SIARAN PERS Benang Merah Program Tol Laut dan One

advertisement
SIARAN PERS
Benang Merah Program Tol Laut dan One Belt One Road,
Daya Dorong Investasi Tiongkok ke Indonesia
Shanghai, 18 Juni 2016 --- Ada benang merah yang jelas antara program tol laut yang diluncurkan
Presiden Jokowi dan program one belt one road atau jalur sutra maritim yang dikemukakan oleh
Presiden RRT Xi Jinping. Keduanya sama-sama bertujuan untuk memperkuat konektifitas dan
mengintegrasikan ekonomi di jalur yang dipilih. Kesamaan visi tersebut diharapkan akan
mendorong lebih banyak investor dari Tiongkok untuk berinvestasi di Indonesia.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani yang dalam kunjungannya ke tiga
kota utama di Tiongkok sempat bertemu dengan Wakil Gubernur Zhejiang Zhu Congjiu
mengemukakan kesamaan visi tersebut. “Kebijakan One Belt One Road Presiden Xi Jinping sejalan
dengan kebijakan Presiden Jokowi yang membangun Tol Laut untuk menghubungkan pulaupulau utama di Indonesia,” ujarnya dalam keterangan resmi kepada media, Sabtu (18/6).
Menurut Franky, Indonesia memiliki keunggulan komparatif Indonesia antara lain jumlah
penduduk, semakin besarnya kelas menengah, negara dengan politik yang stabil, demokratis,
aman, dan toleran. “Investor Tiongkok memiliki minat dan rencana yang semakin tinggi untuk
berinvestasi ke luar RRT. Hal ini merupakan salah satu dampak positif dari kebijakan One Belt One
Road yang diinisiasi oleh Presiden Xin Jinping, dimana Indonesia menjadi salah satu negara yang
masuk dalam jalur yang dilewati dalam jalur tersebut,” jelasnya.
Beberapa peluang investasi yang bisa dilakukan oleh investor Tiongkok di Indonesia di berbagai
bidang antara lain, tekstil, otomotif, industri sepatu, obat-obatan, suku cadang pesawat dan
industri kreatif.
Dalam kunjungan kerja ke Provinsi Guangdong sebelumnya, Kepala BKPM juga telah
mengagendakan kegiatan Indonesia busines Forum pada bulan Juli 2016 di Guangdong dimana
CPPCC dan CCPIT akan mengorganisir forum tersebut bekerjasama dengan KJRI Guangzhou dan
BKPM. “Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang terbuka terhadap masuknya investasi
asing,” ungkapnya.
Kepala BKPM juga akan mengundang kantor perwakilan CCPIT Guangdong di Jakarta untuk
membahas investor forum khusus pengusaha2 RRT di Indonesia yang berasal dari Propinsi
Guangdong. Investor forum ini diselenggarakan untuk mengetahui perkembangan dan
permasalahan investasi yang mereka hadapi di Indonesia.
Kunjungan ke Shanghai akan menutup serangkaian pertemuan roadshow yang dilakukan di tiga
kota utama di Tiongkok yakni Qingdao, Hangzhou dan Shanghai. Kunjungan yang dilakukan oleh
Kepala BKPM adalah bagian dari Roadshow pemasaran investasi ke 10 provinsi di Tiongkok.
Tiongkok telah menjadi salah satu sumber investasi utama bagi Indonesia. US$ 2,6 miliar investasi
terealisasi sejak tahun 2010. Terutama di sektor infrastruktur, industri logam, mesin, dan
elektronik.
Sejak 2010, sudah US$ 52,3 miliar komitmen investasi asal Tiongkok terdaftar di BKPM. Dari data
yang dimiliki oleh BKPM, periode triwulan pertama tahun 2016, realisasi dari RRT mencapai US$
464 juta terdiri dari 339 proyek dan menyerap tenaga kerja 10.167 tenaga kerja. Posisi Tiongkok
tersebut berada di peringkat keempat setelah Singapura, Jepang dan Hong Kong (RRT).
--Selesai-Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi:
Ariesta Riendrias Puspasari
Kepala Biro Peraturan Perundang-Undangan, Hubungan Masyarakat
dan Tata Usaha Pimpinan
Jl. Jend. Gatot Subroto No.44 Jakarta 12190
Telepon : 021-5269874
E-mail : [email protected]
Download