PERMASALAHAN KESWAN 2

advertisement
MATA KULIAH
Kesehatan Reproduksi
WAKTU
DOSEN
IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes
TOPIK
Permasalahan Kesehatan Wanita dalam
Dimensi Sosial dan Upaya Mengatasinya
Permasalahan Kesehatan Wanita dalam Dimensi Sosial dan Upaya Mengatasinya
1
SUB TOPIK
1. Home less
2. Wanita di pusat rehabilitasi
3. Pekerja seks komersial (PSK)
4. Drug abuse
5. Pendidikan
6. Upah
OBJEKTIF PERILAKU MAHASISWA
Setelah perkuliahan ini mahasiswa dapat menjelaskan tentang:
1.
Home less
2.
Wanita di pusat rehabilitasi
3.
Pekerja seks komersial (PSK)
4.
Drug abuse
5.
Pendidikan
6.
Upah
REFERENSI
1.
Amri, Zarni; Setyawati Budiningsih, dan A Samudra. (2002), Kesehatan
Reproduksi, Program Kesehatan Reproduksi. Jakarta: FKM Universitas
Indonesia. hal: 107-119.
2.
Burns, August dkk. (2000). Pemberdayaan Wanita dalam Bidang Kesehatan.
Yogyakarta: Yayasan Essensia Medika. Hal:490-500.
3.
Wahyunadi, Arif dkk. (2004). Penelitian Partisipatori, Anak yang Dilacurkan
di Surakarta dan Indramayu. Jakarta: UNICEF. Hal: 2-6
Kesehatan Reproduksi
Permasalahan Kesehatan Wanita dalam Dimensi Sosial dan Upaya Mengatasinya
2
1. HOME LESS
Pengertian
-
Pengungsi adalah sekumpulan orang yang melintasi perbatasan dari suatu
negara ke negara lain, karena mereka takut akan keamanan mereka dirumah.
-
Orang-orang terusir (tanpa tempat tinggal tetap) adalah orang-orang yang
terpaksa meninggalkan rumah mereka tetapi tetap berada dalam wilayah
negaranya sendiri.
Pengungsi dibagi 2 :
1. Pengungsian dalam
Orang-orang yang terusir bersifat sementara, ex : korban kerusuhan massal.
2. Pengungsian luar
orang-orang yang terusir bersifat menetap, ex : kehilangan rumah, keluarga dan
pernah menjadi korban tindakan kekerasan.
Melarikan Diri dan kedatangan di tempat tujuan
Seorang wanita menghadapi beberapa macam kesulitan
- Hidup diantara orang-orang yang tidak menyukainya
- Tidak mengetahui kapan bisa kembali lagi ke rumah
- Membutuhkan kartu identitas yang baru
- Membiasakan diri dengan hubungan keluarga yang baru
- Hidup dalam bahaya bila perang belum selesai
Kebutuhan pokok
1. Makanan
Banyak pengungsian luar dan dalam tidak mempunyai cukup bahan makanan
sebelum mereka harus meninggalkan rumahnya atau selama dalam perjalanan.
2. Air dan Bahan Bakar
Pengungsian luar dan dalam sering mendapat jatah air dan bahan bakar yang terbatas
Kesehatan Reproduksi
Permasalahan Kesehatan Wanita dalam Dimensi Sosial dan Upaya Mengatasinya
3
Perlindungan Terhadap Kekerasan Seksual
Perkosaan dan kekerasan seksual sering terjadi pada para wanita yang tidak punya
tempat tinggal tetap.
Kesehatan Reproduksi
Pengungsian luar dan dalam sering sulit mendapatkan kesehatan yang baik.
Khusunya meliputi :
-
Perawatan selama hamil dan melahirkan
-
KB (Keluarga Berencana)
-
Peralatan pembalut wanita untuk datang bulan.
-
Informasi dan pengobatan PMS
-
Petugas kesehatan yang terlatih untuk menemukan kasus gangguan kesehatan
yang berat pada wanita.
-
Lab tambah gizi bagi wanita hamil
-
Dirawat oleh petugas kesehatan wanita
Cara untuk meningkatkan kesehatan wanita
1. Mintalah untuk membuka pelayanan
2. Mintalah dibentuk suatu kelas bagi gadis remaja
3. Usulkan makanan tambahan bagi wanita hamil & menyusui
4. Usulkan agar petugas kesehatan mendapat latihan untuk mampu menangani
kebutuhan khusus wanita
Kesehatan Jiwa
Penyebab gangguan kesehatan jiwa
- Kehilangan rumah
- Kehilangan dukungan keluarga dan masyarakat
- Menjadi korban tindakan kekerasan
- lingkungan sangat padat
- Kesulitan mengungkapkan rasa duka
Kesehatan Reproduksi
Permasalahan Kesehatan Wanita dalam Dimensi Sosial dan Upaya Mengatasinya
4
Usaha meningkatkan kesehatan jiwa
-
kelola suatu kegiatan dimana para wanita bisa berkumpul bersama
-
Bentuk suatu kelompok pendukung
-
Bekerja dengan sesama wanita untuk mencari cara bisa mengungkapkan rasa
duka masing-masing
-
Jadilah petugas kesehatan jiwa
2. WANITA DI PUSAT REHABILITASI
Rehabilitas
Suatu proses atau tindakan memulihkan serta menyehatkan seseorang secara utuh
dan menyeluruh dengan program-program tertentu.
Resolisasi
Suatu proses dimana orang masih terikat dengan rehabilitas format umum sudah
mulai membiasakan diri dengan masyarakat luas.
Tahapan dalam proses Rehabilitas
•
Tinggal lebih sering dan lama dilingkungan keluarga
•
Rencana masa depan yang jelas dengan dukungan keluarga
•
Kontak awal dengan kelompok-kelompok
Perlengkapan Fisik Dalam Proses Rehabilitas
•
Menyediakan sarana untuk peningkatan minat dan keterampilan
•
Menyediakan sarana rekreasi
•
Mengadakan program kegiatan dalam masyarakat
Empat Tahap Pola Dasar Tantangan Rehabilitas
•
Tahap I : Proses transisi awal (1-8 minggu)
•
Tahap II : Proses rehabilitas intensif (3-18 bulan)
•
Tahap III : Proses transisi akhir (1-6 bulan)
Kesehatan Reproduksi
Permasalahan Kesehatan Wanita dalam Dimensi Sosial dan Upaya Mengatasinya
•
5
Tahap IV : Pemeliharan Lanjut (seumur hidup)
Masalah Yang Perlu Di tangani di Pusat Rehabilitas
•
PSK (Pekerja Seks Komersial)
•
Pengguna Narkoba
3. DRUG ABUSE
•
Drug Abuse adalah penyalahgunaan narkoba atau obat-obatan.
•
Sedangkan narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat-obatan
berbahaya.
•
Pemakaian obat-obatan untuk diri sendiri tanpa indikasi dan tidak
bertujuan medis
Ketergantungan zat
Suatu kondisi yang memaksa seseorang menggunakan suatu zat dengan
tujuan untuk mendapatkan kepuasan mental atau menghindari diri dari penderitaan
fisik,mental.
Jenis – jenis Drug abuse
 Alkohol
 Opoida
 Ganja
 Kokain
 Halusinogen
 Inhalansia
Ciri – ciri Penyalahgunaan obat
 Sifat mudah kecewa
 Perasaan rendah diri
 Cepat merasa bosan dan merasa tertekan
 Penyimpangan psikoseksual
Kesehatan Reproduksi
Permasalahan Kesehatan Wanita dalam Dimensi Sosial dan Upaya Mengatasinya
6
 Peminum dan perokok
Gejala dini Penyalahgunaan obat
♥ Pola tidur susah
♥ Selera tidur berkurang
♥ Bersikap lebih kasar
Bahaya penyalahgunaan obat
A. Terhadap Kondisi fisik
1) Akibat zat itu sendiri
2) Akibat bahan campuran/pelarut
3) Akibat cara pakai atau alat yang tidak steril
4) Akibat pertolongan yang keliru
5) Akibat tidak langsung
6) Akibat cara hidup pasien
B. Terhadap kehidupan mental emosional
C. Terhadap kehidupan sosial
Permasalahan kesehatan wanita akibat penyalahgunaan narkoba
Menurut NIDA ( Nasional Institute On Drug Abuse ) :
1. Hiv dan Hepatitis
2. Penyakit kelainan hormon
3. Penyakit kanker
4. Penyakit gangguan kehamilan
5. Gangguan psikologis (mental dan prilaku)
Upaya pencegahan terhadap penyalahgunaan narkoba
•
Membentuk perda setempat
•
Membentuk tim pemberantas narkoba
•
Meningkatkan pengawasan orang tua terhadap anak nya
•
Tidak bergaul dengan pengguna atau pengedar serta menjauhi lingkungannya
•
Partisipasi aktif masyarakat
Kesehatan Reproduksi
Permasalahan Kesehatan Wanita dalam Dimensi Sosial dan Upaya Mengatasinya
•
7
Melakukan penyuluhan narkoba
Langkah – langkah Terapi dan Rehabilitasi Bagi penyalahgunaan Obat
•
Teknik wawancara
•
Data perorangan dan riwayat pemakaian obat
•
Pemeriksaan fisik klinik
•
Pemeriksaan umum laboratorium
Pemantapan / Stabilitasi
 Pemantapan Keagamaan
 Pemantapan badaniah/fisik
 Pemantapan rohani
 Pemantapan sosial
 Pemantapan pendidikan
Langkah – langkah dalam rangka prevensi penyalahgunaan obat
 Program informasi
 Program pendidikan efektif
 Pengenalan dini dan intervensi dini
 Program latihan keterampilan
psikososial
Usaha Jitu terhadap penyalahgunaan obat
•
Merasa puas terhadap diri mereka sendiri
•
Memahami dan mengungkapkan perasaan hatinya terhadap orang lain
•
Mendapatkan kasih sayang dari orang-orang yang menyayanginya
•
Disiplin
•
Taat beribadah dan bijaksana
Kesehatan Reproduksi
Permasalahan Kesehatan Wanita dalam Dimensi Sosial dan Upaya Mengatasinya
8
4. PEKERJA SEKS KOMERSIAL
a. Definisi
Pekerja seks komersial dahulu dikenal sebagai prostitusi atau pelacuran. Namun oleh
kalangan feminis diubah untuk mencoba mengangkat posisi sosial pelacur menjadi
setara dengan orang pencari nafkah lainnya, dan berlaku tidak hanya bagi perempuan
saja tetapi juga laki-laki dan kaum transvertit dan laki-laki homoseks. Transvertit
adalah seseorang yang secara anatomis laki-laki, tetapi secara psikologis merasa dan
menganggap dirinya seorang perempuan. Ia akan berperilaku dan berpakaian seperti
perempuan.
a.
Istilah prostitusi berasal dari kata prostituare yang berarti membiarkan
diri berbuat zinah, melakukan persundalan dan pencabulan. Sedangkan
prostitue dikenal juga dengan istilah Wanita Tuna Susila (WTS) atau
Pekerja Sek Komersial (PSK).
b.
Pekerja Seks Komersial adalah suatu pekerjaan dimana seorang
perempuan
menggunakan
atau
mengeksploitasi
tubuhnya
untuk
mendapatkan uang.
c.
PSK kepanjangan dari Pekerja Seks Komersial. PSK dapat disebut juga
pelacur, yang berarti penyedia pelayanan seksual dengan imbalan uang.
Selain itu, menurut Geoffrey, PSK atau pelacur adalah penjual layanan
seksual kepada siapapun juga tanpa melibatkan emosi sama sekali (Amri
dkk, 2002).
d.
Pekerja seks adalah setiap orang yang memperjual belikan seks dengan
uang atau dengan bermacam-macam keuntungan (Burns dkk, 2000).
e.
Pekerja seks adalah seseorang yang bekerja melayani lelaki, seseorang
yang dirusak oleh kawan-kawannya, seseorang yang masuk ke dalam
pergaulan buruk, yang bebas yang dapat menghasilkan uang sendiri,
membiayai diri sendiri, seseorang yang kurang kasih sayang, dapat
karena orangtua yang tidak bertanggung jawab, seorang pendosa yang
tersasar ke jalan sesat, atau mencari uang dengan cara yang tidak halal
(Wahyunadi, 2004).
Kesehatan Reproduksi
Permasalahan Kesehatan Wanita dalam Dimensi Sosial dan Upaya Mengatasinya
9
AWAL MUNCULNYA PSK
Pekerja seks komersial merupakan pekerja yang melakukan pekerjaan sejak
masyarakat hadir di dunia ini. Ada indikasi bahwa jenis pekerjaan ini memang
diciptakan untuk manusia, terutama oleh kaum laki-laki. Dahulu, PSK yang disebut
dengan pelacur. Diceritakan bahwa Solon, penguasa Athena zaman Yunani Kuno,
secara resmi menyediakan tempat pelacuran yang diisi dengan budak-budak belian
perempuan.
Selain itu, pada abad ke sembilan, gadis-gadis dari kasta rendah diminta menjadi
devadasi yang bertugas melayani kebutuhan seksual para pendeta di kuil-kuil.
Kepada mereka ditanamkan keyakinan bahwa penyerahan diri tersebut sama dengan
perbuatan suci. Selain itu, muncul dewa pelindung pelacur dari Mesir kuno yaitu
Inana dan jaman Yunanikuno yaitu Astarte dan Aphrodite.
Sejak itu, pelacuran berkembang menjadi wanita tuna susila (WTS). Dan pada
jaman modern ini, kalangan feminis diperkenalkan dengan istilah PSK dengan tujuan
mencoba mengangkat social pelacur menjadi setara dengan orang pencari nafkah
lainnya.
Di Indonesia sendiri, PSK dilarang oleh Indonesia. Namun, sebagian besar
wanita PSK tetap melakukan pekerjaannya karena memerlukan uang untuk membeli
makanan, tempat tinggal, dan untuk menghidupi anak-anak dan keluarga, untuk
membayar hutang, atau untuk membeli obat-obatan. Sisanya, mereka menjadi
pekerja seks karena iseng atau dipaksa kerabat dekat (Burns, 2000).
KLASIFIKASI PSK
PSK umumnya dibedakan menjadi (Amri dkk, 2002):
1. PSK yang berkerja di lokalisasi pelacuran “formal”.
PSK ini bekerja bagaikan industri yang memiliki kantor. Hal itu dikarenakan
memiliki tempat untuk transaksi, memiliki “manajer” yaitu para mucikari,
memiliki tarif pelayanan standar, memiliki “konsumen” tetap dan ada proses
transaksi. Contohnya: kompleks lokalisasi, tempat pijat, klub malam,
diskotik,
2. PSK yang bekerja mandiri menawarkan “jasanya” di tempat yang “Informal”.
Kesehatan Reproduksi
Permasalahan Kesehatan Wanita dalam Dimensi Sosial dan Upaya Mengatasinya
10
Merupakan PSK dadakan yang menawarkan jasanya sendiri pada calon
pelanggannya. Mereka umumnya tidak memiliki tempat transaksi “formal”,
dan tidak memiliki mucikari sebagai manajer mereka. Umumnya mereka
muncul di malam hari di tempat-tempat tertentu. Misalnya: wanita yang
menjajakan diri di jalanan.
Faktor – Faktor Penyebab
Berlangsungnya
perkembangan
perubahan-perubahan
yang
tidak
sama
sosial
dalam
yang
sangat
kebudayaan,
cepat
dan
mengakibatkan
ketidakmampuan banyak individu untuk menyesuaikan diri mengakibatkan
timbulnya ketidakharmonisan, konflik-konflik baik eksternal dan internal.
Peristiwa-peristiwa tersebut memudahkan individu menggunakan pola-pola
reaksi yang menyimpang dari pola umum yang berlaku. Dalam hal ini ada pola
pelacuran untuk mempertahankan hidup di tengah-tengah hiruk pikuk alam
pembangunan, khususnya di Indonesia. Beberapa peristiwa tersebut antara lain:
a. Adanya keinginan dan kemauan manusia untuk menyalurkan kebutuha seks
khususnya di luar ikatan perkawinan.
b. Merosotnya norma-norma susila dan keagamaan pada saat-saat orang
mengenyam kesejahteraan hidup.
c. Kebudayaan eksploitasi pada zaman modern ini, khususnya mengeksploitir
kaum lemah/ wanita untuk tujuan komersiil.
Ada bermacam-macam motif seorang wanita terjun dalam praktik pelacuran
diantaranya adalah :
a. Tekanan ekonomi, faktor kemiskinan, ada pertimbangan-pertimbangan
ekonomis untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, khususnya dalam
usaha mendapatkan status sosial yang lebih baik.
b. Keinginan materi yang tinggi pada diri wanita dan kesenangan ketamakan
terhadap pakaian-pakaian yang indah dan perhiasan mewah. Ingin hidup
bermewah-mewahan namun malas bekerja.
c. Anak-anak wanita yang memberontak terhadap otoritas orang tua yang
menekankan banyak tabu dan peraturan seks.
Kesehatan Reproduksi
Permasalahan Kesehatan Wanita dalam Dimensi Sosial dan Upaya Mengatasinya
11
d. Oleh bujuk rayu kaum pria dan para calo terutama yang menjanjikan
pekerjaan-pekerjaan terhormat dengan gaji tinggi, namun kenyataannya ia
hanya dicebloskan ke dalam rumah bordil.
e. Gadis-gadis pelayan toko dan pembantu tumah tangga tunduk dan patuh
melayani kebutuhan seks majikan demi mempertahankan pekerjaannya.
f. Pekerjaan sebagai pelacur tidak memerlukan keterampilan, mudah dikerjakan
asal orang yang bersangkutan memilki kecantikan dan keberanian.
g. Anak-anak gadis dan wanita muda yang kecanduan obat-obat terlarang
sehingga mereka akan melakukan apa saja untuk mendapatkan obat-obat
tersebut termasuk melakukan pelacuran.
Secara langsung maupun tidak langsung, pelacuran atau usaha-usaha prostitusi
akan menimbulkan dampak buruk antara lain : penyebarluasan penyakit kelamin
dan kulit, merusak sendi-sendi kehidupan keluarga, moral, susila, hukum dan
agama, memberikan pengaruh yang tidak bermoral kepada lingkungan khususnya
anak-anak muda dan remaja maupun orang dewasa, berhubungan dengan
kriminalitas dan kecanduan bahan-bahan narkotika.
Dampak Prostitusi
Prostitusi berimplikasi sangat negative terhadap kesehatan reproduksi wanita.
Prostitusi adalah mata rantai dari penyebaran penyakit menular seksual dan
HIV/AIDS. Penyakit menular seksual adalah penyakit yang cara penularannya
melalui hubungan seksual. Macam-macam dari penyakit menular seksual adalah
gonorea, sifilis, trikomoniasis pada wanita, herpes simplex.
Infeksi gonorea pada wanita apabila sudah menyebar ke bagian atas menuju saluran
telur, indung telur dan sekitarnya dapat menimbulkan penyakit radang panggul.
Apabila penyakit radang panggul ini tidak dapat diobati secara sempurna akan
menjadi penyakit radang panggul yang menahun, diikuti pembentukan jaringan ikat
sekitarnya yang menimbulkan perlekatan sehingga saluran telur (tuba falopii),
indung telur, rahim, dan sekitarnya menjadi satu. Dalam situasi demikian fungsi
saluran yang sangat penting itu, tidak akan sempurna menyebabkan wanita
Kesehatan Reproduksi
Permasalahan Kesehatan Wanita dalam Dimensi Sosial dan Upaya Mengatasinya
mengalami
kemandulan.
Kadang-kadang
terjadi
kehamilan,
tetapi
12
dalam
perjalanannya menuju rahim mengalami kemacetan (tersangkut), sehingga tumbuhkembang terjadi di saluran indung telur dan menyebabkan kehamilan ektopik (diluar
kandungan). Kehamilan ektopik tidak akan dapat berkembang sampai cukup bulan
karena akan pecah dan menimbulkan perdarahan di dalam rongga perut yang
memerlukan tindakan operasi darurat.
Selain penyakit menular seksual yang telah disebutkan diatas, HIV/AIDS adalah
penyakit menular seksual yang paling berbahaya karena virus penyakit ini
melumpuhkan semua kemampuan daya tahan tubuh terhadap berbagai bakteri, jamur,
protozoa, dan virus lainnya, sehingga dapat menimbulkan berbagai manisfestasi
klinik yang kompleks. Disamping itu penyakit ini masih belum dapat ditemukan
pengobatannya sehingga berakhir dengan kematian yang mengenaskan.
Selain berakibat pada penularan penyakit menular seksual, prostitusi juga dapat
mengakiabatkan kehamilan yang tidak diinginkan. Hal ini akan memacu terjadinya
tindakan aborsi yang tidak tidak aman, yang akan menyebabkan terjadinya infeksi
yang pada akhirnya akan berujung pada kematian.
Dari uraian diatas jelaslah bahwa yang banyak dirugikan dengan adanya praktek
prostitusi adalah wanita. Tetapi sayangnya para wanita yang terjun dalam dunia
prostitusi tidak menyadari hal itu semua, kerana kurangnya pengetahuan mereka.
b. Aspek Hukum dan perundang-undangan
Di pasal 434 KUHP yang digagas oleh Menteri Kehakiman dan HAM ”Bahwa
setiap orang yang bergelandangan, berkeliaran di jalan, di tempat-tempat umum,
dengan tujuan melacurkan diri akan dipidana denda”. Sesuai dengan Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang digagas oleh Menteri Kehakiman
dan HAM prostitusi sekarang ini juga dikriminalkan. Dalam KUHP lama
dijelaskan, hanya orang-orang yang menyediakan atau memudahkan perbuatan
cabul yang dihukum. Tetapi dalam rancangan sekarang ada pasal baru tentang
prostitusi yang tidak hanya gender bias tapi juga class bias.
Kesehatan Reproduksi
Permasalahan Kesehatan Wanita dalam Dimensi Sosial dan Upaya Mengatasinya
13
Karena yang kita tahu bergelandangan hanya orang kelas bawah. Dan lebih dari
itu, konotasi melacurkan diri selalu mengena pada perempuan. Padahal, kalau
menurut tata bahasa Indonesia yang baik, yang disebut pelacur adalah lelakinya.
Dan di sini tidak ada kriminalisasi bagi para pelanggan atau user mereka. Ini
kenapa saya menyebut adanya gender bias dan diskriminasi.
Menarik untuk melihat bagaimana pemda mencoba ”membersihkan” wilayah
otoritas mereka dari kegiatan prostitusi. Analisis dilakukan pada Perda
Kabupaten Lahat Nomor 3 Tahun 2002, Perda Kota Bandar Lampung No 5/2002,
Perda Kota Tangerang No 8/2005, Perda Kabupaten Indramayu No 7/ 1999,
Perda Kabupaten Cilacap No 21/2003, Perda Kota Kupang No 39/1999, Perda
Kota Palembang No 2/2004, dan Perda Kota Bengkulu No 24/2000. Kurungan
atau denda materi menjadi cara mengerem kegiatan prostitusi. Fakta
membuktikan hal itu mustahil. Salah satu contoh menarik adalah Perda
Kabupaten Cilacap No 13/1989, kemudian diperbarui dengan Perda No 21/2003,
yang melarang praktik prostitusi. Setelah perda itu lahir, jumlah pekerja seks
komersial di wilayah tersebut malah bertambah (Wawasan, 6 April 2008).
DAMPAK YANG DIRASAKAN PSK
1. Risiko lebih tinggi terkena penularan infeksi Penyakit Menular Seksual
dan HIV/ AIDS.
2. Dapat menyebabkan kehamilan.
3. Dapat berpotensi terjadinya kekerasan terhadap wanita.
4. Dapat menyebabkan kemandulan
5. Dapat menyebabkan penyakit ganas seperti kanker serviks. Risiko akan
lebih besar lagi pada wanita usia muda, karena alat genitalia belum
matang sehingga mudah rusak dan luka.
6. Dapat terjadi gangguan psikologis/ psikis pada beberapa pekerja seks
7. Dapat menyebabkan kehilangan masa depan
UPAYA PENANGGULANGAN PSK OLEH TENAGA KESEHATAN, DAN
PEMERINTAH
Upaya penanggulangan PSK oleh tenaga kesehatan:
Kesehatan Reproduksi
Permasalahan Kesehatan Wanita dalam Dimensi Sosial dan Upaya Mengatasinya
14
1. Anjurkan PSK untuk memeriksakan PMS secara berkala.
Jika PSK memiliki gejala-gejala PMS, maka tindakan yang dilakukan yaitu:
Melakukan diagnosa dengan tepat
Melakukan pengobatan sesuai dengan keluhan dan hasil pemeriksaan
Melakukan therapi dengan tepat
Melakukan rujukan jika perlu
Konseling
Ajarkan pemakaian kondom dan anjurkan untuk menggunakannya
2. Anjurkan PSK untuk melakukan pemeriksaan HIV di pusat pelayanan
terpadu.
3. Anjurkan pasangan PSK memakai kondom untuk menghindari penyebaran
penyakit menular dan mengajarkan cara pemasangannya yang benar
4. Memberikan penyuluhan kesehatan mengenai bahaya yang dimiliki oleh
PSK.
5. Memberikan pengobatan secara dini pada PSK yang telah dinyatakan positif
terkena PMS
6. Memberikan dukungan psikologis pada PSK bahwa masih terdapat bayak
pekerjaan layak yang akan melindungi mereka dari risiko PSK.
Sedangkan upaya penangulangan PSK oleh pemerintah:
1. Perlu dibangun atau ditingkatkan lagi pengadaan paramedis atau tenaga
kesehatan di tempat-tempat yang banyak terdapat PSK terutama tempat
lokalisasi.
2. Meningkatkan promosi kesehatan terutama mengenai kesehatan wanita yang
perlu terus dijaga dan dipantau apalagi bagi para pekerja seks.
3. Membuka atau memanfaatkan lapangan kerja baru sehingga para wanita
dapat bekerja dengan lebih layak tanpa menjadi PSK.
4. Didirikan dana kredit.
5. Meningkatkan/ mengadakan acara kerohanian baik langsung atau tidak
langsung bagi para PSK atau orang-orangyang rawan dengan PSK.
6. Meminta masyarakat sekitar lingkungan PSK untuk membuat kontrol dan
penegasan atas dampak PSK bagi mereka.
Kesehatan Reproduksi
Permasalahan Kesehatan Wanita dalam Dimensi Sosial dan Upaya Mengatasinya
15
PORNOGRAFI
PENGERTIAN DAN BATASAN PORNOGRAFI
Pornografi berasal dari bahasa yunani: pornographia yang secara harfiah
adalah tulisan tentang atau gambaran tentang pelacur. Pornografi sendiri adalah
penggambaran tubuh manusia atau perilaku seksual manusia dengan tujuan
membangkitkan rangsangan seksual.
Pornografi dapat menggunakan berbagai media (lisan/ tulisan) seperti foto,
ukiran,
gambar,
gambar
bergerak
(termasuk
animasi),
dan
suara
(www.wikipediaindonesia.com. 2007).
AWAL MUNCULNYA PORNOGRAFI
Pornografi dunia memiliki sejarah panjang. Di dunia, pornografi ditemukan
sejak + 7200 tahun yang lalu. Karya seni yang secara seksual bersifat sugestif dan
eksplisit sama tuanya dengan karya seni yang menampilkan gambar-gambar yang
lainnya. Foto-foto eksplisit muncul tidak lama setelah ditemukannya karya fotografi.
Karya-karya film yang paling tuapun sudah menampilkan gambar-gambar telanjang
maupun gambar lainnya yang secara seksual bersifat eksplisit. Hal ini karena dapat
menimbulkan ketertarikan bagi manusia sebagai kebutuhan sejak dahulu kala.
Gambar 1 Lukisan dinding erotik Yunani kuno di Pompei
Kesehatan Reproduksi
Permasalahan Kesehatan Wanita dalam Dimensi Sosial dan Upaya Mengatasinya
16
Di Indonesia, meski sejak dahulu pornografi secara resmi dilarang. Namun
kemunculan film Resia Boroboedoer tahun 1929 di Jakarta yang berbau vulgar,
mencetuskan film tersebut sebagai film pertama berbau pornografi
KLASIFIKASI PORNOGRAFI
Pornografi dibedakan menjadi:
1. Pornografi ringan
Umumnya merujuk kepada bahan-bahan yang menampilkan ketelanjangan,
adegan-adegan yang secara sugestif bersifat seksual, atau menirukan adegan
seks.
2. Pornografi berat
Umumnya merujuk pada hal-hal yang mengandung gambar-gambar alat
kelamin dalam keadaan terangsang dan kegiatan seksual termasuk penetrasi.
DAMPAK PENYEBARAN PORNOGRAFI
Umumnya, dampak/ efek pornografi akan memberi pengaruh buruk terutama
bagi image wanita. Meskipun sesungguhnya perilaku pornografi itu adalah pria
dan wanita, namun wanita lebih mencolok. Image wanita akan dianggap rendahan
(wanita jauh di bawah pria) dan murahan (dapat dibayar dengan apapun/ pasrah
pada nasib). Wanita juga dapat disebut sebagai lambang seks, karena wanita lebih
banyak dianggap erotis daripada pria.
UPAYA PENANGGULANGAN PORNOGRAFI OLEH KESEHATAN DAN
PEMERINTAH
Upaya penanggulangan pornografi oleh petugas kesehatan diantaranya:
1. Melakukan pendidikan kesehatan kepada klien terutama wanita mengenai bahaya
pornografi bagi bangsa Indonesia terutama bagi generasi muda
Upaya penanggulangan pornografi oleh pemerintah diantaranya:
1. Memberikan peraturan atau hukum yang tegas bagi penyebar media grafis yang
berbau pornografi. Misalnya dengan mensyahkan UUD Anti pornografi dan
pornoaksi.
Kesehatan Reproduksi
Permasalahan Kesehatan Wanita dalam Dimensi Sosial dan Upaya Mengatasinya
17
2. Mengevaluasi ulang tayangan grafis yang beredar di masyarakat saat ini. Mana
yang layak untuk dikonsumsi dan mana yang dikatakan pornografi.
KESIMPULAN
1. Pekerja seks komersial adalah seseorang yang menyediakan pelayanan seksual
dengan tujuan tertentu untuk mendapatkan imbalan uang atau hal lainnya.
2. Munculnya PSK adalah karena memerlukan uang untuk membeli makanan,
tempat tinggal, dan untuk menghidupi anak-anak dan keluarga, untuk membayar
hutang, atau untuk membeli obat-obatan. Sisanya, mereka menjadi pekerja seks
karena iseng atau dipaksa kerabat dekat.
3. PSK dibedakan menjadi PSK yang ada di lokalisasi dan PSK yang bekerja
sendiri secara ”informal”.
4. Dampak yang dirasakan PSK adalah cenderung mendapat PMS, HIV/ AIDS,
kehamilan, kekerasan, kemandulan, penyakit ganas, gangguan psikologis
ataupun kehilangan masa depan.
5. Upaya penanggulangan PSK oleh tenaga kesehatan : Anjurkan PSK
memeriksakan PMS secara berkala dan melakukan HIV test dan pemakaian
kondom, memberikan penyuluhan kesehatan tentang bahaya yang dimiliki oleh
PSK, memberikan pengobatan secara dini pada PSK dan memberikan dukungan
psikologis. Sedangkan upaya penanggulangan PSK oleh pemerintah: Perlu
dibangun/ ditingkatkan pengadaantenaga kesehatan di tempat lokalisasi PSK,
meningkatkan promosi kesehatan, membuka/ memanfaatkan lapangan kerja baru
bagi PSK, didirikan dana kredit, meningkatkan/ mengadakan acara kerohanian,
dan Meminta masyarakat sekitar lingkungan PSK untuk membuat kontrol dan
penegasan atas dampak PSK bagi mereka.
6. Pengertian pornografi adalah penggambaran tubuh manusia atau perilaku seksual
manusia dengan tujuan membangkitkan rangsangan seksual.
7. Awal munculnya pornografi yaitu sejak ditemukannya karya seni bersifat erotik
sejak + 7200 tahun yang lalu. sedangkan di Indonesia, film pertama berbau
pornografi kemunculan film Resia Boroboedoer tahun 1929 di Jakarta.
8. Pornografi dibedakan menjadi pornografi berat (bahan-bahan yang bersifat
ketelanjangan, adegan bersifat seksual, atau menirukan adegan seks) dan
Kesehatan Reproduksi
Permasalahan Kesehatan Wanita dalam Dimensi Sosial dan Upaya Mengatasinya
18
pornografi ringan (gambar-gambar alat kelamin dalam keadaan terangsang, atau
kegiatan seksual termasuk penetrasi).
9. Dampak penyebaran pornografi diantaranya menyebabkan anak kecil di bawah
umur telah mengenal dunia seks secara vulgar dalam grafis sebelum masanya,
pergaulan bebas, moral bangsa menjadi turun.
10. Upaya penanggulangan pornografi oleh petugas kesehatan: pendidikan kesehatan
kepada klien tentang bahaya pornografi. Sedangkan upaya penanggulangan
pornografi oleh pemerintah misalnya memberikan peraturan tegas bagi penyebar
media grafis berbau pornografi/ mengevaluasi ulang tayangan grafis yang
beredar di masyarakat saat ini.
Kesehatan Reproduksi
Permasalahan Kesehatan Wanita dalam Dimensi Sosial dan Upaya Mengatasinya
19
EVALUASI
1. Pekerja seks komersial adalah:
a. Seseorang yang menawarkan para perempuan untuk menjadi istri dengan
memakai bayaran
b. Seseorang yang menyediakan pelayanan seksual dengan tujuan tertentu
untuk mendapatkan imbalan uang atau hal lainnya.
c. Para pekerja yang legal di mata Negara menjajakan dagangannya kepada
masyarakat luas
d. Seorang wanita yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga dengan
keuntungan yang sebesar-besarnya
Jawab B
2. Yang tidak termasuk Pekerja Seks Komersial yang berada di lokalisasi
‘resmi’:
a. Memiliki “manajer” yaitu para mucikari
b. Bekerja dadakan di pinggiran jalan remang-remang
c. Memiliki tarif pelayanan standar
d. Memiliki “konsumen” tetap
Jawab B
3. Awal keberadaan PSK di Yunani Kuno adalah
a. Penguasa Athena bernama Solon yang secara resmi menyediakan tepat
pelacuran yang diisi dengan budak-budak belian perempuan.
b. Munculnya gadis-gadis kasta terendah yang bertugas melayani kebutuhan
seksual pendeta di kuil-kuil
c. Munculnya anggapan masyarakat bahwa kehadiran pelacur akan
dilindungi oleh Dewa Isthar
d. Munculnya feodalisme
Jawab A
4. Dampak yang dirasakan PSK adalah:
a. Mendapat PMS, HIV/ AIDS, kehamilan, kekerasan, kemandulan,
penyakit ganas, gangguan psikologis ataupun kehilangan masa depan.
Kesehatan Reproduksi
Permasalahan Kesehatan Wanita dalam Dimensi Sosial dan Upaya Mengatasinya
20
b. Mendapat PMS, HIV/ AIDS, kehamilan, kekerasan, kemandulan,
penyakit, dan gangguan emosi
c. Mendapat kesuburan yang tinggi, gairah seks yang menurun dan emosi
menjadi labil
d. Mendapat PMS, kemandulan, dan memiliki daya imunitas yang cukup
Jawab D
5. Yang bukan merupakan upaya penanggulangan PSK oleh tenaga kesehatan:
a. Memberikan penyuluhan mengenai HIV/ AIDS
b. Memberi informasi tentang penggunaan kondom
c. Memberikan dana kredit
d. Memberi dukungan psikologis bagi para PSK
Jawab C
Kesehatan Reproduksi
Download