EFEK PELEPAH DAUN NIPAH (Nypa fruticans Wurmb.) terhadap

advertisement
EFEK PELEPAH DAUN NIPAH (Nypa fruticans Wurmb.) terhadap KADAR
TUMOR NECROSIS FACTOR ALPHA GINJAL TIKUS DIABETES
Dwi Wahyu Setyo Irawan, Helmin Elyani, Arif Yahya
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang
Email : [email protected]
Abstract. Nephropathy diabetic is type-2 diabetes mellitus complication that were
mediated by inflammation state. This condition would activated mesangial cell to release
kidney TNF-α. N. fruticans leaves midrib contains flavonoid, tanin, polyphenol and alkaloid
that act as anti-inflammation, antioxidant and antidiabetic. This study aim to know the
effect of N. fruticans leaves midrib on the inhibition nephropathy diabetic complication by
observing kidney TNF-α level of diabetic rat.
This is in vivo study used control group post test only design with male Rattus novergicus.
Diabetic rats were induced by High Fructose Diet 66 % (HFD) and single dose Streptozotocin
(STZ) 35 mg/kgbw intraperitoneal. The rat was administrated orally with N. fruticans leaves
midrib extract with in dose of 200, 400 and 800 mg/rat for 4 weeks. After scarifying, kidney
organ were collected and then tumor necrosis factor-alpha (TNF-α) were examined. The
data was analyzed using ANOVA test continued by LSD test (p<0.05).
The oral administration of N. fruticans leaves midrib at dose of 200, 400 and 800 mg/rat
were able to reduce kidney TNF-α level about 5 %, 11 % and 24 % respectively compared to
diabetic group (p<0.05). In diabetic group TNF-α was increased 20 % compared to normal
group (p<0.05).
N. fruticans leaves midrib could inhibit nephropathy diabetic complication by decreasing
kidney TNF-α level.
Key word: Diabetic, Kidney, Nephropathy, N. fruticans, T2DM, TNF-α
Diabetes Melitus tipe-2 adalah penyakit
metabolik yang meningkatkan resiko terjadinya
kelainan ginjal. Kelainan yang terjadi dapat
mengenai pada pembuluh darah kecil di ginjal
dan menimbulkan komplikasi Diabetes Nefropati.
Komplikasi mikrovaskuler yang menempati
urutan ke-2 sebagai penyebab kematian setelah
komplikasi diabetes pada jantung.1 Di Asia
hampir 60% orang menderita Diabetes
Nefropati.2
Sedangkan prevalensi Diabetes
Nefropati di Indonesia sekitar 2,0 % - 39,3 %.3
Komplikasi pada ginjal ini berhubungan dengan
adanya keradangan.
Diabetes Melitus tipe-2 mampu meningkatkan
resiko keradangan pada ginjal melalui Tumor
necrosis
factor-alfa
(TNF-α).
Keadaan
hiperglikemia yang terjadi di ginjal akan memicu
terjadinya
kerusakan
ginjal,
sehingga
menimbulkan perubahan dari metabolisme,
hemodinamik, aktivasi sel inflamasi, disfungsi
endotel, perubahan ekspresi faktor vaskular.
Hiperglikemi akan menyebabkan gangguan
turnover pada dinding pembuluh darah
mengganggu remodeling, ditandai dengan
berubahnya turnover sel matriks dari organ
sasaran. Kerusakan sel sasaran sebagai akibat
dari glukotoksisitas akan mengaktifkan faktor
mekanik dan sitokin salah satunya yaitu TNF-α 4
yang disekresikan di ginjal oleh sel limfosit dan
makrofag.5 TNF-α di ginjal akan berikatan dengan
sitokin pada reseptor TNF-R1 dan TNF-R2 yang
akan memperantarai kematian sel baik secara
nekrosis maupun apoptosis.6 Kematian nefron ini
akan menyebabkan penurunan fungsi ginjal pada
Diabetes Nefropati.7 Kadar TNF-α ditemukan
akan meningkat pada keadaan Diabetes
Nefropati.8
Sehingga
diperlukan
bahan
antiinflamasi, antioksidan dan antidiabetik untuk
penanganan keadaan ini.
Rebusan Tanaman Nipah (Nypa fruticans
Wurmb.) mampu menarik bahan aktif
antidiabetes, antiinflamasi dan antioksidan serta
menurut data empiris banyak digunakan oleh
masyarakat Kalimantan Timur sebagai terapi
diabetes mellitus. Senyawa tanin dan alkaloid
yang terkandung di dalamnya berguna sebagai
astringent pada permukaan lapisan usus halus
yang berguna sebagai penghambat penyerapan
Jurnal Kedokteran Komunitas
dari gula dan akhirnya akan menurunkan kadar
gula dalam darah.9 Tanin juga diketahui
mempunyai fungsi sebagai donor elektrolit untuk
menurunkan kadar sitokin TNF-α.10 Sedangkan
senyawa polifenol merupakan senyawa kimia
yang ditemukan dapat ditemukan dalam
tanaman dan berperan sebagai antioksidan
alami.11
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti
ingin membuktikan efek Pelepah Daun Nipah
(Nypa fruticans Wurmb.) terhadap penurunan
kadar TNF-α ginjal tikus DMT-2.
MATERI DAN METODE
Metode yang digunakan pada penelitian
eksperimental laboratorik ini adalah secara in
vivo dilakukan dengan desain penelitian control
group post test only design.
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium
Sains Ilmu Hayati-Biosains Universitas Brawijaya
Malang. Pembuatan dekoktasi Pelepah Daun
Nipah (Nypa fruticans Wurmb.) dilakukan di
Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Malang. Pengukuran kadar
TNF-α dilakukan di Laboratorium Fisiologi (Faal)
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya,
Malang.
Pembuatan Sediaan Dekokta Pelepah Daun
Nipah (Nypa Fruticans Wurmb.)
Pelepah daun nipah yang masih segar lalu
telah melewati tahap pengeringan dihancurkan
dengan cara ditumbuk dengan mortar sampai
halus hingga menjadi bentuk simplisia. Simplisia
sebanyak 10 gr dilarutkan dalam air 70 cc yang
telah dipanaskan sebelumnya (suhu 90˚ C) dan
dididihkan selama 30 menit.
Selanjutnya diberikan pada hewan coba
dengan dosis 200 mg/ekor, 400 mg/ekor dan 800
mg/ekor per hari selama 30 hari sejak hari ke-31
pada penelitian ini.
Pelepah daun Nipah (Nypa fruticans Wurmb.)
diperoleh dari Dinas Kehutanan Kota Tarakan,
Kalimantan Timur dan telah disertifikasi dengan
nomor 522/144/II.3/HUTAMBEN dan uji fitokimia
simplisia pelepah daun nipah (Nypa fruticans
Wurmb.) diperoleh dari Balai Materia Medica,
Batu, Jawa Timur dengan nomor surat
074/321/101.8/2014.
Page | 228
Volume 3, Nomor 1, Desember 2015
Perlakuan Hewan Coba
Hewan coba yang digunakan pada penelitian
ini adalah tikus strain wistar jantan biakan lokal
usia 2-3 bulan dan berat 120-200 gram berjumlah
20 ekor dan penelitian ini telah mendapatkan
persetujuan dari Komite Etik Penelitian
Universitas Brawijaya dengan nomor sertifikasi
234-KEP-UB. Hewan coba dibagi menjadi lima
kelompok, yaitu: kelompok kontrol negatif,
kelompok kontrol positif (model DMT-2), dan
kelompok perlakuan (DMT-2) yang diberi
dekokta pelepah daun Nypa fruticans Wurmb.
dengan dosis 200 mg/ekor, 400 mg/ekor, 800
mg/ekor selama 30 hari. Tikus dikorbankan
dengan cara dislokasi servikal.
Pembuatan Tikus Model DMT-2
Tikus dilakukan adaptasi selama 7 hari. Setelah
itu tikus pada kelompok kontrol perlakuan dan
perlakuan diberikan High Fructose Diet (HFD) 30
gram/ekor/hari dan injeksi intraperitoneal
Streptozotocin (STZ) 35 mg/kgBB dosis rendah.
Metode ini didasarkan pada penelitian yang telah
dilakukan oleh Sai CS pada tahun 2012 dan Rachel
CS pada tahun 2012.12,13
Pembuatan komposisi HFD sebanyak 30
gram/ekor/hari dapat di lihat pada tabel 1.
Tabel 1. Komposisi HFD.
Komposisi
Presentase (gram)
Fruktosa murni
66% = 19,8 gram
Pelet
standar 34% = 10,2 gram
laboratorium
HFD diberikan selama 30 hari bulan pertama,
kemudian dilanjutkan 30 hari bulan kedua
setelah
diinduksi
STZ.
Induksi
STZ
intraperitonium dosis rendah 35 mg/kgBB
diberikan pada hari ke 31 dari induksi HFD. Tikus
dipastikan mengalami diabetes mellitus tipe-2
(DMT-2) apabila kadar gula darah puasa (GDP) ≥
126 mg/dl.14
Preparasi Sampel Organ
Organ ginjal dipilih yang paling besar ± 1 gram
kemudian dicuci dengan larutan PBS. Setelah
dicuci selanjutnya ditiriskan lalu disimpan dalam
wadah plastik kedap udara dan dimasukkan ke
dalam freezer dengan suhu 40C. Setelah dicuci
kemudian organ dihancurkan. Bahan yang
dihancurkan diberi cairan (Polymetyl Sulfonyl
Dwi Wahyu Setyo Irawan, EFEK PELEPAH DAUN NIPAH (Nypa fruticans Wurmb.) terhadap KADAR TUMOR
Fluoride) PMSF kemudian disentrifuge dengan
kecepatan 6000-10000 rpm selama 5-20 menit
untuk mendapatkan supernatan yang digunakan
pada pemeriksaan TNF-α.
Pengukuran Kadar TNF-α
Pemeriksaan kadar TNF- ginjal tikus dengan
menggunakan teknik ELISA Indirect dan
kemudian diukur kedalam ELISA Reader dengan
panjang gelombang 450 nm dengan satuan
pg/mL.
Teknik Analisa Data
Data yang diperoleh harus dilakukan uji
normalitas dan homogenitas terlebih dahulu.
Setelah data dinyatakan terdistribusi normal
selanjutnya dilakukan uji statistik menggunakan
metode one-way ANOVA (Analysis of variance)
untuk menguji lebih dari 2 kelompok perlakuan
dan dilanjutkan dengan uji lanjut LSD (Least
Significant Difference) untuk mengetahui
perbedaan bermakna antar perlakuan yang
dibandingkan. Hasil dikatakan bermakna bila
p≤0.05.
HASIL PENELITIAN
Karakteristik Sampel
Penelitian ini menggunakan hewan coba tikus
strain wistar jantan (Rattus norvegicus). Sampel
dalam penelitian ini memiliki karakteristik yang
dapat dilihat pada tabel 2.
P3 : Perlakuan 3 (kelompok model DMT-2 +
pemberian
pelepah
daun
nipah
800
mg/ekor/hari).
Dari data karakteristik sampel pada tabel 2
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan berat
badan tikus pada kelompok kontrol diabetik dan
semua kelompok perlakuan sampai akhir
penelitian. Pada kelompok kontrol diabetik berat
badan
tikus
meningkat
sebesar
26%
dibandingkan berat badan kontrol negatif.
Terjadi penurunan berat badan tikus pada semua
kelompok perlakuan dekokta pelepah daun
Nipah berturut-turut sebesar 10%, 5% dan 7%
dibandingkan dengan kontrol diabetik.
Pada kelompok kontrol diabetik kadar gula
darah puasa mengalami peningkatan sebesar
40% dibandingkan dengan kontrol negatif. Efek
dari pemberian pelepah daun nipah pada
kelompok perlakuan P1, P2 dan P3 terjadi
penurunan kadar GDP masing-masing berturutturut sebesar 24%, 28% dan 36% dibandingkan
kontrol diabetik (p<0,05).
Efek Induksi High Fructose Diet (HFD) dan
Streptozotocin (STZ) Terhadap Kadar TNF-α
Ginjal Tikus
Efek induksi HFD dan STZ terhadap kadar TNFα ginjal dapat dilihat pada Tabel 3 dan Gambar 1.
Tabel 3. Rerata Kadar TNF-α Ginjal Tikus
Perlakuan
N
Rerata ± SD
(pg/mL)
KN
Kontrol Negatif (KN)
4
659,4 ± 18,5a
KN
Kontrol
perlakuan
(K1)
(Induksi HFD dan STZ single
dose 35 mg/kgBB)
4
767,4 ± 30,2b
Tabel 2. Data Karakteristik Sampel
Ciri
BB awal
(g)
BB akhir
(g)
GDP awal
(mg/dl)
GDP akhir
(mg/dl)
K0
200 ± 9,5
K1
200 ± 7,5
P1
200 ± 8,9
P2
200 ± 6,8
P3
200 ± 8,2
190 ± 2,5
256 ± 4,54
230 ± 1,8
243 ± 2,5
236 ± 4,2
61 ± 1,70
67 ± 4,11
74 ± 2,88
69 ± 1,29
78 ± 1,70
89 ± 1,29
149 ± 2,94
112 ± 2,6
107 ± 2,3
94 ± 2,94
Keterangan:
K0 : Kontrol negatif (kelompok normal)
K1 : Kontrol positif (kelompok model DMT-2).
P1 : Perlakuan 1 (kelompok model DMT-2 +
pemberian
pelepah
daun
nipah
200
mg/ekor/hari).
P2 : Perlakuan 2 (kelompok model DMT-2 +
pemberian
pelepah
daun
nipah
400
mg/ekor/hari).
Keterangan :

a
:Berbeda
signifikan
dibandingkan dengan kontrol perlakuan.
(p<0,05, LSD test)
 b : Berbeda signifikan dibandingkan
kontrol normal. (p<0,05, LSD test)
229 | Page
Jurnal Kedokteran Komunitas
Volume 3, Nomor 1, Desember 2015
Gambar 1. Histogram kadar TNF-α ginjal pada
tikus DMT-2 yang diinduksi HFD dan STZ
Pada Tabel 3 dan Gambar 1 menunjukkan
pemberian HFD dan STZ pada kelompok diabetik
dapat meningkatkan TNF-α ginjal sebesar 16%
pada kontrol diabetik dibandingkan dengan
kontrol negatif (p<0.05).
Efek Dekokta Pelepah Daun Nipah (Nypa
fruticans Wurmb.) Terhadap Kadar Tumor
Necrosis Factor Alpha (TNF-α) Ginjal Tikus
Model DMT-2
Efek pemberian dekokta pelepah daun Nypa
fruticans Wurmb. terhadap kadar TNF-α ginjal
tikus DMT-2 yang diinduksi HFD dan STZ dapat
dilihat pada Tabel 4 dan Gambar 2.
Tabel 4 Rerata Kadar TNF-α Ginjal Tikus pada
Berbagai Dosis Pemberian Dekokta Pelepah
Daun Nipah (Nypa fruticans Wurmb.)
Perlakuan
KN
KP
P1
P2
P3
Kontrol Negatif (KN)
Kontrol Positif (K1)
(Induksi HFD dan STZ)
Perlakuan 1 (P1)
(Induksi HFD 66% dan STZ 35
mg/kgBB + DPDN (200
mg/ekor)
Perlakuan 2 (P2)
(Induksi HFD 66% dan STZ 35
mg/kgBB + DPDN (400
mg/ekor)
Perlakuan 3 (P3)
(Induksi HFD 66% dan STZ 35
mg/kgBB + DPDN (800
mg/ekor)
4
Rerata ± SD
(pg/mL)
659,4 ± 18,5a
767,4 ± 30,2b
4
731,4 ± 15,5c
4
685,4 ± 9,9a
4
579,9 ± 16,3d
N
Keterangan :
 Notifikasi
huruf
yang
berbeda
menunjukkan data signifikan antar data
yang diuji
Page | 230
Gambar 2. Histogram Rerata TNF-α Ginjal Tikus
pada Berbagai Dosis Pemberian Dekokta
Pelepah Daun Nipah
Pada Tabel 4 dan Gambar 2 menunjukkan
pemberian dekokta pelepah daun (Nypa
fruticans Wurmb.) dosis 200, 400 dan 800 mg
menurunkan kadar TNF-α ginjal berturut-turut
sekitar 5%, 11% dan 24% dibandingkan dengan
kelompok kontrol positif (p<0.05). Pemberian
dekokta pelepah daun Nypa fruticans Wurmb
(200 mg/ekor) menurunkan kadar TNF-α ginjal
tetapi belum mampu menurunkan hingga seperti
pada nilai kontrol negatif (p<0,05). Kelompok P2
(400 mg/ekor) dapat menurunkan hingga
mendekati nilai pada kontrol negatif (p>0.05)
sedangkan kelompok P3 mampu menurunkan
kadar TNF-α ginjal tetapi lebih rendah dari
kontrol negatif (p<0.05).
PEMBAHASAN
Karakteristik Sampel
Hewan
coba
pada
penelitian
ini
menggunakan tikus putih spesies Rattus
norvegicus strain wistar. Berjenis kelamin jantan
dan berumur ± 2,5 bulan dengan berat badan ±
200 gram dan gerakan yang aktif. Pemilihan usia
tikus 2,5 bulan dengan pertimbangan bahwa
tikus telah mencapai usia dewasa, sedangkan
berat badan tikus dapat menggambarkan
kesehatan hewan coba. Pada penelitian ini tikus
diadaptasikan selama 7 hari untuk menyesuaikan
kondisi tikus dengan lingkungan laboratorium
tempat pelaksanaan penelitian. Kondisi dan
variabel lingkungan dibuat seragam untuk
meminimalisasi bias penelitian dari segi efek
lingkungan sehingga dapat memberikan hasil
yang relatif seragam pada kelompok perlakuan
yang sama. Alasan menggunakan tikus strain
Dwi Wahyu Setyo Irawan, EFEK PELEPAH DAUN NIPAH (Nypa fruticans Wurmb.) terhadap KADAR TUMOR
wistar ini sebagai sampel yaitu karena jumlah
darah yang diambil dapat mencapai 5-6 ml/kgBB
dan organ tubuh yang relatif besar sehingga
mudah dalam pengendalian juga dalam
pemeliharaan.16 Tikus jenis ini juga banyak
digunakan sebagai hewan coba karena mudah
didapatkan dalam jumlah yang banyak, harganya
relatif murah dan mempunyai respon yang cepat
.17 Dibandingkan dengan Sprague dawley tikus
jenis ini lebih aktif dan cepat beradaptasi dengan
kondisi laboratorium, struktur DNA-nya juga
mirip manusia.18
Penelitian ini menggunakan metode dekoktasi
karena memiliki banyak kelebihan antara lain
mudah didapat, pelarut yang aman, mudah
diaplikasikan, peralatan yang digunakan
sedehana dan dalam penyariannya tidak
dibutuhkan waktu yang lama.19 Sedangkan
kekurangan dari metode dekoktasi ini adalah
herbal hasil dekoktasi tidak dapat tahan lama
pada waktu penyimpanan. Pemberian dekoktasi
pelepah daun nipah (Nypa Fruticans Wurmb.)
dilakukan dengan cara diberikan sonde lambung
karena mempunyai kelebihan dosis yang tepat
karena dosis per tikus sudah berdasarkan berat
badan individu antar tikus dan dosis antar
perlakuan yang berbeda.20 Selain itu dapat
terabsorbsi secara maksimal sesuai harapan
tanpa diabsorbsi disaluran pencernaan bagian
atas seperti mulut dan kerongkongan.21
Sedangkan kekurangan dari cara ini adalah
membuat tikus merasa tidak nyaman sehingga
meningkatkan resiko stres dan aspirasi pada
proses pemasangan sonde yang tidak tepat
sehingga resiko kematian lebih tinggi dan volume
lambung cepat penuh.
Pada penelitian ini pembuatan hewan model
diabetes menggunakan cara induksi STZ-HFD.
Induksi STZ dilakukan secara intraperitoneal yang
bertujuan untuk memudahkan senyawa tersebut
masuk kedalam tubuh tikus dan menuju organ
target yaitu pankreas, tetapi hal itu dapat
menimbulkan trauma pada tikus. Sedangkan
untuk induksi HFD dilakukan dengan
mencampurkan fruktosa 66% pada pakan tikus
hal ini mudah dilakukan dan tidak berpotensi
menimbulkan stres, tetapi rentan meninggalkan
sisa sehingga dosis konsumsi per tikus akan
berbeda. Keberhasilan induksi STZ-HFD dapat
dilihat melalui kadar gula darah puasa (GDP) dan
kadar insulin. Pada penelitian ini tidak dilakukan
pemeriksaan kadar insulin dengan pertimbangan
dari penelitian sebelumnya jika kadar gula darah
puasa ≥ 126 mg/dl pada tikus sudah cukup
membuat DMT-2.
Induksi STZ-HFD menyebabkan peningkatan
dari berat badan tikus pada akhir perlakuan
khususnya pada K1, P1, P2 dan P3. Peningkatan
berat badan tikus ini lebih karena induksi HFD
yang bersifat lipogenik. Fruktosa dapat diubah
serta disimpan dalam bentuk trigliserida di
jaringan adiposa yang berperan dalam
peningkatan berat badan tikus.22,23 Namun
setelah pemberian dekokta pelepah daun nipah
(Nypa fruticans Wurmb.) dengan dosis 200, 400,
800 mg/ekor terjadi penurunan berat badan tikus
kelompok perlakuan dibandingkan dengan
kelompok diabetik. Hal tersebut menunjukkan
suplementasi dekokta pelepah daun nipah
mampu mempengaruhi terhadap penurunan
berat badan pada tikus DMT-2. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat kandungan aktif
dari dekokta pelepah daun nipah (Nypa fruticans
Wurmb.) yaitu tanin yang menurunkan
kontraktilitas usus sehingga fruktosa lambat
diabsorpsi di usus dan menurunkan nafsu makan
pada tikus dan flavonoid bekerja dengan
menghambat absorpsi karbohidrat.
Peningkatan kadar glukosa plasma pada
kelompok kontrol positif dibandingkan dengan
kelompok kontrol negatif disebabkan oleh
induksi dari STZ dan HFD 66%. Kombinasi
Streptozotocin dan High Fructose Diet
merupakan senyawa diabetogenic sehingga
dapat menyebabkan hiperglikemia. Pemberian
dekokta pelepah daun Nipah dapat menurunkan
kadar glukosa puasa pada kelompok 200 mg, 400
mg, 800 mg dibandingkan dengan kelompok
kontrol positif. Hal ini karena dekokta pelepah
daun Nipah mampu menurunkan kadar glukosa
melalui senyawa yang terdapat dalam didalam
pelepah daun Nipah terkandung senyawa
flavonoid, fenol, alkaloid. Flavonoid dapat
meningkatkan uptake glukosa untuk masuk
kedalam sel sehingga menurunkan derajat
resistensi insulin. Flavonoid mengendalikan
kadar gula darah melalui senyawa aktif yang
berperan sebagi antidiabetik dalam menurunkan
resistensi insulin yaitu dengan meningkatkan
aktifasi adenosine 5-monopohosphate activated
protein kinase (AMPK) dan aktifasi PPAR-γ pada
berbagai jaringan.24 Polifenol yang dimiliki
231 | Page
Jurnal Kedokteran Komunitas
pelepah daun Nipah dapat meningkatkan jumlah
reseptor insulin sehingga menurunkan kadar
glukosa serum.
Pemberian dari dekokta pelepah daun nipah
dengan dosis 200, 400, dan 800 mg/ekor
diharapkan mampu menekan karakter DMT-2
dengan pengukuran berat badan, glukosa darah
puasa (GDP), dan diharapkan mampu
menurunkan kadar dari TNF-α ginjal dengan dosis
yang ditingkatkan dan ingin membuktikan tingkat
signifikansi dalam menurunkan TNF-α ginjal pada
tikus DMT-2. Penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Reza el at (2011) membuktikan
secara signifikan penurunan GDP pada tikus
DMT-2 dengan ekstrak methanol pelepah daun
nipah dengan dosis 100, 200, dan 500 mg/kgBB,
dan dalam penelitian tersebut uji toksisitas akut
tidak didapatkan sampai dengan dosis 3000
mg/kgBB dari pelepah daun nipah.25
Efek Induksi HFD dan STZ terhadap Kadar TNF-α
Ginjal Tikus DMT-2
Induksi HFD dan STZ pada tikus DMT-2
meningkatkan kadar TNF-. Peningkatan kadar
TNF- akibat keadaan stress oksidatif pada
keadaan hiperglikemia yang diinduksi HFD dan
STZ. Keadaan stres oksidatif akan memicu
pengeluaran TNF-α sebagai mediator inflamasi.
Sitokin TNF-α dihasilkan oleh makrofag di ginjal
berupa sel-sel mesangial. Cara kerja sitokin TNFα adalah dengan mengatur aktivasi, diferensiasi,
dan proliferasi sel dalam proses inflamasi. Sitokin
TNF-α juga memiliki aktivitas kuat dalam
mempromosikan apoptosis dan mengeliminasi
sel-sel yang rusak.
Induksi HFD dan STZ pada kelompok diabetik
mampu meningkatkan kadar TNF-α ginjal tikus
sekitar dibandingkan kelompok kontrol negatif.
Peningkatan kadar TNF- ginjal tersebut terjadi
akibat stress oksidatif yang diakibatkan oleh
kondisi hiperglikemia pada tikus yang diinduksi
HFD dan STZ. Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Putro (2015), didapatkan
penurunan kadar SOD dan peningkatan kadar
MDA pada serum tikus yang diinduksi HFD dan
STZ dibandingkan dengan dengan kontrol
negatif.26
TNF-α merupakan sitokin inflamasi pleitropik
berupa senyawa protein yang diekspresikan pada
berbagai kondisi inflamasi, dan mengambil
Page | 232
Volume 3, Nomor 1, Desember 2015
bagian dalam berbagai fenomena fisiologis dan
patologis.27
Pada ginjal TNF-α memiliki fungsi sebagai
sistem imun dan regulasi. Banyak penelitian
eksperimental
dan
pengamatan
klinis
mendukung peran TNF dalam patogenesis
penyakit ginjal akut dan kronis. Meskipun TNF-α
mempunyai fungsi ganda dalam peradangan dan
regulasi sistem imun, TNF-α juga dapat
memediasi kedua proinflamasi serta efek
imunosupresif, terutama pada penyakit ginjal
kronis dan autoimunitas sistemik.28 Peningkatan
TNF-α dapat memicu inflamasi dan selanjutnya
akan memicu resistensi insulin dan disfungsi
endotel.29
Induksi
High
Fructose
Diet
(HFD)
menyebabkan keadaan hiperglikemia melalui
kondisi resistensi insulin. HFD dapat meningkatan
kadar trigliserida dikarenakan pemecahan
fruktosa melalui mekanisme lipogenesis de novo
dalam hepar. Mekanisme lipogenesis de novo
juga akan meningkatkan rangsang ghrelin dan
menurunkan leptin pada nukleus di susunan saraf
pusat sehingga rangsang lapar menjadi
meningkat, yang akan memperparah keadaan
hiperglikemia. Trigliserida akan dipecah di
jaringan perifer menjadi diacylglycerol (DAG) dan
Free Fatty Acid (FFA). DAG akan kembali menuju
hepar sebagai ROS dan akan diubah kembali
menjadi trigliserida, kadar FFA yang tinggi akan
berkompetisi dengan insulin untuk berikatan
dengan IRS, ikatan antara FFA dan IRS akan
menyebabkan fosforilasi jalur serin/threonin
kinase dari kompleks IRS, sehingga terhambatnya
aktivasi dari PI3 kinase yang menyebabkan
penurunan translokasi GLUT5 sehingga glukosa
tidak dapat masuk intrasel, sehingga terjadi
kondisi hiperglikemia.22
Streptozotocin (STZ) diijeksikan melalui
intraperitoneum dan masuk ke sel β-pankreas
melalui glucose transporter 2 (GLUT-2) dan
menyebabkan alkilasi DNA, kerusakan ini akibat
pemindahan gugus metal nitrosourea sehinggga
terjadi peningkatan fragmentasi dari DNA dan
disfungsi atau abnormalitas DNA serta memicu
ribosilasi dari Adenosin Diphospate (ADP)
Polymerase
(PARP).
Proses
ini
akan
mengakibatkan pengurangan nicotinamide
adenine dinucleotide (NAD+) selular dan juga
terjadi pengurangan dari adenosine triphosphate
(ATP).
Streptozotocin
juga
menginduksi
Dwi Wahyu Setyo Irawan, EFEK PELEPAH DAUN NIPAH (Nypa fruticans Wurmb.) terhadap KADAR TUMOR
terbentuknya radikal bebas, seperti xanthin
oxidase, superoxyda (O2-), hydrogen peroxyde
(H2O2), hidroksil (OH-), dan lain-lain. Keseluruhan
proses tersebut akan menyebabkan kerusakan
sel β-pankreas. Kerusakan akan membuat
produksi dari insulin terganggu sehingga jumlah
insulin berkurang. Kurangnya insulin mengurangi
efisiensi penggunaan glukosa di perifer dan akan
menambah produksi glukosa, sehingga glukosa
plasma meningkat akhirnya terjadi keadaan
hiperglikemia selain dari induksi HFD.23
Keadaan hiperglikemia yang terjadi akibat dari
gangguan sekresi insulin, resistensi insulin atau
keduanya akibat induksi HFD-STZ dapat
menstimulasi peningkatan produksi Reactive
Oxygen Spesies (ROS) melalui jalur Advanced
Glycation End Product (AGE’s), Hexosamine,
Protein Kinase C (PKC) dan polyol pathway. ROS
yang meningkat akan memicu keadaan stress
oksidatif yang dapat menyebabkan kerusakan
oksidatif pada jaringan dan organ sehingga
terjadi pengeluaran mediator inflamasi pada
ginjal seperti TNF-α.30 Peningkatan pengeluaran
sitokin proinflamasi ini menyebabkan kerusakan
nefron pada ginjal.
Peningkatan kadar TNF-α ginjal pada tikus
model DMT-2 ditunjukkan pada bab hasil
penelitian dengan presentase peningkatan
sebesar 16% pada kontrol positif dibandingkan
dengan kontrol normal. Hal tersebut berkorelasi
pada penelitian oleh Sastraningrum (2015) yang
terjadi peningkatan kadar TNF-α ginjal sebesar
130 kali pada tikus yang diinduksi HFD dan STZ
selama 60 hari.31 Peningkatan kadar TNF-α Ginjal
pada penelitian ini juga diduga akibat stres
cedera jaringan saat perlakuan (injeksi dan sonde
lambung) dan stres depresi tikus selama dalam
perlakuan. Cedera jaringan dan stres depresi
selama perlakuan mengaktivasi makrofag untuk
melepaskan berbagai mediator inflamasi antara
lain TNF-α menurut Thadheus et al (2007), yang
membuktikan bahwa terjadi peningkatan sitokin
inflamasi pada tikus yang mengalami stres
dibandingkan dengan dengan yang tidak
mengalami stres.32,33
Efek Pemberian Dekoktasi Pelepah Daun Nipah
(Nypa fruticans Wurmb.) terhadap Kadar TNF-α
Ginjal Tikus DMT-2
Efek pemberian dekokta pelepah daun nipah
(Nypa fruticans Wurmb.) pada tikus DMT-2 dapat
menurunkan secara signifikan kadar TNF-. Hal
tersebut dikendalikan oleh senyawa aktif
pelepah daun nipah yang berperan sebagai
antiinflamasi, antioksidan dan antidiabetes.
Pelepah daun Nipah (Nypa fructicans Wurmb.)
memiliki kandungan flavonoid yang dapat
mencegah
fosforilasi
berlebihan
pada
serine/threonine pada IRS-1 serta mengaktifasi
IRS-1 dengan cara meningkatkan aktifasi
adenosine 5-monopohosphate activated protein
kinase (AMPK) sehingga mengurangi gangguan
proses signaling insulin dan transport glukosa ke
dalam sel. Bahan aktif tersebut juga juga dapat
meningkatkan aktifasi PPAR-γ pada berbagai
jaringan sehingga dapat memperbaiki kondisi
resistensi insulin.24 Peningkatan sekresi insulin
oleh senyawa aktif dekokta pelepah daun nipah
(Nypa fruticans Wurmb.) menyebabkan
penurunan keadaan hiperglikemi yang akan
menurunkan keadaan stress oksidatif sehingga
kerusakan sel dapat dicegah dari kerusakan sel
yang diakibatkan penurunan pelepasan mediator
inflamasi seperti TNF-α yang berperan dalam
terjadinya nefropati. Senyawa tanin yang ada
juga berperan dalam menurunkan sitokin TNF-α
dengan cara donor elektrolit.10 Pelepah daun
nipah yang mengandung senyawa aktif lainnya
yaitu flavonoid dan alkaloid mampu berperan
sebagai anti-inflamasi dengan mekanisme
penghambatan jalur siklooksigenase yaitu enzim
yang
berperan
dalam
pembentukan
prostaglandin yang dapat menyebabkan
inflamasi dan lipooksigenase merupakan enzim
yang berperan dalam oksidasi asam arakidonat
(AA) menjadi leukotrien yang berperan penting
dalam proses terjadinya inflamasi sehingga
menurunkan kadar TNF-α.34 Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh sastraningrum,
(2015) yang menunjukkan penurunan TNF-α
ginjal31
Senyawa lain yang yaitu flavonoid dan tanin
berpotensi sebagai antioksidan karena mampu
menurunkan jumlah radikal bebas melalui
struktur rantai alifatiknya yang akan bekerja
dengan menghambat pembentukan radikal
hidroksil dan superoksida serta melindungi lipid
membran terhadap reaksi yang merusak. Tanin
mampu menghambat pembentukan radikal
superoxide, radikal hidroksil, radikal peroxide,
dan hidrogen peroxide.35 Senyawa lain yaitu
polifenol merupakan senyawa kimia yang
233 | Page
Jurnal Kedokteran Komunitas
ditemukan dapat ditemukan dalam tanaman
sebagai antioksidan alami. Dengan penurunan
jumlah ROS akan menurunkan kondisi stress
oksidatif sehingga kerusakan oksidatif sel bisa
dicegah dan pengeluaran mediator inflamasi
seperti TNF-α dapat dihambat.36
Senyawa tanin dan alkaloid yang ada pada
pelepah daun Nipah juga berperan sebagai
astringent pada permukaan lapisan usus halus
sehingga mampu menghambat penyerapan gula
dan akhirnya akan menurunkan kadar gula dalam
darah.9
Dekokta pelepah daun nipah (Nypa fruticans
Wurmb.) P1 (200 mg/ekor) mampu menurunkan
kadar TNF-α ginjal dibandingkan dengan kontrol
diabetik dengan presentase sebesar 5%, tetapi
belum mampu menurunkan secara optimum
dibandingkan dengan kontrol negatif. Hal
tersebut diduga kandungan aktif dekokta
pelepah daun nipah dosis 200 mg/ekor telah
mampu berperan sebagai anti-inflamasi,
antioksidan dan anti-diabetik tetapi belum
signifikan. Terdapat beberapa dugaan terhadap
dosis 200 mg/ekor terhadap penurunan kadar
TNF-α ginjal. Dosis 200 mg yang diduga kurang
karena belum mampu untuk menurunkan kadar
TNF-α hingga mencapai kontrol negatif. Selain itu
pemberian paparan perlakuan yang kurang lama
juga menimbulkan penurunan yang kurang kuat
dibandingkan dosis lainnya. Selain itu bahan aktif
dosis 200 mg/ekor diduga belum cukup sehingga
belum dapat menurunkan TNF-α ginjal mencapai
kontrol negatif dan juga diduga metode
penyarian secara dekoktasi belum dapat secara
maksimal menyerap bahan aktif pelepah daun
nipah. Hal tersebut sesuai pada penelitian satu
pohon oleh Sari, (2015), bahwa belum terjadi
penurunan secara signifikan pada pelepah daun
nipah dosis 200 mg/ekor dibandingkan dengan
kontrol negatif.37
Dekokta pelepah daun nipah (Nypa fruticans
Wurmb.) P2 (400 mg/ekor) mampu menurunkan
kadar TNF-α hingga tidak berbeda dibandingkan
dengan kontrol negatif. Hasil temuan tersebut
diduga bahan aktif pada dekokta pelepah daun
nipah dosis 400 mg/ekor telah mampu berperan
sebagai anti-diabetik, anti-inflamasi, dan
antioksidan. Dosis 400 mg/ekor adalah dosis
optimum yang diberikan untuk dapat
menurunkan kadar TNF-α ginjal sampai pada
normal. Hasil tersebut juga nilai serupa pada
Page | 234
Volume 3, Nomor 1, Desember 2015
penelitian satu pohon oleh Sanyadi (2015, in
publishing)
dan
Fadillah
(2015)
yang
menunjukkan bahwa dosis dekokta pelepah daun
nipah 400 mg/kgBB adalah dosis optimal yang
dapat menurunkan TNF-α pankreas dan TNF-α
hepar tikus DMT-2 hingga tidak berbeda
signifikan dengan kontrol negatif.38,39
Dekokta pelepah daun nipah (Nypa fruticans
Wurmb.) P3 (800 mg/ekor) mampu menurunkan
kadar TNF-α ginjal, namun pada dosis ini juga
terjadi penurunan dibawah kontrol negatif.
Peneliti menduga pada pemberian dosis 800
mg/ekor bahan aktif pada pelepah daun nipah
bersifat toksik melalui beberapa kandungan
senyawa aktif seperti flavonoid. Menurut
penelitian41
senyawa
flavonoid
dapat
menurunkan produksi ROS tetapi disamping itu
dapat menghasilkan flavonoid phenoxyl radical
yang cukup reaktif sehingga akan menyebabkan
terjadinya apoptosis pada sel-sel ginjal. Keadaan
apoptosis sel-sel ginjal akan mengaktivasi
Akt/PKB (Protein Kinase-B) untuk menekan MCP1 sehingga akan menyebabkan penurunan dari
makrofag untuk mengaktivasi TNF-α. Dugaan ini
berdasarkan dengan teori oleh Murao K, Ohyama
T, Imachi H, et al. 2000 yang menyatakan
penurunan TNF-α akibat penekanan dari MCP-1
.42,40
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan
pembahasan dalam penelitian ini, dapat
disimpulkan bahwa:
1. Induksi High Fructose Diet (HFD) dan
Streptozotocin (STZ) meningkatkan kadar
TNF-α ginjal.
2. Pemberian dekokta pelepah daun nipah
dosis 200 mg, 400 mg, dan 800 mg mampu
menurunkan kadar TNF-α ginjal tikus model
DMT-2 dan dosis 400 mg yang mampu
menurunkan mendekati secara optimum.
SARAN
Untuk pengembangan penelitian ini, maka
saran yang dapat diberikan antara lain:
1. Perlu dilakukan uji toksisitas akut pada dosis
800 mg dekokta pelepah daun nipah pada
tikus DMT-2.
2. Kurang lamanya waktu pemberian induksi
pada dosis 200 mg.
Dwi Wahyu Setyo Irawan, EFEK PELEPAH DAUN NIPAH (Nypa fruticans Wurmb.) terhadap KADAR TUMOR
DAFTAR PUSTAKA
1. Kumar, A., Fausto,M. Robbin Basic Pathology:
The Endocrin system. Philadelphia: Sounder
Elsevier; 2007 .p. 780-4.
2. American Diabetes Association (ADA).
Diagnosis and classification of diabetes
mellitus. Diabetes care; vol 36. 2013; s67-s74.
3. Adam JMF. Komplikasi Kronik Diabetik
Masalah Utama Penderita Diabetes dan
Upaya Pencegahan. 2005. Supl 26:3.
4. Murnah. Pengaruh Ekstrak Etanol Mengkudu
(Morinda citrifolia L) Terhadap Diabetik
Nefropati Pada Tikus Spraque Dawley yang
Diinduksi Streptozotocyn (STZ) Dengan kajian
VEGF dan mikroalbuminuria (MAU). 2011.
Univesitas Diponegoro Semarang.
5. Wang, X., Lin Y. Tumor Necrosis Factor And
Cancer, Buddies Or Foes?. Acta Pharmacol
Sin. 2008; 29 (11): 1275-88.
6. Francés D.E, Ingaramo P.I, Ronco M.T,
Carnovale C.E. Diabetes, an inflammatory
process: Oxidative Stress and TNF-alpha
involved in hepatic complication, J.
Biomedical Science and Engineering, 2013; 6,
645-653.
7. Arsono Soni. Diabetes Melitus Sebagai Faktor
Risiko Kejadian Gagal Ginjal Terminal.
Unversitas Diponegoro Semarang. 2005.
8. Navarro, J.F,. Mora C. The Role of
Inflammatory
cytokine
in
diabetic
nephropathy. J Am Soc Nephrol. 2008; 19:
433-442.
9. Monica F. Pengaruh Pemberian Air Seduhan
Serbuk Biji Alpukat (Persea americana Mill.)
Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar
Yang Diberi Beban Glukosa. Fakultas
Kedokteran
Universitas
Diponegoro
Semarang. 2006.
10. Mandella N.I, Aulanni’am, W. Dyah K.
Ekspresi Tumor Necrosis Factor (TNF-α) Dan
Gambaran Histopatologi Sendi Tikus
Arthtritis
(Rattus
norvegicus)
Yang
Mendapatkan Terapi Ekstrak Buah Kesemek
Junggo (Diospyroskaki L.f). Program
Kedokteran Hewan. Universitas Brawijaya.
2012.
11. Putri I.J, Fauziyah, Elfita. Aktivitas
Antioksidan Daun dan Biji Buah Nipah (Nypah
Fruticans) Asal Pesisir Banyuasin Sumatera
Selatan Dengan Metode DPPH. Maspari
Journal. 2012. Volume 5, Nomor 1: 16-21.
12. Sai M.D, Ramesh B, Sarala K.D. Evaluation Of
Antidiabetic
And
Antihyperlipedemic
Potential Of Aqueous Extract Of Moringa
Oleifera In Fructose Fed Insulin Resistant And
Stz Induced Diabetic Wistar Rats: A
Comparative Study. Asian Journal of
Pharmaceutical and Clinical Research 2012;
Vol 5, Issue 1, 2012 ISSN - 0974-2441.
13. Rachel D.W, Shahidul I. Fructose-fed
streptozotocin-injected rat:an alternative
model for type 2 diabetes. Pharmacological
Reports 2012; 64, 129.139 ISSN 1734-1140.
14. Dyah P dalam Sudoyo AW et al. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam: Diagnosis dan
Klasifikasi Diabetes Melitus. Jilid III. Edisi V.
Jakarta: Penerbit Interna Publishing. 2009;
1880.
15. Kalantarinia K, Awad AS, Siragy HM. Renal
concentrations of TNF-alpha increase prior to
the rise in albuminuria in diabetic rats. Kidney
Int. 2003. 64(4):1208-13.
16. Hanafiah M.J, Amir A. Etika Kedokteran &
Hukum Kesehatan. EGC. 1999; Jakarta.
17. Kusumawati D. Bersahabat dengan Hewan
Coba.
Gajahmada
University
Press.
Yogyakarta; 2004.
18. Udin M.F. Pengaruh Pemberian Vaksin LDL
yang Dioksidasi Kombinasi dengan Adjuvan
TT Terhadap Imunoglobulin G Arteri Renalis.
Tesis Program Studi Biomedik Imunologi.
Universitas Brawijaya. Malang; 2005.
19. Elmarakby AA, Rafik A, Jun YL, Mahmood SM.
Inflammatory cytokines as predictive markers
for early detection and progression of
diabetic nephropathy. EPMA J. 2010. 1(1):
117–129. doi: 10.1007/s13167-010-0004-7.
20. Mshelia IY, Dalori BM, Hamman LL, and
Garba SH. Effect of the aqueous root extract
of Urena lobata (Linn) on the Liver of Albino
Rat. Res. J. Appl. Sci. Engine. Technol.
2013.5(1): 01-06.
21. Triliana R. Pengaruh suplementasi sterol
tanaman (fitosterol) pada profil lemak, kadar
apolipoprotein (apo) b-48, dan penghitungan
sel busa aorta tikus pasca diet aterogenik.
Tesis: Program Studi Biomedik kekhususan
Imunologi Universitas Brawijaya Malang.
2005.
22. Basciano H, Federico L., Adeli K. Fructose,
insulin
resistance,
and
metabolic
235 | Page
Jurnal Kedokteran Komunitas
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
dyslipidemia. J. Nutr & Metab. 2005; 2(5):114.
Szkudelski. The mechanism of alloxan and
streptozotocin action in B cells of the rat
pancreas,Physiol. Res. 2001; 50:536-546.
Gustavsson, C., Soga, T., Wahlstrom, E.,Vest
erlund, M.,Azimi, A.,Norstedt, G.,TolletEgnel
l, P.Sex tergantung transkrip hati dan
metabolit dalam pengembangan intoleransi
glukosa dan resistensi insulin pada tikus
Zucker lemak diabetes. J. Mol. Endocrinol.
2011. 47, 129-143.
Reza, Hasan., Wahid Mozammel Haq., Asish
K. Das., Shahnaz Rahman., et al. AntiHyperglycemic And Antinociceptive Activity
Of Methanol Leaf And Stem Extract Of Nypa
Fruticans Wurmb. Pak. J. Pharm. Sci., Vol.24,
No.4, October, pp.485-488. 2011.
Putro, F.S.. Efek Dekokta Pelepah Daun Nipah
(Nypa fruticans Wurmb.) terhadap Kadar
Superoxide
Dismutase
(SOD)
dan
Malondialdehide (MDA) serum pada Tikus
Model DMT-2. Skripsi. 2015.
Qi C dan Pekala PH. Tumor necrosis factor
α induced insulin resistance in adipocyte.
society for experimental. Biology and
Medicine 2000; 233: 128-135.
Vielhauer V, Mayadas TN. Functions of TNF its
receptors in renal disease : distinct roles in
inflammatory tissue injury and immune
regulation. Pubmed. 2007 May; 27(3): 286308.
Lyon CJ, Law RE, Hsueh WA. Minireview:
adiposity, inflammation, and atherogenesis.
Endocrinol 2003;144:2195-200.
Lopez-Parra, Virginia., Beñat Mallavia., Jesus
Egido.,
Carmen
Gomez-Guerrero.
Immunoinflammation
in
Diabetic
Nephropathy: Molecular Mechanisms and
Therapeutic Options, Diabetic Nephropathy,
Dr. JohnChan (Ed.), 2012. ISBN: 978-953-510543-5.
Sastraningrum M. Efek Dekok Daun Pulutan
(Urena lobata) Terhadap Kadar Tumor
Necrosis Factor Alpha (TNF-α) dan Diameter
Glomerulus pada Ginjal Tikus DMT-2.
Fakultas Kedokteran Universitas Islam
Malang. 2015.
Lyon CJ, Law RE, Hsueh WA. Minireview:
adiposity, inflammation, and atherogenesis.
Endocrinol 2003;144:2195-200
Page | 236
Volume 3, Nomor 1, Desember 2015
33. Thaddeus J, Hal X, Nguyen O, Aileen J,
Anderson. Polymorphonuclear leukocytes
promote neurotoxicity through release of
matrix metalloproteinases, reactive oxygen
species,
and
TNF-a.
Journal
of
Neurochemistry. 2007. 102: 900–912.
34. Manna SK, Asok M dan Bharat BA.
Resveratrol suppresses tnf-induced activation
of nuclear transcription factors nf-κb,
activator protein-1, and apoptosis: potential
role of reactive oxygen intermediates and
lipid peroxidation. The American Association
of Immunologists. The Journal of
Immunology. 2000; 164: 6509-6519.
35. Unnikrishnan,M.K. Veerapur, Y. Nayak, P.
Paul, Mudgal, and. G. Mathew. Antidiabetic,
antihyperlipidemic, and antioxidant effects of
the flavonoid, R. R. Watson (Ed), V. R. Preedy
(Ed), and S. Zibadi (Ed). Polyphenol in Human
and Health Disease. USA: Elsevier; 2014. P.
143-155.
36. Procházková D, Boušová I, Wilhelmová N.
Antioxidant and prooxidant properties of
flavonoids. Fitoterapia 513–523. 2011.
37. Sari AIP. Efek dekokta pelepah daun nipah
(nypa fruticans wurmb.) terhadap Kadar
Insulin tikus model DMT-2. Skripsi. Fakultas
Kedokteran Universitas Islam Malang. 2015.
38. Sanyadi ST. Efek dekokta pelepah daun nipah
(Nypa fruticans Wurmb.) terhadap kadar
TNF-α pankreas tikus model DMT-2. Skripsi.
Fakultas Kedokteran Universitas Islam
Malang, In Publishing. 2015.
39. Fadillah MK. Efek dekokta pelepah daun
nipah (Nypa fruticans Wurmb.) terhadap
kadar TNF-α hepar tikus model DMT-2.
Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas
Islam Malang. 2015.
40. Hasri R. Efek dekokta pelepah daun nipah
(Nypa fruticans Wurmb.) terhadap kadar
TNF-α Jantung tikus model DMT-2. Skripsi.
Fakultas Kedokteran Universitas Islam
Malang. 2015.
41. Herdiyansyah E, Aidah LY, Rahmita R, Aeni
YN.
Makalah
fisiologi
tumbuhan:
Pembentukan
senyawa
fenolik dan
fitoaleksin.
Program Studi Pendidikan
Biologi.
Fakultas Keguruan
dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Muhammadiyah
Sukabumi. 2011.
Dwi Wahyu Setyo Irawan, EFEK PELEPAH DAUN NIPAH (Nypa fruticans Wurmb.) terhadap KADAR TUMOR
42. Murao K, Ohyama T, Imachi H, Ishida T, Cao
WM, Namihira H, Sato M,Wong NC, Takahara
J. TNF-α Stimulation of MCP-1 Expression is
mediated by the Akt/PKB Signal Transduction
Pathway in Vascular Endothelial cell. Bichem
Biophys Ris Common. 2000. Sep 24;
276(2);791-6.
237 | Page
Download