IMPLEMENTASI EVALUASI HASIL BELAJAR SISWA PADA MATAPELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI TAHUN AJARAN 2013/2014 1) Pratiwi , Dr. H. Suratno, M.Pd,.2), Drs. H. Arpizal, M.Pd3) 1) Alumni Prodi Pendidikan Ekonomi Jurusan PIPS FKIP Universitas Jambi Email: [email protected] 2) Pembimbing Utama, Dosen pendidikan Ekonomi Jurusan PIPS FKIP UNJA 3) Pembimbing Pendamping, Dosen Pendidikan Ekonomi Jurusan PIPS FKIP UNJA ABSTRAK Penelitian ini mendeskripsikan implementasi evaluasi hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS SMA Negeri 11 Kota Jambi. Aspek-aspek yang dikaji meliputi: pemahaman konsep dasar evaluasi guru ekonomi, perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan evaluasi hasil belajar yang telah dilaksanakan guru bidang studi ekonomi kelas XI IPS di SMA Negeri 11 Kota Jambi. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan proses yang dilakukan guru dalam mengevaluasi hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 11 Kota Jambi. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa proses evaluasi hasil belajar ekonomi kelas XI IPS SMA Negeri 11 Kota Jambi a) Dalam RPP tertulis proses penilaian dilakukan pada ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif. Sedangkan, pada pelaksanaanya guru tidak melakukan evaluasi pada ranah psikomotorik. b) Teknik yang digunakan guru saat pelaksanaan evaluasi terfokus pada penilaian tertulis berupa ulangan harian, mid semester, dan ujian semester. c) Soal evaluasi yang dibuat oleh guru tanpa melalui kisi-kisi soal. d) Guru sudah membedakan pemberian skor pada soal pilihan ganda dan essai. Untuk soal essai penskoran tergantung pada kesulitan siswa dalam menjawab soal, sementara untuk pilihan ganda tidak ada perbedaan skor pada setiap soal (setiap soal berbobot sama) hal ini terjadi karena guru tidak melakukan uji validitas soal. Kata kunci: Evaluasi Hasil Belajar PENDAHULUAN Pendidikan merupakan sebuah program. Program melibatkan sejumlah komponen yang bekerja sama dalam sebuah proses untuk mencapai tujuan yang diprogramkan. Sebagai sebuah program, pendidikan merupakan aktivitas sadar dan sengaja yang diarahkan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien, maka perlu melakukan evaluasi. Dalam Undang-Undang Sisdiknas No. 20/2003 Bab XVI pasal 57 (1) yang berbunyi: ”Evaluasi pendidikan dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan”. (Muhibbin, 2012:201) Dalam konteks proses belajar di dalam kelas, evaluasi hasil belajar adalah sebuah penilaian yang dilakukakan untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan dalam belajar, memberikan perbaikan proses belajar dalam penentuan kenaikan kelas dari hasil belajar. Salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh guru adalah evaluasi pembelajaran. kompetensi ini sejalan dengan tugas dan tanggung jawab guru dalam pembelajaran, yaitu mengevaluasi pembelajaran termasuk didalam melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar tentunya guru sebagai evaluator yang melakukan evaluasi terhadap peserta didik lebih memahami proses evaluasi untuk mendapatkan hasil belajar siswa dengan beberapa cara yang dilakukan pada proses pembelajaran, sehingga dalam pelaksanaannya guru lebih memahami tingkat kemampuan dan pemahaman peserta didik dengan materi-materi yang telah disampaikan. Selanjutnya, guru dapat menjadikan hasil evaluasi sebagai feedback dikemudian hari. Menurut Purwanto (2010:34) Hasil belajar merupakan perubahan prilaku siswa akibat belajar. Perubahan itu diupayakan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Perubahan prilaku individu akibat proses belajar tidaklah tunggal. Setiap proses belajar mempengaruhi perubahan prilaku pada domain tertentu pada diri siswa, tergantung perubahan yang terjadi sesuai dengan tujuan pendidikan. Evaluasi hasil belajar merupakan rangkaian proses yang dilakukan guru guna mendapatkan data tentang proses belajar yang dilakukan secara kontinu. Sebagaimana kita lihat, adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam diri pribadi siswa. Dengan penilaian yang diperoleh guru akan dapat mengetahui peserta didik mana yang sudah berhasil menguasai materi. Dengan petunjuk ini guru dapat lebih memusatkan perhatiannya kepada peserta didik yang belum berhasil. Apalagi guru tahu sebab-sebabnya, ia akan memberikan perhatian yang memusat dan memberikan perlakuan yang lebih teliti sehingga selanjutnya dapat diharapkan. Begitu banyak rangkaian evaluasi yang dibuat guru guna mendapatkan hasil belajar yang ingin dicapai. Sehingga dengan evaluasi yang dilakukan guru peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan memusatkan perhatian kepada proses evaluasi hasil belajar. I. Berdasarakan konteks masalah di atas, penulis ingin mengangkat penelitian dengan judul “Imlementasi Evaluasi Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi kelas XI IPS SMA Negeri 11 Kota Jambi”. Berdasarkan konteks masalah di atas maka fokus penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana pemahaman guru ekonomi tentang konsep dasar, perencanan, pelaksaan dan pelaporan evaluasi hasil belajar pada ranah kognitif di kelas XI IPS SMA Negeri 11 Kota Jambi”. Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan pendidikan baik secara teoritis (dunia pendidikan dan peneliti selanjutnya) maupun secara praktis (SMA Negeri 11 Kota Jambi dan Penulis) dalam melakukan evaluasi. KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Hasil Belajar Menurut Hamalik (2007:37) belajar adalah merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Sedangkan menurut Muhibbin (2004:63) belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.Sementara menurut Winkel (2004:53) pula menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan yang menghasilakan perubahan-perubahan keterampilan, nilai sikap, perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas. Menurut Hamalik (2003:155) bahwa hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk angka, huruf, kata-kata, baik, sedang, kurang dan sebagainya. Hal ini menunjukan bahwa ternyata hasil belajar dari setiap siswa dapat terlihat dengan jelas dalam kehidupan sehari-hari. Dimana apakah seseorang telah berhasil dalam belajar dapat dilihat secara cepat dan terukur.Nana Sudjana (2005:5) menyatakan bahwa hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku dan sebagai umpan balik dalam upaya memperbaiki proses belajar mengajar. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Djamarah (1997:22) pula menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dari dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas yang biasanya dinyatakan dalam bentuk angka dan huruf. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang. Perubahan itu meliputi perubahan sikap maupun keterampilan.Sedangkan hasil belajar merupakan penilaian hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa yang diperoleh sebagai akibat usaha kegiatan belajar yang dapat diukur hasilnya dalam bentuk angka maupun huruf. B. Konsep Dasar Evaluasi Konsep dasar evaluasi ini merupakan landasan berpijak bagi pendidik untuk menghasilkan suatu alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswanya. Di dalam buku karangan Arikunto (2009:3) definisi pertama dikembangkan oleh Ralph Tayler (1950). Ahli ini mengatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah II. proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum, bagaimana yang belum dan apa sebabnya. Defenisi yang lebih luas dikemukakan oleh dua orang ahli lain, yakni Crobach dan Stufflebeam. Tambahan definisi tersebut adalah bahwa proses evaluasi bukan sekadar mengukur sejauh mana tujuan tercapai tetapi digunakan untuk membuat keputusan Dalam pembelajaran yang terjadi di sekolah atau khusunya di kelas, guru adalah pihak yang paling bertanggung jawab atas hasilnya. Dengan demikian, guru patut dibekali dengan evaluasi sebagai ilmu yang mendukung tugasnya, yakni mengevaluasi hasil belajar siswa. Dalam hal ini guru bertugas mengukur apakah siswa sudah menguasai ilmu yang dipelajari oleh siswa atas bimbingan guru sesuai dengan tujuan yang dirumuskan. Menurut Muhibbin (2012:197) Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Padanan kata evaluasi adalah assessment yang menurut Tradif et al (1989), berarti proses penilaian untuk menggambarkan prestasi yang dicapai seorang siswa sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Selain kata evaluasi dan assessment ada pula kata lain yang searti dan relatif masyur dalam dunia pendidikan kita yakni tes, ujian, dan ulangan. Istilah “Ulangan” dan “Ulangan Umum” yang dulu disebut THB (Tes Hasil Belajar) dan TPB (Tes Prestasi Belajar) itu adalah alat-alat ukur yang banyak digunakan untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah proses mengajar-belajar (the teaching-learning process) atau untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah program pembelajaran/penyajian materi, kenaikan kelas. Sementara itu, istilah evaluasi biasanya digunakan untuk menilai hasil belajar para siswa pada akhir jenjang pendidikan tertentu, seperti Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (EBTANAS) yang kini disebut Ujian Akhir Nasional (UAN). Berdasarkan beberapa definisi para ahli yang telah dipaparkan, dapat dimaknai evaluasi adalah sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan bahwa evaluasi merupakan suatu proses sistematis untuk mengetahui bukti dalam menentukan pringkat penguasaan peserta didik dalam belajar dan efektivitas pembelajaran dalam pemberian pertimbangan, nilai, dan arti terhadap data atau informasi yang dikumpulkan melalui pengukuran atau assessment, sehingga melahirkan keputusan. Tujuan Evaluasi Tujuan evaluasi sangat penting dilakukan dalam proses pembelajaran. Tujuan diadakannya evaluasi adalah sebagai berikut: a. Mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai materi yang diberikan. b. Mengetahui sejauh mana kemampuan, keuletan peserta didik terhadap materi pembelajaran. c. Mengetahui apakah tindakan kemajuan peserta didik sesuai dengan tingkat kemajuan menurut program kerja. d. Mengetahui derajat efesiensi dan kefektivitasan strategi pembelajaran yang telah digunakan yang mencakup metode maupun teknik belajar mengajar. Prinsip-Prinsip Dasar Evaluasi Hasil Belajar Menurut Sudijono (2009) evaluasi hasil belajar dapat dikatakan terlaksana dengan baik apabila dalam pelaksanaannya senantiasa berpegang pada tiga prinsip dasar berikut ini: 1. Prinsip Keseluruhan 2. Prinsip Kesinambungan 3. Prinsip Obyektivitas Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran Ruang lingkup evaluasi berkaitan dengan cakupan objek evaluasi itu sendiri. Jika objek evaluasi itu tentang pembelajaran, maka semua hal yang berkaitan dengan pembelajaran menjadi ruang lingkup evaluasi pembelajaran. Dalam hal ini, ruang lingkup evaluasi pembelajaran akan ditinjau dari berbagai prespektif, yaitu domain hasil belajar, sistem pembelajaran, proses dan hasil belajar, dan kompetensi. Karakteristik Instrumen Evaluasi Menurut Arikunto (2009) instrumen adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang melakukan tugas atau mencapai tujuan secara efektif atau efesien. Adapun karakteristik instrumen evaluasi yang baik adalah: 1. Valid 5. Praktis 2. Reliabel 6. Deskriminatif 3. Relavan 7. Spesifik 4. Representatif 8. Proporsional 2.4 Prosedur Evaluasi Keberhasilan suatu kegiatan evaluasi akan dipengaruhi pula oleh keberhasilan evaluator dalam melaksanakan prosedur evaluasi. prosedur yang dimaksud adalah langkah-langkah pokok yang harus ditempuh dalam kegiatan evaluasi. Perencanaan Evaluasi Menurut Arifin (2011:91) langkah pertama yang perlu dilakukan dalam kegiatan evaluasi adalah membuat perencanaan. perencanaan ini penting karena akan mempengaruhi langkah-langkah selanjutnya. Implikasinya adalah perencanaan evaluasi harus dirumuskan secara jelas dan spesifik, terurai dan komprehensif sehingga perencanaan tersebut bermakna dalam menentukan langkah-langkah selanjutnya. Merencanakan evaluasi hasil belajar meliputi: (1) Menentukan tujuan penilaian, (2) Mengidentifikasi kompetensi dan hasil belajar, (3) Menyusun kisi-kisi, (4) Mengembangkan draf instrumen, (5) Uji coba dan analisis soal. Pelaksanaan Evaluasi Menurut Arifin (2011) Pelaksanaan evaluasi artinya bagaimana cara melaksanakan suatu evaluasi sesuai dengan perencanaan evaluasi. Pelaksanaan evaluasi sangat bergantung pada jenis evaluasi yang digunakan. Jenis evaluasi yang digunakan akan mempengaruhi seorang evaluator dalam menentukan prosedur, metode, instrumen, waktu pelaksanaan, sumber data, dan sebagainya. Dalam evaluasi hasil belajar, wujud nyata dari kegiatan menghimpun data adalah melaksanakan pengukuran, misalnya dengan menyelenggarakan tes hasil belajar (apabila evaluasi hasil belajar itu menggunakan teknik tes), atau melakukan pengamatan, wawancara atau angket menggunakan instrumen-instrumen tertentu berupa rating scale, check list, interview guide, atau questionair (Sudijono, 2009:60). Monitoring Pelaksanaan Evaluasi Monitoring mempunyai dua fungsi pokok. Pertama, untuk melihat relevansi pelaksanaan evaluasi dengan perencanaan evaluasi. Kedua, untuk melihat hal-hal apa yang terjadi selama pelaksanaan evaluasi. Untuk melaksanakan monitoring, evaluator dapat menggunakan beberapa teknik, seperti observasi partisipasi, wawancara (bebas atau terstruktur), atau studi dokumentasi. Untuk itu, evaluator harus membuat perencanaan monitoring sehingga dapat dirumuskan tujuan, sasaran, data yang diperlukan, alat yang digunakan, dan pedoman analisis hasil monitoring. Pengolahan Data Menurut Putra (2011:32) setelah semua data dikumpulkan, baik secara langsung maupun tidak langsung, maka selanjutnya dilakukan pengolahan data. Mengolah data berarti mengubah wujud data yang sudah dikumpulkan menjadi sebuah sajian data yang menarik dan bermakna. Data hasil evaluasi, ada yang berbentuk kualitatif, ada juga yang berbentuk kuantitatif. Data kualitatif tentu diolah dan dianalisis secara kualitatif, sedangkan data kuantitatif diolah dan dianalisis dengan bantuan statistika, baik statistika deskriptif maupun statistika inferensial. Pelaporan Hasil Evaluasi Dalam dokumen kurikulum berbasis kompetensi, pusat kurikulum Balitbang Depdiknas (2002) menjelaskan, “laporan kemajuan siswa dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu (1) Laporan prestasi mata pelajaran berisi informasi tentang pencapaian kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam kurikulum. (2) Laporan pencapaian merupakan laporan yang menggambarkan kualitas pribadi peserta didik sebagai internalisasi dan kristalisasi setelah peserta didik belajar melalui berbagai kegiatan, baik intern, ekstra maupun kurikuler. Penggunaan Hasil Evaluasi Tahap akhir dari prosedur evaluasi adalah penggunaan atau pemanfaatan hasil evaluasi. Julian C.Stanley dalam Dimyati dan Mudjiono (2006) mengemukakan “just what is to be done, of course, depends on the purpose of the program.” Dengan demikian, apa yang harus dilakukan terhadap hasil-hasil evaluasi yang kita peroleh bergantung pada tujuan program evaluasi itu sendiri yang tentunya sudah dirumuskan sebelumnya. III. METODE PENELITIAN Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Basrowi dan Suwandi (2008:11) pendekatan kualitatif merupakan pendekatan subjektivisme bersifat mikro sampai sangat mikro. Dikatakan demikian karena bisa jadi penelitian ini digunakan untuk mengungkapkan keunikan pada individu. Dalam penelitian ini mendeskripsikan proses evaluasi hasil belajar siswa kelas XI di SMA Negeri 11 Kota Jambi. Dalam bagian ini bahwa penelitian bertindak sebagai instrumen atau alat penelitian (Sugiyono, 2009:305). Peneliti terjun langsung kelapangan membangun hubungan, berbaur bersama partisipan. Peneliti melaksanakan kegiatan observasi langsung, pengamatan langsung, dan mengadakan tanya jawab dengan narasumber. Menurut Arikunto (2010: 172) yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Sumber informasi dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, wakil kepala kurikulum, tiga guru ekonomi dan empat siswa kelas XI IPS pada SMA Negeri 11 Kota Jambi. Penelitian ini dilakukan di SMAN 11 kota Jambi semester genap tahun ajaran 2013/2014. Dokumen yang mendukung dalam masalah penelitian ini, meliputi: Program pengajaran, daftar penilaian hasil belajar, dan lainnya. Pengumpulan data merupakan langkah utama yang harus dilakukan, karena tujuan utama dari penelitian ini adalah mengumpulkan data. Pengumpulan data. dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber dan berbagai cara (Sugiyono, 2009:308). Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa metode antara lain observasi, wawancara, dan dokumentasi Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif yang dikembangkan Miler dan Huberman. Pada prinsipnya analisis dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Teknik analisis yang dilakukan dengan menggunakan teknik analisis yang dikemukakkan oleh Miler dan Huberman (1992) mencakup tiga kegiatan yang bersamaan: Reduksi Data Reduksi data yang dikutip dalam Basrowi (2008:209) merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian, pengabstraksian dan pentransformasian data kasar dari lapangan. Reduksi data merupakan bagian dari analisis suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi sehingga interprestasi bisa ditarik dan verifikasi. Penyajian Data Penyajian data yang dikutip dalam Basrowi (2008:209) adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Langkah selanjutnya yaitu melaporkan hasil penelitian lengkap, dengan “temuan baru” yang berbeda dari temuan yang sudah ada. Pengecekan dan keabsahan data dalam penelitian ini dibagi menjadi empat tahap yaitu, kredibilitas (credibility), keteralihan (transferability), dependabilitas (dependability), dan konfirmadibilitas (confirmability) (Sugiyono, 2009:366) 1. IV. PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN Pemahaman konsep dasar evaluasi guru ekonomi di SMA Negeri 11 Kota Jambi, yaitu: a. Evaluasi merupakan suatu kegiatan mengukur dan menilai tingkat ketercapaian siswa atau ketercapaian prorgramyang telah dibuat dalam proses pembelajaran dan menjadi tolak ukur bagi siswa maupun guru untuk menjadi perbaikan dikemudian hari. 2. 3. b. Tujuan evaluasi meliputi (1) penilaian ketercapaian program pembelajaran, (2) sebagai koreksi pemahaman siswa terhadap materi yang telah di sampaiakan, (3) menjadi tolak ukur dan perbaikan dikemudian hari dalam proses pembelajaran. c. Ruang lingkup evaluasi berkaitan dengan bahan ajar yang telah dibuat yang meliputi: silabus, dan RPP. Adanya kompetensi dasar dengan materi saat pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian pada sikap siswa. d. Prinsip-prinsip evaluasi bersifat berkesinambungan, objektivitas, dan keseluruhan. Perencanaan evaluasi hasil belajar ekonomi pada ranah kognitif kelas XI IPS SMA Negeri 11 Kota Jambi, meliputi: a. Aspek-aspek tujuan evaluasi meliputi: Silabus, RPP, Program semester, strategi pembelajaran, dan hasil evaluasi. b. Aspek-aspek yang dinilai dari setiap kompetensi adalah aspek kognitif (pembelajaran), Psikomotorik (kegiatan siswa, seperti praktek kalau ada). Dan afektif (sikap). Berdasarkan pengamatan, penilaian yang diperoleh siswa pada pelajaran ekonomi tidak terdapat penilaian pada ranah psikomotorik yang dibuktikan pada leger penilaian hasil belajar siswa. c. Teknik yang dipergunakan saat pelaksanaan evaluasi dapat disesuaikan dengan kompetensi dasar, metode, dan kondisi lingkungan yang dipergunakan. d. Pembuatan kisi-kisi soal meliputi:kompetensi dasar, standar kompetensi, indikator, bentuk soal, penomoran soal dan kunci jawaban. Sedangkan, berdasarkan hasil kutipan wawancara yang menyatakan kesulitan guru dalam membuat kisi-kisi soal. Disimpulkan guru membuat soal tanpa melalui pembuatan kisi-kisi soal e. Pembuatan soal dengan merencanakan soal terlebih dahulu disesuaikan dengan tingkat ranahnya yang terdiri dari C1 (penetahuan), C2 (Pemahaman), C3 (Penerapan), soal yang mudah hingga sukar dan diukur validitas setiap soal, namun pada dasarnya validitas pada soal yang diberikan tidak ada pengukuran secara langsung dengan alasan tidak adanya waktu. f. Pemberian skor pada setiap item soal berbeda-beda, soal essai itu dilihat dari tingkatan soalnya, dan untuk soal objektif itu dilihat dari jumlah soal karena soal objektif biasanya nilainya satu pada setiap item soal. Pelaksanaan evaluasi hasil belajar ekonomi pada ranah kognitif di kelas XI IPS SMA Negeri 11 Kota Jambi dilaksanakan di dalam kelas. Waktu pelaksanaan evaluasi hasil belajar dilakukan sebelum atau setelah proses pembelajaran, adapun penilaian yang diberikan pada proses pembelajaran adalah penilaian kognitif dan afektif siswa. Selain dari pada itu evaluasi hasil belajar kognitif dilakukan saat ujian harian, ujian mid semester dan ujian semester. Evaluasi hasil belajar kognitif biasanya dilakukan dengan pemberian soal tes, dimana sosal yang diberikan telah dianalisis terlebih dahulu berdasarkan ranah kognitif yaitu terdiri dari jenjang pengetahuan, pemahaman, dan penerapan. Jika hasil evaluasi yang didapat kurang dari standar ketuntasan, maka guru bidang studi akan melakukan remedial bagi peserta didik yang nilainya kurang dari standar 4. ketuntasan, remedial biasanya diberikan dengan soal yang sama dengan sebelumnya atau diberikan tugas dengan materi yang sama. Pelaporan hasil evaluasi pelajaran ekonomi kelas XI IPS di SMA Negeri 11 Kota Jambi. a. Evaluasi hasil belajar dilaporkan kepada pihak wali kelas, kepala sekolah, tentunya wali murid yang harus mengetahui tingkat kemajuan prestasi dari anaknya. b. Pelaporan hasil evaluasi meliputi 1) Waktu pelaporan evaluasi hasil belajar. Pelaporan hasil evaluasi dilakukan setelah pelaksanaan evaluasi dianggap selesai dilaksanakan, evaluasi hasil belajar yang dilaporakan meliputi: ujian harian, ujian mid semester, dan ujian semester c. Objek yang mengetahui pelaporan evaluasi. Objek yang mengetahui pelaporan evaluasi adalah dari guru bidang studi, wali kelas, wakil kepala kurikulum dan kepala sekolah. d. Bentuk laporan evaluasi meliputi rekapitulasi nilai (guru bidang studi), Legger nilai (wali kelas) yang akan diberitahukan ke wakil kepala kurikulum dan kepala sekolah. PENUTUP Berdasarkan hasil pengolahan data dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi mengenai implementasi evaluasi hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS SMA Negeri 11 Kota Jambi Tahun ajaran 2013/2014 dapat diambil beberapa kesimpulan. Kesimpulan tersebut dipaparkan sebagai berikut: Pemahaman guru ekonomi mengenai konsep dasar evaluasi diketahui setelah guru melakukan evaluasi hasil belajar siswa, walaupun evaluasi yang dilakukan tidak sesuai dengan teori tentang evaluasi hasil belajar. Hal ini terlihat pada aspek yang meliputi: a. Dalam RPP tertulis proses penilaian dilakukan pada ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif. Sedangkan, pada pelaksanaanya guru tidak melakukan evaluasi pada ranah psikomotorik. b. Teknik yang digunakan guru saat pelaksanaan evaluasi terfokus pada penilaian tertulis berupa ulangan harian, mid semester, dan ujian semester. c. Soal evaluasi yang dibuat oleh guru tanpa melalui kisi-kisi soal. d. Guru sudah membedakan pemberian skor pada soal pilihan ganda dan essai. Untuk soal essai pensekoran tergantung pada kesulitan siswa dalam menjawab soal, sementara untuk pilihan ganda tidak ada perbedaan skor pada setiap soal (setiap soal berbobot sama) hal ini terjadi karena guru tidak melakukan uji validitas soal. Kepada Kepala Sekolah Hendaknya kepala sekolah ikut serta dalam mengawasi proses evaluasi baik dari perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan pelaporan hasil evaluasi dalam proses pembelajaran. Kepada Guru hendaknya benar-benar memberikan penilaian yang objektif setelah melaksanakan evaluasi, sehingga siswa dapat mengetahui hasil yang mereka peroleh setelah dilaksanakannya proses pembelajaran. Kepada Siswa dalam pelaksanaan pembelajaran hendaknya siswa V. bersungguh-sungguh dan menjauhkan rasa bosan dan jadikan suasana belajar dengan senang sehingga dapat menggugah dan mendorong minat belajar dengan tekun. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2010. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Anonim.Oktober 2011.Ilmu Ekonomi. http://pengertiandefinisi.blogspot.com/2011/10/ilmu-ekonomi.html Anonim. http://www.koleksiskripsi.com/2012/03/8-penerapan-alat-evaluasimata.html Anonim. http://azhariah-rachman.blogspot.com/2011/01/analisis-dan-interpretasidata.html Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset Basrowi & Suwandi. 2008. Memahmi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta Daryanto, Haji. 2012. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Dimyati dan Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Djamarah, 1997. Srategi Belajar mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta Hamalik, Oemar. 2003. Perencanaan Pengajaran suatu Pendekatan sistem. Jakarta:Bumi Aksara Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Moleong, L.J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Putra, Sitiatava Rizema. 2013. Desain Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja. Jogjakarta: Diva Press Ramayulis. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia. Sumarno, Alim. http://www.scribd.com/doc/160168680/Untitled Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rakarja Grapindo Persada. Wahidmurni, dkk. 2010. Evaluasi Pembelajaran Kompetensi dan Praktek. Yogyakarta: Nuha Litera Winkel, W.S. 2004. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi