Sahabat Sendandika Oktober 2007

advertisement
Yayasan Spiritia
No. 59, Oktober 2007
Sahabat Senandika
Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha
Laporan Kegiatan
Evaluasi tahunan Yayasan
Spiritia
22-25 Oktober 2007
Oleh: Caroline Thomas
Pada tahun ini, Yayasan Spiritia mengadakan
Evaluasi tahunan terhadap program-program yang
sudah dilaksanakan selama setahun ini. Kegiatan ini
mengundang teman-teman dari Kelompok
Penggagas (KP) dan Kelompok Dukungan Sebaya
(KDS) untuk mengevaluasi Yayasan Spiritia.
Hal-hal yang dievaluasi adalah program Spiritia
yaitu:
• Pelatihan keterampilan
• Kongres dan pertemuan Odha Wilayah
• Diseminasi Informasi
• Positive Fund dan ARV Fund
• Penguatan Kelompok Dukungan Sebaya.
Ringkasan dari seluruh kegiatan evaluasi ini dibagi
dalam beberapa poin: Hasil yang telah dicapai,
Tantangan, dan Rekomendasi. Berikut ini adalah
poin-poin penting yang berhasil didapat sebagai
hasil evaluasi:
Hasil yang telah dicapai oleh Yayasan
Spiritia:
• Pembentukan dan penguatan KP dan
KDS) di 71 Kabupaten/Kota.
• Program-program yang mendukung KP
dan KDS: Pelatihan keterampilan yang
mendukung pemberdayaan KP dan
KDS, Kongres Nasional dan POW,
Diseminasi informasi, Dana terbatas,
ARV dan Positive Fund, Kegiatan
Dukungan KP dan KDS.
• Kegiatan-kegiatan Pemberdayaan
ODHA dan OHIDHA di wilayah/
propinsi/KK, dalam peningkatan
ketrampilan, advokasi untuk pelayanan
kesehatan dan rujukan dan jaringan
kerjasama dengan stakeholders
• Adanya buku pedoman untuk KP dan
KDS
Tantangan yang dihadapi oleh Yayasan
Spiritia:
• Pemberdayaan KP dan KDS dalam hal
kuantitas karena cakupan wilayah dan
kualitas SDM
• Peningkatan sumber daya manusia
diperlukan dalam peran dan fungsinya
dalam hal: ketrampilan teknis program
(advokasi, pelatihan, pengembangan
informasi), ketrampilan kepemimpinan,
motivator/penggagas dan fasilitator,
penguatan organisasi/kelompok dalam
upaya pemberdayaan ODHA dan
peningkatan kualitas hidupnya
• Pengembangan dan distribusi informasi
belum dibuat secara kemitraan antara
Spiritia dengan KP/KDS dan instansi/
organisasi lain/swasta.
Daftar Isi
Laporan Kegiatan
1
Evaluasi tahunan Yayasan Spiritia
22-25 Oktober 2007
1
1
Pengetahuan adalah kekuatan
3
Faktor resiko metadon diluar program
pengobatan
Beralih ke Nevirapine aman untuk yang
berpengalaman dengan pengobatan
dan CD4 tinggi
Harapan vaksin Hepatitis C
Vaksin Pneumokokus manjur pada Odha
Kotak obat dikaitkan dengan kepatuhan
lebih tinggi terhadap ART dan
penekanan virus
Menyelamatkan bayi: Sebuah
kemenangan di Afrika
Pojok Info
Lembaran Informasi Baru
Tips
Tips untuk Odha
3
4
5
5
6
6
7
7
7
7
Tanya Jawab
8
Tanya Jawab
8
Positive Fund
8
Semua informasi di dalam Sahabat Senandika sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan.
Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter.
•
Kemandirian dan keberlanjutan KP dan
KDS dengan kemampuan untuk
mengakses sumber daya dan dana dari
berbagai pihak.
Rekomendasi yang diberikan oleh temanteman kepada Yayasan Spiritia:
• Spiritia perlu meneruskan dan
meningkatkan pengembangan,
implementasi dan monitoring dan evaluasi
atas program-program yang dilakukan
• Perlu dikaji dan dikembangkan strategi dan
pendekatan program yang sesuai dengan
situasi dan kondisi daerah
• Strategi Spiritia perlu diarahkan untuk
kesukarelawanan, kemandirian dan
keberlanjutan KP dan KDS, baik secara
ideologi maupun sumberdaya manusia dan
dana
• Perlunya dukungan teknis yang terus
menerus dalam meningkatkan kinerja
kelompok, baik KP dan KDS
• Perlunya meningkatkan Kemitraan yang
lebih intensif dengan KP dan KDS untuk
penggalian masalah di daerahnya,
merespon kebutuhan spesifik ODHA
• Meningkatkan jaringan kerjasama dengan
berbagai stakeholders untuk pelibatan dan
pemberdayaan ODHA dalam
mewujudkan kualitas hidup ODHA di
Indonesia.
• Terus menyalakan api komitmen dan
konsistensi perjuangan pemberdayaan
ODHA, baik Spiritia, KP dan KDS
Pada hari kedua, juga dilaksanakan diskusi
terbuka dan teman-teman bisa mengungkapkan
apa saja mengenai keluhan, saran, dan pendapat
mereka tentang isu HIV/AIDS secara keseluruhan.
Berikut ini adalah beberapa topik yang didiskusikan
dalam kegiatan ini:
• KP sebaiknya diinisiasi lebih cepat dan
jangan sampai menunggu sampai sudah
banyak KDS didaerah, baru memikirkan
tentang KP.
• Harus ada forum komunikasi antar KP
supaya bisa berbagi tentang keadaan atau
cara menanggulangi permasalahan yang
dihadapi, contohnya: On-job-training
dari KDS yang digagasi supaya tahu cara
kerja KP, Membuat siklus pergantian KP
2
secara berkala supaya setiap KDS yang
digagasi bisa merasa bagaimana menjadi
KP, cara KP mengadvokasi kepada
pemerintah lokal, dll.
• Cara KP dan KDS menyikapi laporan
dari Depkes mengenai 20% Odha yang
mulai ART dan mangkir (drop out) dan
cara-cara KDS untuk bisa membantu
mendorong kepatuhan.
• KDS di Lapas dan permasalahannya
(obat, dokter, kemandirian, klinik VCT
(Pokja) sendiri di Lapas, diskriminasi di
Lapas, kerjasama dengan ‘orang kunci’ di
Lapas)
• Membahas kembali Nota kesepahaman
(MoU) antara Spiritia dan KDS/KP
Yang unik dari kegiatan evaluasi tahun ini, kami
juga mengundang stakeholder nasional untuk
mendengar secara langsung hasil dari pertemuan 2
hari dengan teman-teman.
Selain itu kami juga menggunakan kesempatan ini
untuk peserta bertemu dengan stakeholder. Pihakpihak stakeholder yang hadir pada kegiatan ini
adalah dari: KPAN, Depkes, IHPCP, USAID,
UNAIDS, UNDP,
Secara keseluruhan, poin-poin penting yang
dilontarkan adalah:
• Dari KPA: Sudah baik bahwa sekarang
sudah ada pertanggung jawaban LSM
diberikan kepada publik. Spiritia telah
melakukan fungsi fasilitasi dengan
membentuk kelompok komunitas.
Secara program, masyarakat masih
melihat persoalan HIV adalah persoalan
Odha padahal dalam 20 tahun, masalah
HIV adalah masalah kesehatan
masyarakat. Tantangan ke depan adalah
Yayasan Spiritia harus bisa membuat
masyarakat melihat bahwa HIV adalah
masalah masyarakat dan bukan Odha
saja. KPAN belum bisa menanggulangi
persoalan ini tapi ini adalah proses yang
harus dijalankan secara bersama-sama.
• Dari Depkes: Sekarang lebih dari 150
unit RS dari pusat yang mendistribusikan
ARV tetapi ketidaksinambungan
kesediaan obat merupakan kendalanya.
Oleh karena itu, ke depanna, akan
distribusi obat akan diberikan melalui
pemerintah Propinsi. Obat baik lini 1
dan lini 2 gratis. Beberapa obat untuk
Infeksi Oportunistik sudah gratis namun
Sahabat Senandika No. 59
•
belum semuanya gratis. Pemeriksaan
diusahakan disediakan. Untuk tes CD4
sudah 12 mesin yang disediakan. Untuk
level kabupaten masih sulit karena terlalu
banyak kabupaten di Indonesia tetapi
kita tetap berharap suatu hari nanti akan
disediakan. Tahun 2009 diharapkan
seluruh kabupaten/kota dapat
mengakses ARV. Yayasan Spiritia
diharapkan untuk berpartisipasi
menghilangkan pola pikir teman-teman
yang berpikir bahwa obat yang mahal
adalah yang baik. Sebaiknya lini 1
digunakan dulu karena juga baik, kecuali
kalo sudah resisten baru beralih ke lini 2.
Depkes akan selalu mengirimkan stok
obat untuk 6 bulan per pasien. Tetapi
Rumah sakit rujukan juga harus meminta
ke Depkes melalui prosedur yang
berlaku.
Dari UNAIDS: Sudah dialokasi kurang
lebih 20% dana dari Global Fund yang
akan diberikan dan sudah ada kebijakan
untuk melibatkan masyarakat madani
dan Odha. Tetapi, untuk naik ke tingkat
keterlibatan yang lebih besar, dibutuhkan
kebijakan yang lebih jelas dan sumber
daya yang cukup memadai. Dengan
adanya dana tersebut juga, diharapkan
masyarakat madani dan KP/KDS tahu
cara membuat proposal kepada Global
Fund sehingga dana yang tersedia bisa
diakses dengan mudah oleh masyarakat.
Oktober 2007
Pengetahuan
adalah kekuatan
Faktor resiko metadon
diluar program pengobatan
Oleh: D. Vlahov et al. Tanggal laporan 7
September 2007
Implikasi terhadap ART di antara pengguna
narkoba suntikan
“Penyalahgunaan metadon di luar program terapi
rumatan terjadi, namun alasan penggunaan
‘metadon jalanan’ tidak dicirikan dengan baik.
Pengobatan sendiri untuk sakaw gejala lepas zat
adalah satu hipotesis yang masuk akal. Di antara
pengguna narkoba yang terinfeksi HIV, beberapa
obat antiretroviral (ARV) dapat mengurangi
kemanjuran metadon, namun hubungan antara
dampak tersebut dan penggunaan metadon sebagai
unsur tambahan tetap belum dipastikan,” penulis
penelitian menjelaskan. Mereka mencoba
memperkirakan frekuensi dan faktor risiko
penggunaan metadon jalanan.
Para peneliti memantau pengguna narkoba
suntikan (injecting drug user/IDU) yang dipilih melalui
penjangkauan komunitas secara luas pada 1988-89
dan 1994, dengan memakai angket setiap enam
bulan tentang riwayat kesehatan, pengunaan
metadon sebagai obat dan narkoba, dan tes terkait
HIV. Analisis dilakukan dengan memakaigeneralized
estimating equation logistic regression.
Analisis terhadap 2.811 IDU yang memenuhi
kriteria dan terdaftar menemukan 493 laporan
penggunaan metadon jalanan selama masa tindak
lanjut 12.315 orang-tahun (4,0/100 orang-tahun).
Berdasarkan analisis multivariat, penggunaan
metadon jalanan lebih umum di antara perempuan,
orang berkulit putih, orang berusia 40-59 tahun,
mereka yang melaporkan sakaw, kehadiran
program riwayat metadon (6-12 bulan sebelum
kunjungan), penggunaan heroin suntikan dengan
atau tanpa kokain (tetapi tidak kokain saja) saat ini,
menghisap atau menghirup heroin dan laporan
menjajakan seks. Infeksi HIV atau pengobatannya
tidak terkait dengan metadon jalanan.
“Hasil memberi kesan bahwa IDU yang lebih tua
yang masih memakai heroin mungkin memakai
metadon jalanan untuk mengobati sakaw.
Ketiadaan tingkat penggunaan metadon jalanan
yang lebih tinggi pada IDU HIV-positif
3
mengungkapkan bahwa interaksi antiretroviral/
metadon bukan penentu primer penggunaan di
luar rangkaian pengobatan,” penulis menyimpulkan.
Ringkasan: Risk Factors for Methadone Outside
Treatment Programs: Implications for HIV
Treatment Among Injection Drug Users
Sumber: Addiction Vol. 102; No. 5: P. 771-777
Beralih ke Nevirapine aman
untuk yang
berpengalaman dengan
pengobatan dan CD4
tinggi
Oleh: Michael Carter, aidsmap/
com. Tanggal laporan: 6
September 2007
Pasien yang mengalami peningkatan jumlah CD4
setelah memulai terapi antiretroviral (ART) dapat
secara aman mengganti terapi ke rejimen yang
mengandung NNRTI nevirapine. Hal ini
berdasarkan penelitian di India yang diterbitkan
dalam jurnal AIDS edisi 15 Agustus 2007.
Memulai ART dengan rejimen yang mengandung
nevirapine pada saat jumlah CD4 lebih tinggi
mungkin berisiko toksisitas hati berat. Karena
alasan ini, maka dianjurkan agar laki-laki dengan
jumlah CD4 di atas 400 dan perempuan dengan
jumlah CD4 di atas 250 tidak boleh memulai ART
dengan kombinasi obat yang mengandung
nevirapine.
Data dari Eropa memberi kesan bahwa aman
bagi pasien yang mengalami peningkatan jumlah
CD4-nya untuk kemudian beralih ke nevirapine.
Tetapi, data terbatas tentang keamanan
penggantian ke nevirapine pada pasien yang
berpengalaman dengan pengobatan di rangkaian
terbatas sumber daya.
Oleh karena itu para peneliti di India melakukan
penelitian prospektif yang melibatkan 36 orang
yang sudah memulai ART dengan rejimen berbasis
efavirenz. Semua pasien memulai terapi dengan
jumlah CD4 200 atau kurang, atau antara 201-350
apabila mereka sudah mengembangkan penyakit
terdefinisi AIDS.
4
Ketika terapi dengan rejimen berbasis efavirenz
dimulai, pasien mempunyai jumlah CD4 rata-rata
162. Ketika efavirenz digantikan dengan nevirapine,
jumlah CD4 meningkat menjadi rata-rata 463.
Setiap tiga bulan selama setahun berikutnya, pasien
menjalani tes darah untuk memantau jumlah CD4
dan fungsi hati.
Jumlah CD4 rata-rata meningkat menjadi 562
pada akhir masa tindak lanjut. Fungsi hati tidak
berubah secara bermakna dalam 12 bulan setelah
beralih ke nevirapine. Bahkan, proporsi pasien
dengan peningkatan enzim hati menurun selama
masa tindak lanjut. Pada saat pengobatan diganti,
lima pasien dengan peningkatan fungsi hati grade 1,
dan satu pasien mempunyai peningkatan grade 2.
setelah setahun terapi dengan nevirapine, hanya satu
pasien dengan peningkatan grade 1 dan tambahan
satu pasien yang mempunyai peningkatan grade 2.
“Data ini memberi kesan bahwa pasien dengan
pemulihan sistem kekebalan ketika beralih ke ART
yang mengandung nevirapine ketika CD4-nya
meningkat tidak mengalami peningkatan enzim
hati”, komentar para peneliti, menambahkan,
“penelitian ini memberi kesan bahwa ART berbasis
nevirapine pada pasien dengan jumlah CD4 yang
meningkat adalah efektif, aman, dan dapat ditahan
dengan baik, sementara meningkatkan jumlah
CD4.”
Para peneliti berkeyakinan bahwa temuan ini
dapat memberi dampak penting, menulis “jumlah
pasien Odha yang baru ditempatkan dalam terapi
nevirapine terus meningkat di dunia. Pemahaman
patogenesis toksisitas nevirapine yang lebih baik
memungkinkan pedoman pengobatan klinis yang
lebih baik.”
Selanjutnya, para peneliti berpendapat bahwa
temuan mereka dapat mengarah pada
penghematan biaya secara bermakna. Mereka
mencatat bahwa harga ART berbasis efavirenz
hampir dua kali lebih mahal dibandingkan dengan
ART berbasis nevirapine.
Ringkasan: Switch to nevirapine safe for treatment-experienced
patients with high CD4 cell counts
Sumber: Kumarasamy N et al. Safety of switching to nevirapinebased highly active antiretroviral therapy at elevated CD4 cell
counts in a resource-constrained setting. J Acquir Immune Defic
SynDr. 45: 598 – 600, 2007.
Sahabat Senandika No. 59
Harapan vaksin Hepatitis C
Oleh: Lucy Goodchild, Society for
General Microbiology.
Tanggal laporan: 3 September
2007
Virus hepatitis C (HCV) menginfeksi hingga
500.000 orang di Inggris saja, dengan banyak
infeksi yang tidak terdiagnosis. Ini adalah penyebab
tunggal terbesar orang membutuhkan
pencangkokan hati di Inggris. Saat ini ilmuwan
sudah menemukan antibodi monoklon yang
membuat keberhasilan vaksin menjadi kenyataan,
para peneliti dalam pertemuan ke-161 Society for
General Microbiology di Universitas Edinburgh,
Inggris, 3-6 September 2007.
Pengobatan hepatitis mahal dan hanya berhasil
pada separuh pasien. Pasien yang tidak diobati atau
tidak menanggapi dapat mengembangkan sirosis
hati, yang membahayakan jiwa atau memerlukan
pencangkokan hati.
Dalam usaha bersama dengan kelompok di
seluruh Eropa dan AS, ilmuwan dari Universitas
Nottingham baru-baru ini menemukan antibodi
yang berhasil mencegah infeksi dengan banyak
rangkaian model HCV di laboratorium.
“Kemungkinan klinis dari pekerjaan ini tidak
dapat dibesar-besarkan. Menurut pengalaman,
vaksin yang berhasil melawan virus memerlukan
produksi antibodi, dan mungkin hal ini yang terjadi
dengan HCV”, dikatakan Dr. Alexander Tarr dari
Virus Research Group di Universitas Nottingham.
“Menentukan bagian virus yang dapat dipicu untuk
membuat antibodi netralisasi yang reaktif secara
luas adalah kejadian penting dalam pengembangan
vaksin HCV, yang akan mempunyai dampak
manfaat kesehatan yang jelas bagi penderita
hepatitis, dan juga dapat menolong kita merancang
vaksin untuk penyakit virus kronis lain misalnya
HIV”.
HCV menyerang 180 juta orang di seluruh dunia.
Infeksi virus ini dapat mengakibatkan kanker hati,
dan menjadi alasan paling umum untuk
pencangkokan hati di Inggris dan AS.
Oktober 2007
“Saat ini kami juga sedang meneliti kemungkinan
meningkatan tingkat keberhasilan pencangkokan
hati dengan cara memberi infus antibodi ini pada
orang tersebut” dikatakan Dr. Tarr. “Kami juga
memakai informasi yang didapatkan melalui
pengenalan dan pencirian tanggapan antibodi
terhadap HCV untuk merancang cara baru
membuat bakal vaksin. Apabila antibodi yang kami
temukan dapat diproduksi melalui vaksinasi,
pengendalian penyakit dimungkinan”.
Artikel asli: Possible Hepatitis C vaccine
Vaksin Pneumokokus
manjur pada Odha
Oleh: POZ
Vaksin pneumokokus polisakarid (polysaccharide
pneumococcal vaccine/PPV) sudah sejak lama
dianjurkan untuk Odha, tetapi berapa tingkat
perlindungannya dalam pencegahan penyakit
misalnya meningitis bakteri dan pneumonia? Hasil
penelitian di Spanyol yang diterbitkan dalam jurnal
Clinical Infectious Diseases versi internet, memberi
pendapat bahwa vaksin tersebut efektif untuk
mencegah penyakit yang dapat menjadi berat pada
Odha, terlepas dari jumlah CD4 mereka.
Penelitian ini termasuk penilaian rekam medis
dari 736 pasien HIV-positif, termasuk orang
dengan atau tanpa riwayat penyakit yang
disebabkan oleh pneumonia streptokokus. Faktor
yang meningkatkan risiko penyakit pneumokokus
adalah sirosis hati, penyakit gangguan paru kronis
(misalnya emfisema) dan kecanduan alkohol.
Faktor pelindung termasuk penggunaan ART dan
menerima PPV.
Menurut pusat pengendalian penyakit (Centers
for Disease Control/CDC) AS, risiko infeksi
pneumokokus adalah sampai 100 kali lebih besar
pada Odha dibandingkan orang dewasa lain yang
berusia serupa. Dihimbau agar PPV diberi setiap
lima tahun sekali. Walaupun penelitian memberi
kesan bahwa orang yang jumlah CD4-nya rendah
cenderung tidak menanggapi PPV, penelitian di
Spanyol menyimpulkan bahwa PPV ini –
dikombinasikan dengan ART – melindungi Odha
yang jumlah CD4-nya kurang dari 200.
Artikel asli: Pneumococcal Vaccine Effective in
Positive People
5
Kotak obat dikaitkan
dengan kepatuhan lebih
tinggi terhadap ART dan
penekanan virus
Menyelamatkan bayi:
Sebuah kemenangan di
Afrika
Oleh: Maya L. Petersen, dkk
Tgl. laporan: 24 Agustus 2007
Botswana sudah mengurangi tingkat penularan
HIV dari ibu-ke-bayi (MTCT) menjadi kurang dari
empat persen tahun ini. Hasil dukungan politik dan
logistik terhadap kebijakan pencegahan yang kuat.
Ini adalah pertama kali di negara berkembang yang
mencapai tingkat MTCT mendekati yang terjadi di
Eropa dan AS. Di Botswana kurang lebih 34
persen ibu yang hamil terinfeksi HIV.
Botswana meluncurkan program pencegahan
MTCT pada 2001, tetapi masih banyak ibu yang
tidak dites HIV. Pada 2004, Presiden Festus Mogae
memprakarsai tes HIV secara sukarela dan secara
menyeluruh, sehingga tingkat skrining melonjak
hingga lebih dari 90 persen.
Program MTCT di Botswana memakai tes HIV
20-menit pada ibu hamil. Pada ibu hamil yang
HIV-positif, program tersebut menyediakan AZT
selama empat minggu dan kemudian nevirapine
dosis tunggal untuk ibu dan anak saat kelahiran.
Pada 2005, pemerintah mulai melakukan tes pada
bayi dari ibu yang HIV-positif dengan menganalisis
DNA darah yang dikeringkan. Hal ini
memungkinkan dokter untuk secara cepat
membedakan bayi yang sungguh terinfeksi HIV
dengan bayi yang mempunyai antibodi HIV karena
secara alami disalurkan dari yang ibu HIV-positif
pada bayinya.
Dalam survei tes DNA darah, infeksi HIV di
antara bayi dari ibu yang terinfeksi menurun dari
tujuh persen di antara 1.917 menjadi hanya 3.9
persen – atau 51 di antara 1.300 bayi – antara
November 2006 dan Februari 2007. Dengan
perbandingan, tingkat MTCT di provinsi
KwaZulu-Natal di Afrika Selatan pada penelitian
2006 adalah 20,6 persen.
Tes DNA yang lebih cepat pada bayi “memberi
dukungan moral yang sangat kuat pada setiap
orang: petugas kesehatan, yang pada akhirnya
melihat keberhasilan usaha mereka, dan untuk para
ibu, yang hampir semuanya diberi hadiah bayi yang
HIV-negatif,” dikatakan Dr. Tracy Creek, seorang
epidemiologis CDC di Botswana.
Artikel asli: Saving the Babies: A Victory in Africa
Latar belakang. Kotak obat tidak mahal dan
mudah dipakai; tetapi dampaknya pada kepatuhan
terhadap pengobatan antiretroviral (ARV) belum
diketahui.
Metode. Data didapatkan dari kelompok
penelitian terhadap 245 peserta Odha yang diamati
sejak 1996 hingga 2000 di San Francisco,
California, AS. Kepatuhan adalah hasil primer dan
diukur memakai penghitungan jumlah pil bulanan
yang tidak diumumkan sebelumnya. Viral load HIV
dalam darah dipertimbangkan sebagai hasil
sekunder. Model struktur marjinal dipakai untuk
memperkirakan dampak penggunaan kotak obat
terhadap kepatuhan dan penekanan virus,
disesuaikan terhadap faktor pembaur jumlah CD4,
viral load, kepatuhan sebelumnya, penggunaan
narkoba, ciri-ciri demografi serta pengobatan saat
ini dan sebelumnya.
Hasil. Penggunaan kotak obat diperkirakan
meningkatkan kepatuhan sebanyak 4,1%-4,5% dan
dikaitkan dengan penurunan viral load sebanyak
0,34-0,37 log dan 14,2%-15,7% lebih mungkin
mencapai viral load # 400 (rasio odds, 1,8-1,9).
Seluruh perkiraan terhadap dampak ini bermakna
secara statistik.
Kesimpulan. Kotak obat tampak meningkatkan
kepatuhan terhadap ART secara bermakna dan
meningkatkan penekanan virologi. Kami
memperkirakan bahwa kotak obat dapat dikaitkan
dengan biaya hampir 19.000 dolar AS per tahun
penyesuaian mutu kehidupan. Kotak obat harus
dijadikan intervensi baku untuk meningkatkan
kepatuhan terhadap ART.
Abstrak asli: Pillbox Organizers Are Associated
with Improved Adherence to HIV Antiretroviral
Therapy and Viral Suppression: A Marginal
Structural Model Analysis
6
Oleh: John Donnelly, Boston Globe.
Tanggal laporan: 27 Agustus 2007
Sahabat Senandika No. 59
Pojok Info
Tips
Tips untuk Odha
Lembaran Informasi Baru
Pada Oktober 2007, Yayasan Spiritia telah
menerbitkan 15 lembaran informasi yang direvisi:
• Informasi Dasar
Lembaran Informasi 001—Daftar Lembaran
Informasi
• Terapi Antiretroviral
Lembaran Informasi 400—Penggunaan Obat
Antiretroviral
Lembaran Informasi 401—Nama Obat
Antiretroviral
Lembaran Informasi 410—Terapi Antiretroviral
Lembaran Informasi 442—Ritonavir
Lembaran Informasi 443—Saquinavir
Lembaran Informasi 444—Nelfinavir
Lembaran Informasi 446—Lopinavir/Ritonavir
Lembaran Informasi 479—Hidroksiurea (urutan
baru, ganti 469)
Lembaran Informasi 481—Pemulihan Kekebalan
(urutan baru, ganti 470)
Lembaran Informasi 482—Interleukin-2 (urutan
baru, ganti 472)
Lembaran Informasi 483—Sindrom Pemulihan
Kekebalan (urutan baru, ganti 473)
• Infeksi Oportunistik
Lembaran Informasi 515—Tuberkulosis (TB)
• Efek Samping
Lembaran Informasi 555—Neuropati Perifer
• Referensi
Lembaran Informasi 910—Daftar Interaksi
Obat NNRTI/PI
Lembaran Informasi 911—Daftar Interaksi
Obat NRTI
Agar terhindar dari infeksi toksoplasmosis, ikuti
langkah-langkah pencegahan infeksi sedini mungkin:
1. Periksakan kucing atau binatang piaraan
yang ada di rumah Anda ke dokter
hewan, untuk mengetahui apakah
binatang tersebut terinfeksi parasit
toksoplasma secara aktif atau tidak
2. Apabila kucing atau binatang piaraan
tersebut berada pada masa penularan
aktif (sekitar 6 minggu), titipkanlah
binatang piaraan tersebut pada tempat
penitipan binatang piaraan.
3. Jangan biarkan kucing atau anjing makan
daging mentah, pergi ke luar rumah,
berburu tikus atau burung, dan bermain
dengan kucing atau anjing lain.
4. Jangan mengadakan kontak langsung,
baik dengan kandang maupun kotoran
hewan piaraan. Mintalah orang lain untuk
membersihkannya. Jika terpaksa harus
membersihkan sendiri, pakailah sarung
tangan, dan cucilah tangan Anda sampai
bersih. Karena virus tersebut sangat aktif,
jangan lupa untuk membersihkan
kandang setiap hari.
5. Hindari mengkonsumsi daging mentah
atau minum susu yang belum disterilkan.
6. Cuci sampai bersih sayuran dan buahbuahan sebelum Anda konsumsi.
7. Segeralah berobat ke dokter bila ternyata
Anda terinfeksi parasit toksoplasma.
Untuk memperoleh lembaran revisi ini atau seri
Lembaran Informasi lengkap, silakan hubungi
Yayasan Spiritia dengan alamat di halaman belakang
atau browse ke situs web Spiritia:
<http://www.spiritia.or.id>
Oktober 2007
7
Tanya Jawab
Tanya Jawab
T: Saya seorang wanita HIV-positif dan memiliki
seorang anak berusia sepuluh tahun yang HIV
negatif. Saya tidak pernah menceritakan padanya
bahwa saya punya penyakit. Jika mengunjungi
dokter, saya katakan padanya bahwa saya sedang
mengunjungi seorang bibi. Saya sangat berhati-hati
merahasiakan hal ini padanya. Tapi saya pernah
berpikir untuk menyusun semacam persiapan
adopsi jika saya meninggal nanti. Saya kira, jika hal
itu saya lakukan saya akan mengatakan hal
sebenarnya pada anak saya. Tapi rasanya saya
seperti akan hancur. Ia sangat periang dan polos. Ia
membantu saya untuk tetap tegar. Ada saran
bagaimana saya harus mengatakan padanya tapi
tidak membuat saya dan anak saya hancur?
J: Ini merupakan masalah yang rumit dan
merupakan beban emosional. Saya sarankan Anda
menemui seorang ahli terapi keluarga untuk
menyusun strategi mengungkapkan kondisi
kesehatan Anda pada anak. Saya sangat yakin
bahwa rahasia di dalam suatu keluarga itu tidak
sehat, dan sebenarnya Anda bermaksud untuk
melindungi anak. Pada kenyataannya Anda hanya
melindungi diri sendiri. Dengan segala cara, Anda
harus menyusun persiapan tentang siapa yang akan
merawatnya nanti. Bukan hanya pada saat akhir
hidup Anda, tapi mulai ketika Anda dirawat di
rumah sakit. Ini penting untuk menjadi orang tua
yang bertanggung jawab dan untuk memastikan
bahwa harapan Anda bisa dilanjutkan jika penyakit
Anda menjadi semakin parah atau memburuk. Saya
pikir, keterbukaan Anda mengenai kondisi
kesehatan Anda lebih menguntungkan daripada
ketidaknyamanan yang akan terjadi pada awalnya.
Memang ini akan menjadi bahan pembicaraan yang
menyakitkan, tapi pada akhirnya akan membuat
Anda berdua lebih dekat. Berhati-hatilah agar tidak
membanjirinya dengan informasi yang lebih banyak
daripada yang dibutuhkan atau yang bisa dipahami
oleh anak Anda.
Pertanyaan dijawab oleh: Michael Shernoff, MSW
Positive Fund
Laporan Keuangan Positive Fund
Yayasan Spiritia
Periode Oktober 2007
Saldo awal 1 Oktober 2007
19,694,919
Penerimaan di bulan
Oktober 2007
300,000+
_________
Total penerimaan
19,994,919
Pengeluaran selama bulan Oktober :
Item
Jumlah
127,000
Pengobatan
Transportasi
Komunikasi
0
0
Peralatan / Pemeliharaan
Modal Usaha
0
2,980,000+
Total pengeluaran
_________
3,107,000-
Saldo akhir Positive Fund
per 31 Oktober 2007
16,887,919
Sahabat Senandika
Diterbitkan sekali sebulan oleh
Yayasan Spiritia
dengan dukungan
THE FORD
ATION
FOUNDA
FOUND
Kantor Redaksi:
Jl. Johar Baru Utara V No 17
Jakarta Pusat 10560
Telp: (021) 422 5163 dan (021) 422 5168
Fax: (021) 4287 1866
E-mail: [email protected]
Editor:
Caroline Thomas
Copyright 2002 Yayasan Spiritia. Izin dikeluarkan bukan untuk
diperdagangkan, sehingga bila mengutip isinya Anda harus
mencantumkan sumber (termasuk alamat dan nomor telepon).
Semua informasi di dalam Sahabat Senandika sekadar
untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum
melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi
dengan dokter.
8
Sahabat Senandika No. 59
Download