PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Edisi 3 indeks >> Risiko 1 Mengendalikan Penyelesaian Transaksi Bursa 3 4 5 I Tr i w u l a n III l 2013 Mekanisme Perhitungan Trading Limit Memahami Collateral Management Knowledge Management Kuartal II 2013 6 7 Struktur Organisasi KPEI 2013 Statistik 8 Kilas Peristiwa art i k e l utama Mengendalikan Risiko Penyelesaian Transaksi Bursa K 0108010101010101010105550 10 1 01 01 0104010101010101010101010 01 1 01 01 101010101010109 0 1 0 1 0 2 01 010 01 0 2 10101010101010101 01 01010 01 0101 10101010 10 010 0 01 0 1 0 0 1 0 01 1011 01 101 00 001031001 010 01 1 0 01 010010 100 0 11 10 01 00 10 0 01 0 1 01 0 1 01 01 11 01 01 10 1 01 01 010 00 01 101 01 01 01 10 11 01 01 10 010 101 1 1 00 1 M enyediakan jasa kliring dan penjaminan untuk penye­lesaian transaksi di bursa efek di Indonesia. Itulah tugas yang diamanatkan kepada PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI). Bukan sebuah tugas yang mudah tentu saja. Tugas dan fungsi KPEI sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) tercantum dalam Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995. “Dalam menjalankan fungsinya sebagai LKP, pe­ngem­ bangan manajemen risiko tetap menjadi agenda prioritas KPEI. KPEI akan terus menyesuaikan diri dengan tren infrastruktur pasar modal regional dan global, seperti reko­ mendasi Committee on Payment and Settlement Systems – Bank of International Settlements (BIS) dan International Organization of Securities Commissions (IOSCO) mengenai Principles for Market Infrastruc­­ tures,” ujar Direktur Utama KPEI, Hasan Fawzi. Anggota Bursa Mengemban fungsi penjamiyang menjadi nan penyelesaian transaksi bursa, Anggota Kliring KPEI tentunya mempunyai pe­rang­ wajib memenuhi sejumlah kat untuk menjalankan fungsinya persyaratan se­bagai LKP. Direktur KPEI, Indria­ yang telah ni Darma­wati menjelaskan, ada be­ ditetapkan. berapa perangkat pengendalian risiko yang dimiliki KPEI. STOC Sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) terdapat risiko-risiko yang harus diantisipasi oleh KPEI, yakni risiko kredit, likuiditas, dan pasar. Bagaimana cara KPEI mengendalikannya? Pertama, persyaratan keanggotaan. Anggota Bursa (AB) yang menjadi Anggota Kliring (AK) wajib memenuhi sejumlah persyaratan yang telah ditetapkan. Selain itu, AK juga wajib menyerahkan sejumlah agunan kepada KPEI. Ada yang bersifat wajib yaitu minimum cash collateral dalam bentuk kas dan setara kas. KPEI juga menerapkan mekanisme perhitungan risiko untuk agunan yang ditempatkan AK di KPEI, seperti saham dan obligasi. KPEI Newsletter I Edisi 3 Triwulan III l 2013 artikel utama EDITORIAL Para stakeholders KPEI, memasuki kuartal ketiga tahun 2013, KPEI Newsletter menerbitkan edi­si ketiganya. Pada edisi ini, fokus pembahasan KPEI Newsletter ada­lah layanan manajemen risiko KPEI. Dimulai dari latar be­ lakang dan overview, penerap­an trading limit sebagai salah satu perangkat yang digunakan un­tuk manajemen risiko, serta kolom edukasi me­ngenai collateral ma­ nagement. Pa­da edisi ketiga ini, KPEI Newsletter menampilkan struktur orga­nisasi KPEI 2013 serta ulasan kegiatan Knowledge Ma­ nagement. Pada 4 Juni 2013 KPEI juga telah melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan serta menerbitkan La­por­­an Tahunan perusahaan untuk tahun buku 2012. Akhir kata, besar harapan kami melalui KPEI Newsletter edisi ketiga ini, pemba­ca dapat memperdalam penge­tahuan me­ ngenai KPEI, khususnya terkait peran KPEI dalam menjalankan fungsi Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Tran­saksi Bursa. Hormat kami, Redaksi Penerbit: PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Penasihat: Direksi PT KPEI Penanggung Jawab: Unit Sekretaris Perusahaan Dewan Redaksi: Razif Yunus, Andre Taufan Pratama, Vinsensia Selvia Muga, Mutia Resty Alamat Redaksi & Sirkulasi: Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower I Lt. 5, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta 12190, Telp. 021-5155115 Fax. 021-5155120 Toll Free 0800-100-KPEI (5734) email: [email protected] website www.kpei.co.id KPEI Newsletter Tak hanya itu, KPEI pun menetapAK. Setiap order AK akan mengurangi tra­ding limit, jika kedua risk charge, kan batasan transaksi atau trading limit kepada masing-masing AK sebagai baik risk charge AK maupun risk sa­­lah satu mekanisme pengendalian charge saham, termasuk dalam kate­ risiko. Kemudian KPEI juga menerapgori berisiko. Tetapi jika kombinasi kan cadangan jaminan yang merupa­ salah satu­nya (risk charge AK atau risk kan dana tunai yang dicadangkan dari charge saham) tidak berisiko, maka keuntungan (laba bersih) KPEI setiap transaksi yang dilakukan tidak akan tahunnya. Mekanisme penentuan be­ mengurangi trading limit. “Yang akan sar­annya, diusulkan oleh Komite Kebimengurangi tra­ding limit adalah jika jakan Kredit dan Pengendalian Risiko AK berisiko dan bertransaksi saham dan kemudian diputuskan dalam Rapat yang berisiko,” papar Indriani. Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahun­ an perusahaan. “Jadi ada persyaratan Rencana Pengembangan keanggotaan, ada agunan, perhitung­ Risk Management di KPEI an trading limit, dan cadangan jamin­ Indriani mengatakan pada tahun an,” ujar Indriani. 2012, KPEI melakukan implementasi Selain perangkat yang telah diseStraight Through Processing (STP), sebutkan, ada lagi perangkat terakhir dari hingga fokus tahun ini adalah pengembangan lanjutan. Selan­ pengendalian risiko yang diterapkan KPEI, yang jutnya, secara bertahap KPEI akan melakukan eva­ merupakan the last resort, Metode trading limit yang digunakan lua­si terhadap para­me­teryaitu dana jaminan. Dana saat ini sudah jaminan ini merupakan parameter risiko yang dimemperhitungkan dana yang dikutip dari implementasikan saat ini. risiko hingga level tiap transaksi yang terja­ Kemudian KPEI juga nasabah, antar di dan diguna­kan untuk mempunyai tugas mela­ pasar (cross market) dan menggunakan fungsi penjaminan dan pekukan back test dan stress metode yang nyelesaian tran­saksi bursa. test, sesuai yang disyaratdirekomendasikan Dana ini bukan milik KPEI, kan standar international. oleh standar melainkan milik industri Backtest dilakukan untuk internasional yaitu pasar modal. Konsekuensi­ memastikan model valuValue at Risk (VaR). nya adalah pembukuan asi risiko yang diterapkan dan pencatatannya terpi­ oleh KPEI akurat. “Jadi sah dengan aset perusa­haan dan ada sekarang kita sedang me­lakukan re­ peraturan dari Otoritas Jasa Keuangan view itu, lalu per­siapan backtest dan (OJK) yang mengatur mengenai dana stress test. Stress test dimaksudkan ini. Selain itu, KPEI juga memiliki Komite untuk melihat, dalam kondisi market Kebijakan Kredit dan Pengendalian stress, efeknya terhadap risiko yang harus ditanggung dan terhadap kecukup­ Risiko yang setiap bulan mengadakan pertemuan dan melaporkan posisi dana an dana jaminan,” ujarnya. jaminan beserta pengelolaannya. Selain itu, KPEI saat ini juga terus melakukan kajian untuk pengembanTrading Limit gan. Terutama terkait pengembangan Trading limit adalah batasan nilai collateral management. Setelah rekotransaksi yang ditentukan KPEI untuk mendasi kajian disetujui OJK, kata Indrimasing-masing AK. Besarnya trading ani, baru akan dimulai pengembangan. limit bergantung pada nilai agunan dan Setelah itu, masuk ke tahap pengujian, outstanding exposure AK sebagai akibat baru menuju fase implementasi. transaksi bursa yang belum diselesaikan. “Orang sekarang bicaranya efisiensi Metode trading limit yang digunakan dan cost reduction, artinya kalau kita saat ini sudah memperhitungkan risiko mengembangkan sesuatu pasti harus hingga level nasabah, antar pasar (cross memberikan nilai tambah kepada peng­guna jasa kita, Anggota Kliring market) dan menggunakan metode yang direkomendasikan oleh standar inkita. Tapi tidak mengurangi peran kita ternasional yaitu Value at Risk (VaR). sebagai regulator yang menjaga pasar Dalam penggunaan trading limit, modal kita tetap aman.” pungkas AK dikenakan risk charge, baik risk Indriani.F charge saham maupun risk charge [tim redaksi] I Edisi 3 Triwulan III l 2013 artikel khusus Mekanisme Perhitungan Trading Limit Besaran nilai transaksi masing-masing Anggota Kliring mengacu pada posisi trading limit. Besaran nilai agunan dan posisi exposure ikut menentukan. Bagaimana mekanisme perhitungannya? P asar modal yang teratur, wajar dan efisien merupakan impian semua pelaku pasar dan regulator. Tentu saja untuk mencapai pasar modal yang teratur, keamanan bertransaksi menjadi komitmen KPEI sela­ ku Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP). Termasuk dalam hal penataan ba­tasan transaksi Anggota Kliring (AK) yang mengacu pada kemampuan agun­ an masing-masing AK. Hal ini menjadi kewenangan KPEI melalui ketentuan trading limit. Trading limit sendiri se­sungguhnya bukan aturan yang membatasi transaksi AK, tetapi mekanisme pengendalian risiko yang mengacu pa­da kemampuan finansial dan profil risiko AK bersangkutan. Trading limit adalah batasan yang mengacu pada dua komponen utama, yaitu agunan dan exposure atau risiko atas kewajiban penyelesaian AK yang bersangkutan. Komponen pertama ada­­lah agunan milik AK, yang menjadi dasar bagi KPEI untuk menentukan besaran kemampuan AK untuk bertransaksi. Komponen ke­ dua, risk exposure atau margin atas transaksi bursa AK yang masih belum diselesaikan, yang menjadi pengurang terhadap nilai agun­an AK. Exposure timbul dari transaksi yang dilakukan, semakin besar transaksi, semakin tinggi besaran ri­sikonya. Agunan dapat berupa aset yang tercatat secara elektronik (agunan online) maupun dalam bentuk wujud fisik (agunan offline). Agunan online dapat berupa dana tunai atau aset lain se­perti saham dan obligasi yang disimpan pada rekening AK di KSEI. AK ju­ga dibolehkan menyerahkan agunan lain yang masuk kelompok agunan offline seperti deposito berjangka, bank garansi, atau sertifikat Bank Indonesia. Bilyet deposito harus diserahkan kepa- da KPEI disertai surat kuasa pencairan yang ditandatangani AK sebagai pemberi kuasa, KPEI sebagai penerima kuasa, dan diketahui oleh bank penerbit bahwa sewaktu-waktu agunan tersebut dapat dicairkan jika terjadi kegagalan penye­lesaian transaksi bursa. Khusus bank garansi, AK bisa mengusulkan bank penerbit tertentu, tetapi tetap mengacu pada daftar bank yang ditentukan KPEI karena berkaitan de­ ngan kepercayaan atas bank tersebut. Tidak semua agunan dinilai 100% berdasarkan nilai yang diserahkan. Dana tunai dan deposito berjangka berdenominasi Rupiah dinilai 100% sesuai besarannya. Bank garansi hanya dinilai 95% dari nilainya karena tergolong tidak bisa dicairkan dalam tempo yang cepat. Sementara nilai agunan saham memperhitungkan risiko pasar serta rasio-rasio laporan ke­uangan saham tersebut yang dihitung dan ditetapkan oleh komite haircut setiap bulan. Hasil perhitungan dari agunan, lalu dikurangi risk exposure AK bersangkutan menjadi agunan bebas yang menjadi dasar bagi AK untuk bertransaksi. Sesuai ketentuan, setiap AK akan diberikan faktor pengali (Uplift Factor) sebanyak dua kali, dengan demikian jika agunan bebas sebanyak Rp 6 miliar maka trading limit menjadi Rp 12 miliar. “Tidak ada batasan maksimum untuk trading limit, tetapi ada batas minimum untuk cash collateral yaitu ditetapkan senilai 10% (sepuluh persen) dari rata-rata nilai penyelesaian harian (kewajiban serah efek dan serah dana) setiap AK selama 6 bulan terakhir atau sekurang-kurangnya Rp 1 miliar,” ujar Roni Gunardi, Kepala Divisi Penjaminan dan Pengelolaan Risiko. Perlu diketahui bahwa nilai trad­ ing limit tersebut bisa berubah setiap saat tergantung dari berapa besar transaksi AK dan tingkat risiko agunan yang diserahkan. Nilai agunan saham di­pengaruhi oleh harga saham yang berfluktuasi. Hasil perhitungan trading limit ini dikirim KPEI ke BEI sebelum perdagangan dimulai setiap hari, memanfaatkan sistem pre-deal check. Pre-deal check merupakan sistem inter­ face antara KPEI dengan BEI. Setiap transaksi yang dilaksanakan (matched) dari AK, dikirim BEI ke KPEI untuk dihitung posisi trading limit selanjutnya dikirim lagi ke sistem perdagangan BEI. Me­kanisme pengiriman dilakukan se­­cara berkala; yaitu sekitar 15 menit. Perhitungan posisi trading limit meng­gunakan sistem pendukung risk management system. Sementara bagi AK, bisa memperoleh laporan posisi trading limit dari KPEI menggunakan sistem member interface yang berbasis web yang dapat diakses setiap saat. Dengan demikian, masing-masing AK dapat mengetahui posisi trading limit setiap saat. “Data yang diperoleh dari dua sisi yakni berdasarkan perhitungan KPEI dan posisi terakhir trading limit berdasarkan perkembangan transaksi di BEI,” lanjut Roni. Meski ketentuan seputar trading limit telah disosialisaikan KPEI sejak masa persiapan implementasi STP awal tahun 2012, namun hingga kini KPEI masih scara rutin mengadakan pelatih­ an bagi AK untuk memastikan pemahaman AK atas metode pengendalian risiko KPEI tersebut.F [tim redaksi] KPEI Newsletter I Edisi 3 Triwulan III l 2013 edukasi Memahami Collateral Management Dalam industri keuangan, collateral management merupakan proses penting untuk mengurangi risiko kredit counterparty. Apa saja komponen utama collateral management? C Mitig atio n n atio cili n co Re Communication KPEI Newsletter Collateral Management on ati alu [3] Penghitungan Agunan Biasanya, sistem collateral mana­ gement terintegrasi dengan data Allo ca tio Calculation [2]Alokasi Agunan Langkah selanjutnya proses peng­alokasian agunan. Sejumlah validasi dilakukan pada tahap ini untuk mengevaluasi agunan berdasarkan dokumentasi yang telah disusun dan disepakati. ation Coll Ev Komponen Utama Collateral Management [1] Collation/Dokumentasi dan Perjanjian Agunan Perjanjian agunan dimulai de­ ngan dokumentasi yang akan me­ nen­tukan seluruh prasyarat untuk dimasukkan ke dalam perjanjian, frekuensi margin call, pengaplikasi­ an haircut terhadap agunan, valuasi/penilaian berdasarkan mark to market, serta penyelesaian perjanjian dan terminasi. [6] Rekonsiliasi Rekonsiliasi merupakan proses dimana sistem melakukan pengendalian apabila siklus agunan telah dilakukan dengan sempurna. n ollateral atau agunan merupa­ kan istilah yang umum diguna­ kan untuk mendeskripsikan aset-aset yang digunakan sebagai ja­ min­an dari sebuah pinjaman dan dapat berupa properti, uang tunai maupun efek. Dalam kasus dimana peminjam (borrower) gagal untuk mengembali­ kan pinjamannya, maka pemberi pinjaman (lender) memiliki hak untuk menjual agunan yang telah dijamin­ kan untuk kemudian mendapatkan pengembalian pinjaman yang dimiliki oleh borrower. Dalam pasar modal Indonesia, pengelolaan agunan dilakukan oleh KPEI sebagai salah satu metode pe­ngendalian risiko kega­gal­ an penyelesaian transaksi bursa. Col­ lateral management merupakan pro­ ses pen­ting yang diharapkan dapat mengurangi risiko kredit counterparty dengan menempatkan agunan sebagai jaminan uang yang dipinjam. tuk menciptakan komunika­si yang efektif antar pihak yang bertran­ saksi (counterparty communi­ca­ti­ ons). Saat fluktuasi pasar meningkat, sistem komunikasi yang akurat harus dimiliki oleh masing-masing pihak. The Collateral Workflow pasar yang real time dari berbagai sistem penyedia data. Selanjutnya, sistem akan menghitung nilai portofolio agunan berdasarkan data tersebut, yang dikenal dengan proses marked-to-market (MTM). Berdasarkan terjadinya berbagai perubahan nilai pasar, nilai collate­ ral yang dialokasikan pun akan te­ rus disesuaikan dan apabila diperlukan akan dilakukan margin call. [4] Optimasi dan Evaluasi Agunan Pengaplikasian sistem collate­ ral management harus berjalan de­ ngan baik untuk mengevaluasi dan mengoptimasi agunan yang dibutuhkan untuk proses alokasi. [5] Counterparty Communications Salah satu fitur yang paling esen­sial dari sistem collateral ma­­na­ ge­ment adalah kemampuannya un- Seiring dengan perkembangan pa­ sar modal, peningkatan sumber daya perlu diinvestasikan sebagai usaha untuk meningkatkan efisiensi sistem collateral management yang ada saat ini dan untuk menangani peningkatan volume transaksi bursa. Ke depan, untuk dapat bersaing dalam pasar regional dan global, perlu dilakukannya sejumlah inovasi me­todologi colla­teral management se­ bagai upaya untuk mendapatkan posisi dalam persaingan dengan partisipan lainnya. Kompetensi dalam keunggul­ an teknologi yang diimple­men­tasikan bersamaan de­ngan proses Straight Through Processing (STP), cross asset collateralization dan outsourcing se­ bagai upaya efektif dalam proses colla­ teral mana­gement mampu menawarkan perusa­haan sebuah metode de­ngan biaya yang efektif untuk memenuhi pertumbuhan permintaan dan persaingan dalam mengembangkan sistem collate­ral management. Selain itu untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain dalam skala global, setiap perusahaan efek dituntut untuk memiliki pemahaman yang mendalam tentang aspek fungsional da­ri collateral management, seperti per­hitungan exposure, margin call, ser­ta prosedur manajemen risiko. Inisia­ tif seperti ini merupakan bagian dari pe­ngembangan secara berkelanjutan yang tidak hanya memberikan keuntungan kompetitif bagi perusahaan efek untuk dapat lebih unggul dari para pesaingnya, tetapi juga dapat menurunkan keseluruhan risiko dalam industri pasar modal.F [tim redaksi] I Edisi 3 Triwulan III l 2013 edukasi Knowledge Management Kuartal II 2013 olahraga bu­lutangkis, squash, futsal, dan tenis meja. Untuk hobby fotografi, CoP Hobby mengadakan Coaching Cli­nic dan sharing fotografi mingguan serta mengadakan hunting fotografi bersama di pantai Sawarna yang turut me­ ngundang pengajar fotografi profesional. Kegiatan Knowledge Management atau KLIK kuartal kedua ditandai dengan kehadiran Community of Practice (CoP) baru bernama CoP Art Station (COPAS). l K omitmen KPEI untuk senantiasa menjadi organisasi pembelajar melalui inisiatif Knowledge Management (KM) atau KLIK terus dikembangkan sepanjang kuartal ke­ dua (April – Juni) 2013. Program KLIK yang telah dilaksanakan perusahaan di antaranya Sharing KM antara kar­ yawan KPEI serta kegiatan Community of Practice (CoP). Sharing KM yang dikoordinasikan oleh KLIK team sepanjang kuartal kedua 2013 meliputi Analisa Laporan Keuangan, Sistem Monitoring, Sosiali­ sasi Workflow ISO Document ControlKM Portal, Email Security, Enterprise Risk Management, Prosedur Operasi Standar (POS), dan Workshop Pembuat­ an POS. Sementara untuk kegiatan COP yang terdapat di KPEI mencakup CoP Manajemen Risiko, CoP Investasi, CoP Bahasa dan CoP Hobby (Fotografi, Olahraga dan Kesenian) sepanjang kuartal II 2013 adalah sebagai be­ rikut: l COP Manajemen Risiko (MARCO) Meeting Rutin MARCO untuk membahas berbagai topik terkait Risk Management seperti Multi le­ vel Marketing (MLM) Versus Money Game, Legal Risk dan Financial Risk. Sharing internal juga dilaksanakan dengan topik Enterprise Risk Ma­ nagement (ERM). Kegiatan pada kuartal kedua ini juga melibatkan pihak eksternal yakni dengan melakukan kunjungan ke perusahaan seku­ritias untuk mempelajari penge­lo­laan risiko nasabah perusahaan sekuritas. Ada pula kegiatan menonton film bersama dan diskusi mengenai isi film terkait krisis global subprime mortgage 2008. l CoP Investasi (COPIN) Pada kuartal kedua ini COPIN telah mengadakan sharing internal KPEI dengan topik ‘Properti dan investasi lainnya’. Peluang investasi yang dimulai untuk karyawan pada kuartal kedua ini adalah arisan emas. Tak hanya, itu acara COPIN ini juga turut mengundang narasumber eksternal untuk melakukan sharing dengan topik Financial Planning: Menabung Saja Tidak Cukup, serta sharing terkait reksa­ dana yang menghadirkan agen penjual reksadana. Kegiatan lain yang dilakukan sepanjang kuartal kedua ini adalah pengadaan buku terkait investasi. l CoP Hobby CoP hobby terus menyelenggarakan la­tihan mingguan untuk CoP Bahasa COP Bahasa diisi dengan kegi­ atan KPEI’s Fun Corner dengan topic concert dan Korean movies, se­bagai sarana diskusi yang fun guna melatih karyawan KPEI untuk ber­diskusi dan berinteraksi dengan mengguna­kan bahasa Inggris. Pembentukan CoP Art Station (COPAS) KPEI telah meresmikan satu CoP baru sebagai ajang berkreasi karyawan KPEI yaitu CoP Art Station (COPAS). COPAS dibentuk atas inisiatif dari karyawan KPEI yang mempunyai kecintaan, hobi dan minat terhadap kesenian, baik itu musik, tari, ataupun disiplin ilmu seni lainnya. Dalam perjalanannya, kegiatan COPAS difokuskan pada kegiatan musik dan tari, meskipun nan­tinya tidak menutup kemungkin­an untuk merambah bidang seni lain. Se­ bagai salah satu wadah dalam ke­giatan knowledge sharing, COPAS juga dibentuk dengan semangat “dari kita untuk kita”. Diharapkan dari wadah COPAS ini akan muncul semangat knowledge sharing di lingkungan KPEI khususnya di bidang kesenian. Kegiatan-kegiatan yang telah dan akan COPAS jalani antara lain Latihan KPEI Band, Latihan Tari Tradisional, dan Coaching Clinic. Pada kegiatan Family Ga­thering KPEI di Bandung, tanggal 22 Juli 2013 yang lalu, COPAS turut hadir dan memeriahkan acara Family Gathe­ ring tersebut, dimana ditampilkan Tari Tradisional dan KPEI Band sebagai per­ sembahan COPAS.F [tim redaksi] KPEI Newsletter I Edisi 3 Triwulan III l 2013 profil Struktur Organisasi KPEI Tahun 2013 Struktur organisasi KPEI mengalami sejumlah perubahan strategis. Perubahan ini bertujuan agar aktivitas perusahaan sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) lebih terfokus guna mencapai tujuan perusahaan. P erubahan struktur organisasi per­usahaan dilaksanakan untuk menjawab tantangan perubah­ an dan mendukung pertumbuhan pa­ sar modal. Menyikapi perkembangan pasar modal terkini, KPEI sebagai LKP telah memutuskan untuk melakukan perubahan struktur organisasi perusahaan pada tahun 2013. Perubahan struktur organisasi KPEI ini merupakan salah satu hasil pembelajaran organisasi, terutama sejak implementasi Straight Through Process­ ing (STP) pada 15 Juni 2012. Implementasi STP menjadi dasar per­ubahan struktur organisasi karena me­rupakan titik balik perubahan cara KPEI menjalankan bisnis dibandingkan dari cara lama. Sebelumnya KPEI mempunyai banyak sistem yang masih berdiri sendiri, belum terintegrasi. Integrasi tentu berkaitan dengan kegiatan otomasi. De­ngan sistem sekarang yang telah ter­otomasi dan terintegrasi dengan baik, cara kerja dengan intervensi manual menjadi semakin minim. Apalagi, sejalan dengan implemen­ tasi STP, infrastruktur kerja KPEI sudah ber­beda seiring proses pengembang­an yang telah ditempuh sejauh ini. Penggunaan sistem teknologi informa­si dalam semua lini dan kegiatan usaha membuat banyak aspek dijalankan secara otomasi dan cara melaksanakannya juga mengalami perubahan. Bagian pengendalian risiko misalnya, yang dahulu lebih banyak melibatkan pekerjaan manual, kini sudah terotomasi dan bersifat real time. Sifat pekerjaan di ba- gian Pengendalian Risiko lebih banyak pada sisi monitoring. Untuk menunjang pekerjaan seperti ini, pengetahuan dan fokus sumber daya manusia pun perlu disesuaikan. Sebelumnya, kesibukan rutinitas membuat tim KPEI menjadi kurang fokus. Saat mengembangkan suatu sistem misalnya, uji coba dilakukan oleh unit ope­rasional yang juga memiliki tanggung jawab pada kegiatan operasional ha­rian dan meng­akibatkan kegiatan pe­­ngembangan membutuhkan proses lebih lama dan tentu saja ku­rang efisien. Menyadari kekurangan tersebut, dibentuk forum focus group discussion yang hasilnya mengerucut pada keputusan untuk pengembangan organisasi supa­ya lebih fokus dan lebih efektif. Hasilnya kemudian terbentuk 4 divisi baru berdasarkan kebutuhan untuk menopang berbagai target perusahaan yang ingin dicapai, yaitu: Divisi Riset dan Pengembagan (RPB), Divisi Pengembangan Teknologi Informasi (PTI), Divisi Sumber Daya Manusia dan Umum (SUM), dan Unit Sekretaris Perusahaan (SPE). Perubahan ini diharapkan bisa mendorong efektivitas kerja dan meningkatkan kualitas pelayanan KPEI sebagai LKP di pasar modal Indonesia.F [tim redaksi] Struktur Organisasi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM DEWAN KOMISARIS Satuan Pemeriksa Internal DIREKTUR UTAMA Sekretaris Perusahaan DIREKTUR I KOMITE AUDIT DEWAN DIREKSI DIREKTUR II Komite Kebijakan Kredit dan Pengendalian Risiko Komite Haircut General Manager Operasional Divisi Hukum dan Keanggotaan Divisi Kliring Penyelesaian dan Pinjam Meminjam Efek Divisi Keuangan dan Akuntansi Divisi Operasional Teknologi Informasi Divisi Riset dan Pengembangan Bisnis Divisi Sumber Daya Manusia dan Umum Divisi Penjaminan dan Pengelolaan Risiko Divisi Pengembangan Teknologi Informasi Unit Hukum Unit Equity Unit Keuangan Unit Operasional dan Administrasi Sistem Unit Riset dan Perencanaan Strategis Unit Sumber Daya Manusia Unit Pengelolaan Dana Jaminan dan Agunan Unit Pengembangan Sistem Bisnis Unit Keanggotaan dan Kepatuhan Unit Surat Utang dan Derivatif Unit Akuntansi Unit Dukungan Teknis Unit Pengembangan Bisnis dan Manajemen Proyek Unit Urusan Umum Unit Analisis Risiko Unit Penjaminan Mutu Unit Pinjam Meminjam Efek dan REPO KPEI Newsletter Unit Dukungan Aplikasi Unit Pemantauan Risiko I Edisi 3 Triwulan III l 2013 statistik PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA 2013 TRANSAKSI BURSA PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA Frekuensi Volume Nilai 20,861,571 799,454,973,587 862,711,290,235,288 Tertinggi Harian 238,248 14,554,599,583 21,010,024,045,620 4,230,349,500 Rata-rata Harian 169,606 6,499,633,932 7,013,912,928,742 Terendah Harian 100,779 34,562,333,467 2,801,818,853,957 Total 2013 Volume EFISIENSI Nilai Volume (%) Nilai (%) 325,010,906,000 411,271,348,749,000 48.65 39.57 6,968,381,258,500 68.51 49.52 2,642,365,089 3,343,669,502,024 47.60 39.34 1,527,695,500 1,485,691,864,500 40.07 32.95 * Data sampai dengan 28 Juni 2013 Fasilitas Intraday 2013 Alternate Cash Settlement (ACS) 2013 ACS (% Dari Penyelesaian) ACS Nilai Volume Nilai AK Serah AK Terima 9,481,881 31,603,538,375 2,399,000 15,842,968,750 77,720 259,045,397 0.003 0.008 20 71 0.095 0.487 2 25 0.002 0.007 0.16 0.58 - - - - Volume Total 2013 Tertinggi harian Rata-rata harian Jumlah AK (ACS) Terendah harian - - Total Penggunaan 102,549,897,935,000 Rata-Rata Bulanan 17,091,649,655,833 Rata-Rata Harian 1,014,589,573,421 * Data sampai dengan 28 Juni 2013 * Data sampai dengan 28 Juni 2013 POSISI DANA JAMINAN 2013 Jenis Pasar Komitmen KPEI untuk terus memperkuat peran dan fungsinya selaku lembaga kliring dan penjaminan (LKP) dan selaku self regulatory organization (SRO) di pasar modal Indonesia, diwujudkan melalui langkah dan upaya nyata yang dilakukan perusahaan. Rangkuman kegiatan, pencapaian kinerja dan keberhasilan KPEI, serta laporan keuangan perusahaan tahun 2012, di­ sajikan di dalam laporan Tahunan 2012 yang telah terbit dan dapat diakses di website KPEI www.kpei.co.id. Nilai Ekuiti 2,121,872,479,199.59 KBIE 1,093,539,813.54 Obligasi 1,087,103.00 Grand Total 2,122,967,106,116.13 POSISI CADANGAN JAMINAN 2013 Nilai Cadangan Jaminan 121,898,894,182.25 * Data per tanggal 28 Juni 2013 KOMPOSISI AGUNAN ONLINE 2013 Jenis Instrumen Uang Saham Obligasi Grand Total Nilai Agunan Persentase (%) 777,547,016.27 0.01 8,172,795,255,684.34 98.42 130,077,894,130.00 1.57 8,303,650,696,830.61 100 * Data per tanggal 28 Juni 2013 KOMPOSISI AGUNAN OFFLINE 2013 Jenis Instrumen Nilai Agunan Persentase (%) Bank Garansi 5,707,875,500,000.00 80.13 Deposito 1,200,419,999,212.60 16.85 203,748,667,678.61 2.86 11,600,000,000.00 7,123,644,166,891.20 0.16 Agunan Minimum Kas Seat BEI Grand Total 100 * Data per tanggal 28 Juni 2013 Transaksi Pinjam Meminjam Efek 2013 Bulan Total Frekuensi Rata-Rata Harian Nilai Volume Jumlah Hari Nilai Volume Januari 33,312,695,000.00 6,260,000.00 42 1,074,603,064.52 201,935.48 31 Februari 30,869,085,000.00 4,859,500.00 57 1,102,467,321.43 173,553.57 28 Maret 68,211,407,500.00 32,098,500.00 85 2,200,367,983.87 1,035,435.48 31 April 23,627,280,000.00 7,335,000.00 70 787,567,000.00 245,166.67 30 Mei 24,519,198,000.00 9,307,000.00 94 790,941,870.97 300,225.81 31 Juni 59,222,304,500.00 23,482,500.00 74 2,115,082,303.57 838,660.71 30 Total 239,761,970,000.00 83,362,500.00 422 * Data sampai dengan 28 Juni 2013 KPEI Newsletter I Edisi 3 Triwulan III l 2013 kilas peristi w a 12th ASEAN+3 Bond Market Forum (ABMF) Meeting ASEAN+3 Bond Market Forum (ABMF) Meeting ke-12 dilaksanakan di Hotel Shang­ri La Jakarta pada tanggal 23-24 April 2013, membahas berbagai isu pengembangan pasar obligasi di wilayah ASEAN+3. Kegiatan tersebut diselenggarakan melalui kerjasama antara Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementrian Keuangan, Asian Development Bank (ADB) dan Self Regulatory Organization (SRO) pasar modal. Focus Group Discussion (FGD) Pinjam Meminjam Efek (PME). Pada 10 April 2013, KPEI mengadakan acara sosialisasi dan Focus Group Discussion (FGD) terkait Pinjam Meminjam Efek (PME) di Ruang Rapat Utama KPEI. Acara tersebut dihadiri oleh perwakilan Anggota PME dan Bank Kustodian. 12th Central Securities Depository (CSD) Saint Petersburgh, Rusia. Pada tanggal 29-31 Mei International Exchange, Bank and Penandatanganan MoU KPEI-CDS Iran Insurance Exhibition (FIIF) dan Hasan Fawzi selaku Direktur Utama KPEI menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/ MoU) dengan Hamed Soltani Nejad sela­ku President and CEO dari Central Securities Depository Of Iran (CSDI) di Tehran, Iran, Rabu 8 Mei 2013. 2013, Konferensi Central Securities Depository (CSD) ke12 diselenggarakan bertempat di Saint Petersburg, Rusia. Acara yang dihadiri perwakilan berbagai negara tersebut membahas mengenai tantangan regional dan global bagi CSD, risk management CSD dan collateral management. Capacity Building Anggota Bursa. BEI, KPEI dan KSEI mengadakan capacity building pagi para direktur anggota bursa bertempat di Sydney, Australia pada tanggal 5 Juni hingga 8 Juni 2013. Capacity Building bertujuan menjalin kerjasama yang lebih baik antara BEI, KPEI dan anggota bursa. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) KPEI Pada hari Selasa, 4 Juni 2013, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) me­ nyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). RUPST tersebut diselenggarakan di ruang rapat Dwarawati Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Rapat dimulai pukul 14.00 WIB dan dipimpin oleh Komisaris Utama KPEI, Harry Wiguna. Rapat tersebut dihadiri oleh pemegang saham tunggal KPEI yaitu BEI, dewan komisaris dan direktur KPEI. KILAS PERISTIWA APRIL – JUNI 2013 l l l l l l l l l Pelatihan “Developing A Bilateral Scheme For SLB”, Seoul – Korea: 2-4 April 2013 Pembukaan Sekolah Pasar Modal 2013, Jakarta: 10 April 2013 US SEC 2013 International Institute for Market Development, Washington DC – Amerika: 15-25 April 2013 Workshop Wartawan KPEI bersama SRO, Jakarta: 29 April 2013 Institutional Investor Day 2013, Jakarta: 1-2 Mei 2013 15th ACG Cross Training, Hangzhou – China: 14-16 Mei 2013 Sosialisasi Pengembangan Penyelesaian Transaksi Bursa: Konfirmasi-Afirmasi, Jakarta: 30 Mei 2013 Training Razor, Sydney – Australia: 10-14 Juni 2013 Syukuran HUT Pertama Straight Through Processing (STP), Jakarta: 15 Juni 2013 KPEI Newsletter Penarikan Undian Gemilang Investa Bursa Periode II. Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama KPEI dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mengadakan penarikan undian Gemilang Investa Bursa Periode II di Ruang Seminar Gedung Bursa Efek Indonesia pada tanggal 12 Juni 2013.