identifikasi dan pengendalian penyakit layu pada pisang di kota

advertisement
IDENTIFIKASI DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT
LAYU PADA PISANG
DI KOTA DENPASAR
PENGENALAN DAN PENGENDALIAN
PENYAKIT LAYU FUSARIUM PISANG
Di Kota Denpasar (*
(*
Oleh : I Wayan Swastika,SP,M.Si
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN
HORTIKULTURA
KOTA DENPASAR
2014
PENDAHULUAN
Tanaman pisang di Kota Denpasar merupakan
komoditi yang sangat strategis bagi masyarakat Bali,
karena manfaatnya yang serta guna mulai dari buah,
daun, batang sampai anaknya dapat dimanfaatkan
baik untuk pemenuhan gizi keluarga maupun untuk
sarana upakara Agama Hindu.
Dalam usaha peningkatan produksi sejak
Tahun 1997 mengalami penurunan yang disebabkan
oleh serangan penyakit layu dan mencapai 70-100
rumpun tanaman terserang setiap tahun. Penurunan
produksi sampai 50% sehingga tidak dapat terelakan
untuk memasukan pisang dari daerah lain, karena itu
perlu penanganan yang lebih intensif mulai dari
identifikasi sampai pengendaliannya.
Upaya pengendalian penyakit layu Fusarium
ini belum dilakukan secara maksimal, mengingat
budidaya pisang belum dilakukan secara intensif.
Petani belum biasa melaksanakan pemupukan,
penyiangan dan pemeliharaan lainnya. Karena itu
tanaman belum mampu memberikan produksi yang
diharapkan baik dari kuantitas maupun kualitas.
Salah satu penyakit utama yang menyerang
tanaman pisang di Kota Denpasar adalah penyakit
layu. Penyakit ini dengan cepat menular apabila
didukung oleh lingkungan dan teknik budidaya yang
tidak baik. Pengendalian dengan pestisida juga sulit
dilakukan karena pathogen Fusarium oxysporium dan
bakteri Pseudomanas solanacearum, bersifat soilborn
yang bisa tertular dalam tanah dan pengairan. Untuk
melaksanakan upaya pengendalian sebaiknya kita
memahami sifat, ekobiologi serta pengelolaan
pengendalian hama secara terpadu (PHT)
PENYEBAB
Penyakit ini disebabkan oleh dua jenis
pathogen yaitu Bakteri Pseudomonas solanacearum
dan jamur Fusarium oxysporium.
GEJALA SERANGAN
a. Penyakit Layu Bakteri
Kebanykan gejala mulai tampak pada saat tanaman
berbuah, dimana mula-mula satu daun muda berubah
warnanya, dan biasanya tulang daun keluar garis
coklat kekuningan mengarah ketepi daun. Keadaan
ini dapat berlangsung lama sampai buah hamper
masak. Selanjutnya daun menguningdan menjadi
coklat sangat cepat kurang dari satu minggu. Jika
bongol dipotong akan mengeluarkan cairan seperti
lender yang berwarna kemerah merahan merupakan
oose bakteri. Pada buah yang terinfeksi ruang bagian
dalam berisi daging buah penuh cairan lender dan
berwarna merah kecoklatan yang mengandung
banyak bakteri.
b. Penyakit Layu Fusarium
Penyakit ini umumnya menyerang tanaman pisang
yang masih muda umur 5-10 bulan. Gejalanya yang
paling khas adalah jika pangkal batang dibelah
membujur terlihat adanya garis coklat atau hitam
menuju kesemua arah dari bongol sampai
kepangkal dan tangkai daun. Akar menjadi hitam
dan busuk, tepi daun bawah berwarna kuning tua
yang kemudian menjadi coklat dan mongering.
PATOGEN
-
-
-
Patogen bisa bertahan lama dalam tanah dan
sekali tanah terinfeksi sangat sukar untuk
dibersihkan.
Patogen dapat menyebar melalui bibit, alat-alat
pertanian, tanah, buah yang terinfeksi maupun
pengairan.
Kecepatan penyebaran sangat tinggi
Sangat dipengaruhi oleh type tanah. Layu
Fusarium akan berkembang pada tanah berpasir
yang masam, sedangkan layu Pseudomonas
berkembang pada tanah yang liat dan alkalis.
PENGENDALIAN
1. Bercocok Tanam
- Menanam bibit bebas penyakit
- Pemupukan dengan pupuk organic
- Sanitasi gulma
- Perbaikan drainase(jika diperlukan adanya
penyiraman)
- Hindari pelukaan saat pemeliharaan tanaman.
- Batasi anakan maksimal tiga.
2. Fisik Mekanis
- Pembongkaran terhadap tanaman yang sakit,
kemudian dibakar
- Memotong jantung pisang dengan tangan
tanpa alat.
3. Genetik
- Menanam varietas tahan/toleran seperti pisang
mas, Gancan, Pelembang, Ketip, Warangan,
Udang dan Batu.
4. Peraturan
- Tidak membawa bibit dari daerah yang terserang.
5. Biologi
- Penggunaan
agens
antagonis
berupa
Trichoderma sp atau Gliocladium sp dan
Pseudomonas fluorescens.
-
Pengendalian yang paling efektif dilakukan
dengan mengkombinasikan cara – cara diatas
dengan penggunaan agensia hayati (Gliocladium
Plus) atau Biopestisida (Persada) maupun BiotaL. Persada yang mengandung 4 jenis agens
antagonis yaitu; Gliocladium sp, Fusarium
oxysporium avirulen, Pseudomonas fluorescens
dan Streptomyces sp. Sedangkan Biota-L sebagai
Pseudomonas salanacearum. Pengendalian yang
paling efektif adalah dengan pemanfaatan agensia
hayati seperti Trichoderma sp dan pemilihan bibit
yang bebas penyakit layu yaitu dengan cara
pembibitan dari bongol p[isang yang telah
diperlakukan biopestisida seperti Biota L dan
Persada yang sudah dipraktikan dalam Pelatihan
Pembuatan Bibit Pisang bebas penyakit.
desinfektan berbahan aktif ekstrak lengkuas dan
daun sirih.
Cara membuat bibit bebas penyakit dengan perlakuan
sebagai berikut :
- Bibit yang disapih dari induknya direndam dahulu
dengan larutan Biota-L 10% selama 30-60 menit.
- Bila bibit sudah tumbuh dalam polibag dilakukan
dengan menyiramkan larutan Biota-L 10%
- Lubang tanam diisi dengan pupuk kandang 3-5 kg
perlubang
dan
dicampur
dengan
250gr
Biopestisida (Persada), selanjutnya ditutup supaya
tetap lembab.
- Biarkan selama satu minggu supaya agens
antagonis dapat berkembang untuk mencegah
masuknya pathogen ketubuh tanaman.
- Gliocladium sp, Pseudomonas fluorescens dan
Streptomyces sp sebagai penjaga dari luar
untuk mencegah masuknya jamur pathogen
kedalam tubuh tanaman.
- Fusarium oxyporum avirulen masuk kedalam
tubuh tanaman merupakan penjaga dari dalam
untuk mencegah pathogen masuk kedalam
tubuh tanaman.
KESIMPULAN
Penyakit layu yang menyerang tanaman pisang
di Kota Denpasar disebabkan oleh pathogen
cendawan Fusarium oxysporium dan bakteri
Gejala Penyakit Layu pada penampang batang
Download