MENINGKATKAN NILAI TAMBAH PRODUK OLAHAN IKAN

advertisement
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015
Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
MENINGKATKAN NILAI TAMBAH PRODUK OLAHAN IKAN DENGAN
STRATEGI DIVERSIFIKASI YANG BERBASIS PASAR GLOBAL
Giyah Yuliari
Fakultas Ekonomika Dan Bisnis UNTAG Semarang
Email :[email protected]
Bambang Riyadi
Fakultas Ekonomika Dan Bisnis UNTAG Semarang
Email :[email protected]
Abstrak
Produk olahan ikan merupakan salah satu produk yang diminati masyarakat luas, karena
mengandung gizi yang dibutuhkan bagi kesehatan. Tetapi produk olahan ikan yang tidak mengalami
perubahan baik rasa bentuk atau aroma akan ditinggalkan konsumen karena jenuh. Produk olahan ikan
yang dideversifikasi harga jualnya akan lebih tinggi. Diversifikasi akan memberikan nilai tambah bagi
produk olahan ikan di samping itu pasarnya akan lebih luas baik dalam negeri maupun luar negeri
karena konsumen memiliki banyak pilihan. Produk olahan ikan akan diminati oleh konsumen global,
apabila ada standarisasi dan jaminan keamanan dan jaminan mutu bagi konsumen.
Keywords : Value Added, Diversifikasi, pasar global
Abstract
Processed fish products is one of the products that the public interest, because it
contains nutrients needed for health. But processed fish products which did not change either
taste or aroma forms will be left consumers because saturated. Dideversication processed fish
products that the selling price will be tinggi. Through diversification will provide added value
for processed fish products in addition to the broader market will both domestically and
abroad because consumers have many choices. Processed fish products will be in demand by
global consumers, if there is a guarantee of security and standardization and quality
assurance for consumers.
Keywords: Value Added, diversification, global markets
216
ISBN : 978-602-14119-1-9
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015
Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
PENDAHULUAN
Indonesia dikenal sebagai negara
maritim, yang memiliki potensi sumber
daya alam kelautan melimpah. Baik itu
berupa ikan untuk dikonsumsi, ikan hias
maupun rumput laut yang memiliki
kandungan gizi tinggi dan sangat
bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.
Namun demikian pengelolaan sumber daya
laut ini belum maksimal. Sebagai
perbandingan dalam bidang penangkapan
salah satu komoditi hasil laut ikan tuna,
Indonesia masih belum dapat mengungguli
negara tetangga sesama Asean yaitu
Thailand.
Berdasarkan
pengamatan,
Indonesia yang memiliki laut dengan luas
sekitar 5,8 juta km² dan garis pantai
sepanjang 91.181 km hanya mampu
menghasilkan tangkapan ikan tuna 600.000
ton/tahun. Sedang Thailand yang memiliki
luas
pantai
205.600
km2
dapat
menghasilkan tangkapan ikan tuna 800.000
ton/tahun (MEA Center, Tahun 2015).
Tentu saja ini membutuhkan perhatian
tidak hanya pemerintah saja tetapi juga
masyarakat. Menurut Heryansyah dkk
(2013) modal , jumlah nelayan, jarak
tempuh
dan
ukuran
kapal
akan
mempengaruhi jumlah tangkapan ikan.
Semua itu harus diatur dalam suatu
regulasi. Pemerintah melalui regulasi
sebagai
batasan
untuk
melakukan
pengelolaan, masyarakat harus mentaati
seluruh regulasi dalam memanfaatkan
sumber daya kelautan.
Adanya
regulasi
pengelolaan
diharapkan
masyarakat
dapat
memanfaatkan secara berkesinambungan
hasil laut, tanpa merusak ekosistem laut.
Menurut Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) selama tahun 2007-2015
di Jawa Tengah saja, jumlah kapal
penangkap Ikan yang melakukan kegiatan
penangkapan ikan naik dua kali lipat, dari
5,100 menjadi 10,758 kapal penangkap
ikan. Perusahaan penangkap ikan yang
disebut sebagai Rumah Tangga Perikanan
(RTP) meningkat setiap tahunnya rerata
1.98%. Oleh karena itu regulasi harus
ISBN : 978-602-14119-1-9
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
diperketat untuk mengurangi adanya
illegal fishing (penangkapan ikan tidak
legal). Selama ini Indonesia setiap tahun
kehilangan 1.6 juta ton akibat illegal
fishing. (Kementerian Kelautan dan
Perikanan, 2013). Ciri khas produk olahan
laut atau hasil penangkapan ikan, bahwa
semakin segar ikan atau hasil olahan
semakin mahal harganya. Mengingat ciri
khas produk olahan yang tidak tahan lama
maka diversifikasi produk olahan menjadi
jalan keluar yang menjanjikan agar
produksi ikan tidak hanya ikan segar tanpa
olahan tetapi produk deravatifnya juga
harus dapat memberikan nilai tambah
terhadap penciptaan produk produk
tersebut.
Diversifikasi olahan ikan adalah
penganekaragaman produk olahan ikan
dengan tujuan dapat memberikan nilai
tambah pada produk tersebut, pada
akhirnya akan meningkatkan harga produk
dibandingkan harga produk jika tidak
diolah. Disamping dapat meningkatkan
harga produk, adanya produksi olahan ikan
akan menarik banyak tenaga kerja untuk
menggarap produk olahan tersebut. Hal ini
akan memberikan peluang usaha sekaligus
penciptaan lapangan pekerjaan. Menjelang
memasuki Masyarakat Ekonomi Asean
(MEA) pada akhir tahun 2015, Indonesia
harus bersiap untuk bersaing dalam segala
bidang, saat itulah Indonesia memasuki
pasar global yang menuntut semua
produknya harus berstandar Internasional.
Dalam bidang produk olahan ikan,
Indonesia sudah membuktikan mampu
bersaing di dunia Internasional melalui
ekspor produk olahan ikan, nilai tambah
yang diberikan sangat signifikan menurut
Saut Hutagalung, Direktur Jenderal
Pengolahan
dan
Pemasaran
Hasil
Perikanan, Kementrian Kelautan dan
Perikanan (KKP) (Tahun 2014) harga
ekspor tuna mentah US$ 1.000 per ton,
apabila ekspor dalam bentuk olahan ikan
tuna harganya dapat mencapai US$ 1.600
per ton. Lebih lanjut Saut mengatakan data
yang
dimiliki
KKP
menunjukkan
sepanjang
tahun
2010-2013
telah
217
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015
Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
mengekspor ikan olahan kering asin senilai
US$ 19 Juta, tahun 2010 dan meningkat
menjadi US $ 21 juta, tahun 2013.
Permintaan akan hasil olahan ikan dari
Indonesia terus meningkat baik dari negara
Asean maupun negara lain (Amerika,
Tiongkok, Jepang, Uni Eropa). Hal ini
memberikan peluang bagi daerah daerah
Di Indonesia yang memiliki potensi
perikanan untuk mengembangkan hasil
olahan ikan menjadi produk yang siap
ekspor.
Kabupaten Kendal merupakan
kabupaten yang terletak di pantai utara,
memiliki 20 Kecamatan. Salah satu
kecamatan yang memiliki potensi dalam
bidang perikanan baik ikan air laut maupun
air tawar adalah Kecamatan Rowosari.
Hasil ikan mentah yang dihasilkan antara
lain Bandeng, udang, lele dan nilai. Tahun
2012 hasil tangkapan ikan Bandeng
mencapai 42 ton, Udang 13.84 ton, Lele
48.50 ton dan Nilai 2.78 ton. Untuk
memberikan nilai tambah pada hasil
produksi ikan maka harus ada diversifikasi
dalam pengolahan ikan, diharapkan tidak
lagi menjual ikan mentah tetapi ikan
olahan. Untuk itu pemerintah dalam hal ini
KKP harus berperan aktif dalam
pendampingan para pelaku usaha dalam
bidang perikanan untuk memberikan nilai
tambah produk ikan mentah menjadi
produk olahan ikan yang berbasis pasar
global.
METODE PENELITIAN
Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini jenis data yang
dibutuhkan adalah data primer dan data
sekunder, yang mendukung penelitian. Data
primer adalah data yang diperoleh melalui
wawancara dengan stakeholder (Dinas
KPP, SKPD terkait, BAPPEDA Kab.
Kendal)
yang
berkaitan
dengan
pengelolaan produk olahan ikan. Data
Sekunder adalah data yang diperoleh
melalui berbagai dokumen SKPD terkait,
literatur yang mendukung, dan data dari
BPS Jawa Tengah dalam Angka tahun
2012-2013 dan Kendal Dalam Angka 2012218
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
2013.
Teknik Analisis
Dalam melakukan analisis digunakan
teknik deskriptif kualitatif dan kuantitatif
yaitu
penyajian
dalam
bentuk
penggambaran potensi perikanan dan
produk olahan ikan yang ada di Kecamatan
Rowosari Kabupaten Kendal secara
komprehensif, dibantu secara kuantitatif
dengan tabel dan grafik. Serta diskriptif
kualitatif untuk menjelaskan fenomena
yang muncul, tidak hanya secara kuantitatif
saja tetapi juga penjelasan dibalik data
kuantitatif yang disajikan, baik melalui
tabel atau grafik
KAJIAN PUSTAKA
Dalam melakukan analisis ada 3 faktor
yang harus dibahas yaitu Nilai tambah
suatu produk, strategi diversifikasi produk
olahan ikan dan pasar global. Suatu produk
dapat memiliki nilai tambah salah satu
caranya dengan melakukan diversifikasi
sehingga produk tersebut menjadi berbagai
jenis produk yang dapat memenuhi
kebutuhan konsumen. Jika pasar yang akan
dimasuki adalah pasar global maka
diversifikasi harus disesuaikan dengan
keinginan
konsumen
pasar
global.
Diversifikasi menurut Fandy Tjiptono
(2009) adalah
strategi pengembangan
produk
atau
pasar
baru
untuk
meningkatkan volume penjualan.
Diversifikasi ada 3 jenis yang pertama
diversifikasi
kosentris
merupakan
pengembangan produk yang masih ada
kaitannya dengan produk yang sudah ada,
yang kedua diversifikasi horizontal adalah
pengembangan produk baru yang tidak ada
kaitannya dengan produk yang sudah ada,
tetapi penjualan produk tersebut di tujuka
kepada konsumen yang sama, yang ketiga
diversifikasi
konglomerat
merupakan
pengembangan produk yang tidak ada
hubungan sama sekali dengan produk yang
sudah ada, demikian pula pemasaran
maupun
teknologi
dalam
proses
ISBN : 978-602-14119-1-9
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015
Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
pembuatan. Konsumen yang ditujupun juga
berbeda dengan konsumen yang sudah ada.
Strategi yang diterapkan dalam produk
olahan ikan ini adalah strategi diversifikasi
konsentrik yang menyesuaikan dengan
konsumen pasar global. Diharapkan dengan
strategi ini dapat memberikan nilai tambah
pada produk olahan ikan yang tercermin
pada harganya yang lebih tinggi
dibandingkan jika produk tersebut di jual
dalam bentuk ikan segar. Hal ini sejalan
dengan tujuan pengembangan produk
dengan strategi diversifikasi antara lain :
a. Konsumen lebih tertarik dengan produk
yang dibutuhkan karena adanya inovasi
baru
b. Konsumen memiliki banyak pilihan
terhadap produk yang dbutuhkan
c. Berkurangnya resiko produk tidak laku,
karena ada beraneka ragam produk yang
dihasilkan
d. Usaha akan berkelanjutan karena
inovasi produk yang dilakukan terus
menerus
e. Usaha lebih stabil
Inovasi produk yang dilakukan
harus memperhitungkan siapa konsumen
dan pasar yang akan dilayani. Memasuki
era Masyarakat Ekonomi Asean, strategi
dalam memenuhi kebutuhan konsumen
harus lebih luas lagi karena peluang untuk
masuk pasar Asean terbuka luas, salah satu
persyaratan untuk masuk pasar bebas
adalah produk harus memenuhi standard
tertentu. Menurut Kontlre (2002), produk
adalah semua yang ditawarkan di pasar
untuk
memenuhi
dan
memuaskan
kebutuhan konsumen. Produk dapat di
klasifikasikan menjadi 3 Jenis yaitu :
produk lokal atau produk domestik, produk
Internasional dan produk global.
1. Produk lokal atau domestik adalah
produk
yang
dihasilkan
untuk
melayani pasar dalam negeri karena
berbagai alasan antara lain, produk
harus disesuaikan dengan selera negara
yang akan dituju, budaya dan
kebiasaan yang berbeda sementara ijin
riset untuk pengembangan sulit
diperoleh.
ISBN : 978-602-14119-1-9
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
2.
Produk Internasional adalah produk
yang dihasilkan untuk melayani
kebutuhan konsumen beberapa negara.
3. Produk Global adalah produk yang
dapat memenuhi selera pasar global,
ditentukan oleh desain produk, yang
memenuhi selera pasar global.
Penentuan produk global tergantung
pada pemahaman preferensi, apakah
produk akan di desain berdasarkan
standar yang ada atau ada sentuhan
adaptasi lingkungan yang berkembang.
Disamping Desain produk, biaya
dalam melakukan perubahan juga harus di
perhitungkan
besarannya,
karena
menghasilkan produk dengan desain yang
sama untuk semua negara di dunia biaya
lebih murah dari pada apabila desainnya
berdasarkan selera tiap negara, yang berarti
ada lebih dari satu macam bentuk produk.
Dalam penentuan keputusan membuat
desain produk harus diperhatikan adanya
peraturan dan hukum Internasional. Dalam
memasuki pasar global, setiap negera akan
meneliti kembali apakah produk tersebut
sesuai dengan peraturan dan hukum di
negara tersebut. Apabila bertentangan
dengan peraturan dan Hukum Internasional
akan ada penolakan terhadap produk
tersebut.
Produk yang memasuki suatu negara
harus dapat menyesuaikan dan serasi
dengan
keinginan para konsumen di
negara tersebut (kompabilitas). Sebagai
contoh setiap produk pasti ada aturan
penggunaan dan keterangan lain, apabila
bahasa yang digunakan bukan bahasa ibu
(bahasa dari negara setempat) maka
konsumen cenderung untuk menolak
produk tersebut.
Produk olahan ikan merupakan produk
makanan dengan bahan baku utama ikan
mentah. Pengolahan ini harus dilakukan
dengan memperhatikan kualitas ikan yang
cenderung cepat membusuk atau rusak.
Menurut Agustini dan Swastawati (2003),
dalam pengolahan ikan membutuhan
kecepatan, kecermatan dan ketepatan untuk
menghindari penurunan kualitas ikan.
Lebih lanjut Agustini dan Swastawati
219
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015
Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
menyatakan bahwa kunci utama yang
memegang peranan penting dalam
pengolahan ikan adalah pengelolaan pada
waktu ikan di tangkap, masuk Ke TPI
(Tempat Pelelangan Ikan) dan distribusi
dari produsen ke pada konsumen akhir
yang kesumuanya harus dalam keadaan
segar. Disisi lain nilai tambah (Value
Added) dari produk olahan ikan akan
menjadi lebih tinggi harga jualnya, apabila
produk olahan yang dihasilkan memenuhi
kebutuhan konsumen, pada saat itulah
pengolahan ikan yang diawali dengan suatu
proses akan memberikan nilai tambah
(Value Added).
Olahan ikan yang tidak berubah
mengakibatkan pasar menjadi jenuh,
solusinya adalah diversifikasi olahan ikan,
melalui penganekargaman olahan ikan
diharapkan konsumen memiliki pilihan
produk yang lebih banyak sehingga
penjualan ikan meningkat yang pada
akhirnya akan meningkatkan pendapatan
Produksi ikan laut yang berasal
dari dua Tempat Pelelangan Ikan (TPI)
yaitu TPI Tawang yang terletak di desa
Gempolsewu Dan TPI Sendang
Sikucing terletak di desa Sendang
Sikucing menunjukkan jumlah yang
berfluktuatif baik jumlah tangkapan
ikan maupun nilai dalam rupiah.
Walaupun demikian dapat diketahui
bahwa transaksi ikan laut segar masih
memiliki potensi untuk di tingkatkan,
menurut penelitian yang dilakukan
oleh Heryansyah dkk (2013) dalam
penelitian tentang faktor-faktor yang
220
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
para pelaku pasar yang bergerak dalam
bidang olahan ikan. Produk olahan ikan
dapat memperluas pasar bahkan sampai
pasar internasional hal ini tergantung pada
desain produk tersebut apakah dapat
menyesuaikan dengan selera global.
PEMBAHASAN
Kecamatan Rowosari memiliki potensi
sumber daya kelautan yang masih dapat
dikembangkan, hal ini memungkinkan
karena Kecamatan Rowosari memiliki
garis pantai yang panjang yang menunjang
dalam penangkapan ikan laut. Pusat
transaksi perikanan terutama ikan laut
terdapat di dua Tempat Pelelangan Ikan
(TPI) yaitu TPI Tawang dan TPI Sendang
Sikucing. Setiap hari kecuali Malam Jumat
Kliwon,
para
nelayan
melakukan
pendaratan mulai jam 14.00 WIB. Selama
tahun 2009-2012
produksi ikan laut
berfluktuasi sebagai berikut :
mempengaruhi produksi Ikan di
Kabupaten Aceh Timur menyatakan
bahwa modal, jarak tempuh, jumlah
nelayan dan ukurankapal yang paling
berpengaruh terhadap produksi ikan
adalah ukuran kapal. Semakin besar
ukuran kapal maka jumlah tangkapan
ikan juga akan besar. Moda para
nelayan dari
TPI Tawang dan
Sendang
Sikucing
hanya
menggunakan motor temple dan
perahu, data dapat diikuti sebagai
berikut :
ISBN : 978-602-14119-1-9
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015
Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
Tabel 2 menunjukkan bahwa selama
tahun 2009-2012 moda penangkap ikan
para nelayan di dua TPI adalah motor
tempel dan perahu dengan peralatan
tangkap yang tradisional sehingga kurang
efektif dan efisien, disamping itu
jumlahmotor tempel semakin menurun.
Oleh karena itu hasil tangkapan tidak
maksimal karena motor tempel dan perahu
Produk tangkapan ikan dengan
menggunakan moda motor tempel dan
perahu serta peralatan tradisional dapat
dilihat dari tabel 3 tersebut diatas. Jumlah
dan nilai produksi berfluktuasi, walaupun
demikian produksi tersebut sangat
mendukung transaksi di TPI Tawang dan
Sendang Sikucing. Melalui transaksi
perdagangan ikan laut inilah menjadi salah
ISBN : 978-602-14119-1-9
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
hanya mampu beroperasi sekitar perairan
dekat pantai
saja. Apabila armada
penangkapan ikan besar maka
hasil
tangkapan ikan juga semakin besar. Hal ini
merupakan potensi yang perlu digarap
bahwa produksi ikan di Kecamatan
Rowosari pada masa yang akan datang
dapat meningkat. Jumlah dan jenis
tangkapan ikan laut adalah sebagai
berikut :
satu
penggerak
perekonomian
di
Kecamatan Rowosari.
Selain produksi ikan laut Kecamatan
Rowosari juga malakukan budidaya air
tawar, bahkan menjadi sentra produksi
ikan lele, berikut ini akan menjelaskan
jumlah serta jenis ikan air tawar di
Kecamatan Rowosari :
221
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015
Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
Tabel 4 menunjukkan bahwa di
Kecamatan Rowosari Produksi perikanan
Tambak
berfluktuatif.
Ikan
Lele
menunjukkan jumlah yang lebih besar,
Luas tambak ikan lele 7.633 Ha. Seluas
7.1 Ha terletak di desa Tambaksari
sedang sisanya menyebar di beberapa
desa. Disusul Bandeng dan Udang.
Tambak ikan Bandeng luasnya 71.5 Ha
terdapat di dua tempat yaitu :
1. Sendangsikucing
= 10 Ha
2. Gempolsari
= 61.5 Ha
Banyaknya
jumlah
ikan
lele
mendorong
masyarakat
setempat
khususnya desa Tambaksari Kecamatan
Rowosari melakukan inovasi membuat
produk olahan ikan Lele. engolahan yang
dilakukan sudah mengarah pada zero waste
management bahwa dalam pengolahan
tidak ada bahan baku yang terbuang,
semua
dapat
di
gunakan
untuk
menciptakan diversifikasi produk olahan
ikan Lele antara lain daging lele untuk
abon, sirip dan duri dan kulit untuk
makanan ringan semacam stik, sehingga
tidak ada yang tersisa dari ikan lele, ke
depan produk tersebut harus dikenalkan ke
pada masyarakat luas dan jenis makanan
harus mengarah pada produk untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat global.
Salah satu tuntutan produk global
adalah adanya jaminan dan pengawasan
mutu. Para pelaku pengolahan ikan harus
diberi penjelasan tentang perlunya jaminan
mutu dan pengawasan yang harus mulai
222
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
dikenalkan kepada produsen penghasil
olahan ikan, walaupun cara yang dilakukan
tradisional.. Kerusakan yang terjadi pada
olahan ikan karena cara pengolahannya
yang kurang benar melalui standarisasi
pengolahan, konsumen akan memperoleh
produk olahan ikan yang terjamin
keamananya. Menurut Endang Sri
Heruwati (2002) Keadaan tersebut akan
mendorong peluang pemasaran lebih luas
lagi sampai ke luar negeri. Hal ini
dimungkinkan karena setiap kegiatan
proses pembuatan produk olahan ikan
menerapkan sistem standarisasi dan
jaminan mutu. Dan ini merupakan tuntutan
masyarakat global akan produk yang akan
di konsumsi. Tanpa memperhatikan
jaminan mutu dan strandarisasi, produk
akan ditinggalkan konsumen. Dalam tabel
produksi ikan nampak bahwa produksi
ikan lele semakin lama semakin berkurang.
Hal ini disebabkan karena biaya
pemeliharaan ikan lele terutama pakanya
sangat mahal.
Berdasarkan data yang ada di dinas
KKP Kec. Rowosari, 40% peternak Lele
beralih pada pemeliharaan ikan Gurame.
Karena pemeliharaan ikan Lele lebih
mahal terutama pakannya dibandingkan
dengan biaya pakan ikan Gurame yang
bisa memanfaatkan daun lumbu yang ada
disekitar desa sebagai pakannya. Dalam
hal pemasaran harga jual ikan Gureme
lebih tinggi dan pasarnya lebih luas dari
pada ikan lele.
Diversifikasi dan inovasi produk olahan
ISBN : 978-602-14119-1-9
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015
Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
ikan yang dilakukan oleh masyarakar
kecamatan Rowosari selain Lele adalah
penagasapan ikan dan pemindangan
(pindang ikan) jenis ikan yang dipindang
bervariasi anatara lain tongkol, banyar dan
selar. Pusat pindang ikan terbesar di
Kecamatan Rowosari terletak di desa
Tambaksari dan Tanjungsari. Hasil pindang
perhari rerata 50 Kg. Ikan pindang
merupakan hasil olahan ikan yang sangat
diminati oleh masyarakat luas. Disamping
rasanya yang gurih, cara pembuatannyapun
juga sangat sederhana. Pada dasarnya
hampir semua jenis ikan dapatd dipindang.
Pasar ikan pindang masih luas terbukti
dengan masih banyaknya permintaan ikan
pindang oleh masyarakat luas. Untuk
menjadi
produk
global
sangat
dimungkinkan, namun persyaratan tentang
jaminan mutu ikan pindang harus
diperhatikan. Jadi ke depan pelaku
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
pengolahan ikan pindang harus diajarkan
tentang pentingnya standarisasi tiap
langkah proses produksi dan bahan yang
digunakan baik bahan utama ikan maupun
bahan pembantu Disamping itu tempat
untuk
proses
produksi
harus
terstandardisir.
Untuk
pengemasan
sebaiknya
dilakukan sedemikian rupa
sehingga sampai ditangan konsumen masih
dalam keadaan layak konsumsi. Olahan
ikan pindang merupakan produk olahan
ikan nomer dua yang diminati masyarakat
luas setelah ikan asin. Disamping pindang
ikan, produk olahan ikan lain yang sangat
sederhana
pengolahannya
adalah
pengasapan ikan. Tabel berikut ini
memberikan penjelasan tentang produk
olahan ikan yang telah dilakukan oleh
masyarakat Kec. Rowosari sebagai
berikut :
Tabel 5
Jenis Pengolahan, Jumlah Tenaga Kerja dan Pemasaran
Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal 2014
No.
1
2
3
4
5
6
7
Desa
&
Jml Tenaga
Kerja
152
467
41
18
14
12
52
&
36
Jenis pengolahan
Tambaksari
Tanjungsari
Pindang Ikan
Pindang Ikan
Pengasapan ikan
Tanjunganom
Pindang Ikan
Rowosari
Pengolahan ikan asin
Jatipurwo
Pengolahan ikan asin
Gempolsewu
Pengolahan ikan asin
Trasi
Sendangsikucing Pengolahan ikan asin
Trasi
Pemasaran
Sukorejo,
Kendal,
Parakan,
Temanggung,
Magelang,
Banjarnegara,
Pemalang,
Yogjakarta,
Purbalingga
dan Purwokerto
Sumber : Dinas KKP Kecamatan Rowosari Kab. Kendal 2014
Dari Tabel 5 dapat diketahui
bahwa pengolahan ikan tidak hanya di
pindang saja tetapi juga dengan
pengasapan, pengolahan ikan asin dan
pengolahan ikan menjadi terasi, kecap
dan petis. Dari Tabel 5 juga diketahui
bahwa penyerapan tenaga kerja
dibidang pengolahan ikan cukup
menjanjikan, hal ini dimungkinkan
karena teknik pengolahannya sangat
ISBN : 978-602-14119-1-9
sederhana
tidak
membutuhkan
ketrampilan khusus. Disamping itu
distribusi olahan ikan belum merata.
Dari Tabel 5 menunjukkan bahwa
pemasaran yang dilakukan baru
menjangkau beberapa kota saja, masih
banyak kota yang harus dilayani. Oleh
karena itu produksi olahan ikan secara
tradisional
masih
dapat
dikembangkan, pasar masih luas
223
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015
Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
dengan
menstandardisir
dan
memberikan
jaminan
keamanan
produk olahan ikan, maka peluang
untuk memasuki pasar global sangat
besar, disamping itu potensi bahan
baku ikan masih tersedia dan belum
digarap secara optimal, baik produksi
ikan laut maupun ikan tambak.
Produk olahan ikan juga terbukti
menyerap banyak tenaga kerja, karena
teknologi
yang
sederhana,
memungkinkan banyak tenaga kerja
dapat masuk dalam usaha produk
olahan ikan, dan pada akhirnya akan
meningkatkan
pendapatan
para
pekerja menuju pada peningkatan
kesejahtaraan masyarakat.
KESIMPULAN
1.
2.
3.
4.
5.
Penjualan produk olahan ikan
memberikan
nilai
tambah
dibandingkan penjualan ikan segar.
Diversifikasi produk olahan ikan
akan memberikan pilihan yang
lebih banyak bagi konsumen,
sehingga tidak jenuh.
Diversifikasi olahan ikan pada
prinsipnya
menganekaragamkan
produk olahan ikan agar produk
olahan ikan memiliki jangka waktu
konsumsi lebih panjang.
Pasar produk olahan ikan masih
sangat luas baik pasar dalam negeri
maupun internasional.
Dibutuhkan standar dan jaminan
keamanan agar dapat menjangkau
pasar global.
F. Saran
1. Para pelaku pembuatan ikan pindang,
ikan asap, ikan asin,
hendaknya
mendapat pendampingan dari dinas
KKP, karena standarisasi dan jaminan
mutu dan kemanan menjadi penentu
diterimanya produk ke pasar global
2. Para pelaku pembuatan ikan olahan
harus diberi pelatihan diversifikasi
224
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
produk ikan olahan
agar dapat
menganekaragamkan jenis olahan.
3. Pembinaan kepada para pelaku
pembuatan produk olahan ikan perlu
dilakukan terutama .masalah pemasaran
(distribusi, kemasan produk, promosi
dan kewirausahaan)
DAFTAR PUSTAKA
Basu Swastha, dan T. Hani Handoko,
2008, Manajemen Pemasaran,
Analisa Perilaku Konsumen, edisi
pertama, cetakan keempat, Penerbit
: BPFE, Yogyakarta.
Fandy
Tjiptono
2009,
Strategi
Pemasaran, edisi kedua, cetakan
ketujuh, Penerbit : Andi Offset,
Yogyakarta.
Heruwati, E,S. 2002. Pengolahan Ikan
Secara Tradisional.
(http://www.pustaka-deptan.go.id),
diakses tanggal 14 Oktober 2015
Kotler
Philip,
2002,
Manajemen
Pemasaran,
edisi
Millenium,
terjemahan Hendra Teguh, dan
Ronny A. Rusli, Penerbit :
Prenhallindo, Jakarta.
Pearce, John A. & Robinson, Richard B,
Jr, (2009), Manajemen Strategik,
Jilid 1 & 2, Binarupa Aksara,
Jakarta Barat-Indonesia.
Rifka Nur Anisah , Indah Susilowati,
Kajian Manajemen Pemasaran
ikan Pindang Layang di kota
Tegal,
http://www.google.co.idgws_rd=cr,
ssl&ei=leckVtvwH8SIuAStjaLAB
Q#q=KAJIANMANAJEMEN+PE
MASARAN+IKAN+PINDANG+L
AYANG+DI+KOTA+TEGAL
ISBN : 978-602-14119-1-9
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015
Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
……, 2015, Potensi Produksi Perikanan
Bisa Capai 13,82 Juta Ton,
http://www.siperubahan.com/read/1913/20
15-Potensi-Produksi-Perikanan-Bisa-Capai-1382-JutaTon#sthash.qV099VHz.dpuf,
diakses tanggal 14 Oktober 2015.
….., Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Produksi Nelayan
Di Kabupaten Aceh Timur,
http://www.google.co.idgws_rd=cr,
ssl&ei=0ugkVpDMK8u3uQSFqpq
gAg#q=ANALISIS+FAKTORfAKTOR+YANG+MEMPENGAR
UHI+PRODUKSI+NELAYAN+DI
+KABUPATEN+ACEH+TIMUR,
Diakses jam 10.00WIB
….., Gurihnya Bisnis Di Sektor Perikanan
Tangkap, http://swa.co.id/businessstrategy/gurihnya-bisnis-di-sektorperikanan-tangkap, Diakses 14
Oktober 2015
ISBN : 978-602-14119-1-9
225
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015
Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
BIODATA :
1. N a m a
2. Tempat/Tanggal Lahir
3. N I P
4. Jabatan/ Gol
5. Pekerjaan Saat Ini
6. Alamat
7. Fax
8. e-mail
9. Pendidikan
226
: Dra. Giyah Yuliari, M.M
: Solo/ 20 Juli 1957
: 195707201984032001
: Lektor Kepala / IVB
: Dosen Kopertis Wilayah VI Jawa Tengah
Dpk. Fak.Ekonomi UNTAG Semarang.
: Jl. Menoreh 11 Sampangan
Semarang 50236. Hp : 08122835808
: 024-8316187
: [email protected]
: S1 - Program Sarjana Ilmu Ekonomi UNDIP
Semarang
S2 – Magister Manajemen Pascasarjana UI Jakarta
ISBN : 978-602-14119-1-9
Download