PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - RR CHINA PERIODE : JANUARI – MEI 2015 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan RR Tiongkok / RR China 1. Total nilai perdagangan RR Tiongkok / RR China dengan Dunia pada periode Januari-Mei 2015 sebesar US$ 1.515,03 miliar atau turun 9,81% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014, sebesar US$ 1.679,74 miliar. Total perdagangan tersebut terdiri dari ekspor RR Tiongkok / RR China ke Dunia sebesar US$ 879,64 miliar, meningkat 0,49% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014, yang tercatat sebesar US$ 875,35 miliar. Sementara itu, nilai impor RR China dari Dunia pada periode Januari - Mei 2015 sebesar US$ 635,38 miliar atau turun 21,01% apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014, yang tercatat sebesar US$ 804,39 miliar. 2. Neraca perdagangan RR China dengan Dunia periode Januari-Mei 2015 tercatat surplus sebesar US$ 244,26 miliar. meningkat 244,23% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014, yang tercatat surplus sebesar US$ 70,96 miliar. 3. Negara tujuan ekspor RR China terbesar pada periode ini adalah Amerika Serikat sebesar US$ 157,98 miliar, meningkat 8,68% dibanding periode yang sama tahun 2014, sebesar US$ 145,37 miliar; kemudian, Hongkong sebesar US$ 114,10 miliar (-10,43%), ke Jepang sebesar US$ 55,06 miliar (-11,32%). Sementara itu, negara asal impor RR China terbesar pada periode ini, adalah Korea Selatan dengan nilai US$ 68,84 miliar, turun 8,09% dibanding periode yang sama tahun 2014; Amerika Serikat sebesar US$ 59,48 miliar (-9,22%); Jepang sebesar US$ 57,08 miliar (-11,55%), dan Taiwan dengan nilai impor US$ 55,88 miliar (-5,70% ). 4. Beberapa komoditi impor Non Migas RR China terbesar dari Dunia pada periode Januari-Mei 2015, yang meningkat bila dibanding periode yang sama tahun 2014, antara lain : Electronic Integrated Circuits and Microassemblies (HS 8542) sebesar US$ 84,54 miliar, meningkat 3,15%; Electrical Appar For Line Teleph Or Line (HS 8517) sebesar US$ 17,91 miliar (5,18%) ; Chemical Woodpulp, Soda Or Sulfate, Oth Than Dissolving Grades (HS 4703) sebesar US$ 3,98 miliar, meningkat 4,28%; Cotton Yarn (Other Than Sewing Thread), Containing 85% (By Wt.) Or More Cotton, (HS 5205) sebesar US$ 2,57 miliar, meningkat 4,11%; Furniture, Nesoi (Oth Th Seats) (HS 9403) sebesar US$ 379,88 juta (5,36%); 5. Beberapa komoditi ekspor Non Migas RR China terbesar ke Dunia, pada periode Januari-Mei 2015, yang meningkat bila dibanding periode yang sama tahun 2014, antara lain : Electrical Apparatus For Line Telephony or Line Telegr (HS 8517) sebesar US$ 77,65 miliar, meningkat 15,15% dibanding periode yang sama tahun 2014; Electronic Integrated Circuits and Microassemblies (HS 8542) sebesar US$ 23,15 miliar, meningkat 0,40%; Furniture, Nesoi (Oth Th Seats) (HS 9403) sebesar US$ 11,98 miliar, meningkat 15,45% dibanding periode yang sama tahun 2014; Electrical Transformers, Static Converters Or Induct (HS 8504) sebesar US$ 10,52 miliar, meningkat 0,18% dibanding periode yang sama tahun 2014; B. Perkembangan Perdagangan Bilateral RR Tiongkok / RR China dengan Indonesia 1. Total nilai perdagangan RR China dengan Indonesia periode Januari-Mei 2015 sebesar US$ 22.587,48 juta, turun 18,77% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014, sebesar US$ 27.805,38 juta. Total perdagangan tersebut terdiri dari ekspor RR China ke Indonesia sebesar US$ 14.844,04 juta, turun 5,24% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014, yang tercatat sebesar US$ 15.665,49 juta. Sementara itu, nilai impor RR China dari Indonesia periode Januari-Mei 2015 sebesar US$ 7.743,44 juta, turun sebesar 36,21% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014, yang tercatat sebesar US$ 12.139,89 juta. Neraca perdagangan Indonesia dengan RR China periode Januari-Mei 2015 tercatat defisit bagi Indonesia sebesar US$ 7.100,60 juta, meningkat 101,40% bila dibandingkan dengan periode Januari-Mei 2014, yang tercatat defisit sebesar US$ 3.525,60 juta. 2. Beberapa komoditi ekspor terbesar Indonesia ke RR China periode Januari-Mei 2015 antara lain, adalah : Lignite, Agglomerated, Or Not, mencapai US$ 871,03 juta, turun sebesar 42,20%; Coal; Briquettes, Ovoids, etc, mencapai US$ 751,05 juta, turun sebesar 57,78%; Palm Oil & Its Fractions, Not Chemically Nodified, mencapai US$ 678,88 juta, turun sebesar 34,68%; Petroleum Gases & Other Gaseous Hydrocarbons, mencapai US$ 616,05 juta, naik sebesar 201,23%; C. Informasi Lainnya 1. Pemberlakuan FTA antara RR Tiongkok/RR China dengan Australia. FTA ini menguntungkan RR Tiongkok dalam beberapa aspek, diantaranya penghapusan progresif dan 5% tarif impor yang dikenakan Australia untuk produk elektronik RR Tiongkok / RR China dan perlengkapan rumah; kepastian ketersediaan komoditas dan pengurangan biaya material batubara dan bijih besi yang membuat pengusaha Tiongkok punya banyak pilihan ketika mengimpor komoditas tersebut, dan ketersediaan serta harga kompetitif untuk produk pertanian, makanan, dan dairy products. Hal ini disebabkan tarif impor produk makanan dan barang konsumsi dari Australia ke Tiongkok akan turun secara bertahap dan untuk beberapa produk mencapai 0%. Sebagai contoh, tarif impor minuman anggur saat ini mencapai 14-30%, secara bertahap dalam empat tahun akan dihapus. Sedangkan tarif impor daging sapi saat ini mencapai 12-25%, akan turun signifikan dan bahkan bila jumlah daging yang diekspor Australia melebihi 170 ribu metrik ton, RR Tiongkok / RR China akan menghapuskan tarif impornya. Tarif impor untuk dairy products termasuk susu bubuk secara bertahap dikurangi sampai menjadi 9-11%. Demikian juga tarif untuk kacang, buah, dan sayuran segar, serta makanan yang diproses. Setidaknya tarif impor 85,4% barang dagangan kedua negara, akan dipotong sampai 0%. Pelemahan ekonomi Tiongkok mengakibatkan turunnya permintaan baja yang otomatis menurunkan permintaan bijih besi. Kecenderungan ini menimbulkan kekhawatiran pengusaha tambang Australia, karena besarnya kontribusi sektor ini terhadap pertumbuhan ekonomi Australia, mencapai sekitar 50%. FTA ini akan membantu petambang bijih besi Australia, untuk menjual hasil tambang mereka berdasarkan preferential terms yang menguntungkan ekonomi Australia. Keuntungan yang sama juga dirasakan produsen batubara, terkait dengan penurunan tarif impor batubara Tiongkok dari 3% menjadi 0%. Tarif untuk thermal coal akan dihapus dalam waktu dua tahun. Sedangkan, tarif impor produk manufaktur Australia seperti produk farmasi dan mesin kendaraan juga mengalami penurunan yang cukup signifikan. Untuk empat bulan pertama tahun 2015, ekspor batubara Australia ke RR Tiongkok / RR China telah mencapai 43,6% dari keseluruhan impor batubara Tiongkok. Dibanding batubara dari Indonesia, batubara Australia lebih berkualitas dengan kandungan sulfur yang lebih rendah, yang sejalan dengan kebijakan perlindungan lingkungan Pemerintah RR Tiongkok / RR China. Mayoritas produsen batubara Tiongkok saat ini menghadapi penurunan permintaan dan harga batubara yang cukup tajam. Kenaikan impor batubara dari Australia ditengarai akan menimbulkan kerugian yang signifikan, mengingat batubara Australia lebih berkualitas dan harganya lebih kompetitif. Namun, FTA ini juga memberikan keuntungan bagi pengusaha Tiongkok, khususnya yang bergerak di sektor besi baja. Maraknya pembangunan infrastruktur di Australia, meningkatkan permintaan negara ini akan komoditas tersebut, dan tentunya membuka peluang bagi Tiongkok untuk memenuhi permintaan tersebut. 2. Partisipasi pada Pameran Beijing International Import Food Expo 2015. KBRI Beijing melalui kantor Atase Perdagangan berpartisipasi pada pameran Beijing International Import Food Expo 2015 (BIIFE) tanggal 3 s/d 5 Juli 2015, di Beijing Exhibition Center. Pameran produk makanan dan minuman yang diselenggarakan China Chamber of International Commerce dan Zhenwi Exhibition Group, merupakan pameran internasional untuk produk makanan impor di Tiongkok. Pameran diikuti negara Amerika Serikat, Kanada, Australia, Jepang, Thailand, Turki, Korea Selatan, Malaysia, dsb., dan importir makanan impor. Pada pameran BIIFE ini, dipamerkan produk sarang burung walet Indonesia bekerja sama dengan Asosiasi Pedagangan dan Peternak Sarang Walet Indonesia (APPSWI) sekaligus mempromosikan produk sarang walet Indonesia. APPSWI menyertakan anggotanya pada pameran ini, yakni PT.Adipurna Mranata Jaya, PT.Esta Indonesia, dan PT.Surya Aviesta. Booth Indonesia ukurannya 18 M2. Selama pameran, dilakukan beberapa pertemuan antara peserta pameran dengan potential buyers dari Tiongkok. Para buyers tersebut berasal dari beberapa perusahaan yang melihat potensi produk sarang walet Indonesia, merupakan produk berkualitas dan juga kuantitas produksinya besar. Diharapkan produk sarang walet Indonesia, dapat lebih banyak masuk ke pasar Tiongkok. Selain potential buyers dari distributor, importir, dan retailer, terdapat juga potential buyers yang melihat potensi penjualan melalui E-Commerce. Perusahaan itu ingin menjual produk sarang walet Indonesia pada website penjualan terbesar di Tiongkok seperti alibaba.com, tmall.com, taobao.com, dan lainnya. Kami mencatat potensi kontrak dagang dan retail selama pameran adalah sebesar US$350 ribu atau Rp. 4,5 milyar. Pada pameran BIIFE, terdapat produk sarang walet dari Malaysia yang juga turut dipamerkan. Malaysia juga menjadi importir produk sarang walet bagi Tiongkok, dimana hingga saat ini 14 perusahaannya telah mendapat izin impor produk sarang walet di Tiongkok. Sedangkan, perusahaan dari Indonesia yang mendapat izin impor produk sarang walet di Tiongkok baru 6 perusahaan yakni: PT.Adipurna Mranata Jaya, PT.Esta Indonesia, PT.Surya Aviesta, CV. Sumber Alam, CV.Mutiara Alam Raya, dan PT.Walet Kembar Lestari. Impor Tiongkok dari Indonesia periode Januari-Mei 2015 mencapai US$ 5,26 juta, sedangkan Malaysia mencapai US$ 6,01 juta. Bila semakin banyak perusahaan sarang walet Indonesia yang mendapat izin impor, maka nilai ekspor produknya dapat meningkat. Demikian, data perdagangan sarang walet (HS 04100010) sepanjang tahun 2015, sejak bulan Januari s/d Mei dari China Customs. Melalui pameran, diketahui peluang produk sarang walet Indonesia sangat digemari karena produk ini sudah lama dikenal masyarakat Tiongkok. Mereka telah mengenal khasiat dari mengkonsumsi sarang walet bagi kesehatan. Pengunjung pameran juga melihat keunggulan kualitas produk sarang walet Indonesia karena memiliki teknis peternakan sarang walet yang lebih baik. Produk sarang walet Indonesia memiliki kuantitas hingga 800 ton pertahun, sehingga pasokan akan tetap terjamin. Namun, perkembangan impor produk sarang walet asal Indonesia masih mengalami beberapa kendala dan hambatan. Para pengusaha menyampaikan saat ini kendala dan hambatannya seperti perizinan dan pengujian laboratorium. Dalam hal pengujian laboratorium, mereka mengharapkan agar pengujian semakin dipersingkat, dengan memperbanyak alat dan petugas uji di Indonesia. Hal itu dapat dipahami, mengingat potensi pertumbuhan ekspor produk sarang walet semakin terbuka, dan dapat memberikan devisa bagi negara. Di Tiongkok, adanya hambatan yang bersifat Non-Tariff Measures (NTM) yang diterapkan Pemerintah Tiongkok. Dalam melakukan importasi, masing-masing pengiriman (per-shipment) produk sarang walet diharuskan melalui custom clearance, rata-rata 3 (tiga) minggu. Dan setelah itu, diharuskan mendapatkan sanitary license dari China Inspection and Quarantine (CIQ) yang memakan waktu minimal 3 (tiga) minggu. Sehingga, proses dimaksud menjadi hambatan untuk meningkatkan ekspor karena memakan waktu hingga 1,5 bulan. Hambatan lainnya yang dirasakan para pengusaha mengenai masih banyaknya produk sarang walet yang belum diproses atau mentah, beredar dan masuk secara ilegal di Tiongkok. Produk tersebut oleh industri di Tiongkok diolah menjadi produk jadi. Isu produk sarang walet belum diproses dan ilegal masuk ke Tiongkok dimaksud, juga menjadi kendala bagi peningkatan ekspor sarang walet. Sehingga, diharapkan instansi terkait dapat memberikan solusi atas berbagai kendala dan hambatan dimaksud. KBRI Beijing terus perkembangan ekspor sarang walet dari Indonesia ke Tiongkok. Sumber : Laporan Atdag Beijing, RR China, Juli 2015 memperhatikan