TUGAS KELOMPOK ANALISIS LANSEKAP TERPADU “PEMBENTUKAN PULAU SUMATERA KARENA AKTIVITAS VULKANIK” DISUSUN OLEH KELOMPOK SUMATERA 1. AMALIA AFAI LUBIS 115040201111180 2. CUT SRI RAHAYU 115040200111127 KELAS C DOSEN : Dr. Ir. Sudarto, MS PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir-akhir ini, Indonesia dilanda berbagai bencana seperti banjir di Jakarta dan sekitarnya selama kurang lebih 1 bulan penuh yang telah melumpuhkan aktivitas masyarakat perkotaan. Banyak kerugian yang ditimbulkan baik dalam segi ekonomi dan sosial masyarakat. Belum lama berselang, Gunung Sinabung di Medan, Sumatera Utara yang mengeluarkan erupsinya pada bulan Januari lalu yang menyebabkan puluhan orang meninggal dan masyarakat lainnya harus mengungsi ke tempat yang lebih aman yang diikuti dengan meletusnya Gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur yang abu vulkaniknya dapat dirasakan sampai provinsi Jawa Barat. Indonesia adalah Negara yang memiliki banyak gunung baik yang aktif maupun yang tidak aktif, berada di laut maupun di darat. Lokasi Indonesia yang diberada di atas lempengan subduction yaitu penunjaman akibat pergeseran lempeng India-Australia mengakibatkan terbentuknya berbagai gunung di sepanjang pulau Sumatera dan Jawa. Kejadian ini menunjukkan adanya aktivitas lempeng sepanjang pulau Sumatera dan Jawa yang aktif yang memicu beberapa gunung berapi yang dilintasi oleh aktivitas lempengnya. Gunung berapi aktif yang ada sepanjang barat pulau Sumatera melewati pulau Jawa hingga Laut Banda adalah jantung kehidupan masyarakat sekitarnya karena tanah sekitarnya menjadi subur akibat aktivitas vulkanik yang terjadi. Kenyamanan tinggal di dekat pegunungan yang berudara sejuk menyebabkan masyarakat lebih memilih tinggal di lereng pegunungan. Hal ini juga menjadi perhatian para peneliti dan kalangan serta masyarakat bahwa kita tinggal di perlintasan gunung berapi yang aktif atau sering disebut sebagai jalur Ring of Fire. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Gunung Api Para peneliti gunung api belum dapat menetapkan istilah dari gunung api, namun ada beberapa pendapat bahwa gunung api adalah lubang atau saluran yang menghubungkan suatu wadah berisi bahan yang disebut magma. Magma yang masuk melalui saluran bumi dan terhimpun di sekelilingnya sehingga membangun suatu kerucut dinamakan kerucut gunung api (Koesoemadinata, 1977) Ada pendapat lain bahwa gunung api (vulkan) adalah suatu bentuk timbulan di muka bumi, pada umumnya berupa suatu kerucut raksasa, kerucut terpancung, kubah ataupun bukit yang diakibatkan oleh penerobosan magma ke permukaan bumi. 2.2 Persebaran Gunung Api di Indonesia Indonesia terletak pada ujung pertemuan 3 lempeng yaitu: lempeng IndoAustralia yang bergeser ke utara, lempeng Pasifik yang bergerak ke barat dan lempeng Eurasia yang relatif bergerak ke arah selatan. Diketahui, saat ini lempeng Samudera Indo-Australia bergerak ke udara dengan kecepatan rata-rata 5,5 - 7 cm per tahun, lempeng Samudera Pasifik bergerak ke barat laut dengan kecepatan rata-rata lebih dari 7 cm per tahun dan Eurasia bergerak ke barat daya dengan kecepatan rata-rata 2,6 – 4,1 cm per tahun berdasarkan pengukuran Very-long Baseline Interferometry (VLBI). Peta sebaran gunungapi di Indonesia 2.3 Proses Terbentuknya Gunung api Terbentuknya gunung api di permukaan bumi disebabkan oleh terjadinya dinamika pada bagian inti bumi dan menghasilkan bentukan tektonik dan gunung api. Gunung api terbentuk pada jalur-jalur tabrakan gunung api yaitu: a. Terbentuk di daerah punggungan tengah samudera tempat berpisahnya/mekarnya lempeng kulit bumi yang pecah dan saling menjauhi. b. Terbentuk pada pertumbukan antara lempeng benua dengan lempeng samudera dan lempeng samudera dengan lempeng samudera. c. Terbentuk pada titik panas tempat keluarnya magma ke permukaan (di benua maupun di samudera) 2.4 Jenis-jenis Gunung api a. Stratovolkano : terdiri atas lapisan lava mengeras serta abu vulkanik b. Perisai : bentuknya landai dan sedikit menggelembung, terbentuk dari lava yang mengalir dengan lancar c. Cinder Cone : pecahan kecil batuan vulkanik menyebar di sekeliling gunung, membentuk mangkuk di puncaknya d. Kaldera : terbentuk dari ledakan yang sangat kuat yg melempar ujung atas gunung sehingga membentuk cekungan 2.5 Material yang dihasilkan dari Gunung api a. Lava : cairan larutan silika pijar yang mengalir keluar dari dalam bumi melalui kawah gunung api atau celar patahan yang sumbernya membentuk aliran seperti sungai melalui lembah dan membeku menjadi batuan. b. Awan Panas : (Neu ardentes/aliran piroklastik), dihasilkan dari percikan lava yang bergulung-gulung seperti awan, didalamnya batuan pijar dan material vulkanik yang padat bercampur gas bersuhu tinggi. c. Abu/pasir vulkanik : jatuhan yang disemburkan ke udara saat terjadi suatu letusan kawah sampai radius 5 – 7 km dari kawah, berukuran halus dan dapat jatuh pada jarak mencapai ratusan bahkan ribuan kilometer. d. Gas vulkanik : gas yang dikeluarkan saat terjadi letusan, umumnya saat letusan freatik, contoh: SO2, gas Nitrogen (N2, NO2), dll. e. Hujan lumpur : terjadi bila letusan yang terjadi berada di dekat danau di kawah. f. Lahar letusan : terjadi pada gunung api yang berdanau kawah seperti di Gunung Kelud saat letusan tahun 1996. g. Aliran lahar : terjadi pada gunung api yang baru meletus sehingga banyak materi yang terlepas dan bercampur dengan batuan lama dan mengalir kemudian diendapkan. (Mulya, 2004) 2.6 Dampak Positif Gunungapi terhadap Kehidupan dan Lingkungan Topografi yang terbentuk dari gunungapi telah mempengaruhi kondisi lingkungan sekitar baik biofisik tanah dan iklim sekitarnya. Tanah sekitar gunungapi yang subur karena terbentuk dari batuan dan mineral gunungapi mendukung pertumbuhan tanaman baik tanaman pohon atau tanaman untuk budidaya. Beragamnya jenis pepohonon yang tumbuh di sepanjang punggung gunung dan lebat dapat menjadi daerah resapan air hujan untuk memyimpan air pada tanah yang nantinya akan membentuk mata air yang bermanfaat untuk masyarakat sekitar gunung api. Melimpahnya mata air dan tanaman yang tumbuh bermanfaat bagi masyarakat sekitar gunungapi untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan melakukan usaha seperti perkebunan atau areal persawahan. Keberadaan hutan alami di gunungapi juga berperan penting dalam meningkatkan taraf ekonomi masyarakat sekitar sebagai penghasil kayu hutan yang menjadi sumber penghasilan untuk industri atau perkebunan. Selain itu hutan alami juga sumber dan habitat alami flora serta fauna. Sumberdaya gunung api telah digunakan baik secara langsung maupun tidak langsung seperti pembukaan hutan produksi dan perkebunan, pemanfaatan bahan galian batuan maupun mineral untuk bahan bangunan, sumberdaya panas bumi untuk pembangkit tenaga listrik dari panas bumi (geothermal) atau untuk keperluan rumah tangga, dan industri pariwisata. 2.7 Dampak Negatif Gunungapi terhadap Kehidupan dan Lingkungan Selain pengaruh positif, gunungapi juga berpotensi memberikan dampak negatif pada manusia yang hidup dan lingkungan disekitarnya. Letusan gunungapi sangat berbahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya seperti hewan ternak dan tanaman. Bahaya langsung berasal material yang dikeluarkan secara langsung oleh gunungapi dan daerah rawan bencan yang sampai beradius lebih dari 10 kilometer. Letusan gunungapi juga akan menimbulkan kerusakan pada tempat yang dilaluinya seperti pemukiman atau perkebunan, juga dengan dapat mencemari air sungai sehingga tidak dapat digunakan untuk keperluan irigasi lahan dan keperluan air minum. Kegiatan di udara seperti penerbangan akan terganggu karena abu vulkanik yang berada pada atmosfir akan mengurangi jarak pandang pesawat dan mempercepat mesin pesawat menjadi aus (rusak), serta abu vulkanik yang terbawa udara dapat terbang sangat jauh melebihi batas daerah rawan bencana. BAB III PEMBAHASAN 3.1 Proses Pembentukan Pulau Sumatera melalui Aktivitas Vulkanis Pembentukan Pulau Sumatera tidak lepas dari proses tektonik di zona subduction (penujaman) yang terjadi di laut bagian barat Pulau Sumatera. Proses subduksi inilah yang membentuk barisan pegunungan baik aktif maupun non aktif letusan yang akan mempengaruhi pembentukan tanah di sekitarnya. Sebaran gunungapi dan pegunungan di Pulau Sumatera terletak pada bagian barat Sumatera memanjang dari utara hingga selatan dan akan terus bertambah bersamaan dengan proses subduksi tiap tahunnya. Gunungapi yang ada di sepanjang barat Pulau Sumatera telah membuat daerah sekitarnya memiliki kondisi tanah yang subur dan dapat ditanami serta dipenuhi dengan sumberdaya alam yang melimpah. hal ini menyebabka perbedaan tingkat kesuburan tanah di Pulau Sumatera di bagian barat dengan bagian timur. Daerah gunungapi di bagian barat Sumatera berkontribusi memberikan material batuan dan mineral yang berperan sebagai bahan induk tanah yang mengandung banyak kandungan unsur hara, sedangkan di bagian timur Sumatera tidak ditemukan gunung api karena letaknya yang jauh dari zona subduksi dan sebaran material vulkanik dari gunungapi akan lebih sedikit. Namun daerah bagian timur banyak ditemui kawasan penambangan mineral, yang menunjukkan bahwa daerah bagian timur terdapat timbunan bahan mineral dalam tanah yang sudah cukup lama. DAFTAR PUSTAKA Mulya, Agung., 2004. Pengantar Ilmu Kebumian. Penerbit: Pustaka Setia, Bandung.