6-Perbedaan Efektifitas Pemberian Filtrat Daun Bayam Hijau Dan

advertisement
ISSN No. 1978-3787
Media Bina Ilmiah29
PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN FILTRAT
DAUN BAYAM HIJAU DAN BAYAM MERAH (Amaranthus tricolor L)
TERHADAP KADAR KOLESTEROL DARAH TIKUS PUTIH
(Rattus norvegicus ) STRAIN Wistar
Oleh
I Wayan Getas
Ersandhi Resnhaleksmana
Lalu Rhifqi Arhan Ningrat
Dosen pada Poltekkes Kemenkes Mataram Jurusan Analis Kesehatan
Abstrak: Peningkatan kadar kolesterol dalam darah akan menyebabkan penyempitan pada pembuluh
darah. Penyempitan pembuluh ke arah jantung dapat menimbulkan penyakit jantung koroner sedangkan
penyempitan pada pembuluh darah menuju ke otak dapat mengurangi suplai oksigen yang mengakibatkan
stroke. Kelebihan kolesterol dalam darah bisa diatasi dengan mengkonsumsi sayur bayam, baik bayam
hijau maupun bayam merah (Amaranthus tricolor L).Tujuan Penelitian untuk melihat perbedaan
efektifitas pemberian filtrat daun bayam hijau dan bayam merah (Amaranthus tricolor L) terhadap kadar
kolesterol darah tikus putih (Rattus norvegicus) strain Wistar.Metodepenelitian ini bersifat true
eksperiment dengan analisa data menggunakan uji Independet Sample Test dengan tingkat kepercayaan
95% (α 0,05).Hasil dari uji statistik Paired sample test untuk melihat pengaruh bayam hijau dan bayam
merah terhadap kadar kolesterol didapatkan hasil uji berturut-turut p = 0,017 < α = 0,05 (bayam hijau)
dan p = 0,006 < α = 0,05 (bayam merah). Hasil uji statistik selanjutnya menggunakan Independent
Sample Test menunjukkan bahwa p =0,368> α = 0,05Kesimpulan : tidak ada perbedaan efektifitas
pemberian filtrat daun bayam hijau dan bayam merah (Amaranthus tricolor L) terhadap kadar kolesterol
darah tikus putih (Rattus norvegicus) strain Wistar.
Kata kunci :Kolesterol, bayam hijau, bayam merah, tikus putih (Rattus norvegicus) strain Wistar
PENDAHULUAN
Kemajuan perekonomian sebagai dampak dari
pembangunan di negara-negara berkembang
sebagaimana di Indonesia menyebabkan perbaikan
tingkat hidup. Hal ini menjadikan kesehatan
masyarakat meningkat, di samping itu terjadi pula
perubahan pola hidup. Perubahan pola hidup ini
yang menyebabkan pola penyakit berubah, dari
penyakit infeksi dan rawan gizi ke penyakitpenyakit degeneratif, diantaranya adalah penyakit
jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler)
(Supriyono, 2008).
Penyakit Jantung Koroner (PJK), yang
termasuk bagian dari penyakit kardiovaskular,
merupakan penyakit yang menjadi wabah di dunia
modern saat ini. Laporan Badan Kesehatan Dunia
(WHO), September 2009, menyebutkan bahwa
penyakit tersebut merupakan penyebab kematian
utama sampai saat ini. Pada 2004, diperkirakan
17,1 juta orang meninggal karena PJK. Angka ini
merupakan 29% dari penyebab kematian global
(Yahya, 2010).
Salah satu penyebab utama dari penyakit
tersebut adalah kolesterol dalam darah. Kolesterol
amat berguna bagi tubuh untuk memproduksi
berbagai hormon dan penyediaan energi. Persoalan
baru timbul bila kadar di dalam darah menjadi
abnormal. Bila berlangsung dalam jangka panjang,
hal tersebut dapat memicu Penyakit Jantung
Koroner (PJK), bahkan serangan jantung dan
stroke. Kadar kolesterol darah dipengaruhi juga
oleh tingkat kejenuhan lemak makanan. Semakin
banyak kadar lemak jenuh dalam makanan yang
dikonsumsi,
semakin
besar
kemungkinan
meningkatnya kadar kolesterol darah. Tingginya
kadar kolesterol dalam darah menyebabkan
sebagian kolesterol mengendap pada dinding
_____________________________________
http://www.lpsdimataram.com
Volume 8, No. 5, Agugstus 2014
30 Media Bina Ilmiah
pembuluh darah, yang lambat laun menimbulkan
penyempitan pembuluh darah atau disebut dengan
atherosklerosis.
Kolesterol dibawa oleh
lipoprotein yang juga diproduksi dalam hati yang
merupakan sarana transportasi bagi kolesterol yang
memungkinkan kolesterol ikut dalam peredaran
darah (Soenardi, 1995 dan Soeharto, 2004).
Untuk mengatasi kolesterol tinggi banyak di
antara penderita mengkonsumsi berbagai obatobatan. Namun tanpa diimbangi pola makan yang
sehat, usaha tersebut akan sia-sia. Penggunaan
obat-obatan secara terus-menerus juga tidak baik
untuk tubuh. Berbagai efek samping dari obatobatan tersebut justru bisa menimbulkan penyakit
lain.Salah satu cara yang paling baik dalam
menurunkan kadar kolesterol adalah dengan
mengkonsumsi sayur-sayuran.
Sayur-sayuran yang mengandung lutein bisa
membantu menurunkan kolesterol dalam darah,
salah satunya adalah bayam. Bayam mengandung
karotenoid yang dikenal sebagai lutein yang
membantu
untuk
mencegah
penumpukan
kolesterol dalam sistem peredaran darah (Murtopo,
2013).
Bayam merupakan sayuran yang biasa
dikonsumsi oleh masyarakat karena selain
harganya yang murah, bayam juga mudah
didapatkan, dan juga memiliki kandungan lutein
baik pada bayam hijau maupun bayam merah.
Berdasarkan uraian tersebut, hal inilah yang
mendorong penulis untuk melakukan penelitian
tentang perbedaan efektifitas pemberian filtrat
daun bayam hijau dan bayam merah (Amaranthus
tricolor L) terhadap kadar kolesterol darah tikus
putih (Rattus norvegicus) strain Wistar.
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
merupakan
penelitian
trueeksperimentdi
Laboratorium
yaitu
pengelompok-kan anggota kelompok kontrol dan
kelompok perlakuan dilakukan berdasarkan acak
atau random. Kemudian dilakukan pretest pada
kedua kelompok perlakuan. Setelah beberapa
waktu dilakukan posttest pada kedua kelompok
tersebut (Zainuddin, 2000; Notoatmojo Soekidjo,
2005).
_____________________________________________
Volume 8, No. 5, Agustus 2014
ISSN No. 1978-3787
Jumlah unit eksperimen dalam penelitian ini,
dibutuhkan 15 ekor hewan coba tikus putih (Rattus
norvegicus) Strain Wistar. Penentuan jumlah unit
eksperimen didasarkan atas pendapat Weill dalam
buku Harmita & Maksum (2008), bahwa jumlah
minimal hewan coba yang diperbolehkan adalah 4
ekor.
Oleh karenajumlah sampel ada tiga kelompok,
yaitu satu kelompok kontrol dan dua kelompok
perlakuandengan faktor koreksi 25%, maka jumlah
tikus putih yang dibutuhkan 12 ekor ditambah
dengan faktor koreksi 25 % = 3 ekor. Jadi, jumlah
unit ekperimen secara keseluruhan 15 ekor.
Pertimbangan pengambilan unit eksperimen
adalah tikus putih jantan, dalam keadaan sehat,
berumur 3 – 4 bulan dan telah diaklimatisasi
selama 7 hari terhadap air, makanan, hawa dan
kondisi laboratorium (Harmita & Maksum, 2008).
Bayam yang digunakan yaitu bayam cabutan
atau bayam sekul (Amaranthus tricolor L)yang
ada di pasaran dengan kriteria : berwarna hijau
tua dan merah yang
masih segar. Untuk
mendapatkan kandungan filtrat daun bayam
digunakan
100
gramdaun
bayamdengan
penambahan aquadest 100 ml yang kemudian di
blender dan di saring.
Cara pengambilan sampel adalah Non random
purposive sampling yaitu pengambilan sampel
yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu
yang dibuat oleh peneliti sendiri dan berdasarkan
ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui
(Notoatmojo, 2005). Yaitu hewan coba tikus putih
yang digunakan adalah dengan kriteria :
Tikus putih (Rattusnorvegicus) Strain Wistar,
berjenis kelamin jantan & sehat, berumur 3 – 4
bulan, berat 200 – 300gram dan telah
diaklimatisasi selama 7 hari terhadap air, makanan,
dan kondisi laboratorium.
Data dari hasil pemeriksaan kadar kolesterol
pada hewan coba tikus putih (Rattus norvegicus)
strain wistar setelah pemberian filtrat daun bayam
hijau dan bayam merah (Amaranthus tricolor L)
pada masing-masing unit eksperimen dianalisis
statistik menggunakan Independent Sample Test
denCgan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). Uji
statistik dilakukan dengan bantuan komputer
program SPSS.
http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Setelah di lakukan penelitian didapatkan hasil
yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel1. Hasil Pemeriksaan kadar kolesterol
sebelum dan setelah pemberian filtrat
daun bayam hijau dan bayam merah
(Amaranthus tricolor L) pada darah tikus
putih (Rattus norvegicus) strain Wistar.
Data Tabel 1 menunjukkan bahwa pada
kelompok perlakuan 1 rata-rata hasil pemeriksaan
kadar kolesterol sebelum pemberian filtrat daun
bayam hijau selama 9 hari adalah 198,8 mg/dl dan
rata-rata hasil pemeriksaan kadar kolesterol
setelah pemberian filtrat daun bayam hijau selama
9 hari adalah 174,8 mg/dl. Pada kelompok
perlakuan 2 rata-rata hasil pemeriksaan kadar
kolesterol sebelum pemberian filtrat daun bayam
merah selama 9 hari adalah 185 mg/dl dan rata-rata
hasil pemeriksaan kadar kolesterol
setelah
pemberian filtrat daun bayam merah selama 9 hari
adalah 168,8 mg/dl. Sedangkan pada kelompok
kontrol, rata-rata kondisi hyperlipidemia adalah
sebesar 176,6 mg/dl dan rata-rata hasil
pemeriksaan kadar kolesterol pada hewan coba
yang telah hyperlipidemia kemudian selama 9 hari
hanya dengan memberi pakan standar dan aquadest
sebesar 173,4 mg/dl
Untuk mengetahui perbedaan efektifitas
pemberian filtrat daun bayam hijau dan bayam
merah (Amaranthus tricolor L) terhadap kadar
kolesterol darah tikus putih (Rattus norvegicus)
strain wistardilakukan analisa data menggunakan
uji statistik dengan menggunakan program SPSS
dan didapatkan hasil analisis sebagai berikut :
Media Bina Ilmiah31
1.
Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini
menggunakan Shapiro-wilk yang bertujuan untuk
mengetahui apakah data hasil penelitian
berdistribusi normal atau tidak. Hasil dari keenam
kelompok menunjukkan p > α = 0,05 maka data
tersebut berdistribusi normal.
2.
Uji Paired Sample Test
Uji Paired Sample Test bertujuan untuk
mengetahui pengaruh pemberian filtrat daun
bayam hijau dan bayam merah (Amaranthus
tricolor L) terhadap kadar kolesterol darah tikus
putih (Rattus norvegicus) strain wistar pada
kelompok kontrol,perlakuan 1 dan perlakuan 2.
Hasil uji Paired sample test pada data
perlakuan 1 menunjukkan nilai p = 0,017< α =
0,05 artinya H0 ditolak dan Ha diterima, artinya ada
pengaruh pemberian filtrat daun bayam hijau
(Amaranthus tricolor L) terhadap kadar kolesterol
darah tikus putih (Rattus norvegicus) strain wistar.
Hasil uji Paired sample test pada data
perlakuan 2 menunjukkan nilai p = 0,006< α =
0,05 artinya H0 ditolak dan Ha diterima, artinya ada
pengaruh pemberian filtrat daun bayam merah
(Amaranthus tricolor L) terhadap kadar kolesterol
darah tikus putih (Rattus norvegicus) strain wistar.
3.
Uji Independent Sample Test
Uji IndependentSample Test bertujuan untuk
mengetahuiperbedaan efektifitas pemberian filtrat
daun bayam hijau dan bayam merah (Amaranthus
tricolor L) terhadap kadar kolesterol darah tikus
putih (Rattus norvegicus) strain Wistarpada
kelompok perlakuan 1 dan perlakuan 2.
Hasil uji Independent Sample Test pada data
menunjukkan nilai p = 0,368> α = 0,05 artinya H0
diterima, artinya tidak ada perbedaan efektifitas
pemberian filtrat daun bayam hijau dan bayam
merah (Amaranthus tricolor L) terhadap kadar
kolesterol darah tikus putih (Rattus norvegicus)
strain Wistar.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
terjadi penurunan kadar kolesterol baik pada
kelompok hewan coba yang di beri filtrat daun
bayam hijau maupun kelompok hewan coba yang
diberi filtrat daun bayam merah. Pada kelompok
_____________________________________
http://www.lpsdimataram.com
Volume 8, No. 5, Agugstus 2014
32 Media Bina Ilmiah
perlakuan 1 rata-rata hasil pemeriksaan kadar
kolesterol setelah pemberian filtrat daun bayam
hijau selama 9 hari adalah 174,8 mg/dl
menunjukkan terjadi penurunan kadar kolesterol
sebesar 24 mg/dl dengan kisaran penurunan 12%,
sedangkan pada kelompok perlakuan 2 rata-rata
hasil pemeriksaan kadar kolesterol setelah
pemberian filtrat daun bayam merah selama 9 hari
adalah 168,8 mg/dl menunjukkan terjadi
penurunan kadar kolesterol sebesar 16,2 mg/dl
dengan kisaran penurunan 8,7%.
Penelitian ini diperkuat oleh penelitian yang
telah dilakukan sebelumnya oleh (Nugroho, 2013)
tentang efek ekstrak metanol daun bayam
(Amaranthus sp) terhadap kadar kolesterol tikus
(Rattus norvegiccus galur Wistar) yang diberi diet
aterogenik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan,
pemberian ekstrak metanol daun bayam
berpengaruh terhadap penurunan kadar kolesterol
total tikus sampel sebesar 8 % (Nugroho, 2013).
Dari hasil diatas, menunjukkan penurunan
kolesterol yang diberi filtrat daun bayam lebih
besar dibandingkan dengan pemberian ekstrak
methanol daun bayam. Hal tersebut bisa terjadi
karena disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu
pemberian dosis ekstrak yang belum optimal untuk
menurunkan kolesterol pada hewan coba. Selain
itu, proses pembuatan ekstrak yang kurang tepat
bisa mengurangi konsentrasi ekstrak yang
diberikan pada sampel. Dan juga, penggunaan
ekstrak methanol daun bayam bertujuan untuk
mengambil kandungan-kandungan tertentu pada
daun bayam, tidak seperti filtrat yang masih
memiliki seluruh kandungan dari daun bayam
tersebut. Bayam memiliki berbagai macam
kandungan yang bisa membantu menurunkan
kolesterol seperti lutein dan vitamin C.
Bayam mengandung karotenoid yang dikenal
sebagai lutein yang membantu untuk mencegah
penumpukan kolesterol dalam sistem peredaran
darah (Murtopo, 2013), dan juga mengandung
vitamin C yang dapat menurunkan kadar kolesterol
dalam darah. Mekanisme kerja vitamin C dalam
menurunkan kadar kolesterol adalah dengan cara
penghambatan terhadap HMG-CoA reduktase yang
berfungsi sebagai pengkatalis dalam pembentukan
kolesterol dan meningkatkan aktivitas Lechitin
Cholesterol Acyl Transferase (LCAT). Mekanisme
_____________________________________________
Volume 8, No. 5, Agustus 2014
ISSN No. 1978-3787
ini serupa dengan mekanisme kerja obat statin
yang memblokir HMG-CoA menjadi asam
mevaloat (Williams, 2008).
Selain itu, bayam juga memiliki berbagai
macam kandungan zat aktif diantaranya saponin,
skualen dan flavonoid (Kabiri dkk, 2010). Saponin
dalam ekstrak bayam dapat berinteraksi langsung
dengan kolesterol membentuk molekul yang tidak
larut air yang nantinya akan menghambat
penyerapan kolesterol. Selain itu, saponin juga
berpengaruh terhadap metabolisme kolesterol
secara tidak langsung yaitu dengan berikatan
dengan asam empedu dan meningkatkan ekskresi
fekal dari asam empedu tersebut sehingga
berakibat semakin sedikitnya asam empedu yang
mengalami siklus enterohepatik. Berkurangnya
asam empedu dalam siklus enterohepatik memicu
hati untuk menggunakan kolesterolnya membentuk
asam empedu baru (Sidhu & Oakenfull, 1990;
Francis dkk, 2002).
Selain itu juga ada skualen yang dapat
menghambat aktifitas enzim HMG-CoA reduktase
yang merupakan enzim yang berperan penting
dalam sintesis kolesterol (Escudero dkk, 2006)
serta flavonoid yang dapat menurunkan sekresi apo
B dalam hepatosit dan juga menurunkan aktifitas
dari enzim HMG-CoA reduktase (Guyton & Hall,
2006).
Dari hasil uji statistik Paired Sample Test
pada perlakuan 1 yang diberi filtrat daun bayam
hijau di dapatkan nilai p = 0,017 < α = 0,05 artinya
H0 ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh
pemberian filtrat daun bayam hijau (Amaranthus
tricolor L) terhadap kadar kolesterol darah tikus
putih (Rattus norvegicus) strain wistar. Pada data
perlakuan 2 menunjukkan nilai p = 0,006< α =
0,05 artinya H0 ditolak dan Ha diterima, artinya ada
pengaruh pemberian filtrat daun bayam merah
(Amaranthus tricolor L) terhadap kadar kolesterol
darah tikus putih (Rattus norvegicus) strain wistar.
Hasil uji statistik selanjutnya dengan uji
Independent Sample Test yang bertujuan untuk
mengetahui perbedaan kadar kolesterol darah tikus
putih (Rattus norvegicus) strain Wistar yang
diberikan filtrat daun bayam hijau dan bayam
merah (Amaranthus tricolor L) menunjukkan nilai
p = 0,368> α = 0,05 artinya H0 diterima, artinya
tidak ada perbedaan efektifitas pemberian filtrat
http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787
daun bayam hijau dan bayam merah (Amaranthus
tricolor L) terhadap kadar kolesterol darah tikus
putih (Rattus norvegicus) strain Wistar.
Dari hasil penelitian menunjukkan ada
perbedaan penurunan kadar kolesterol pada hewan
coba tikus putih yang diberi filtrat daun bayam
hijau dan bayam merah, akan tetapi menurut hasil
uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan yang
signifikan antara hewan coba yang diberi filtrat
daun bayam.
PENUTUP
a. Simpulan
Simpulan dari penelitian ini adalah :
1. Rata-rata kadar kolesterol pada hewan coba
tikus putih (Rattus norvegicus) strain wistar
setelah pemberian diet hyperlipid adalah
198,8 mg/dl pada perlakuan 1 dan 185 mg/dl
pada perlakuan 2.
2. Rata-rata kadar kolesterol pada hewan coba
tikus putih (Rattus norvegicus) strain wistar
setelah pemberian filtrat daun bayam hijau
adalah 174,8 mg/dl.
3. Rata-rata kadar kolesterol pada hewan coba
tikus putih (Rattus norvegicus) strain wistar
setelah pemberian filtrat daun bayam merah
adalah 168,8 mg/dl.
4. Ada pengaruh pemberian filtrat daun bayam
hijau dan bayam merah (Amaranthus tricolor
L) terhadap kadar kolesterol darah tikus putih
(Rattus norvegicus) strain Wistar.
5. Tidak ada perbedaan efektifitas pemberian
filtrat daun bayam hijau dan bayam merah
(Amaranthus tricolor L) terhadap kadar
kolesterol darah tikus putih (Rattus
norvegicus) strain Wistar.
b.
Saran
1.
Untuk
masyarakat
atau
penderita
hiperkolesterolemia dapat menggunakan obat
alternatif yaitu sayur bayam karena dapat
membantu menurunkan kadar kolesterol
darah.
Untuk penelitian mendatang perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut tentang kadar asam urat
pada hewan coba akibat pemberian bayam.
2.
Media Bina Ilmiah33
DAFTAR PUSTAKA
Adik M. 2009. Kupas Tuntas Kolesterol. Dianloka
Printika. Yogyakarta.
Bangun,
2006. Terapi Jus dan Ramuan
Tradisional untuk Kolesterol. PT.
AgroMedia Pustaka. Jakarta
Escudero, N.L; Zirulnik F; Gomez N.N;
Mucciarelli S.I; Gimenez M.S. 2006.
Influence of a Protein Concentrate from
Amaranthus cruentus Seeds on Lipid
Metabolism. Exp Biol Med 231:50-9
PubMed, Web of Science.
Fauziah & Sapta. 2009. Sayur dan Bumbu Dapur
Berkhasiat Obat. Penebar Swadaya.
Jakrta.
Francis G; Kerem Z; Makkar H.P.S; Becker K.
2002. The biological action of saponins
in animal systems: a review.
Guyton A.C. & Hall, J.E. 2006. Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran. Penerbit buku
kedokteran ECG. Jakarta.
Hanafiah, K. A. 1997. Rancangan Percobaan
Teori dan Aplikasi. PT. Raja Grafindo.
Jakarta
Harmita & Maksum. 2008. Buku Ajar Analisis
Hayati. Kedokteran EGC. Jakarta.
Kabiri N; Asgary S; Madani H; Mahzouni P. 2010.
Effect of Amaranthus caudatus L. Extract
and lovastatin on Atherosclerosis in
Hypercholesterolemic Rabbits.
Liza,
2013. Manfaat Sayur Bayam Bagi
Kesehatan.
http://www.pagaralamkota.go.id/index.ph
p?option=com_content&view=article&i
d=860:9-manfaat-sayur-bayam-bagikesehatan&catid=56:artikel. Diakses 10
Januari 2014.
Murtopo,
2013.
cauchymurtopo.wordpress.com/tag/menu
runkan-kolesterol/. Diakses 7 Januari
2014.
_____________________________________
http://www.lpsdimataram.com
Volume 8, No. 5, Agugstus 2014
34 Media Bina Ilmiah
ISSN No. 1978-3787
Nilawati, Krisnatuti, Mahendra dan Gin Djing.
2008. Care Yourself, Kolesterol. Penebar
Plus. Jakarta.
Penyakit
Jantung
Koroner
pada
Kelompok Usia ≤ 45 Tahun. Universitas
diponegoro semarang.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Raja Grafino
Persada. Jakarta.
Tirtawinata, Tien. 2006.
Makanan Dalam
Perspektif Al-Quran dan Ilmu Gizi.
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Indonesia. Jakarta.
Nugroho, Tito R. 2013. Efek Ekstrak Metanol
Daun Bayam (Amaranthus sp) terhadap
Kadar
Kolesterol
Tikus
(Rattus
norvegicus galur Wistar) yang diberi
Diet Aterogenik. Fakultas kedokteran
Universitas Brawijaya.
Rukmana, Rahmat. 1994. Bayam, Bertanam &
Pengolahan
Pascapanen.
Kanisius.
Yogyakarta.
Sidhu G.S. & Oakenfull, S.G. 1990. A mechanism
for the Hypercholesterolemic activity of
saponins. British Journal of Nutrition.
Soeharto, Iman. 2004. Serangan Jantung dan
Stroke Hubungannya dengan Lemak &
Kolesterol. PT. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Soenardi, Tuti. 1995. Menu Rendah Kolesterol
Untuk Kesehatan Jantung. PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Sulihandari. 2013.Herbal, Sayur & Buah Ajaib :
Koleksi Bahan Alami nan Ajaib untuk
Hidup Sehat Jauh dari Penyakit. Trans
Idea Publishing. Jogjakarta.
Uripi, Vera. 2003. Menghidangkan Menu Rendah
Kolesterol. Puspa Swara. Jakarta.
Wirakusumah, Emma S. 2000. Buah dan Sayur
Untuk Terapi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Wirakusumah, Emma S. 2007. Jus Buah dan
Sayuran. Jakarta: Penebar Swadaya.
Jakarta.
Wordpress,
2010.
http://dokterternak.wordpress.com/2010/
11/05/jenis-dan-ciri-ciri-tikuslaboratorium-disertai-gamba/. Diakses 5
Maret 2014
Yahya. 2010. Menaklukkan Pembunuh No.1 :
Mencegah dan Mengatasi Penyakit
Jantung Koroner Secara Tepat dan
Cepat. Penerbit Qanita. Bandung.
Yatim, Faisal. 2005. Jantung Koroner, Stroke,
Meninggal mendadak Atasi dengan Pola
Hidup Sehat. Pustaka Populer Obor.
Jakarta.
Zainuddin,
Muhamad.
2000.
Penelitian. Surabaya.
Supriyono, Mamat. 2008. Faktor-Faktor Risiko
yang Berpengaruh Terhadap Kejadian
_____________________________________________
Volume 8, No. 5, Agustus 2014
http://www.lpsdimataram.com
Metodelogi
Download