G. RAUNG, JAWA TIMUR G. Raung G. Raung (Wikipedia,Sep 2005) KETERANGAN UMUM Nama Lain : Rawon Nama Kawah Utama : Kaldera Raung Nama Kawah Lain : Tegal Alun-Alun dan Tegal Brungbung a. Geografi Puncak : 8° 7,5’ LS dan 114° 02,5’ BT b. Wilayah administratif : Kab. Banyuwangi, Kab. Bondowoso, Kab. Jember, dan Lokasi Kab. Lumajang, Jawa Timur Ketinggian : 3332m dpl Kota Terdekat : Banyuwangi, Bondowoso Tipe Gunungapi : Strato dengan kaldera Lokasi Pos Pengamatan : Desa Sragi, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Gunungapi Banyuwangi, Jawa Timur Geografi : 8° 11’ 54.48” LS dan 114° 9’ 13.02” BT PENDAHULUAN Cara Mencapai Puncak Jalur pendakian ke puncak G. Raung umumnya dilakukan dari Desa Sumberweringin. Dari tempat ini, kendaraan roda empat masih dapat dilanjutkan ke Pondok Motor sejauh ± 7 km. Pendakian dari Pondok Motor melalui tegalan sepanjang ± 0,5 km ke arah selatan – baratdaya yang kemudian dilanjutkan melalui hutan dan jalan setapak yang mulai menyempit dan ditumbuhi oleh pepohonan cemara hingga ketinggian 1600 m. Setelah perjalanan selama ± 3 jam tiba di Pondok Sumur. Dari Pondok Sumur, medan pendakian mulai sulit, jalan setapak tertutup semak belukar. Setelah ± 2 jam, pendakian melalui hutan cemara dan pakis-pakisan, dan padang rumput seluas ± 0,25 km2 tiba di Pondok Demit. Pendakian dilanjutkan hingga ketinggian ± 2900 m sampai batas hutan, dikenal dengan Pondok Mantri atau Pasaran, pada tempat ini dilakukan perkemahan. Keesokan harinya dilanjutkan selama ± 1 jam sampai puncak, melalui medan yang tidak terlalu berat dengan kemiringan lereng berkisar antara 20° dan 30°. Inventarisasi Sumberdaya Gunungapi Daerah sekitar G. Raung yang subur dimanfaatkan masyarakat setempat sebagai lahan pertanian dan perkebunan. Selain itu material hasil letusan berupa pasir dan batu menjadi salah satu sumber mata pencaharian masyarakat setempat sebagai tambang rakyat. Wisata G. Raung adalah sebuah gunungapi yang besar dan unik, yang berbeda dari ciri gunungapi pada umumnya di pulau Jawa. Keunikan dari puncak G. Raung adalah kalderanya yang dalamnya sekitar 500 m, selalu berasap dan sering menyemburkan api. G. Raung termasuk gunungapi tua dengan kaldera di puncaknya dan dikelilingi oleh banyak puncak kecil, menjadikan pemandangannya benar-benar menakjubkan. SEJARAH LETUSAN Sejarah kegiatan G. Raung yang pertama kali diketahui terjadi pada tahun 1586, berupa letusan dahsyat melanda beberapa daerah dan terdapat korban manusia, berikutnya ditunjukkan pada tabel di bawah ini. Tahun letusan 1586 1597 1638 Keterangan Terjadi letusan dahsyat dan diketahui adanya korban manusia (Verbeek dan Fennema, 1896) Letusan yang serupa dalam letusan 1586 dan dicatat adanya korban manusia Terjadi letusan dahsyat, kemudian diikuti dengan banjir besar dan aliran lahar yang melanda daerah antara K. Stail dan K. Klatak. Korban manusia mencapai ribuan orang. Saat itu berdiri Kerajaan Macan Putih di bawah Pangeran Tawangulun (Brouwer, 1913, p. 60-65) 1730 1787 - 1799 1800 - 1808 1812 - 1814 1815 1817 1838 1859 1860 1864 1881 1885 1890 1896 1902 1903 - 1904 1913 1915 1916 1917 1921 1924 1927 1928 1929 1933 1936 1937 1938 1939 1940 1941 1943 1944 1945 1953 1956 1961 1973 Letusan abu yang dibarengi dengan lahar yang melanda wilayah yang cukup luas dan dilaporkan banyak korban manusia Letusan terjadi pada waktu pemerintah Residen Harris, tidak diketahui adanya keterangan lebih lanjut. Letusan terjadi pada waktu pemerintahan Residen Malleod, tidak diketahui adanya keterangan lebih lanjut. Letusan disertai suara gemuruh dan hujan abu. Terjadi hujan abu di Besuki dan Probolinggo antara tanggal 4 - 12 April. Neumann van Padang (1951) menyangsikan terjadinya letusan tersebut, diduga hujan abu ini berasal dari letusan G. Tambora di Sumbawa. Tanah rusak dan korban manusia Tanah rusak Tanggal 14 Desember 1941, tidak ada keterangan lebih lanjut Letusan yang terjadi pada tahun ini tidak diketahui dengan pasti, diduga terjadi pada bulan September (?) terdengar suara gemuruh dan di siang hari gelap, yang terjadi mulai tanggal 6 Juli, diduga mungkin disebabkan oleh hujan abu Gumpalan asap disertai suara gemuruh, terjadi hujan abu tipis di sekitar Banyuwangi (Ottolander, 1881) Diduga terjadi letusan pada bulan Juni, tidak ada keterangan lebih lanjut Terjadi letusan sejak Juli, Agustus sampai pertengahan September. Letusan paroksimal terjadi pada tanggal 13 September Terjadi gempa di Kayumas (Besuki), suara gemuruh yang diikuti dengan hujan abu pada bulan Agustus Munculnya kerucut pusat pada 16 Februari Terdengar suara gemuruh dan bara api di bagian puncak pada tanggal 28 November - 2 Desember Tampak adanya gumpalan asap pada 10 Mei sampai Desember Terdengar suara gemuruh dan diikuti dengan gumpalan asap Terdengar suara gemuruh dan diikuti dengan gumpalan asap (November, Desember) Terdengar suara gemuruh dan diikuti gumpalan asap Adanya aliran lava di dalam kaldera bulan Februari - April Pelemparan eflata di sekitar kaldera dan leleran lava, sebelum Februari Letusan asap cendawan dan diiringi oleh hujan abu sampai sejauh 30 km. Terdengar dentuman bom yang dilontarkan sejauh 500 m, 2 Agustus sampai Oktober Tampak adanya celah merah di dasar kaldera yang mengeluarkan lava, Maret dan November Di antara bulan Maret dan Juni, sama dengan yang pernah terjadi dalam tahun 1928 21 November-6 Desember 22-31 Agustus, 18 September, November-11 Desember 27-31 Oktober dan 21-27 November 13 Agustus-September dan 14 November-28 Desember 10 Januari diragukan 13 Desember 18 Januari 30 Januari-30 November. Kemungkinan aliran lava dalam kaldera 20 Januari dan 19 April Terjadi letusan asap tanggal 31 Januari. Asap membara dengan guguran hingga 18 Maret. Tinggi awan letusan mencapai ± 6 km di atas puncak dan sebaran abu mencapai radius ± 200 km Terjadi kegiatan letusan antara 13-19 Februari dan letusan paroksimal terjadi pada tanggal 19 Februari. Tinggi tiang asap letusan diduga ± 12 km. Suara dentuman berlangsung sekitar 4 jam terdengar jauh hingga ke Surabaya dan Malang. Hujan abu menyebar dan turun hingga Bali dan Surabaya. Kenaikan kegiatan pada tanggal 26 April Dikabarkan kegiatan meningkat sejak akhir 1972. Hadian (1973) mengunjungi puncak, tetapi keadaan sudah normal kembali. Hampir seluruh permukaan dasar kawah tertutup oleh aliran lava yang keluar dari kerucut yang terletak di tengah dasar kawah. Seluruh permukaan kerucut sinder tertutup oleh belerang, demikian pula halnya di bagian utara dasar kawah. Rekahan berbentuk busur menghadap ke tengah terdapat pada bagian timurlaut. Tembusan fumarola terdapat pada puncak kerucut sinder, pada rekahan tersebut di atas, dan di bagian tubuh lava sebelah barat Letusan abu 1989 Karakter Letusan Pusat kegiatan G. Raung saat ini berada pada dasar kaldera. Bulan Februari 1902, pada dasar kaldera muncul kerucut pusat setinggi ± 90 m. Karakter letusan G. Raung bersifat eksplosif seperti yang terjadi pada tahun 1586, 1597, 1638, 1890, 1953, dan 1956, menghasilkan abu yang dilontarkan ke udara dan pernah terjadi awan panas yang meluncur menyelimuti sebagian tubuh gunungapinya pada tahun 1953. Bahaya utama letusan G. Raung atau bahaya primer adalah bahaya akibat langsung dari letusan seperti luncuran awan panas dan lontaran piroklastik. Perioda Letusan. Berdasarkan sejarah kegiatannya periode erupsi terpendek antara 2 letusan adalah 1 tahun dan terpanjang 90 tahun. Asap keluar dari kawah G. Raung (Pendakianonline.blogspot) GEOLOGI Morfologi Puncak G. Raung merupakan kerucut terpotong dengan tonjolan dari sisa-sisa endapan lava dan barangko-barangko dari sisa endapan piroklastik. Kaldera G. Raung berbentuk ellips, berukuran 1750 x 2250 m, dalamnya 400-550 m di bawah pematang, lereng kaldera sangat terjal. Sektor barat G. Raung muncul sekelompok bukit (hillocks) sebagai sisa dari suatu longsoran puing raksasa dari kerucut gunungapi bagian barat. Gumuk-gumuk atau bukitbukit kecil G. Raung ini merupakan sisa erosi dari suatu longsoran yang maha dahsyat, juga gumuk-gumuk piroklastik di dataran Jember kemungkinan besar karena terjadinya banjir masa batuan (banjir lahar). G. Raung dikelilingi oleh kelompok tonjolan diantaranya : di sebelah utara G. Suket (2750 m), di timurlaut G. Lempeh (2932 m), di timur G. Jampit (2338 m), di selatan G. Wates (2796 m), di barat G. Gadung (2390 m), dan G. Pajungan (2352 m). Pola aliran sungai-sungai di G. Raung adalah radial, sedangkan di daerah kakinya pola alirannya adalah dendritik. Sungai-sungai yang berhulu di sekitar puncak diantaranya : Kali stail dan Kali Mangarang. Sungai-sungai yang berhulu di sekitar lereng diantaranya : K. Kajar, K. Gladagkundung, K. Telepon, K. Kohor, K. Basiran, dan K. Caken. Sungaisungai tersebut mengalir antara Kalibaru dan Glenmore. Sungai-sungai antara Glenmore dan Rogojampi, terdiri dari K. Sempit, K. Porolinggo, K. Wadung, K. Jalen, K. Togung, K. Susulan, K. Bandeng, dan K. Binan. K. Satel di Gempol, mengalir ke utara lewat dinding timur G. Suket melalui lembah Gempol dan kampung Belawan, masuk K. Banyuputih. Beberapa kerucut yang mengelilingi G. Raung seperti G. Suket, G. Lempe, G. Gadung, G. Pajungan, dan G. Wates adalah gunungapi yang sebagian mungkin lebih tua dari G. Raung dan sebagian adalah gunungapi parasit. Menurut Taverne 1926, (dalam Djoharman, 1970) G. Suket dan G. Dampit berumur lebih tua dari G. Raung. Stratigrafi Menurut Sutawidjaja (1996), urutan stratigrafi daerah G. Raung dari tua ke muda adalah sebagai berikut: 1. Satuan Tuf Jember Breksi dan tuf kasar merupakan batuan proklastik G. Raung paling bawah posisi stratigrafinya. Terkadang tuf yang berbutir kasar selang-seling dengan tuf abu dan tuf batu apung merupakan sisipan tipis di dalamnya. 2. Satuan gumuk volkanik Sukowono Gumuk volkanik tersebar antara kaki G. Raung dan G. Iyang. Diduga bahwa gumuk sekitar Jember berasal dari aktifitas vulkanisme G. Raung, merupakan sisa erosi dari endapan volkanik G. Raung. 3. Satuan breksi Raung Hampir dua pertiga lembar Jember bagian barat dan utara ditutupi endapan volkanik dari G. Raung dan G. Argopuro. Lava, breksi dan tuf merupakan bagian utama. 4. Satuan lava Raung Singkapan di kawasan Kalibaru, morfologinya dicerminkan oleh punggungan yang terdiri dari lava andesit skoria. Satuan ini tertutup lapisan tipis abu gunungapi yang paling muda yang masih lepas sifatnya. Peta Geologi Gunungapi Raung GEOFISIKA Seismik Gempa yang tercatat oleh seismograf pada Pos PGA G. Raung adalah gempa vulkanik dangkal, vulkanik dalam, tektonik lokal dan tektonik jauh. Kegempaan G. Raung tahun 2008 hingga tahun 2009 terlihat pada grafik di bawah. Grafik Gempa Vulkanik Dangkal G. Raung 2008 - 2009 20 VB 15 10 5 01-11-2009 01-09-2009 01-07-2009 01-05-2009 01-03-2009 01-01-2009 01-11-2008 01-09-2008 01-07-2008 01-05-2008 01-03-2008 0 01-01-2008 Jumlah Gempa 25 Grafik Gempa Vulkanik Dalam G. Raung 2008 - 2009 Jumlah Gempa 5 4 VA 3 2 1 01-11-2009 01-09-2009 01-07-2009 01-05-2009 01-03-2009 01-01-2009 01-11-2008 01-09-2008 01-07-2008 01-05-2008 01-03-2008 01-01-2008 0 Grafik Gempa Tektonik Lokal G. Raung 2008 - 2009 Jumlah Gempa 5 4 TL 3 2 1 01-11-2009 01-09-2009 01-07-2009 01-05-2009 01-03-2009 01-01-2009 01-11-2008 01-09-2008 01-07-2008 01-05-2008 01-03-2008 01-01-2008 0 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 01-11-2009 01-09-2009 01-07-2009 01-05-2009 01-03-2009 01-01-2009 01-11-2008 01-09-2008 01-07-2008 01-05-2008 01-03-2008 TJ 01-01-2008 Jumlah Gempa Grafik Gempa Tektonik Jauh G. Raung Gaya Berat Harga gayaberat pada lintasan A-B (seperti ditunjukkan pada peta lintasan magnetik G. Raung) adalah ditunjukkan pada tabel dibawah ini : Tabel harga G relatif terhadap GT-1 Station GT-1 GT-2 GT-3 GT-4 GT-5 GT-6 GT-7 GT-8 Tinggi (meter) 710 735 800 875 940 1030 1150 1500 del G GT-1 0.0000 -7.5178 -21.1896 -36.3867 -50.8628 -68.7573 -86.4413 -151.3490 GT-9 GT-9A GT-10 1775 2550 2840 -204.9067 -395.8760 -468.2425 Catatan : titik ukur referensi adalah GT-1, data belum terkoreksi medan Geomagnet Peta di bawah ini menunjukkan jalur lintasan survei penyelidikan geomagnet di G. Raung. Harga intensitas magnetik pada titik ukur lintasan A – B ditunjukkan pada tabel dan profil penampang magnetik G. Raung. Peta lintasan magnetik G. Raung, Jawa Timur Profil penampang magnetik G. Raung Data Magnetik Lintasan A - B G. Raung Titik GT-1 GT-2 GT-3 GT-4 GT-5 GT-6 GT-7 GT-8 GT-9 GT-10 Waktu 07:37 07:55 08:14 08:34 08:50 09:06 09:25 10:32 15:03 10:44 Harga 45439 45294 45444 45578 45566 45788 46172 46217 46589 46800 Koreksi - 10 - 12 - 13 - 12.5 - 14 - 14 - 14 -7 + 13 - 11 Harga Akhir 45429 45282 45431 45565.5 45552 45774 46158 46210 46602 46789 Secara umum kecenderungan intensitas magnetik pada lintasan A-B adalah naik (dari harga 200 – 800 gamma). Berdasarkan profil intensitas magnetik, kemungkinan adanya anomali magnetik signifikan terletak antara titik ukur GT.6 dan GT.7. Mengacu pada peta geologi G. Raung, anomali magnetik ini sangat mungkin disebabkan oleh adanya struktur sesar. Sedangkan di sekitar puncak G. Ruang tidak terlihat adanya anomali magnetik yang signifikan. Potensial Diri Pengukuran potensial diri G. Raung dilakukan mengikuti lintasan survei geomagnet dan gayaberat, secara radial mulai dari kaki menuju puncak. Grafik harga S-P G. Raung Harga-harga potensial dikoreksi dengan harga variasi harian di base station, untuk menghindari adanya arus telurik (telluric current). Oleh karena survei SP ini merupakan survei awal maka analisis untuk penentuan adanya anomali SP belum bisa dilakukan. Namun demikian kemungkinan mulai adanya perubahan temperatur/konsentrasi fluida terletak antara titik ukur GT.7 dan GT.8 atau disekitar pertengahan lereng G. Raung. GEOKIMIA Kimia Batuan Batuan G. Raung terdiri dari basalt dan andesit dengan komposisi kimia seperti tabel di bawah ini : Analisa Kimia 1971 SiO2 FeO Fe2O3 Al2O3 FeO2 MnO P2O5 CaO MgO Na2O K2O S total H2O - 110oL Hilang dibakar Analisa Kimia 1959 S2O2 Fe2O3 FeO Al2O3 FeO2 S CaO MgO MnO K2O Na2O CO2 H2O H2O+ SO3 P2O5 Pasir Nopember 1955 51,1 4,1 5,7 21,7 1,3 9,2 2,2 0,1 1,6 2,9 0,2 0,1 tidak ada 0,4 Batuan beku G. Raung 50,06 % 5,45 6,21 17,61 1,44 0,15 0,16 8,04 5,06 2,41 1,39 0,68 0,60 1,25 Pasir Februari 1956 51,04 8,82 1,93 20,91 1,19 0,08 9,25 3,30 0,16 1,57 2,67 tidak ada 0,36 tidak ada - 50,92 7,78 2,30 19,95 1,43 0,05 8,40 3,29 0,17 1,79 2,84 tidak ada 0,16 tidak ada - MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI Kegiatan vulkanik G. Raung dipantau dari Pos PGA yang terletak di bagian tenggara G. Raung, yaitu di Dusun Mangaran, Desa Sraji, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi, pada ketinggian ± 650m dpl. Pemantauan yang dilakukan berupa pengamatan visual dan kegempaan. Visual Dalam keadaan normal teramati hembusan asap kawah berwarna putih tipis setinggi ± 50-100 m di atas puncak dengan tekanan lemah (Mei 1995). Kegiatan lain yang diamati berupa solfatara dan fumarola yang terletak pada bukit dan bibir kawah sinder cone bagian barat dan di dasar kawah bagian barat. Seismik Pengamatan kegempaan menggunakan 1 set seismograf dengan sistem pancar (RTS) model MEQ-800. Stasiun Seismik berada pada koordinat 7°59’34,20“ LS dan 113°18’39,80“ BT, pada ketinggian ± 483 m. Pemantauan aktifitas kegempaan dengan menggunakan seismograf MEQ-800 dilakukan sejak tahun 1995 hingga pertengahan 1996, sedangkan pemakaian seismograf jenis Kinemetrics PS-2 satu komponen menggantikan seismograf MEQ-800 sejak pertengahan 1996 hingga sekarang. KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI Untuk menghadapi bahaya letusan G. Raung seperti yang pernah terjadi di waktu sejarah, maka disusunlah Peta Kawasan Rawan Bencana G. Raung yang ada sekarang ini terdiri dari tiga kawasan, yaitu Kawasan Rawan Bencana I, Kawasan Rawan Bencana II dan Kawasan Rawan Bencana III. Kawasan Rawan Bencana III (KRB III) Untuk kasus G. Raung, KRB-III adalah merupakan kawasan yang sering terlanda awan panas, aliran lava dan bahan lontaran batu (pijar). Dalam kondisi meletus Kawasan Rawan Bencana-III (KRB-III) G. Raung berlaku sebagaimana di gunungapi lain meskipun gunungapi tersebut tidak sering meletus dimana ada sektor yang sering terlanda oleh aliran massa maupun material lontaran batu (pijar) dan hujan abu lebat. Kawasan Rawan Bencana III (KRB-III) G. Raung terdiri atas dua bagian, yaitu kawasan yang akan selalu terlanda oleh: a. Aliran massa (awan panas dan aliran lava). b. Material lontaran batu (pijar) seperti bom gunungapi, dan jatuhan piroklastik (hujan abu lebat). Kawasan Rawan Bencana II (KRB II) Kawasan Rawan Bencana-II (KRB-II), adalah kawasan yang berpotensi terlanda awan panas, aliran lava, lontaran batu (pijar) dan hujan abu lebat. Kawasan ini dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: a. Kawasan rawan bencana terhadap aliran massa berupa awan panas, dan aliran lava. b. Kawasan rawan bencana terhadap bahan lontaran batu (pijar) dan hujan abu lebat berjenis ash dry and wet fall. Perluasan awan panas kemungkinan dapat terjadi apabila letusan di masa mendatang lebih besar dari letusan masa silam atau terjadi percampuran (magma mixing), sehingga terjadi letusan hebat yang banyak merubah keadaan morfologi G. Raung secara drastis. Kawasan Rawan Bencana-I (KRB-I) Kawasan Rawan Bencana-I (KRB-I) adalah kawasan yang berpotensi terlanda lahar/banjir dan kemungkinan dapat terkena perluasan aliran piroklastik (awan panas). Apabila letusannya membesar, maka kawasan ini sangat berpotensi tertimpa bahan jatuhan piroklastik berupa lontaran batu (pijar) dan hujan abu berjenis ash dry fall. Kawasan Rawan Bencana-I (KRB-I) ini dibedakan menjadi dua bagian, yakni: a. Kawasan rawan bencana terhadap aliran massa berupa lahar/banjir, dan kemungkinan perluasan awan panas, terletak di sepanjang daerah aliran sungai/di dekat lembah sungai atau di bagian hilir sungai yang berhulu di daerah puncak. b. Kawasan rawan bencana terhadap jatuhan piroklastik berupa hujan abu berjenis ash dry fall tanpa memperhatikan arah tiupan angin (saat terjadi letusan), dan kemungkinan dapat terkena lontaran batu (pijar). Peta Kawasan Rawan Bencana G. Raung DAFTAR PUSTAKA Djumarma, A., 1986, Pengamatan & penyelidikan seismik G. Raung, 1985 1986, Arsip Direktorat Vulkanologi, Bandung. Erfan, R.D., 1989, Pengawasan/Pengamatan G. Raung, Juli 1989, Arsip Direktorat Vulkanologi, Bandung. Hamidi, S., Sunarman, 1999, Laporan Pengumpulan Data dan Informasi G. Raung, Arsip Direktorat Vulkanologi, Bandung. Kusumadinata, K., 1979, Vulkanologi, Bandung. Data Dasar Gunungapi Indonesia, Direktorat Mulyana, A.R., dkk, 2007, Peta Kawasan Bencana Gunungapi Raung, Jawa Timur, PVMBG, Bandung. Pamitro, Y.E., dkk, 2007, Laporan Pemantauan Kegiatan Gunungapi Raung, Jawa Timur, PVMBG, Bandung. Rasjid, S.A., 1984, Pengamatan seismik G. Raung, Mangaran, Banyuwangi, Oktober - Nopember 1984, Arsip Direktorat Vulkanologi, Bandung. Sutawidjadja, I.S., dkk, 1996, Peta Geologi Gunungapi Raung, Jawa Timur, Direktorat Vulkanologi, Bandung. Wahyudin, D., 1995, Pengawasan/Pengamatan kegiatan vulkanik G. Raung dan Kw. Ijen, Jawa Timur, Mei 1995, Arsip Direktorat Vulkanologi, Yohana, T., dkk, 1993, Penyelidikan Geofisika Terpadu G. Raung Agustus 1993, Direktorat Vulkanologi, Bandung.