Mengendalikan Risiko Penyelesaian Transaksi Bursa

advertisement
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
Edisi 3
indeks >>
Risiko
1 Mengendalikan
Penyelesaian Transaksi Bursa
3
4
5
I
Tr i w u l a n III
l
2013
Mekanisme Perhitungan Trading Limit
Memahami Collateral Management
Knowledge Management Kuartal II 2013
6
7
Struktur Organisasi KPEI 2013
Statistik
8
Kilas Peristiwa
art i k e l utama
Mengendalikan Risiko
Penyelesaian Transaksi Bursa
K
0108010101010101010105550
10 1
01
01
0104010101010101010101010
01
1 01
01
101010101010109
0
1
0
1
0
2
01
010
01 0
2
10101010101010101 01
01010
01
0101
10101010
10
010
0
01
0
1
0
0
1
0
01 1011
01 101
00 001031001 010 01
1
0
01 010010 100 0
11 10
01
00
10
0
01
0 1 01 0 1
01 01 11
01 01 10 1
01 01 010 00
01 101 01 01
01 10 11 01
01 10 010 101
1 1 00
1
M
enyediakan jasa kliring dan penjaminan untuk
penye­lesaian transaksi di bursa efek di Indonesia.
Itulah tugas yang diamanatkan kepada PT Kliring
Penjaminan Efek Indonesia (KPEI). Bukan sebuah tugas yang
mudah tentu saja. Tugas dan fungsi KPEI sebagai Lembaga
Kliring dan Penjaminan (LKP) tercantum dalam Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995.
“Dalam menjalankan fungsinya sebagai LKP, pe­ngem­
bangan manajemen risiko tetap menjadi agenda prioritas
KPEI. KPEI akan terus menyesuaikan diri dengan tren
infrastruktur pasar modal regional dan global, seperti reko­
mendasi Committee on Payment and Settlement Systems
– Bank of International Settlements (BIS) dan International
Organization of Securities Commissions (IOSCO) mengenai
Principles for Market Infrastruc­­
tures,” ujar Direktur Utama KPEI,
Hasan Fawzi.
Anggota Bursa
Mengemban fungsi penjamiyang menjadi
nan penyelesaian transaksi bursa,
Anggota Kliring
KPEI tentunya mempunyai pe­rang­
wajib memenuhi
sejumlah
kat untuk menjalankan fungsinya
persyaratan
se­bagai LKP. Direktur KPEI, Indria­
yang telah
ni Darma­wati menjelaskan, ada be­
ditetapkan.
berapa perangkat pengendalian
risiko yang dimiliki KPEI.
STOC
Sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan
(LKP) terdapat risiko-risiko yang harus
diantisipasi oleh KPEI, yakni risiko kredit,
likuiditas, dan pasar. Bagaimana cara KPEI
mengendalikannya?
Pertama, persyaratan keanggotaan. Anggota Bursa
(AB) yang menjadi Anggota Kliring (AK) wajib memenuhi
sejumlah persyaratan yang telah ditetapkan. Selain itu, AK
juga wajib menyerahkan sejumlah agunan kepada KPEI.
Ada yang bersifat wajib yaitu minimum cash collateral
dalam bentuk kas dan setara kas. KPEI juga menerapkan
mekanisme perhitungan risiko untuk agunan yang ditempatkan AK di KPEI, seperti saham dan obligasi.
KPEI Newsletter
I
Edisi 3 Triwulan III l 2013
artikel utama
EDITORIAL
Para stakeholders KPEI, memasuki kuartal ketiga tahun
2013, KPEI Newsletter menerbitkan edi­si ketiganya. Pada edisi ini,
fokus pembahasan KPEI Newsletter ada­lah layanan manajemen
risiko KPEI. Dimulai dari latar be­
lakang dan overview, penerap­an
trading limit sebagai salah satu
perangkat yang digunakan un­tuk
manajemen risiko, serta kolom
edukasi me­ngenai collateral ma­
nagement. Pa­da edisi ketiga ini,
KPEI Newsletter menampilkan
struktur orga­nisasi KPEI 2013 serta
ulasan kegiatan Knowledge Ma­
nagement. Pada 4 Juni 2013 KPEI
juga telah melaksanakan Rapat
Umum Pemegang Saham Tahunan serta menerbitkan La­por­­an
Tahunan perusahaan untuk tahun
buku 2012. Akhir kata, besar harapan kami melalui KPEI Newsletter
edisi ketiga ini, pemba­ca dapat
memperdalam penge­tahuan me­
ngenai KPEI, khususnya terkait
peran KPEI dalam menjalankan
fungsi Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Tran­saksi Bursa.
Hormat kami,
Redaksi
Penerbit:
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
Penasihat:
Direksi PT KPEI
Penanggung Jawab:
Unit Sekretaris Perusahaan
Dewan Redaksi:
Razif Yunus, Andre Taufan Pratama,
Vinsensia Selvia Muga, Mutia Resty
Alamat Redaksi & Sirkulasi:
Gedung Bursa Efek Indonesia,
Tower I Lt. 5,
Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53,
Jakarta 12190,
Telp. 021-5155115
Fax. 021-5155120
Toll Free 0800-100-KPEI (5734)
email: [email protected]
website www.kpei.co.id
KPEI Newsletter
Tak hanya itu, KPEI pun menetapAK. Setiap order AK akan mengurangi
tra­ding limit, jika kedua risk charge,
kan batasan transaksi atau trading limit
kepada masing-masing AK sebagai
baik risk charge AK maupun risk
sa­­lah satu mekanisme pengendalian
charge saham, termasuk dalam kate­
risiko. Kemudian KPEI juga menerapgori berisiko. Tetapi jika kombinasi
kan cadangan jaminan yang merupa­
salah satu­nya (risk charge AK atau risk
kan dana tunai yang dicadangkan dari
charge saham) tidak berisiko, maka
keuntungan (laba bersih) KPEI setiap
transaksi yang dilakukan tidak akan
tahunnya. Mekanisme penentuan be­
mengurangi trading limit. “Yang akan
sar­annya, diusulkan oleh Komite Kebimengurangi tra­ding limit adalah jika
jakan Kredit dan Pengendalian Risiko
AK berisiko dan bertransaksi saham
dan kemudian diputuskan dalam Rapat
yang berisiko,” papar Indriani.
Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahun­
an perusahaan. “Jadi ada persyaratan
Rencana Pengembangan
keanggotaan, ada agunan, perhitung­
Risk Management di KPEI
an trading limit, dan cadangan jamin­
Indriani mengatakan pada tahun
an,” ujar Indriani.
2012, KPEI melakukan implementasi
Selain perangkat yang telah diseStraight Through Processing (STP), sebutkan, ada lagi perangkat terakhir dari
hingga fokus tahun ini adalah pengembangan lanjutan. Selan­
pengendalian risiko yang
diterapkan KPEI, yang
jutnya, secara bertahap
KPEI akan melakukan eva­
merupakan the last resort,
Metode trading limit
yang
digunakan
lua­si terhadap para­me­teryaitu dana jaminan. Dana
saat
ini
sudah
jaminan ini merupakan
parameter risiko yang dimemperhitungkan
dana yang dikutip dari
implementasikan saat ini.
risiko hingga level
tiap transaksi yang terja­
Kemudian KPEI juga
nasabah, antar
di dan diguna­kan untuk
mempunyai tugas mela­
pasar (cross market)
dan menggunakan
fungsi penjaminan dan pekukan back test dan stress
metode yang
nyelesaian tran­saksi bursa.
test, sesuai yang disyaratdirekomendasikan
Dana ini bukan milik KPEI,
kan standar international.
oleh standar
melainkan milik industri
Backtest dilakukan untuk
internasional yaitu
pasar modal. Konsekuensi­
memastikan model valuValue at Risk (VaR).
nya adalah pembukuan
asi risiko yang diterapkan
dan pencatatannya terpi­
oleh KPEI akurat. “Jadi
sah dengan aset perusa­haan dan ada
sekarang kita sedang me­lakukan re­
peraturan dari Otoritas Jasa Keuangan
view itu, lalu per­siapan backtest dan
(OJK) yang mengatur mengenai dana
stress test. Stress test dimaksudkan
ini. Selain itu, KPEI juga memiliki Komite
untuk melihat, dalam kondisi market
Kebijakan Kredit dan Pengendalian
stress, efeknya terhadap risiko yang harus ditanggung dan terhadap kecukup­
Risiko yang setiap bulan mengadakan
pertemuan dan melaporkan posisi dana
an dana jaminan,” ujarnya.
jaminan beserta pengelolaannya.
Selain itu, KPEI saat ini juga terus
melakukan kajian untuk pengembanTrading Limit
gan. Terutama terkait pengembangan
Trading limit adalah batasan nilai
collateral management. Setelah rekotransaksi yang ditentukan KPEI untuk
mendasi kajian disetujui OJK, kata Indrimasing-masing AK. Besarnya trading
ani, baru akan dimulai pengembangan.
limit bergantung pada nilai agunan dan
Setelah itu, masuk ke tahap pengujian,
outstanding exposure AK sebagai akibat
baru menuju fase implementasi.
transaksi bursa yang belum diselesaikan.
“Orang sekarang bicaranya efisiensi
Metode trading limit yang digunakan
dan cost reduction, artinya kalau kita
saat ini sudah memperhitungkan risiko
mengembangkan sesuatu pasti harus
hingga level nasabah, antar pasar (cross
memberikan nilai tambah kepada
peng­guna jasa kita, Anggota Kliring
market) dan menggunakan metode
yang direkomendasikan oleh standar inkita. Tapi tidak mengurangi peran kita
ternasional yaitu Value at Risk (VaR).
sebagai regulator yang menjaga pasar
Dalam penggunaan trading limit,
modal kita tetap aman.” pungkas
AK dikenakan risk charge, baik risk
Indriani.F
charge saham maupun risk charge
[tim redaksi]
I
Edisi 3 Triwulan III l 2013
artikel khusus
Mekanisme Perhitungan Trading Limit
Besaran nilai transaksi masing-masing Anggota Kliring
mengacu pada posisi trading limit. Besaran nilai agunan
dan posisi exposure ikut menentukan. Bagaimana
mekanisme perhitungannya?
P
asar modal yang teratur, wajar
dan efisien merupakan impian
semua pelaku pasar dan regulator. Tentu saja untuk mencapai pasar
modal yang teratur, keamanan bertransaksi menjadi komitmen KPEI sela­
ku Lembaga Kliring dan Penjaminan
(LKP). Termasuk dalam hal penataan
ba­tasan transaksi Anggota Kliring (AK)
yang mengacu pada kemampuan agun­
an masing-masing AK. Hal ini menjadi
kewenangan KPEI melalui ketentuan trading limit. Trading
limit sendiri se­sungguhnya bukan aturan yang membatasi
transaksi AK, tetapi mekanisme
pengendalian risiko yang mengacu pa­da kemampuan finansial dan profil risiko AK bersangkutan.
Trading limit adalah batasan yang mengacu pada dua
komponen utama, yaitu agunan dan exposure atau risiko
atas kewajiban penyelesaian
AK yang bersangkutan. Komponen pertama ada­­lah agunan milik
AK, yang menjadi dasar bagi KPEI untuk menentukan besaran kemampuan
AK untuk bertransaksi. Komponen ke­
dua, risk exposure atau margin atas
transaksi bursa AK yang masih belum
diselesaikan, yang menjadi pengurang
terhadap nilai agun­an AK. Exposure
timbul dari transaksi yang dilakukan,
semakin besar transaksi, semakin tinggi
besaran ri­sikonya.
Agunan dapat berupa aset yang
tercatat secara elektronik (agunan
online) maupun dalam bentuk wujud
fisik (agunan offline). Agunan online
dapat berupa dana tunai atau aset lain
se­perti saham dan obligasi yang disimpan pada rekening AK di KSEI. AK ju­ga
dibolehkan menyerahkan agunan lain
yang masuk kelompok agunan offline
seperti deposito berjangka, bank garansi, atau sertifikat Bank Indonesia.
Bilyet deposito harus diserahkan kepa-
da KPEI disertai surat kuasa pencairan
yang ditandatangani AK sebagai pemberi kuasa, KPEI sebagai penerima kuasa, dan diketahui oleh bank penerbit
bahwa sewaktu-waktu agunan tersebut dapat dicairkan jika terjadi kegagalan penye­lesaian transaksi bursa.
Khusus bank garansi, AK bisa mengusulkan bank penerbit tertentu, tetapi
tetap mengacu pada daftar bank yang
ditentukan KPEI karena berkaitan de­
ngan kepercayaan atas bank tersebut.
Tidak semua agunan dinilai 100%
berdasarkan nilai yang diserahkan.
Dana tunai dan deposito berjangka
berdenominasi Rupiah dinilai 100%
sesuai besarannya. Bank garansi hanya
dinilai 95% dari nilainya karena tergolong tidak bisa dicairkan dalam tempo yang cepat. Sementara nilai agunan
saham memperhitungkan risiko pasar
serta rasio-rasio laporan ke­uangan
saham tersebut yang dihitung dan
ditetapkan oleh komite haircut setiap
bulan.
Hasil perhitungan dari agunan, lalu
dikurangi risk exposure AK bersangkutan menjadi agunan bebas yang
menjadi dasar bagi AK untuk bertransaksi. Sesuai ketentuan, setiap AK
akan diberikan faktor pengali (Uplift
Factor) sebanyak dua kali, dengan demikian jika agunan bebas sebanyak
Rp 6 miliar maka trading limit menjadi
Rp 12 miliar. “Tidak ada batasan maksimum untuk trading limit, tetapi ada
batas minimum untuk cash collateral
yaitu ditetapkan senilai 10% (sepuluh
persen) dari rata-rata nilai penyelesaian harian (kewajiban serah efek dan
serah dana) setiap AK selama 6 bulan
terakhir atau sekurang-kurangnya Rp 1
miliar,” ujar Roni Gunardi, Kepala Divisi
Penjaminan dan Pengelolaan Risiko.
Perlu diketahui bahwa nilai trad­
ing limit tersebut bisa berubah setiap
saat tergantung dari berapa besar
transaksi AK dan tingkat risiko agunan
yang diserahkan. Nilai agunan saham
di­pengaruhi oleh harga saham yang
berfluktuasi.
Hasil perhitungan trading
limit ini dikirim KPEI ke BEI
sebelum perdagangan dimulai setiap hari, memanfaatkan
sistem pre-deal check. Pre-deal
check merupakan sistem inter­
face antara KPEI dengan BEI.
Setiap transaksi yang dilaksanakan (matched) dari AK,
dikirim BEI ke KPEI untuk dihitung posisi trading limit selanjutnya dikirim lagi ke sistem
perdagangan BEI. Me­kanisme
pengiriman dilakukan se­­cara
berkala; yaitu sekitar 15 menit. Perhitungan posisi trading limit
meng­gunakan sistem pendukung risk
management system. Sementara bagi
AK, bisa memperoleh laporan posisi
trading limit dari KPEI menggunakan
sistem member interface yang berbasis web yang dapat diakses setiap saat.
Dengan demikian, masing-masing AK
dapat mengetahui posisi trading limit
setiap saat. “Data yang diperoleh dari
dua sisi yakni berdasarkan perhitungan
KPEI dan posisi terakhir trading limit
berdasarkan perkembangan transaksi
di BEI,” lanjut Roni.
Meski ketentuan seputar trading
limit telah disosialisaikan KPEI sejak
masa persiapan implementasi STP awal
tahun 2012, namun hingga kini KPEI
masih scara rutin mengadakan pelatih­
an bagi AK untuk memastikan pemahaman AK atas metode pengendalian
risiko KPEI tersebut.F
[tim redaksi]
KPEI Newsletter
I
Edisi 3 Triwulan III l 2013
edukasi
Memahami Collateral Management
Dalam industri keuangan, collateral management
merupakan proses penting untuk mengurangi risiko
kredit counterparty. Apa saja komponen utama collateral
management?
C
Mitig
atio
n
n
atio
cili
n
co
Re
Communication
KPEI Newsletter
Collateral
Management
on
ati
alu
[3] Penghitungan Agunan
Biasanya, sistem collateral mana­
gement terintegrasi dengan data
Allo
ca
tio
Calculation
[2]Alokasi Agunan
Langkah selanjutnya proses
peng­alokasian agunan. Sejumlah
validasi dilakukan pada tahap ini
untuk mengevaluasi agunan berdasarkan dokumentasi yang telah
disusun dan disepakati.
ation
Coll
Ev
Komponen Utama Collateral
Management
[1] Collation/Dokumentasi dan Perjanjian Agunan
Perjanjian agunan dimulai de­
ngan dokumentasi yang akan me­
nen­tukan seluruh prasyarat untuk
dimasukkan ke dalam perjanjian,
frekuensi margin call, pengaplikasi­
an haircut terhadap agunan, valuasi/penilaian berdasarkan mark to
market, serta penyelesaian perjanjian dan terminasi.
[6] Rekonsiliasi
Rekonsiliasi merupakan proses
dimana sistem melakukan pengendalian apabila siklus agunan telah
dilakukan dengan sempurna.
n
ollateral atau agunan merupa­
kan istilah yang umum diguna­
kan untuk mendeskripsikan
aset-aset yang digunakan sebagai ja­
min­an dari sebuah pinjaman dan dapat
berupa properti, uang tunai maupun
efek. Dalam kasus dimana peminjam
(borrower) gagal untuk mengembali­
kan pinjamannya, maka pemberi pinjaman (lender) memiliki hak untuk
menjual agunan yang telah dijamin­
kan untuk kemudian mendapatkan
pengembalian pinjaman yang dimiliki oleh borrower. Dalam pasar modal
Indonesia, pengelolaan agunan dilakukan oleh KPEI sebagai salah satu
metode pe­ngendalian risiko kega­gal­
an penyelesaian transaksi bursa. Col­
lateral management merupakan pro­
ses pen­ting yang diharapkan dapat
mengurangi risiko kredit counterparty
dengan menempatkan agunan sebagai
jaminan uang yang dipinjam.
tuk menciptakan komunika­si yang
efektif antar pihak yang bertran­
saksi (counterparty communi­ca­ti­
ons). Saat fluktuasi pasar meningkat, sistem komunikasi yang akurat
harus dimiliki oleh masing-masing
pihak.
The Collateral Workflow
pasar yang real time dari berbagai
sistem penyedia data. Selanjutnya,
sistem akan menghitung nilai portofolio agunan berdasarkan data
tersebut, yang dikenal dengan
proses marked-to-market (MTM).
Berdasarkan terjadinya berbagai
perubahan nilai pasar, nilai collate­
ral yang dialokasikan pun akan te­
rus disesuaikan dan apabila diperlukan akan dilakukan margin call.
[4] Optimasi dan Evaluasi Agunan
Pengaplikasian sistem collate­
ral management harus berjalan de­
ngan baik untuk mengevaluasi dan
mengoptimasi agunan yang dibutuhkan untuk proses alokasi.
[5] Counterparty Communications
Salah satu fitur yang paling
esen­sial dari sistem collateral ma­­na­
ge­ment adalah kemampuannya un-
Seiring dengan perkembangan pa­
sar modal, peningkatan sumber daya
perlu diinvestasikan sebagai usaha
untuk meningkatkan efisiensi sistem
collateral management yang ada saat
ini dan untuk menangani peningkatan
volume transaksi bursa.
Ke depan, untuk dapat bersaing dalam pasar regional dan global,
perlu dilakukannya sejumlah inovasi
me­todologi colla­teral management se­
bagai upaya untuk mendapatkan posisi dalam persaingan dengan partisipan
lainnya. Kompetensi dalam keunggul­
an teknologi yang diimple­men­tasikan
bersamaan de­ngan proses Straight
Through Processing (STP), cross asset
collateralization dan outsourcing se­
bagai upaya efektif dalam proses colla­
teral mana­gement mampu menawarkan perusa­haan sebuah metode
de­ngan biaya yang efektif untuk memenuhi pertumbuhan permintaan dan
persaingan dalam mengembangkan
sistem collate­ral management.
Selain itu untuk dapat bersaing
dengan perusahaan lain dalam skala
global, setiap perusahaan efek dituntut untuk memiliki pemahaman yang
mendalam tentang aspek fungsional
da­ri collateral management, seperti
per­hitungan exposure, margin call,
ser­ta prosedur manajemen risiko. Inisia­
tif seperti ini merupakan bagian dari
pe­ngembangan secara berkelanjutan
yang tidak hanya memberikan keuntungan kompetitif bagi perusahaan
efek untuk dapat lebih unggul dari
para pesaingnya, tetapi juga dapat
menurunkan keseluruhan risiko dalam
industri pasar modal.F
[tim redaksi]
I
Edisi 3 Triwulan III l 2013
edukasi
Knowledge Management
Kuartal II 2013
olahraga bu­lutangkis, squash, futsal, dan tenis meja. Untuk hobby
fotografi, CoP Hobby mengadakan Coaching Cli­nic dan sharing
fotografi mingguan serta mengadakan hunting fotografi bersama
di pantai Sawarna yang turut me­
ngundang pengajar fotografi profesional.
Kegiatan Knowledge Management atau KLIK
kuartal kedua ditandai dengan kehadiran
Community of Practice (CoP) baru bernama CoP
Art Station (COPAS).
l
K
omitmen KPEI untuk senantiasa
menjadi organisasi pembelajar melalui inisiatif Knowledge
Management (KM) atau KLIK terus
dikembangkan sepanjang kuartal ke­
dua (April – Juni) 2013. Program KLIK
yang telah dilaksanakan perusahaan
di antaranya Sharing KM antara kar­
yawan KPEI serta kegiatan Community
of Practice (CoP).
Sharing KM yang dikoordinasikan
oleh KLIK team sepanjang kuartal
kedua 2013 meliputi Analisa Laporan
Keuangan, Sistem Monitoring, Sosiali­
sasi Workflow ISO Document ControlKM Portal, Email Security, Enterprise
Risk Management, Prosedur Operasi
Standar (POS), dan Workshop Pembuat­
an POS.
Sementara untuk kegiatan COP
yang terdapat di KPEI mencakup CoP
Manajemen Risiko, CoP Investasi, CoP
Bahasa dan CoP Hobby (Fotografi,
Olahraga dan Kesenian) sepanjang
kuartal II 2013 adalah sebagai be­
rikut:
l
COP Manajemen Risiko (MARCO)
Meeting Rutin MARCO untuk
membahas berbagai topik terkait
Risk Management seperti Multi le­
vel Marketing (MLM) Versus Money
Game, Legal Risk dan Financial Risk.
Sharing internal juga dilaksanakan
dengan topik Enterprise Risk Ma­
nagement (ERM). Kegiatan pada
kuartal kedua ini juga melibatkan pihak eksternal yakni dengan
melakukan kunjungan ke perusahaan seku­ritias untuk mempelajari
penge­lo­laan risiko nasabah perusahaan sekuritas. Ada pula kegiatan
menonton film bersama dan diskusi
mengenai isi film terkait krisis global subprime mortgage 2008.
l
CoP Investasi (COPIN)
Pada kuartal kedua ini COPIN
telah mengadakan sharing internal
KPEI dengan topik ‘Properti dan investasi lainnya’. Peluang investasi
yang dimulai untuk karyawan pada
kuartal kedua ini adalah arisan
emas. Tak hanya, itu acara COPIN
ini juga turut mengundang narasumber eksternal untuk melakukan sharing dengan topik Financial
Planning: Menabung Saja Tidak
Cukup, serta sharing terkait reksa­
dana yang menghadirkan agen
penjual reksadana. Kegiatan lain
yang dilakukan sepanjang kuartal
kedua ini adalah pengadaan buku
terkait investasi.
l
CoP Hobby
CoP hobby terus menyelenggarakan la­tihan mingguan untuk
CoP Bahasa
COP Bahasa diisi dengan kegi­
atan KPEI’s Fun Corner dengan
topic concert dan Korean movies,
se­bagai sarana diskusi yang fun
guna melatih karyawan KPEI untuk
ber­diskusi dan berinteraksi dengan
mengguna­kan bahasa Inggris.
Pembentukan CoP Art Station (COPAS)
KPEI telah meresmikan satu CoP
baru sebagai ajang berkreasi karyawan
KPEI yaitu CoP Art Station (COPAS).
COPAS dibentuk atas inisiatif dari karyawan KPEI yang mempunyai kecintaan,
hobi dan minat terhadap kesenian,
baik itu musik, tari, ataupun disiplin
ilmu seni lainnya. Dalam perjalanannya, kegiatan COPAS difokuskan pada
kegiatan musik dan tari, meskipun
nan­tinya tidak menutup kemungkin­an
untuk merambah bidang seni lain. Se­
bagai salah satu wadah dalam ke­giatan
knowledge sharing, COPAS juga dibentuk dengan semangat “dari kita untuk
kita”. Diharapkan dari wadah COPAS
ini akan muncul semangat knowledge
sharing di lingkungan KPEI khususnya
di bidang kesenian.
Kegiatan-kegiatan yang telah dan
akan COPAS jalani antara lain Latihan
KPEI Band, Latihan Tari Tradisional, dan
Coaching Clinic. Pada kegiatan Family
Ga­thering KPEI di Bandung, tanggal 22
Juli 2013 yang lalu, COPAS turut hadir
dan memeriahkan acara Family Gathe­
ring tersebut, dimana ditampilkan Tari
Tradisional dan KPEI Band sebagai per­
sembahan COPAS.F
[tim redaksi]
KPEI Newsletter
I
Edisi 3 Triwulan III l 2013
profil
Struktur Organisasi KPEI Tahun 2013
Struktur organisasi KPEI mengalami sejumlah perubahan
strategis. Perubahan ini bertujuan agar aktivitas
perusahaan sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP)
lebih terfokus guna mencapai tujuan perusahaan.
P
erubahan struktur organisasi
per­usahaan dilaksanakan untuk
menjawab tantangan perubah­
an dan mendukung pertumbuhan pa­
sar modal. Menyikapi perkembangan
pasar modal terkini, KPEI sebagai LKP
telah memutuskan untuk melakukan
perubahan struktur organisasi perusahaan pada tahun 2013.
Perubahan struktur organisasi KPEI
ini merupakan salah satu hasil pembelajaran organisasi, terutama sejak implementasi Straight Through Process­
ing (STP) pada 15 Juni 2012.
Implementasi STP menjadi dasar
per­ubahan struktur organisasi karena
me­rupakan titik balik perubahan cara
KPEI menjalankan bisnis dibandingkan dari cara lama. Sebelumnya KPEI
mempunyai banyak sistem yang masih
berdiri sendiri, belum terintegrasi. Integrasi tentu berkaitan dengan kegiatan
otomasi. De­ngan sistem sekarang yang
telah ter­otomasi dan terintegrasi dengan baik, cara kerja dengan intervensi
manual menjadi semakin minim.
Apalagi, sejalan dengan implemen­
tasi STP, infrastruktur kerja KPEI sudah
ber­beda seiring proses pengembang­an
yang telah ditempuh sejauh ini. Penggunaan sistem teknologi informa­si
dalam semua lini dan kegiatan usaha
membuat banyak aspek dijalankan secara otomasi dan cara melaksanakannya juga mengalami perubahan. Bagian
pengendalian risiko misalnya, yang dahulu lebih banyak melibatkan pekerjaan manual, kini sudah terotomasi dan
bersifat real time. Sifat pekerjaan di ba-
gian Pengendalian Risiko lebih banyak
pada sisi monitoring. Untuk menunjang pekerjaan seperti ini, pengetahuan dan fokus sumber daya manusia
pun perlu disesuaikan.
Sebelumnya, kesibukan rutinitas
membuat tim KPEI menjadi kurang
fokus. Saat mengembangkan suatu
sistem misalnya, uji coba dilakukan
oleh unit ope­rasional yang juga memiliki tanggung jawab pada kegiatan operasional ha­rian dan meng­akibatkan
kegiatan pe­­ngembangan membutuhkan proses lebih lama dan tentu saja
ku­rang efisien.
Menyadari kekurangan tersebut,
dibentuk forum focus group discussion
yang hasilnya mengerucut pada keputusan untuk pengembangan organisasi
supa­ya lebih fokus dan lebih efektif.
Hasilnya kemudian terbentuk 4 divisi
baru berdasarkan kebutuhan untuk
menopang berbagai target perusahaan yang ingin dicapai, yaitu: Divisi
Riset dan Pengembagan (RPB), Divisi
Pengembangan Teknologi Informasi
(PTI), Divisi Sumber Daya Manusia dan
Umum (SUM), dan Unit Sekretaris Perusahaan (SPE). Perubahan ini diharapkan bisa mendorong efektivitas kerja
dan meningkatkan kualitas pelayanan
KPEI sebagai LKP di pasar modal Indonesia.F
[tim redaksi]
Struktur Organisasi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
RAPAT UMUM
PEMEGANG SAHAM
DEWAN KOMISARIS
Satuan Pemeriksa
Internal
DIREKTUR UTAMA
Sekretaris Perusahaan
DIREKTUR I
KOMITE AUDIT
DEWAN DIREKSI
DIREKTUR II
Komite Kebijakan
Kredit dan
Pengendalian Risiko
Komite Haircut
General Manager
Operasional
Divisi Hukum dan
Keanggotaan
Divisi Kliring
Penyelesaian dan
Pinjam Meminjam Efek
Divisi Keuangan dan
Akuntansi
Divisi Operasional
Teknologi Informasi
Divisi Riset dan
Pengembangan Bisnis
Divisi Sumber Daya
Manusia dan Umum
Divisi Penjaminan dan
Pengelolaan Risiko
Divisi Pengembangan
Teknologi Informasi
Unit Hukum
Unit Equity
Unit Keuangan
Unit Operasional
dan Administrasi
Sistem
Unit Riset dan
Perencanaan Strategis
Unit Sumber Daya
Manusia
Unit Pengelolaan
Dana Jaminan dan
Agunan
Unit Pengembangan
Sistem Bisnis
Unit Keanggotaan
dan Kepatuhan
Unit Surat Utang
dan Derivatif
Unit Akuntansi
Unit Dukungan
Teknis
Unit Pengembangan
Bisnis dan
Manajemen Proyek
Unit Urusan Umum
Unit Analisis Risiko
Unit Penjaminan Mutu
Unit Pinjam
Meminjam Efek
dan REPO
KPEI Newsletter
Unit Dukungan
Aplikasi
Unit Pemantauan
Risiko
I
Edisi 3 Triwulan III l 2013
statistik
PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA 2013
TRANSAKSI BURSA
PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA
Frekuensi
Volume
Nilai
20,861,571
799,454,973,587
862,711,290,235,288
Tertinggi Harian
238,248
14,554,599,583
21,010,024,045,620
4,230,349,500
Rata-rata Harian
169,606
6,499,633,932
7,013,912,928,742
Terendah Harian
100,779
34,562,333,467
2,801,818,853,957
Total 2013
Volume
EFISIENSI
Nilai
Volume (%) Nilai (%)
325,010,906,000 411,271,348,749,000
48.65
39.57
6,968,381,258,500
68.51
49.52
2,642,365,089
3,343,669,502,024
47.60
39.34
1,527,695,500
1,485,691,864,500
40.07
32.95
* Data sampai dengan 28 Juni 2013
Fasilitas Intraday 2013
Alternate Cash Settlement (ACS) 2013
ACS
(% Dari Penyelesaian)
ACS
Nilai
Volume
Nilai
AK
Serah
AK
Terima
9,481,881 31,603,538,375
2,399,000 15,842,968,750
77,720
259,045,397
0.003
0.008
20
71
0.095
0.487
2
25
0.002
0.007
0.16
0.58
-
-
-
-
Volume
Total 2013
Tertinggi harian
Rata-rata harian
Jumlah AK
(ACS)
Terendah harian
-
-
Total Penggunaan
102,549,897,935,000
Rata-Rata Bulanan
17,091,649,655,833
Rata-Rata Harian
1,014,589,573,421
* Data sampai dengan 28 Juni 2013
* Data sampai dengan 28 Juni 2013
POSISI DANA JAMINAN 2013
Jenis Pasar
Komitmen KPEI untuk terus memperkuat peran dan
fungsinya selaku lembaga kliring dan penjaminan (LKP)
dan selaku self regulatory organization (SRO) di pasar
modal Indonesia, diwujudkan melalui langkah dan
upaya nyata yang dilakukan perusahaan. Rangkuman
kegiatan, pencapaian kinerja dan keberhasilan KPEI,
serta laporan keuangan perusahaan tahun 2012, di­
sajikan di dalam laporan Tahunan 2012 yang telah terbit
dan dapat diakses di website KPEI www.kpei.co.id.
Nilai
Ekuiti
2,121,872,479,199.59
KBIE
1,093,539,813.54
Obligasi
1,087,103.00
Grand Total
2,122,967,106,116.13
POSISI CADANGAN JAMINAN 2013
Nilai
Cadangan Jaminan
121,898,894,182.25
* Data per tanggal 28 Juni 2013
KOMPOSISI AGUNAN ONLINE 2013
Jenis Instrumen
Uang
Saham
Obligasi
Grand Total
Nilai Agunan
Persentase (%)
777,547,016.27
0.01
8,172,795,255,684.34
98.42
130,077,894,130.00
1.57
8,303,650,696,830.61
100
* Data per tanggal 28 Juni 2013
KOMPOSISI AGUNAN OFFLINE 2013
Jenis Instrumen
Nilai Agunan
Persentase (%)
Bank Garansi
5,707,875,500,000.00
80.13
Deposito
1,200,419,999,212.60
16.85
203,748,667,678.61
2.86
11,600,000,000.00
7,123,644,166,891.20
0.16
Agunan Minimum Kas
Seat BEI
Grand Total
100
* Data per tanggal 28 Juni 2013
Transaksi Pinjam Meminjam Efek 2013
Bulan
Total
Frekuensi
Rata-Rata Harian
Nilai
Volume
Jumlah
Hari
Nilai
Volume
Januari
33,312,695,000.00
6,260,000.00
42
1,074,603,064.52
201,935.48
31
Februari
30,869,085,000.00
4,859,500.00
57
1,102,467,321.43
173,553.57
28
Maret
68,211,407,500.00
32,098,500.00
85
2,200,367,983.87
1,035,435.48
31
April
23,627,280,000.00
7,335,000.00
70
787,567,000.00
245,166.67
30
Mei
24,519,198,000.00
9,307,000.00
94
790,941,870.97
300,225.81
31
Juni
59,222,304,500.00
23,482,500.00
74
2,115,082,303.57
838,660.71
30
Total
239,761,970,000.00
83,362,500.00
422
* Data sampai dengan 28 Juni 2013
KPEI Newsletter
I
Edisi 3 Triwulan III l 2013
kilas peristi w a
12th ASEAN+3 Bond Market Forum (ABMF) Meeting
ASEAN+3 Bond Market Forum (ABMF) Meeting ke-12 dilaksanakan di Hotel Shang­ri
La Jakarta pada tanggal 23-24 April 2013, membahas berbagai isu pengembangan
pasar obligasi di wilayah ASEAN+3. Kegiatan tersebut diselenggarakan melalui
kerjasama antara Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Direktorat Jenderal Pengelolaan
Utang (DJPU) Kementrian Keuangan, Asian Development Bank (ADB) dan Self
Regulatory Organization (SRO) pasar modal.
Focus Group Discussion (FGD) Pinjam Meminjam
Efek (PME). Pada 10 April 2013, KPEI mengadakan
acara sosialisasi dan Focus Group Discussion (FGD) terkait
Pinjam Meminjam Efek (PME) di Ruang Rapat Utama
KPEI. Acara tersebut dihadiri oleh perwakilan Anggota
PME dan Bank Kustodian.
12th Central Securities Depository (CSD)
Saint Petersburgh, Rusia. Pada tanggal 29-31 Mei
International Exchange, Bank and
Penandatanganan MoU KPEI-CDS Iran
Insurance
Exhibition
(FIIF)
dan
Hasan Fawzi selaku Direktur Utama KPEI menandatangani Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding/ MoU) dengan Hamed Soltani Nejad sela­ku
President and CEO dari Central Securities Depository Of Iran (CSDI) di Tehran, Iran,
Rabu 8 Mei 2013.
2013, Konferensi Central Securities Depository (CSD) ke12 diselenggarakan bertempat di Saint Petersburg, Rusia.
Acara yang dihadiri perwakilan berbagai negara tersebut
membahas mengenai tantangan regional dan global bagi
CSD, risk management CSD dan collateral management.
Capacity Building Anggota Bursa. BEI, KPEI dan KSEI
mengadakan capacity building pagi para direktur anggota
bursa bertempat di Sydney, Australia pada tanggal 5 Juni
hingga 8 Juni 2013. Capacity Building bertujuan menjalin
kerjasama yang lebih baik antara BEI, KPEI dan anggota
bursa.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) KPEI
Pada hari Selasa, 4 Juni 2013, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) me­
nyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). RUPST tersebut
diselenggarakan di ruang rapat Dwarawati Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Rapat
dimulai pukul 14.00 WIB dan dipimpin oleh Komisaris Utama KPEI, Harry Wiguna.
Rapat tersebut dihadiri oleh pemegang saham tunggal KPEI yaitu BEI, dewan
komisaris dan direktur KPEI.
KILAS PERISTIWA APRIL – JUNI 2013
l
l
l
l
l
l
l
l
l
Pelatihan “Developing A Bilateral Scheme For SLB”, Seoul – Korea: 2-4 April 2013
Pembukaan Sekolah Pasar Modal 2013, Jakarta: 10 April 2013
US SEC 2013 International Institute for Market Development,
Washington DC – Amerika: 15-25 April 2013
Workshop Wartawan KPEI bersama SRO, Jakarta: 29 April 2013
Institutional Investor Day 2013, Jakarta: 1-2 Mei 2013
15th ACG Cross Training, Hangzhou – China: 14-16 Mei 2013
Sosialisasi Pengembangan Penyelesaian Transaksi Bursa: Konfirmasi-Afirmasi,
Jakarta: 30 Mei 2013
Training Razor, Sydney – Australia: 10-14 Juni 2013
Syukuran HUT Pertama Straight Through Processing (STP), Jakarta: 15 Juni 2013
KPEI Newsletter
Penarikan Undian Gemilang Investa Bursa Periode II.
Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama KPEI dan Kustodian
Sentral Efek Indonesia (KSEI) mengadakan penarikan
undian Gemilang Investa Bursa Periode II di Ruang
Seminar Gedung Bursa Efek Indonesia pada tanggal 12
Juni 2013.
Download