Tanggapan terapeutik buruk pada pasien HIV dengan penyakit jiwa

advertisement
Tanggapan terapeutik buruk pada pasien HIV dengan
penyakit jiwa
Oleh: Will Boggs, MD
NEW YORK (Reuters Health) 13 Maret 2007 – Pasien HIV dengan kelainan jiwa mengalami tanggapan
virologi yang lebih rendah pada awal terapi antiretroviral (ART), para penyelidik melaporkan.
“Penyakit jiwa dan penyalahgunaan zat sepertinya mempengaruhi bagaimana pasien dapat menanggapi
pengobatan HIV,” Dr. Brian Wells Pence dari Center for Health Policy, Universitas Duke, Durham, North
Carolina, AS mengatakan pada Reuters Health. “Dengan demikian, adalah penting untuk menilai dan
mengobati pasien HIV dengan kondisi ganguan kejiwaan bersamaan.”
Dr. Pence dan rekan mengamati hubungan antara gangguan kejiwaan serta tanggapan virologi dan
kekebalan di antara 198 pasien yang mulai ART. Mereka melaporkan temuannya dalam jurnal Acquired
Immune Deficiency Syndromes edisi 1 Februari 2007.
Pasien yang diduga lebih mungkin mengalami kelainan suasana hati, kegelisahan atau menyalahgunakan
zat lebih cenderung menunjukkan kegagalan virologi secara keseluruhan dan menunjukkan
kecenderungan terhadap penundaan penekanan virologi setelah mulai ART, penulis melaporkan.
Pasien dengan prediksi tertinggi untuk mengalami kelainan jiwa atau kelainan akibat penyalahgunaan zat
rata-rata memerlukan 41 persen lebih lama untuk mencapai penekanan virologi dan mengembangkan
kegagalan virologi dua kali lebih cepat dibandingkan pasien lain, hasil menunjukkan.
Kecenderungan yang sama dilihat bila depresi, penyalahgunaan atau ketergantungan alkohol, dan
penyalahgunaan atau ketergantungan narkoba dipertimbangkan secara terpisah, para peneliti mencatat.
“Walaupun kami memperkirakan bahwa kepatuhan terhadap pengobatan yang lebih rendah mungkin
menjelaskan sebagian atau seluruh hubungan yang diamati antara gangguan kejiwaan dan tanggapan
klinis terhadap ART, kami tidak dapat mengujinya dalam penelitian ini,” para penyelidik menambahkan.
Dr. Pence berpendapat bahwa “pasien sebaiknya diskrining saat masuk perawatan, dan kemudian
sedikitnya setahun sekali.”
“Kami merencanakan uji coba terkontrol secara acak untuk menyelidiki apakah perpaduan skrining untuk
depresi dan pengobatan HIV umumnya meningkatkan kepatuhan terhadap pengobatan HIV dan hasil
klinis,” Dr. Pence mengatakan.
Ringkasan: Therapeutic Response Poor in HIV+ Patients With Mental Illness
http://www.medscape.com/viewarticle/553571
Sumber: J Acquir Immune Defic Syndr 2007;44:159-166.
Dokumen ini didownload dari situs web Yayasan Spiritia http://spiritia.or.id/
Download