Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 5, Oktober 2016 ISSN 0854-2172 INOVASI ALAT PERAGA KONKRET DALAM MATERI AJAR OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN Sri Haryati SD Negeri Randegan 03 Losari Brebes Abstrak Penelitian tindakan kelas ini di latar belakangi oleh rendahnya prestasi belajar siswa kelas I SD Negeri Randegan 03 pada pembelajaran matematika materi mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan. Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan melalui penggunaan alat peraga konkret. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus perbaikan, setiap siklusnya dilaksanakan selama 4 jam pelajaran. Pada siklus pertama hasil yang dicapai rata-rata nilai mencapai 74 ketuntasan belajar atau 63 %. Pada siklus kedua hasil analisis nilai rata-rata mencapai 83 lebih dari nilai KKM yang ditetapkan yaitu 75. Dan siswa yang tuntas 32 atau 91 % dari 35 siswa. Hasil observasi tentang aktivitas siswa ternyata siswa merasa senang belajar sambil bermain dengan bantuan alat peraga konkret yang ada di sekitar. Dengan menerapkan penggunaan alat peraga konkret maka hasil pembelajaran matematika materi mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan dapat mencapai hasil yang maksimal, juga dapat meningkatkan minat belajar siswa. © 2016 Dinamika Kata Kunci: Alat Peraga Konkret; Hasil belajar; Minat belajar; PENDAHULUAN Dalam proses belajar mengajar terdapat satu kesatuan kegiatan yang tak terpisahkan antara pendidik dan peserta didik. Peserta didik akan lebih mengerti dan memahami apa yang dipelajarinya disebabkan karena belajar (Cicik, dkk, 2014:26). Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menyiapkan diri dalam peranannya di masa akan datang. Pendidikan dilakukan tanpa ada batasan usia, ruang dan waktu yang tidak dimulai atau diakhiri di sekolah, tetapi diawali dalam keluarga dilanjutkan dalam lingkungan sekolah dan diperkaya oleh lingkungan masyarakat, yang hasilnya digunakan untuk membangun kehidupan pribadi agama, masyarakat, keluarga dan negara (Sukanti, 2013: 1). Selama ini peneliti sudah menggunakan berbagai macam metode untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan, tetapi hasilnya masih belum memuaskan. Agaknya memang strategi/pendekatan-pendekatan saja belum cukup untuk menghasilkan perubahan. Ernest H. Hildgard dalam L Hakim (2009: 1) mengatakan bahwa belajar adalah dapat melakukan sesuatu yang dilakukan sebelum ia belajar atau bila kelakuannya berubah sehingga lain caranya menghadapi sesuatu situasi daripada sebelum itu. Pengetahuan bukanlah suatu yang diserap oleh pembelajaran, INOVASI ALAT PERAGA KONKRIT DALAM MATERI AJAR OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN Sri Haryati 1 melainkan sesuatu yang diciptakan oleh pembelajar. Pembelajaran terjadi ketika seseorang pembelajar memadukan pengetahuan dan keterampilan baru ke dalam struktur dirinya sendiri yang telah ada. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan. Kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar. Untuk itu diperlukan strategi belajar baru yang memberdayakan siswa, yaitu sebuah strategi belajar tidak mengharuskan siswa menghafalkan faktafakta tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa mengkonstruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri. Dalam kelas tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuan. Maksudnya guru lebih banyak berurusan dengan strategi dengan alat bantu yang dikenal siswa di sekitarnya, dari pada memberi informasi. Memang pendidikan siswa kelas I Sekolah Dasar masih identik dengan dunia bermain, oleh karena itu benda-benda di sekitar sekolah sangat membantu proses pembelajaran siswa. Bertitik tolak dari latar belakang masalah di atas peneliti ingin meningkatkan kemampuan siswa kelas I Sekolah Dasar dalam mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan pada mata pelajaran Matematika dengan bantuan benda-benda konkret. Dalam pengembangan pembelajaran guru harus memiliki kemampuan untuk memilih strategi, metode, alat pembelajaran dan teknik-teknik pembelajaran yang, efektif, efisien sesuai dengan karakteristik siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Dwi Erna dalam L Hakim (2009: 2) yang mengatakan, proses pembelajaran merupakan interaksi dan proses untuk mengungkapkan ilmu pengetahuan oleh pendidik dan peserta didik yang menghasilkan suatu hasil belajar. Dalam hal ini sekolah di beri kebebasan untuk memilih strategi, metode dan teknik-teknik pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristik siswa, karakteristik mata pelajaran, karakteristik guru dan kondisi nyata sumber daya yang tersedia di sekolah. Dari pendapat di atas alat bantu pembelajaran tidak harus membeli dengan harga-harga yang mahal dan modern, tetapi dapat menggunakan benda-benda konkret di sekitar sekolah untuk sarana pembelajaran. Pendapat lain juga mengatakan, dalam pembelajaran pelajaran Matematika kelas I Sekolah dasar konsep dasar yang digunakan adalah benda-benda konkret di sekitar sekolah. (Wardhani, 2004:3). Dengan benda-benda konkret di sekitar sekolah di gunakan sebagai alat pembelajaran akan tercipta suasana pendidikan yang PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif efektif dan Menyenangkan). Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa dalam mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan dengan bantuan benda-benda konkret. Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, maka hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, antara lain : (1) Mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan pada mata pelajaran matematika, (2) Mempermudah siswa mencari alat bantu pembelajaran dengan benda-benda konkret di sekitar sekolah. Dan manfaat bagi guru adalah dapat meningkatkan profesionalisme dalam bidang pendidikan, menambah nilai angka kredit untuk kenaikan pangkat dari golongan IV.a ke IV.b. Sedangkan manfaat bagi sekolah antara lain : (1) Memberi sumbangan yang berharga bagi lembaga bahwa benda-benda di sekitar kita dapat dijadikan sebagai alat bantu pembelajaran, (2) Meringankan beban lembaga karena benda-benda di sekitar kita mudah dicari dan tidak memerlukan biaya yang mahal untuk membelinya. 2 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 5. No. 6, Oktober. (2016) METODE PENELITIAN 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Kualitatif. Pendekatan Kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk menelusuri dan mendapatkan gambaran secara jelas tentang situasi kelas dan tingkah laku siswa selama proses pembelajaran berlangsung (Mahi, 2011: 40). Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan secara bersiklus. Jenis penelitian yang digunakan dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena ingin menerapkan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas I dalam mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan bilangan dengan alat bantu benda-benda konkret di sekitar sekolah. 2. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian tindakan kelas ini adalah SD Negeri Randegan 03 Kecamatan Losari Kabupaten Brebes. Sampel yang digunakan yaitu siswa kelas 1 yang berjumlah 29 siswa terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. 3. Sumber Data Jenis data yang dihimpun adalah data yang kualitatif, berupa hasil Observasi, diskusi dan penilaian. Observasi dilakukan terhadap kegiatan pembelajaran Matematika tentang operasional penjumlahan dan pengurangan bilangan. Dari hasil Observasi ini peneliti banyak menemukan masalah–masalah pada siswa kelas I di antaranya siswa sebagian besar belum bisa mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan bilangan. 4. Prosedur Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data dilakukan berdasarkan bentuk data yang diperoleh. Untuk memperoleh data yang diinginkan dalam pembelajaran Matematika khususnya mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan bilangan dilakukan dengan teknik Observasi, diskusi dan evaluasi hasil belajar yang hasilnya akan dilaksanakan dalam bentuk skor. 5. Analisis Data Data hasil penelitian yang terkumpul berasal dari data observasi, diskusi dan evaluasi. Teknik analisis yang digunakan dengan tiga tahap analisis yaitu tahap kategorisasi, validasi dan interpretasi data. Kategorisasi data dilakukan dengan memilih-milih data yang terkumpul berdasarkan kategori tertentu yang di tetapkan. Kategori yang dimaksud meliputi konsepsi awal siswa, jenis pertanyaan siswa, eksplorasi siswa, aktivitas siswa, penilaian akhir siswa. 6. Tahap-Tahap Penelitian Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam dua siklus, setiap siklus diawali dengan perencanaan penerapan tindakan dan observasi, serta diakhiri dengan refleksi. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Pra siklus Kegiatan awal penelitian diawali dengan Observasi pada kelas I SDN. Randegan 03 Kecamatan Losari Kabupaten Brebes pada hari Selasa tanggal 19 September 2013. Nilai dari hasil ulangan tersebut kemudian peneliti ambil datanya untuk dianalisis, kesimpulan yang diperoleh yaitu : Nilai > 75 sebanyak 11 siswa = 31 % dari keseluruhan siswa. INOVASI ALAT PERAGA KONKRIT DALAM MATERI AJAR OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN Sri Haryati 3 Nilai < 75 sebanyak 24 siswa = 69 % dari keseluruhan siswa. Nilai rata-rata kelas 63. Peneliti mengambil standar nilai 75 terendah, karena nilai 75 di atas dari nilai cukup untuk suatu keberhasilan pembelajaran. Namun karena siswa kelas I SDN. Randegan 03 nilai > 75 sebanyak 31 % berarti pembelajaran Matematika di kelas I belum berhasil. 2. Hasil Penelitian Siklus I Kegiatan penelitian siklus I diawali dengan kegiatan perencanaan, yaitu menentukan pokok bahasan, menyusun RPP, mempersiapkan lembar kerja, mempersiapkan alat/media pembelajaran, sumber pembelajaran. 3. Pelaksanaan Tindakan Pada kegiatan inti, guru menjelaskan cara mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan alat peraga kerikil, lidi atau benda yang ada di sekitar. Membimbing siswa yang diberi kesempatan maju di depan kelas untuk mengerjakan soal latihan. Pada kegiatan akhir peneliti memberikan lembar soal tes formatif dengan 10 soal, untuk dikerjakan siswa secara individu. Adapun hasil dari analisis penilaian siklus I , sebagai berikut : Siswa yang memperoleh nilai ≥75 sebanyak 22 siswa = 63 %, Siswa yang mendapat nilai < 75 sebanyak 13 siswa = 37 %, Nilai Rata-rata kelas = 74. 4. Hasil Penelitian Siklus II a. Perencanaan. Menentukan materi pembelajaran tentang penjumlahan dan pengurangan dengan pola bersusun, mencari suku yang belum diketahui dan soal cerita dengan menggunakan alat bantu lidi, menyusun Rencana Pembelanjaan, menyiapkan alat bantu yang digunakan yaitu lidi, menyiapkan alat evaluasi, dan lembar observasi. Pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran pertemuan I dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 19 Oktober 2013 alokasi 4 x 35 menit. b. Pelaksanaan Kegiatan Pada kegiatan inti peneliti memperkenalkan kepada siswa tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan antara 2 sampai 3 angka dengan pola bersusun, menjelaskan penjumlahan dan pengurangan bilangan pola bersusun melalui alat bantu lidi, kerikil, memberi kesempatan kepada siswa untuk tampil di depan kelas menyelesaikan soal yang diberikan peneliti dengan alat bantu lidi. Peneliti dibantu pengamat membimbing siswa satu persatu dalam menyelesaikan lembar Kerja. Siswa mendemonstrasikan di depan kelas tentang pengoperasian penjumlahan dan pengurangan bilangan dengan lidi. Siswa mengerjakan Lembar Kegiatan Siswa secara individual di bawah bimbingan peneliti dibantu pengamat dengan menggunakan alat bantu buah nyamplung. Pada kegiatan akhir peneliti mengadakan evaluasi, dan membagikan lembar tes formatif. Adapun hasil analisis penilaian es formatif adalah sebagai berikut ; siswa yang mendapat nilai di atas KKM sebanyak 32 siswa atau 91 %, sedang siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM adalah 3 siswa atau 7 %. Nilai rata-rata kelas mencapai 83. Berarti ketuntasan belajar sudah melampai batas kriteria ketuntasan belajar klasikal. c. Refleksi Siklus II Dalam proses pembelajaran berlangsung semakin aktif semua siswa sibuk dengan tugas-tugas dihadapi, ternyata alat bantu benda-benda konkret sangat membantu proses pembelajaran, ketuntasan belajar siswa semakin meningkat, muli dari kondisi awal yang hanya mencapai 31 % meningkat di siklus I menjadi 63 % dan meningkat secara signifikan di siklus II yaitu 91 %. Juga peningkatan secara signifikan terjadi pada nilai rata-rata kelas dari 63 di kondisi awal menjadi 74 di Siklus I dan 83 di siklus II. 4 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 5. No. 6, Oktober. (2016) PEMBAHASAN Sebelum penelitian tindakan kelas dilaksanakan peneliti dibantu beberapa guru melakukan Observasi lapangan sebagai tindakan awal. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat ketuntasan belajar siswa dalam melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan dalam pembelajaran Matematika. Dari kegiatan Observasi awal ini diperoleh data ulangan sebagai berikut , siswa yang mendapat nilai ≥ 75 sebanyak 11 siswa = 31 % dari keseluruhan siswa, siswa yang mendapat nilai < 75 sebanyak 24 siswa = 69 % dari keseluruhan siswa, dan nilai rata-rata kelas 63. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan belum berhasil. Kemudian peneliti mencoba untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan bilangan dengan menggunakan alat bantu benda-benda konkret di sekitar sekolah setelah dilakukan penelitian tindakan kelas peneliti mengambil evaluasi dari masing-masing siklus dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran dalam siklus I dengan standar nilai terendah 75, siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 sebanyak 22 siswa atau kurang lebih 63 % sedangkan hasil evaluasi pada siklus II dengan standar nilai yang sama, semua siswa memperoleh nilai ≥ 75 ada 32 siswa atau 91 %, sedang 3 siswa masih mendapat nilai di bawah KKM. Kalau dilihat dari nilai rata-rata kelas dari setiap kondisi antara lain pada kondisi awal nilai rata-rata 63, siklus I nilai rata-rata kelas 74, dan siklus II nilai rata-rata mencapai 83. Data di atas peneliti sajikan dalam bentuk tabel di bawah ini : Tabel 1. Ketuntasan Belajar Kondisi Jumlah siswa Tuntas Prosentase Nilai Rata-rata Prasiklus 11 31 % 63 Sklus I 22 63 % 74 Siklus II 32 91 % 83 Tabel di atas disajikan dalam bentuk diagram batang di bawah ini: Grafik Ketuntasan Belajar 100 74 80 83 63 60 Sklus I 32 40 20 Prasiklus Siklus II 22 11 31% 63% 91% 0 Jumlah siswa Tuntas Prosentase Nilai Rata-rata INOVASI ALAT PERAGA KONKRIT DALAM MATERI AJAR OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN Sri Haryati 5 Berdasarkan data tersebut di atas maka kesimpulan sementara, antara lain sebagai berikut; (1) Nilai evaluasi Siklus I dan Siklus II mengalami peningkatan, (2) dengan alat bantu benda-benda konkret siswa dapat mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan bilangan, (3) Siswa mampu mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan bilangan. . SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan alat bantu benda-benda konkret di sekitar sekolah dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas I dalam mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan bilangan dengan hasil sampai 20. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan menjadi lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa. Hal ini dibuktikan dengan hasil evaluasi siklus I menunjukkan standar ketuntasan belajar mencapai 63 % dan siklus II mencapai 91 % dari 35 siswa. DAFTAR PUSTAKA Agaeni, Cicik, Eko Supraptono, dan Kukuh Imanto. 2014. Penerapan Metode Team Assisted Individually (TAI) Dalam Meningkatkan Kemampuan Menggunakan Program Aplikasi Microsoft Excel Pada Mata Pelajaran TIK. Volume 5, No.1, https://i-rpp.com/index.php/didaktikum/article/viewFile/167/163. Diunduh tanggal 6 Februari 2017 pukul 12.03 WIB. L Hakim. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Penerbit: CV Wacana Prima. Bandung. Mahi M. Hikmat. 2011. Metodologi Penelitian. Penerbit: Graha Ilmu. Yogyakarta. Sukanti. 2013. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas I. Skripsi. Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga. Wardani I.G.A.K, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka. 6 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 5. No. 6, Oktober. (2016)