SIARAN PERS Penandatanganan Perjanjian Penyelenggaraan Kliring atas Transaksi Obligasi Negara di Pasar Sekunder antara Bank Indonesia dan KPEI 20 Maret 2017 Pada tanggal 20 Maret 2017, Bank Indonesia (BI) dan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) melakukan penandatanganan penyesuaian perjanjian mengenai Penyelenggaraan Kliring atas Transaksi Obligasi Negara di Pasar Sekunder antara BI dan KPEI. Penandatanganan yang berlangsung di Gedung BI tersebut dilakukan oleh Ibu Dyah Virgoana Gandhi selaku Kepala Departemen Penyelenggaraan Sistem Pembayaran BI dan Bapak Hasan Fawzi selaku Direktur Utama KPEI. Kegiatan penandatanganan tersebut dihadiri dan disaksikan oleh Bapak Sugeng, Deputi Gubernur BI, Ibu Nurhaida, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Ibu Loto Srinaita Ginting, Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Bapak Alpino Kianjaya, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Ibu Friderica Widyasari, Direktur Utama KSEI, Bapak Supranoto Prajogo, Direktur KSEI, Bapak Sunandar, Direktur KPEI, dan Bapak Wahyu Trenggono, Direktur PHEI. Kegiatan penyelenggaraan kliring transaksi bursa obligasi negara telah diatur dalam Perjanjian Penyelenggaraan Kliring Transaksi Bursa Obligasi Negara di Pasar Sekunder antara KPEI dan BI pada 21 Maret 2007. Namun, seiring dengan berkembangannya kebutuhan industri, khususnya Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), untuk meningkatkan likuiditas dan pengawasan transaksi serta memperluas akses pasar sekunder surat utang negara kepada investor retail dan institusional, maka perlu dilakukan pengembangan infrastruktur pasar surat utang. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai regulator membentuk Tim Pengembangan Pasar Surat Utang (Tim PPSU) yang terdiri dari OJK, BI, DJPPR, DJP, BKF, SRO (BEI, KPEI, KSEI) dan PHEI. Program pengembangan pasar surat utang (PPSU) telah dimulai sejak tahun 2014. Sebagai tindak lanjut, KPEI dan SRO lainnya melaksanakan program pengembangan Electronic Trading Platform (ETP) sebagai sarana transaksi pasar sekunder Surat utang dalam rangka pengaturan transaksi Over the Counter Obligasi (Regulated OTC Bond). Terkait program pengembangan tersebut, beberapa tahapan kegiatan sudah dilakukan, di antaranya: 1) Kajian dan penyusunan konsep bisnis; 2) Pengembangan sistem ETP dan kliringnya yang disepakati untuk dilakukan dalam 3 tahap, yaitu: a) Pelaksanaan kliring oleh KPEI dan penyelesaian melalui BI atau sub registry, termasuk KSEI, dengan partisipan yang terlibat adalah Perusahaan Efek dan Bank. Instrumen yang akan ditransaksikan pada tahap pertama ini adalah Obligasi Negara Ritel (ORI) serta mekanisme yang digunakan adalah Quote-Driven; b) Pelaksanaan kliring oleh KPEI dan penyelesaian melalui BI atau sub registry, termasuk KSEI, dengan partisipan yang terlibat adalah Perusahaan Efek, Bank dan Pialang Pasar Uang. Instrumen yang akan ditransaksikan pada tahap kedua ini adalah Obligasi Negara Ritel (ORI), SUKRI, SBN Seri Benchmark, dan Obligasi/Sukuk Korporasi, serta mekanisme yang digunakan adalah QuoteDriven dan Periodical Auction; c) Pelaksanaan kliring oleh KPEI dan penyelesaian melalui BI atau sub registry, termasuk KSEI, dengan partisipan yang terlibat adalah Perusahaan Efek, Bank dan Pialang Pasar Uang. Instrumen yang akan ditransaksikan pada tahap kedua ini adalah Obligasi Negara Ritel (ORI), SUKRI, SBN Seri Benchmark, Obligasi/Sukuk Korporasi, dan SBN lainnya, serta mekanisme yang digunakan adalah Quote-Driven, Periodical Auction, dan Continous Auction; 3) Penyusunan peraturan, dan 4) Penyusunan perubahan ruang lingkup Perjanjian Penyelenggaraan Kliring Transaksi Bursa Obligasi Negara di Pasar Sekunder antara BI dan KPEI yang sudah difinalisasi dan akan ditandatangani pada hari ini. Penyesuaian perjanjian yang dilakukan di antaranya penambahan ruang lingkup penyelenggaraan kliring untuk transaksi di luar bursa Obligasi Negara Ritel. Perkembangan Pasar Surat Utang di Indonesia tumbuh pesat seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Saat ini, perdagangan obligasi yang dilakukan melalui bursa efek belum optimal dan didominasi oleh perdagangan OTC (Over The Counter). Regulator melakukan program pengembangan fasilitas ETP untuk obligasi negara. Hal ini diharapkan dapat memperluas akses pasar sekunder surat utang negara kepada investor retail dan institusional dengan menyediakan platform sistem perdagangan OTC, proses kliring, penyelesaian dan penjaminan yang lebih transparan dan efisien. Penandatanganan penyesuaian perjanjian ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk memulai pengaturan dan standarisasi transaksi diluar bursa (OTC) dalam rangka meningkatkan efektifitas pengawasan, monitoring dan pengambilan kebijakan. Sejalan dengan tren global dan kesepakatan negara G20 untuk melakukan standarisasi kontrak OTC dan sentralisasi kliring melalui CCP. KPEI melalui perannya sebagai Central Counterparty (CCP) mendukung dan mempersiapkan diri sesuai kebutuhan pasar untuk menyediakan layanan jasa kliring, penjaminan dan settlement arrangement untuk transaksi diluar bursa lainnya, seperti OTC Derivatif dan instrumen keuangan lainnya. Informasi lebih lanjut Reynant Hadi Sekretaris Perusahaan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower I, Lantai 5 Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 - Indonesia Telp: +61.21.515 5115 Fax: +62.21.515 5120 www.kpei.co.id