MODUL PERKULIAHAN Digital Marketing Communication Social Media Operation and Maintenance Brand Fakultas Program Studi Tatap Muka Fakultas Ilmu Komunikasi Advertising and Marketing Communication 11 Kode MK Disusun Oleh Ardhariksa Z., M.Med.Kom Abstract Kompetensi Social Media Operation and Maintenance Brand mengkaji beberapa bagian, antara lain : Mahasiswa memahami Social Media Operation and Maintenance Brand 1. Pengenalan dan ruang lingkup Social Media 2. Proses Maintenance Brand dalam social media. Social Media Operation and Maintenance Brand Media Digital Definisi New Media yang dikutip dari jurnal Reuters, 2012 adalah: “New Media & Society is a top-ranked, peer-reviewed, international journal that publishes key research from communication, media and cultural studies, as well as sociology, geography, anthropology, economics, the political and information sciences and the humanities. It is committed to high-quality research that explores the relationship between theory, policy and practice”. Jika di terjemahkan dapat di simpulkan bahwa New Media adalah peringkat teratas dari gabungangan antara komunikasi, media dan kebudayaan, dan juga merupakan gabungan antara aspek dari sosiologi, geografi, antropolgi, dan ilmu – ilmu lainnya yang saling berhubungan satu sama lain. Menurut Folkerts Media Digital atau yang sering disebut New Media adalah bentuk – bentuk dari media dan isi media yang diciptakan dan dibentuk oleh perubahan teknologi. Internet adalah salah satu dari New Media di abad 21. Sebagai teknologi baru yang canggih, bentuk media dan teknologi muncul secara bersamaan dan di sebut Media Convergence. Media Convergence adalah suatu kombinasi antara dua atau lebih dari media – media sebelumnya (Old Media) yang menjadi suatu proses dimana dapat membawa kemudahan dan keuntungan bagi pengguna nya (2011:20). Beberapa contoh dari Media Digital tersebut adalah Facebook, Twitter, Instagram, dan Youtube. Penggunaan facebook sebagai media Internet Marketing Internet dewasa ini bukan hanya digunakan sebagai media informasi dan komunikasi saja melainkan telah merambah ke dunia pemasaran. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor yang mempengaruhi mereka dalam pengambilan keputusan tersebut. Sama halnya dengan para informan penelitian ini, mereka merupakan pengusaha dalam skala kecil yang memanfaatkan internet sebagai media promosi. Penggunaan internet dalam bisnis menurut Fransisca (n.d) berubah fungsinya dari yang sebagai alat untuk pertukaran informasi secara 2013 2 Digital Marcom Ardhariksa Z., M.Med.Kom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id elektronik menjadi alat untuk aplikasi strategi bisnis, seperti: pemasaran, penjualan, dan pelayanan pelanggan. Pemasaran di internet cenderung menembus berbagai rintangan, batas bangsa, dan tanpa aturan-aturan yang baku. Hal ini disebabkan oleh era globalisasi yang ikut mempengaruhi internet. Globalisasi mengakibatkan batas-batas bisnis antara Negara satu dengan yang lain semakin tidak tampak. Pengaruh globalisasi tersebut rupanya juga membantu para pemilik butik online dalam memperluas pasar mereka. Hal ini sempat dialami oleh I5 dimana dengan menggunakan internet, khususnya facebook, ia dapat merasakan memiliki konsumen dari berbagai Negara, yang notabene jika ia tidak menggunakan media internet akan menjadi sulit. Kaburnya batas-batas Negara dalam konteks perdagangan dunia, membawa konsekwensi persaingan yang semakin luas dan bergesernya kekuasaan produsen ke tangan konsumen (Simatupang, 1996:46). Oleh karena itu persaingan semakin ketat, karena bukan lagi produsen yang mempunyai kuasa dalam dunia pemasaran, melainkan konsumen, dimana konsumen mempunyai kekuasaan yang sangat besar dalam menentukan produk mana yang akan mereka gunakan. Berdasarkan alasan tersebut maka para pemasar dituntut semakin inovatif dalam menciptakan bisnis yang unik, dan kreatif agar dapat diterima oleh konsumen. Internet memiliki beberapa daya tarik dan keunggulan bagi para konsumen maupun organisasi, karena internet juga merupakan media elektronik yang menunjang e-commerce dan mengalami pertumbuhan yang pesat. Maka dari itu penggunaan internet sebagai media pemasaran sudah tidak asing lagi, dikarenakan keunggulankeunggulan yang dimiliki, serta faktor-faktor lain yang ternyata dilihat pula oleh para informan, dimana mereka memilih menggunakan internet sebagai media promosi mereka. Facebook merupakan salah satu social media yang berupa jejaring social, tidak berbayar dan punya banyak penggemar. Boyd (2007) mengatakan bahwa jejaring sosial merupakan salah satu dari social media.Jejaring sosial merupakan sebuah wadah yang fokus membangun dan merefleksikan jaringan sosial atau hubungan sosial masyarakat yang membagikan kesenangan dan atau aktivitas. Sesuai dengan yang dikemukakan Boyd, melalui facebook pengguna bisa membuat profil mereka dengan foto, daftar kesukaan, informasi kontak dan informasi pribadi lainnya. Berdasarkan informasi pribadi dan kesenangan dari masing-masing pengguna, para pemilik butik online memanfaatkan fasilitas tersebut seperti yang dikemukakan oleh I2 bahwa dalam mencari segmentasi ia mencari orang-orang yang ikut bergabung dalam suatu komunitas pecinta barang bekas, atau halaman butik online lain. Dalam kehidupan nyata, mungkin kita perlu mengunjungi tempattempat komunitas tertentu untuk mendapatkan pasar, dan diperlukan waktu yang lama pula untuk mendapatkannya. Melalui facebook sekali memasuki halaman yang tepat dan sesuai dengan criteria yang dicari 2013 3 Digital Marcom Ardhariksa Z., M.Med.Kom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id maka akan mudah mengetahui atau membuat daftar orang yang masuk dalam target segmentnya tanpa harus menanyai mereka satu per satu. Twitter Menurut Chris Brogan Twitter merupakan salah satu media sosial yang ada di dalam media digital yang berfungsi sebagai wadah atau tempat untuk berbagi ide, gagasan, maupun informasi secara global tanpa dibatasi ruang dan waktu (2010:99). Menurut Dominikus Juju & Feri Sulianta defenisi dari Twitter adalah sebuah web dan layanan mikroblog yang bisa digunakan untuk melakukan pembaharuan (update) berupa sebuah teks panjang maksimum sebanyak 140 karakter, pembaharuan di Twitter dikenal sebagai tweets (2010:2-3) Kesimpulan Twitter adalah sebuah social media yang dapat memberikan informasi-informasi bagi para followers, yang berisi berita atau semacamnya yang dapat diakses melalui internet. Keterkaitan teori ini pada penelitian adalah karena Twitter merupakan salah satu dari media sosial dalam media digital yang digunakan oleh peneliti untuk meningkatkan kesadaran akan merek terhadap restoran makanan laut Submarine, dan juga dikarenakan Twitter adalah media sosial yang paling banyak digunakan oleh masyarakat global saat ini, khususnya masyarakat Indonesia Fungsi Twitter Penggunaan Twitter telah menciptakan banyak fungsi Dominikus Juju & Feri Sulianta Secara garis besar fungsi-fungsi tersebut yaitu: 1. Untuk menuliskan bebagai hal yang ingin ditulis tidak mewajibkan untuk menulis apa yang sedang dilakukan, dapat menuliskan apa saja mengenai perasaan anda. 2. Bisa digunakan untuk berbagi (share) foto, lagu, dan video kepada teman-teman. 3. Mencari teman-teman baru di dunia maya. 4. Bisa mengetahui kebiasaan apa saja yang dilakukan oleh public figure. 5. Mempopulerkan web atau blog yang dimiki dengan cara bebagi tautan (link) artikel yang dibuat pada Twitter. 6. Bisa digunaan sebagai media advertise secara tidak langsung. 7. Bisa digunakan untuk mencari dukungan politik atau kampanye di dunia maya. 8. Bisa digunakan sebagai media informasi secara realtime, seperti memberikan informasi mengenai suatu bencana atau kejadian tertentu. 2013 4 Digital Marcom Ardhariksa Z., M.Med.Kom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 9. Bisa digunakan untuk berbisnis (2010:3). Instagram Menurut Bambang Instagram adalah sebuah aplikasi dari SmartPhone media sosial yang merupakan salah satu dari media digital yang mempunyai fungsi yang hampir sama dengan Twitter, namun perbedaannya terletak pada pengambilan foto dalam wadah atau tempat untuk berbagi informasi terhadap pengguna nya. Instagram juga dapat memberikan inspirasi bagi pengguna nya dan juga dapat meningkatkan kreatifitas, dikarenakan Instagram mempunyai fitur yang dapat membuat foto menjadi lebih indah, lebih artistik dan menjadi lebih bagus (2012:10). Keterkaitan dengan penelitian yang dilakukan adalah peneliti menggunakan Instagram karena Instagram merupakann salah satu media sosial yang menjadi sebuah tren masyarakat saat ini, terutama anak muda yang di mana menjadi salah satu segmen dari restoran makanan laut Submarine sehingga dapat memudahkan peneliti dalam meningkatkan kesadaran akan merek restoran makanan laut Submarine. Youtube Eko Nurhuda dalam buku nya “YouTube Cara Mudah menjadi Populer dengan Internet” mengatakan bahwa Youtube merupakan media digital pertama dalam bentuk video untuk berbagi informasi, pendapat, dan gagasan maupun ide, hiburan dan juga sering digunakan untuk kegiatan promosi secara gratis (2012:7). Youtube menjadi media digital dalam berbagi video yang paling banyak digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia, telah banyak masyarakat yang telah terkenal melalui media digital tersebut (2012:8). ` Keterkatikan teori tersebut dengan penelitian adalah peneliti mencoba membuat video berupa Company Profile, Testimony, dan juga video berupa suasana yang ada di dalam restoran makanan laut Submarine yang dapat meningkatkan kesadaran akan merek restoran makanan laut tersebut, dan juga bertujuan untuk mempersuasikan masyarakat khusus nya penggemar makanan laut untuk datang dan mencicipi varian makanan laut dari Submarine. 2013 5 Digital Marcom Ardhariksa Z., M.Med.Kom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Brand Awareness pada pemasaran Digital Definisi Brand Awareness yang dikutip dari jurnal Emma Mcdonald dan Byron Sharp, 2005 adalah : “Brand awareness is widely misunderstood and often wrongly measured, even by experienced managers” (p41). Yet brand awareness is covered in most texts on advertising measurement, it is a central part of the popular hierarchy of-effects advertising model, and marketing managers claim it as an important goal of their communications activities”. Jika diterjemahkan dapat disimpulkan bahwa Brand Awareness adalah kesadaran merek tercakup pada teks yang berada di dalam suatu iklan, dengan kata lain kesadaran akan merek juga merupakan salah satu kegiatan dalam berkomunikasi terhadap khalayak. Menurut (Durianto, et all, 2004:54) defenisi brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu. Menurut Rangkuti (2004:243) brand awareness mempunyai defenisi yaitu kemampuan seorang pelanggan untuk mengingat suatu merek tertentu atau iklan tertentu secara spontan atau setelah dirangsang dengan kata-kata kunci. Dikutip dari jurnal Budi. S, et all, 2006 Strategi yang sukses dari brand awareness harus dapat menjelaskan keunikan dari merek itu sendiri dan menjadikannya berbeda dari kompetitor yang ada. Contoh: jika konsumen tidak mengetahui apa pun tentang suatu perusahaan, mereka tidak akan membeli sesuatu dari perusahaan tersebut. Untuk itulah satu dari tujuan utama setiap bisnis seharusnya adalah untuk membangun brand awareness karena keinginan membeli konsumen sangat dipengaruhi dari rekomendasi pengalaman langsung. Tingkatan dalam brand awareness Menurut David Aaker melalui Durianto, et all, (2004:57-59) peran brand awareness dalam keseluruhan ekuitas merek bergantung pada sejauh mana tingkatan awareness yang dicapai oleh suatu merek. Adapun tingkatan dalam brand awareness adalah sebagai berikut: 2013 6 Digital Marcom Ardhariksa Z., M.Med.Kom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 1. Puncak pikiran (Top of Mind) Yang dimaksud dengan top of mind adalah merek yang pertama kali diingat oleh responden atau pertama kali disebut ketika responden ditanya tentang suatu produk tertentu. Top of mind menggunakan single respond question yang artinya responden hanya boleh memberikan satu jawaban untuk pertanyaan mengenai hal ini. 2. Pengingatan kembali merek (Brand Recall) Brand recall adalah pengingat kembali merek yang dicerminkan dengan merek lain yang diingat oleh responden setelah responden menyebutkan merek yang pertama. Brand recall menggunakan multi respond questions yang artinya memberikan jawaban tanpa dibantu. 3. Pengenalan merek (Brand Recognition) Brand recognition adalah pengenalan merek yaitu tingkat kesadaran responden terhadap suatu merek diukur dengan diberikan bantuan seperti ciri-ciri suatu produk. 4. Tidak menyadari merek (Unware Of Brand) Merupakan tingkat yang paling rendah dari piramida brand awareness dimana konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek. Tingkatan pada Brand Awareness dapat digambarkan melalui piramida Brand Awareness di bawah ini, sebagai berikut: 2013 7 Digital Marcom Ardhariksa Z., M.Med.Kom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Gambar 2.1 : Piramida Brand Awareness Sumber: Durianto, et all, 2004:55 Untuk memberikan evaluasi seberapa jauh konsumen dapat aware terhadap sebuah brand, menurut Keller (2000) dalam (Soehadi, 2005: 10) menyarankan penggunaan empat indikator, yaitu: 1. Recall Seberapa jauh konsumen dapat mengingat ketika ditanya apa saja brand yang mereka ingat. 2. Recognition Yaitu, seberapa jauh konsumen bisa mengenali sebuah brand dalam satu kategori tertentu. 3. 2013 Purchase 8 Digital Marcom Ardhariksa Z., M.Med.Kom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Yaitu, seberapa jauh konsumen akan memasukkan suatu brand ke dalam alternatif pilihan ketika mereka akan membeli produk/layanan. Dalam arti, jika brand tersebut tidak termasuk dalam alternatif pilihan, terutama brand baru, maka aktifitas below the line menjadi sangat penting. 4. Consumption Yaitu, seberapa jauh konsumen masih dapat mengingat suatu brand ketika mereka sedang menggunakan produk/layanan pesaing. Kesimpulan dari penulis mengenai brand awareness adalah bahwa tindakan untuk menyadarkan akan suatu merek produk pada masyarakat sehingga masyarakat mengetahui tentang merek dari produk tersebut. Keterkaitan dalam pembahasan ini adalah public relations merupakan divisi yang berfungsi untuk meningkatkan kesadaran akan merek makanan laut Submarine masyarakat sehingga dikenal oleh masyarakat. 2013 9 Digital Marcom Ardhariksa Z., M.Med.Kom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id kepada Daftar Pustaka Pustaka: 1. Zeng, Mand W Reinartz. Beyond Online Search : The Road to Profitability”. California Management Review Vol 45 . 2003 2. Bearden, W.O., T.N. Ingram and R.W. Laforge (1995), Marketing : Principles & Perspective. Chicago : Irwin. 3. Collis, D.J and C.A Montgomery (1998), Corporate Strategy : Resource Based Approach. Boston, Massachesets : Irwin/Mc Graw-Hill. 4. George E. Belch and Michael A. Belch “Advertising and Promotion: An Integrated Marketing Communications Perspective”, Sixth Edition, , McGraw-Hill Irwin, 2004. 5. William Wells, John Burnett and Sandra Moriarty, “Advertising: Principles and Practice”, Fifth EditionPrentice-Hall, 2000. 6. “Kleppner’s Advertising Procedure”, Sixteenth Edition, W. Ronald Lane, Karen Whitehill King, and J. Thomas Russell, Prentice-Hall, Inc., 2005. 7. Cappo, Joe., (2003) The Future of Advertising: New Media, New Clients, New Consumers in the Post Television Age., Chicago: Crain Communications. 8. Chaffey, Dave, Richard Mayer, Kevin Johnston & Fiona Ellis-Chadwick., (2000) Internet Marketing : Strategy, Implementation and Practice ., Harlow, England : Prentice Hall, Inc. 9. Zeff, Robin & Brad Aronson., (1999) Advertising on The Internet., New York : John Wiley and Sons, Inc. 10. Lievrouw, Leah A. & Sonia Livingstone., (2006) The Handbook of New Media: Updated Student Edition, London: Sage Publications Ltd. 11. Sandra E. Moriarty., Creative Advertising: Theory & Practice ., Englewood Cliffs, New Jersey: Mc Graw Hill., 2003 12. Jerome Jewler., Creative Strategy in Advertising., Wadsworth Series in Mass Communication and Journalism., 2004 13. Jim Atchinson., Cutting Edge Advertising. Pearson Education South Asia Pte Ltd; 3rd Revised edition edition, 2007 14. Ronald Lane, Karen Whitehill King & Thomas Russel., Kleppner’s Advertising Procedure. Pearson International edition, 2008 15. William Wells, John Burnet & Sandra E. Moriarty., Advertising Principles and Practice., 2000 16. Stephen Baker., Systematic Approach to Advertising Creativity.New York: The Free Press, 1981. 17. Courtlan Bovee & William Arens., Contemporary Advertising., Englewood Cliffs, New Jersey: Mc Graw Hill., 2001 18. Philip Kotler., Principles of Marketing., Englewood Cliffs, New Jersey: Mc Graw Hill., 2001 19. Dave Chaffey, Fiona Ellis-Chadwick, Kevin Johnston, and Richard Mayer., Internet Marketing: Strategy, Implementation and Practice (4th Ed), , 2009. 20. Tom Alstiel & Jean Grow., Advertising Strategy., London: Sage Publication., 2006. 21. Michael Newman., Creative Leaps., New York: Joh Wiley & Sons., 2003 22. www.branchannel.com 23. www.digitalagencyindonesia.com 24. Iwan Awaluddin Yusuf. Mobile Advertising : Era Baru Beriklan. Peneliti di Pusat Kajian Media dan Budaya Populer (PKMBP) dan Pemantau Regulasi dan Regulator Media, Yogyakarta 25. http://www.free-press-release.com/news/200906/1244659237.html 2013 10 Digital Marcom Ardhariksa Z., M.Med.Kom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id