7. PEMBAHASAN UMUM Morfologi Gonad dan Kelenjar Mandibularis Walet Linchi Dari hasil pengamatan selama 12 bulan terhadap perubahan morfologi yang terjadi pada gonad jantan dan betina. Tampak perubahan pada morfologi testis berupa peningkatan ukuran pada bulan Februari sampai Mei, kemudian menurun pada bulan Juni sampai Juli dan ukuran tetap sampai bulan Desember (Gambar 21). Pada ovarium juga terjadi peningkatan ukuran pada bulan Februari sampai April, kemudian menurun pada bulan Mei sampai Oktober dan meningkat pada bulan November sampai Januari (Gambar 22). mm 3 2,5 2,6 2,6 2,6 2,6 2,5 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nop Des Panjang Testis 2,5 2 1,5 1 0,5 0 Gambar 21 Ukuran testis walet linchi selama 12 bulan mm Panjang Ovarium 6 6 6 6 5 5 5 5 4 4 4 4 Juli Agt Sep Okt 5 5 Nop Des 4 3 2 1 0 Jan Gambar 22 Feb Mar Apr Mei Juni Ukuran ovarium walet linchi selama 12 bulan 70 Musim berbiak walet dimulai dengan membuat sarang, bertelur, mengerami serta merawat hingga anak burung dapat terbang dan meninggalkan sarang. Musim berbiak walet adalah pada musim hujan yaitu pada saat banyak tersedia bahan makanan. Berdasarkan semua gambaran dan perubahan morfologi yang terjadi pada gonad jantan dan betina dapat disimpulkan bahwa musim berbiak walet linchi terjadi pada bulan Februari - Juli. Hasil ini mengkonfirmasi hasil penelitian sebelumnya pada biologi burung-burung walet (Mardiastuti et al. 1998). Hal ini juga tergambar dari fluktuasi konsentrasi hormon gonadal jantan dan betina selama 12 bulan (Gambar 23). Pada bulan-bulan periode berbiak terlihat peningkatan konsentrasi hormon gonadal dan pada periode bersarang hormon gonadal menurun. Hormon gonadal berpengaruh pada perilaku seksual dan aktivitas kelenjar-kelenjar yang terkait dengannya. Secara umum hasil penelitian pada testis dan ovarium menunjukkan terjadinya peningkatan jumlah sel positif dan intensitas reaksi ikatan beberapa lektin pada musim berbiak yang menunjukkan adanya keterlibatan dan peran karbohidrat tertentu dalam proses spermatogenesis dan folikulogenesis walet linchi. Hormon Testosteron dan Estrogen ng/dl 12 10 10,4 10,6 10,7 10,6 10,5 9,8 9,5 8,4 8 9,2 9,9 9,8 9,9 8 8 8 5 5 5 Okt Nop Des 9,9 7,9 7,6 6 4 10,5 7 6 2 0 Ja n Feb Ma r Apr Mei Juni Estrogen Gambar 23 Jul i Agt Sep Testosteron Fluktuasi konsentrasi hormon testosteron dan estrogen walet linchi selama 12 bulan 71 Kelenjar mandibularis juga mengalami perubahan morfologi dan aktivitas selama pengamatan 12 bulan. Perubahan morfologi pada kelenjar mandibularis terlihat adanya peningkatan ukuran kelenjar yang semakin membesar dari bulan Januari sampai Desember. Hal ini mengindikasikan keaktifan kelenjar mandibularis seiring dengan periode berbiak dan bersarang walet linchi. Pada periode bersarang (Agustus – Januari) kelenjar mandibularis berukuran lebih besar dibandingkan pada periode berbiak (Februari – Juli). Karena pada periode bersarang, burung aktif membuat sarang untuk tempat meletakkan telur dan membesarkan anak. Kemungkinan yang berperan dalam proses bersarang adalah hormon yang berhubungan dengan parental behavior. Walet jantan dan betina menunjukkan sifat ”paternal care”, yaitu bersamasama membuat sarang, mengerami dan merawat anakan. Pada burung, hormon prolaktin merupakan faktor penting yang berperan dalam sifat ”paternal care” ini. Sifat paternal care pada burung jantan dapat di bagi dalam dua tahap : (1) tahap inkubasi dan (2) tahap berkembang biak dan memberi makan anakan. Pada tahap inkubasi hormon prolaktin akan meningkat dan kemudian akan menurun secara perlahan pada masa memberi makan anakan (Schradin and Anzenberger 1999). Dengan demikian perlu studi lanjut untuk melihat dinamika konsentrasi hormon prolaktin pada walet linchi dan hubungan antara hormon gonadal dengan aktivitas kelenjar mandibularis. Hasil penelitian ini menunjukkan keterlibatan beberapa karbohidrat pada fungsi kelenjar mandibularis selama musim bersarang dan berbiak pada walet linchi. Pada walet linchi betina, perubahan morfologi dan histokimia ovarium selama musim bersarang dan berbiak seiring dengan perubahan morfologi dan histokimia pada kelenjar mandibularis. Sedangkan pada walet linchi jantan perubahan morfologi testis walaupun terlihat tidak seiring dengan perubahan morfologi kelenjar mandibularis, tetapi terlihat distribusi dan konsentrasi glikokonjugat pada kedua organ sama-sama meningkat pada musim bersarang. Hal ini memperlihatkan adanya keterkaitan perkembangan kelenjar mandibularis dengan aktivitas gonad dan kemungkinan perkembangan kelenjar mandibularis dipengaruhi hormon gonad. Namun demikian perlu diteliti adanya resptor gonad pada kelenjar mandibularis walet linchi. 72 Berdasarkan saat pemanenan yang dikaitkan dengan pola berbiak walet, dikenal ada tiga pola pemanenan yaitu panen rampasan, buang telur dan tetasan (Mardiastusti et al. 1998). Pola panen rampasan adalah sarang dipanen setelah sarang terbentuk dan burung belum bertelur, karakteristik sarang yang dihasilkan bersih tetapi kecil dan tipis. Pola yang selanjutnya adalah pola panen buang telur yaitu sarang dipanen setelah burung bertelur 2 butir, karakteristik sarang yang dihasilkan bersih, ukuran memadai dan tebal, telur dapat dijual atau ditetaskan, tetapi pola panen ini dapat membuat burung menjadi stress karena kehilangan telurnya. Pola yang terakhir adalah pola tetasan yaitu sarang dipanen setelah telur menetas dan anakan dapat terbang meninggalkan sarang. Karakteristik sarang yang dihasilkan pada pola ini kotor karena bekas dipakai anakan tetapi kualitas sarang baik dan mangkokan besar serta tebal. Jika pola panen sarang diatas dikaitkan dengan hasil penelitian ini maka dianjurkan untuk memilih pola panen Ukuran Konsentrasi Hormon (ng/dl) Kelenjar (mm) Ukuran Gonad (mm) tetasan. Gambar 24 Pola aktivitas gonad dan kelenjar mandibularis walet linchi 73 Dari gambar 24 di atas terlihat bahwa aktivitas gonad dan kelenjar mandibularis meningkat pada bulan Februari sampai bulan Juni, yang merupakan periode berbiak. Kemudian aktivitas gonad menurun pada bulan Juli sampai Desember, yang merupakan periode bersarang sedangkan aktivitas kelenjar mandibularis meningkat pada periode bersarang. Pada periode berbiak burung akan melakukan perkawinan dan bertelur sebanyak dua butir. Telur akan dierami selama 20 - 30 hari dan anakan akan diberi makan oleh induk selama 7 – 8 minggu. Anakan burung dapat terbang meninggalkan sarang pada umur 8 - 10 minggu. Pada periode bersarang bulan Juli – Januari anakan burung sudah dapat terbang meninggalkan sarang (Mardiastuti et al. 1998). Jika pola panen sarang yang diterapkan adalah pola tetasan maka kualitas sarang yang dihasilkan pada periode tersebut sangat baik karena ukuran mangkokan sarang besar dan tebal, dan jika dikaitkan dengan kandungan glikokonjugat pada sekreta saliva maka sarang pada periode bersarang tersebut kandungan glikokonjugat optimal dibandingkan sarang pada periode berbiak. Pemilihan pola panen ini juga dapat menjaga dan menambah populasi walet. Simpulan 1. Berdasarkan profil hormon gonad serta perubahan morfologi dan aktivitas gonad selama 12 bulan dapat ditentukan siklus reproduksi walet linchi yang meliputi periode bersarang pada bulan Juli sampai Januari dan periode berbiak pada bulan Februari sampai Juni. 2. Perubahan dan aktivitas kelenjar mandibularis walet linchi terjadi seiring dengan periode bersarang dan berbiak, yaitu semakin aktif pada saat bersarang. Hal ini mengindikasikan adanya keterkaitan perkembangan kelenjar mandibularis dengan aktivitas reproduksi. 3. Pemanenan sarang walet dianjurkan pada periode bersarang (pola panen tetas telur), karena kualitas sarang yang dihasilkan optimal, baik ukuran maupun kandungan glikokonjugat di dalamnya serta anak burung sudah meninggalkan sarang. 74 Saran : Perlu penelitian lebih lanjut mengenai : 1. Peran dan keberadaan sel pigmen pada testis walet linchi. 2. Reseptor hormon gonadal pada kelenjar mandibularis walet linchi. 3. Profil hormon prolaktin walet linchi pada periode berbiak dan bersarang. 4. Kualitas sarang pada periode bersarang.