3.094 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 33 Tahun ke-5 2016 IMPLEMENTASI VARIASI MENGAJAR GURU KELAS V DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BANTUL THE IMPLEMENTATION OF TEACHING VARIATION BY TEACHER FOR 5th GRADE STUDENTS Oleh: Arum Fitriani, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi variasi mengajar guru dan kendala yang dialami guru kelas V di SD Negeri 3 Bantul dalam menerapkan variasi mengajar. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah guru kelas V. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi.Teknik analisis data menggunakan langkah-langkah reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) penerapan variasi mengajar pada variasi gayamengajar belumditerapkan pada semuapembelajaran;variasi penggunaan media dilakukan guru dengan terampil dan melibatkan siswa, namun media yang digunakan terbatas pada pelajaran IPA dan Matematika; dan variasi pola interaksi yang diterapkan meliputi pola interaksi satu arah, pola interaksi dua arah, serta pola interaksi tiga arah. Namun, metode pembelajaran lebih mendominasi metode ceramah. (2) Kendalanya yaitu: keterbatasan penerapan variasi gaya mengajar, keterbatasan media, kurangnya kreatifitas guru membuat media alternatif,media yang kurang terawat, dan pengalokasian waktu pembelajaran kurang baik. Kata kunci: implementasi, variasi mengajar. Abstract This research aims at describing the implementation of the teaching variation by teacher and the obstacle that experienced teacher who teach 5th grade students at 3 Bantul State Elementary School in implementing a teaching variation. This research’s type was descriptive qualitative. The research’s subject was 5th grade teacher. Data collection techniques used interview, observation, and documentation. Data analysis techniques used data reduction, data display, and conclusion. The results shows that: (1) variation application teaches the variety of teaching styles not applied to all learning; variations in the use of media is already done by skilled teachers and engage students, but the media used is still limited to teaching science and mathematics; and (c) variations in patterns of interaction that was applied is a pattern of interaction in one direction, two-way interaction patterns, as well as the three-way interaction patterns. But, the methods learning dominate the lecture method. (2)The obstacles are:limited applicability variety of teaching style, the limitations of media, the lack of creativity of the teacher to make the alternative media, media that are less well maintaine, and the allocation of learning time is not good. Keyword: implementation, teaching variation PENDAHULUAN Pendidikan merupakan usaha sadar yang kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, dengan sengaja dirancang untuk mencapai tujuan masyarakat, bangsa, dan negara. Di dalam usaha yang telah ditetapkan. Hal ini sesuai dengan tersebut, pendidik memegang peranan penting Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang dalam terlaksananya kegiatan pembelajaranGuru Sistem Pendidikan Nasional, yang menyebutkan memiliki peran yang sangat sentral, baik sebagai pendidikan adalah usaha sadar dan terencana perencana, untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran. Hal ini berarti bahwa kemampuan pembelajaran agar peserta didik secara aktif guru dalam menciptakan pembelajaran yang mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki berkualitas kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, pendidikan secara keseluruhan. pelaksana, sangat maupun menentukan evaluator keberhasilan Implementasi Variasi Mengajar .... (Arum Fitriani) 3.095 Trainer dari Eindhoven University of keterampilan mengadakan variasi, keterampilan Technology, Harry van de Wouw (dalam BHP menjelaskan, UMY, menutup diakses dari http://www.umy.ac.id/), keterampilan pelajaran, membuka keterampilan dan mengelola mengatakan bahwaproses belajar mengajar yang kelas, keterampilan memimpin diskusi kelompok dilakukan di kelas selama ini seringkali satu arah kecil, keterampilan mengajar kelompok kecil dan dimana siswa hanya mendengarkan apa yang perorangan. Keterampilan dasar mengajar perlu disampaikan guru. Padahal, jika dilihat dari dikuasi agar guru dapat melaksanakan perannya piramida pembelajaran, siswa akan mudah lupa dalam proses pembelajaran, sehingga tujuan dengan apa yang dipelajari sebelumnya ketika pembelajaran dapat tercapai. mereka hanya mendengarkan penjelasan guru Salah satu keterampilan dasar mengajar karena prosentasenya hanya sekitar 5%.(dalam yang wajib diterapkan guru yaitu keterampilan http://www.umy.ac.id/). mengadakan variasi. Keterampilan mengadakan sebagaipemegang pembentukan Oleh peranan potensi diri karena itu, penting dalam variasidilakukan siswanya, maka berjalan agar tidak proses monoton. pembelajaran Keterampilan kegiatan pembelajaran perlu dilakukan tidak mengadakan variasi mengajar menurut Syaiful hanya bersifat teacher centered saja namun juga Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2013: 160) harus melibatkan siswa dalam kegiatannya meliputi variasi dalam gaya mengajar, variasi (student centered). penggunaan media, serta variasi dalam interaksi Agar keaktifan siswa pada proses antara guru dengan siswa. Ada pembelajaran dapat terbangun, maka guru perlu kalanya prestasi belajar siswa menerapkan keterampilan dasar mengajar ketika menurun dikarenakan dalam kegiatan belajar proses pembelajaran berlangsung. Keterampilan mengajar siswa tidak memperhatikan guru dalam dasar mengajar merupakan persyaratan utama menyampaikan materi. Ketidaktertarikan siswa yang harus dikuasi guru maupun calon guru dalam memperhatikan guru bisa saja disebabkan dalam Beberapa cara guru dalam mengajar yang kurang variatif. keterampilan dasar mengajar menurut Wina Hal seperti ini dapat kita jumpai di sekolah yang Sanjaya (2006: 32-42) yaitu keterampilan dasar mana bertanya, memperhatikan variasi dalam mengajar, sehingga proses pemebelajaran. keterampilan dasar memberikan Reinforcement, keterampilan variasi stimulus, tenaga pendidiknya tidak begitu kegiatan pembelajaran menjadi tidak kondusif. keterampilan membuka dan menutup pelajaran, Menciptakan suasana belajar akan terasa dan keterampilan mengelola kelas. Syaiful Bahri sulit apabila guru hanya menggunakan cara Djamarah (2005: 99-163) juga menyebutkan mengajar yang monoton atau tidak variatif. beberapa keterampilan dasar mengajar yang harus Penyampaian materi pun akan sulit diterima oleh dikuasai guru diantaranya: keterampilan bertanya siswa dasar, keterampilan bertanya lanjut, keterampilan berkonsentrasi dengan suasana belajar yang tidak memberi kondusif dan membosankan. Untuk mengatasi penguatan (Reinforcement), karena tidak semua siswa dapat 3.096 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 33 Tahun ke-5 2016 kebosanan dan suasana belajar yang kurang semester dua tahun ajaran 2015/2016 pada kondusif, maka guru dapat menerapkan variasi beberapa mata pelajaran mengalami penurunan mengajar dengan menciptakan suasan belajar jika dibandingkan dengan nilai semester satu yang tidak monoton melalui gaya mengajar yang pada variatif, penggunaan media penunjang yang permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik sesuai dengan materi yang disampaikan, serta untuk mengetahui lebih jauh bagaimana guru interaksi antara guru dan siswa.Sebab,kegiatan kelas V di SD Negeri 3 Bantul menggunakan belajar mengajar yang kurang variatif dan tidak variasi mengajar dalam setiap pembelajaran serta ada pengembangan pengajaran ke arah yang lebih kendala yang dihadapi. tahun ajaran 2015/2016.Berdasarkan baik, akan berakibat pada hasil belajar siswa yang tidak berubah, prestasi belajar siswa pun tidak METODE PENELITIAN meningkat. Jenis Penelitian Untuk mengetahui kualitas guru terkait Jenis penelitian yang digunakan adalah pelaksanaan pembelajaran yang variatif, maka enelitian peneliti melakukan observasi pada beberapa pendekatan kualitatif. sekolah dasar di Bantul.Salah satu SD yang Waktu dan Tempat Penelitian menarik peneliti untuk melakukan penelitian deskriptif dengan Pelaksanaan penelitian menggunakan dilakukan pada mengenai variasi mengajar yaitu SD Negeri 3 tanggal 2 April 2016 sampai dengan 30 April Bantul.Peneliti melakukan wawancara dengan 2016.Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah kepala sekolah SD Negeri 3 Bantul dan dikatakan Dasar Negeri 3 Bantul. bahwa Target/Subjek Penelitian beberapa tahun terakhir sekolah mengalami penurunan prestasi belajar. Maka dari itu peneliti ingin mengetahui bagaimana penerapan variasi mengajar guru di SD Negeri 3 Subjek dalam penelitian ini adalah guru kelas V di SD Negeri 3 Bantul. Teknik Pengumpulan Data Bantul terutama guru kelas V dikarenakan pada Teknik pengumpulan data yang digunakan tingkatan kelas ini siswa disiapkan untuk yaitu menghadapi Ujian Nasional pada jenjang kelas dokumentasi. selanjutnya. Instrumen Penelitian metode observasi, wawancara dan Pada hasil observasi pra penelitianterlihat Untuk memudahkan proses penelitian, bahwa beberapa siswa tidak fokus mengikuti peneliti membuat instrumen dengan lembar pembelajaran,guru menggunakan kelas papan V tulis juga hanya observasi dan lembar wawancara. sebagai media Teknik Analisis Data pembelajaran pada saat mata pelajaran Bahasa Teknik analisis data yang digunakan Indoensia, padahal penggunaan media merupakan adalah dengan reduksi data, display data, dan komponen pengambilan kesimpulan (verifikasi). penting dalam menciptakan pembelajaran yang variatif. Selain itu, nilai mid Keabsahan Data Implementasi Variasi Mengajar .... (Arum Fitriani) 3.097 Keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasiteknik dan intonasi,volume, nada, dan kecepatan. Selain itu, Marno dan Idris (2010: 143) sumber.Triangulasi teknik yaitu mengecek data mengemukakan dari narasumber yang sama dengan teknik yang digunakan berbeda. Sedangkan triangulasi sumber yaitu siswa. bahwa untuk variasi mengikat suara perhatian Dalam penggunaan intonasi suara, mengecek data dari beberapa sumber data. intonasi suara terdengar tidak monoton HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN sehingga tidak membuat mengantuk. 1. Penerapan Variasi Mengajar Selain itu, penggunaan intonasi juga Guru kelas V di SD Negeri 3 Bantul diberikan guru ketika menasehati siswa secara keseluruhan telah menerapkan variasi maupun saat melakukan tanya jawab mengajar dengan dalam mengajarnya. setiap Penerapan kegeiatan variasi belajar mengajar siswa. Guru menggunakan intonasi tinggi (suara menajam) untuk didasarkan atas komponen-komponen variasi memperingatkan mengajar sebagai berikut. memperhatikansebagai wujud ketegasan a. Variasi Gaya atau Cara Mengajar kepada siswa. atau gaya mengajar, guru telah yang kurang Volume suara guru dalam kegiatan Pada komponen mengadakan variasi cara siswa belajar mengajar sudah dapat didengar melaksanakan dengan cukup baik walau oleh masih belum konsisten. Hal ini tercermin dari keseluruhan.Penggunaan enam aspek yaitu, penerapan variasi suara, guru juga disesuaikan guru dengan situasi. variasi mimik dan gerak, perubahan posisi, Misal saat menjelaskan materi maupun kesenyapan atau kebisuan guru (Teacher saat melakukan tanya jawab dengan siswa, Silence), pemusatan perhatian, dan kontak suara guru mampu didengar oleh seluruh pandang. siswa. Namun saat mendampingi siswa 1) Variasi suara dalam kelompok, volume suara dilirihkan Dalam menerapkan variasi suara, siswa secara volume suara atau melemah. memperhatikan Kecepatan berbicara guru kelas V penggunaan variasi suara diantarnaya di SD N 3 Bantul cenderung lambat. Hal pemberian intonasi suara, volume suara, tersebut kecepatan suara, maupun penekana suara. memahami materi yang disampaikan guru, Hal tersebut sejalan dengan pendapat misal saat menjelaskan hal penting, Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain kecepatan berbicara diperlambat agar (2013: 167) mengatakan bahwa suara guru siswa pada saat menjelaskan materi pelajaran disampaikan guru dengan jelas. guru terlihat hendaknya sudah bervariasi, baik dalam dilakukan dapat agar menangkap siswa apa lebih yang 3.098 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 33 Tahun ke-5 2016 Penekanan suara juga diberikan mendukung penyampaian materi agar guru pada saat menjelaskan materi-materi, lebih jelas diterima siswa, selain itudalam informasi penting yang perlu dipahami menjelaskan materi menggunakan media, dan dikuasi siswa. gerakan tangan guru dalam menunjuk Kekhasan guru kelas V di SD media yang digunakan untuk menjelaskan Negeri 3 Bantul dalam menggunakan materi variasi suara adalah saat menggunakan acungan jempol atau anggukan kepala intonasi suara meninggi dalam memberi untuk mengiyakan jawaban siswa saat nasehat kepada siswa, tidak membuat kegiatan siswa dilakukan guru sebagai bentuk apresiasi. menjadi takut terhadap sudah tanya jelas.Gerakan jawab dengan seperti siswa guru.Volume suara guru yang keras ketika Uraian di atas sesuai dengan menjelaskan, tidak terdengar hingg kelas pendapat Marno dan Idris (2010: 143) sebelah, sehingga tidak mengganggu kelas yang mengemukakan bahwa penggunaan lain. Selain itu, kecepatan suara guru yang variasi mimik dan gerak digunakan untuk lambat tidak membuat siswa terlihat memudahkan siswa menangkap makna mengantuk.Penekanan yang suara dalam disampaikan guru. Selain itu menjelaskan juga cukup jelas, dan dalam penggunaan variasi mimik dan gerak yang memberikan penakanan suara biasanya diterapkan guru kelas V di SD Negeri 3 guru memperlambat kecepatan suara dan Bantul sejalan dengan pendapat Helmiati memperjelas pengucapannya.Penggunaan (2013: 75) yang mengatakan bahwa bahasa ketika menjelaskan menggunakan penggunaan mimik muka dan gerakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa. badan seperti ekspresi wajah yang manis dan bangga, senyuman, kerlingan mata, anggukan kepala, acungan jempol dan 2) Variasi Mimik dan Gerak Penerapan variasi mimik diberikan tepuk tangan merupakan variasi mimik guru dengan menunjukkan ekspresi serius dan gerak yang dapat diaplikasian sebagai dan penuh semangat saat menjelaskan. penguatan non-verbal.Guru yang selalu Selain itu guru juga menunjukkan variasi memasang ekspresi wajah sedih, marah, mimik wajah senang dengan tersenyum atau cemberut dapat membuat siswa jika siswa mendapat nilai bagus. Apabila merasa tidak nyaman.Penggunaan variasi guru menasehati siswa, guru menunjukkan gerak juga perlu diperhatikan, sebab jika ekspresi serius, namun setelah itu guru dalam mengajar guru tidak melakukan kembali menunjukkan ekspresi wajah perubahan gerakan, susasa akan terasa tersenyum kepada seluruh siswa. pasif. Variasi gerakan diberikan melalui gerakan tangan dan badan untuk Kekhasan yang dimiliki guru kelas V dalam menerapakan variasi mimik dan Implementasi Variasi Mengajar .... (Arum Fitriani) 3.099 gerak adalah saat setelah guru menasehati tujuannya, dan tidak sekedar mondar siswa yang melakukan kesalahan dengan mandir. menampilkan ekspresi wajah serius, guru Dalam biasanya mengajak bergurau siswa yang pembelajaran, dinasehati tersebut maupun siswa lain. perpindahan posisi. Guru tidak selalu Sedangakan variasi gerak yang diberikan menjelaskan materi di depan kelas atau yaitu guru gerakan tangan guru dalam selalu duduk saat menjelaskan. Sebab jika menjelaskan guru tidak melakukan perpindahan posisi materi sehingga terlihat menjelaskan guru telah materi melakukan meyakinkan dalam menjelaskannya. dan selalu menjelaskan dengan posisi 3) Perpindahan atau Perubahan Posisi yang sama secara terus menerus selama Selama kegiatan belajar mengajar, guru kegiatan pembelajaran, guru akan sulit melakukan perpindahan dari depan ke menguasai kelas, siswa juga akan malas samping maupun ke belakang kelas saat memperhatikan guru terutama siswa yang menjelaskan materi. Guru juga jarang duduk di kursi belakang karena siswa duduk saat menjelaskan materi, namun merasa dalam penyampaian materi pada pelajaran perhatian dari guru. tidak ada pengawasan atau IPS, guru cenderung lebih sering duduk. Perpindahan atau perubahan posisi Selain itu, guru kelas V di SD Negeri 3 guru kelas V di SD Negeri 3 Bantul dalam Bantul melakukan perpindahan posisi mengajar memiliki kekhasan yaitu saat dengan tujuan tertentu, yaitu saat siswa mengajar, guru cenderung melakukan melakukan diskusi secara berkelompok perpindahan posisi dari duduk kemudian maupun saat siswa mengerjakan tugas berdiri individu. berpindah ke tengah-tengah kelas sejenak Perpindahan posisi yang di depan lagi ke selanjutnya dilakukan guru kelas V di SD Negeri 3 dan Bantul sesuai dengan pernyataan Marno mendampingi siswa dalam mengerjakan dan Idris (2010: 143) yang menyatakan tugas diskusi atau individu, guru memiliki perubahan posisi mendekat-menjauh, ke kebiasaan melakukan perpindahan posisi kanan dan ke kiri dari arah siswa akan dari satu meja ke meja yang lain secara memudahkan guru untuk menguasai kelas berurutan. dan bagi siswa akan dapat menimbulkan kembali kelas depan. Saat 4) Kesenyapan atau Kebisuan Guru dapat Kebisuan atau kesenyapan yang menimbulkan kesan akrab dan hangat. dilakukan guru kelas Vdi SD Negeri 3 Serta pendapat Syaiful Bahri Dhamarah Bantul yaitu dilakukan ketika terdapat dan Aswan Zain (2013: 169) yaitu anak yang membuat gaduh.Kesenyapan perubahan posisi dilakukan harus ada tersebut diberikan agar siswa menyadari efek psikologis karena bahwa guru sedang mengawasi mereka. 3.100 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 33 Tahun ke-5 2016 Selain itu, kesenyapan atau kebisuan guru memperhatikan guru ketika menjelaskan dilakukan guru kelas V saat memberikan pelajaran, saat kegiatan diskusi, maupun kesempatan siswa untuk bertanya atau ketika ada siswa yang sedang presentasi. saat guru dan siswa melakukan tanya Pemusatan perhatian juga dilakukan guru jawab dan siswa diberi kesempatan untuk dengan berfikir mengemukakan jawaban atau setelah siswa membacakan materi yang pendapatnya. Hal tersebut sesuai pendapat ada pada buku, serta penjelasan ulang dengan pendapat Moh Uzer Usman (2005: materi setelah melakukan tanya jawab 85) yang mengatakan bahwa kesenyapan dengan atau kebisuan dilakukan dengan dari perhatian dilakukan dengan memberikan adanya suara kepada keadaan tenang atau penekanan suara dalam berbicara dengan senyap, tujuan dari adanya kegiatan lalu melakukan penjelasan siswa.Selanjutnya, memfokuskan ulang pemusatan atau menarik dihentikan, keadaan menjadi sepi atau perhatian siswa.Pemusatan perhatian yang diam ketika guru sedang menjelaskan dilakukan guru dengan menuliskan materi suatu pengetahuan tertentu untuk menarik penting atau materi yang akan dipelajari perhatian siswa yang mulai pudar.Syaiful pada papan tulis, serta menunjukan materi Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2013: yang ditulis maupun yang ditayangkan 168) juga menyatakan bahwa bagi anak melalui didik pemberian waktu digunakan untuk diperhatikan mengorganisasikan dilakukan guru sesuai dengan pernyataan jawabannya agar LCD agar dicermati siswa.Apa yang dan telah Marno dan Idris (2010: 144) yaitu teknik menjadi lengkap. Kesenyapat atau kebisuan yang pemusatan perhatian dapat dilakukan guru dilakukan guru kelas V di SD Negeri 3 misalkan Bantul perhatikan..”, pengaturan tekanan suara, memiliki kekhasan, ketika dengan perkataan, “coba memberikan pertanyaan spontan kepada pengulangan siswa, mampu menunjukkan konsep yang penting atau menjawab secara langsung, guru tidak menggaris bawahi konsep yang penting. melarang siswa melihat materi yang ada Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain dibuku namun guru selalu memberikan (2013: 168) juga mengatakan bahwa waktu pemusatan perhatian bisa dikombinasikan apabila kepada siswa siswa tidak untuk melihat dengan gerakan anggota badan yang dapat jawaban yang ada di buku. menunjukkan dengan jari atau memberi 5) Pemusatan Perhatian (focusing) Pemusatan perhatian pengungkapan, untuk menarik perhatian siswa dilakukan guru tanda pada papan tulis. Kekhasan guru dalam memusatkan secara verbal atau kata-kata melalui perhatian siswa dengan memberikan teguran dengan meminta siswa untuk pertanyaan spontan kepada siswa yang Implementasi Variasi Mengajar .... (Arum Fitriani) 3.101 kurang memperhatikan.Hal ini dilakukan dilakukan agar siswa merasa diawasi guru guru untuk memfokuskan kembali siswa dan mengurangi peluang siswa untuk dalam mengikuti pembelajaran, selain itu menghindari pelajaran. pemberiam pertanyaa dilakukan guru Kekhasan penggunaan kontak pandang sebagai bentuk penjelasan ulang materi guru kelas V di SD Negeri 3 Bantul yaitu agar siswa yang kurang memperhatikan guru sering mengarahkan pandangannya tersebut tidak tertinggal materi yang telah kepada siswa-siswa tertentu, terutama disampaikan guru. siswa yang sering membuat gaduh (siswa yang ramai). 6) Kontak Pandang Kontak pandang yang dilakukan guru b. Variasi Penggunaan Media Variasi penggunaan media, tidak saat kegiatan belajar mengajar sudah menyeluruh.Selain itu kontak pandang selalu terhadap siswa tertentu dilakukan yaitu Penggunaan media pengajaran lebih banyak guru kelompok pada mata pelajaran IPA dan Matematika. diskusi, guru melakuakn kontak pandang Beberapa media pengajaran yang digunakan terhadap guru memantau tiap-tiap siswa yang ramai, guru dilakukan pada oleh mata guru pelajaran kelas IPA V. dan melakuakn kontak pandang dengan siswa Matematika yaitu contoh-contoh bangun tertentu saat melakukan tanya jawab ruang, contoh jaring-jaring bangun ruang, dengan siswa, kontak pandang dengan busur derajat, LCD, gambar struktur bumi siswa dan matahari, magnet, cermin, katrol, dan yang konsetrasi, pendiam, maupun yang kontak kurang pandang batuan. dengan siswa yang pintar.Hal tersebut Selain itu, keterampilan guru dalam sejalan dengan pendapat Marno dan Idris, menggunakan media pembelajaran juga (2010: 145) bahwa variasi kontak pandang sudah ditunjukkan guru.Hal tersebut sejalan dapat dilakukan ke seluruh kelas, dan dengan pendapat Wahid Murni (2010: 137) secara bahwa penggunaan variasi media mampu bervariasi ditujukan kepada kelompok siswa dan ke siswa tertentu. mengasah keterampilan guru menggunakan Ketika guru berbicara atau menjelaskan media yang dapat diraba, dimanipulasi hendaknya mengarahkan pandangannya (media taktil) yang mampu memberikan ke seluruh kelas, sebab menatap atau pengalaman langsung kepada siswa.Dalam memandang mata siswa akan membentuk penggunaan media pengajaran, guru perlu hubungan memiliki keterampilan menggunakan media positif atau menciptakan keakraban pada siswa serta dapat menarik pembelajaran perhatian dan minat belajar siswa. Kontak menyampaikan pandang terhadap siswa tertentu juga penerapannya, guru juga telah memberikan perlu kesempatan kepada siswa untuk memegang dilakukan guru.Hal tersebut untuk materi membantu guru pelajaran.Dalam 3.102 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 33 Tahun ke-5 2016 atau menggunakan media pembelajaran yang pembelajaran. digunakan. pembelajaran yang variatif meningkatkan perhatian siswa Kekhasan guru kelas V di SD Negeri c. Penggunaan metode dapat terhadap 3 Bantul dalam menggunakan variasi media materi pelajaran.Seperti pendapat Slameto pembelajaran yaitu kecenderungan guru (2003: 92) yang mengatakan bahwa variasi dalam memperagakan penggunaan media di metode mengakibatkan pelajaran menjadi depan kelas. lebih menarik, materi ajar mudah diterima Variasi Pola Interaksi (Variasi Interaksi siswa, dan kelas menjadi hidup. Untuk membangun komunikasi yang Guru dan Siswa) Pola interaksi yang digunakan guru dalam baik dengan siswa, guru siswa telah kegiatan belajar mengajar yaitu meliputi pola mengapresiasi interaksi satu arah, pola interaksi dua arah, mengikuti pembelajaran, baik melalui pujian dan pola interaksi tiga arah. atau tambahan nilai. Hal tersebut keaktifan juga dalam sesuai pendapat Moh.Uzer Usman (2005: 87- Kekhasan guru dalam menerapkan 88) mengemukakan terdapat pola interaksi variasi pola interaksi yaitu guru selalu yang dapat dilakukan guru dan siswa untuk melakukan tanya jawab kepada siswa pada mendukung proses pembelajaran yaitu; 1) setiap pelaksanaan pembelajaran. pola interaksi satu arah (guru-murid), 2) pola 2. Kendala Penerapan Variasi Mengajar interaksi dua arah (Pola guru – murid – guru: Adapaun Kendala yang dihadapi guru adanya feedback bagi guru), 3) pola interaksi dalam menerapkan variasi mengajar yaitu tiga arah atau banyak arah (pola guru-murid- pertama kurang konsistennya guru dalam guru), 4) pola interaksi multi arah (guru – menerapkan beberapa komponen variasi gaya murid, murid – guru, murid – murid), 5) pola mengajar. Kedua, kurang banyaknya media interaksi melingkar (segala arah). yang ada sehingga dalam menerapkan variasi Penerapan variasi pola interaksi dengan memvariasikan penggunaan metode penggunaan media, tidak semua siswa dapat menggunakan media dalam waktu dilakukan guru kelas V di SD Negeri 3 bersamaan. Ketiga, keratifitas guru dalam Bantul diantaranya metode ceramah, diskusi, membuat media alternatif masih kurang tanya jawab, penugasan dan permainan. Pada sehingga penerapan variasi media tidak dapat tiap kegiatan belajar mengajar, minimal guru dilakukan menggunakan 3 metode.Variasi metode yang beberapa media terlihat kurang terawat, sering digunakan guru yaitu ceramah-tanya sehingga terdapat media yang rusak maupun jawab-penugasan dan cceramag-tanya jawab hilang.Kelima, pengalokasian waktu dalam -diskusi.Namun kecenderungan penggunaan pelaksanaan metode pembelajaran khususnya metode ceramah masih mendominasi.Guru kegiatan diskusi yang masih kurang. dengan masih kurang variatig memberikan metode SIMPULAN DAN SARAN maksimal.Keempat, Implementasi Variasi Mengajar .... (Arum Fitriani) 3.103 Perubahan Simpulan atau perpindahan posisi Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam menjelaskan yaitu dari duduk – yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan berdiri di depan kelas – berpindah ke beberapa hal sebagai berikut. tengah-tengah 1. Implementasi variasi mengajar guru kelas V di depan.Kekhasan guru dalam melakukan – kembali lagi ke SD Negeri 3 Bantul, dilaksanakan berdasarkan perpindahan tiga komponen berikut ini. diskusi dengan mendekati siswa. a. Variasi gaya atau cara mengajar. Bentuk 4) Kekhasan guru dalam memberikan implementasinya yaitu penerapan variasi kesenyapan gaya dengan pemberian kesenyapan dalam kegiatan memperhatikan aspek variasi suara guru, tanya jawab spontan. 5) Kekhasan guru variasi mimik dan gerak perubahan atau dalam memusatkan perhatian dengan perpindahan caramemberikan atau cara mengajar posisi selama kegiatan posisi yaitu atau memantau kebisuan pertanyaan yaitu spontan pembelajaran, kesenyapan atau kebisuan kepada guru memperhatikan. 6) kekhasan guru dalam (teacher silent), pemusatan perhatian, serta kontak pandang. siswa yang kurang melakukan kontak pandang yaitu guru Dalam penerapan variasi gaya atau cara sering mengarahkan padangan pada mengajar, guru kelas V di SD Negeri 3 siswa tertentu, yaitu siswa yang terbiasa Bantul membuat kelas gaduh. memiliki kekhasan yang membedakan dengan guru lain. 1) Dalam penggunaan suara, belum bervariasi. Variasi penggunaan intonasi suara yang tinggi saat guru media belum nampak diberikan pada menasehati siswa, volume suara guru seluruh mata pelajaran dan hanya mata yang pelajaran tertentu saja guru memberikan keras variasi b. Penerapan variasi penggunaan media dalam kecepatan berbicara penekanan suara menjelaskan, lambat, variasi penggunaan media, yaitu pada (divariasikan mata pelajaran IPA dan Matematika. dengan intonasi keras dan kecepatan Dalam penggunaan media guru sudah berbicara melambat). dalam terampil dan telah melibatkan siswa berbicara tidak suasana dalam penggunaannya. Kekhasan guru menjadi tegang. 2) Kekhasan guru dalam kelas V di SD Negeri 3 Bantul dalam memvariasi mimik yaitu menerapkan variasi penggunaan media perubahan ekspresi saat yaitu penggunaan media yang selalu menejelaskan, bercanda yang jelas Suara membuat wajah wajah menasehati, dengan siswa. maupun dilakukan di depan kelas Sedangkan c. Penerapan variasi pola interaksi yang variasi gerakan guru yaitu gerakan dilakukan guru yaitu pola interaksi satu tangan guru dalam menjelaskan. 3) arah pada saat menjelaskan, pola 3.104 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 33 Tahun ke-5 2016 interaksi dua arah pada saat tanya jawab, b. Kendala yang menghambat serta pola interaksi tiga arah pada saat dalam diskusi. Penerapan pola inetraksi dengan penggunaan media yaitu ketersediaan memvariasikan pembelajaran media yang ada di sekolah masih yang diterapkan guru yaitu berupa belum banyak. Kreatifitas guru dalam metode ceramah, tanya jawab, diskusi, membuat maupun permainan. Akan tetapi, variasi kurang.Kurangnya perawatan media metode belum nampak karena guru lebih sehingga, terdapat media yang rusak sering menggunakan pola metode yang maupun hilang. sama yaitu metode ceramah-tanya jawab- menerapkan guru c. Kendala media yang alternatif menghambat guru dalam diskusi. interaksi yaitu pada pengalokasian Sedangkan kekhasan guru kelas V di SD waktu yang masih kurang, terutama Negeri 3 Bantul dalam menerapkan dalam kegiatan diskusi. melakukan tanya jawab dengan siswa. Secara umum, penerapan variasi variasi masih penugasan; dan ceramah-tanya jawab- variasi pola interaksi yaitu guru selalu penerapan variasi pola Saran 1. Guru kelas V perlu lebih memahami dan memperhatikan penerapan variasi mengajar mengajar guru kelas V di SD Negeri 3 sebagai Bantul telah dilakukan guru dan dikuasai keterampilan dasar mengajar yang perlu guru.Namun, penerapan variasi mengajar dikuasai masih maksimal penerapannya guru akan lebih konsisten terutama penerapan variasi penggunaan dalam menerapkan variasi mengajar (variasi media pembelajaran dan serta penerapan gaya, variasi penggunaan media, variasi variasi pola interaksi. pola interaksi). kurang 2. Kendala dan yang belum ditemui salah satu guru, komponen sehingga dalam dalam dalam 2. Guru kelas V hendaknya mempersiapkan implementasi variasi mengajar guru kelas media alternatif jika ketersedian media di V di SD Negeri 3 Bantul dalam setiap sekolah tidak mencukupi. komponen adalah sebagai berikut. a. Kendala yang menghambat 3. Guru kelas V perlu memperhatikan guru pengalokasian waktu dalam setiap kegiatan dalam menerapkan variasi gaya atau pembelajaran agar waktu yang digunakan cara dapat dimanfaatkan secara maksimal dan mengajar konsistennya yaitu guru menerapkanbeberapa variasi gaya kurang dalam komponen mengajar seperti perubahan atau perpindahan posisi. tidak memotong waktu pembelajaran lain. 4. Kegiatan supervisi guru perlu dilakukan secara berkala oleh Assessor guru kelas V maupun Kepala Sekolah dan pelaksanaan supervisi guru, perlu dilakukan secara Implementasi Variasi Mengajar .... (Arum Fitriani) 3.105 penuh pada waktu guru mengajar agar dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan guru khususnya dalam menerapakan variasi mengajar. 5. Kontrol keadaan sarana prasaran serta media penunjang pembelajaran hendaknya dilakukan secara berkala Wahid Murni, dkk. (2010). Keterampilan Dasar Mengajar. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. oleh penanggungjawab maupun semua warga sekolah sebab jika terdapat kekurangan maupun kerusakan yang ada dapat segera diperbaiki atau dilengkapi. DAFTAR PUSTAKA BHP UMY. (2010). Interaksi Guru dan Siswa Penting dalam Proses Pembelajaran. Diakses tanggal 27 Januari 2016 dari http://www.umy.ac.id/interaksi-guru-dansiswa-penting-dalam-proses-belajarmengajar.html Helmiati.(2013). Micro Teaching Melatih Keterampilan Dasar Mengajar. Yogyakarta: Aswanda Pressindo. Marno dan Idris.(2010). Straregi dan Metode Pengajaran.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Moh. Uzer Usman. (2005). Menjad Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Slameto.(2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi.Jakarta : Rineka Cipta Syaiful Bahri Djamaraha & Aswan Zain.(2013). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Wina Sanjaya. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.