PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG MENINGKATKAN NILAI TAMBAH PRODUK OLAHAN IKAN DENGAN STRATEGI DIVERSIFIKASI YANG BERBASIS PASAR GLOBAL Giyah Yuliari Fakultas Ekonomika Dan Bisnis UNTAG Semarang Email :[email protected] Bambang Riyadi Fakultas Ekonomika Dan Bisnis UNTAG Semarang Email :[email protected] Abstrak Produk olahan ikan merupakan salah satu produk yang diminati masyarakat luas, karena mengandung gizi yang dibutuhkan bagi kesehatan. Tetapi produk olahan ikan yang tidak mengalami perubahan baik rasa bentuk atau aroma akan ditinggalkan konsumen karena jenuh. Produk olahan ikan yang dideversifikasi harga jualnya akan lebih tinggi. Diversifikasi akan memberikan nilai tambah bagi produk olahan ikan di samping itu pasarnya akan lebih luas baik dalam negeri maupun luar negeri karena konsumen memiliki banyak pilihan. Produk olahan ikan akan diminati oleh konsumen global, apabila ada standarisasi dan jaminan keamanan dan jaminan mutu bagi konsumen. Keywords : Value Added, Diversifikasi, pasar global Abstract Processed fish products is one of the products that the public interest, because it contains nutrients needed for health. But processed fish products which did not change either taste or aroma forms will be left consumers because saturated. Dideversication processed fish products that the selling price will be tinggi. Through diversification will provide added value for processed fish products in addition to the broader market will both domestically and abroad because consumers have many choices. Processed fish products will be in demand by global consumers, if there is a guarantee of security and standardization and quality assurance for consumers. Keywords: Value Added, diversification, global markets 216 ISBN : 978-602-14119-1-9 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN PENDAHULUAN Indonesia dikenal sebagai negara maritim, yang memiliki potensi sumber daya alam kelautan melimpah. Baik itu berupa ikan untuk dikonsumsi, ikan hias maupun rumput laut yang memiliki kandungan gizi tinggi dan sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat. Namun demikian pengelolaan sumber daya laut ini belum maksimal. Sebagai perbandingan dalam bidang penangkapan salah satu komoditi hasil laut ikan tuna, Indonesia masih belum dapat mengungguli negara tetangga sesama Asean yaitu Thailand. Berdasarkan pengamatan, Indonesia yang memiliki laut dengan luas sekitar 5,8 juta km² dan garis pantai sepanjang 91.181 km hanya mampu menghasilkan tangkapan ikan tuna 600.000 ton/tahun. Sedang Thailand yang memiliki luas pantai 205.600 km2 dapat menghasilkan tangkapan ikan tuna 800.000 ton/tahun (MEA Center, Tahun 2015). Tentu saja ini membutuhkan perhatian tidak hanya pemerintah saja tetapi juga masyarakat. Menurut Heryansyah dkk (2013) modal , jumlah nelayan, jarak tempuh dan ukuran kapal akan mempengaruhi jumlah tangkapan ikan. Semua itu harus diatur dalam suatu regulasi. Pemerintah melalui regulasi sebagai batasan untuk melakukan pengelolaan, masyarakat harus mentaati seluruh regulasi dalam memanfaatkan sumber daya kelautan. Adanya regulasi pengelolaan diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan secara berkesinambungan hasil laut, tanpa merusak ekosistem laut. Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) selama tahun 2007-2015 di Jawa Tengah saja, jumlah kapal penangkap Ikan yang melakukan kegiatan penangkapan ikan naik dua kali lipat, dari 5,100 menjadi 10,758 kapal penangkap ikan. Perusahaan penangkap ikan yang disebut sebagai Rumah Tangga Perikanan (RTP) meningkat setiap tahunnya rerata 1.98%. Oleh karena itu regulasi harus ISBN : 978-602-14119-1-9 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG diperketat untuk mengurangi adanya illegal fishing (penangkapan ikan tidak legal). Selama ini Indonesia setiap tahun kehilangan 1.6 juta ton akibat illegal fishing. (Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2013). Ciri khas produk olahan laut atau hasil penangkapan ikan, bahwa semakin segar ikan atau hasil olahan semakin mahal harganya. Mengingat ciri khas produk olahan yang tidak tahan lama maka diversifikasi produk olahan menjadi jalan keluar yang menjanjikan agar produksi ikan tidak hanya ikan segar tanpa olahan tetapi produk deravatifnya juga harus dapat memberikan nilai tambah terhadap penciptaan produk produk tersebut. Diversifikasi olahan ikan adalah penganekaragaman produk olahan ikan dengan tujuan dapat memberikan nilai tambah pada produk tersebut, pada akhirnya akan meningkatkan harga produk dibandingkan harga produk jika tidak diolah. Disamping dapat meningkatkan harga produk, adanya produksi olahan ikan akan menarik banyak tenaga kerja untuk menggarap produk olahan tersebut. Hal ini akan memberikan peluang usaha sekaligus penciptaan lapangan pekerjaan. Menjelang memasuki Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada akhir tahun 2015, Indonesia harus bersiap untuk bersaing dalam segala bidang, saat itulah Indonesia memasuki pasar global yang menuntut semua produknya harus berstandar Internasional. Dalam bidang produk olahan ikan, Indonesia sudah membuktikan mampu bersaing di dunia Internasional melalui ekspor produk olahan ikan, nilai tambah yang diberikan sangat signifikan menurut Saut Hutagalung, Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan, Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) (Tahun 2014) harga ekspor tuna mentah US$ 1.000 per ton, apabila ekspor dalam bentuk olahan ikan tuna harganya dapat mencapai US$ 1.600 per ton. Lebih lanjut Saut mengatakan data yang dimiliki KKP menunjukkan sepanjang tahun 2010-2013 telah 217 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN mengekspor ikan olahan kering asin senilai US$ 19 Juta, tahun 2010 dan meningkat menjadi US $ 21 juta, tahun 2013. Permintaan akan hasil olahan ikan dari Indonesia terus meningkat baik dari negara Asean maupun negara lain (Amerika, Tiongkok, Jepang, Uni Eropa). Hal ini memberikan peluang bagi daerah daerah Di Indonesia yang memiliki potensi perikanan untuk mengembangkan hasil olahan ikan menjadi produk yang siap ekspor. Kabupaten Kendal merupakan kabupaten yang terletak di pantai utara, memiliki 20 Kecamatan. Salah satu kecamatan yang memiliki potensi dalam bidang perikanan baik ikan air laut maupun air tawar adalah Kecamatan Rowosari. Hasil ikan mentah yang dihasilkan antara lain Bandeng, udang, lele dan nilai. Tahun 2012 hasil tangkapan ikan Bandeng mencapai 42 ton, Udang 13.84 ton, Lele 48.50 ton dan Nilai 2.78 ton. Untuk memberikan nilai tambah pada hasil produksi ikan maka harus ada diversifikasi dalam pengolahan ikan, diharapkan tidak lagi menjual ikan mentah tetapi ikan olahan. Untuk itu pemerintah dalam hal ini KKP harus berperan aktif dalam pendampingan para pelaku usaha dalam bidang perikanan untuk memberikan nilai tambah produk ikan mentah menjadi produk olahan ikan yang berbasis pasar global. METODE PENELITIAN Jenis dan Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini jenis data yang dibutuhkan adalah data primer dan data sekunder, yang mendukung penelitian. Data primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara dengan stakeholder (Dinas KPP, SKPD terkait, BAPPEDA Kab. Kendal) yang berkaitan dengan pengelolaan produk olahan ikan. Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui berbagai dokumen SKPD terkait, literatur yang mendukung, dan data dari BPS Jawa Tengah dalam Angka tahun 2012-2013 dan Kendal Dalam Angka 2012218 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG 2013. Teknik Analisis Dalam melakukan analisis digunakan teknik deskriptif kualitatif dan kuantitatif yaitu penyajian dalam bentuk penggambaran potensi perikanan dan produk olahan ikan yang ada di Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal secara komprehensif, dibantu secara kuantitatif dengan tabel dan grafik. Serta diskriptif kualitatif untuk menjelaskan fenomena yang muncul, tidak hanya secara kuantitatif saja tetapi juga penjelasan dibalik data kuantitatif yang disajikan, baik melalui tabel atau grafik KAJIAN PUSTAKA Dalam melakukan analisis ada 3 faktor yang harus dibahas yaitu Nilai tambah suatu produk, strategi diversifikasi produk olahan ikan dan pasar global. Suatu produk dapat memiliki nilai tambah salah satu caranya dengan melakukan diversifikasi sehingga produk tersebut menjadi berbagai jenis produk yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Jika pasar yang akan dimasuki adalah pasar global maka diversifikasi harus disesuaikan dengan keinginan konsumen pasar global. Diversifikasi menurut Fandy Tjiptono (2009) adalah strategi pengembangan produk atau pasar baru untuk meningkatkan volume penjualan. Diversifikasi ada 3 jenis yang pertama diversifikasi kosentris merupakan pengembangan produk yang masih ada kaitannya dengan produk yang sudah ada, yang kedua diversifikasi horizontal adalah pengembangan produk baru yang tidak ada kaitannya dengan produk yang sudah ada, tetapi penjualan produk tersebut di tujuka kepada konsumen yang sama, yang ketiga diversifikasi konglomerat merupakan pengembangan produk yang tidak ada hubungan sama sekali dengan produk yang sudah ada, demikian pula pemasaran maupun teknologi dalam proses ISBN : 978-602-14119-1-9 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN pembuatan. Konsumen yang ditujupun juga berbeda dengan konsumen yang sudah ada. Strategi yang diterapkan dalam produk olahan ikan ini adalah strategi diversifikasi konsentrik yang menyesuaikan dengan konsumen pasar global. Diharapkan dengan strategi ini dapat memberikan nilai tambah pada produk olahan ikan yang tercermin pada harganya yang lebih tinggi dibandingkan jika produk tersebut di jual dalam bentuk ikan segar. Hal ini sejalan dengan tujuan pengembangan produk dengan strategi diversifikasi antara lain : a. Konsumen lebih tertarik dengan produk yang dibutuhkan karena adanya inovasi baru b. Konsumen memiliki banyak pilihan terhadap produk yang dbutuhkan c. Berkurangnya resiko produk tidak laku, karena ada beraneka ragam produk yang dihasilkan d. Usaha akan berkelanjutan karena inovasi produk yang dilakukan terus menerus e. Usaha lebih stabil Inovasi produk yang dilakukan harus memperhitungkan siapa konsumen dan pasar yang akan dilayani. Memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean, strategi dalam memenuhi kebutuhan konsumen harus lebih luas lagi karena peluang untuk masuk pasar Asean terbuka luas, salah satu persyaratan untuk masuk pasar bebas adalah produk harus memenuhi standard tertentu. Menurut Kontlre (2002), produk adalah semua yang ditawarkan di pasar untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan konsumen. Produk dapat di klasifikasikan menjadi 3 Jenis yaitu : produk lokal atau produk domestik, produk Internasional dan produk global. 1. Produk lokal atau domestik adalah produk yang dihasilkan untuk melayani pasar dalam negeri karena berbagai alasan antara lain, produk harus disesuaikan dengan selera negara yang akan dituju, budaya dan kebiasaan yang berbeda sementara ijin riset untuk pengembangan sulit diperoleh. ISBN : 978-602-14119-1-9 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG 2. Produk Internasional adalah produk yang dihasilkan untuk melayani kebutuhan konsumen beberapa negara. 3. Produk Global adalah produk yang dapat memenuhi selera pasar global, ditentukan oleh desain produk, yang memenuhi selera pasar global. Penentuan produk global tergantung pada pemahaman preferensi, apakah produk akan di desain berdasarkan standar yang ada atau ada sentuhan adaptasi lingkungan yang berkembang. Disamping Desain produk, biaya dalam melakukan perubahan juga harus di perhitungkan besarannya, karena menghasilkan produk dengan desain yang sama untuk semua negara di dunia biaya lebih murah dari pada apabila desainnya berdasarkan selera tiap negara, yang berarti ada lebih dari satu macam bentuk produk. Dalam penentuan keputusan membuat desain produk harus diperhatikan adanya peraturan dan hukum Internasional. Dalam memasuki pasar global, setiap negera akan meneliti kembali apakah produk tersebut sesuai dengan peraturan dan hukum di negara tersebut. Apabila bertentangan dengan peraturan dan Hukum Internasional akan ada penolakan terhadap produk tersebut. Produk yang memasuki suatu negara harus dapat menyesuaikan dan serasi dengan keinginan para konsumen di negara tersebut (kompabilitas). Sebagai contoh setiap produk pasti ada aturan penggunaan dan keterangan lain, apabila bahasa yang digunakan bukan bahasa ibu (bahasa dari negara setempat) maka konsumen cenderung untuk menolak produk tersebut. Produk olahan ikan merupakan produk makanan dengan bahan baku utama ikan mentah. Pengolahan ini harus dilakukan dengan memperhatikan kualitas ikan yang cenderung cepat membusuk atau rusak. Menurut Agustini dan Swastawati (2003), dalam pengolahan ikan membutuhan kecepatan, kecermatan dan ketepatan untuk menghindari penurunan kualitas ikan. Lebih lanjut Agustini dan Swastawati 219 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN menyatakan bahwa kunci utama yang memegang peranan penting dalam pengolahan ikan adalah pengelolaan pada waktu ikan di tangkap, masuk Ke TPI (Tempat Pelelangan Ikan) dan distribusi dari produsen ke pada konsumen akhir yang kesumuanya harus dalam keadaan segar. Disisi lain nilai tambah (Value Added) dari produk olahan ikan akan menjadi lebih tinggi harga jualnya, apabila produk olahan yang dihasilkan memenuhi kebutuhan konsumen, pada saat itulah pengolahan ikan yang diawali dengan suatu proses akan memberikan nilai tambah (Value Added). Olahan ikan yang tidak berubah mengakibatkan pasar menjadi jenuh, solusinya adalah diversifikasi olahan ikan, melalui penganekargaman olahan ikan diharapkan konsumen memiliki pilihan produk yang lebih banyak sehingga penjualan ikan meningkat yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan Produksi ikan laut yang berasal dari dua Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yaitu TPI Tawang yang terletak di desa Gempolsewu Dan TPI Sendang Sikucing terletak di desa Sendang Sikucing menunjukkan jumlah yang berfluktuatif baik jumlah tangkapan ikan maupun nilai dalam rupiah. Walaupun demikian dapat diketahui bahwa transaksi ikan laut segar masih memiliki potensi untuk di tingkatkan, menurut penelitian yang dilakukan oleh Heryansyah dkk (2013) dalam penelitian tentang faktor-faktor yang 220 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG para pelaku pasar yang bergerak dalam bidang olahan ikan. Produk olahan ikan dapat memperluas pasar bahkan sampai pasar internasional hal ini tergantung pada desain produk tersebut apakah dapat menyesuaikan dengan selera global. PEMBAHASAN Kecamatan Rowosari memiliki potensi sumber daya kelautan yang masih dapat dikembangkan, hal ini memungkinkan karena Kecamatan Rowosari memiliki garis pantai yang panjang yang menunjang dalam penangkapan ikan laut. Pusat transaksi perikanan terutama ikan laut terdapat di dua Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yaitu TPI Tawang dan TPI Sendang Sikucing. Setiap hari kecuali Malam Jumat Kliwon, para nelayan melakukan pendaratan mulai jam 14.00 WIB. Selama tahun 2009-2012 produksi ikan laut berfluktuasi sebagai berikut : mempengaruhi produksi Ikan di Kabupaten Aceh Timur menyatakan bahwa modal, jarak tempuh, jumlah nelayan dan ukurankapal yang paling berpengaruh terhadap produksi ikan adalah ukuran kapal. Semakin besar ukuran kapal maka jumlah tangkapan ikan juga akan besar. Moda para nelayan dari TPI Tawang dan Sendang Sikucing hanya menggunakan motor temple dan perahu, data dapat diikuti sebagai berikut : ISBN : 978-602-14119-1-9 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN Tabel 2 menunjukkan bahwa selama tahun 2009-2012 moda penangkap ikan para nelayan di dua TPI adalah motor tempel dan perahu dengan peralatan tangkap yang tradisional sehingga kurang efektif dan efisien, disamping itu jumlahmotor tempel semakin menurun. Oleh karena itu hasil tangkapan tidak maksimal karena motor tempel dan perahu Produk tangkapan ikan dengan menggunakan moda motor tempel dan perahu serta peralatan tradisional dapat dilihat dari tabel 3 tersebut diatas. Jumlah dan nilai produksi berfluktuasi, walaupun demikian produksi tersebut sangat mendukung transaksi di TPI Tawang dan Sendang Sikucing. Melalui transaksi perdagangan ikan laut inilah menjadi salah ISBN : 978-602-14119-1-9 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG hanya mampu beroperasi sekitar perairan dekat pantai saja. Apabila armada penangkapan ikan besar maka hasil tangkapan ikan juga semakin besar. Hal ini merupakan potensi yang perlu digarap bahwa produksi ikan di Kecamatan Rowosari pada masa yang akan datang dapat meningkat. Jumlah dan jenis tangkapan ikan laut adalah sebagai berikut : satu penggerak perekonomian di Kecamatan Rowosari. Selain produksi ikan laut Kecamatan Rowosari juga malakukan budidaya air tawar, bahkan menjadi sentra produksi ikan lele, berikut ini akan menjelaskan jumlah serta jenis ikan air tawar di Kecamatan Rowosari : 221 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN Tabel 4 menunjukkan bahwa di Kecamatan Rowosari Produksi perikanan Tambak berfluktuatif. Ikan Lele menunjukkan jumlah yang lebih besar, Luas tambak ikan lele 7.633 Ha. Seluas 7.1 Ha terletak di desa Tambaksari sedang sisanya menyebar di beberapa desa. Disusul Bandeng dan Udang. Tambak ikan Bandeng luasnya 71.5 Ha terdapat di dua tempat yaitu : 1. Sendangsikucing = 10 Ha 2. Gempolsari = 61.5 Ha Banyaknya jumlah ikan lele mendorong masyarakat setempat khususnya desa Tambaksari Kecamatan Rowosari melakukan inovasi membuat produk olahan ikan Lele. engolahan yang dilakukan sudah mengarah pada zero waste management bahwa dalam pengolahan tidak ada bahan baku yang terbuang, semua dapat di gunakan untuk menciptakan diversifikasi produk olahan ikan Lele antara lain daging lele untuk abon, sirip dan duri dan kulit untuk makanan ringan semacam stik, sehingga tidak ada yang tersisa dari ikan lele, ke depan produk tersebut harus dikenalkan ke pada masyarakat luas dan jenis makanan harus mengarah pada produk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat global. Salah satu tuntutan produk global adalah adanya jaminan dan pengawasan mutu. Para pelaku pengolahan ikan harus diberi penjelasan tentang perlunya jaminan mutu dan pengawasan yang harus mulai 222 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG dikenalkan kepada produsen penghasil olahan ikan, walaupun cara yang dilakukan tradisional.. Kerusakan yang terjadi pada olahan ikan karena cara pengolahannya yang kurang benar melalui standarisasi pengolahan, konsumen akan memperoleh produk olahan ikan yang terjamin keamananya. Menurut Endang Sri Heruwati (2002) Keadaan tersebut akan mendorong peluang pemasaran lebih luas lagi sampai ke luar negeri. Hal ini dimungkinkan karena setiap kegiatan proses pembuatan produk olahan ikan menerapkan sistem standarisasi dan jaminan mutu. Dan ini merupakan tuntutan masyarakat global akan produk yang akan di konsumsi. Tanpa memperhatikan jaminan mutu dan strandarisasi, produk akan ditinggalkan konsumen. Dalam tabel produksi ikan nampak bahwa produksi ikan lele semakin lama semakin berkurang. Hal ini disebabkan karena biaya pemeliharaan ikan lele terutama pakanya sangat mahal. Berdasarkan data yang ada di dinas KKP Kec. Rowosari, 40% peternak Lele beralih pada pemeliharaan ikan Gurame. Karena pemeliharaan ikan Lele lebih mahal terutama pakannya dibandingkan dengan biaya pakan ikan Gurame yang bisa memanfaatkan daun lumbu yang ada disekitar desa sebagai pakannya. Dalam hal pemasaran harga jual ikan Gureme lebih tinggi dan pasarnya lebih luas dari pada ikan lele. Diversifikasi dan inovasi produk olahan ISBN : 978-602-14119-1-9 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN ikan yang dilakukan oleh masyarakar kecamatan Rowosari selain Lele adalah penagasapan ikan dan pemindangan (pindang ikan) jenis ikan yang dipindang bervariasi anatara lain tongkol, banyar dan selar. Pusat pindang ikan terbesar di Kecamatan Rowosari terletak di desa Tambaksari dan Tanjungsari. Hasil pindang perhari rerata 50 Kg. Ikan pindang merupakan hasil olahan ikan yang sangat diminati oleh masyarakat luas. Disamping rasanya yang gurih, cara pembuatannyapun juga sangat sederhana. Pada dasarnya hampir semua jenis ikan dapatd dipindang. Pasar ikan pindang masih luas terbukti dengan masih banyaknya permintaan ikan pindang oleh masyarakat luas. Untuk menjadi produk global sangat dimungkinkan, namun persyaratan tentang jaminan mutu ikan pindang harus diperhatikan. Jadi ke depan pelaku FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG pengolahan ikan pindang harus diajarkan tentang pentingnya standarisasi tiap langkah proses produksi dan bahan yang digunakan baik bahan utama ikan maupun bahan pembantu Disamping itu tempat untuk proses produksi harus terstandardisir. Untuk pengemasan sebaiknya dilakukan sedemikian rupa sehingga sampai ditangan konsumen masih dalam keadaan layak konsumsi. Olahan ikan pindang merupakan produk olahan ikan nomer dua yang diminati masyarakat luas setelah ikan asin. Disamping pindang ikan, produk olahan ikan lain yang sangat sederhana pengolahannya adalah pengasapan ikan. Tabel berikut ini memberikan penjelasan tentang produk olahan ikan yang telah dilakukan oleh masyarakat Kec. Rowosari sebagai berikut : Tabel 5 Jenis Pengolahan, Jumlah Tenaga Kerja dan Pemasaran Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal 2014 No. 1 2 3 4 5 6 7 Desa & Jml Tenaga Kerja 152 467 41 18 14 12 52 & 36 Jenis pengolahan Tambaksari Tanjungsari Pindang Ikan Pindang Ikan Pengasapan ikan Tanjunganom Pindang Ikan Rowosari Pengolahan ikan asin Jatipurwo Pengolahan ikan asin Gempolsewu Pengolahan ikan asin Trasi Sendangsikucing Pengolahan ikan asin Trasi Pemasaran Sukorejo, Kendal, Parakan, Temanggung, Magelang, Banjarnegara, Pemalang, Yogjakarta, Purbalingga dan Purwokerto Sumber : Dinas KKP Kecamatan Rowosari Kab. Kendal 2014 Dari Tabel 5 dapat diketahui bahwa pengolahan ikan tidak hanya di pindang saja tetapi juga dengan pengasapan, pengolahan ikan asin dan pengolahan ikan menjadi terasi, kecap dan petis. Dari Tabel 5 juga diketahui bahwa penyerapan tenaga kerja dibidang pengolahan ikan cukup menjanjikan, hal ini dimungkinkan karena teknik pengolahannya sangat ISBN : 978-602-14119-1-9 sederhana tidak membutuhkan ketrampilan khusus. Disamping itu distribusi olahan ikan belum merata. Dari Tabel 5 menunjukkan bahwa pemasaran yang dilakukan baru menjangkau beberapa kota saja, masih banyak kota yang harus dilayani. Oleh karena itu produksi olahan ikan secara tradisional masih dapat dikembangkan, pasar masih luas 223 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN dengan menstandardisir dan memberikan jaminan keamanan produk olahan ikan, maka peluang untuk memasuki pasar global sangat besar, disamping itu potensi bahan baku ikan masih tersedia dan belum digarap secara optimal, baik produksi ikan laut maupun ikan tambak. Produk olahan ikan juga terbukti menyerap banyak tenaga kerja, karena teknologi yang sederhana, memungkinkan banyak tenaga kerja dapat masuk dalam usaha produk olahan ikan, dan pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan para pekerja menuju pada peningkatan kesejahtaraan masyarakat. KESIMPULAN 1. 2. 3. 4. 5. Penjualan produk olahan ikan memberikan nilai tambah dibandingkan penjualan ikan segar. Diversifikasi produk olahan ikan akan memberikan pilihan yang lebih banyak bagi konsumen, sehingga tidak jenuh. Diversifikasi olahan ikan pada prinsipnya menganekaragamkan produk olahan ikan agar produk olahan ikan memiliki jangka waktu konsumsi lebih panjang. Pasar produk olahan ikan masih sangat luas baik pasar dalam negeri maupun internasional. Dibutuhkan standar dan jaminan keamanan agar dapat menjangkau pasar global. F. Saran 1. Para pelaku pembuatan ikan pindang, ikan asap, ikan asin, hendaknya mendapat pendampingan dari dinas KKP, karena standarisasi dan jaminan mutu dan kemanan menjadi penentu diterimanya produk ke pasar global 2. Para pelaku pembuatan ikan olahan harus diberi pelatihan diversifikasi 224 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG produk ikan olahan agar dapat menganekaragamkan jenis olahan. 3. Pembinaan kepada para pelaku pembuatan produk olahan ikan perlu dilakukan terutama .masalah pemasaran (distribusi, kemasan produk, promosi dan kewirausahaan) DAFTAR PUSTAKA Basu Swastha, dan T. Hani Handoko, 2008, Manajemen Pemasaran, Analisa Perilaku Konsumen, edisi pertama, cetakan keempat, Penerbit : BPFE, Yogyakarta. Fandy Tjiptono 2009, Strategi Pemasaran, edisi kedua, cetakan ketujuh, Penerbit : Andi Offset, Yogyakarta. Heruwati, E,S. 2002. Pengolahan Ikan Secara Tradisional. (http://www.pustaka-deptan.go.id), diakses tanggal 14 Oktober 2015 Kotler Philip, 2002, Manajemen Pemasaran, edisi Millenium, terjemahan Hendra Teguh, dan Ronny A. Rusli, Penerbit : Prenhallindo, Jakarta. Pearce, John A. & Robinson, Richard B, Jr, (2009), Manajemen Strategik, Jilid 1 & 2, Binarupa Aksara, Jakarta Barat-Indonesia. Rifka Nur Anisah , Indah Susilowati, Kajian Manajemen Pemasaran ikan Pindang Layang di kota Tegal, http://www.google.co.idgws_rd=cr, ssl&ei=leckVtvwH8SIuAStjaLAB Q#q=KAJIANMANAJEMEN+PE MASARAN+IKAN+PINDANG+L AYANG+DI+KOTA+TEGAL ISBN : 978-602-14119-1-9 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG ……, 2015, Potensi Produksi Perikanan Bisa Capai 13,82 Juta Ton, http://www.siperubahan.com/read/1913/20 15-Potensi-Produksi-Perikanan-Bisa-Capai-1382-JutaTon#sthash.qV099VHz.dpuf, diakses tanggal 14 Oktober 2015. ….., Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Nelayan Di Kabupaten Aceh Timur, http://www.google.co.idgws_rd=cr, ssl&ei=0ugkVpDMK8u3uQSFqpq gAg#q=ANALISIS+FAKTORfAKTOR+YANG+MEMPENGAR UHI+PRODUKSI+NELAYAN+DI +KABUPATEN+ACEH+TIMUR, Diakses jam 10.00WIB ….., Gurihnya Bisnis Di Sektor Perikanan Tangkap, http://swa.co.id/businessstrategy/gurihnya-bisnis-di-sektorperikanan-tangkap, Diakses 14 Oktober 2015 ISBN : 978-602-14119-1-9 225 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG BIODATA : 1. N a m a 2. Tempat/Tanggal Lahir 3. N I P 4. Jabatan/ Gol 5. Pekerjaan Saat Ini 6. Alamat 7. Fax 8. e-mail 9. Pendidikan 226 : Dra. Giyah Yuliari, M.M : Solo/ 20 Juli 1957 : 195707201984032001 : Lektor Kepala / IVB : Dosen Kopertis Wilayah VI Jawa Tengah Dpk. Fak.Ekonomi UNTAG Semarang. : Jl. Menoreh 11 Sampangan Semarang 50236. Hp : 08122835808 : 024-8316187 : [email protected] : S1 - Program Sarjana Ilmu Ekonomi UNDIP Semarang S2 – Magister Manajemen Pascasarjana UI Jakarta ISBN : 978-602-14119-1-9