BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Tujuan

advertisement
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
yang signifikan dalam mengukur kinerja portofolio saham pada saham-saham LQ
45 di Bursa Efek Indonesia periode 2011 – 2014. Pada penelitian ini
menggunakan 23 sampel perusahaan dari 45 perusahaan yang masuk ke dalam
Indeks LQ 45 selama 4 tahun periode pengamatan berturut-turut antara tahun
2011 – 2014 dan saham yang aktif diperdagangkan sejak bulan Juli 2011 sampai
dengan Juli 2014. Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada
tidaknya pengaruh antara variabel-variabel yang diteliti. Hipotesis nol (Ho) yang
ditetapkan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh antara
variabel yang diteliti. Sedangkan hipotesa alternatif (Ha) yang ditetapkan
menunjukkan adanya pengaruh antara variabel yang diteliti maka digunakan
analisis perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS yaitu
Independent Sample t-Test. Setelah melakukan analisa terhadap 23 perusahaan
tersebut, maka ditarik kesimpulan sebagi berikut:
94
1. Pengukuran kinerja portofolio saham yang dibentuk menggunakan
metode Sharpe pada perusahaan LQ 45
Ukuran kinerja portofolio saham menurut Sharpe Measure hampir secara
merata menunjukan hasil yang negatif, hanya portofolio LSIP dengan nilai
0.13280 dan PTBA dengan nilai 0.10677 yang menunjukan hasil positif.
Hal tersebut menunjukan bahwa kinerja portofolio saham selama periode
pengamatan tersebut, masih memberikan return di bawah risk free rate.
2. Pengukuran kinerja portofolio saham yang dibentuk menggunakan
metode Treynor pada perusahaan LQ 45
Menurut perhitungan Treynor Measure, portofolio saham dengan kinerja
terbaik adalah portofolio PTBA, yaitu dengan nilai 345.09889. Portofolio
saham dengan kinerja terendah, dengan nilai -103.33929 adalah portofolio
LSIP. Hal ini dapat disebabkan oleh masuknya variabel resiko pasar
(koefisien beta) yang mengukur tingkat respon saham terhadap pergerakan
pasar ke dalam analisis perhitungan return dan resiko portofolio.
3. Pengukuran kinerja portofolio saham yang dibentuk menggunakan
metode Jensen pada perusahaan LQ 45
Perhitungan Jensen Measure, yang juga menggunakan variabel resiko
pasar (koefisien beta) dalam perhitungannya, memperoleh hasil kinerja
terbaik terdapat pada portofolio BBCA dengan nilai 0.03160. Sedangkan
portofolio saham dengan kinerja terendah adalah portofolio LSIP dengan
nilai -0.00021.
95
4. Perbedaan hasil yang signifikan dalam mengukur kinerja portofolio
pada perusahaan LQ 45
Ketiga metode perhitungan kinerja portofolio saham tersebut ternyata
tidak menghasilkan nilai yang konsisten antara satu dengan yang lain yang
berarti terdapat perbedaan yang signifikan pada ketiga metode pengukuran
tersebut. Hal ini disebabkan oleh perbedaan variabel-variabel yang
digunakan dalam perhitungan masing-masing metode. Investor dapat
menggunakan metode pengukuran sesuai dengan persepsi masing-masing
investor
terhadap
resiko
investasi.
Bagi
investor
yang
lebih
memperhatikan spesifik perusahaan makan akan lebih baik jika
menggunakan metode Sharpe Measure. Sedangkan bagi investor yang juga
memperhatikan keterkaitan resiko perusahaan dengan resiko pasar, yang
diwakili dengan nilai beta porotofolio, maka perhitungan Treynor Measure
dan Jensen Measure menghasilkan analisis kinerja yang lebih baik.
5.2
Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan
maka saran yang dapat disampaikan sebagai bahan penyempurnaan penelitian di
masa yang akan datang adalah sebagai berikut:
1. Bagi Investor
Seharusnya menelaah terlebih dahulu secara lebih detail metode mana
yang akan digunakan dan sesuai dengan persepsi mereka. Karena setiap
96
investor mempunyai persepsi masing-masing terhadap resiko investasi.
Bagi investor yang memperhatikan spesifik perusahaan maka lebih baik
menggunakan metode Sharpe Measure, seperti hasil penelitian ini yang
menunjukkan hanya ada dua portofolio yang menghasilkan nilai positif
yaitu portofolio LSIP dan PTBA yang berarti portofolio tersebut memiliki
return yang lebih besar dari pada return investasi bebas resiko. Sedangkan
bagi investor yang juga memperhatikan keterkaitan resiko perusahaan
dengan resiko pasar, maka perhitungan Treynor Measure dan Jensen
Measure menghasilkan kinerja yang lebih baik. Berdasarkan perhitungan
Treynor Measure dan Jensen Measure pada penelitian ini didapat dua
puluh dua portofolio yang memiliki resiko sistematik yang lebih besar dari
resiko pasar. Sehingga lebih baik investor memilih portofolio PTBA dan
BBCA.
2. Bagi Emiten
Bagi perusahaan disarankan untuk lebih meningkatkan kinerjanya secara
menyeluruh dalam segala aspek sehingga dapat mempermudah para
investor untuk memilih saham mana yang sesuai dengan persepsi mereka.
3. Bagi Peneliti atau Pihak Lain
Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian serupa maka penulis
sarankan untuk menggunakan Model Indeks Tunggal untuk melakukan
keputusan investasi, dengan mengguanakan metode yang sederhana dan
mudah diterapkan ini para investor dapat mengetahui kinerja portofolio
yang akan dipilih. Penelitian ini diharapkan akan menjadi salah satu
97
pertimbangan dalam pengambilan keputusan pemilihan saham dan
portofolio saham yang optimal.
98
Download