhi, dapat menyebabkan rendahnya tingkat kualitas bayi yang lahir, bahkan dapat mengakibatkan kecacatan, misalnya kelainan NTD (neural tube defect). Demikian Prof Dr dr Moch Istiadjid Edi Santoso SpS SpBS dalam pidato pengukuhannya di depan rapat terbuka Senat Universitas Brawijaya di gedung Widyaloka, Rabu (25/7). Pidato ilmiah itu berjudul ?Peran Ilmu Bedah Saraf dalam Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia dengan sub judul ?Peran Asam Folat dalam Pencegahan Cacat Bawaan?. Neural Tube Defect (NTD) adalah cacat bawaan yang timbul akibat tidak sempurnanya penutupan neural tube (tabung saraf) selama pertumbuhan embrional. NTD umumnya disertai cacat bawaan lain dan tidak sempurnanya sistem organ, seperti paralisis kedua tungkai, disfungsi usus dan kandung kemih, ketidakmampuan belajar serta gangguan psikososial. Sejauh ini belum ada penelitian mengenai insiden NTD di Indonesia. Selama ini berkembang informasi, frekuensi NTD di beberapa klinik bedah saraf di Jawa Timur lebih tinggi dibanding Jawa Tengah. Ia merinci bahwa di Solo dan Semarang frekuensi NTD berkisar 3%-6% sedangkan di Surabaya dan Malang telah mencapai 8%-10%. Di RSU Saiful Anwar sendiri, tempat Istiadjid beraktivitas sejak 1992, insiden NTD mencapai 44.3% per 10000 kelahiran hidup. Prof Istiadjid menjelaskan, tidak ada faktor tunggal penyebab NTD. Tiga faktor utama penyebabnya dipaparkannya meliputi faktor genetik, faktor teratogenik serta faktor nutrisi. Berbagai faktor tersebut menurutnya berperan signifikan dalam bulan-bulan awal masa kehamilan dimulai minggu ketiga embrional dengan pembentukan susunan sel saraf pusat. Zat teratogen yang diperkirakan menjadi penyebab utama NTD, menurut Istiadjid adalah aalisilat, fenitolin, hipervitaminosis-A, infeksi jamur pada makanan serta sinar rontgen. Defisiensi asam folat pada awal kehamilan juga menurutnya merupakan faktor etiologi yang banyak dikaitkan dengan NTD. Defisiensi ini menurutnya menghambat penutupan tabung saraf saat kehidupan embrional. Peran Asam Folat Dijelaskan Istiadjid, Asam Folat merupakan anggota vitamin B-kompleks yang sering juga disebut vitamin B9. Asam folat ini, ditambahkannya, banyak terkandung di berbagai bahan makanan baik nabati maupun hewani diantaranya sayuran berwarna hijau, buah-buahan serta hati hewan. Keberadaan asam folat ini ditambahkannya akan rusak pada suhu tinggi dan pemasakan yang berulang-ulang. Defisiensi asam folat yang terjadi dari saat konsepsi sampai usia kehamilan trimester, dapat memunculkan komplikasi kehamilan berupa abortus spontan, lepasnya plasenta secara dini ataupun cacat bawaan seperti NTD, jantung bawaan, serta bibir sumbing. Selain itu, dijelaskan pula, asam folat sangat bermanfaat dalam mencegah berbagai penyakit bukan bawaan yang berprevalensi tinggi seperti penyakit jantung koroner, stroke, alzheimer, skizofrenia, serta kanker. Secara khusus, Istiadjid menyarankan kepada pihak yang berwenang, di antaranya Departemen Kesehatan, rumah sakit serta puskesmas untuk mensosialisasikan asam folat kepada masyarakat. Selain program suplementasi kepada ibu hamil muda yang telah diberlakukan, ia mengusulkan agar diberlakukan pula fortifikasi asam folat ke dalam makanan yang dikonsumsi setiap harinya, seperti garam dapur dengan standar yang digunakan WHO sejumlah 400 mikrogram per orang per hari. [nok]